You are on page 1of 39

Panduan Penanggulangan

Bencana pada Anak


Pedoman Tatalaksana Gizi pada Bayi
dan Anak saat Bencana
Infant and Young Children Feeding in Emergency (IYCFE)

Hal fundamental dalam kondisi bancana


sebab makanan merupakan kebutuhan
NUTRISI kehidupan secara primer.

Ibu hamil dan anak usia 0-2 tahun (1000


hari pertama kehidupan) kelompok paling
rawan dan memerlukan penanganan gizi
khusus.

Park MK. Park’s Pediatric Cardiology for Practitioners. 6th ed. Philadelphia: Elsevier; 2014. .
Sumber : dr. Badai Buana Nasution, SpA(K). Seminar Awam IDAI
Sumber : dr. Badai Buana Nasution, SpA(K). Seminar Awam IDAI
Tatalaksana Gizi Secara Umum Saat
Bencana
Penilaian / pengkajian status nutrisi
secara cepat (Rapid Nutrition
Assasment / RNA)
1. Siaga Darurat

Pemenuhan Kebutuhan Dasar

Status Keadaan darurat


2. Tanggap Darurat Fase I tanggap darurat awal
dibagi 3 tahap
Awal

Fase II tanggap darurat awal

3. Transisi Darurat ke
Pemulihan
I. Siaga Darurat

• Penilaian cepat melalu Rapid Nutrition Assassment


(RNA), mencakup data :
✓ Data tentang Jumlah dan keadaan ibu menyusui, bayi dan anak
termasuk bayi piatu.
✓ Profil penduduk terutama kelompok rawan ( bayi, anak, ibu
hamil, ibu menyusui, lansia, dan anak yang kehilangan keluarga)
✓ Kebiasaan penduduk terkait PMBA , termasuk pemberian ASI
eksklusif dan MP-ASI dan pemberian Pemberian Makan pada
Bayi Anak
✓ Kebiasaan penduduk terait PMBA, termasuk pemberian ASI
eksklusif dan MP-ASI serta bayi piatu.
✓ Data ASI eksklusif dan MP-ASI Serta bayi piatu.
✓ Pola Asuh
Park MK. Park’s Pediatric Cardiology for Practitioners. 6th ed. Philadelphia: Elsevier; 2014.
II. Tanggap Darurat Awal
1. Fase I tanggap darurat awal
• Ditandai dengan kondisi sebagai korban bencana bisa berada
dalam pengungsian atau belum; petugas belum
mengidentifikasi korban secara lengkap, bantuan pangan sudah
datang, dan penyelenggaraan dapur umum.
• Lama fase I ini sekitar 1- 5 hari.
• Kegiatan: - pemberian makan
-pengawasan pendistribusian bantuan bahan makanan
- mengalisis hasil Rapid Health Assessment (RHA)
Park MK. Park’s Pediatric Cardiology for Practitioners. 6th ed. Philadelphia: Elsevier; 2014.
2. Fase II tanggap darurat awal
• Tahap penyelamatan
• Umumnya 5-14 hari
• Menghitung kebutuhan gizi dan mengelola penyelenggaraan
makanan di dapur umum
III. Tanggap Darurat Lanjutan
• Kegiatan penanganan gizi pada tahap ini meliputi:
✓ Analisis factor penyulit berdasarkan
✓Pengumpulan data antropometri balita
✓Menghitung proporsi status gizi balita kurus dengan BB/TB
✓Menganalisis adanya factor penyulit seperti kejadian campak, demam
berdarah.

