You are on page 1of 19

MAKALAH METODE PENELITIAN KIMIA

Pengajuan Masalah Penelitian

Disusun Oleh

MUH. TAUFIK HIDAYAT 1913041012


ALFRIDHA EKA WARDHANI 2001055010
ANDI ANDINI 200105502015
INDIRA MAGFIRAH 200105501007
MUTIARA 200105500001
NURHIDAYAH JUFRI 200105502003
RAHMI 200105500011

Dosen Pengampuh
Dr. Muhammad Anwar, M.Si

PENDIDIKAN KIMIA A
JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN
ALAM UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2023
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang. Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini dengan baik. Penyusunan makalah ini mendapatkan
bantuan dari berbagai pihak sehingga memudahkan kami dalam pembuatan
makalah ini. Untuk itu kami mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan dari
pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi
maupun pikirannya. Tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
kelompok pada Mata Kuliah Metode Penelitian Pendidikan Kimia yang diampu
oleh Dr. Muhammad Anwar, M.Si makalah ini membahas tentang permasalahan
pada penelitian

Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca
agar kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini. Akhir kata kami berharap
semoga makalah ini dapat memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap
pembaca terutama dapat menyokong pembelajaran ilmu pendidikan.

Makassar, 05 Maret 2023

Penyusun
DAFTAR ISI

SAMPUL...............................................................................................................................i
KATA PENGANTAR..........................................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................................1
A. Latar Belakang ..........................................................................................................1
B. Rumusan Masalah .....................................................................................................2
C. Tujuan .......................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN......................................................................................................3
A. Pengertian Masalah dan Ciri Masalah yang Baik......................................................3
B. Sumber Masalah Penelitian Pendidikan ....................................................................4
C. Membuat Latar Belakang...........................................................................................5
D. Rumusan Masalah dalam Penelitian..........................................................................6
E. Bentuk-Bentuk Rumusan Masalah.............................................................................7
F. Cara Mambuat Rumusan Masalah.............................................................................8
BAB III PENUTUP..............................................................................................................9
A. Kesimpulan................................................................................................................9
B. Saran ..........................................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................10
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Penelitian dianggap penting dan dapat dilakukan jika terdapat permasalahan


penelitian. Masalah diartikan sebagai suatu situasi dimana suatu fakta yang terjadi sudah
menyimpang dari batas-batas toleransi yang diharapkan. Masalah penelitian juga dapat
diartikan sebagai suatu persoalan atau kesenjangan yang mungkin dapat menuntun
peneliti untuk mencari jawaban atau solusinya. Adanya kesenjangan tersebut
menimbulkan pertanyaan lebih lanjut, yaitu mengapa kesenjangan terjadi, dan dari
pertanyaan inilah permasalahan penelitian dapat dikembangkan.
Setiap mengawali suatu penelitian, maka seorang peneliti harus mampu
mengidentifikasi sebuah masalah penelitian. Dalam hal ini kekritisan peneliti menjadi
modal utama dalam menemukan sebuah masalah penelitian yang akan diteliti. Sumber-
sumber masalah penelitian dapat dimulai dengan ditemukannya kesenjangan antara hal
yang diinginkan dengan yang didapatkan dilapangan/lingkungan, kesenjangan antara
Das Sollen (seharusnya) dan Das Sein (kenyataan), kesenjangan antara Harapan dan
Kenyataan, kesenjangan antara Fakta dan Harapan dan kesenjangan antara apa yang
diperlukan dengan apa yang tersedia. Dari hal-hal tersebut itulah mendorong manusia
mengajukan sebuah pertanyaan sederhana "apa itu, dimana itu, siapa itu, kapan itu
terjadi dan bagaimana itu, mengapa, dan sebagainya", sehingga manusia
mengidentifikasi masalah.
Banyak hal penting yang harus ditentukan pada awal seseorang atau kelompok
orang akan melakukan penelitian. Salah satunya adalah menentukan rumusan masalah.
Perumusan masalah merupakan “organ” penting sebuah penelitian. Dengan perumusan
masalah, penelitian menjadi terfokus dan terarah, termasuk dalam menentukan jenis-
jenis data yang dibutuhkan sesuai penelitian yang dilakukan. Untuk itu perlu sedari awal
mempelajari bagaimana menemukan masalah penelitian serta seperti apa masalah
penelitian yang baik.
B. Rumusan Masalah

