Professional Documents
Culture Documents
1172 3345 2 PB
1172 3345 2 PB
PERSPEKTIF SEJARAH
Patmawati dan Fitri Sukmawati
Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Pontianak
Email: fwati1974@gmail.com
ABSTRACT
The Irshad da'wah method is one of the methods of da'wah. This method was used by Umar bin
Khattab as Amir al-mu'minin. At the time there was a massive futuhat, Muslims were not only
from the Arabian Peninsula but also from Persia, Iraq, Iran and others, to preach to them, the
method was very important in the success of da'wah. This paper uses the work of historical
research, with the source of written documents. The results of the study explained that the
method of Irsyad Umar bin Khattab's da'wah was divided into four namely irsyad nafsi, irsyad
family, irsyad administration, and irsyad society.
(Metode dakwah irsyad merupakan salah satu metode dakwah. Metode ini dipakai oleh Umar bin
Khattab sebagai Amirul Mukminin. Pada masanya terjadi futuhat secara besar-besaran, umat
Islam tidak hanya dari penduduk Jazirah Arab tetapi juga dari daerah Persia, Irak, Iran dan lain-
lain, untuk berdakwah kepada mereka, metode sangat berperan penting dalam keberhasilan
dakwah. Tulisan ini menggunakan cara kerja penelitian sejarah, dengan sumber dokumen-
dokumen tertulis. Hasil dari penelitian menjelaskan bahwa metode dakwah irsyad Umar bin
Khattab terbagi menjadi empat yakni irsyad nafsi, irsyad keluarga, irsyad pejabat, dan irsyad
masyarakat).
~ 195 ~
Patmawati dan Fitri Sukmawati
Metode Dakwah Irsyad Umar bin Khattab dalam Perspektif Sejarah
ummah dalam kehidupan masyarakat bersifat pribadi antara konselor dan konseli
(Suneth dan Syafruddin Djosan, 2000: 8). agar konseli mampu memahami diri dan
Dakwah islamiah sebagai sebuah lingkungannya, mampu membuat keputusan
kegiatan dakwah otomatis tidak terlepas dari dan menentukan tujuan berdasarkan nilai
metode atau cara, bagaimana tema dakwah yang diyakininya sehingga konseli merasa
dapat disampaikan dan diterima, dihayati bahagia dan efektif perilakunya. Sedangkan
serta diamalkan oleh umat. Penerapan irsyad Islam adalah proses penyampaian dan
metode dakwah bersifat kondisional dan internalisasi ajaran Islam melalui kegiatan
variatif. Maksudnya dakwah yang dilakukan bimbingan, penyuluhan dan psikoterapi
di suatu tempat belum tentu sama di tempat islami dengan sasaran individu atau
yang lain (Patmawati, 2014: 2), bahkan kelompok kecil. Irsyad dimulai dengan
penerapan metode yang sama tetapi berbeda kegiatan ibda’ bi al-nafs: dzikr al-llah, do’a,
lokasi bisa melahirkan respon yang berbeda tazkiyayyah al-nafs, shalat dan shaum
dari mad’u, oleh karena itu dapat dikatakan (Enjang As dan Aliyudin, 2009: 60).
bahwa tidak ada metode dakwah yang Dalam kajian ini akan
dianggap paling tepat yang bisa diterapkan menitikberatkan pada metode dakwah irsyad
pada berbagai obyek dakwah (Cucu, 2013: Umar bin Khattab karena dia adalah sosok
90). khalifah yang tidak pernah kering untuk
Metode dakwah menurut Syukriadi dibahas dari sudut manapun, mulai dari
Sambas dalam Cucu (2013: 89) adalah strategi komunikasi, pengorganisasian,
“sesuatu” yang menghubungkan pesan peradaban yang dihasilkannya melalui
antara dai dengan mad’unya, yang secara futuhat dan membawa Madinah menjadi
hakikat berupa gerak dari instrument yang negara adi kuasa setelah menaklukkan
ada dalam diri dai berupa aktivitas lisan dan wilayah kekuasaan Persia dan Romawi
badan. Lisan disimbolkan dengan bahasa (Supriyadi, 2016: 82) dan lain-lain.
