You are on page 1of 8

Volume 12 No.

1
Januari 2020
ISSN : 2085 t 1669
e-ISSN : 2460 t 0288
Website : jurnal.umj.ac.id/index.php/jurtek
Email : jurnalteknologi@umj.ac.id

U N I V E R S I T A S M U H A M M A D I Y A H J A K A R T A

EFEK USIA, PENGALAMAN BERKENDARA, DAN


TINGKAT KECELAKAAN TERHADAP DRIVER BEHAVIOR
PENGENDARA SEPEDA MOTOR
Lovely Lady1,*, Lisan Auliya Rizqandini2, Dyah Lintang Trenggonowati3
1,2,3
Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa
Jln. Jendral Sudirman km 3, Cilegon
E-mail: lady@untirta.ac.id

Diterima: 12 Juli 2019 Direvisi: 29 Agustus 2019 Disetujui: 27 November 2019

ABSTRAK
Motor merupakan kendaraan pribadi yang banyak digunakan untuk transportasi di kota-kota di Indonesia karena
harga belinya yang relatif murah dan kelincahannya. Tingkat kecelakaan lalu lintas yang melibatkan sepeda
motor adalah jenis kecelakaan tertinggi di Indonesia. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi penyimpangan
dan pelanggaran berkendara yang dilakukan oleh pengendara sepeda motor, serta menganalisa hubungan tingkat
pelanggaran lalu lintas dengan faktor usia, pengalaman berkendara, dan kecelakaan lalu lintas yang dialami
pengendara. Kebiasaan mengemudi diteliti menggunakan Driver behavior questionnaire (DBQ.) Analisa variansi
dan analisa korelasi digunakan untuk mengetahui hubungan antara driver behavior dengan ketiga faktor yang
diamati. Penelitian dilakukan di Kota Cilegon dan penyebaran kuesioner dilakukan pada 8 kecamatan di Kota
Cilegon. Dari penelitian ini didapatkan kelompok pelanggaran mengemudi yang terbanyak dilakukan adalah
ordinary violation atau pelanggaran yang sengaja dilakukan. Pelanggaran yang dilakukan pengemudi pada
tingkat usia remaja (17-25 tahun) dan tingkat usia dewasa awal (26-35 tahun) signifikan lebih tinggi dibanding
pelanggaran yang dilakukan oleh pengendara pada usia dewasa akhir (•36 tahun). Berdasarkan analisis korelasi
didapatkan bahwa pengalaman berkendara memiliki tingkat korelasi sedang dengan driver behavior pelanggaran
lalu lintas (R2 =0,463), sedangkan pelanggaran lalu lintas memiliki korelasi rendah dengan jumlah kecelakaan
yang dialami pengendara.

Kata kunci: Driver Behavior Questionnaire (DBQ), Human error, Lapse, Error, Violation

ABSTRACT

The motor vehicle widely used for transportation in cities in Indonesia because the price of purchasing a
relatively cheap and agility of motorcycles passing the streets. But along with the increase of users, level of
motorcycle traffic accidents also increases. This research aims to identify irregularities and violations of the
motorist when driving, analyze the relationship of the level of traffic violations and a factor of age, driving
experience, and a traffic accident riders. Driving habits are examined using a Driver Behavior Questionnaire
(DBQ.) Analysis of variansi and correlation analysis were used to find out the relationship between driver
behavior with these three factors that are observed. Research conducted in the town of Cilegon and the
dissemination of questionnaires conducted on 8 subdistricts in the city. This research obtained the most driving
offences group is ordinary violation. Ordinary violation mean violation that was deliberately done. Driver
violations by motorist of teen age (17-25 years) and early adulthood (26-35) significantly higher than any
violations committed by motorists of late adulthood (•36 years). Based on the analysis of the correlations
driving experience has a medium level of correlation with driver behavior in the form of traffic offences (R2 =
0.463), whereas traffic violations have a low correlation with motorist accidents experienced.