1. Apa itu masalah serta ciri permasalahan yang baik?


2. Apa sumber masalah dalam penelitian pendidikan?
3. Apa sajakah yang perlu ada dalam latar belakang?
4. Bagaimanakah pengajuan masalah dalam penelitian?
5. Bagaimana bentuk bentuk pengajuan masalah?
6. Bagaimana cara membuat rumusan masalah?
C. Tujuan Penulisan

1. Mahasiswa mengetahui pengertian masalah


2. Mahasiswa mengetahui ciri permasalahan yang baik
3. Mahasiswa mengetahui sumber masalah dalam penelitian khususnya
pendidikan
4. Mahasiswa mengetahui hal-hal yang tercantum dalam latar belakang
5. Mahasiswa mengetahui pengajuan masalah dalam penelitian
6. Mahasiswa mengetahui bentuk-bentuk pengajuan masalah
7. Mahasiswa mengetahui cara membuat rumusan masalah
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Masalah dan Ciri Masalah yang Baik


Masalah adalah kata yang sering kita dengar dikehidupan sehari-hari, tak
ada seorangpun yang tak luput dari masalah baik masalah yang sifatnya ringan
ataupun masalah yang sifatnya berat. Masalah adalah suatu kendala atau persoalan
yang harus dipecahkan dengan kata lain masalah merupakan kesenjangan antara
kenyataan dengan suatu yang diharapkan dengan baik. Setiap penelitian selalu
berangkat dari masalah. Emory (1985) menyatakan bahwa baik penelitian murni
maupun terapan, semuanya berangkat dari masalah hanya untuk penelitian
terapan, hasilnya langsung dapat digunakan untuk membuat keputusan.
Stonner (1998) mengemukakan bahwa masalah-masalah dapat
diketahui atau dicari apabila terdapat penyimpangan antara
pengalaman dengan kenyataan, antara apa yang direncanakan dengan
kenyataan, adanya pengaduan, dan kompetisi. Menurut Suryabrata
(2008) masalah merupakan kesenjangan antara harapan (das sallen)
dengan kenyataan (das sein) antara kebutuhan dengan yang tersedia,
antara yang seharusnya (what should be) dengan yang ada (what it is).
Penelitian dimaksudkan untuk menutup kesenjangan (what can be).
John Dewey dan Kerlinger secara terpisah memberikan
penjelasan mengenai masalah berupa kesulitan yang dirasakan oleh
orang awam maupun seorang peneliti. Kesulitan ini menghalangi
tercapai sebuah tujuan baik itu tujuan individu maupun sebuah
kelompok. Masalah dalam penelitian diekspresikan dalam bentuk
kalimat tanya bukan kalimat pernyataan. Masalah dalam ini
selanjutnya dijawab melalui penelitian (Siyoto, 2015).
Pemilihan atau penetapan masalah yang dikatakan baik dalam
penelitian perlu menjadi pertimbangan peneliti. Masalah dapat
dikatakan baik jika memiliki:
1. Kontribusi
Salah satu ciri masalah yang baik adalah dapat memberi
kontribusi kepada beberapa aspek, antara lain:

a. pengembangan teori baru


b. perbaikan metode
c. manfaat dan implikasi aplikatif
2. Orisinalitas
Bukan merupakan pengulangan terhadap penelitian lain, seperti:
a. masalah yang diteliti
b. kerangka konsep
c. pendekatan
3. Pernyataan Permasalahan
a. pernyataan penelitian
b. gambaran asosiasi dua atau lebih fenomena terukur
4. Aspek Kelayakan (Feasibility)
a. dapat dijawab
b. pertimbangan waktu dan biaya
c. tingkat pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki
d. daya dukung fasilitas dan sumber daya lain

