You are on page 1of 20

PROPOSAL INOVASI UPT PUSKESMAS WAJAK

POSBINDU BERBASIS KEAGAMAAN


(POSBINDU MUSLIMAT)

UPT PUSKESMAS WAJAK


JL, PANGLIMA SUDIRMAN 161
KECAMATAN WAJAK KABUPATEN MALANG
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG


Sebagai hasil dari pembangunan kesehatan di Indonesia dalam 3
dekade terakhir ini, umur harapan hidup penduduk Indonesia telah meningkat
dari 54,4 pada tahun 1980 (SP 1980) menjadi 69,8 pada tahun 2012 (BPS
2013). Kondisi ini ditambah dengan keberhasilan dalam menurunkan angka
kesakitan atau morbiditas berbagai penyakit menular membuat Indonesia
mengalami transisi demografi dan transisi epidemiologi. Pada saat ini pola
kesakitan menunjukkan bahwa Indonesia mengalami double burden of disease
dimana penyakit menular masih merupakan tantangan (walaupun telah
menurun) tetapi penyakit tidak menular meningkat dengan tajam.
Pengaruh industrialisasi mengakibatkan makin derasnya arus urbanisasi
penduduk ke kota besar, yang berdampak pada tumbuhnya gaya hidup yang
tidak sehat seperti diet yang tidak sehat, kurangnya aktifitas fisik, dan merokok.
Hal ini berakibat pada meningkatnya prevalensi tekanan darah tinggi, glukosa
darah tinggi, lemak darah tinggi, kelebihan berat badan dan obesitas yang pada
gilirannya meningkatkan prevalensi penyakit jantung dan pembuluh darah,
penyakit paru obstruktif kronik, berbagai jenis kanker yang menjadi penyebab
terbesar kematian (WHO, 2013).
Berbagai upaya telah dilakukan untuk pencegahan dan penanggulangan
penyakit tidak menular, sejalan dengan pendekatan WHO terhadap penyakit
penyakit tidak menular Utama yang terkait dengan faktor risiko bersama
(Common Risk Factors). Di tingkat komunitas telah diinisiasi pembentukan Pos
Pembinaan Terpadu (Posbindu).
Pos Pembinaan Terpadu Penyakit Tidak Menular (Posbindu PTM)
adalah kegiatan monitoring dan deteksi dini faktor resiko PTM terintegrasi
(Penyakit jantung dan pembuluh darah, diabetes, penyakit paru obstruktif akut
dan kanker) serta gangguan akibat kecelakaan dan tindakan kekerasan dalam
rumah tangga yang dikelola oleh masyarakat melalui pembinaan terpadu.
Posbindu PTM adalah bentuk peran serta masyarakat (kelompok masyarakat,
organisasi, industri, kampus, instansi, sekolah dll) dalam upaya promotif dan
preventif untuk mendeteksi dan pengendalian dini keberadaan faktor resiko
penyakit tidak menular secara terpadu.
Dalam pelaksanaan Posbindu PTM, peran aktif masyarakat sangatlah
dibutuhkan. Banyaknya kelompok-kelompok masyarakat yang mempunyai
pengaruh kuat dalam kehidupan bermasyarakat sangat membantu untuk
meningkatkan peran serta masyarakat. Salah satu yang mempunyai pengaruh
besar adalah dari kelompok keagaman, dimana di wilayah Puskesmas Wajak
terdapat banyak sekali kelompok keagamaan baik yang teroganisir maupun
yang secara tradisional.
MUSLIMAT merupakan kelompok organisasi keagamaan yang cukup
besar dan mempunyai pengaruh yang cukup kuat terutama di wilayah
Kecamatan Wajak. Dengan jumlah anggota yang cukup besar serta
mempunyai loyalitas diharapkan mampu meningkatkan cakupan program
Posbindu. Dalam 2 bulan persiapan setelah mempelajari SPM penyakit tidak
menular pada Posbindu PTM dan penjaringan-penjaringan skrining keshatan
yan sudah banyak dilakukan. Maka dengan pertimbangan tersebut maka
tercetuslah suatu pemikiran untuk melakukan suatu terobosan agar dapat
menjaring peserta lebih banyak dan didukung oleh pihak Muslimat sehingga
terbentuklah Posbintu PTM Muslimat.