Keywords: Driver Behavior Questionnaire (DBQ), Human error, Violation, Error, Lapse

DOI: https://dx.doi.org/10.24853/jurtek.12.1.57-64
Jurnal Teknologi Volume 12 No. 1 Januari 2020 ISSN : 2085 t 1669
Website : jurnal.umj.ac.id/index.php/ e-ISSN : 2460 t 0288

PENDAHULUAN standar performansi yang telah ditentukan


Banyak masyarakat memilih menggunakan sebelumnya sehingga menyebabkan adanya
kendaraan pribadi untuk bepergian karena penundaan akibat dari kesulitan, masalah,
kendaraan pribadi memiliki berbagai insiden, dan kegagalan. Human error dapat di
kemudahan antara lain dapat mengatur rute definisikan sebagai keputusan atau perilaku
sesuai dengan kebutuhan, dapat bepergian manusia yang tidak tepat yang mengurangi
sewaktu-waktu, terhindar dari keadaaan harus atau berpotensi mengurangi efektivitas,
menunggu kendaraan umum lewat dan keselamatan atau performa sistem.
berbagai kemudahan lain. Sepeda motor Selain human error, faktor usia menjadi salah
merupakan kendaraan pribadi yang banyak satu faktor yang tidak bisa dipisahkan dari
digunakan oleh masyarakat Indonesia karena munculnya risiko kecelakaan (Lam, 2002).
harga belinya relatif murah serta biaya service Sejalan dengan hal tersebut Nordfjærn (2012)
dan kebutuhan bahan bakar yang ekonomis juga memberikan hasil penelitian yang
(Susantono, 2014). Berdasarkan data dari BPS menggambarkan bahwa faktor demografis usia
Cilegon tahun 2015, perkembangan jumlah menjadi salah satu hal yang dapat
kendaraan bermotor di Cilegon dirinci menurut mempengaruhi munculnya risiko kecelakaan
jenisnya yang paling banyak digunakan dalam berkendara baik pada negara maju
masyarakat adalah kendaraan beroda dua atau maupun berkembang. Heck dan Carlos (2006)
sepeda motor yaitu sebanyak 206.992 unit menjelaskan bahwa ancaman risiko akan
sedangkan kendaraan roda empat seperti mobil keselamatan dalam berkendara pada para
yaitu sebanyak 28.087 unit, bus sebanyak 432 pengendara muda tidak terlepas dari minimnya
unit dan truck sebanyak 9.400 unit. Namun pengalaman berkendara yang dimiliki. Sebagai
seiring dengan bertambahnya pengguna sepeda pengendara pemula, pengalaman dalam
motor, tingkat kecelakaan lalu lintas juga berkendara menjadi kendala yang dapat
semakin meningkat. Hal ini dikarenakan meningkatkan risiko kecelakaan. Hal ini
