Professional Documents
Culture Documents
SPESIFIKASI FUNGSI UMUM Menghasilkan bangunan 3 (tiga) lantai dengan Luas total 1.500 m2
(sesuai pada gambar rencana), beralamat di Jl.Telaga Biru I Desa
Padang Baru Kec. Pangkalan Baru Kab. Bangka Tengah Prov.
Bangka Belitung
A. Referensi Hukum
Dalam melaksanakan pekerjaan, penyedia jasa berdasar pada referensi
hukum yang berlaku di Indonesia secara umum, antara lain :
11. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 10/PRT/M/2021
tentang Pedoman Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi;
12. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 01/PRT/M/2022
tentang Pedoman Penyusunan Perkiraan Biaya Pekerjaan Konstruksi Bidang pekerjaan
Umum dan Perumahan Rakyat;
13. Peraturan Lembaga LKPP Nomor 12 Tahun 2021 tentang Pedoman Pelaksanaan
Barang/Jasa Pemerintah Melalui Penyedia;
14. Keputusan Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota Pangkalpinang
B. Spesifikasi Teknis
NO JENIS PEKERJAAN
1 PEKERJAAN PERSIAPAN
2 PEKERJAAN LANTAI 1
3 PEKERJAAN LANTAI 2
4 PEKERJAAN LANTAI 3
5 PEKERJAAN FINISHING
6 PEKERJAAN AIR BERSIH
7 PEKERJAAN AIR KOTOR
8 PEKERJAAN HYDRANT DAN SPRINKLER
9 PEKERJAAN INSTALASI FIRE ALARM
10 PEKERJAAN ELEKTRIKAL
11 PEKERJAAN INSTALASI AIR CONDITIONER ( AC )
12 PEKERJAAN INSTALASI TELEPHONE
13 PEKERJAAN INSTALASI JARINGAN DATA
14 PEKERJAAN INSTALASI CCTV
15 PEKERJAAN LANTAI ATAP
16 PEKERJAAN GROUNTANK DAN RUMAH POMPA
17 PEKERJAAN RUMAH GENZET
3. Pekerjaan Persiapan
3.3.1. Papan Nama Proyek
Pelaksanaan pekerjaan
a. Penyedia Jasa diwajibkan memasang papan nama proyek di tempat lokasi
kegiatan yang mudah dilihat umum.
b. Pemasangan papan nama pekerjaan dilakukan pada saat dimulainya
pelaksanaan pekerjaan.
c. Bentuk papan nama pekerjaan, ukuran, isi dan warnanya ditentukan kemudian,
yang dikoordinasikan terlebih dahulu dengan Direksi Teknis.
6.6.3. Material
a. Semen
1). Semen yang dipakai adalah semen jenis Portland Cement (PC) “TIGA
RODA “,
2). Harus dipakai 1 (satu) merek semen untuk seluruh pekerjaan.
3). Semen harus didatangkan dalam zak yang utuh/tidak pecah, tidak terdapat
kekurangan berat dari apa yang tercantum pada zak.
4). Semen masih harus dalam keadaan fresh (belum mulai mengeras).
5). Penyimpanan semen tidak akan segera digunakan harus menjamin mutu
semen, dengan menyediakan tempat penyimpanan yang kedap air dan
tetutup rapat.
6). Semen yang sudah disimpan lebih dari 6 bulan sejak dibuat perlu diuji
sebelum digunakan, jika sudah rusak harus ditolak.
b. Batu belah hitam
1). Batu belah yang digunakan adalah batu hitam pecah, tidak retak, warna
hitam merata dengan permukaan mengkilap.
2). Ukuran batu kali belah maksimal 20 cm.
c. Agregat halus
1). Pasir harus terdiri dari butir-butir yang tajam, kuat dan bersudut.
2). Bebas dari bahan-bahan organis, lumpur, tanah lempung dan sebagainya,
jumlah kandungan bahan ini maksimal 5% dan tidak mengandung garam.
7.7.2. Standar :
a. SK SNI S-03-1994-03 (Spesifikasi Peralatan Pemasangan Dinding Bata dan
Plaster
b. an). Atau Produk lokal yang telah memenuhi standar uji material.
c. Pt T-03-2000-C (Tata Cara Pengerjaan Pasangan dan Plasteran Dinding).
d. SNI 03-6387-2000 (Spesifikasi Kapur Kembang untuk Bahan Bangunan).
e. SK SNI S-04-1989-F (Spesifikasi Bahan Bangunan Bagian A (Bahan Bangunan
Bukan Logam).
f. SK SNI S-02-1994-04 (Spesifikasi Agregat Halus Untuk Pekerjaan Adukan dan
Plesteran Dengan Bahan Dasar Semen).
8). Penyedia Jasa konstruksi harus menjamin pasangan bata horizontal dengan
alat bantu profil kayu lot pengukur ketegakan pasangan dan benang.
