fan PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA SELATAN
+ DINAS KESEHATAN, PENGENDALIAN PENDUDUK,
DAN KELUARGA BERENCANA
UPT RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
KABUPATEN BANGKA SELATAN
i, Tep/F aks: (0718) 4220035 Pos
‘Alamat Jin, Raya Gadung, Tobe sud_basel@yahoo.com
KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
KABUPATEN BANGKA SELATAN
NOMOR: 188.4/94\ /RSUD/2023
TENTANG
PERUBAHAN ATAS KEPUTUSAN DIREKTUR NOMOR:
188.4/212/RSUD/2022 TENTANG PEMBENTUKAN KOMITE FARMASI DAN
TERAPI PADA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH,
KABUPATEN BANGKA SELATAN
DIREKTUR RSUD KABUPATEN BANGKA SELATAN,
Menimbang : a. bahwa Komite Farmasi dan Terapi merupakan
organisasi yang mewakili hubungan komunikasi antara
para staf medis dengan staf farmasi serta tenaga
kesehatan dan tenaga kesehatan lainnya yang memiliki
tugas memberikan rekomendasi dalam pemilihan
penggunaan obat-obatan, menyusun formularium yang,
menjadi dasar penggunaan obat-obatan di rumah sakit,
menyusun standar terapi bersama-sama denganstaf
medik, melaksanakan evaluasi_penulisan dan
penggunaan obat generik bersama-sama dengan
Instalasi Farmasi Rumah Sakit;
b, bahwa untuk —meningkatkan = mutu__pelayanan
kefarmasian di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten
Bangka Selatan yang berorientasi kepada keselamatan
pasien dan efisiensi pelayanan kesehatan, maka
dipandang perlu adanya Pembentukan Komite Farmasi
dan Terapi pada Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten
Bangka Selatan;
@ Dipindai dengan CamScannerc. bahwa berdasarkan pertimbangan _sebagaimana
dimaksud dalam hurufa dan hurufb, perlu menetapkan
Surat Keputusan Direktur Rumah Sakit Umum Daerah
Kabupaten Bangka Selatan tentang Pembentukan
Komite Farmasi dan Terapi pada Rumah Sakit Umum
Daerah Kabupaten Bangka Selatan;
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 72 Tahun 1998 tentang
Pengamanan Sediaan Farmasi dan Alat Kesehatan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1998
Nomor 138, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 3781);
2. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang
Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2009 Nomor 100, Tambahan Lembaran Negara Nomor
3295);
3. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah
Sakit (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009
Nomor 153, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5072);
4. Undang-Undang Nomor 51 Tahun 2009 tentang
Pekerjaan Kefarmasian (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2009 Nomor 124, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5044);
5. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587)
sebagaimana telah beberapa kali diubah, terakhir
dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015
Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5679);
6. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2014 tentang Tenaga
Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2014 Nomor 298, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5607);
7. Peraturan Pemerintah Nomor 51 Tahun 2009 tentang
Pekerjaan Kefarmasian (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2009 Nomor 124, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5044);
& Dipindai dengan CamScanner8. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
72 Tahun 2016 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian
di Rumah Sakit (Berita Negara Republik Indonesia
‘Tahun 2017 Nomor 49);
9. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 1197/MENKES/SK/X/2004 tentang Standar
Pelayanan Farmasi di Rumah Sakit;
10.Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 129/MENKES/SK/II/2008 tentang Standar
Pelayanan Minimal Rumah Sakit;
11. Peraturan Daerah Kabupaten Bangka Selatan Nomor 17
Tahun 2016 tentang Pembentukan Organisasi
Perangkat Daerah Kabupaten Bangka Selatan
{Lembaran Daerah Kabupaten Bangka Selatan Tahun
2016 Nomor 17), sebagaimana telah beberapa kali
diubah, terakhir dengan Peraturan Daerah Kabupaten
Bangka Selatan Nomor 5 Tahun 2021 (Lembaran Daerah
Kabupaten Bangka Selatan Tahun 2021 Nomor 5);
12, Peraturan Daerah Kabupaten Bangka Selatan Nomor 11
‘Tahun 2022 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja
Daerah Tahun Anggaran 2023 (Lembaran Daerah
Kabupaten Bangka Selatan Tahun 2022 Nomor 11);
13. Peraturan Bupati Bangka Selatan Nomor 39 Tahun 2016
tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Perangkat
Daerah Kabupaten Bangka Selatan (Berita Daerah
Kabupaten Bangka Selatan Tahun 2016 Nomor 39)
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Bupati
Bangka Selatan Nomor 41 Tahun 2017 (Berita Daerah
Kabupaten Bangka Selatan Tahun 2017 Nomor 41);
14, Peraturan Bupati Bangka Selatan Nomor 78 Tahun 2022
tentang Penjabaran Anggaran Pendapatan dan Belanja
Daerah Tahun Anggaran 2023 (Berita Daerah
Kabupaten Bangka Selatan Tahun 2022 Nomor 78);
1S.Peraturan Bupati Bangka Selatan Nomor 1.A Tahun
2023 tentang Pembentukan Unit Pelaksana Teknis
Daerah Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Bangka
Selatan (Berita Daerah Kabupaten Bangka Selatan
Tahun 2023 Nomor 1.A);
& Dipindai dengan CamScannerMEMUTUSKAN:
Menetapkan : KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
KABUPATEN BANGKA SELATAN TENTANG PERUBAHAN
ATAS KEPUTUSAN DIREKTUR NOMOR:
188.4/212/RSUD/2022 TENTANG — PEMBENTUKAN
KOMITE FARMASI DAN TERAPI.