B. Sumber Masalah Penelitian Pendidikan


Masalah dalam penelitian pendidikan dapat diperoleh dan
berbagai sumber yang terkait dengan bidang pendidikan, menurut
Mahdiyah (2016), sumber masalah penelitian antara lain:
1. Pengalaman seseorang atau kelompok. Pengalaman orang yang telah lama
menekuni bidang profesi pendidikan dapat digunakan untuk membantu
mencari permasalahan yang signifikan diteliti. Contoh: pengalaman
mengajar di kelas.
2. Lapangan tempat bekerja. Para peneliti dapat melihat secara langsung,
mengalami dan bertanya pada satu, dua, atau banyak orang dalam
pekerjaannya. Seorang guru misalnya, akan merasakan bahwa sekolah dan
komponen yang berkaitan dengan tercapainya tujuan sekolah dapat
dijadikan sebagai sumber penelitian.
3. Laporan hasil penelitian. Dari hasil penelitian, yang biasanya dalam bentuk
jurnal, biasanya disamping ada hasil temuan yang baru juga ada kemungkinan
penelitian yang direkomendasikan.
4. Lanjutan atau perluasan penelitian. Peneliti dapat mengambil permasalahan
penelitian dari hasil penelitian sebelumnya, yang biasanya tercantum pada
saran untuk mengembangkan atau melanjutkan penelitian tersebut.
5. Sumber-sumber yang berasal dari pengetahuan orang lain. Perkembangan
ilmu pengetahuan lain di luar bidang yang dikuasai seringkali memberikan
pengaruh munculnya permasalahan penelitian. Misalnya, gerakan reformasi
yang muncul setelah Orde baru, ternyata telah memunculkan dan
mempengaruhi sikap dan tuntutan para guru untuk memperoleh gaji dan
status profesi yang lebih baik.
6. Sumber Kepustakaan: buku Teks, Jurnal, Laporan Penelitian Membaca buku
teks, jurnal maupun laporan penelitian, selain dapat memperkaya khasanah
pengetahuan, juga dapat dijadikan sebagai sumber bahan identifikasi
masalah yang memberi rekomendasi untuk melakukan penelitian lanjutan.
7. Forum Pertemuan Ilmiah dan Diskusi Hasil pertemuan ilmiah dan diskusi
dengan orang yang lebih berpengalaman atau para pakar di bidangnya dapat
membuka wawasan dan pandangan lain untuk memperoleh identifikasi
masalah yang direncanakan sebagai bahan untuk menyusun skripsi atau
tesis.
8. Paradigma pendidikan yang selalu berubah dan berkembang dari masa ke
masa dalam berbagai hal seperti kurikulum, media dan metode pembelajaran
dapat dijadikan sumber berbagai identifikasi masalah untuk penelitian.
C. Membuat Latar Belakang
Latar Belakang masalah adalah informasi yang tersusun
sistematis berkenaan dengan fenomena dan masalah problematik yang
menarik untuk di teliti. Masalah terjadi saat harapan idela akan sesuatu
hal tidak sama dengan realita yang terjadi. Tidak semua masalah
adalah fenomena dan menarik. Masalah yang fenomenal adalah saat
menjadi perhatian banyak orang dan di bicarakan di berbagai kalangan
di masyarakat. Latar belakang dimaksudkan untuk menjelaskan alasan
mengapa masalah dalam penelitian ingin diteliti, pentingnya
permasalahan dan pendekatan yang digunakan untukan untuk
menyelesaikan masalah tersebut baik dari sisi teoritis dan praktis.
Latar belakang masalah penelitian berisi informasi tentang suatu
masalah dan atau peluang yang dapat dipermasalahkan agar
ditindaklanjuti lewat penelitian, termasuk hal-hal yang
melatarbelakanginya (Husein Umar, 2001: 238).
Latar belakang suatu penelitian memiliki peranan untuk:
1. Menjelaskan situasi dan kondisi yang melatar belakangi terjadinya masalah
tersebut.
2. Menguraikan kesenjangan-kesenjangan antara harapan dengan kenyataan,
teori dengan praktek, rencana dengan pelaksanaan dan kesenjangan lainnya
yang ada.
3. Menceritakan apa yang mendorong seorang peneliti untuk melakukan
penelitian terhadap suatu permasalahan.
4. Menjelaskan tentang alasan-alasan penting dan bagaimana menariknya
masalah untuk diteliti dalam jangkauan kemampuan akademik, biaya,
tenaga, dan waktu peneliti.
Identifikasi masalah perlu memperhatikan apakah masalah/fokus yang
dipilih cukup:
1. Esensial
Pentingnya nilai penelitian menduduki urutan paling utama di antara
masalah-masalah yang ada.
2. Urgen
Masalah tersebut dianggap mendesak (urgen) untuk dipecahkan.
3. Bermanfaat
Memiliki kegunaan atau kebermanfaatan jika masalah penelitian
dipecahkan.
Permasalahan dalam penelitian sering disebut problema atau metode dan
secara umum dikelompokkan ke dalam 3 jenis yaitu problema deskriptif,
problema komparatif dan problema korelatif.
1. Problema deskriptif: problema untuk mengetahui status variabel dan
mendeskripsikan fenomena tersebut, sehingga lahirlah penelitian deskriptif
(termasuk survey), penelitian historis, dan filosofis.
2. Problema komparatif: problema untuk membandingkan dua
fenomena/variabel atau lebih. Disini peneliti berusaha mencari persamaan
dan perbedaan fenomena, selanjutnya mencari arti atau manfaat dari
persamaan dan perbedaan tersebut.
3. Problema Asosiatif/korelatif: problema untuk mencari hubungan antara dua
fenomena atau variabel. Problema korelasi ada dua macam, yaitu korelasi
sejajar, dan korelasi sebab akibat.
Ketiga jenis permasalahan ini biasanya dijadikan dasar peneliti dalam
merumuskan judul penelitian. Secara lebih operasional, permasalahan penelitian
adalah: Suatu rumusan kalimat interogatif mengenai hubungan antara dua
variabel atau lebih yang belum terjawab dengan teori atau penelitian yang ada.
Berdasarkan pengertian tersebut diketahui bahwa rumusan permasalahan
penelitian harus berupa kalimat yang isinya “mempertanyakan kesenjangan”
yang ditemukan atau yang ingin dibuktikan peneliti, baik dalam kalimat tanya
maupun dalam kalimat positif. Namun, walaupun rumusan kalimat interogatif
bukan suatu keharusan, disarankan kepada peneliti untuk menggunakan kalimat
tanya. Saran ini didasarkan atas pertimbangan, bahwa dengan kalimat tanya akan
lebih mudah diperoleh sifat-sifat tajam dan spesifik tentang inti masalah yang
dipersoalkan, sebagai sifat yang amat penting dalam perumusan masalah
penelitian.
Latar belakang masalah berisi tentang sejarah dan persitiwa-peristiwa yang
sedang terjadi pada suatu proyek penelitian, tetapi dalam peristiwa itu,
nampak adanya penyimpangan-penyimpangan dari standar yang ada, baik
standar keilmuan maupun aturan-aturan. Dalam latar belakang ini peneliti harus
melakukan analisis masalah, sehingga permasalahan menjadi jelas. Melalui
analisis masalah ini, peneliti harus dapat menunjukkan adanya suatu
penyimpangan dan menuliskan mengapa hal itu perlu diteliti (Sugiyono,
2015:302). Bagian latar belakang masalah menjelaskan mengapa suatu
penelitian dilaksanakan hal urgen apa dan apa yang ingin dicapai atau
diketahui dari pelaksanaan penelitian tersebut. (Puspitasari, 2016).

