Professional Documents
Culture Documents
Bsippppp
Bsippppp
Oleh :
ANISA OKTAPIYA
NPM 1954211022
Oleh :
ANISA OKTAPIYA
NPM 1954211022
Menyetujui
Dosen Pembimbing Pembimbing Lapangan
Mengetahui
Puji syukur penulis ucapkan atas kehadirat Allah SWT atas segala karunian-Nya,
sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan praktek kerja lapangan yang berjudul
Aktif” Shalawat beserta salam tidak lupa penulis haturkan kepada Nabi Muhammad SAW
yang mana berkat rahmat beliau kita dapat merasakan dunia yang penuh dengan ilmu
Kegiatan Praktek Kerja Lapangan yang dilakukan oleh penulis tertentu tidak lepas
dari bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis tidak lupa
Dan tentunya dalam penulisan laporan ini dengan segala keterbatasan tidak lepas dari
kekurangan . Oleh sebab itu, sangat diharapkan kritik dan saran yang mendukung dari para
pembaca demi kesempurnaan penulisan dan pengkajian laporan ini pada masa berikutnya.
Dan penulis berharap semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi penulis dan bagi para
pembaca.
ANISA OKTAPIYA
NPM. 1954211022
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
HALAMAN PENGESAHAN
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
1.2. Tujuan
1.3. Manfaat
BAB II GAMBARAN UMUM TEMPAT PKL
2.1. Profil BPTP Bengkulu
2.1.1. Sejarah
2.1.2. Tugas dan Fungsi
2.1.3. Visi dan Misi
2.1.4. Susunan Organisasi
BAB III TINJAUAN PUSTAKA
BAB IV PROSEDUR KEGIATAN
4.1. Waktu dan Tempat
4.2. Alat dan Bahan
4.3. Tahapan Pelaksanaan Kegiatan
4.4. Kegiatan Pengamatan
4.4.1. Karakter Agronomi
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1.Keragaan Agronomi
5.2.Pengukuran Nutrisi
BAB VI KESIMPULAN
6.1. Kesimpulan
I. PENDAHULUAN
Praktek kerja lapangan (PKL) merupakan latihan praktek kerja yang di lakukan di
sebuah perusahaan, organisasi yang bagus atau pabrik industri. Umunya, praktek kerja di
lakukan untuk mendapatkan pengalaman dengan atau tanpa bayaran atau upah selama
Praktek kerja lapangan merupakan mata kuliah wajib falkultas yang harus di
tempuh oleh setiap mahasiswa yang membuat substansi kegiatan yang sifatnya praktik
pengalaman kerja dalam bidang tertentu dan berkaitan dengan rencana keahlian
efektif,psikomotrik.
di peroleh mahasiswa di bangku perkulihan para mahasiswa tidak hanya memahami teori
belaka,melainkan juga memahami pertanian dari sudut pandang yang lebih luas, yakni
Praktek kerja lapangan adalah pekerjaan paruh mahasiswa pada bidangnya atau
jurusan atau yang di ambil mahasiswa tersebut untuk mempraktekkan apa yang telah
dipelajari mahasiswa tersebut pada masa perkuliyahan sebelumnya. Praktek kerja sangat
berkesinambungan antara akademik dan tujuan kariernya, dan mungkin dapat menjadikan
mahasiswa sebagai seorang wirausaha yang prpfesional dan berdaya saing tinggi.
Beberapa kerja praktek memungkinkan untuk lebih dekat dengan mentor atau orang yang
Ditengah-tengah persaingan global yang sangat ketat dan berdaya saing tinggi
menuntut manusia sebagai individu harus memiliki kualitas baik. Di indonesia masih
dalam tahap pembagunan sangat memerlukan putra-putri yang dapat menangani berbagai
masalah yang di hadapi. Sebagai tenaga siap pakai, maka di tuntut untuk mengambil
langkah yang tidak nerugikan. Selain itu, mereka di tuntut untuk menciptakan hal yang
baru agar dapat membuka lapangan kerja yang lebih luas. Oleh sebab itu, praktek kerja
lapanagan merupakan persiapan awal untuk memenuhi tuntutan dalam bidang ekonomi,
1. Praktek kerja lapangan di lakukan agar ilmu yang di dapatksn di bangku kuliah dapat
langsung permasalahan yang timbul di lapangan dan mencari solusi dari permasalahan
yang ada.
serta melatih untuk menjadi wirausahawan yang profesional dan ahli dalam bidangnya
masing-masing.