KESATU : Membentuk Komite Farmasi dan Terapi pada Rumah Sal
Umum Daerah Kabupaten Bangka Selatan.
KEDUA : Komite Farmasi dan Terapi sebagaimana dimaksud dalam
diktam KESATU mempunyai tujuan, fungsi, susunan
Kepanitiaan, dan uraian tugas sebagaimana tercantum
dalam Lampiran Keputusan ini.
KETIGA : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan
ketentuan apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan
dalam Keputusan ini akan diubah dan diperbaiki
sebagaimana mestinya.
Ditetapkan di: Toboali
pada tanggal Juni 2023
Plt. Direktur Rumah Sakit Umum Daerah
& Dipindai dengan CamScannerLawes
EEPUTUSAY DIREKTUR RSUD
Nowomtes4/-a /RSUD/2029
TENTANG ou ie
PERUDAIAN ATAS KEPUTUSAN DIREKTUR NOMOR
Tn4/212/Roub/2022, TENTANG. PEMBENTUKAN
OMI FARQAS/ Dai TEAM PADA FUMAE SAKIT
‘MUM DAERAIE KADUPATEN BANOKA SELATAN
SUSUNAN KOMITE FARMASI DAN TERAPI
PADA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN BANGKA SELATAN
1. |Penanggung jawab Direktur
2. [Ketua ddr. Riandika Putra Ritonga, Sp. An
3._| Sekretaris Yanti Kusyanti, S.siApt
4. |Pokja SMF T. dr. Aslaman Laras T, Sp.B
2. dr. Mohamad Zacky Amirullah,
Sp.PD
3. dr. Marti Astuti, Sp. A, MSC
4. dr. Irfan Kurnia Kaban, Sp.N
5. dr. Adriansyah Dwi Saputra,
Sp.0G
6. dr. Widodo Prima Utama, Sp.M
7. dr. Mimie Malisa, Sp.KK
8. dr. Martina Martha Tilova,
Sp-THT-KL,
9. dr. Kevin Sulay Wijaya, Sp.Kj
10. drg, Apriadi
11, Muspariyantini, S.Far, Apt
12, apt, Nitia Lonica, S. Farm
13, Warti Lastari, S.Farm.,Apt
14, Raudya Tuz Zahra, A.Md.Rarm
15. Alsy Vionice Ali Putri, A.Md.Farm
16, Nofi Atmiati, SST
17. Amila Widiayanti Aci Kartina,
Amd.Kep
18. Dahlia, AMK
19, Faiza, AMK
20. Doni Candra, AMK
21. Anggas Ardiyanto, A.Md.Kep
Plt, Direktur Rumah Sakit Umum Daerah
(Kabupaten Bangka Splatan
& Dipindai dengan CamScannerLAMPIRAN 11
KEPUTUSAN DIREKTUR RSUD
KABUPATEN BANGKA SELATAN
NOMOR: 188.4/ 241 /RSUD/2029
PERUBARAN ATAS KEFUTUSAN DIREKTUR NOMOR.
188.4/212/RSUD/2022_TENTANG PEMBENTUKAN
KONITE FARMASI DAN TERAP! PADA RUMAH SAKIT
UMUM DAERAH KABUPATEN BANGKA SELATAN,
‘TUJUAN, FUNGSI, SUSUNAN KEPANITIAAN, DAN URAIAN TUGAS
KOMITE FARMASI DAN TERAPI PADA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
KABUPATEN BANGKA SELATAN
‘A. TUJUAN
1, Menerbitkan kebijakan-kebijakan mengenai pemilihan obat, penggunaan
obat, serta evaluasinya; dan
2. Melengkapi staf profesional di bidang keschatan dengan pengetahuan terbaru
yang berhubungan dengan obat dan penggunaan obat sesuai dengan
kebutuhan.