1.2. TUJUAN
Meningkatkan peran serta masyarakat dalam organisasi MUSLIMAT dalam
pencegahan dan penemuan dini faktor resiko PTM

1.3. SASARAN
 Kelompok masyarakat sehat, beresiko dan penyandang PTM atau orang
dewasa yang berumur 15 tahun keatas.
 Pada orang sehat agar faktor resiko tetap terjaga dalam kondisi normal.
 Pada orang dengan faktor resiko adalah mengembalikan kondisi beresiko
ke kondisi normal.
 Pada orang dengan penyandang PTM adalah mengendalikan faktor resiko
pada kondisi normal untuk mencegah timbulnya komplikasi PTM.

1.4. MANFAAT
1. Membudayakan Gaya Hidup Sehat dengan berperilaku CERDIK yaitu
 Cek kondisi kesehatan anda secara berkala,
 Enyahkan asap rokok,
 Rajin aktifitas fisik,
 Diet yang sehat dengan kalori seimbang, Istirahat yang cukup,
 Kelola stres dalam lingkungan yang kondusif di rutinitas kehidupannya.
2. Mawas Diri terhadap faktor resiko PTM yang kurang menimbulkan gejala
secara bersamaan dapat terdeteksi & terkendali secara dini.
1.5. DAMPAK
Dampak yang ditimbulkan setelah dibentuk posbindu Muslimat
masyarakat secara umum dapat mengetahui penyakit PTM yang diderita
setelah di skrining waktu dilakukannya Posbindu PTM Muslimat didesa.
Sehingga dapat mengontrolkan kembali setelah mengetahui adanya skrining
yang tidak normal.
Dampak yang ditimbulkan bagi petugas pelayanan Posbindu PTM
khususnya dapat mengetahui, memetakan jumlah penyakit PTM khususnya
Diabetes dan Hipertensi sehingga dapat menaikkan jumlah SPM yang
diharapkan.
BAB 2
ANALISA SITUASI

2.1. GEOGRAFI
Puskesmas Wajak terletak di desa Wajak Kecamatan Wajak Kabupaten
Malang. Jarak tempuh desa ke Puskesmas terjauh sekitar 15 km sedangkan
akses jalan semua desa bias dilewati kendaraan roda 2 maupun roda 4.
Batas wilayah kerja Puskesmas Wajak meliputi :
Utara : Kecamatan Poncokusumo
Selatan : Kecamatan Tuten
Barat : Kecamatan Bululawang
Timur : Kecamatan Ampelgading
Luas wilayah
Luas wilayah seluruhnya :± 9.472 km2
Ketinggian dari permukaan Laut
Ketinggian : 400 m di atas permukaan air laut
Curah Hujan : 259 mm

Fasilitas Sarana Jalan Antar Desa


 Sebagian besar sudah beraspal ± 95%
 Bias dilalui kendaraan roda 2 dan roda 4
 Sebagian besar jalan sudah dilalui angkutan kota
 Fasilitas umum lainnya ojek dan becak

Jumlah desa dan Jarak ke Puskesmas Wajak


Wilayah kerja Puskesmas Wajak terdiri dari 13 desa, dengan jarak terjauh ±15
km adalah Desa Bambang dan Desa Wonoayu.
TABEL 1
Nama Desa dan Jarak ke Puskesmas
JARAK KE
NO NAMA DESA
PUSKESMAS ( Km )
1 Wajak 1
2 Ngembal 4
3 Sukoanyar 3
4 Kidangbang 5
5 Sukolilo 5
6 Blayu 2
7 Codo 3
8 Dadapan 8
9 Bringin 10
10 Sumber Putih 14
11 Bambang 15
12 Wonoayu 15
13 Patok Picis 12

TABEL 2
Peta Wilayah Kerja Puskesmas
2.2. DEMOGRAFI

Penduduk di wilayah kerja Puskesmas Wajak tahun 2020 berjumlah


84.845 jiwa. terdiri dari laki –laki 42.785 jiwa dan perempuan 42.060 jiwa.
Adapun jumlah penduduk per desa dapat dilihat pada Tabel dibawah ini :

