Professional Documents
Culture Documents
Makalah Foklor Kel.3
Makalah Foklor Kel.3
Oleh:
KELOMPOK 3:
i
KATA PENGANTAR
Wassalamu’alaikum. Wr.Wb.
Pringsewu , 21 Mei 2023
Kelompok 3
ii
DAFTAR ISI
COVER............................................................................................................i
KATA PENGANTAR....................................................................................ii
DAFTAR ISI...................................................................................................iii
BAB 1 PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAAN
A. Pengertian Puisi Pepaccur dan paradignie..........................................4
B. Fungsi Puisi Pepaccur dan paradignie................................................5
C. Kedudukan Pepacokh dan paradignie.................................................6
D. Analisis Unsur Intrinsik dan Ekstrinsik Puisi Pepacokh dan
Paradignie...........................................................................................7
A. Simpulan.............................................................................................17
B. Saran...................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................18
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Munculnya sastrawan-sastrawan muda dari berbagai daerah yang ada di
Indonesia--dengan karya-karya mereka yang semakin berkembang dan
berwarna--menunjukkan bahwa karya sastra dan sastrawan menjadi bagian
yang tak dapat dipisahkan. Karya sastra dan sastrawan sama-sama
memberikan kontribusi yang besar dalam perkembangan dunia sastra. Tema-
tema berani yang berisikan kritik banyak memberi warna baru dalam karya
para sastrawan muda. Di samping itu, para sastrawan senior pun masih
menunjukkan kekonsistenannya dalam menghasilkan karya sastra. Hal itu
berarti makin berwarnalah khazanah kesusastraan di Indonesia. Lampung
sebagai provinsi yang secara geografis terletak di ujung selatan pulau Sumatra
tidak hanya kaya akan sumber daya alam, tetapi juga kaya dengan sumber
daya manusianya. Puluhan sastrawan telah lahir di Sai Bumi Ruwa Jurai,
negeri yang dihuni oleh dua jenis penduduk, pribumi dan pendatang. Dalam
memajukan sastra Indonesia, tidak sedikit sastrawan Lampung yang
memberikan kontribusinya terhadap perkembangan sastra, seperti Motinggo
Busye, Isbedy Stiawan ZS., Inggit Putria Marga, dan Ari Pahala Hutabarat dan
tidak sedikit pula karya-karya mereka yang dijadikan perbincangan oleh para
kritikus sastra. Kantor Bahasa Provinsi Lampung, sebagai lembaga yang
berkecimpung dalam masalah kebahasaan dan kesastraan Indonesia dan
daerah, sejak tahun 2004 hingga sekarang sudah melakukan berbagai
penelitian kebahasaan dan kesastraan. Dalam bidang kesusastraan, lembaga ini
telah menyusun beberapa biografi sastrawan Lampung dan institusi sastra
yang ada di Lampung. Penyusunan biografi tersebut bertujuan memberikan
informasi tentang proses kreatif, prestasi, dan dedikasi yang telah dicapai oleh
sastrawan-sastrawan Lampung. Pusat Bahasa sebagai Lembaga yang
menangani masalah kebahasaan dan kesastraan pada tahun 2003 menerbitkan
Ensiklopedia Sastra Indonesia Modern, yang memuat informasi tentang sastra
Indonesia. Leksikon Sastra yang memuat informasi tentang sastrawan beserta
karyanya Lampung yang diterbitkan oleh Logung tahun 2004 merupakan
sebuah pengakuan yang diberikan kepada para sastrawan dan seniman
Lampung. Untuk menambah informasi dan referensi tentang sastrawan
Lampung, Kantor Bahasa Provinsi Lampung menyusun Ensiklopedia Sastra
Lampung yang didalamnya berisi lema sastrawan Lampung,
Puisi yang sering kita sebut kata-kata indah yang bermakna dan
mengandung pesan kerap kali hadir dalam kehidupan kita sehari-hari. Memang
pemahaman tentang puisi secara baik jarang kita temui pada masyarakat
umum dan bahkan pada anak sekolah atau pelajar. Mereka sering sekali
mengatakan puisi hanya sebatas kata-kata indah, padahal sejatinya puisi ada
yang mengandung kata-kata kasar, serapah, dan mengutuk. Salah satu jenis
puisi lampung yang kita kenal adalah Pepaccur. Pepaccur sering juga disebut
sebagai Wawawacan yaitu salah satu bentuk kesenian Lampung, terutama seni
sastra yang biasanya dibacakan pada saat upacara adat seperti perkawinan dan
khitanan.