kelalaian dan kurangnya kesadaran pengendara karena pengalaman dalam berkendara
motor untuk lebih berhati-hati ketika mengarahkan pada sejauh mana tingkat
berkendara. kemampuan pengendara di dalam menguasai
Di Indonesia jumlah korban meninggal akibat kendaraannya baik ketika dalam kondisi yang
kecelakaan lalu lintas mencapai 120 jiwa per biasa maupun dalam kondisi tiba-tiba yang
hari dan sebagian besar kasus terjadi pada membutuhkan respon secara cepat.
pengendara sepeda motor (Dine Wahyu Prima, Kecelakaan lalu lintas yang terjadi akibat
dkk, 2015). Berdasarkan data dari WHO pada kelalaian Pengendara atau human error seperti
tahun 2004, terdapat tiga faktor penyebab memacu kendaraan dengan kecepatan tinggi,
kecelakaan lalu lintas yang membahayakan kondisi motor tidak sesuai standar, melawan
individu. Faktor pertama adalah manusia arus, membelok tanpa menyalakan lampu sein,
(human error), faktor kedua adalah kendaraan hingga mengangkut penumpang lebih dari satu
(machine error), dan faktor ketiga adalah jalan orang. Kecelakaan lalu lintas adalah kejadian
dan lingkungan (road and environment error). pada lalu lintas jalan yang sedikitnya
Di antara ketiga faktor tersebut, human error melibatkan satu kendaraan yang menyebabkan
merupakan faktor paling besar dalam cedera atau kerusakan atau kerugian pada
terjadinya kecelakaan lalu lintas. Human error pemiliknya. Errors dapat dilihat sebagai
adalah suatu tindakan, keputusan yang tidak suatu konsekuensi dari pada penyebab
diperlukan/tidak tepat yang dapat mengurangi (Reason, 2000). Tindakan tidak aman
atau berpotensi mengurangi efektifitas, seperti memacu kendaraan diatas batas
keamanan, atau performansi suatu sistem. aman (kecepatan > 40 km/jam)
Human error dapat berasal dari perilaku
berhubungan dengan banyak terjadi
pengendara maupun pengemudi di jalan raya,
persepsi, pola berlalu lintas, keterampilan kecelakaan sepeda motor di Indonesia
mengendarai, perhatian/konsentrasi di jalan (Sulistio, 2018). Faktor sosial, sosioekonomi,
raya, masalah sosial, maupun masalah emosi gaya hidup, budaya, gaya dan keterampilan
dari pengendara maupun pengemudi di jalan mengemudi secara umum berpengaruh
raya. Peters (2006) menyebutkan bahwa terhadap kebiasaan pelanggaran mengemudi
human error adalah suatu penyimpangan dari yang dilakukan pengemudi (Bener, dkk.,