Apabila ditemukan balita gizi buruk atau BB/TB < -3SD dan atau
terdapat tanda klinis Gizi buruk segera dirujuk ke sarana pelayanan
kesehatan untuk mendapat perawatan sesuai Tatalaksan Anak Gizi
Buruk.
Peran Dokter / Dokter Spesialis Anak dalam
tatalaksana Nutrisi saat bencana
10 Prinsip tatalaksana gizi dalam bencana :
1. Prinsip 1 ; Bayi yang lahir dalam populasi yang terkana dampak
keadaan darurat harus tetap disusui secara eksklusif sejak lahir
hingga usia 6 bulan.
2. Prinsip 2, menciptakan dan mempertahankan lingkungan yang
mendorong menyusui secara sering untuk anak hingga 2 tahun.
3. Prinsip 3, kuantitas, distribusi dan penggunaan Breastmilk-
substitute dalam keadaan darurat harus dikontrol secara ketat.
4. Prinsip 4, mempertahankan pertumbuhan, pekembangan dan
kesehatan, bayi mulai 6 bulan ke atas dan anak yang lebih besar.
6. Prinsip 6, mempromosikan kapasitas kopinng pengasuh sebagai
bagian dari membina praktik pemberian makan yang baik untuk bayi
dan batita.
7. Prinsip 7, kesehatan bayi harus diperhatikan sehingga mampu
menyusu dengan teratur dan baik serta mempertahankan nafsu
makan MP-ASI.
8. Prinsip 8, status gizi harus terus dipantau untuk mengidentifikasi
kekurangan gizi sehingga kondisi mereka dapat dinilai dan
ditatalaksana.
9. Prinsip 9, meminimalkan dampak negative darurat pada praktik
pemberian makan.
10. Prinsip 10, mempromosikan pemberian makan yang optimal untuk
bayi dan anak kecil dalam keadaan darurat.
Langkah Asuhan Nutrisi
Pediatric
Tata Laksana Weight Faltering pada Bayi Usia 0-6 bulan

Evaluasi Komprehensif

Manajemen Laktasi & Atasi Masalah


Medis

Kenaikan Kenaikan Berat Tidak


Berat Cukup Cukup

Teruskan Bayi Siap Makan


Bayi Belum Siap
ASI (≥ 4 bulan) Makan
Eksklusif
Mulai MPASI Suplementasi
ASI donor yang Suplementasi
memenuhi Susu Formula
Syarat sesuai Codex
SATGAS ASI IDAI Keamanan
Penyakit Infeksi dalam Kondisi Bencana
Bencana Secara Global diklasifikasikan dalam tiga utama grup

Bencana
Bencana geofisika
hidrometeorologi Bencana geo-morfologis
(gempa bumi, tsunami,
(banjir, badai, topan, (tanah longsor)
letusan gunung berapi)
tornado)
Potensi Penyakit Infeksi dan Wabah setelah
Bencana Alam
Penyakit bersumber Makanan- Infeksi Saluran Pernafasan
minuman dan infesi akibat kurang Akut / berhubungan dengan
kebersihan Kepadatan Penduduk

Diare Infeksi pernafasan akut (ISPA)

Meningitis
Virus Hepatitis A dan E
Campak

Leptospirosis Tuberculossis

Infeksi Influenza
Risiko Penyakit yang ditularkan Melalui
Vektor atau yang terkait perubahan Risiko Infeksi dari Perlukaan
lingkungan

Malaria Tetanus

Mucormycosis kulit
Demam Berdarah
Checklist Pencegahan dan control dari penyakit infeksi yang terjadi setelah bencana alam
Gangguan Respiratorik pada Bencana
• Kebakaran Hutan : Inhalas CO2; SO2; inhalasi debu
• Banjur : Inhalasi spora jamur, infeksi saluran nafas
akut
• Tsunami : Tsunami Lung ( terhirup lumpur dan bakteri
pada air laut)
• Angin Badai : Pneumonitis, hypersensitivity
• Gempa Bumi : Trauma thorax, inhalasi debu
• Gunung Meletus : inhalasi debu, SO2
• Gedung tua yang roboh : Infeksi jamur, alergi
Beberapa hal yang perlu dipersiapkan dalam
kondisi bencana:
1. Alat pelindung saluran nafas, dapat berupa masker khusus atau
masker terbuat dari kain yang dibasahi.
2. Alat inhaasi seperti nebulizer atau inhaler dosis terukur dengan
spacer
3. Rotgen thorax lebih dini dengan indikasi
4. Pemeriksaan rongga muut dan hidung terhadap lumpur atau
kotoran lain
5. Relokasi individu yang rentan misalnya dengan penyakit paru kronik
Mencegah berkembangnya virus atau bakteri
Meminimalisir dengan
penderita batuk