9). Ketebalan spesi diusahakan sama pada arah vertikal dan horisontal.
10). Pemasangan dinding batu bata dilakukan bertahap, setiap tahap terdiri
maksimum 24 lapis setiap harinya, diikuti dengan cor kolom praktis.
11). Bidang dinding yang luasnya lebih besar dari 12 m2 ditambahkan kolom dan
balok penguat (kolom praktis) dengan ukuran 11 x 11 cm, dengan tulangan
pokok 4 diameter 10 mm, beugel diameter 8 mm jarak 175 cm. Kolom praktis
dicor pada setiap ketinggian 1 m.
7.7.4. Material
a. Semen
1). Semen yang dipakai adalah semen jenis Portland Cement (PC) “TIGA RODA“
2). 1 (satu) merek semen untuk seluruh pekerjaan.
3). Semen harus didatangkan dalam zak yang utuh/tidak pecah, tidak terdapat
kekurangan berat dari apa yang tercantum pada zak.
4). Semen masih harus dalam keadaan fresh (belum mulai mengeras).
5). Penyimpanan semen tidak akan segera digunakan harus menjamin mutu
semen, dengan menyediakan tempat penyimpanan yang kedap air dan tetutup
rapat.
b. Batu bata
1). Batu bata merah yang digunakan batu bata yang mempunyai warna merah
menyala yang menunjukkan kesempurnaan pada waktu pembakaran. Untuk
bata berongga untuk dinding ekspose menggunakan bata khusus untuk
dinding ekspose.
2). Batu bata tidak boleh retak diuji dengan memukulkan dua buah batu bata,
suara yang nyaring menunjukkan batu bata tidak retak.
3). Batu bata harus keras, tidak mudah tergores, dan padat (tidak banyak pori-
pori).
4). Sisi-sisinya bersudut tajam dan kuat tidak dapat dikorek dengan tangan,
berpermukaan rata dan tidak menampakkan retak-retak merugikan.
5). Tidak boleh mengandung garam yang dapat larut sedemikian banyaknya
sehingga pengkristalannya dapat mengakibatkan lebih dari 40% permukaan
bata tebal oleh bercak-bercak putih.
6). Batu Bata yang Digunakan ukuran 5x11x23 cm.
c. Pasir
1). Pasir harus terdiri dari butir-butir yang tajam, kuat dan bersudut.
2). Bebas dari bahan-bahan organis, lumpur, tanah lempung dan sebagainya,
jumlah kandungan bahan ini maksimal 5% dan tidak mengandung garam.
8. Pekerjaan Pasangan Bata Ringan.
8.8.1. Lingkup pekerjaan
Pekerjaan pasangan bata ringan adalah pekerjaan pasangan bata ringan seperti
ditunjukkan gambar rencana yang berfungsi sebagai dinding penutup ruangan
hingga terbentuk pasangan bata ringan yang sempurna untuk difinishing lebih lanjut,
juga meliputi pekerjaan pasangan bata ringan yang lain seperti yang ditunjukkan
pada gambar rencana.
8.8.2. Standar :
a. SK SNI S-03-1994-03 (Spesifikasi Peralatan Pemasangan Dinding Bata dan
Plasteran). Atau Produk lokal yang telah memenuhi standar uji material.
b. Pt T-03-2000-C (Tata Cara Pengerjaan Pasangan dan Plasteran Dinding).
c. SNI 03-6387-2000 (Spesifikasi Kapur Kembang untuk Bahan Bangunan).
d. SK SNI S-04-1989-F (Spesifikasi Bahan Bangunan Bagian A (Bahan Bangunan
Bukan Logam).
e. SK SNI S-02-1994-04 (Spesifikasi Agregat Halus Untuk Pekerjaan Adukan dan
Plesteran Dengan Bahan Dasar Semen).
9.9.2. Standar :
a. SK SNI S-03-1994-03 (Spesifikasi Peralatan Pemasangan Dinding Bata dan
Plesteran).
b. Pt T-03-2000-C (Tata Cara Pengerjaan Pasangan dan Plesteran Dinding).
c. SNI 03-6387-2000 (Spesifikasi Kapur Kembang untuk Bahan Bangunan).
d. SK SNI S-04-1989-F (Spesifikasi Bahan Bangunan Bagian A (Bahan
Bangunan Bukan Logam)).
e. SK SNI S-02-1994-04 (Spesifikasi Agregat Halus Untuk Pekerjaan Adukan dan
Plesteran Dengan Bahan Dasar Semen).
9.9.3. Material
a. Semen
1). Semen yang dipakai adalah semen jenis Portland Cement (PC) “ HOLCIM,
TIGA RODA, GRESIK “.
2). 1 (satu) merek semen untuk seluruh pekerjaan.