58
Lovely Lady, Lisan Auliya Rizqandini, Dyah Lintang Trenggonowati: Efek Usia, Pengalaman Berkendara, dan Tingkat Kecelakaan Terhadap
Driver Behavior Pengendara Sepeda Motor

Jurnal Teknologi 12 (1) pp 57-64 © 2020

2016). Investigasi pelanggaran pengendara melakukan perilaku menyimpangan tersebut.


mobil di Iran menunjukkan pelanggaran Tabel berikt berisi pernyataan yang terdapat
dominan adalah pengendara melaju dengan dalam kuesioner DBQ.
kecepatan melebihi batas maksimal (Kashani, Terdapat tiga kelompok penyimpangan yang
2016). Kecelakaan lalu lintas merupakan dilakukan seseorang dalam mengemudi yaitu :
kejadian yang sulit diprediksi kapan dan a. Lapse
dimana terjadinya. Kecelakaan tidak hanya Lapse adalah kesalahan yang tidak tampak saat
trauma, cedera, ataupun kecacatan tetapi juga sedang berperilaku, terkait dengan hilangnya
kematian. Dari beberapa definisi kecelakaan konsentrasi saat mencapai suatu tujuan ketika
lalu lintas dapat disimpulkan bahwa sedang mengemudi.
kecelakaan lalu lintas merupakan suatu b. Error
peristiwa pada lalu lintas jalan yang tidak Error adalah perilaku menyimpang ataupun
diduga dan tidak diinginkan yang sulit kesalahan yang dilakukan tanpa sengaja.
diprediksi kapan dan dimana terjadinya, Menurut Reason dkk. didalam (Stradling,
sedikitnya melibatkan satu kendaraan dengan 2000), error merupakan salah satu contoh
atau tanpa pengguna jalan lain yang kesalahan pengemudi pada pelaksanaannya
menyebabkan cedera, trauma, kecacatan, walaupun sebelumnya tidak direncanakan oleh
kematian dan/atau kerugian harta benda pada pengemudi tersebut.
pemiliknya (korban). c. Violation
Berdasarkan data dari kepolisian Republik Violation adalah dengan sengaja melakukan
Indonesia pada tahun 2017, kecelakaan lalu kesalahan dengan maksud melanggar hukum
lintas pada pengendara sepeda motor lebih (Stradling, 2000). Menurut Reason (2000),
sering terjadi dibandingkan kecelakaan lalu violation merupakan salah satu bentuk perilaku
lintas kendaraan beroda empat seperti mobil, yang secara tipikal mengarah pada aggresive
bus, atau truk, sehingga penelitian ini driving.
bertujuan untuk melakukan analisa terhadap
driver behavior pada pengendara motor dan Responden
menganalisa penyebab pelanggaran yang Responden adalah pengendara motor yang
dilakukan serta usaha pengurangan kebiasaan diambil secara random. Responden dipastikan
pelanggaran yang dilakukan pengemudi. berumur antara 17 sampai 55 tahun, sudah
memiliki Surat Izin Mengemudi (SIM). Jumlah
METODE PENELITIAN responden yang terkumpul dalam penelitian ini
100 orang.
Kuesioner
Driver Behavior Questionnaire (DBQ) Lokasi Penelitian
digunakan untuk pengumpulan data kebiasaan Penelitian ini dilakukan di Kota Cilegon-
pengemudi dalam berkendara. Driver Behavior Indonesia. Pengambilan data dilakukan
Questionnaire (DBQ) dikembangkan oleh terhadap masyarakat Kota Cilegon yang
Reason, Manstead, Stradling, Baxter dan menggunakan kendaraan bermotor dalam
Campbell tahun 1990 sebagai alat untuk beraktifitas sehari-hari dengan mewawancarai
menilai perilaku mengemudi yang pengemudi di beberapa lokasi parkir, di mall,
menyimpang. Kuesioner ini memiliki 28 buah atau saat di kantor dengan terlebih dahulu
item perilaku yang terdiri dari 8 item pada memastikan responden menggunakan motor
violation, 8 item pada lapses, 6 item pada untuk bepergian sehari-hari.
ordinary violent dan 6 item pada aggressive
violent. Responden diminta untuk menanggapi HASIL DAN PEMBAHASAN
setiap item perilaku dengan menunjukkan Pada penelitian ini sampel pengendara
seberapa sering mereka berperilaku seperti yang diambil sebanyak 100 orang pengendara
yang ditunjukkan dengan skala yang terdapat motor yang memiliki surat izin mengemudi
didalam kuesioner. Responden diminta untuk (SIM). Penyebaran kuesioner dilakukan pada 8
menilai skala enam poin (1 = tidak pernah; 2 = kecamatan di Kota Cilegon yaitu Kecamatan
hampir tidak pernah; 3 = kadang-kadang; 4 = Cilegon, Cibeber, Jombang, Citangkil,
cukup sering; 5 = sering; 6 = hampir sepanjang
waktu) tentang seberapa sering mereka

59
Jurnal Teknologi Volume 12 No. 1 Januari 2020 ISSN : 2085 t 1669
Website : jurnal.umj.ac.id/index.php/ e-ISSN : 2460 t 0288