D. Rumusan Masalah dalam Penelitian


Rumusan masalah berbeda dengan identifikasi masalah. Kalau
masalah yang sudah teridentifikasi merupakan kesenjangan antara
yang diharapkan dengan yang terjadi, sementara rumusan masalah
merupakan suatu kalimat pernyataan yang disusun berdasarkan adanya
masalah tersebut dan akan dicarikan jawabannya melalui pengumpulan
data dalam suatu proses penelitian. Namun demikian terdapat kaitan
erat antara suatu masalah dan rumusan masalah, karena setiap
rumusan masalah penelitian harus didasarkan pada masalah yang
teridentifikasi (Mahdiyah, 2016).
Perumusan masalah merupakan salah satu tahap di antara sejumlah
tahap penelitian yang memiliki kedudukan yang sangat penting dalam
kegiatan penelitian. Tanpa perumusan masalah, suatu kegiatan
penelitian akan menjadi sia- sia dan bahkan tidak akan membuahkan
hasil apa-apa. Perumusan masalah disebut juga sebagai research
questions atau research problem, diartikan sebagai suatu rumusan yang
mempertanyakan suatu fenomena, baik dalam kedudukannya sebagai
fenomena mandiri, maupun dalam kedudukannya sebagai fenomena
yang saling terkait di antara fenomena yang satu dengan yang lainnya,
baik sebagai penyebab maupun sebagai akibat. Mengingat demikian
pentingnya kedudukan perumusan masalah di dalam kegiatan
penelitian, sampai-sampai memunculkan suatu anggapan yang
menyatakan bahwa kegiatan melakukan perumusan masalah,
merupakan kegiatan separuh dari penelitian itu sendiri (Mahdiyah,
2016).