Oleh karena itu, penulis menyusun makalah ini yang berisi materi
penjelasan salah satu jenis puisi lampung yaitu puisi Pepaccur agar pembaca
mengetahui dan memiliki pemahaman yang baik tentang puisi paradenai yang
menjadi salah satu sastra lampung yang harus kita ketahui, pahami, serta
menambah wawasan kita mengenai sastra lampung agar puisi lampung ini
tidak lenyap ditelan zaman.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari makalah ini adalah
1. Apakah yang dimaksud dengan Puisi Pepaccur dan paradinie?
2. Apa saja fungsi puisi pepaccur dan paradinie?
3. Apa saja kedudukan puisi pepaccur dan paradinie?
4. Analisis Unsur Intrinsik dan Ekstrinsik puisi pepaccur dan paradinie?
2
C. Tujuan Pembuatan makalah
Adapun tujuan dari pembuatan makalah
1. Dapat menjelaskan pengertian puisi pepaccur dan paradinie
2. Dapat menjelaskan fungsi puisi pepaccur dan paradinie
3. Dapat menjelaskan kedudukan puisi pepaccur dan paradinie
4. Dapat menjelaskan Analisis Unsur Intrinsik dan Ekstrinsik puisi pepaccur
dan paradinie
3
BAB II
PEMBAHASAN
4
1) Tidak ada pembukaan
2) Berisikan nasihat
3) Memiliki pola ab ab, abcd, abc abc
4) Dapat dilakukan dimana sajabagi yang memerlukan nasihat.
5) Terdiri atas sejumlah bait dan setiap bait terdiri atas empat atau enam
baris. Jumlah bait tergantung pada sedikit atau banyaknya pesan yang
disampaikan.
3. Sarana berkomunikasi
4. Media Hiburan
5
memasuki kehidupam berumah tangga, pasangan pengantin itu diberi gelar
adat sebagai penghormatan dan tanda bahwa mereka sudah berumah tangga.
Gelar adat ini diterima dari klan bapak dan dari klan ibu yang dilakukan di
tempat mempelai pria maupun di tempat mempelai wanita. Pemberian gelar
dilakukan dalam upacara adat yang dikenal dengan istilah ngamai
adek/ngamai adok jika dilakukan di tempat mempelai wanita, dan istilah
nandekken adek dan inai adek/ nandokkon adok ghik ini adok jika dilakukan
di tempat pria, dan butetah/kebaghan adok/nguwaghkon adok diikenal di
lingkungan masyarakat Lampung Sebatin. Setelah gelar diberikan, si
penerima gelar diberi nasihat atau pesan-pesan. Nasihat atau pesan-pesan itu
disampaikan dalam bentuk puisi yang dikenal dengan istilah Pepaccur.
Penyampaian pepaccur memerlukan kemampuan khusus karena di
dalamnya terkandung unsur seni. Pepaccur disampaikan dengan cara
berdendang atau berlagu dengan irama yang harus dapat memikat perhatian
pendengar (hal ini merupakan salah satu indikasi bahwa masyarakat
tradisional Lampung adalah pencinta seni).
Pepaccur terdiri atas sejumlah bait dan setiap bait terdiri atas empat atau
enam baris. Jumlah bait pepaccur tidak ada ketentuan yang mutlak. Jumlah
bait itu bergantung pada sedikit atau banyaknya pesan yang disampaikan.
Pepaccur berfungsi sebagai media penyampaian pesan atau nasihat untuk
kedua mempelai dalam upacara pesta pernikahan dan sebagai media untuk
melestarikan bahasa dan sastra Lampung. Secara umum, pesan atau nasihat
itu berkenaan dengan kehidupan berumah tangga, bermasyarakat, berbangsa,
bernegara, dan beragama.