sedangkan badan adalah akhlak dan perilaku Keberhasilan futuhat yang dilakukan oleh
dai itu sendiri. Umar bin Khattab diakui oleh Thomas
Irsyad atau konseling menurut Arnold dalam Ilaihi dan Harjani Hefni
Nurihsan dalam Kurnanto (2015: 3) sebuah (2015: 79) sebagai berikut:
upaya yang dilakukan untuk membantu “Di banyak tempat, tidak jarang
individu melalui proses interaksi yang ditemukan penduduk negeri yang akan
~ 196 ~
Al-Hikmah: Jurnal Dakwah, Volume 12, Nomor 2, Tahun 2018
[P. 195-210]
~ 197 ~
Patmawati dan Fitri Sukmawati
Metode Dakwah Irsyad Umar bin Khattab dalam Perspektif Sejarah
~ 198 ~
Al-Hikmah: Jurnal Dakwah, Volume 12, Nomor 2, Tahun 2018
[P. 195-210]
“Dakwah Islamiyah yaitu mengajak “Ya Allah, aku ini kikir, maka
orang lain untuk meyakini dan jadikanlah aku pemurah” (Umairah,
mengamalkan aqidah dan syariah 2002: 30).
Islamiyah yang terlebih dahulu telah
diyakini dan diamalkan oleh Dari doa ini Umar menyadari bahwa
pendakwah sendiri”. dia sebagai manusia biasa tidak terlepas dari
Kwalitas pribadi sangat diperhatikan kelemahan, kekerasan dan kebahilan. Untuk
dalam Islam sebagaimana firman Allah meminimalisir ketiga sifatnya dia memohon
dalam QS At-Tahrim ayat 6: kepada Yang Kuasa supaya sifat yang tidak
“Hai orang-orang yang beriman terpuji ini bisa terkikis dari diri Umar.
peliharakanlah dirimu dan Sehingga yang tampil adalah Umar sebagai
keluargamu daripada neraka, yang sosok pemimpin yang disegani dan ditakuti
bahan bakarnya manusia dan batu- tetapi bukan tirani.
batu, sedang penjaganya malaikat- Keberhasilan Umar bin Khattab
malaikat yang kasar lagi keras, dalam melakukan Futuhat sehingga wilayah
mereka tiada mendurhakai Allah Islam sudah dapat dibagi menjadi 8 provinsi
tentang apa-apa yang disuruhNya yakni, Makkah, Madinah, Syriah, Jazirah,
dan mereka memperbuat apa yang Basrah, Kufah, Palestina dan Mesir (Aizid,
diperintahkan kepadanya”. 2018: 572) mengakibatkan pajak yang
begitu banyak yang mengalir ke
Dalam pidato pengangkatan Umar pemerintahan Islam. Baitul Maal mampu
bin Khattab sebagai khalifah, dia telah menyediakan jaminan sosial kepada seluruh
melakukan irsyad nafsi sebagaimana masyarakat mulai dari bayi yang masih
tercantum dalam doa yang dipanjatkan menyusui sampai lansia tanpa membedakan
kepada Allah sebagai berikut: agama. Kemakmuran negaranya tidak
“Ya Allah, aku ini lemah, maka disertai dengan sikap foya-foya yang
kuatkanlah aku. dilakukan para pejabat negara karena Umar
“Ya Allah, aku ini keras, maka bin Khattab sangat menghargai
lembutkanlah aku”. kesederhanaan dan mencela sifat mubassir.
