Professional Documents
Culture Documents
Garuda 2389156
Garuda 2389156
ABSTRACT
Special Financial Assistance (BKK) to villages in the Field of Facilities and Infrastructure is Special
financial assistance given to build infrastructure at the village or cross-village level. who are not
included in the Village Fund proposal (DD) and Village Fund Allocation (ADD). In the study, it tried
to find answers to the problems of the existence or absence of the BKK relationship to improving
welfare through infrastructure development with welfare indicators through the 2013-2017 GRDP-
ADHK. With a survey research model and simple quantitative regression descriptive linear regression
analysis, it was found that there was no influence between BKK and welfare, with the influence of
0.402. This shows that the influence of Special Financial Aid is in a weak position on the value of
welfare. Obstacles in infrastructure development using Special Financial Assistance are the lack of
supervision conducted by the community in the implementation of development, weather and place,
the price of materials and unaccountable reporting.
Keyword: Special Financial Assistance (BKK), Infrastructure, Village Community, Welfare, Jombang
Regency
ABSTRAK
Bantuan Keuangan Khusus (BKK) kepada Desa Bidang Sarana dan Prasarana adalah bantuan
keuangan khusus yang diberikan untuk membangun infrastruktur di tingkat desa atau lintas desa. yang
tidak masuk dalam usulan Dana Desa (DD) dan Alokasi Dana Desa (ADD). Dalam kajian tersebut
mencoba mencari jawaban atas permasalahan ada tidaknya hubungan BKK terhadap peningkatan
kesejahteraan melalui pembangunan infrastruktur dengan indikator kesejahteraan melalui PDRB-
ADHK 2013-2017. Dengan model penelitian survei dan analisis regresi linier deskriptif kuantitatif
sederhana diperoleh bahwa tidak ada pengaruh antara BKK dengan kesejahteraan, dengan pengaruh
sebesar 0,402. Hal ini menunjukkan bahwa pengaruh Bantuan Keuangan Khusus berada pada posisi
yang lemah terhadap nilai kesejahteraan. Kendala dalam pembangunan infrastruktur dengan
menggunakan Bantuan Keuangan Khusus adalah kurangnya pengawasan yang dilakukan oleh
masyarakat dalam pelaksanaan pembangunan, cuaca dan tempat, harga bahan dan pelaporan yang
tidak akuntabel.
Kata kunci: Bantuan Keuangan Khusus (BKK), Prasarana, Masyarakat Desa, Kesejahteraan,
Kabupaten Jombang
79
Vol. 2, No. 2 2018
I. PENDAHULUAN
Salah satu yang menghambat perekonomian Indonesia saat ini adalah lambatnya pembangunan
infrastruktur. Hal ini ditandai dengan kurangnya kualitas dan kuantitas infrastruktur atau prasarana.
Baik infrastruktur "keras" (yang merujuk kepada jaringan fisik seperti jalan dan bandara) maupun
infrastruktur "non-fisik" atau "lunak" (seperti pasokan listrik, kesejahteraan sosial dan kesehatan)
Indonesia tampaknya memiliki kesulitan untuk mendorong pengembangan struktural dan secara cepat.
Dalam Global Competitiveness Report 2015-2016, yang disusun oleh lembaga World
Economic Forum (WEF), Indonesia menempati urutan ke-62 dari 140 negara dalam hal pembangunan
infrastruktur -- peringkat yang bertahan di standar rata-rata, namun justru menyebabkan beberapa
masalah besar dalam perekonomian Indonesia.
Infrastruktur yang kurang memadai juga mempengaruhi daya tarik iklim investasi di Indonesia.
Investor asing penuh kekhawatiran untuk berinvestasi di, misalnya, fasilitas manufaktur di Indonesia
kalau pasokan listrik tidak pasti atau biaya transportasi sangat tinggi. Kenyataannya, Indonesia sering
diganggu pemadaman listrik, meskipun negeri ini dinyatakan berkelimpahan sumber daya energi.
Kasus pemadaman listrik cukup lumrah terjadi di daerah-daerah selain Jawa dan Bali .
Pembangunan infrastruktur dan pemberdayaan desa harus berjalan secara bersamaan demi
mempercepat terciptanya perekonomian masyarakat di pedesaan yang lebih sejahtera. Infrastruktur
masih menjadi persoalan serius di negeri ini, terutama di tingkat pedesaan. Tidak sedikit infrastruktur
desa yang saat ini kondisinya tidak terurus, bahkan masih banyak desa yang belum memiliki
infrastruktur semisal minimnya proses pembangunan jalan. Buruknya kondisi infrastruktur desa
tersebut masih diperparah lagi dengan tidak adanya pemberdayaan masyarakat desa sehingga
peningkatan kesejahteraan masyarakat di pedesaan Indonesia berjalan lambat. Sudah tidak terhitung
program pemerintah yang dikucurkan ke desa-desa dan umumnya program yang digulirkan itu
mengarah pada pemberian bantuan fisik kepada masyarakat. Namun, sayangnya ketika program
berakhir, berakhir pula fungsi dari bantuan itu. (Djam'an, Djonet. 2011)
Pembangunan infrastruktur desa harus diarahkan pula untuk membangkitkan roda ekonomi dan
kehidupan masyarakat setempat. Sebagai contoh, pembangunan infrastruktur desa ini harus mampu
mendorong terciptanya lapangan kerja pada sektor manufaktur yang sanggup menyerap tenaga kerja
dalam jumlah besar. Sementara pemberdayaan desa difokuskan pada seluruh aspek yang menyangkut
peningkatan kualitas sumber daya manusia dan kemampuan manajerialnya, sehingga masyarakat bisa
terlibat langsung dalam upaya membangun desanya. Jika infrastruktur desa dan pemberdayaan desa
bisa bersinergi, maka desa menjadi hidup dan pendapatan masyarakat pun akan meningkat.