E. Bentuk-Bentuk Rumusan Masalah


Rumusan masalah merupakan suatu pernyataan yang akan
dicarikan jawabannya melalui pengumpulan data. Bentuk-bentuk
rumusan masalah penelitian dikembangkan berdasarkan penelitian
menurut tingkat eksplanasi (level of explanation). Menurut Sugiyono
(2015), bentuk-bentuk masalah dapat dikelompokkan ke dalam bentuk
masalah deskriptif, komparatif dan asosiatif.
1. Rumusan Masalah Deskriptif
Rumusan masalah deskriptif adalah suatu rumusan masalah berkenaan
dengan pertanyaan terhadap keberadaan variabel mandiri, baik hanya pada satu
variable atau lebih. Jadi dalam penelitian ini seorang peneliti tidak membuat suatu
perbandingan pada sampel yang lain, dan juga tidak mencari hubungan variabel
tersebut dengan variabel yang lain. Dalam hal ini peneliti hanya menjabarkan atau
mendeskripsikan data hasil penelitian, bisa dengan bantuan tabel dan diagram atau
grafik, sehingga hasil temuan tersebut menjadi lebih mudah dipahami oleh
pembaca. Penelitian semacam ini dinamakan penelitian deskriptif .. .
Contoh rumusan masalah Deskriptif:
1) Bagaimana peningkatan hasil Ujian Akhir Nasional (UAN) siswa
Sekolah Menengah Atas di Indonesia?
2) Bagaimanakah tanggapan masyarakat terhadap rencana
pemerintah menetapkan wajib belajar 12 tahun?
3) Seberapa besar peranan orangtua dalam memotivasi anak untuk
berprestasi?
4) Bagaimana taraf tingkat kepuasan orangtua murid terhadap pelayanan
penerimaan siswa baru di sekolah?
5) Bagaimana taraf minat baca dan lama belajar rata-rata per hari murid-
murid sekolah dasar di daerah luar Jawa?
2. Rumusan Masalah Komparatif
Rumusan komparatif adalah rumusan masalah penelitian yang
membandingkan (komparasi) keberadaan satu variabel atau lebih pada
dua atau lebih sampel yang berbeda. Perbedaan tersebut bisa dinilai
dari metoda, perlakuan lain atau pada waktu yang berbeda.
Contoh rumusan masalah Komparatif adalah sebagai berikut.
1) Adakah perbedaan prestasi belajar antara siswa SMA dari sekolah negeri
dan swasta? Sebagai variabel penelitian adalah prestasi belajar
berdasarkan perbandingan dua sampel yaitu status sekolah yang berbeda:
negeri dan swasta.
2) Adakah perbedaan motivasi kerja guru antara sekolah di pulau Jawa dan
di Luar Jawa? (satu variabel dua sampel). Sebagai variabel penelitian
adalah motivasi kerja guru berdasarkan perbandingan di dua wilayah yang
berbeda yaitu: pulau Jawa dan di Luar Jawa.
3) Adakah perbedaan motivasi belajar dan hasil belajar antara siswa SMA
yang mengikuti program bimbingan belajar (bimbel) dan belajar mandiri?
(dua variabel dua kelompok sampel). Sebagai variable penelitian adalah
motivasi belajar dan hasil belajar berdasarkan perbandingan dua
kelompok belajar: Bimbel dan belajar mandiri.
4) Adakah perbedaan kemampuan bersosialisasi anak antara yang diasuh
dengan pola asuh Otoriter, Permisive dan Demokratis? (satu variabel
untuk tiga kelompok sampel). Sebagai variabel penelitian adalah
kemampuan bersosialisasi berdasarkan perbandingan tiga kelompok
dengan pola asuh: Otoriter, Permisive dan Demokratis.
5) Adakah perbedaan tingkat kecerdasan anak dan immunitas anak yang
pada waktu bayi diberi susu Eksklusif, Non Eksklusif dan Susu Sapi?
(dua variable untuk tiga kelompok sampel) Sebagai variabel penelitian
adalah tingkat kecerdasan anak dan immunitas anak berdasarkan
perbandingan tiga kelompok pemberian susu saat bayi: Eksklusif, Non
Eksklusif dan Susu Sapi.
3. Rumusan Masalah Asosiatif
Rumusan masalah asosiatif adalah rumusan masalah penelitian yang
bersifat menanyakan hubungan antara dua variabel atau lebih.
Terdapat tiga bentuk hubungan yaitu: hubungan simetris, hubungan
kausal, dan interaktif/timbal balik.
1) Hubungan Simetris
Hubungan simetris adalah merupakan hubungan antara dua
variabel atau lebih yang munculnya bersamaan atau diartikan sejajar. Pada
penelitian dengan bentuk hubungan ini, tidak dapat dikatakan variabel
mana yang mempengaruhi variabel lainnya, dengan kata lain kedua
variabel memiliki kedudukan yang sama kuat atau setara. Jadi bentuk
hubungannya bukan hubungan kausal atau interaktif.
Contoh rumusan masalah penelitian hubungan simetris:
a) Adakah hubungan antara ukuran tinggi badan dengan keinginan untuk
sehat?

b) Adakah hubungan kemampuan di bidang matematika dengan


kemampuan berbahasa Inggis?
Berdasarkan rumusan masalah yang diuraikan dapat dijelaskan
bahwa rumusan masalah penelitian hubungan simetris, selain ditandai
dengan bentuk hubungan kedua variabel yang sejajar juga dicirikan
dengan kata penghubung “dengan” di antara dua atau lebih variabel.
Hubungan simetris dari contoh tersebut jelas menunjukkan bahwa
kondisi salah satu variabel bukanlah akibat atau pengaruh variabel
lainnya
2) Hubungan Kausal
Hubungan kausal adalah hubungan yang bersifat sebab akibat.
Bentuk hubungan ini menunjukkan terdapat variabel independen atau
variabel bebas (variabel yang mempengaruhi) dan variabel dependen
atau variabel terikat (variabel yang dipengaruhi). Namun dalam bentuk
hubungan ini hanya salah satu variabel yang mempengaruhi variabel
lainnya atau kondisi tersebut tidak dapat dianggap berlaku sebaliknya.
Contoh rumusan masalah penelitian hubungan Kausal:
a) Adakah hubungan pengetahuan gizi anak dengan pola pemilihan
makanan jajanan anak
b) Adakah hubungan motivasi untuk sukses terhadap prestasi belajar siswa?