Umar bisa saja menggunakan harta Baitul
~ 199 ~
Patmawati dan Fitri Sukmawati
Metode Dakwah Irsyad Umar bin Khattab dalam Perspektif Sejarah
Maal sebagai pemegang kunci, tetapi Umar Pada masa paceklik atau dikenal
selalu mampu manaklukkan dirinya dengan dengan tahun Ramadah (Abu) dimana bumi
kesucian jiwanya (Al-Akkad, 1978: 71). menghitam seperti abu karena hujan tak
Sehingga dia tidak pernah tergoda untuk kunjung turun. Umar ikut merasakan
memboros-boroskan harta Baitul Maal. penderitaan rakyatnya. Sepanjang tahun dia
Al-Minsyawi (2004: 49) tidak makan daging dan makanan berlemak,
menceritakan bahwa suatu hari, istri Umar sehingga mukanya pucat dan lebam (Haekal,
bin Khattab membawa sebungkus minyak 2011: 605). Umar tak makan sebelum semua
samin (makanan enak) yang dia beli dengan rakyatnya menerima pembagian dana sosial
harga 60 dirham, makanan itu akan makanan. Sikap Umar telah memberi
diberikan ke Umar. Setelah Umar melihat pelajaran terhadap para penguasa dunia
bungkusan itu, dia bertanya, “Apakah itu?” secara khusus dan kemanusiaan secara
istrinya menjawab “Samin. Aku umum mengenai amanat dan perhatian
membelinya dengan uangku sendiri, bukan terhadap masyarakat (As-Suhaibani, 2016:
dari nafkah yang engkau berikan kepadaku.” 20).
Lalu Umar berkata, “Aku tidak akan Umar bin Khattab sebagai Amirul
mencicipinya sampai orang lain kenyang Mukminin sebenarnya memiliki hak untuk
terlebih dahulu.” menggunakan harta Baitul Maal, tetapi
Larangan Umar terhadap para Umar berpendapat bahwa Baitul Maal
pejabatnya untuk tidak makan makanan adalah harta kaum muslimin, dan dia adalah
pilihan (mewah) sudah dipraktekkan terlebih penjaga harta tersebut, seperti penjagaan
dahulu untuk mendisiplinkan dirinya dari seorang wali terhadap harta anak yatim.
makanan yang dilarangnya. Makanan yang Apabila Umar fakir maka dia akan
disediakan oleh dapur umum lebih enak mengambil harta seperlunya sesuai dengan
daripada makanan yang disantap Umar yang kebutuhannya. Umar hanya memiliki tiga
terdiri dari roti kering dan minyak. Umar buah baju, satu dipakai pada musim dingin
benar-benar menjaga dan membatasi diri dan satunya lagi dipakai pada musim panas,
dengan tabah dan gigih untuk tidak serta pakaian untuk berhaji dan umrah.
menikmati lebih dari kebutuhannya, sikap Di saat wilayah Syam ditaklukkan,
inilah yang sulit ditiru oleh pemimpin- Umar mendatangi wilayah tersebut. Dia
peminpin lainnya. disambut dengan kuda Bardum, namun
~ 200 ~
Al-Hikmah: Jurnal Dakwah, Volume 12, Nomor 2, Tahun 2018
[P. 195-210]
~ 201 ~
Patmawati dan Fitri Sukmawati
Metode Dakwah Irsyad Umar bin Khattab dalam Perspektif Sejarah
Muhammad bin Maslamah di mesjid dan negara menjadi kokoh karena semua rakyat
menunggu sampai dia menyelesaikan merasa memiliki dan berkepentingan dengan
sembahyangnya. Akhirnya Umar keberadaan negara. Mereka menjadi rakyat
menanyakan tindakan Muhammad bin yang berani bukan masyarakat bisu. Salah
Maslamah, “Apa maksud tindakanmu satu yang membuat rusak sebuah wilayah
tersebut/”. Dia menjawab, “saya telah apabila rakyat sudah tak mau memberi
berpapasan dengan dua orang Quraisy yang nasehat kepada pemimpinnya. Dalam
mengenakan baju pemberian Amirul naskah kuno Lontara Attorioloang ri Wajo
mukminin dan seorang Anshar yang disebutkan mataukki mappangaja’ ri
mengenakan baju yang pendek (tidak arungnge yang berarti takut memberi
sampai mata kaki seperti kedua baju orang nasehat atau mengingatkan suatu kesalahan
Quraisy) juga pemberian Amirul mukminin, kepada Arung (pemerintah) (Patmawati dan
saya teringat sabda Rasulullah yang Besse Wahida, 2017: 879).