Program Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Jombang selama 4 tahun terakhir, banyak dirasakan
oleh masyarakat. Pembangunan infrastruktur di wilayah Kabupaten Jombang, mengalami peningkatan
yang cukup drastis, alah satu bidang pembangunan yang menjadi prioritas utama peningatan kualitas
jalan dan PJU (penerangan jalan umum). Ini bidapat dilihat dati tabel kenaikan IPM Jombang dari
kurun waktu 2007 – 2017 tiap tahun bisa dikatakan mengalami peningkatan secara terus menerus.
Kabupaten Jombang masuk dalam kategori kelompok “tinggi” dengan capaian IPM lebih tinggi dari
70 dan kurang dari 80 pada tahun 2017. Jika dilihat dari potensi alamnya yaitu pertanian dan industri,
yang membawa Jombang menjadi salah satu Kabupaten cukup kaya di Jawa Timur, tidak mustahil
capaian IPM di kota tersebut bisa masuk kategori leih tinggi ataupun sangat tinggi. Namun
kenyataannya pembangunan manusia di Kabupaten Jombang belum begitu maksimal jika dilihat dari
capaian IPMnya, karena merangkaknya begitu lamban, salah satu penyebabnya adalah karena
infrastruktur yang kurang memadai.
Dalam jurnal yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia dinyatakan bahwa ketersediaan
infrastruktur dasar termasuk listrik, jalan dan transportasi laut merupakan kondisi yang diperlukan
untuk mendapatkan pertumbuhan yang tinggi dan berkelanjutan pada laju pertumbuhan pendapat per
kapita. (Novi, dkk; 2016)
Penelitian lainnya dilakukan oleh Fang dan Zhang (2004) dalam Mankiw, dkk (2015) dalam
jurnal The Quartely Journal Of Economics. Penelitian ini ingin menetahui pengaruh infrastruktur
terhadap produktivitas di sektor pertanian dan non pertanian di kawasan pedesaaan di setiap propinsi
di Cina. Kemudian membedakan kawasan rural (pedesaan) di cina antara kawasan Barat Cina, Tengah
80
Vol. 1, No. 2 2017
Cina, dan Timur Cina. Hasil penelitian tersebut adalah bahwa secara statistik, kapital publik dan
modal manusia (pendidikan) secara signifikan mempengaruhi produktivitas di sektor non pertanian;
hal ini disebabkan oleh sektor non pertanian memberikan kontribusi besar pada pendapatan pedesaan.
Penelitian ini juga membuktikan pentingnya kapital publik, diman produktivitas kawasan barat lebih
tinggi daripada kawasan lainnya. Hal ini disebabkan oleh ketersediaan infarstruktur yang lebih baik di
barat daripada di dua kawasan lainnya.
Banyak jalan yang dibangun, di cor, diaspal oleh pemerintah daerah Kabupaten Jombang.
Ditotal selama tahun 2017 mencapai 23 miliar lebih bersumber pada dana pusat (APBN, APBD dan
Dana Desa). Pengucuran bantuan keuangan khusus juga dilakukan kepada 33 desa mulai pada tahun
2012 dengan dana berkisar antara Rp. 25.000.000,- sampai Rp. 70.000.000,-. per tahun untuk
infrastruktur non teknis dan teknis yaitu pembangunannya antara lain dapat berupa sarana prasarana
lingkungan, polindes, posyandu, pengaspalan jalan desa, rehabilitasi gedung PUD, TPQ.peningkatan
moral anak-anak bangsa (guru TPQ) dan peningkatan sarana ibadah. (Sekda Jombang, 2017). Sebagai
penentuan serta kriteria desa yang mendapat bantuan khusus bidang infrastruktur ini antara lain
emergency, frekwensi juga kelayakan. Setidaknya tujuan dan harapan pemerintahap terhadap bantuan
dana keuangan khusus ini dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat Jombang pada umumnya.