c) Seberapa besar pengaruh kurikulum dan media pendidikan terhadap


kualitas lulusan yang dihasilkan sekolah?
3) Hubungan Interaktif/Timbal Balik
Hubungan interaktif adalah hubungan yang saling mempengaruhi.
Pada pola penelitian ini tidak diketahui mana variabel independen
maupun variabel dependen. Contoh rumusan masalah penelitian
hubungan Interaktif:

a. Adakah hubungan antara harga, promosi dengan penjualan produk ‘X’?


(X1 adalah variabel harga dan X2 adalah variabel promosi sedangkan
Y adalah variabel penjualan)
b. Adakah pengaruh antara kualitas kinerja dan loyalitas karyawan
layanan yang diberikan suatu perusahaan dengan tingkat kepuasan
pelanggan? (Dalam kasus ini variabel X adalah kualitas kinerja,
variabel Y adalah loyalitas karyawan dan variabel Z adalah kepuasan
pelanggan).
Rumusan masalah yang diuraikan, menjelaskan bahwa rumusan
masalah penelitian hubungan interaktif ditandai dengan bentuk
hubungan kedua variabel bersifat sebab akibat juga dicirikan dengan
kata penghubung “antara” di antara dua atau lebih variabel. Berbeda
dengan rumusan hubungan kausal yang variabelnya mempengaruhi
hanya searah, penulisan rumusan hubungan interaktif dapat saling
mempengaruhi dua arah antara dua atau lebih variabel penelitian
(Mahdiyah, 2016).
F. Cara Membuat Rumusan Masalah
Untuk dapat merumuskan suatu masalah, tentunya perlu diketahui
secara jelas dan tepat, bagaimana cara mengorganisasikan atau
merumuskan suatu masalah. Berikut adalah panduan tentang cara
membuat rumusan masalah yang bagus dan realistis
1. Disusun Secara Spesifik
Hal pertama yang harus dilakukan untuk membuat rumus masalah
adalah membuat rumusan masalah yang spesifik, dimana cara
penulisan rumus masalah ini harus dipahami, yaitu tidak perlu menulis
kata-kata yang panjang Rumusan masalah yang panjang justru akan
menghilangkan esensi dari apa yang ingin Anda sampaikan. Agar
rumusan soal ini berbentuk pertanyaan, disusunlah secara singkat padat
dan jelas sehingga mudah dipahami.
2. Menentukan Metode Penelitian yang Sesuai
Setelah dapat mengkonkretkan rumusan masalah, maka diperlukan
metode penelitian yang tepat untuk menyusun rumusan masalah.
Dengan kata lain, Anda harus terlebih dahulu menentukan metode
pencarian yang sesuai dengan topik yang ingin di cari Umumnya, dua
jenis metode penelitian dipilih atau digunakan untuk melakukan
penelitian Antara menggunakan metode penelitian kualitatif atau
menggunakan metode penelitian kuantitatif.