3). Semen harus didatangkan dalam zak yang utuh/tidak pecah, tidak terdapat
kekurangan berat dari apa yang tercantum pada zak.
4). Semen masih harus dalam keadaan fresh (belum mulai mengeras).
5). Penyimpanan semen tidak akan segera digunakan harus menjamin mutu
semen, dengan menyediakan tempat penyimpanan yang kedap air dan
tetutup rapat.
6). Semen yang sudah disimpan lebih dari 6 bulan sejak dibuat perlu diuji
sebelum digunakan, jika sudah rusak harus ditolak.
b. Pasir
1). Pasir harus terdiri dari butir-butir yang tajam, kuat dan bersudut.
2). Bebas dari bahan-bahan organis, lumpur, tanah lempung dan sebagainya,
jumlah kandungan bahan ini maksimal 5% dan tidak mengandung garam.
9.9.4. Pelaksanaan
1). Sebelum memulai pekerjaan, selambat-lambatnya 2 hari, penyedia Jasa
konstruksi harus menyiapkan rencana kerja pekerjaan plesteran dan acian
meliputi volume pekerjaan, jumlah tenaga kerja dan alat, jadwal pelaksanaan
dan alur pekerjaan, serta contoh material yang akan dipakai untuk mendapat
persetujuan dari Direksi Teknis dan Konsultan Pengawas, di sertai gambar
shop drawing.
2). Sebelum memulai pekerjaan, pekerjaan pipa-pipa dan conduit mekanikal dan
elektrikal harus sudah selesai.
3). Pemasangan pipa-pipa dan conduit harus cukup dalam dan kuat tertanam
sehingga tidak menimbulkan retak pada plesteran yg sudah jadi.
4). Campuran/bahan dibuat menggunakan mixer selama 3 menit dan memenuhi
persyaratan sebagai berikut :
Untuk bidang kedap air, beton, pasangan dinding batu bata yang
berhubungan dengan udara luar, dan semua pasangan batu bata di
10.10.3. Material
a. Semen instan pasanagn dinding dan plesteran merek MU-300.
b. Semen instan untuk acian merek MU-200
10.10.4. Pelaksanaan
1). Sebelum memulai pekerjaan, selambat-lambatnya 2 hari, penyedia Jasa
konstruksi harus menyiapkan rencana kerja pekerjaan plesteran dan acian
meliputi volume pekerjaan, jumlah tenaga kerja dan alat, jadwal pelaksanaan
dan alur pekerjaan, serta contoh material yang akan dipakai untuk mendapat
persetujuan dari Direksi Teknis dan Konsultan Management Konstruksi, di
sertai gambar shop drawing.
2). Sebelum memulai pekerjaan, pekerjaan pipa-pipa dan conduit mekanikal dan
elektrikal harus sudah selesai.
3). Pemasangan pipa-pipa dan conduit harus cukup dalam dan kuat tertanam
sehingga tidak menimbulkan retak pada plesteran yg sudah jadi.
4). Siapkan tempat kerja dan permukaan yang hendak diaci.
5). Bersihkan dasar permukaan yang akan diaci dari serpihan, kotoran dan minyak
yang dapat mengurangi daya rekat adukan.
6). Jika terlalu kering, basahi dasar permukaan yang akan diaci dengan air.
7). Tuang air kedalam bak adukan sebanyak 12,5 – 13,0 liter untuk tiap kantong
MU-200 (40 kg).
8). Masukan adukan kering MU-200 kedalam bak adukan.
9). Aduk campuran di atas hingga rata.
10). Pengacian dilakukan secara manual sebagaimana umumnya yang kemudian
diratakan dengan jidar panjang.
11). Tebal acian yang di anjurkan adalah 1,5 – 3,0 mm, tergantung kerataan dasar
permukaannya.
12). Tidak perlu digosok dengan kertas semen, amplas atau sejenisnya.
12.12.2. Standar :
a. SNI M-26-1990-F (Metode Pengujian dan Pengambilan Contoh untuk
Campuran Beton Segar).
b. SK SNI M-62-1990-03 (Metode Pembuatan dan Perawatan Benda Uji Beton di
Laboratorium).
c. SK SNI-T-15-1990-03 (Tata Cara Pembuatan Rencana Campuran Beton
Normal).
d. SK SNI T-28-1991-03 (Tata Cara Pengadukan Pengecoran Beton).
e. SK SNI S-18-1990-03 (Spesifikasi Bahan Tambahan Untuk Beton ).
f. SNI 03-4146-1996 (Metode Pengujian Slump Beton).
g. SNI 03 – 1974-1990 (Metode Pengujian Kuat Tekan Beton).
h. Pd-M-33-2000-03 (Metode Pengujian Mutu Air Untuk Digunakan dalam Beton).
i. SK SNI S-04-1989-F (Spesifikasi Bahan Bangunan Bagian A (Bahan Bangunan
Bukan Logam)).