Permsalahan yang dikemukakan dalampenelitian ini adalahBagaimana pengaruh Bantuan
Keuangan Khusus Terhadap Peningkatann Kesejahteraan di Kabupaten Jombang dan apa kendala
yang dihadapi oleh Desa terhadap Program Bantuan Keuangan Khusus Terhadap Peningkatan
Infrastruktur Masyarakat Desa.
| 81
Vol. 1, No. 2 2017
Pengertian Perdesaan
Dalam Undang-undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang, kawasan perdesaan
didefinisikan sebagai wilayah yang mempunyai kegiatan utama pertanian, termasuk pengelolaan
sumber daya alam dengan susunan fungsi kawasan sebagai tempat permukiman perdesaan, pelayanan
jasa pemerintahan, pelayanan sosial, dan kegiatan ekonomi. Meskipun pendekatan peraturan
umumnya menggunakan pendekatan administratif, pengertian dalam undang-undang tersebut merujuk
pada definisi secara fungsional. Sehingga, dalam lingkungan Direktorat Jenderal Penataan Ruang
Kementerian Pekerjaan Umum sendiri, dikenal istilah perkotaan kabupaten meskipun bentuk struktur
pemerintahannya menggunakan „desa‟.
Dengan menggunakan pendekatan yang lebih umum, Suhardjo (2008) mendefinisikan kawasan
perdesaan sebagai kesatuan wilayah sosial/budaya, atau kesatuan wilayah administratif yang telah
ditetapkan. Sedangkan untuk menjelaskan kawasan perdesaan yang bias akibat mempunyai kemiripan
dengan sifat kota, Suhardjo (2008) mendefinisikan kawasan tersebut sebagai kawasan desa-kota atau
kawasan perdesaan yang mempunyai ciri kota, yang biasanya terdapat di kawasan fringe area.
Sedangkan dalam Kamus Tata Ruang 2008, desa-kota didefinisikan sebagai desa yang mata
pencahariannya mirip dengan di kota, termasuk gaya hidup dan gaya perumahannya. Menggunakan
pendekatan batasan fungsional, kawasan tersebut dicirikan dengan kesamaan fisik (perumahan) dan
sosial budaya (mata pencaharian dan gaya hidup).
Berdasarkan latar belakang tersebut, dilakukan beberapa penyesuaian terhadap kawasan definisi
kawasan perdesaan yang akan diangkat dalam penelitian. Kawasan perdesaan dapat diartikan dengan
dua pendekatan, yaitu menggunakan batasan administratif dan batasan fungsional sebagai berikut:
1. Dalam batasan administratif, kawasan perdesaan dapat diartikan sebagai suatu kesatuan
wilayah administratif yang telah ditetapkan secara hukum.
3. Dalam pendekatan fungsional, kawasan perdesaan dapat diartikan sebagai suatu kesatuan
wilayah fungsional yang memiliki ciri fisik dan sosial budaya tertentu dengan kegiatan
ekonomi pertanian dan/atau pemanfaatan serta pengelolaan sumber daya alam. Sehingga
dalam definisi ini, kawasan sub-urban atau fringe area dengan ciri fisik perkotaan bukan
dianggap sebagai kawasan perdesaan. Maka berdasarkan pendekatan tersebut,
Infrastruktur
Definisi infrastruktur dalam kamus besar bahasa Indonesia, dapat diartikan sebagai sarana dan
prasarana umum. Sarana secara umum diketahui sebagai fasilitas publik seperti rumah sakit, jalan,
jembatan, sanitasi, telpon, dan sebagainya. Dalam ilmu ekonomi infrastruktur merupakan wujud dari
publik capital (modal publik) yang dibentuk dari investasi yang dilakukan pemerintah. Infrastruktur
dalam penelitian ini meliputi jalan, jembatan, dan sistem saluran pembuangan (Mankiw, 2003).
Menurut Grigg (1998) infrastruktur merupakan sistem fisik yang menyediakan transportasi,
pengairan, drainase, bangunan gedung, dan fasilitas publik lainnya, yang dibutuhkan untuk memenuhi
kebutuhan dasar manusia baik kebutuhan sosial maupun kebutuhan ekonomi. Dalam hal ini, hal-hal
yang terkait dengan infrastruktur tidak dapat dipisahkan satu sama lainnya. Sistem lingkungan dapat
terhubung karena adanya infrastruktur yang menopang antara sistem sosial dan sistem ekonomi.
Ketersediaan infrastruktur memberikan dampak terhadap sistem sosial dan sistem ekonomi yang ada
di masyarakat. Maka infrastruktur perlu dipahami sebagai dasardasar dalam mengambil kebijakan (J.
Kodoatie, 2005).
| 82
Vol. 1, No. 2 2017
Kesejahteraan
Istilah kesejahteraan berasal dari kata sejahtera yang mendapat awalan “ke” dan akhiran “an”.
Mansur Muslich menjelaskan bahwa bentuk dasar yang dapat dilekati morfem imbuhan (ke-an) pada
umumnya berkelas kata kerja, kata benda, kata sifat dan kata bilangan (Mansur Muslich, 2009:4).
Dalam hal ini maka kata “sejahtera” yang mendapat awalan “ke” dan akhiran “an” berubah dari kata
sifat menjadi kata benda. Sehingga arti sejahtera berbeda dengan arti kesejahteraan, kalau arti
sejahtera adalah tenang dan tenteram, selamat, tak kurang sesuatu apapun (Hartono,2006:15).