Purwakarta, Ciwandan, Grogol, dan No Pernyataan


Pulomerak. Lapse
1 Mencoba berkendara menjauhi lampu
Data demografi penyebaran kuesioner lalu lintas dengan gigi yang salah.
Dari 100 kuesioner yang diisi oleh 2 Masuk jalur yang salah saat mendekati
bundaran atau persimpangan.
responden, sebanyak 74 responden berjenis
3 Lupa dimana anda memarkirkan
kelamin pria dan 26 responden berjenis kendaraan anda di area parkir.
kelamin wanita. Berdasarkan kriteria umur 4 Menyadari kesalahan selama berkendara,
sebanyak 22 responden berada pada rentang tetapi tetap melakukanya pada jalan-jalan
umur 17-21 tahun, 40 responden berada pada tertentu.
rentang umur 22-25 tahun, 24 responden 5 Menyalakan sesuatu ketika bermaksud
berada pada rentang umur 26 ± 35 tahun dan menyalakan sesuatu yang lain.
14 responden pada rentang 36 ± 55 tahun. 6 Salah membaca tanda dan keluar dari
Kuesioner DBQ berisi pernyataan bundaran pada jalan yang salah.
pelanggaran-pelanggaran yang dilakukan 7 Tidak mengingat dengan jelas jalan
yang sudah dilalui.
responden di jalan raya. Nilai Score driver
8 Menabrak sesuatu ketika memutar baik
behavior questionaire diisi menggunakan skala yang sebelumya tidak anda lihat.
likert, bertambah tinggi nilai jawaban berarti Ordinary Violation
bertambah sering pelanggaran lalu lintas yang 1 Mengabaikan kecepatan kendaraan
dilakukan oleh responden. Responden diminta Di jalan umum.
untuk menilai dengan skala 1 sampai 6 (1 = 2 Menerobos persimpangan ketika lampu
tidak pernah; 2 = hampir tidak pernah; 3 = lalu lintas sudah berubah menjadi merah
kadang-kadang; 4 = cukup sering; 5 = sering; 6 3 Menyalip pengendara yang pelan dari
= hampir sepanjang waktu) untuk menanggapi dalam.
setiap pernyataan dalam kuesioner dengan 4 Berkendara ketika anda dalam pengaruh
menunjukan seberapa sering mereka alkohol (Mabuk).
5 Mengabaikan batas kecepatan pada jalan
berperilaku seperti yang ditunjukan pada skala
raya.
yang terdapat dalam kuesioner. Tabel 1 berikut 6 Berkendara dekat dengan mobil di depan,
berisi pernyataan-pernyataan dalam Kuesioner sehingga sulit untuk berhenti/ mengerem
DBQ. ketika darurat.
Aggressive Violation
Tabel 1. Pernyataan-Pernyataan dalam 1 Membunyikan klakson untuk
Kuesioner DBQ menunjukan kekesalan pada pengguna
jalan lain
No Pernyataan 2 Tetap di jalur yang anda tahu akan
Error ditutup sampai menit terakhir sebelum
1 Mengabaikan kecepatan kendaraan memaksa jalan anda ke jalur lain.
yang datang ketika menyalip. 3 Keluar dari persimpangan sejauh Anda
2 Tidak melihat spion sebelum bermanuver memaksa Anda masuk ke lalu lintas
3 Lupa memberi tanda sen dan hampir 4 Marah terhadap tipe pengendara tertentu,
mengalami tabrakan. menunjukan kebencianmu
4 Mencoba menyalip pengendara yang 5 Marah terhadap pengendara lain,
memberikan tanda berbelok. kemudian mengejarnya.
5 Saat mengantri untuk belok ke kiri hampir 6 Berlomba menjauhi lampu merah untuk
menabrak mobil di depan. mengalahkan pengendara lain.
6 Tidak menyadari pejalan kaki Sumber : Kashani (2016)
menyebrang ketika belok ke sisi jalan.
7 Mengerem terlalu cepat, atau salah Jenis Pelanggaran Human Error
berbelok sampai terpeleset.
8 Saat berbelok ke kanan, hampir Dari 28 pernyataan pada driver behavior
menabrak pengendara lain yang datang quesionnnaire kemudian dikelompokkan
dari dalam. berdasarkan jenis pelanggarannya menjadi 4
tipe pelanggaran. Pelanggaran yang paling
ringan adalah error (kesalahan tidak disengaja)
sampai pelanggaran terberat berupa aggressive

60
Lovely Lady, Lisan Auliya Rizqandini, Dyah Lintang Trenggonowati: Efek Usia, Pengalaman Berkendara, dan Tingkat Kecelakaan Terhadap
Driver Behavior Pengendara Sepeda Motor