TABEL 3

Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin Tahun 2020

JUMLAH PENDUDUK
NO DESA TOTAL
LAKI PEREMPUAN
1 Wajak 7.100 6.977 14.077
2 Ngembal 2.641 2.592 5.233
3 Sukoanyar 3.117 3.061 6.178
4 Kidangbang 3.407 3.345 6.752
5 Sukolilo 3.489 3.416 6.905
6 Blayu 3.137 3.081 6.218
7 Codo 4.144 4.130 8.274
8 Dadapan 3.347 3.288 6.635
9 Bringin 3.219 3.156 6.375
10 Sumber Putih 3.020 2.958 5.978
11 Bambang 2.086 2.051 4.137
12 Wonoayu 700 687 1.387
13 Patok Picis 3.378 3.318 6.696
JUMLAH 42.785 42.060 84.845

Dari Tabel di atas dapat dilihat untuk jumlah penduduk wilayah kerja
Puskesmas Wajak menurut jenis kelamin didapatkan jumlah penduduk laki-laki
lebih banyak dari perempuan dengan rasio 1,02
TABEL 4
Piramida Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin dan Usia

Dari grafik diatas dapat diliat bahwa jumlah penduduk usia produktif cukup
besar sehingga berpengaruh pada aktifitas ekonomi di wilayah kerja
Puskesmas Wajak

2.3. SOSIAL EKONOMI

Penduduk di wilayah kerja Puskesmas Wajak sebagian besar


beragama Islam. Mata pencaharian penduduk paling banyak adalah
pedagang, selain itu juga buruh pabrik, pegawai negeri, ABRI dan lain-lain.
Aktifitas perekonomian dalam lingkungan menengah ke bawah, juga
berjalan sangat dinamis. Dengan wilayah kerja yang mempunyai ketinggian
cukup tinggi hasil komoditas banyak didominasi sayuran dan buah-buahan,
selain itu juga jagung, tebu, dan palawija.
TABEL 6
Mata pencaharian
BAB 3
POSBINDU PTM ‘’MUSLIMAT”

3.1. GAMBARAN SINGKAT


Awal mula terbentuk posbindu Muslimat adalah karena capaian SPM
dan PKP yang rendah, posbindu di wilayah Kecamatan Wajak adalah posbindu
yang menjadi satu dengan posbindu balita, dan itu ternyata kurang efektif. Hal
ini disebabkan karena peserta yang hadir adalah orang yang tetap, sedangkan
dalam definisi operasional penghitungan skrening adalah orang baru setiap
bulannya.
Kemudian munculah gagasan untuk bergabung di sebuah kegiatan yang
mempunyai anggota yang banyak dan mempunyai loyalitas yang tinggi. Dan di
Kecamatan Wajak terdapat Muslimat yang merupakan sebuah organisasi
keagamaan yang besar, dan hampir seluruh masyarakat termasuk anggota
Muslimat. Dengan dasar tersebut akhirnya pemegang program PTM
menyampaikan ide tersebut kepada Ketua Muslimat dan beliau sangat
mendukung sekali. Akhirnya pada bulan September 2019 kita launching
pertama kali di Desa Kidangbang yang di hadiri oleh Ketua Muslimat
Kabupaten Malang dan beliau sangat mendukung dan akan mengadopsi
kegiatan Posbindu Muslimat ke seluruh Muslimat kabupaten malang.
Pada bulan Agustus sebelum ada Posbindu Muslimat capaian 25.524
dari target 54.207 ( 47,1% ) , sedangkan capaian pada bulan Desember 2019
adalah 47.145 dari target 54.207 ( 86,97% ) .
Meningkatnya capaian program Posbindu PTM melalui Muslimat tak
lepas dari meningkatnya kesadaran anggota Muslimat khususnya untuk
menjaga kesehatannya. Manfaat dibangunnya Posbindu PTM Muslimat adalah
Membudayakan Gaya Hidup Sehat dengan berperilaku CERDIK yaitu dengan
mengeCek kondisi kesehatan anda secara berkala, meEnyahkan asap rokok,
Rajin beraktifitas fisik, melakukan Diet yang sehat dengan kalori seimbang,
Istirahat yang cukup, dan dapat mengelola stres dalam lingkungan yang
kondusif di rutinitas kehidupannya.Mawas Diri terhadap faktor resiko PTM yang
kurang menimbulkan gejala secara bersamaan dapat terdeteksi & terkendali
secara dini.