Menurut Sudarman Danim manusia yang sejahtera adalah manusia yang memiliki tata kehidupan dan
penghidupan, baik material maupun spiritual yang disertai dengan rasa keselamatan, kesusilaan dan
ketenraman lahir dan batin, yang pada akhirnya dapat memenuhi kebutuhan jasmaniah, rohaniah dan
sosialnya. (Sudarman Danim, 2005:32).
Kesejahteraan merupakan suatu hal yang bersifat subjektif, sehingga setiap keluarga atau
individu di dalamnya yang memiliki pedoman, tujuan, dan cara hidup yang berbeda akan memberikan
| 83
Vol. 1, No. 2 2017
nilai yang berbeda tentang faktor-faktor yang menentukan tingkat kesejahteraan. Pengertian keluarga
sejahtera menurut UU No 1992 merupakan keluarga yang dibentuk berdasarkan perkawinan yang sah,
mampu memenuhi kebutuhan hidup spiritual dan material yang layak, bertakwa kepada Tuhan YME,
memiliki hubungan yang serasi, selaras, dan seimbang antar anggota dan antar keluarga dengan
masyarakat dan lingkungannya (BKKBN 1992, diacu oleh Nuryani 2007: 18). Kesejahteraan keluarga
akan tercapai apabila keluarga memiliki ketahanan yang kuat.
Arthur Dunham dalam Sukoco (2009: 42) mendefinisikan kesejahteraan sosial sebagai kegiatan-
kegiatan yang terorganisasi dengan tujuan meningkatkan kesejahteraan dari segi sosial melalui
pemberian bantuan kepada orang untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan di dalam beberapa bidang
seperti kehidupan keluarga dan anak, kesehatan,penyesuaian sosial, waktu senggang, standar-standar
kehidupan, dan hubungan-hubungan sosial. Pelayanan kesejahteraan sosial memberi perhatian utama
terhadap individu- individu, kelompok-kelompok, komunitas-komunitas, dan kesatuan-kesatuan
penduduk yang lebih luas; pelayanan ini mencakup pemeliharaan atau perawatan, penyembuhan dan
pencegahan.
Berdasarkan Indonesian Human Devalopment Report 2004 bahwasanya Kesejahteraan
masyarakat pada dasarnya adalah buah dari pelayanan publik yang dilakukan pemerintah. Dengan
pelayanan publik yang baik maka kesejahteraan masyarakat juga berpeluang besar untuk membaik.
Kesejahteraan masyarakatsendiri dapat dilihat dari berbagai indikator. Salah satu indikator yang
dapat dipakai adalah pendapatan perkapita atauPDRB suatu daerah
Penelitian Terdahulu
Penelitian yang dilakukan Rapinorrahman Rapinorrahman (2013) dengan judul Implementasi
Kebijakan Bantuan Keuangan Kepada Desa Di Kecamatan Batang Alai Selatan Kabupaten Hulu
Sungai Tengah Provinsi Kalimantan Selatan.
Penelitian ini bertujuan mengetahui dan menganalisis implementasi Kebijakan Bantuan
Keuangan Kepada Desa pada Kecamatan Batang Alai Selatan Kabupaten Hulu Sungai Tengah. Serta
mengetahui dan menganalisis faktor yang mempengaruhi implementasi Kebijakan Bantuan Keuangan
Kepada Desa pada Kecamatan Batang Alai Selatan Kabupaten Hulu Sungai Tengah.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Implementasi Kebijakan Bantuan Keuangan Kepada Desa
di Kecamatan Batang Alai Selatan belum berjalan dengan seharusnya. Beberapa ketidaksesuaian
adalah Proses perencanaan yang tidak melibatkan partisapasi masyarakat, belanja desa dalam
APBDes 71,4 persennya dihabiskan untuk belanja operasional pemerintah desa dan 28,6 persen saja
untuk pemberdayaan masyarakat. Pelaksanaan Kebijakan Bantuan Keuangan Kepada Desa di
Kecamatan Batang Alai Selatan belum ke arah tujuan dari kebijakan ini. Untuk mencapai tujuan dari
kebijakan, maka suatu produk kebijakan harus memuat bagaimana cara agar tujuan kebijakan tersebut
tercapai. Peraturan Bupati Hulu Sungai Tengah Nomor 17 Tahun 2011 tentang Tata Cara Pemberian
Dan Pertanggungjawaban Bantuan Keuangan Kepada Desa Di Kabupaten Hulu Sungai Tengah tidak
memuat tentang program-program yang harus dimuat dalam penggunaan dana bantuan keuangan
kepada desa di Kabupaten Hulu Sungai Tengah serta tidak ada standar persentase penggunaan dana
tersebut untuk program yang mendukung ke arah tercapainya dari kebijakan ini.