mengatakan, “Ketahuilah, kalian akan
menemui perlakuan pilih kasih Metode Dakwah Irsyad Keluarga Umar bin
sepeninggalku”. Wahai Amirul Mukminin Khattab
saya tidak mau sabda Rasulullah itu terjadi Filosof Muhammad Iqbal (1953: 44)
pada masamu. Mendengar penjelasan itu mengatakan: “emas, perak dan hasil negeri
Umar menangis dan memohon ampun bukanlah kekayaan yang terutama dari suatu
kepada Allah. setelah kejadian ini orang- bangsa atau Negara. Kekayaan sejati dari
orang Quraisypun tidak lebih lagi dibanding suatu masyarakat atau bangsa ialah putra
dengan orang-orang Anshar (Al- dan putrinya yang giat, bercita-cita tinggi,
Kandahlawi, 2004: 205-206). bekerja keras dan cepat menangkap dan
Keberanian rakyat dalam memberi menanggap sesuatu”.
masukan kepada Amirul Mukminin Keberadaan putra putri dalam
menandakan bahwa sistem pemerintahan keluarga, di mana orang tua menuntun dan
tidak kaku tetapi menerima masukan dari mengesankan kepribadiannya terhadap anak.
mana saja. Hal ini yang menyebabkan Umar Orang tua memperlakukan hal yang sama
mampu mengantarkan wilayah kekuasaan terhadap putra putrinya, karena setiap anak
Islam pada puncaknya. Muncul dalam perspektif Islam lahir dalam keadaan
pemerintahan yang sehat dan membuat suci, bagaikan kertas kosong, orang
~ 202 ~
Al-Hikmah: Jurnal Dakwah, Volume 12, Nomor 2, Tahun 2018
[P. 195-210]
tuanyalah yang mencetak anak itu akan bin Khattab terhadap keluarganya, dimana
menjadi apa. Orang tua berkewajiban Umar selain sebagai pemimpin keluarga
mendidik putra putrinya menjadi anak yang juga pemimpin umat (Amirul mukminin).
saleh yakni berani melakukan kebenaran dan Umar terkenal sebagai orang yang sangat
takut mengerjakan kesalahan. Hal ini bisa keras tetapi menghormati pasangan (isteri)
terwujud apabila orang tua mampu dan penuh kasih terhadap anak-anaknya.
mentransferkan keilmuan dan kepribadian Sikap hormat dan toleransi Umar
(ketaqwaan) kepada anak-anak mereka terhadap isterinya dapat diketahui melalui
(Sukmawati dan Patmawati (2017: 882). kisah yang menuturkan bahwa pada suatu
Keluarga sebagai komunitas terkecil hari ada seorang laki-laki yang berdiri di
dalam masyarakat memegang peran penting depan pintu rumah Umar, isteri Umar
sebagai pendidik utama, sebagaimana menemui dan bertanya, “ada apa?”, dia
diungkapkan oleh Elizabeth H. Brady dalam menjawab, “Saya ingin menemui Umar dan
Haitami dikutip oleh Sukmawati dan mengadukan sikap isteri saya yang sering
Patmawati (2017: 302), ada dua unsur mengomel”. Istri Umar berkata: “Saya pun
esensial dalam pendidikan anak, yaitu melakukan hal yang sama dengan isterimu”.
keterlibatan orang tua dalam pendidikan Akhirnya laki-laki itu pulang dan
anak dan tingkat pendidikan orang tua itu bergumam, jika Amirul Mukminin saja bisa
sendiri. Keterlibatan orang tua lebih toleran terhadap sikap isterinya maka saya
mendasar ketimbang orang lain, karena juga harus bisa seperti itu.
adanya kedekatan emosional dalam Umar keluar dan memanggil laki-
melakukan proses pendidikan dan laki tersebut. Sang laki-laki menceritakan
pembinaan terhadap anak. Tingkat tujuan awal dan hasil pembicaraannya
pendidikan orang tua juga merupakan hal dengan isteri Umar. Akhirnya Umar
yang sangat mendasar karena mendidik anak menasehatinya dengan berkata: “Aku
bukan sekedar proses alamiah, akan tetapi menanggung (omelannya) karena beberapa
memerlukan ilmu dan manajemen yang hal yang menjadi kewajibanku” (Umairah,
baik. 2002: 48).