6
D. Analisis Unsur Intrinsik dan Ekstrinsik puisi pepaccur
Anak Ngukha
Bahasa Lampung (Dialek O)
Assalamualaikum
Hijo pai permulaan
Tangis kutti kumpo pun
7
Induh Dano hitingan.. induh ngimbukh khanglaya
Mawat ngedok salinan.. kekok meluh kakhena
Sandang tedos do badan.. kekalu wat sebalin na
Artinya
Bait 1
Assalamualaikum
Ini baru permulaan
Tangis kalian
Bait 2
Ini bagian diriku..Dengarkan baru bagian ini
8
Maka nya saya mau bicara…Berkumpul lah semua kalian anak muda
Sanak saudara dari bagian kanan dan kiri… Tidak ada yang menyapa
Bait 3
Walaupun kami sedang merasakan sakit…Di biarkan mereka saja
Sanak saudara.. Semuanya dia
Begini nasib mu diri.. tumbuh yang muda
Bait 4
Bagaimana Nasibmu badan..Mana tua yang muda
Tangan yang tidak kebagian..Menolak lagi jika datang
Tidak sekali bapak berjabat tangan.. mau berhadapan dimana
Bait 5
Jalannya masuk hutan..mengungsi dihutan tua
Menunggu datangnya upahan..Berhadapan juga- juga
Kapan jadi ada hiburan..?saya pulang dahulu sekali
Bait 6
Badan dan tangan sudah pernah dekat..
Melalui tangisan dari mandikha
Anugrah yang indah sekali..memadukan tidak adanya
Bait 7
Mainnya saya di kampung jauh sana..melihat ke anak tua
Ku tinggak kau dalam kampung..menunggu jalan di dalam hutan
Pakaian yang dibadan sudah ..basah dari sana
Bait 8
Tidak tahu berkeringat.. tidak menunggu dijalanan
Tidak ada salinan.. terlihat sedih begitu
9
Sabar diriku.. semoga ada ganti nya
Bait 9
Ya bersama keluar ponakan.. sini dahulu paman kesayangan
Habis menimba air.. saya merasa kelelahan keduanya
Jalan aku ke pangkalan.. air mata jatuh tidak ku rasa
Bait 10
Perut lapar belum makan diri tidak bergaya
Sakit sekali kalau menahan.. tetapi bukan ulah dia
Abang ku tidak peduli karna kalah di istrinya
Bait 11
Hidup di bumi lampung pahit ku rasa
Rasa ingin bunuh diri kalau tidak takut dosa
Tadirku ku dari ilahi pasti akan ku terima
Bait 12
Begitu saja saudara... Sampai sini ceritaku
Maaf di kita semuanya.. kalau ada yg tidak berkenan
Ini kisah diriku.. sudah lama aku merasakan nya
10
b) Perwajahan puisi (tipografi),
Perwajahan puisi (tipografi), yaitu bentuk puisi seperti halaman yang
tidak dipenuhi kata-kata, tepi kanan-kiri, pengaturan barisnya, hingga
baris puisi yang tidak selalu dimulai dengan huruf kapital dan diakhiri
dengan tanda titik.
Tipografi yang digunakan pada puisi pepaccur diatas menggunakan
jenis tipografi huruf besar pada setiap awal kalimat, tanpa tanda baca
lengkap.
c) Diksi
Diksi, yaitu pemilihan kata-kata yang dilakukan oleh penyair dalam
puisinya.
Diksi yang digunakan pada puisi lampung pepaccur diatas yaitu:
Tidak ada salinan.. terlihat sedih begitu yang dimaksud adalah
penghibur kesedihan.
Ini baru permulaan yang dimaksud adalah awalan yang menjadi
akhir cerita.
d) Imaji/Citraaan
Imaji, yaitu kata atau susunan kata-kata yang dapat mengungkapkan
pengalaman indrawi, seperti penglihatan, pendengaran, dan perasaan.
Imaji suara (auditif),
Tangis kalian bait ke 1
Melalui tangisan dari mandikha bait ke 6
Jalan aku ke pangkalan.. air mata jatuh tidak ku rasa bait ke 9
Imaji penglihatan (visual),
Badan dan tangan sudah pernah dekat.. bait ke 6
Abang ku tidak peduli karna kalah di istrinya bait ke 10
Ya bersama keluar ponakan.. sini dahulu paman kesayangan
Bait ke 9
11
Sanak saudara dari bagian kanan dan kiri… Tidak ada yang
menyapa Bait ke 2
Imaji raba atau sentuh (imaji taktil).