Implementasi Kebijakan Bantuan Keuangan Kepada Desa di Kecamatan Batang Alai Selatan
dilihat dari faktor disposisi (sikap pelaksana) tidak berjalan dengan baik karena pemahaman dari
aparat pelaksana yang kurang terhadap isi kebijakan ini meskipun aparat pelaksana sudah mempunyai
komitmen yang kuat dalam melaksanakan kebijakan ini. Dilihat dari faktor sumber daya, Desa di
Kecamatan Batang Alai Selatan mempunyai jumlah aparat yang cukup akan tetapi tidak memiliki
mutu yang baik, sedangkan Fasilitas baik sarana dan prasarana yang mendukung kebijakan dan
ketersediaan dana sudah memadai, informasi yang dibutuhkanpun sudah bisa didapatkan melalui
musrenbang, dan kewenangan juga sangat jelas diatur dalam Peraturan dan Keputusan Bupati Hulu
Sungai Tengah.
Penelitian Asma Luthfi , Hartati Sulistyo Rini, Fulia Aji Gustaman, Thriwaty Arsal, Totok
Rochan. (2017) dengan judul Partisipasi Masyarakat dalam Pengelolaan dan Pemanfaatan Dana Desa
di Desa Keji Kabupaten Semarang.Artikel ini bertujuan untuk menjelaskan partisipasi masyarakat
dalam pengelolaan dan pemanfaatan Dana Desa (DD). Penelitian ini berlokasi di Desa Keji,
Kecamatan Ungaran Barat, Kabupaten Semarang dengan subjek penelitian Desa Keji dan informan
| 84
Vol. 1, No. 2 2017
utama adalah tokoh masyarakat, BPD dan perangkat desa. Jenis penelitian yang digunakan adalah
penelitian kualitatif yang mendasarkan penelitiannya pada deskripsi data lapangan. Data diperoleh
melalui observasi, wawancara, FGD, dan studi dokumentasi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengetahuan masyarakat tentang dana desa terbatas.
Informasi tentang pengelolaan DD yang mereka dapatkan dari aparat desa dan warga lainnya melalui
gethok tular. DD di Desa Keji sebesar Rp. 608.057.000 berorientasi pada pembangunan infrastruktur,
seperti paving road, talud, dan jembatan sederhana. Dalam pemanfaatan DD ini, masyarakat terlibat
dalam keseluruhan proses mulai dari perencanaan, pelaksanaan, hingga pemantauan dan evaluasi
kegiatan. Studi ini juga menyoroti bahwa partisipasi masyarakat di Desa Keji dalam pengelolaan DD
masih terbatas pada kegiatan partisipatif formal, yang berpusat dari staf desa, dan tatanan
administratif.
Bobby Satya Mardi dan Zulkarnaini (2014) Program Bantuan Keuangan Desa Dan
Kesejahteraan Masyarakat. Program Bantuan Keuangan Desa dan Kesejahteraan Masyarakat.
Penelitian menggunakan teori Van Meter dan Van Horn. Penelitian ini masuk dalam jenis penelitian
kualitatif, responden dari pendamping desa serta pengurus PPD di desa. Dasar pengambilan
responden ini adalah pertimbangan mereka yang terpilih dan dianggap paling mengetahui mengenai
masalah yang diteliti dengan metode purposive sampling. Analisis data dalam penelitian ini yang
menggunakan pendekatan kualitatif. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa pelaksanaan
Program Bantuan Keuangan Kepada Desa Muda Setia Kecamatan Bandar Sekijang Kabupaten
Pelalawan Provinsi Riau dan berdasarkan sub indikator tahap persiapan program cukup maksimal
dilaksanakan. Faktor yang menghambat, yaitu faktor sosialisasi, faktor fasilitas pendukung. Dampak
pelaksanaan program cukup baik dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa.
| 85
Vol. 1, No. 2 2017
jalan terdapat dalam kondisi baik sepanjang 408,092 Km atau 61,31%, dan kondisi sedang sebesar 33,
703 Km atau 5,06%, kondisi rusak ringan sebesar 146,019 Km atau 21,94%, sedangkan kondisi jalan
rusak berat sebesar 77,841 Km atau 11,69%
| 86
Vol. 1, No. 2 2017
tersebut menunjukkan bahwa selama tahun 2017 terjadi pertumbuhan ekonomi sebesar 5,36 persen,
sedikit lebih rendah jika dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi tahun sebelumnya yang
mencapai 5,40 persen.
Pertumbuhan ekonomi selama2017 dipercepat oleh adanya investasi dan perbaikan kinerja
ekspor luar negeri.Investasi yang dimaksud utamanya adalah pembangunan proyek- proyek
infrastruktur seperti perbaikan jalan terutama di sepanjang Jalan Tol Sumoker, perbaikan saluran
irigasi maupun jalan raya, dan pembayaran ganti untung lahan jalan tol.
Banyak faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi Kabupaten Jombang, baik faktor
internal maupun faktor eksternal. Dari sisi eksternal diantaranya kondisi ekonomi nasional dan
regional yang belum membaik serta harga komoditas yang masih stagnan di level yang rendah.
Faktor lainnya yang turut mempengaruhi pertumbuhan ekonomi Kabupaten Jombang, diantaranya
adalah laju inflasi yang berhasil ditekan pada level3,68 persen, lebih rendah dibanding tahun 2016
yang sebesar 4,11 persen.
