You are on page 1of 3

Nama : Reynald Maurits Wekes

Kelas : X IPS 1
Absen : 32

Pengaruh Budaya Indonesia dan Hindu Buddha dalam Bidang Pendidikan

Berdasarkan dengan artikel tersebut dapat diidentifikasi bahwa ada penggabungan antara
akulturasi dalam bidang Pendidikan yang membahas mengenai pengajaran-pengajaran
kepada masyarakat yang hidup pada zaman Hindu-Buddha. Dalam bidang pendidikan,
pengaruh hindu budha di Indonesia yaitu lahirnya lembaga-lembaga pendidikan. Walaupun
lembaga pendidikan yang ada masih sangat sederhana, yaitu hanya mempelajari satu bidang
saja( keagamaan). Pada masa itu mereka masih dalam proses mempelajari aksara, Bahasa,
dan sastra yang menggunkan sebuah batu berbahan menhir dan di tulis sesuai dengan kisah
dari kerajaan atau kehidupan masyarakat pada zaman tersebut. Yang dipelajari oleh
masyarakat dapat termasuk bahasa Sansekerta dan huruf Pallawa sangat diminati sebagian
kehidupan pada saat itu. Mereka menggunakan Bahasa huruf tersebut hanya di kalangan
pendeta dan bangswan kerajaan. Dimulai dengan mempelajari dan menggunakan Bahasa
Jawa Kuno dan Bahasa Bali Kuno Kemudian mengenal Pendidikan berasrama atau sekolah-
sekolah khusus untuk dapat mempelajari agama Hindu-Buddha. Lembaga-lembaga
pendidikan seperti asrama merupakan salah satu bukti dari pengaruh kebudayaan Hindu-
Buddha di Indonesia. Lembaga pendidikan pada masa Hindu-Buddha sangat erat dengan
bidang agama. Meski berawal dari lembaga pendidikan sederhana, lembaga pendidikan di
masa Hindu-Buddha bisa menjadi cikal bakal untuk lahirnya lembaga-lembaga pendidikan di
Indonesia. Kerajaan Sriwijaya pernah menjadi pusat pembelajaran agama Buddha yang
terbesar dan sangat maju di Asia Tenggara. Maka dari itu banyak dari mereka menghasilkan
karya-karya untuk dijadikan sebagai bukti bahwa aksara,
Bahasa dan sastra sudah dipelajari oleh masyarakat Indonesia pada zaman masuknya ajaran
agama Hindu-Buddha ke Nusantara melalui pengenalan dari pedagang (Waisya), para
pemuka agama (Brahmana), dan bangsawan atau para prajurit (Ksatria) kabur karena perang
antar kerajaan yang berasal dari India lalu mengungsi ke Nusantara untuk mencari
persediaan bahan makanan dalam menghidupi keluarganya, kemudian para pengungsi
bersama dengan para rakyat yang berada di pulau nusantara bersepakat untuk membangun
sebuah kerajaan dan sistem pemerintahan.
Beberapa bukti yang menunjukkan bahwa pendidikan pada masa kerajaan Hindu-Buddha di
Indonesia telah berkembang yaitu:

a Dalam catatan perjalanan I-Tsing (pendeta dari Cina), ia pernah singgah di Sriwijaya.
Di Sriwijaya I-Tsing melihat bahwa pendidikan agama Budha telah berkembang
dengan pesat, sehingga dia memutuskan untuk menetap di Sriwijaya selama beberapa
bulan dan menerjemahkan salah satu kitab agama Buddha. Berita I-Tsing tersebut
menunjukkan bahwa pendidikan agama Buddha di Sriwijaya sudah maju.

b Catatan perjalanan Fa-Hien adalah rohaniwan Buddha dari China sekaligus penjelajah
abad ke-5. Ketika berusia 62 tahun, Fa Hien melakukan penjelajahan ke India,
tepatnya ke Kerajaan Khotan, Kashmir, Kabul, Kandahar, dan Punjab demi
kepentingan agama Buddha. Selama di India, Fa Hien berusaha mencari salinan dari
Kitab Vinaya Pitaka yang lengkap untuk diterjemahkan ke dalam bahasa Mandarin.
Setelah selesai menjelajah di India, Fa Hien lanjut ke Sri Lanka untuk menyalin
sebuah teks sakral. Dari Sri Lanka, Fa Hien kembali ke kampung halamannya di
China. Dalam perjalanan pulang ini, ia singgah di Nusantara, tepatnya di Jawa. Fa
Hien tinggal di Jawa selama lima bulan, antara Desember 412 hingga Mei 413.
Kedatangan Fa Hien di Pulau Jawa, yang tertuang dalam catatannya, menjadi bukti
penyebaran pendidikan Buddha di Nusantara.

c Penemuan Prasasti Nalanda pada 1921, ditemukan di Bihar, Nalanda, India. Prasasti
ini mengisahkan tentang Raja Devapaladeva dari Kerajaan Palla di India, yang
mengabulkan permintaan raja Sriwijaya untuk membangun biara Buddha di Nalanda.
Hal ini menunjukkan bahwa pada masa itu, raja Sriwijaya memberi perhatian besar
terhadap pendidikan agama Buddha. Selain itu, Prasasti Nalanda juga menyebut
bahwa ada lima desa di Kalkutta (Kolkata), India, dibebaskan dari pajak demi
keperluan misi agama Buddha Kerajaan Sriwijaya.

d Kerja sama Hui-Ning dan Jnanabadra adalah pendeta asal China yang memiliki misi
menerjemahkan kitab agama Buddha. Dalam menjalankan tugasnya, Hui-Ning sempat
dibantu oleh salah seorang pemuka agama dari Kerajaan Kalingga, Jnanabadra.
Jnanabadra turut membantu Hui-Ning menerjemahkan kitab suci agama Buddha dari
bahasa Sanskerta ke dalam bahasa China.

Pengaruh Hindu-Budha nampak pula pada berkembangnya ajaran budi pekerti berlandaskan
ajaran agama Hindu-Budha. Pendidikan tersebut menekankan kasih sayang, kedamaian dan
sikap saling menghargai sesama manusia mulai dikenal dan diamalkan oleh sebagian
masyarakat Indonesia saat ini.
Para pendeta awalnya datang ke Indonesia untuk memberikan pendidikan dan pengajaran
mengenai agama Hindu kepada rakyat Indonesia. Mereka datang karena berawal dari
hubungan dagang. Para pendeta tersebut kemudian mendirikan tempat-tempat pendidikan
yang dikenal dengan pasraman. Ditempat inilah rakyat mendapat pengajaran.
Karena pendidikan tersebut maka muncul tokoh-tokoh masyarakat Hindu yang memiliki
pengetahuan lebih dan menghasilkan berbagai karya sastra. Agama Budha tampak bahwa
pada masa dulu telah terdapat guru besar agama Budha, seperti di Sriwijaya ada Dharmakirti,
Sakyakirti, Dharmapala. Bahkan raja Balaputra dewa mendirikan asrama khusus
untuk pendidikan para pelajar sebelum menuntut ilmu di Benggala (India).

You might also like