3.2. KEGIATAN
Pelaksanaan kegiatan Posbindu PTM Muslimat melalui pemberdayaan
masyarakat dilakukan melalui beberapa tahapan, yaitu
a. Sosialisasi tingkat Kecamatan dan Puskesmas
Memberikan pemahaman dan kepedulian program Posbindu PTM kepada
lintas sektor, petugas kesehatan di Puskesmas Wajak serta organisasi
keagamaan MUSLIMAT
b. Penguatan komitmen
Membuat kesepakatan bersama pelaksanaan Posbindu Muslimat dengan
membuat komitmen, penunjukkan kader dan lokasi kegiatan
c. Pendataan terpadu
Pengumpulan data pendukung
d. Perencanaan kegiatan
Perencanaan kegiatan dilakukan dengan melakukan analisa
permasalahan,kendala dan dana
e. Pelaksanaan kegiatan
Kegiatan Posbindu PTM Muslimat dilaksanakan dengan melakukan
koordinasi terlebih dahulu dengan PJ UKM, perawat dan bidan desa serta
pemegang program Posbindu PTM. Yang kemudian akan merencanakan
dan menjadwal kegiatan pelayanan kesehatan agar tidak berbenturan
dengan tugas pokok masing-masing.
Kegiatan diawali dengan penyuluhan kesehatan, edukasi dan informasi;
yang selanjutnya dilakukan konseling untuk pra pemeriksaan. Setelah
mendapatkan hasil pemeriksaan dilakukan konseling post pemeriksaan
guna memberikan informasi, pendampingan serta pengawasan bagi
peserta. Pendampingan dan pengawasan bagi peserta yang memiliki hasil
cek kesehatan yang kurang baik, meliputi pendampingan dalam segi
psikologi dan memberikan motivasi serta pengawasan dalam pengambilan
dan pemberian obat juga pengawasan pola hidup mereka. Pendampingan
tidak hanya untuk yang bersangkutan namun juga kepada keluarga yang
bersangkutan, namun tentu saja atas seijin penderita.

Evaluasi kegiatan
 Dilakukan melalui Lokakarya Mini Puskesmas yang dilakukan tiap
bulan, untuk menentukan permasalahan yang ada di lapangan untuk
dilakukan pemecahan masalah yang nantinya akan disusun rencana
tindak lanjut di bulan berikutnya.
 Dilakukan melalui Lokakarya Mini 3 Bulanan Lintas sector, dengan
melibatkan lintas sector dalam menemukan pemecahan masalah
terkait dengan pengambilan kebijakan yang membutuhkan komitmen
dari semua pihak.
BAB 4
PELAKSANAAN KEGIATAN
4.1. RENCANA PELAKSANAAN KEGIATAN TAHUN 2021

Target Penanggung Volume


Kegiatan Tujuan Sasaran
Sasaran Jawab Kegiatan
memantau
Seluruh Penanggung
Rekruitmen pengawasan minum 1 kali
kader PMO 20 orang jawab Program
PMO baru obat secara teratur kegiatan
(20 orang) PTM
pada pasien HT
Meningkatkan
Melaksanakan
pengetahuan Lintas
sosialisasi ttg Penanggung
masyarakat tentang Sektor 1 kali
kegiatan 15 orang jawab Program
kegiatan yg terkait (15 kegiatan
Posbindu PTM PTM
dilakukan di orang)
di setiap desa
Posbindu PTM desa
Melaksanakan
kegiatan
Kegiatan Posbindu 362 Penanggung
Posbindu PTM 48 kali
PTM terlaksana penderita 362 orang jawab Program
di setiap desa kegiatan
secara rutin HT PTM
secara rutin
dan terjadwal
Mengusulkan Meningkatkan
Penanggung
pelatihan kompetensi petugas
jawab 1 kali
pembuatan PTM untuk 1 orang Kepala TU
program kegiatan
media membuat media
PTM
promkes promkes
Penanggung
Membuat sebagai media Penanggung
jawab 1 kali
media informasi bagi 1 orang jawab Program
program kegiatan
promkes pasien HT Promkes
PTM
Meningkatkan
In house
kemampuan Penanggung
training
penanggung jawab jawab
penyusunan 1 kali
program PTM program 1 orang Kepala TU
SOP bagi kegiatan
dalam membuat PTM ( 1
petugas PTM
SOP yg sesuai orang)
di Puskesmas
standar
Membentuk Terbentuknya Penanggung
2 kali
Posbindu PTM Posbindu PTM di 2 desa 2 desa jawab UKM
kegiatan
di desa semua desa Essensial
4.2. JADWAL PELAKSANAA