B. FUNGSI
1. Mengembangkan formularium di rumah sakit dan merevisinya;
2. Panitia farmasi dan terapi harus mengevaluasi untuk menyetujui atau
menolak produk obat baru atau dosis obat yang diusulkan oleh anggota staf
medis;
3. Menetapkan pengelolaan obat yang digunakan di rumah sakit dan yang
termasuk dalam kategori khusus;
4. Membantu Instalasi Farmasi dalam mengembangkan tinjauan terhadap
kebijakan-kebijakan dan peraturan-peraturan mengenai penggunaan obat di
rumah sakit sesuai peraturan yang berlaku secara lokal maupun nasional;
5, Melakukan tinjauan terhadap penggunaan obat di rumah sakit dengan
mengkaji medical record dibandingkan dengan standar diagnosa dan terapi;
Mengumpulkan dan meninjau laporan mengenai efek samping obat; dan
Menyebarluaskan ilmu pengetahuan yang menyangkut dengan obat kepada
staf medis dan perawat.
C. SUSUNAN KEPANITIAAN
1. Ketua
2. Sekretaris
3. Anggota
Kewajiban Panitia Farmasi dan Terapi
1, Memberikan rekomendasi pada pimpinan rumah sakit untuk mencapai
budaya pengelolaan dan penggunaan obat tradisional;
& Dipindai dengan CamScanner2. Mengkoordinir pembuatan pedoman diagnosis dan terapi, formularium rumah
sakit, pedoman penggunaan antibiotik dan lain-lain;
3, Melaksanakan pendidikan dalam bidang pengelolaan dan penggunaan obat
terhadap pihak-pihak yang terkait;
4. Melaksanakan pengkajian pengelolaan dan penggunaan obat dan
memberikan umpan balik atas hasil pengkajian tersebut;
D. URAIAN TUGAS
1. Komite Farmasi dan Terapi mempunyai tugas dan wewenang sebagai berikut:
a, membantu Instalasi Farmasi dalam mengembangkan tinjauan terhadap
kebijakan dan peraturan-peraturan mengenai penggunaan obat di rumah
sakit sesuai peraturan yang berlaku secara lokal maupun nasional.
b, membuat formularium di rumah sakit.
1)melakukan tinjauan formularium berdasarkan informasi mengenai
keamanan atau efek samping obat setiap tahun;
2) mengevaluasi usulan obat baru yang diusulkan oleh anggota staf me
untuk dimasukkan di dalam formularium; dan
3)mengevaluasi -kepatuhan —terhadap == formularium = dan
merekomendasikan tindak lanjut kepada Direktur.
¢, melakukan tinjauan terhadap penggunaan obat di rumah sakit dengan
mengkaji medical record dibandingkan dengan standar diagnosa dan
terapi untuk meningkatkan penggunaan obat secara rasional.
d. mengumpulkan dan meninjau laporan mengenai efek samping obat serta
melaporkan kepada panitia MESO (Monitoring Efek Samping Obat)
nasional.
e. menyebarluaskan ilmu pengetahuan yang menyangkut obat kepada staf
medis dan perawat.
£. Komite Farmasi dan Terapi melakukan drug utilization review (DUR) setiap
tahun sekali terhadap obat-obatan yang kriteria jumlah penggunaannya
tinggi, resiko pengguneannya tinggi, dan biaya penggunaannya tinggi
g. Komite Farmasi dan Terapi melakukan pengawasan terhadap penggunaan
antibiotik di luar formularium.
2, Uraian Tugas Jabatan Komite Farmasi dan Terapi
a. Ketua:
1) memimpin Komite Farmasi dan Terapi;
2) mengkoordinasikan kegiatan Komite Farmasi dan Terapi; dan
3) mengkoordinasikan seluruh yang dibutuhkan dalam penyusunan
b. Sekretari
1) mengajukan agenda yang akan dibahas;
2) pemberian usulan pokok bahasan rapat;
& Dipindai dengan CamScanner3) _mencatat dan menyiapkan rekomendasi Komite Farmasi dan Terapis
4) komunikasi keputusan Komite Farmasi dan Terapi terhadap tenaga
Kesehatan lain;
5) menetapkan jadwal pertemuan;
6) mencatat hasil keputusan; dan
7) ‘membuat formularium berdasarkan kesepakatan,
Anggota:
1) melaksanakan kegiatan Komite Farmasi dan Tera
2) membantu Komite Farmasi dan Terapi dalam memberikan informasi
obat dan alat Kesehatan untuk mendukung pelaksanaan kegiatan
Komite Farmasi dan Terapi.
Plt: Direlstur Rumah Sakit Umum Daerah
S i Bangka Selatan
\)
& Dipindai dengan CamScanner