Jurnal Teknologi 12 (1) pp 57-64 © 2020

vioation (melanggar aturan). Tabel 2 berikut 17-25 tahun (dengan nilai rata-rata
berisi hasil pengelompokkan pelanggaran yang pelanggaran berdasarkan kuesioner 77,52) dan
dilakukan oleh responden. 26-35 tahun (dengan nilai rata-rata
pelanggaran berdasarkan kuesioner 79,38).
Tabel 2. Rata-Rata Score Pernyataan Per-jenis Kelompok umur 17 ± 25 dan kelompok umur
Pelanggaran 26-35 memiliki tingkat pelanggaran yang sama
Total Score dan berdasarkan uji t tidak terdapat perbedaan
Jenis Pelanggaran
Score Rata-Rata tingkat pelanggaran ysng signifikan antara
Error 20,60 2,58 kedua kelompok umur ini. Usia remaja dan
Lapses 21,48 2,69 dewasa awal memiliki karakteristik mudah
Ordinary Violation 17,91 2,99 terbawa emosi sehingga berpengaruh terhadap
Aggressive Violation 16,89 2,82 tingkah laku pengemudi di jalan raya di
perkuat lagi oleh budaya disiplin masyarakat
yang sangat rendah untuk mengikuti aturan
Berdasarkan Tabel 2 dapat dilihat
lalu lintas.
kelompok pelanggaran yang sering dilakukan
Tabel 3 pada halaman berikut merupakan
pengemudi motor adalah ordinary violation
pengelompokkan hasil kuesioner DBQ
dan kemudian diikuti oleh pelanggaran
berdasarkan kelompok umur.
aggessive violation, dengan nilai rata-rata
Dan pada Tabel 4 berikut dapat dilihat hasil uji
score 2,99 dan 2,82. Ini menunjukkan sebagian
anova untuk tingkat pelanggaran yang
besar kebiasaan pengemudi motor adalah
dilakukan oleh ketiga kelompok umur.
dengan sengaja melakukan pelanggaran lalu
lintas. Kebiasaan melanggar lalu lintas sudah
Tabel 4. Uji anova untuk perbedaan tingkat
membudaya pada pengendara sepeda motor
pelanggaran lalu lintas berdasarkan kelompok
Indonesia. Tingginya tingkat pelanggaran ini
umur
juga menjadi salah satu penyebab tingginya
tingkat kecelakaan sepeda motor di Indonesia. SUMMARY
Sedangkan bentuk pelanggaran yang tertinggi Groups
Column 1
Count
62
Sum Average
4806 77,51613
Variance
50,94236
dilakukan pengendara sepeda motor adalah Column 2 24 1905 79,375 26,33152
Column 3 14 977 69,78571 48,02747
melebihi batas kecepatan di jalan raya.
ANOVA
Kebiasaan berkendara menurut umur. Source of Variation SS df MS F P-value F crit
Between Groups 879,094 2 439,547 9,829716 0,00013 3,090187
Within Groups 4337,466 97 44,71614
Data kebiasaan berkendara dianalisis dengan
Total 5216,56 99
melihat signifikansi perbedaan kebiasaan
mengemudi berdasarkan kelompok umur,
Hasil uji anova untuk perbedaan ketiga
berdasarkan jumlah kecelakaan yang pernah
kelmpok umur menunjukkan terdapat
dialami responden, dan berdasarkan
perbedaan signifikan dengan nilai p-value
pengalaman berkendara.
0,00013. Perbedaan terdapat pada kelompok
Kelompok umur pengemudi dikelompokkan
usia lebih besar atau sama dengan 36 tahun
berdasarkan kelompok umur menurut
mempunyai tingkat pelanggaran lebih rendah
Departemen kesehatan (2009). Terdapat tiga
dibanding dua kelompok lain.
kelompok umur responden dalam penelitian ini
yaitu kelompok remaja akhir (17-25 tahun)
sebanyak 62 orang, dewasa awal (26-35 tahun)
sebanyak 24 orang, dewasa akhir dan lansia
DZDO • WDKXQ VHEDQ\DN RUDQJ 'HQJDQ
uji anova one way berdasarkan kelompok
umur terdapat perbedaan significant tingkat
kesalahan yang dilakukan pengemudi.
.HORPSRN XPXU • WDKXQ PHPLOLNL WLQJNDW
pelanggaran signifikan lebih rendah (dengan
nilai rata-rata pelanggaran berdasarkan
kuesioner 69,79) dibanding kelompok umur

61
Jurnal Teknologi Volume 12 No. 1 Januari 2020 ISSN : 2085 t 1669
Website : jurnal.umj.ac.id/index.php/ e-ISSN : 2460 t 0288