Bagaimana Nasibmu badan..Mana tua yang muda Bait ke 4
e) Kata konkret
Kata konkret, yaitu kata yang dapat ditangkap dengan indra yang
memungkinkan munculnya imaji.
Bagaimana Nasibmu badan..Mana tua yang muda Bait ke 4
Jalan aku ke pangkalan.. air mata jatuh tidak ku rasa Bait ke 9
Perut lapar belum makan diri tidak bergaya Bait ke 10
f) Bahasa Figuratif
Gaya bahasa, yaitu penggunaan bahasa yang dapat menghidupkan
atau meningkatkan efek dan menimbulkan konotasi tertentu.
Adapun gaya bahasa pada puisi lampung pepaccur
1. Gaya bahasa repetisi
Gaya bahasa repetisi yaitu majas penegasaan yang melukiskan
sesuaitu dengan mengulang kata atau berberapa kata berkali- kali.
Adapun kutipannya:
Tidak tahu berkeringat.. tidak menunggu dijalanan
Tidak ada salinan.. terlihat sedih begitu
Sabar diriku.. semoga ada ganti nya
(Gaya bahasa repetisi) – Bait ke 8
2. Gaya bahasa litotes
Majas litotes merupakan majas yang menggunakan ungkapan
penurunan kualitas untuk merendahkan diri.
“ Sakit sekali kalau menahan.. tetapi bukan ulah dia” -Bait ke 10
3. Gaya bahasa retorika
Majas retorika ini berbentuk kalimat tanya, namun tidak memerlukan
jawaban. Tujuan kalimat tanya tersebut sebagai penegasan akan suatu hal.
12
“Kapan jadi ada hiburan..?saya pulang dahulu sekali”
13
Amanat/tujuan/maksud (intention), yaitu pesan yang ingin
disampaikan penyair kepada pembaca
“ Amanat yang disampaikan pada puisi lampung” Anak Ngukha”
memiliki tujuan bahwa perjuangan hidup itu berat sebesar apapun
cobaaan yang dihadapi maka harus sabar dan kuat dalam
menjalaninya karena pasti akan titik dimana bisa untuk maju.”
2) Unsur Ekstrinsik
Unsur ekstrinsik yang terdapat pada puisi pepacurr diatas yaitu:
a) Unsur biografi
Yaitu latar belakang atau riwayat penyair
puisi lampung” Anak Ngukha” yang dibuat oleh penyair dibuat oleh
oleh kehidupan masyarakat menengah dimana pada masa itu penyair
mendapatkan tantangan hidup yang saat besar, akan tetapi cobaan
harus di hadapi.
b) Unsur nilai kehidupan (Ekonomi, politik, sosial, adat istiadat, dan
budaya)
1. Aspek ekonomi
Aspek ekonomi pada puisi lampung” Anak Ngukha” terdapat
pada kehidupan masyarakat kelas menengah, tantangan hidup
pasti ada akan tetapi semangat untuk meraih sebuah kesuksesan.
2. Aspek Budaya
Aspek budaya pada puisi lampung” Anak Ngukha” yaitu bahwa
dimana pun berada budaya dalam bermasyarakat harus selalu ada.
2. Paradinei/paghadini
artinya adalah puisi Lampung yang biasa digunakan dalam upacara
penyambutan tamu pada saat berlangsungnya pesta pernikahan secara adat.
Paradinei/paghadini fungsinya diucapkan jurubicara masing-masing pihak, baik
pihak yang datang maupun yang didatangi. Secara umum, isi paradinei/paghadini
berupa tanya jawab tentang maksud atau tujuan kedatangan. Istilah paradinei
14
dikenal di lingkungan masyarakat Lampung dialek O. Di lingkungan masyarakat
Lampung dialek A dikenal dengan istilah paghadini (di lingkungan masyarakat
Lampung dialek A Sebatin dikenal dengan istilah tetangguh). Puisi jenis ini
digunakan dalam upacara penyambutan tamu pada saat berlangsungnya pesta
pernikahan secara adat.
Pada saat berlangsungnya pesta pernikahan/perkawinan secara adat,
sebelum rombongan tamu (yang terdiri atas arak-arakan) menginjakkan kaki di
kediaman tuan rumah, mereka dihadang oleh pihak tuan rumah (yang terdiri atas
arak-arakan pula). Acara penghadangan itu dikenal dengan istilah nebak appeng
(dialek O) atau nebak appong (dialek A) yang bermakna 'menutup gapura. Dalam
acara penghadangan itu digunakanlah sastra lisan jenis paradinei sebagai media
untuk berkomunikasi.