3. Institusi praktek kerja lapangan lapangan dapat memanfaatkan tenaga PKL sesuai
4. Institusi praktek kerja lapangan mendapatkan alternatif calon keryawan yang telah di
5. Laporan Praktek kerja lapagan dapat di manfaatkan sebagai salah satu sumber
Sejak didirikan pada tahun 1985, Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Bengkulu
telah mengalami banyak perubahan, baik dari sisi organisasi maupun kepemimpinan dan
nama UPT. Pimpinan BPTP Bengkulu datang dan pergi silih berganti, begitu pula program
dan kebijakan strategisnya sebagai tuntutan dari dinamika lingkungan strategis sektor
pertanian.
Periode 1985 s/d 1986, Proyek Informasi Pertanian (PIP) di pimpin oleh : SAHAL M.
BURHAN. Proyek Informasi Pertanian (PIP) Bengkulu adalah Proyek Badan Pendidikan dan
Latihan Pertanian Pusat (Badan Diklatluh) yang merupakan inisiasi pembentukan Balai
Informasi Pertanian (BIP) Propinsi Bengkulu. Kantor PIP Bengkulu pada saat itu menempati
salah satu ruangan yang ada di Kanwil Departemen Pertanian Provinsi Bengkulu di Jalan
Basuki Rahmat. Tugas dan Fungsi PIP pada saat itu untuk mendukung pembangunan
Pada periode ini status Proyek Informasi Pertanian (PIP) secara sturktural dan
fungsional berubah menjadi Balai Informasi Pertanian (BIP) dengan Eselon III.B sebagai
Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pusat Badan Diklatuh Depatemen Pertanian di bidang
informasi pertanian dan penyuluhan dengan Surat Keputusan Menteri Pertanian
dokumenter/intraksional
10. Melaksanakan demplot Kaji Terap Komoditi, Pelatihan SLPT Wereng Coklat
sehingga terjadi merger/penggabungan tugas dan fungsi Balai Informasi Pertanian (BIP)
MENJADI Balai Penelitian dan pengkajian Teknologi Pertanian BPTP) yang antara lain
Bengkulu Utara
8. Kerjasama dengan Pemda Provinsi Bengkulu dan World Bank tentang teknologi
IPPTP Bengkulu menjadi BPTP terbentuk pada tanggal 14 Juni 2001 sesuai SK. Menteri
Pengembangan Sosial Ekonomi Pertanian (PSE) sebagai eselon II dan Badan Penelitian dan
Keberadaan BPTP di Provinsi mempunyai peran ganda yaitu : sebagai lembaga penelitian
pertanian untuk mendukung pembangunan pertanian daerah dan sebagai bagian dan jaringan
kepada Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian (BBP2TP), serta
mempunyai tugas melaksanakan penelitian dan pengkajian teknologi pertanian spesifik lokasi
yang menjadi tanggung jawab dan wewenangnya. Keberadaan BPTP ini membuka peluang
yang lebih besar bagi tersedianya teknologi maju untuk mendukung pembangunan pertanian
di Propinsi Bengkulu yang sesuai dengan kebijakan, kondisi sumberdaya alam dan
salah satu unit pelaksana teknis Eselon 3 Badan Litbang Pertanian, yang secara hirarkis
merupakan Bussines Unit Balitbangtan. Berdasarkan hierachical strategic plan, maka BPTP
menyusun Rencana Aksi dari Visi, Misi, Kebijakan, dan Program Badan Litbang Pertanian,
yang selanjutnya pada tataran rencana strategis BPTP (functional unit) dituangkan menjadi
Rencana Operasional.Oleh karena itu, visi, misi, kebijakan, strategi, dan program Badan
Litbang Misi Balitbangtan 2015-2019 mengacu pada Visi dan Misi Kementerian Pertanian,
yang selanjutnya akan menjadi visi, misi, kebijakan, strategi, dan program seluruh satuan
kerja Badan Litbang Pertanian, termasuk BBP2TP dan BPTP. Memperhatikan hierarchical
strategic plan, maka visi dan misi Balai Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian
adalah:
a. Visi
Pertanian yang Maju, Mandiri dan Modern untuk Terwujudnya Indonesia Maju yang
b. Misi
c. Tugas
diseminasi teknologi pertanian tepat guna spesifik lokasi.Sub bagian Tata Usaha mempunyai
tugas melakukan urusan kepegawaian, keuangan, perlengkapan, surat menyurat, dan rumah
tangga.