13.13.2. Standar
Sejumlah peraturan baku yang menjadi acuan di dalam penentuan
persyaratan teknis ini adalah :
Persyaratan Beton Struktural untuk Bangunan Gedung;
a. SNI 03-2847-2013
b. Pipa Baja untuk Pancang , SNI 8052:201
c. Standar Industri Indonesia (Sll)
d. American Concrete Institute (ACI)
e. American Welding Society (AWS)
f. American Society For Testing and Materials (ASTM)
g. British Standard Code of Practice BS-8004 and BS-8110
13.13.3. Material
Pondasi pada bangunan ini menggunakan pondasi tiang Square Pile 30 x 30 cm
beton precast dengan mutu beton K-350. Penempatan ditunjukkan dalam kerja.
13.13.4. Material
Berdasarkan dimensi tiang yang digunakan di dalam proyek ini maka alternatif alat
pancang yang dapat digunakan dalam pemancangan ini adalah: Diesel hammer K-
2,5 untuk tiang pancang Square Pile 30 x 30 cm. Semua alat kerja, seperti ring
pancang, diesel penggerak, hammer, helmet, cushion dan alat bantu lainnya yang
berkaitan dengan pekerjaan ini harus dalam kondisi prima sehingga mutu pekerjaan
maupun schedule yang ditentukan dapat tercapai.
14.14.2. Standar :
a SNI M-26-1990-F (Metode Pengujian dan Pengambilan Contoh untuk
Campuran Beton Segar).
b SNI M-62-1990-03 (Metode Pembuatan dan Perawatan Benda Uji Beton di
Laboratorium).
c SNI-T-15-1990-03 (Tata Cara Pembuatan Rencana Campuran Beton Normal).
d SNI T-28-1991-03 (Tata Cara Pengadukan Pengecoran Beton).
e SNI S-18-1990-03 (Spesifikasi Bahan Tambahan Untuk Beton).
f SNI 03-4146-1996 (Metode Pengujian Slump Beton).
g SNI 03 – 1974-1990 (Metode Pengujian Kuat Tekan Beton).
h Pd- T- 27-1999-03 (Tata Cara Pendetailan Penulangan Beton).
i Pd-M-33-2000-03 (Metode Pengujian Mutu Air Untuk Digunakan dalam Beton)
.
j SNI 07- 2529-1991 ( Metode Pengujian Kuat Tarik Baja Beton).
k SK SNI S-04-1989-F (Spesifikasi Bahan Bangunan Bagian A (Bahan Bangunan
Bukan Logam).
l SK SNI S-05-1989-F (Spesifikasi Bahan Bangunan Bagian B (Bahan Bangunan
dari Besi/Baja)).
14). Untuk keperluan test kuat desak beton, diadakan pengambilan contoh
beton segar setiap pekerjaan pengecoran. Pengambilan contoh beton
segar dilakukan langsung dari mesin aduk setelah pengadukan selesai.
Pengambilan dilakukan di beberapa titik dan dicampurkan. Bila
pengambilan dilakukan dari truk aduk, dilakukan sebanya 3 kali atau lebih
dalam selang waktu ketika penuangan beton dari dalam pengaduk (awal,
tengah dan akhir) dengan volume kurang lebih 5 m3. Pengujian silider
percobaan harus dilakukan di laboratorium yang disetujui oleh Konsultan
Pengawas, dengan usia uji beton meliputi 7, 14, dan 28 hari.
15). Beton yang baru di cor harus dilindungi dari lalu lintas orang dan meterial.
f Pembongkaran Begisting dan perawatan beton
1). Sebelum memulai pekerjaan, selambat-lambatnya 2 hari, penyedia Jasa
konstruksi harus menyiapkan rencana kerja pekerjaan pembongkaran
begisting dan perawatan beton meliputi volume pekerjaan, jumlah tenaga
kerja dan alat, jadwal pelaksanaan dan alur pekerjaan, serta contoh
material yang akan dipakai disertai sertifikat hasil pengujian material
untuk mendapat persetujuan dari Direksi Teknis dan Konsultan
Pengawas.
2). Alat yang digunakan untuk membongkar begisting tidak boleh merusak
permukaan beton.
3). Beton harus dilindungi dari pengaruh panas, hingga tidak terjadi
penguapan cepat.
4). Beton harus dibasahi paling sedikit selama 14 hari setelah pengecoran.
g Material
1). Semen
Semen yang dipakai adalah semen jenis Portland Cement (PC) “
HOLCIM, TIGA RODA, GRESIK “.
Harus dipakai 1 (satu) merek semen untuk seluruh pekerjaan.
Semen harus didatangkan dalam zak yang utuh/tidak pecah, tidak
terdapat kekurangan berat dari apa yang tercantum pada zak.