Kegiatan JADWAL

Rekruitmen
mg 2
PMO baru

Melaksanakan
sosialisasi ttg
kegiatan mg 3
Posbindu PTM
di setiap desa
Melaksanakan
kegiatan mg mg mg mg mg mg mg mg mg mg mg mg
Posbindu PTM 1, 2, 1, 2, 1, 2, 1, 2, 1, 2, 1, 2, 1, 2, 1, 2, 1, 2, 1, 2, 1, 2, 1, 2,
di setiap desa 3, 4 3, 4 3, 4 3, 4 3, 4 3, 4 3, 4 3, 4 3, 4 3, 4 3, 4 3, 4
secara rutin
dan terjadwal
Mengusulkan
pelatihan
pembuatan mg 2
media
promkes
Membuat
media mg 1
promkes
In house
training
penyusunan
mg 4
SOP bagi
petugas PTM
di Puskesmas

Membentuk
mg 2
Posbindu PTM
&4
di desa
4.3. PERAN PIHAK TERKAIT
Pemangku kebijakan memiliki peran masing-masing dalam penentuan strategi
kebijakan diantaranya :
4.3.1. Lintas Sektor
 Dinas kesehatan Kabupaten Malang
Sebagai institusi induk dari Puskesmas, Dinas memegang peranan
memberikan payung hukum kebijakan terhadap program yang
dilaksanakan oleh Puskesmas. Memberikan arahan dan bimbingan
kepada Puskesmas dalam menjalankan program kesehatan
 Kecamatan Wajak
Berperan dalam memberikan motivasi kepada desa dalam pelaksanaan
Pobindu, memberikan advokasi dengan organisasi keagamaan
Muslimat, dan memberikan dukungan lainnya.
 Puskesmas Wajak
Berperan dalam memberikan motivasi terhadap petugas kesehatan,
melakukan sosialisasi bersama tenaga kesehatan, menyusun
perencanaan program, mekanisme pelaksanaan kegiatan, mekanisme
pembiayaan (BOK) dan menentukan kebijakan dalam puskesmas.
 Organisasi Muslimat
Berperan dalam mendukung pelaksanaan kegiatan Posbindu PTM
dalam bentuk melakukan mobilisasi peserta dan memberikan dukungan
akomodasi.
 Kepala Desa
Berperan memberikan dukungan terhadap pelaksanaan kegiatan
Posbindu PTM, menyediakan lahan/ tempat pelaksanaan kegiatan,
melakukan koordinasi dengan organisasi Muslimat tingkat desa serta
menggerakkan secara aktif kader posbindu.
 Kader Kesehatan
Berperan dalam pelaksanaan Posbindu sebagai pelaksana aktif

4.3.2. Lintas Program


 P2 PTM
Berperan sebagai penanggungjawab program, menyusun rencana
kegiatan serta rencana tindak lanjut
 Program Promkes
Berperan dalam memberikan penyuluhan kesehatan saat kegiatan
 PJ UKP
Berperan dalam upaya kuratif sebagai tindak lanjut hasil kegiatan
Posbindu PTM
BAB 5
DAMPAK INOVASI

5.1. SEBELUM INOVASI


Capaian program Posbindu PTM sampai bulan Agustus 2019 adalah
25.524 dari target 54.207 ( 47,1% ). Dan kegiatan Posbindu PTM dalam
pelaksanaan kegiatannya menjadi satu dengan Posyandu Balita, sehingga
yang terjaring dalam kegiatan tersebut orang yang sama setiap bulannya.
Sasaran penyuluhan kesehatan juga tidak maksimal karena orang sama
yang mendapat penyuluhan.

5.2. SESUDAH INOVASI


Capaian program SPM pada bulan Desember 2019 adalah 47.145 dari
target 54.207 ( 86,97% ) .
Masyarakat juga lebih mengerti akan manfaat untuk mengikuti Posbindu
Muslimat disamping mendapat ilmu tentang keagamaan dan dapat
Membudayakan Gaya Hidup Sehat dengan berperilaku CERDIK yaitu dengan
mengeCek kondisi kesehatan anda secara berkala, meEnyahkan asap rokok,
Rajin beraktifitas fisik, melakukan Diet yang sehat dengan kalori seimbang,
Istirahat yang cukup, dan dapat mengelola stres dalam lingkungan yang
kondusif di rutinitas kehidupannya.Mawas Diri terhadap faktor resiko PTM yang
kurang menimbulkan gejala secara bersamaan dapat terdeteksi & terkendali
secara dini.
BAB 6
KEBERLANJUTAN

Program Posbindu PTM menitikberatkan pada program promotif preventif


dengan tujuan utama meningkatkan partisipasi aktif masyarakat dalam mengatasi
masalah kesehatan yang dialami khususnya penyakit tidak menular. Pemberdayaan
masyarakat akan efektif jika dilakukan dengan berinteraksi secara langsung dengan
sasaran.