Seksi Kerja Sama dan Pelayanan Pengkajian mempunyai tugas melakukan penyiapan
bahan penyusunan program, rencana kerja, anggaran, kerja sama, informasi, dokumentasi,
program dan kegiatan strategis pertanian serta pemantauan, evaluasi, dan pelaporan.
d. Fungsi
spesifik lokasi,
spesifik lokasi,
spesifik lokasi,
10. Pelaksanaan urusan kepegawaian, keuangan, rumah tangga dan perlengkapan BPTP.
adalah melaksanakan inventarisasi dan identifikasi kebutuhan teknologi pertanian tepat guna
pelayanan teknis,kegiatan pengkajian ,pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga balai
berikut :
Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Ordo : Rhoeadales
Famili : Cruciferae
Genus : Brassica
2.2.1. Akar
Sistem perakaran tanaman sawi memiliki akar tunggang (Radix primaria). dan
cabang-cabang akar yang bentuknya bulat panjang (silendris) menyebar kesemua
arah kedalaman antara 30-50 cm. Akar-akar ini berfungsi antara lain mengisap air
dan zat makanan dari dalam tanah, serta menguatkan berdirinya batang tanaman
(Rukmana, 2003).
2.2.2. Batang
Batang tanaman sawi pendek sekali dan beruas-ruas sehingga hampir tidak
kelihatan. Batang ini berfungsi sebagai alat pembentuk dan penopang daun. Batang
sawi memiliki ukuran yang lebih langsing dari tanaman petsai (Anonymous,
2005).
2.2.3. Daun
Secara umum tanaman sawi biasanya mempunyai daun panjang, halus, tidak
berbulu, dan tidak berkrop. Daunnya lebar memanjang, tipis, bersayap dan bertangkai
panjang yang bentuknya pipih. Warna daun pada umumnya hijau keputihan sampai hijau
2.2.4. Bunga
Struktur bunga tanaman sawi tersusun dalam tangkai bunga yang tumbuh
memanjang (tinggi) dan bercabang banyak. Tiap kuntum bunga sawi terdiri atas empat
helai daun kelompok, empat helai daun mahkota bunga berwarna kuning cerah, empat
helai benang sari dan satu buah putik yang berongga dua (Haryanto, 2001).
2.3.1. Iklim
Keadaan iklim sangat mempengaruhi produktivitas suatu tanaman. Menurut
Cahyono (2003), yang perlu diperhatikan untuk pertumbuhan dan produksi tanaman
sawi antara lain suhu, tanaman sawi memerlukan suhu berkisar 19 oC – 21oC,
hidroponik memerlukan penerangan 8–10 jam cahaya matahari untuk setiap harinya, supaya
2.3.3. Air
Tidak semua jenis air dapat digunakan didalam budidaya tanaman secara hidroponik.