Tabel 3. Kebiasaan Pengemudi Sepeda Motor dari Kebiasaan berkendara dan pengalaman
Nilai DBQ berdasarkan kelompok umur berkendara.
Usia
Berdasarkan hasil uji korelasi menggunakan
No 17-25 tahun 26-35 tahun > 36 tahun SPSS didapatkan nilai korelasi sedang antara
1 64 70 69 pelanggaran lalu lintas dengan pengalaman
2 69 77 70 berkendara dengan nilai Korelasi Pearson
3 64 81 78
4 77 77 69
sebesar 0,434 dan nilai signifikansi 0,000.
5 77 81 70 Dari hasil uji ini dapat diketahui bahwa
6 81 76 79 pelanggaran mengemudi dengan pengalaman
7 86 88 64 berkendara memiliki hubungan yang signifikan
8 82 75 73
9 89 75 68
dalam tingkatan sedang. Hasil ini diperkuat
10 77 74 50 dengan hasil penelitian Harrison (2009)
11 74 77 72 dan Widyanti (2009) yang berkesimpulan
12 85 69 70
13 81 84 70 bahwa pengalaman berkendara
14 65 77 75 berpengaruh terhadap driver behavior
15 80 79
16 76 80
pengendara. Berikut hasil uji korelasi antara
17 72 84 pengalaman berkendara dan tingkat
18 83 83 pelanggaran.
19 72 79
20 85 81
21 83 84
Tabel 5. Hasil Uji Korelasi antara Pelanggaran
22 81 80 lalu lintas dengan pengalaman
23 66 83 berkendara
24 67 91
25 68
26 76
27 71
28 81
29 77
30 65
31 81
32 81
33 78
34 77
Terdapat korelasi negatif antara pengalaman
35 72
36 72 berkendara dengan pelanggaran lalu lintas,
37 76 semakin lama pengalaman berkendara
38 70 pengemudi maka akan semakin rendah tingkat
39 75
pelanggaran yang dilakukan. Ini berarti
40 70
41 71 pengemudi yang baru bisa mengemudi dalam
42 75 waktu setahun dua tahun mempunyai tingkat
43 89 pelanggaran yang lebih tinggi karena belum
44 90
45 78
banyak mengetahui aturan dalam lalu lintas.
46 79 Faktor ini disebabkan karena proses
47 79 pembuatan Surat Izin Mengemudi di Indonesia
48 77 banyak yang dilakukan dengan cara melanggar
49 80
50 75
aturan atau tidak melewati tes. Dengan tidak
51 79 menjalani tes berarti pengemudi tidak
52 71 mempelajari dan memahami aturan dan rambu-
53 96 rambu dalam lalu lintas.
54 78
55 72
56 81 Kebiasaan berkendara dan jumlah
57 80 kecelakaan yang dialami.
58 91 Berdasarkan hasil uji korelasi menggunakan
59 91
60 80
SPSS didapatkan nilai korelasi rendah antara
61 84 pelanggaran lalu lintas dengan tingkat
62 84 kecelakaan yang dialami dengan nilai Korelasi

62
Lovely Lady, Lisan Auliya Rizqandini, Dyah Lintang Trenggonowati: Efek Usia, Pengalaman Berkendara, dan Tingkat Kecelakaan Terhadap
Driver Behavior Pengendara Sepeda Motor