Dengan program Posbindu PTM,memberikan pelajaran yang sangat


bermanfaat bagi pemberi layanan dan pengambil kebijakan dalam merencanakan suatau
kegiatan. Dari program Posbindu PTM kita dapat mendapatkan masukan bagaimana
berempati dan memahami permasalahan yang dihadapi masyarakat. Mengatasi suatu
masalah tidaklah semudah membalikan telapak tangan, tetapi memerlukan banyak
komponen pendukung seperti sumber daya manusia, dana, kebijakan, dan yang tak
kalah penting adalah kemauan semua komponen masyarakat untuk bahu membahu
menyukseskan program yang direncanakan. Koordinasi, kerjasama, dan keterbukaan
informasi serta menghilangkan ego sektoral memperlancar proses penyelenggaraan
suatu kegiatan.

Setiap pihak terkait memahami tugas dan peran masing-masing sesuai


kewenangan yang dimiliki. Dalam membuat perencanaan kegiatan mempertimbangkan
kemampuan, potensi dan kendala yang ada sehingga program dapat berhasil.

Data-data faktual permasalahan kegiatan didapatkan lebih dini pada saat


kegiatan Posbindu PTM yang tentu saja akan memungkinkan untuk melakukan intervensi
sedini mungkin. Penemuan dini yang ditindaklanjuti dengan penanganan segera akan
mengeliminasi dampak permasalahan menjadi luas. Dengan penemuan dan
penanganan sedini mungkin akan menurunkan biaya yang harus dikeluarkan dalam
mengatasi masalah yang terjadi. Prinsip efisiensi dan efektifitas yang dimanahkan UU no
40 Tahun 2004 dan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 28 Tahun 2014 dapat terwujud.
Dalam era Jaminan Kesehatan Nasional saat ini, program Posbindu PTM akan sangat
strategis dan efektif bagi puskesmas sebagai fasilitas kesehatan tingkat pertama yang
dituntut mengedepankan program promotif preventif.

Di masa mendatang Posbindu diharapkan bisa menjadi kepanjangan tangan dari


Puskesmas sebgai tempat mendapatkan informasi-informasi masalah kesehatan,
konseling dan bimbingan serta pendampingan dalam mencegah timbulnya masalah
kesehatan dan bagaimana pola hidup yang bersih dan sehat.
Dengan program Posbindu PTM angka kesakitan penyakit tidak menular
menurun sehingga implementasi program Jaminan Kesehatan Nasional yang dikelola
BPJS akan berdaya guna dan berhasil guna.

Prospek untuk replikasi ditingkat Kabupaten Malang sangat besar peluangnya


mengingat hampir di semua wilayah di Kabupaten Malang terdapat organisasi
keagamaan baik itu Muslimat atau organisasi keagamaan lainnya. Demikian halnya
apabila dilakukan replikasi di seluruh wilayah Jawa Timur, karena organisasi keagamaan
dari berbagai agama banyak sekali dan memiliki keloyalan.

Selain peluang di Jawa Timur, besar kemungkinan bisa direplikasi di propinsi lain
di Indonesia.
BAB 8
PENUTUP

Penyusunan Profil Inovasi Posbindu PTM Muslimat ini diharapkan dapat


memberikan informasi serta gambaran tentang pelaksanaan program posbindu PTM di
wilayah Puskesmas Wajak demi terwujudnya masyarakat Wajak Sehat yang berkeadilan
dan mandiri sesuai visi yang dicanangkan oleh Puskesmas Wajak.

Tetapi kami tetap membutuhkan kritik serta saran untuk dapat memperbaiki
kekurangan kami sehingga pelaksanaan kegiatan serta penyusunan Profil Inovasi
Posbindu PTM Muslimat di masa mendatang menjadi lebih baik lagi. Terima kasih atas
perhatian serta dukungan yang telah diberikan oleh semua pihak baik dalam
pengumpulan data maupun dalam penyusunan profil ini, semoga Tuhan Yang Maha
Kuasa memberikan berkah bagi kita semua

LAMPIRAN

You might also like