A. Ciri-ciri/karakteristik Paradinei:
Terdiri atas sejumlah bait yang bersajak. Akan tetapi, jumlah baris
pada setiap bait tidak harus sama.
Jumlah baris pada setiap bait paradinei sama dengan jumlah baris
suatu paragraf pada karangan berbentuk prosa (yang tidak harus
sama).
Perbedaannya, kalimat dalam paradinei terikat dua- dua (seperti
ikatan kalimat dalam pantun), sedangkan dalam karangan
berbentuk prosa tidak demikian.
Paradinei diucapkan oleh jurubicara masing- masing pihak, baik
pihak tamu maupun pihak tuan rumah. Di kiri kanan jurubicara
terdapat dua orang laki-laki berpakaian adat yang dikenal dengan
istilah huleubalang 'hulubalang'. Secara umum, isi paradinei berupa
tanya jawab tentang maksud dan tujuan kedatangan
(tamu).Upacara nebak appeng/nebak appong 'menutup gapura' ini
mencerminkan bahwa masyarakat Lampung dalam bertindak
(terutama yang berpengaruh terhadap orang banyak) tidak
gegabah. Sebelum bertindak, perlu didengarkan dulu keterangan
dari pihak yang bersangkutan.
15
Tanya jawab pada saat berlangsungnya upacara penyambutan tamu
secara adat.
Untuk melestarikan bahasa dan sastra Lampung
Untuk mendidik masyarakat Lampung agar menghargai sastra
daerah. Di bawah ini dikemukakan contoh paradinei yang lazim
digunakan dalam acara nebak appeng 'menutup gapura'
16
Penano cawono pun Sikam sangoiringan anjak anek Labuhanratu Lapah
bidang penyimbang lajeu di bidang sukeu Lapahan rajo-rajo, meghanai,
sebai, mulei Ago wat sai direcako nutuk titei gemattei Jeng lapah tuho
mudo dihappak kaban kiayei
Ulah pasal appeng mergo tigeh di lawang kurei Sikam kak sedio uno
jahkidah sambuk metei Sangun kak lakkah caro perattei anjak ghebei
Penanolah sehajo mangi metei ghuppek pandai Mahap pun ngalimpuro
katteu ngemik sai lalai Sai tatteuno bahaso sikam jo kurang pandai
D. Jawaban jurubicara pihak tamu Ya pun, ya jugo pun Puskam .... Sikam
permisei netek appeng ijo:
Betuah nikeu punduk netek appeng mergo lajeu di appeng tiuh
Benahan setakko ngejuk, asal meso ghanglayo, gham memalah mangi
mak rusuh.
17
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Pepaccur/Pepaccogh/Wawancan adalah seni sastra / puisi berisi
nasihat, harapan, petunjuk, pemberian adok atau gelar yang diucapkan
dalam bahasa Lampung. Istilah pepaccur dikenal di lingkungan
masyarakat Lampung dialek O. Di lingkungan masyarakat Lampung
dialek A dikenal dengan istilah pepaccogh (di lingkungan masyarakat
Lampung dialek A Sebatin dikenal dengan istilah wawancan).
Pepaccur/Pepaccogh/Wawancan disampaikan oleh orang yang ahli dan
dapat melagukan sesuai dengan iramanya.
Dan paradignie adalah puisi Lampung yang biasa digunakan dalam
upacara penyambutan tamu pada saat berlangsungnya pesta
pernikahan secara adat.
B. Saran
1. Masih perlu perbaikan untuk pembuatan makalah ini dan masukan dari
rekan rekan mahasiswa untuk memperdalam khazanh keilmuan sebagai
mahasiswa.
2. Masih perlu refrensi atau buku-buku penunjang untuk pembuatan
makalah ini.
18
DAFTAR PUSKATA
https://youtube.com/watch?v=JRTh1O0vxI4&feature=share
https://youtu.be/e7mHonzmmWk
( 6 Agustus 2020)
https://youtube.com/watch?v=JRTh1O0vxI4&feature=share
19
20