Professional Documents
Culture Documents
5 Modul OSCM (Layout Strategy) FN
5 Modul OSCM (Layout Strategy) FN
Layout Strategy
05
Pascasarjana Magister 201411003 Tim Dosen
Manajemen
Abstract Kompetensi
Isi
A. Pengertian Tata Letak (Layout)
Tata letak menurut Heizer dan Render (2009:532), merupakan satu keputusan
penting yang menentukan efisiensi sebuah operasi dalam jangka panjang, tata letak
memiliki banyak dampak strategis karena tata letak menentukan daya saing perusahaan
dalam segi kapasitas, proses, dan biaya, serta kualitas lingkungan kerja, kontak
pelanggan dan citra perusahaan. Tata letak yang efektif dapat membantu organisasi
mencapai suatu strategi yang menunjang diferensiasi, biaya rendah, atau respon cepat.
Tujuan strategi tata letak adalah untuk membangun tata letak yang ekonomis yang
memenuhi kebutuhan persaingan perusahaan.
Menurut Reid dan Sanders (2013:373), perencanaan tata letak adalah deciding on
the best physical arrangement of all resources that consume space within a facility. Yaitu
memutuskan susunan atau penataan terbaik dari semua sumber daya yang menggunakan
ruang dalam fasilitas. Penataan dan perencanaan tata letak yang dilakukan diperjelas oleh
Russell dan Taylor (2011:261) yang menyatakan bahwa Facility Layout atau fasilitasi tata
letak refers to the arrangement of activities, processes, departments, workstations, storage
areas, aisles, and common areas within an existing or proposed facility. Yang dimaksudkan
adalah mengacu pada kegiatan, proses, departemen, workstation, tempat penyimpanan,
dan area umum dalam suatu fasilitas yang ada atau yang diusulkan.
3. Prinsip Teknis
Perencanaan Tata Letak Berdasarkan tujuan, keuntungan, dan aspek dasar dalam
tata letak yang terencana dengan baik, dapat disimpulkan enam prinsip dasar berikut ini:
a. Prinsip integrasi secara total. Tata letak ini merupakan integrasi secara total dari seluruh
elemen produksi yang menjadi satu unit operasi yang lebih besar.
b. Prinsip perpindahan jarak yang minimal. Dalam proses pemindahan bahan dari satu
operasi ke operasi berikutnya, waktu dapat dihemat dengan mengurangi jarak
perpindahan tersebut.
c. Prinsip aliran dari suatu proses kerja. Aliran kerja yang baik adalah aliran konstan
dengan minimum interupsi, kesimpangsiuran, dan kemacetan dalam proses produksi.
d. Prinsip pemanfaatan ruangan. Pengaturan ruangan yang akan dipakai secara optimum
dengan memanfaatkan tiga dimensi ruang (cubic space).
5. Prinsip fleksibilitas
Dengan kemajuan IPTEK mengakibatkan dunia industri berpacu untuk
mengimbanginya. Perubahan yang mungkin terjadi pada desain produk, peralatan produksi,
delivery, dan sebagainya akan berakibat pengaturan kembali (re-layout) tata letak yang
sudah ada. Apabila tata letak direncanakan cukup fleksibel, penyesuaian kembali dapat
dilakukan dengan lebih cepat dan murah.
Menurut Wignjosoebroto, (2009), dalam merancang tata letak manufaktur, yang perlu
dipahami terlebih dahulu, antara lain tipe-tipe tata letak sebagai dasar perancangan.
Pemahaman ini diperlukan karena tipe tata letak menentukan keberhasilan strategi
manufaktur yang telah ditetapkan, Empat model tata letak (layout), antara lain sebagai
berikut:
Produk layout pada umumnya digunakan untuk pabrik yang memproduksi satu
macam atau kelompok produk dalam jumlah yang besar dan dalam waktu yang lama. Model
layout berdasarkan aliran produksi, menurut Wignjosoebroto (2009), mesin dan fasilitas
produksi lainnya akan diatur menurut prinsip mesin after mesin. Selanjutnya mesin disusun
menurut urutan proses yang ditentukan pada pengurutan produksi, tidak peduli macam/jenis
mesin yang digunakan. Tiap komponen berjalan dari satu mesin ke mesin berikutnya
melewati seluruh daur operasi yang dibutuhkan. Untuk lebih jelasnya, Wignjosoebroto
(2009) mengilustrasikan pada gambar berikut:
Dengan layout tipe ini, suatu produk akan dikerjakan sampai selesai dalam
departemen tanpa perlu dipindah-pindah ke departemen lain. Dalam model ini, bahan baku
akan dipindahkan dari satu operasi ke operasi berikutnya secara langsung. Dengan
demikian, tujuan utama dari model ini adalah untuk mengurangi proses pemindahan bahan
dan memudahkan pengawasan dalam aktivitas produksi. Keuntungan dari model layout
produk, antara lain:
1. Aliran material yang simpel dan langsung.
2. Persediaan barang dalam proses yang rendah.
3. Total waktu produksi per unit yang rendah.
4. Tidak memerlukan skill tenaga kerja yang tinggi.
5. Kebutuhan material handling yang rendah.
6. Dapat menggunakan mesin khusus atau otomatis.
7. Dapat menggunakan ban berjalan karena aliran material sudah tertentu,
8. Kebutuhan material dapat diperkirakan dan dijadwalkan dengan lebih mudah.
Adapun kelemahan dari model layout produk, antara lain:
1. Kerusakan pada mesin dapat menghentikan produksi.
2. Perubahan desain produk dapat mengakibatkan tidak efektifnya layout yang
bersangkutan.
3. Apabila terdapat bottle neck dapat memengaruhi proses keseluruhan.
4. Memerlukan investasi mesin/peralatan yang besar.
5. Karena sifat pekerjaannya yang monoton dapat mengakibatkan kebosanan.
2) Process Layout
Pada prinsipnya, proses layout merupakan metode pengaturan dan penempatan
fasilitas, yaitu fasilitas yang memiliki tipe dan spesifikasi sama ditempatkan dalam satu
departemen. Hal itu umumnya digunakan di perusahaan yang beroperasi dengan menerima
Prinsip tata letak berdasarkan lokasi material tetap digunakan untuk produk yang
ukurannya besar seperti kapal dan pesawat terbang.
Pada prinsipnya model ini merupakan kombinasi tipe tata letak produk dan proses.
Model ini juga dikenal dengan tata letak pembelajar. Tipe ini memberikan pembelajaran
kepada operator agar menguasai keterampilan.
Latihan Tugas
Daftar Pustaka