Air yang difilter melalui Reserve Osmosis (OS) adalah sumber paling tepat di 15–60 EC atau
air tanah yang jernih. Air berkadar EC yang rendah PH atau hampir 0, merupakan air terbaik
untuk pelarut atau pencampur nutrisi untuk tanaman hidroponik. Anda bisa mentakar kadar
2.3.4. pH
pH adalah bagian dari Hidrogen yang terdapat didalam air. pH Nutrisi adalah
salah satu poin yang paling dibutuhkan dalam bertanam hidroponik. Apabila pH nutrisi
menjauh dari kisaran maksimum, nutrisi tersebut akan menjadi lenyap untuk tumbuhan.
Kadar pH yang sesuai untuk setiap jenis tanaman berbeda, tidak sama antara satu jenis
tanaman dengan jenis yang lain. Namun rentang yang sesuai untuk kebanyakan tanaman
berbagai jenis tumbuhan yang mampu tumbuh dengan maksimal di tempat bersuhu udara
dingin, tetapi ada juga tanaman yang tidak mampu tumbuh subur ditempat cuaca dingin
ataupun sebaliknya. Untuk tumbuhan bersuhu dingin, akan mampu tumbuh optimal di suhu
16–28 derajat celcius. Sedangkan untuk sayuran bersuhu panas, akan dapat tumbuh optimal
2.3.6. Nutrisi
Tumbuhan hidroponik juga membutuhkan nutrisi banyak seperti hal nya tanaman yang
ditanam ladang, yaitu enam unsur nutrisi makro + tiga belas unsur nutrisi mikro. Jika ingin
mendapatkan panen tanaman atau buah yang optimal, maka disarankan memberikan nutrisi
hidroponik berkualitas. Gantilah isi penampungan nutrisi antara dua belas sampai 14 hari
dengan nutrisi yang baru. Agar sayuran bisa berkembang baik dan segar. Sesuaikan juga nilai
ppm nutrisi dan sesuaikan dengan kebutuhan tanaman yang kita tanam.
2.4. Hidroponik
Hidroponik adalah istilah yang digunakan untuk menjelaskan tentang cara bercocok
tanam tanpa menggunakan tanah sebagai media pertanamannya. Teknologi hidroponik dapat
menggantikan peran dan fungsi tanah serta menyuplai kebutuhan tanaman untuk
pertumbuhan optimalnya. Selain itu, penggunaan sistem hidroponik tidak mengenal musim
dan tidak memerlukan lahan yang luas dibandingkan dengan media tanah dan menghasilkan
satuan produktivitas yang sama (Leonardy, 2006). Menurut Wibowo dan Asriyanti (2013),
kelemahan, yaitu:
a. Keunggulan Hidroponik
sebagai berikut:
2. Tidak membutuhkan banyak air. Artinya, air terbatas dapat digunakan sebagai media
hidroponik. Hal ini dikarenakan air akan terus bersirkulasi dalam sistem.
3. Mudah dalam pengendalian nutrisi, sehingga pemberian nutrisi bisa lebih efisien.
b. Kelemahan Hidroponik
sebagai berikut:
1. Membutuhkan biaya yang besar, karena perangkat dalam sistem hidroponik sulit
Pada budidaya tanaman secara hidroponik, tanaman memperoleh unsur hara dari
larutan nutrisi yang dipersiapkan khusus. Larutan nutrisi dapat diberikan dalam bentuk
genangan atau dalam keadaan mengalir. Media tanam hidroponik dapat berasal dari bahan
alam seperti kerikil, pasir, sabut kelapa, arang sekam, batu apung, gambut, dan potongan
kayu atau bahan buatan seperti pecahan bata (Suhardiyanto, 2011).Persyaratan terpenting
untuk media hidroponik harus ringan dan porus. Setiap media mempunyai bobot dan
porositas yang berbeda. Macam-macam media yang dapat digunakan yaitu arang sekam,
pasir, zeolite, rockwoll, gambur dan sabut kelapa. Menurut Moesa (2016), terdapat beberapa
media tanam yang biasa digunakan dalam budidaya tanaman menggunakan sistem
hidroponik, yaitu:
1. Rockwool. Rockwool dibuat dengan melelehkan kombinasi batu dan pasir dan