Pendapat Elizabeth ini akan peneliti Seorang isteri memiliki hak terhadap
pakai dalam melihat pola pendidikan Umar suaminya, dan seorang suami memiliki
~ 203 ~
Patmawati dan Fitri Sukmawati
Metode Dakwah Irsyad Umar bin Khattab dalam Perspektif Sejarah
~ 204 ~
Al-Hikmah: Jurnal Dakwah, Volume 12, Nomor 2, Tahun 2018
[P. 195-210]
anaknya dan rakyat mengetahui keburukan bertanggung jawab terhadap Tuhan dan
anaknya. Hal ini dilakukan Umar, bukan rakyat terhadap keputusan yang diambilnya.
dalam rangka pamer keadilan, tetapi Di saat Umar akan menunjuk calon
memberitahukan rakyat bahwa hukum harus gebernur, dia mengajak para sahabat
ditegakkan secara adil tanpa melihat siapa bermusyawarah dengan melontarkan
pelakunya (Rohim, 2017: 90). Perilaku ungkapan sebagai berikut:
Umar membuat pejabat dan rakyat tidak “Aku mengharapkan seseorang yang
berani melanggar aturan Tuhan yang dijaga apabila ia berada pada suatu kaum,
oleh Umar bin Khattab. sedang dia bukan pemimpin mereka,
maka dia seolah-olah pemimpin
Metode Dakwah Irsyad Pejabat Umar bin mereka. jika dia merupakan
Khattab pemimpin mereka, dia seolah-olah
Kebijakan Umar bin Khattab sebagai merupakan bagian dari rakyatnya.”
Amirul Mukminin sangat menentukan
kebangkitan dan perkembangan peradaban Para sahabat menjawab: “Orang
Islam dari masa ke masa. Umar sangat yang bersifat demikian hanya kami temukan
berani, tegas dalam bersikap, jujur dan pada Ar-Rabi’ bin Ziyad al-Haritsi”
berkeadilan dalam melihat setiap persoalan, (Umairah, 2002: 32).
baik menyangkut pribadi, keluarga, pejabat Pada masa Umar bin Khattab, dia
dan umat dari berbagai aspek kehidupan telah menetapkan syarat-syarat menjadi
(Abbas, 2018). Dalam melahirkan sebuah pemimpin, yakni: tidak menunggangi kereta
kebijakan atau keputusan, Umar selalu kuda, tidak memakai pakaian dari kain tipis,
mengajak para sahabat bermusyawarah, tidak menyantap makanan hasil pemilihan
sehingga sahabat-sahabat dilarang (yang terbaik kwalitasnya), dan tidak
meninggalkan Madinah karena merekalah mengunci pintu rumah sehingga rakyat
anggota legislatif yang selalu dimintai oleh dapat menemui mereka.
Umar saran dan pendapatnya terhadap Selain syarat-syarat pemimpin yang
persoalan yang dihadapi umat. Walaupun sudah ditetapkan di atas. Pejabat yang sudah
keputusan terakhir tetap berada di tangan ditunjuk oleh Umar akan dikirimi surat, dan
Amirul Mukminin karena dialah yang surat ini tidak hanya diperuntukkan buat
~ 205 ~
Patmawati dan Fitri Sukmawati
Metode Dakwah Irsyad Umar bin Khattab dalam Perspektif Sejarah
~ 206 ~
Al-Hikmah: Jurnal Dakwah, Volume 12, Nomor 2, Tahun 2018
[P. 195-210]
~ 207 ~
Patmawati dan Fitri Sukmawati
Metode Dakwah Irsyad Umar bin Khattab dalam Perspektif Sejarah
seorang muslim menjadi gebernur atas mukmini. Hal ini dapat dilihat dalam naskah
rakyatnya, lalu dia mendidik sebagian surat yang dikirim Umar kepada penduduk
mereka, apakah engkau akan menuntut Iliyah, penganut agama Nasrani. Isi surat
qisahs pula?” tersebut antara lain sebagai berikut:
Umar menjawab: “Dari seorang hamba Allah, Amirul
“Demi Zat yang menguasai diriku, Mukminin Umar kepada penduduk
sungguh akan menuntutnya. Aku kota Iliyah, memberikan jaminan
pernah melihat Rasulullah saw keamanan terhadap diri mereka,
mengqisash dirinya sendiri. keluarga, harta benda, gereja-gereja
Ketahuilah, janganlah kamu dan salib-salib yang mereka miliki.