Semen masih harus dalam keadaan fresh (belum mulai mengeras).
Semen yang sudah disimpan lebih dari 6 bulan sejak dibuat perlu diuji
sebelum digunakan, jika sudah rusak harus ditolak.
2). Agregat kasar
Harus berupa batu pecah (split) yang mempunyai susunan gradasi
yang baik, cukup syarat kekerasannya dan padat (tidak porous),
Toleransi berat batang contoh yang diujikan di dalam pasal ini sebagai berikut:
DIAMETER TULANGAN BAJA TOLERANSI BERAT
TULANGAN ( d ) ( mm ) YANG DIUJIKAN (%)
6 mm ≤ d ≤ 8 mm + 7%
10 mm ≤ d ≤ 14 mm + 6%
16 mm ≤ d ≤ 28 mm + 5%
d > 28 mm + 4%
Toleransi Ukuran Diameter adalah sebagai berikut Sumber : SNI 2052 : 2014
Penyimpangan
DIAMETER TULANGAN BAJA TOLERANSI DIAMETER
Kebundaran
TULANGAN YANG DIUJIKAN ( mm)
(%)
6 + 0.3 mm
8 mm ≤ d ≤ 14 mm + 0.4 mm Maksimum 70 % dari
16 mm ≤ d ≤ 25 mm + 0.5 mm batas toleranssi
28 mm ≤ d ≤ 34 mm + 0.6 mm
d ≥ 34 mm + 0.8 mm
Sumber: SNI 2052 : 2018
15.15.2. Standar :
a. SNI M-26-1990-F (Metode Pengujian dan Pengambilan Contoh untuk
Campuran Beton Segar)
b. SK SNI M-62-1990-03 (Metode Pembuatan dan Perawatan Benda Uji Beton di
Laboratorium).
c. SK SNI-T-15-1990-03 (Tata Cara Pembuatan Rencana Campuran Beton
Normal).
d. SK SNI T-28-1991-03 (Tata Cara Pengadukan Pengecoran Beton).
e. SK SNI S-18-1990-03 (Spesifikasi Bahan Tambahan Untuk Beton ).
f. SNI 03-4146-1996 (Metode Pengujian Slump Beton).
g. SNI 03 – 1974-1990 (Metode Pengujian Kuat Tekan Beton).
h. Pd- T- 27-1999-03 (Tata Cara Pendetailan Penulangan Beton).
i. Pd-M-33-2000-03 (Metode Pengujian Mutu Air Untuk Digunakan dalam Beton).
j. SNI 07- 2529-1991 (Metode Pengujian Kuat Tarik Baja Beton)
k. SK SNI S-04-1989-F (Spesifikasi Bahan Bangunan Bagian A (Bahan
Bangunan Bukan Logam)).
l. SK SNI S-05-1989-F ((Spesifikasi Bahan Bangunan Bagian B (Bahan
Bangunan dari Besi/Baja)).
6). Begisting harus di periksa kevertikalan dan kelurusannya dengan lot dan
tarikan benang.
7). Level lantai Begisting harus diperiksa dengan alat ukur terhadap level
finish.
8). Untuk kebutuhan instalasi M&E, lebar sparing pada Sloof maksimal 1/5.
9). Luas total sleeve/pipa maksimum 4%.
c. Pelaksanaan Cor Beton
1). Sebelum memulai pekerjaan, selambat-lambatnya 2 hari, penyedia Jasa
konstruksi harus menyiapkan rencana kerja pekerjaan sloof, volume
pekerjaan, jumlah tenaga kerja dan alat, jadwal pelaksanaan dan alur
pekerjaan, serta contoh material yang akan dipakai, job mix design beton
dari vendor disertai sertifikat hasil uji coba laboratorium untuk masing-
masing bahan/material, untuk mendapat persetujuan dari Direksi Teknis
dan Konsultan Pengawas, disertai gambar shop drawing untuk
pengecekan.
2). Campuran beton dengan kuat desak 26,4 Mpa ( K-300 ) dengan Ready
Mix.
3). Penyedia Jasa wajib melakukan Uji Tes Besi dan Job Mix dari laboratorium
yang disetujui Direksi Teknis dan Konsultan Pengawas sebelum
melakukan pengecoran.
Toleransi berat batang contoh yang diujikan di dalam pasal ini sebagai berikut:
DIAMETER TULANGAN BAJA TOLERANSI BERAT
TULANGAN ( d ) ( mm ) YANG DIUJIKAN (%)
6 mm ≤ d ≤ 8 mm + 7%
10 mm ≤ d ≤ 14 mm + 6%
16 mm ≤ d ≤ 28 mm + 5%
d > 28 mm + 4%
Mutu beton yang digunakan dalam pekerjaan ini adalah sebagai berikut:
BagianKonstruksi Mutu beton (f’c)
Sloof 26,4 Mpa (K-300)
16. Pekerjaan Beton Kolom.
16.16.1. Lingkup kerja
Pekerjaan beton kolom adalah pekerjan pembuatan beton kolom beton bertulang
sehingga menghasilkan beton kolom sesuai gambar rencana.