Pertumbuhan ekonomi tertinggi dicapai oleh lapangan usaha Penyediaan Akomodasi dan
Makan- Minum, yaitu sebesar 8,69 persen. Sedangkan yang terendah dialami lapangan usaha
Pertanian, yakni 0,66 persen. Dari 17 lapangan usaha ekonomi yang ada, seluruhnya mengalami
pertumbuhan yang positif.Delapan lapangan usaha mengalami pertumbuhan positif sebesar enam
hingga sembilan persen. Sedangkan delapan lapangan usaha lainnya berturut-turut tercatat
mengalami pertumbuhan positif namun lebih rendah, yaitu kurang dari lima persen.
Delapan lapangan usaha yang mengalami pertumbuhan sebesar enam hingga sembilan persen
tersebut antara lain: lapangan usaha Informasi dan Komunikasi sebesar 7,42 persen, lapangan usaha
Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor sebesar 7,28 persen, lapangan
usaha Jasa Perusahaan sebesar 6,56 persen, lapangan usaha Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial
sebesar 7,69 persen, lapangan usaha Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum sebesar 8,69
persen, lapangan usaha Konstruksi sebesar 7,45 persen, lapangan usaha Real Estat sebesar6,12
persen dan lapangan usaha Industri Pengolahan sebesar 6,03 persen.
Sembilan lapangan usaha menga- lami perlambatan ekonomi yang berkisar antara 0,10 hingga
3,03 persen. Perlambatan tertinggi dialami lapangan usaha Jasa Keuangan dan Asuransi. Sedangkan
perlambatan
Sedangkan sembilan lapangan usaha yang mengalami pertumbuhan kurang dari 6 (enam)
persen adalah lapangan usaha Jasa Keuangan dan Asuransi sebesar 3,74 persen, lapangan usaha
Transportasi dan Pergudangan sebesar 5,65 persen, lapangan usaha Pengadaan Listrik dan Gas
sebesar 1,76 persen, Jasa Lainnya tercatat sebesar 5,06 persen, lapangan usaha Administrasi
Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib tercatat sebesar 2,28 persen, lapangan usaha
Jasa Pendidikan sebesar 4,53 persen, lapangan usaha Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah,
Limbah dan Daur Ulang sebesar 3,17 persen, lapangan usaha Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan
sebesar 0,66 persen, dan lapangan usaha Pertambangan dan Penggalian sebesar 4,14 persen.
Delapan lapangan usaha mengalami akselerasi pertumbuhan ekonomi yang berkisar antara
0,20 hingga 1,88 persen. Akselerasi pertumbuhan ekonomi tertinggi dialami lapangan usaha
Pertambangan dan Penggalian, yakni sebesar 1,88 persen poin. Sedangkan terendah dialami
lapangan usaha Transportasi dan Pergudangan serta Jasa Perusahaan, yakni sebesar0,20 persen poin.
Pada tahun 2017, dari kelima kontributor terbesar/utama pembentuk PDRB Kabupaten
Jombang, ada dua lapangan usaha yang mengalami perlambatan ekonomi, yakni Pertanian,
Kehutanan, dan Perikanan serta Informasi dan Komunikasi. Sehingga wajar bila secara total PDRB,
ekonomiKabupaten Jombang mengalami perlambatan sebesar 0,04 persen poin.
| 87
Vol. 1, No. 2 2017
Tabel 1
Faktor Analisa penelitian
X Y
Tahun
(BKK) (Kesejahteraan)
Uji Normalitas
Dasar pengambilan keputusan dalam uji normalitas adalah jika niilai signifikasi lebih besar
dari 0,05, maka data tersebut berdistribusi normal, jika tidak atau nilai signifikasi lebih kecil dari 0,05
mak data terebut tidak terdistribusi normal. Karena sampel kurang dari 200, maka uji normalitas
mengunakan menggunakan Shapiro Wilk dan Lilliefors (Adaptasi dan pengembangan dari Uji
Kolmogorov Smirnov). Adapun hasi data penelitian ini adalah sebagi berikut :
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
BKK ,332 5 ,076 ,860 5 ,227
Keseajhteraan ,194 5 ,200* ,960 5 ,810
a. Lilliefors Significance Correction
*. This is a lower bound of the true significance.
Berdasarkan tabel di atas diketahui nilai signifkasi untuk BKK sebesar 0,227 dan nilai
signifikasi Keseajhteraan adalah 0.810 atau p < 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa data BKK
dan Kesejahteraan terdistribusikan normal.
Uji Multikolinearitas
Uji multikoloniertias adalah bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan
adanya korelasi antar variabel bebas (indepndent). Sedangkan model regresi yang baik seharusnya
tidak terjadi krelasi diantara variabel bebas dan perlu diingat bahwa :Jika nilai tlerance lebih besar
dari 0,10 maka artinya tidak terjadi multikolinieritas terhadap dat yang diuji
1. Jila nilai tolerance lebih kecil dari 0,10 maka artinya terjadi multikolinieritas terhadap data yang
diuji
2. Jika nilai VIF lebih kecil dari 10,00 maka artinya tidak terjadi multikoliniertias terhadap data
yang diuji
3. Dan sebalinya jika nilai VIF lebih besar dari 10,00 maka artinya terjadi multikoliniertias terhada
dat yng diuji.