Perhatiakan jarak tidur


para pengungsi Terapkan Etika Batuk

Petugas yang sedang sakit


sebaiknya tidak bertugas Cuci Tangan Teratur

Pertahankan kondisi
lingkungan bersih Hindari pemakaian barang pribadi
secara Bersama, ex: sikat gigi
Batuk dan Sulit Bernafas
(Penilaian Anak dengan Batuk atau Sulit Bernafas)

• Tanyakan : Apakah anak batuk atau sulit bernafas?


• Tanyakan : Sudah berapa lama anak batuk atau sulit bernafas>
• Hitung laju pernafasan dalam 1 menit :
- Usia 2-12 bulan : 50x/ menit atau lebih dikatakan cepat
- Usia 12 bulan – 5 tahun : 40x / menit atau lebih dikatakan cepat
• Lihat apakah ada tarikan dinding dada
• Lihat dan dengarkan apakah ada stridor atau wheezing
Klasifikasi Anak dengan batuk atau sulit bernafas
Pneumonia
Pneumonia Batuk atau Selesma
Berat
- Batuk atau sulit bernafas dengan atau
tanpa nafas cepat - Batuk atau sulit bernafas
- Tarikan dinding dada atau Dan - Batuk tapi tidak ada nafas cepat dan
- Tanda bahaya seperti letargis atau tarikan dinding dada
- Nafas Cepat
penurunan kesadaran, kejang,
ketidakmampuan untuk makan dan minum

Tatalaksana Anak dengan Pneumonia Tatalaksana Anak dengan - Ajarkan ibu menangani nyeri
Berat Pneumonia tenggorok
- Jika mungkin rujuk ke RS - Berikan Amoxixilin oral - Anjurkan ibu untuk mengamati
-Berikan Cairan -Ajarkan ibu pasien dalam hal nafas cepat atau sulit bernafas.
-berikan Oksigen, jika tersedia pemberian obat - Jika batuk leinh dari 2 minggu, rujuk
Antibiotik - Arahkan anak mau untuk makan untuk kemungkinan Tuberculosis
- Bronkodilator jika ada wheezing dan minum atau penilaian Asma.
-Paracetamol bila demam - Arahkan agar ibu mau menyusui -

Jaga bayi tetap hangat ke anaknya


-
Rekomendasi Bencana Kabut Asap
• Rekomendasi Umum
1. Mengurangi Pajanan Asap
✓Tetap dalam ruangan, tutup jendela dan pintu
✓AC dengan mode “re-circulate” , ganti filter secara teratur.
✓Hindari aktivitas didalam rumah yang dapat menambah kontaminan
✓Pelembab udara atau bernafas dengan kasin basah.
✓Kurangi aktifitas untuk mengurangi hirupan kontaminan
✓Penutupan sekolah atau tempat aktifitas perlu dipertimbangkan
Lanjutan..
2. Masker
✓Masker cat/debu/bedah tidak efektif untuk mencegah inhalasi partikel halus.
✓Masker yang menyaring hingga 95% adalah N 95.
✓Ganti masker bila telah kotor

3. Penyediaan Obat Esensial


✓ Pemberian antiinflamasi steroid dan bronkodilator

4. Suplementasi oksigen
5. Evakuaasu dan transportasi
Rekomendasi Khusus
•TERIMAKASIH

You might also like