3. Mencari Teori yang Mendukung Metode Penelitian


Setelah menemukan metode penelitian yang tepat, sebaiknya Anda
meneliti berbagai informasi tentang berbagai teri yang dapat
mendukung penelitian dan metode penelitian yang dipilih Jangan salah
urutan karena akan menyebabkan kesalahan tindakan.
Jadi tetap berpegang pede aturan yang telah ditetapkan seperti ini
karena dengan mengutak-atik setiap langkah penelitian akan berjalan
dengan baik Penting juga untuk dicatat bahwa teori pendukung ini
dapat dikumpulkan dari berbagai pengetahuan, data, atau bahkan
penelitian sebelumnya yang telah dilakukan untuk mendukung metode
penelitian yang dipilih.
4. Melihat Fenomena Sekeliling
Sebagai seorang penulis, Anda harus penuh perhatian dan kreatif
menyadan fenomena yang terjadi di sekitar Anda. Kedengarannya
mudah, tetapi sebenarnya cukup sulit, kecuali jika Anda terbiasa
berpikir dan mencari solusi dari masalah Ada banyak masalah praktis
di sekitar Anda, Anda hanya perlu tajam dalam penargetan Anda dan
tidak terlalu jauti delam interpretasi Anda Mulailah dengan kasus-
kasus kecil di sekitar Anda atau situasi yang sering Anda temui dalam
kehidupan sehari-hari.
5. Menggunakan 5W + 1H
Satu hal yang tidak dapat diabaikan adalah penyusunan kaidah
bahasa harus sistematis, jelas, mudah dipahami dan juga harus sesuai
dengan kaidan bahasa Indonesia. Karena rumusan masalah adalah
pertanyaan jawaban masalah, Anda harus menggunakan rumus
5W+1H untuk menentukan topik penelitian dan juga membuat
pertanyaan itu menarik

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Masalah adalah penyimpangan dari apa yang seharusnya dengan
apa yang terjadi, atau penyimpangan antara teori dan praktik,
penyimpangan antara aturan dan pelaksanaan, penyimpangan antara
rencana dan pelaksanaan, penyimpangan antara masa lampau dan yang
terjadi sekarang (Sugiyono, 2015). Masalah penelitian secara umum
dapat diartikan sebagai suatu kesenjangan (gap) antara yang seharusnya
dengan apa yang terjadi tentang sesuatu hal, atau antara kenyataan yang
ada atau terjadi dengan yang seharusnya ada atau terjadi serta antara
harapan dan kenyataan.
Langkah utama yang harus dilakukan pertama kali dalam
penelitian adalah justru merumuskan perumusan masalah dengan benar,
agar tujuan dari penelitian yang dilakukan berjalan beriringan atau sesuai
dengan rumusan masalah yang dibuat. Adapun perlu kita ketahui bahwa
terdapat perbedaan antara perumusan masalah pada penelitian kualitatif
dan perumusan masalah pada penelitian kuantitatif. Karena masalah yang
diambil pada penelitian kuantitatif dilakukan dengan mengontrol variabel
dan validitasnya. Sedangkan masalah yang diangkat dalam penelitian
kualitatif pada prosesnya memakan waktu yang cukup lama dengan
prosedur yang tidak baku dan reabilitas keabsahan data.
B. Saran
Perumusan masalah merupakan hulu dari sebuah penelitian,
sehingga peneliti harus menyusunnya dengan baik agar penelitian yang
dilakukan dapat maksimal dan bermanfaat.
DAFTAR PUSTAKA

Emory, Richard D. Irwin. (1985). Business Research Methods. Jurnal


Pengembangan Bisnis. 1 (1)

Husein Umar, SE, MM, MBA. 1999. Metodologi Penelitian: Aplikasi dalam
Pemasaran. Jakarta: Gramedia.

Mahdiyah, 2016. Perumusan Masalah Penelitian. Jakarta: UT Press

Mustafa, H. 1997. Mengawali Penelitian. http://www.home.unpar.ac.id.

Puspitasari, Ratna. 2016. Latar Belakang Permasalahan Dalam Penelitian.


Cirebon: IAIN Syekh Nurjati.

Stoner, James A.F, wankel, Charles,. 1998. Perencanaan Pengambilan Keputusan


Dalam Manajemen. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Sugiyono, 2015. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung:


Penerbit Alfabeta Bandung.
https://www.gramedia.com/best-seller/cara-membuat-rumusan-masalah/

You might also like