kemudian campuran diputar untuk membuat serat yang dibentuk menjadi berbagai
bentuk dan ukuran. Proses ini sangat mirip dengan membuat permen kapas. Bentuk
bervariasi dari 1"x1"x1" dimulai dengan bentuk kubus hingga 3"x12"x36" lempengan,
dengan berbagai ukuran lainnya. Rockwool media semai dan media tanam yang
paling baik dan cocok untuk sayuran. Rockwool dapat menghindarkan dari kegagalan
2. Spons. Media tanam spons sangatlah ringan, sehingga sangat mudah untuh
dipindahkan dan ditempatkan dimana saja. Spons tidak memerlukan pemberat lagi
karena setelah disiram oleh air spons akan menyerap air sehingga tanaman dapat
berdiri tegak. Hasil yang didapatkan media tanam spons adalah pertumbuhan tanaman
yang lebih prima, bisa dipakai berulang kali, tanaman lebih subur tanpa proses
adaptasi, mampu menyimpan kandungan air lebih dari 2 minggu, dan kekebalan
3. Coconut Coir (sabut kelapa). Coconut Coir dikenal juga sebagai coco peat adalah
bahan sisa setelah serat telah dihapus dari kulit terluarnya dari kelapa. Coconut Coir
bersimbiosis dengan jamur Trichoderma, yang berfungsi sebagai melindungi akar dan
4. Sekam bakar. Sekam bakar merupakan media tanam yang dapat digunakan untuk
membudidayakan sayuran buah tidak hanya sayuran daun saja. Media tanam sekam
bakar tidak membebani akar tanaman karena ringan sehingga tanaman dapat tumbuh
Sistem rakit apung ( system hidroponik aktif ) adalah yang sistem paling sederhana
dari semua sistem hidroponik aktif, cukup mudah digunakan karena tidak membutuhkan alat
yang terlalu banyak, yang dibutuhkan box atau wadah yang dapat terbuat dari bahan plastik,
styrofoam dan aerator . Hidroponik rakit apung merupakan pengembangan dari sistem
bertanam hidroponik yang dapat digunakan untuk kepentingan komersial dengan skala besar
ataupun skala rumah tangga. Prinsip Kerja Sistem Rakit Apung hampir sama dengan sistem
sumbu, yaitu berupa sistem statis dan sistem hidroponik sederhana. Perbedaannya dalam
sistem ini tidak menggunakan sumbu sebagai pembantu kapiler air, tetapi media tanam dan
akar tanaman langsung menyentuh air nutrisi. Wadah tempat tanaman berada dalam kondisi
mengapung dan bersentuhan langsung dengan air nutrisi. Sehingga, sistem rakit apung
Praktek kerja lapangan dilaksanakan pada tanggal 14 November 2022 sampai dengan
14 Januari 2023 di Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Bengkulu ,Jl. Irian km 6,5
a. Alat
Alat yang digunakan pada penelitian ini adalah pH meter, EC meter, pompa air
nutrisi, bak nutrisi, tray semai , paranet, pipa , selang nutrisi, net pot, pipa pengisi, pipa
Gambar 1
b. Bahan
Bahan yang digunakan dalam praktek budidaya tanaman sawi hidroponik aktif ini
adalah benih sawi, media semai berupa arang sekam dan campuran pupuk kandang kambing,
pupuk kalium nitrat, kalsium ammonium nitrat, kalium dihidrofosfat, magnesium sulfat,
Adapun tahapan pelaksanaan yang digunakan dalam pelaksanaan kerja lapangan ini
yaitu :
a. Studi Literatur
Literatur digunakan dalam penyusunan rencana kerja PKL .Tahapan ini bertujuan
untuk mempelajari tentang teknologi budidaya dengan system hidroponik terkait dengan
b. Pengumpulan Data
laju penyerapan nutrisi, dan tinggi tanaman. Data komponen hasil meliputi jumlah daun dan
c. Penyusunan Nutrisi
aktif yang dibutuhkan tanaman sesuai yang dibutuhkan. Bahan aktif yang digunakan
( Gambar 3 ).