Jurnal Teknologi 12 (1) pp 57-64 © 2020

Pearson 0,364 dan nilai signifikansi yaitu Engineering & Management Systems
0,000. Berikut hasil uji korelasi antara Conference. Bali, Indonesia.
pengalaman berkendara dan kecelakaan yang Bener, Abdulbari, Erol Yildirim, Erkut Bolat,
dialami. Türker Özka dan Timo Lajunen. 2016.
The Driver Behaviour Questionnaire as
Tabel 6. Hasil uji korelasi antara Pelanggaran an Accident Predictor inCross-cultural
lalu lintas dengan Jumlah kecelakaan yang Countries in Qatar and Turkey : Global
pernah dialami Public Health Problem. British Journal
of Medicine & Medical Research. 15(7):
1-9, 2016.
Harrison, Warren. 2009. Reliability of the
Driver Behaviour Questionnaire in a
sample of novice drivers. Australian
Road Safety Research, Policing and
Education Conference. Sydney.
Heck, K. E., & Carlos, R. M. 2006.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Adolescents and driving: Factors
yang dilakukan oleh Allahyari (2009) yang influencingbehavior. University of
menemukan korelasi yang lemah antara California.
tingkat pelanggaran lalu lintas dengan J. Reason, 2000. Human HUURUß PRGHOV DQG
management, Vol. 320, no. March, pp.
tingkat kecelakaan pengendara motor.
4±6.
Kashani, Ali Tavakoli, Mahdi Sokouni
KESIMPULAN
Ravasani, Ehsan Ayazi . 2016. Analysis
Kelompok pelanggaran mengemudi yang
of Drivers¶ Behavior using Manchester
terbanyak dilakukan adalah ordinary violation
Driver Behavior Questionnaire Based on
atau pelanggaran yang sengaja dilakukan.
Roadside Interview in Iran.
Sedangkan bentuk pelanggaran yang tertinggi
International journal of
dilakukan pengendara sepeda motor adalah
transportationEngineering. Iran
melebihi batas kecepatan di jalan raya.
University.
Pelanggaran yang dilakukan pengemudi pada
Lam, L. T. 2002. Distraction and the risk of car
tingkat usia remaja (17-25 tahun) dan tingkat
crash injury: The effect of drivers¶ age.
usia dewasa awal (26-35 tahun) signifikan
Journal of Safety Research.
lebih tinggi dibanding pelanggaran yang
Nordfjærn, T., Jørgensen, S., & Rundmo, T.
dilakukan oleh pengendara pada usia dewasa
2012. Cultural and socio - demographic
akhir sampai lansia awal (36-55 tahun).
predictors of car accident involvement
Berdasarkan analisis korelasi didapatkan
in Norway, Ghana, Tanzania and
bahwa pengalaman berkendara memiliki
Uganda. Safety Science.
tingkat korelasi sedang dengan driver behavior
Peters, B.J and George A. Peters. 2006.
berupa pelanggaran lalu lintas (R =0,463),
Human Error : Causes and Control.
sedangkan jumlah kecelakaan yang dialami
CRC Press LLC.
pengendara berkorelasi rendah dengan
Prima, Dine Wahyu, Bina Kurniawan dan
pelanggaran lalu lintas oleh pengemudi.
Ekawati. 2015. Faktor-Faktor Yang
Berhubungan Terhadap Perilaku Safety
DAFTAR PUSTAKA
riding Pada Mahasiswa Fakultas X
T. Allahyari et al., 2008. Cognitive failures,
Universitas Diponegoro. Jurnal
driving errors and driving accidents, Int.
Kesehatan Masyarakat. Universitas
J. Occup. Saf. Ergon., vol. 14, no. 2, pp.
Diponegoro.
149±158, 2008.
Sulistio, H., Effect of Traffic Flow , Proportion
Widyanti, A. Dan Mahachandra M. 2008.
of Motorcycle , Speed , Lane Width ,
Measurement of Indonesian
and the Availabilities of Median and
Motorcyclist Behavior Using Driver
Shoulder on Motorcycle Accidents at
Behavior Questionnaire. Proceedings of
Urban Roads in Indonesia. The Open
the 9 th Asia Pasific Industrial
Transportation Jurnal. pp. 1±7, 2018.

63
Jurnal Teknologi Volume 12 No. 1 Januari 2020 ISSN : 2085 t 1669
Website : jurnal.umj.ac.id/index.php/ e-ISSN : 2460 t 0288

Susantono, Bambang. 2014. Revolusi


Transportasi. Jakarta : Kompas
Gramedia.

64

You might also like