16.16.2. Standar :
a. SNI M-26-1990-F (Metode Pengujian dan Pengambilan Contoh untuk
Campuran Beton Segar).
b. SK SNI M-62-1990-03 (Metode Pembuatan dan Perawatan Benda Uji Beton di
Laboratorium).
c. SK SNI-T-15-1990-03 (Tata Cara Pembuatan Rencana Campuran Beton
Normal).
d. SK SNI T-28-1991-03 (Tata Cara Pengadukan Pengecoran Beton)
b. Pekerjaan Begisting
1). Sebelum memulai pekerjaan, selambat-lambatnya 2 hari, penyedia Jasa
konstruksi harus menyiapkan rencana kerja pekerjaan Begisting meliputi
volume pekerjaan, jumlah tenaga kerja dan alat, jadwal pelaksanaan dan
alur pekerjaan, serta contoh material yang akan dipakai untuk mendapat
persetujuan dari Direksi Teknis dan Konsultan Pengawas.
2). Bahan begisiting menggunakan papan bekisting, dengan penggunaan
mengunakan sistem dua kali pakai, sisi-sisinya siku .
3). Pelaksanaan pekerjaan
Panel Begisting, jarak scaffolding, jarak sekur-sekur penguat diperiksa
sesuai dengan shop drawing.
Sambungan panel begisting harus rapat dengan ditutup sealtape atau
sejenisnya.
Begisting harus di periksa kevertikalan dan kelurusannya dengan lot dan
tarikan benang.
Level Begisting harus diperiksa dengan alat ukur terhadap level finish.
Untuk kebutuhan instalasi M&E luas total sleeve/pipa maksimum 4% dari
luas penampang kolom.
c. Pelaksanaan Cor Beton
16.16.4. Material
a. Semen
1). Semen yang dipakai adalah semen jenis Portland Cement (PC) “ HOLCIM,
TIGA RODA, GRESIK “.
2). 1 (satu) merek semen untuk seluruh pekerjaan.
3). Semen harus didatangkan dalam zak yang utuh/tidak pecah, tidak terdapat
kekurangan berat dari apa yang tercantum pada zak.
4). Semen masih harus dalam keadaan fresh (belum mulai mengeras).
5). Semen yang sudah disimpan lebih dari 6 bulan sejak dibuat perlu diuji
sebelum digunakan, jika sudah rusak harus ditolak.
b. Agregat kasar
1). Berupa batu pecah (split) yang mempunyai susunan gradasi yang baik,
cukup syarat kekerasannya dan padat (tidak porous), dengan tekstur
permukaan kasar, butir-butirnya tajam, kuat dan bersudut.
2). Dimensi maksimum dari agregat kasar tidak lebih dari dan tidak lebih besar
dari ¾ jarak bersih antar baja tulangan atau jarak baja tulangan dengan
cetakan.
3). Kadar lumpur tidak boleh melebihi dari 1 % berat kering dan tidak boleh
mengandung garam.
c. Agregat halus
1). Pasir harus terdiri dari butir-butir yang tajam, kuat dan bersudut.
2). Bebas dari bahan-bahan organis, lumpur, tanah lempung dan sebagainya,
jumlah kandungan bahan ini maksimal 5% dan tidak mengandung garam.
3). Mempunyai variasi besar butir (gradasi ) yang baik dengan ditunjukan
dengan nilai Modulus halus butir antara 1,50-3,80.
4). Pasir harus dalam keadaan jenuh kering muka.
d. Air.
1). Tidak mengandung lumpur atau benda melayang lainnya lebih dari 2
gram/liter.
2). Tidak mengandung garam-garam yang dapat merusak beton (asam, zat
organik lainnya) lebih dari 15 gram/liter.
3). Tidak mengandung khlorida (Cl) lebih dari 0,5 gram/liter.
4). Tidak mengandung senyawa sulfat lebih dari 1 gram/liter.
5). Apabila dipandang perlu, Konsultan Pengawas dapat minta kepada
penyedia Jasa konstruksi supaya air yang dipakai diperiksa di laboratorium
pemeriksaan bahan yang resmi dan sah atas biaya penyedia Jasa
konstruksi.
e. Besi beton
1). Pekerjaan beton bertulang
Kawat pengikat besi beton/rangka adalah dari baja lunak dan tidak
disepuh seng, diameter kawat lebih besar atau sama dengan 0,40
mm.
Tulangan ulir menggunakan BJTS/BJTD minimal 40 dan tulangan
polos menggunakan BJTP 24.