Adpaun hasil uji data mulitikoliniertas BBK terhadap kesejahteraan adalah sebagai berikut.
a
Collinearity Diagnostics
Model Dimension Eigenvalue Condition Index Variance Proportions
| 88
Vol. 1, No. 2 2017
(Constant) BKK
d
i
m
e
n
s
1 dimension1
1 1,822 1,000 ,09 ,09
i
o
Pada tabel collinearity diagnostics di atas sebagai hasil uji regresi linear, di dapat nilai
eigenvalue dan condition index. Jika Eigenvalue lebih dari 0,01 dan atau Condition Index kurang dari
30, maka dapat disimpulkan bahwa gejala multikolinearitas tidak terjadi di dalam model regresi.
Dalam perhitungan di atas nilai eigenvalue 0,178> 0,01 dan collinearity diagnostics 3,2 dimana
kurang dari 30
Dilihat dari nilai VIF yang dimiliki BKK, memiliki Nilai VIF kurang atau lebih kecil dari 10,
sehingga variabel BKK dann Kesejahteraan dapat disimpulkan tidak terjadi gejala
Multikolinearitas.Sehingga hasil pengujian dikatakan reliabel atau terpercaya. Maka nilai koefisien
regresi parsial dikatakan handal dan robust atau kebal terhadap perubahan-perubahan yang terjadi
pada variabel lainnya di dalam model regresi linier sederhana.
Uji Reliabilitas
Reliabilitas sebenarnya adalah alat untuk mengukur suatu data yang merupakan indikator dari
suatu variabel atau konstruk. Suatu data, dapat dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang
terhadap pernyataan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Adapun pengukuran
reliabilitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan pengukuran sekali saja.
Maksudnya adalah pengukurannya hanya sekali dan kemudian hasilnya dibandingkan dengan
pertanyaan lain atau mengukur korelasi antar jawaban pertanyaan. SPSS memberikan fasilitas untuk
mengukur reliabilitas dengan uji statistik Cronbach Alpha. Suatu variabel dikatakan reliabel jika
memberikan nilai Cronbach Alpha >0,60. Hasil nilai Croncbach Alpha based 0,775 > 0,60 maka dapat
disimpulkan bahwa konstruk item adalah reliabel.
Reliability Statistics
Cronbach's Cronbach's Alpha Based on
Alpha Standardized Items N of Items
,775 ,776 2
Sumber : Lampiran SPSS
Analisis Korelasi
Untuk mengetahui keeratan hubungan kedua variabel dalam penelitian, digunakan analisis
korelasi. Apabila nilai r positif dan mendekati 1 maka, dapat dikatakan bahwa hubungan kedua
variabel sangat kuat.
| 89
Vol. 1, No. 2 2017
ANOVAb
Model Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 1,460E19 1 1,460E19 2,020 ,250a
Residual 2,169E19 3 7,228E18
Total 3,629E19 4
a. Predictors: (Constant), BKK
b. Dependent Variable: PDRB_ADHK
Berdasarkan output pada abel 5.10 model ANOVA, diketahui bahwa jilai dalam uji F
sebesar 0,250 lebih besar > dari nilai probabilitas 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa Bantuan
Keuanga Khusus secara simultan tidak berpengaruh.terhadap kesejahteraan dalam hal ini dinilai dari
pendapatan perkapitan pada PDRB_ADHK . Sementara untuk melihat berapa persen pengaruh yang
ditimbulkan oleh Bantuan Keuanga Khusus terhadap kesejahteraan dapat dilihat pada tabel 5.11 di
bawah ini.
Dari output model summary di atas pada tabel 5.11, diketahui nilai koefisien determinasi (R
Square) sebesar 0,402 (dihasilkan dari pengkuadratan koefisien korelasi atau R yaitu 0,634). Besarnya
angka koefisien determinasi (R Square) 0,402 sama dengan 40,2%, ini berarti pengaruh Bantuan
Keuangan Khusus terhadap Kesejahteraan melalui perhitungan pendapatan perkapitan PDRB-ADHK
sebesar 40,2% sisanya 59,8 % dari faktor lain yang tidak ada dalam penelitian ini. Ini menunjukkan
bahwa pengaruh Bantuan Keuangan Khusus dalam posisi lemah terhadap nilai kesejahteraan.
Pembahasan
Berdasar pada Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa, dijelaskan bahwa
Pembangunan Desa bertujuan meningkatkan kesejahteraan masyarakat Desa dan kualitas hidup
manusia serta penanggulangan kemiskinan melalui pemenuhan kebutuhan dasar, pembangunan sarana
dan prasarana Desa, pengembangan potensi ekonomi lokal, serta pemanfaatan sumber daya alam dan
lingkungan secara berkelanjutan.
| 90
Vol. 1, No. 2 2017
| 91
Vol. 1, No. 2 2017
harus memenuhi standar umum maupun kebijakan khusus pemerintahan seperti transparan, pengadaan
yang kompetitif, kebijakan fiskal yang prudent, serta complying terhadap hukum dan peraturan yang
berlaku.