1. Nutrisi A
Nutrisi A merupakan unsur hara yang terkandung dalam senyawa kalsium ( Ca).
Ca(NO3)2 adalah senyawa poliatom yang terbentuk antara kation logam golongan II A
dengan anion ion poliatom yaitu ion nitrat. Pupuk Ca(NO 3)2 yang digunakan mengandung
2. Nutrisi B
Pembuatan nutrisi B merupakan gabungan dari beberapa pupuk yang terdiri atas :
Kalium nitrat ( N 13% dan K 2O 46% ), Kalium dihidro-fosfat (P 2O5 52% , dan K2O 34%),
magnesium sulfat ( MgO 16% dan S 13%), serta mikro ( Fe 7,7%, Zn 1.5%, B 1.0%, Cu
Tabel 1.
Tabel 1 Komposisi dan jumlah bahan nutrisi alternatif untuk 200 liter air baku.
3. Penyemaian
Pertama, siapkanlah alat dan bahan media semai yaitu berupa arang sekam dan pukan
kambing dengan perbandingan 1:1, kemudian dari kedua bahan tersebut dicampurkan
secara merata
masukkan campuran arang sekam dan pukan kambing yang sudah dicampurkan tadi
kemudian,taruh pottray pada nampan alas tray semai yang telah diisi air dan disiram
( Gambar 5)
lalu masukkan sekitar 2 sampai 3 benih sawi ke dalam setiap lubang pottray
setelah itu benih sawi yang telah semai ditutup hingga benih berkecambah
( Tujuan benih ditutup adalah untuk menghangatkan dan juga untuk mempercepat proses
perkecambahan )
benih sawi yang telah berkecambah ditaruh ditempat yang memiliki intensitas cahaya
matahari yang cukup supaya terhindar dari etiolasi ( pertumbuhan kecambah yang tidak
normal )
melakukan pengontrolan dan perawatan pada benih sawi yang telah disemai selama 7 hari
Gambar 5
Larutan nutrisi yang telah diencerkan terlebih dahulu dimasukkan ke dalam bak
hidroponik
Lakukan pengecakan nutrisi dan hama tanaman setiap hari untuk menjaga tanaman
Periksa secara berkala kadar kekentalan nutrisi agar penyerapan berlangsung optimal (
Gambar 6 )
Panen tanaman sawi dilakukan jika tanaman sawi sudah memiliki kriteria tinggi
tanaman yang sama rata, pertumbuhan tunas-tunasnya telah memanjang dan semua
daun membuka sempurna ,pertumbuhan normal dan tampilan yang segar. Sedangkan
batang yang membusuk, kemudian dilanjutkan dengan penimbangan seberat 250 gram
a. Tinggi Tanaman
Pengukuran tinggi tanaman mulai dari pangkal batang hingga ujung daun tertinggi
dengan menggunakan penggaris. Pengukuran dilakukan setiap hari pada 25 sampel netpot
tanaman sawi yang telah ditentukan. Data tinggi tanaman kemudian dicatat dan
dikelompokkan sesuai kode atau label yang tertera pada tanaman tersebut ( Gambar 8 ).
Daun yang dihitung yaitu seluruh daun tanaman yang telah terbuka sempurna dan
masih berwarna hijau, Jumlah daun dihitung 10 hari sekali setelah tanaman dipindahkan
c. Berat Tanaman
Pengamatan ini dilakukan dengan cara menimbang seluruh bagian tanaman dalam
Gambar 10 penimbangan
d. Panjang Akar
(Gambar 11) .