Toleransi berat batang contoh yang diujikan di dalam pasal ini sebagai berikut:
17.17.3. Material
a. Semen
1). Semen yang dipakai adalah semen jenis Portland Cement (PC) “ HOLCIM,
TIGA RODA, GRESIK “.
2). 1 (satu) merek semen untuk seluruh pekerjaan.
3). Semen harus didatangkan dalam zak yang utuh/tidak pecah, tidak terdapat
kekurangan berat dari apa yang tercantum pada zak.
4). Semen masih harus dalam keadaan fresh (belum mulai mengeras).
5). Semen yang sudah disimpan lebih dari 6 bulan sejak dibuat perlu diuji
sebelum digunakan, jika sudah rusak harus ditolak.
b. Agregat kasar
1). Berupa batu pecah (split) yang mempunyai susunan gradasi yang baik,
cukup syarat kekerasannya dan padat (tidak porous), dengan tekstur
permukaan kasar, butir-butirnya tajam, kuat dan bersudut.
2). Dimensi maksimum dari agregat kasar tidak lebih dari 3,81 cm dan tidak
lebih besar dari ¾ jarak bersih antar baja tulangan atau jarak baja tulangan
dengan cetakan dan tidak boleh lebih besar dari 1/3 tebal plat.
3). Kadar lumpur tidak boleh melebihi dari 1 % berat kering dan tidak boleh
mengandung garam.
c. Agregat halus
1). Pasir harus terdiri dari butir-butir yang tajam, kuat dan bersudut.
2). Bebas dari bahan-bahan organis, lumpur, tanah lempung dan sebagainya,
jumlah kandungan bahan ini maksimal 5% dan tidak mengandung garam.
3). Mempunyai variasi besar butir (gradasi) yang baik dengan ditunjukan
dengan nilai Modulus halus butir antara 1,50-3,80.
4). Pasir harus dalam keadaan jenuh kering muka.
d. Air.
1). Tidak mengandung lumpur atau benda melayang lainnya lebih dari 2
gram/liter.
2). Tidak mengandung garam-garam yang dapat merusak beton (asam, zat
organik lainnya) lebih dari 15 gram/liter.
3). Tidak mengandung khlorida (Cl) lebih dari 0,5 gram/liter.
4). Tidak mengandung senyawa sulfat lebih dari 1 gram/liter.
5). Apabila dipandang perlu, Konsultan Pengawas dapat minta kepada
penyedia Jasa konstruksi supaya air yang dipakai diperiksa di laboratorium
Toleransi berat batang contoh yang diujikan di dalam pasal ini sebagai berikut:
DIAMETER TULANGAN BAJA TOLERANSI BERAT
TULANGAN ( d ) ( mm ) YANG DIUJIKAN (%)
6 mm ≤ d ≤ 8 mm + 7%
10 mm ≤ d ≤ 14 mm + 6%
16 mm ≤ d ≤ 28 mm + 5%
d > 28 mm + 4%
Toleransi Ukuran Diameter adalah sebagai berikut Sumber : SNI 2052 : 2014
Penyimpangan
DIAMETER TULANGAN BAJA TOLERANSI DIAMETER
Kebundaran
TULANGAN YANG DIUJIKAN ( mm)
(%)
6 + 0.3 mm
8 mm ≤ d ≤ 14 mm + 0.4 mm Maksimum 70 %
16 mm ≤ d ≤ 25 mm + 0.5 mm dari
28 mm ≤ d ≤ 34 mm + 0.6 mm batas toleranssi
d ≥ 34 mm + 0.8 mm
Sumber: SNI 2052 : 2014
Sebelum pengiriman baja tulangan dilakukan, Penyedia Jasa/ Penyedia Barang / Jasa
Pemborongan harus menunjukan sample, hasil uji Tarik, berat dan Diameter yang akan
digunakan. Hal ini akan mempermudah dan dapat menjaga kualitas. Di lokasi proyek
Penyedia Barang / Jasa Pemborongan harus menyediakan alat scalemate untuk
mengukur diameter tulangan polos dan dimasukkan dalam dokumen penawaran data
teknis.
Benda uji. harus adalah silinder beton dengan diameter 150 mm dan tinggi 300 mm,
yang untuk setiap 5 m3 produksi adukan beton harus diwakili minimal dua buah benda
uji. Tata cara pembuatan benda uji tersebut harus mengikuti ketentuan yang terdapat di
dalam standar Metoda Pembuatan dan Perawatan Benda Uji Beton di Laboratorium (SK
SN1 M-62-1990-03). Benda Uji Beton harus teridentifikasi, dan dikelompokan berdasar
waktu pemakaian saat penuangan mortal pada Formwork/Bekesting.