Terkait dengan pendanaan yang dilakukan oleh pemerintah daerah Kabupaten Jombang
terhadap peningkatan infrastruktur di desa-desa dilingkungan Kabupaten Jombang telah berpengaruh
lemah dengan angka jauh dari nilai error 1 yaitu 0,402 atau 40,2 %, Menunjukkan bahwa Bantuan
Keuangan Khusus berpengaruh lemah dalam kesejahteraan melalui peningkatan Infrasktruktur di
Kabupaten Jombang. Berabti ada suatu kesalahan dalam teknis dan evaluasi hasil pemberian Bantuan
Keuangan Khusus di Kabupaten Jombang.
Dalam penelitian ini ditemukan peneliti bahwa ada kurang ketepatan penggunaan dana yang
diberikan ini dapat dilihat pada Surat Keputusan pemberian Bantuan Keuangan Khusus pada desa-
desa. Infrastruktur dalam Keputusan Bupati ada yang tidak jelas, seperti pembuatan pagar balai desa,
pembuatan pagar makam tercantum dalam pencairan Bantuan Keuangan Khusus (lampiran SK Bupati
tahun 2016). Dalam pernyataan pejabat Sekretaris Daerah, bahwa pengesahan dan pencairan Bantuan
Keuangan Khusus bagi desa sudah disaring dengan ketat, dan dicairkan bukan karena pembangunan
infrastrukturnya akan tetapi padat karya untuk menanggulangi pengangguran dimasyarakat. Ini juga
terkait dengan bukti fisik laporan perkembangan penggunaan dana. Kepada desa hanya melaporkan
penggunaan dana tetapi tidak melaporkan kondisi infrastruktur sebelum dan sesudah dibangun.
Hambatan dalam pembangunann infrastruktur dalam laporan yang diberikan kepada
Sekretaris Daerah adalah
1. Belum maksimalnya pengawasan yang dilakukan oleh masyarakat dalam pelaksanaan
pembangunan.
Pengawasan sangat diperlukan guna menghindari adanya kecurangan-kecurangan yang
dapat dilakukan oleh pihak-pihak penyelenggara pembangunan. Kurangnya pengawasan
yang maksimal menjadi penghambat dalam proses pembangunan
2. Cuaca dan Medan
Kondisi alam sangat berpengaruh dalam melaksanakan pembangunan di Kabupaten
Jombang‟.Keadaan iklim di Kabupaten Jombang pada umumnya yang terdiri dari musim
hujan, musim kemarau, dan musim pancaroba.
Yang menjadi permasalahan keadaan cuaca yang tidak menentu. Cuaca merupakan
kendala yang tidak bisa ditebak karena setiap saat dapat berubah membuat pelaksanaan
program pembangunan dapat mundur dari jadwal yang direncanakan, ditambah dengan
medan yang sulit untuk dijangkau terutama saat musim hujan tiba.
3. Harga bahan material
Harga bahan material yang tidak menentu menjadi kedala tersendiri dalam pelaksanaan
pembangunan infrastruktur karena membuat pengeluaran pembangunan tidak sesuai
dengan RAB yang telah disetujui, sehingga akan membuat perencana dan pelaksana
pembangunan untuk mengurangi mutu material.
4. Pelaporan yang tidak akuntabel
Pelaporan yang dilakukan dalam penggunaan tidak memiliki dasar akuntabel dan
hanya penggunaan dana saja, pelaporan tidak secara analisis, perkembangan
sebelum dan sesudah diberikannya Bantuan Keuangan Khusus. Sehingga
pemerintah daerah tidak dapat memberikan peniilaian kelayakan infrastruktur
selanjutnya.
V. KESIMPULAN
Dalam penelitian ini, dengan berdasar pada bab-bab sebelumnya dapat disimulkan
bahwa
1. Bantuan Keuangan Khusus kepada desa Bidang Sarana dan Prasarana merupakan
bantuan keuangan yang bersifat Khusus yang diberikan untuk membangun
Infrastruktur tingkat pedesaan atau lintas desa. yang tidak masuk dalam usulan Dana
Desa (DD) dan Alokasi Dana Desa (ADD)
| 92
Vol. 1, No. 2 2017
DAFTAR PUSTAKA
| 93
Vol. 1, No. 2 2017
Djam'an, Djonet. 2011. Sistim Pelaksanaan Pembangunan Desa. Balai Penelitian dan Pembangunan,
Pembangunan Desa. Yogyakarta.
Novi Maryaningsih Oki Hermansyah Myrnawati Savitr, Jurnal Internasional, BI, 2016, Edisi 32, hal
18 – 24.
Ginandjar,Kartasasmita.2006.PerencanaanPembangunanNasional.Malang
Armein Z. R. Langi. 2006.Pengembangan dan manajemen infrastruktur Indonesia yang
berkeadilan.Lembaga Penelitian UGM. Jogjakarta
Mankiw, N. Gregory, David Romer, David N Weil., “ A Contribution To The Empirics Of Economic
Growth, “ The Quartely Journal Of Economics, Vol.107, No.2, May 2015
| 94