memukul kaum muslimin karena Demikian juga terhadap orang-
mereka akan menghinamu, orang yang sehat maupun sakit serta
janganlah kamu menolak hak-hak semua yang mengikuti agama
mereka karena mereka akan mereka tidak akan disita atau
menginkarimu, janganlah kamu dirobohkan. Semua harta benda
berbaur larut dengan mereka karena maupun isi yang terdapat di
mereka akan melecehkanmu.” dalamnya tidak akan diambil. Tidak
(Umairah, 2002: 33-34). ada seorang pun dari mereka yang
ditekan atau diganggu...”(Al-Akkad,
Setelah Umar memberi jawaban, 1978: 91).
salah satu khalayak berdiri dan berkata,
“gebernurku telah memukulku sebanyak 100 Surat Umar ini apabila ditelisik dari
kali dera”. Umar berkata, “silahkan segi isi, tidak jauh berbeda dengan “Piagam
laksanakan qisash terhadap gebernur Madinah” yang lahir pada masa Nabi.
tersebut”, qisash ini akhirnya dibayat dengan Mereka diberi kebebasan dan penghormatan
1 dera sebanyak 2 dinar dengan kerelaan menjalankan agama. Dalam beragama tidak
dari yang bersangkutan. ada paksaan, manusia bebas beragama,
Kebijakan Umar tidak hanya hanya kebebasanlah yang bisa mengantarkan
dirasakan dan dinikmati oleh kaum kepada kesadaran beragama.
muslimin, tetapi penganut agama lain juga
merasakan nikmatnya kebijakan Amirul KESIMPULAN
~ 208 ~
Al-Hikmah: Jurnal Dakwah, Volume 12, Nomor 2, Tahun 2018
[P. 195-210]
~ 209 ~
Patmawati dan Fitri Sukmawati
Metode Dakwah Irsyad Umar bin Khattab dalam Perspektif Sejarah
Lapidus, Ira. M., 1999, Sejarah Sosial Umat Dalam Era Indonesia Baru,
Islam, Jakarta: Raja Grafindo Persada. Jakarta: Bina Rena Pariwara.
Mahasnah, Muhammad Husain, 2016, Suparta, Munzier dan Harjani Hefni, 2009,
Pengantar Studi Sejarah Metode Dakwah, Jakarta:
Peradaban Islam, Jakarta: Kencana.
Pustaka Al-Kautsar. Supriyadi, Dedi, 2016, Sejarah Peradaban
Patmawati, 2014, “Sejarah Dakwah Islam, Bandung: Pustaka
Rasulullah saw di Mekah dan Setia.
Madinah”, dalam Jurnal Al- Umairah, Abdurrahman, 2002, Tokoh-tokoh
Hikmah, Vol. VIII Edisi 2, yang Diabadikan Al-Qur’an,
Desember. Jakarta: Gema Insani Press.
------------------ dan Besse Wahidah, 2017,
“Model Komunikasi Dalam
Naskah Lontara Attorioloang
ri Wajo” dalam Proceedings
International Conference on
Media Studies, di Universitas
Utara Malaysia (UUM) di
Kedah.
Pulungan, J. Suyuti, 2018, Sejarah
Peradaban Islam, Jakarta:
Amzah.
Rohim, Abdul, 2017, Jejak Langkah Umar
bin Khattab Kisah Pemimpin
Besar yang Sederhana dan
Keras Dalam Kebenaran,
Yogyakarta: Mueeza.
Sukmawati, Fitri dan Patmawati, 2017,
“Mendidik Anak Secara Islam
Dalam Usaha
Mengembangkan Potensinya”,
dalam International
Conference Proceeding
Pengembangan Potensi Anak
Usia Dini, Pontianak: Bulan
Sabit Press.
Sunanto, Musyrifah, 2007, Sejarah Islam
Klasik Perkembangan Ilmu
Pengetahuan Islam, Jakarta:
Kencana.
Suneth, A. Wahab dan Syafruddin Djosan,
2000, Problematika Dakwah
~ 210 ~