Gambar 11 pengamatan Panjang akar tanaman
Penyerapan laju nutrisi dilakukan dengan cara mengamati tinggi permukaan air di bak
menggunakan mistrar besi ( Gambar 12 ) . Pengukuran dilakukan setiap hari pada pukul
07.00 pagi. Jika tinggi air nutrisi sudah mencapai batas toleran maka akan ditambahkan lagi
seperti kondisi awal. Laju penguapan nutrisi dilakukan dengan cara yang sama pada instalasi
yang telah disiapkan . Angka yang diperoleh kemudian dimasukkan pada persamaan yang
Variabel pengamatan
Keterangan :
Data dianalisis menggunakan table anova dengan taraf 5% dan uji lanjut BNT 5 %
Data yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama hasilnya tidak
berbeda nyata
menggunakan instalasi hidroponik bertingkat dengan nilai mean 17,84 dan instalasi
hidroponik datar dengan nilai mean 15,6 memberikan pengaruh yang berbeda nyata terhadap
parameter tinggi tanaman.jadi dapat disimpulkan bahwa instalasi hidroponik bertingkat dan
Pada penggunaan instalasi hidroponik bertingkat dengan nilai mean 6,92 dan instalasi
hidroponik datar dengan nilai mean 6,76 memberikan hasil tidak berbeda nyata terhadap
parameter jumlah daun. Jadi dari data diatas dapat disimpulkan bahwa antara instalasi
hidroponik bertingkat dan instalasi hidroponik datar tidak memiliki pengaruh terhadap
hidroponik datar dengan nilai mean 21,08 memberikan hasil tidak berbeda nyata pada
parameter berat basah tanaman sawi. jadi dari data diatas dapat disimpulkan bahwa instalasi
hidroponik bertingkat dan instalasi hidroponik tidak memiliki pengaruh terhadap parameter
berat basah.
dengan nilai mean 12,44 dan instalasi hidroponik datar dengan nilai mean 8,86 memberikan
hasil berbeda nyata pada tanaman sawi. Jadi dari data diatas dapat disimpulkan bahwa
instalasi hidroponik bertingkat dan instalasi hidroponik datar berpengaruh nyata terhadap
pada sampel ke 8,9 dan 25 instalasi hidroponik bertingkat pada umur 34 HST. .
20
15
10
5
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
Grafik 2 diatas dapat dilihat bahwa dari hasil pengamatan tinggi tanaman sawi dari
umur 10, 20, 30 dan 34 HST tersebut diperoleh data tertinggi dengan rata-rata 25 pada
dari umur 10, 20, 30 dan 34 HST tersebut diperoleh data tertinggi dengan rata-rata 10 pada
Grafik 4 diatas dapat dilihat bahwa dari hasil pengamatan jumlah daun tanaman sawi
dari umur 10, 20, 30 dan 34 HST tersebut diperoleh data tertinggi dengan rata-rata 25 pada
Berat basah
60
50
40
30
20
10
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
tersebut diperoleh data tertinggi dengan rata-rata 50,3 pada sampel ke 7 instalasi hidroponik
datar . Sedangkan untuk instalasi hidroponik bertingkat diperoleh data tertinggi dengan rata-
Panjang Akar
20
18
16
4.Grafik Panjang
14
aka
12
10
8 Grafik 6 rata-rata
6
4
2
Grafik0 6 diatas dapat dilihat bahwa dari hasil pengamatan panjang akar sawi dari
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
umur 10, 20, 30 dan 34 HST tersebut diperoleh
PA instalasi dataPAtertinggi
bertingkat dengan rata-rata 20 pada
instalasi datar
melaksananakan urusan tata usaha dan rumah tangga balai dan menerbit bahan
informasi pertanian.
2. Mahasiswa magang dapat memahami dengan baik cara dan system berkerja di Balai
sehingga ilmu dan pengalaman yang di peroleh selama kegiatan PKL dapat berguna
6.2. Saran
menjalin hubungan kerja sama yang baik antara pihak Universitas Muhammadiyah
DAFTAR PUSTAKA
Haryanto 2001. Sawi dan Selada. Edisi revisi. Penebar Swadaya, Jakarta.
Hal170. Jones, Jr., and J. Benton 2005. Hidroponics: A Practical Guide for the
Siless Grower. CRC Press. Florida.
https://www.hipwee.com/tips/nutrisi-hidroponik/
http://www.bertaniorganik.com/2019/02/15/cara-menanam-sawi-hidroponik-
sederhana-cocok-bagi-pemula/
Swadaya. Jakarta.