Untuk kekentalan adukan, setiap 5 m3 adukan beton harus dibuat pengujian slump,
dengan ketentuan sebagai berikut:
pengujian slump, dengan ketentuan sebagai berikut:
18.18.2. Material
a. Alumunium 4” Tebal minimal 1 mm “ALEXINDO, ALUTAMA, YKK “.
b. Ram Alumunium 3” Tebal minimal 1 mm “ALEXINDO, ALUTAMA, YKK “.
c. Metal Stud 34.100.0,5mm.
d. Kaca bening, kaca es, kaca tempered “ASAHIMAS, MIRALUX, MULIA “.
e. Door Closer “ SOLID, FINO, DORMA, DEKSON “.
f. Handle stainlees “ SOLID, FINO, DORMA, DEKSON “.
g. Patch Lock Fitting “ SOLID, FINO, DORMA, DEKSON “.
h. Patch Fitting “ SOLID, FINO, DORMA, DEKSON “.
i. Floor Hinges “ SOLID, FINO, DORMA, DEKSON “.
j. Rambuncis merek “ SOLID, FINO, DORMA, DEKSON “.
k. Cassement merek “ SOLID, FINO, DORMA, DEKSON “.
l. Engsel, grendel, kait angin, “ SOLID, FINO, DORMA, DEKSON “.
m. Rell pintu lipat “ SOLID, FINO, DORMA, DEKSON “.
n. Aluminum louvre.
o. Pintu darurat Uk. 90 x 210cm
- Frame : C Profil SPCC 2,00mm
- Door Panel : SPCC 1,5m
- Infilling : Rockwall 100 kg/m3
- Handle Pintu Panik Bar
- Fire Rate : 2-3 Jam
p. Double plywood 6mm finnish melamin.
q. Friction stay.
r. Stiker Sunblasting.
s. material lainnya dan material pendukung seperti silent, baut dan lain-
lain.Ukuran, ketebalan, dan dimensi menyesuaikan dengan gambar sesuai
dengan jenis pekerjaannya.
19.19.2. Material
Keramik lantai menggunakan Homogenius Tile Ukuran 60 x 60cm “ VENUS TILES,
INDOGRESS “ dengan Plin keramik ukuran 10 x 60cm. Pada teras menggunakan
Homogenius Tile Ukuran 60 x 60cm ( UNPOLISH ) “ VENUS TILES, INDOGRESS
“ dengan plin keramik ukuran 10 x 60cm.
Pada lantai kamar mandi dan lavatory menggunakan keramik ukuran 30 x 30cm “
KIA, MILAN “. Penutup dinding kamar mandi menggunakan keramik ukuran 30 x
60cm “ KIA, MILAN “. dengan list keramik ukuran 10 x 30cm merek “ KIA “. Keramik
lantai tangga menggunakan Homogenius Tile Ukuran 60 x 60cm “ VENUS TILES,
INDOGRESS “ dengan Stepnozing Ukuran 8 x 60 cm.
Pada trotoar menggunakan keramik lantai ukuran 40 x 40cm ( UNPOLISH ) “ KIA,
MILAN “.
19.19.3. Pelaksanaan
a. Sebelum memulai pekerjaan, selambat-lambatnya 2 hari, penyedia Jasa
konstruksi harus menyiapkan rencana kerja pekerjaan keramik meliputi volume
pekerjaan, jumlah tenaga kerja dan alat, jadwal pelaksanaan dan alur
pekerjaan, serta contoh material yang akan dipakai untuk mendapat
persetujuan dari Konsultan Pengawas disertai gambar shop drawing.
b. Keramik yang masuk ke tapak harus diseleksi, agar sesuai dengan ukuran,
bentuk dan warna yang telah ditentukan. Dus keramik harus dalam keadaan
tersegel dengan spesifikasi yang ditentukan. Warna, ukuran, tekstur, dan
bentuk harus seragam. Keramik yang tidak sesuai dengan spesifikasi tidak
boleh dipasang.
c. Pemasangan keramik boleh dilakukan bila Instalasi M&E pada lantai sudah
selesai.
d. Untuk keramik jenis acian semen, keramik harus direndam air hingga jenuh air
terlebih dahulu sebelum dipasang, untuk keramik jenis addesive keramik ,
keramik tidak boleh direndam air.
e. Kecuali ditentukan lain pada spesifikasi ini atau pada gambar, level yang
tercantum pada gambar adalah level finish lantai, karenanya screeding dasar
harus diatur hingga memungkinkan pada keramik dengan ketebalan yang
berbeda permukaan finishnya terpasang rata.
20.20.3. Material
Conblock, segi-empat abu-abu 8 cm, K-300.
Grassblock Tipe 8 Lubang, K-300.
Kansteen Kansteen Uk. 40 x 20 x 10
21.21.2. Material
a. Rangka besi hollow 40.40.0,3mm dan 40.20.0,3mm Galvanized.
b. Gypsum Board 9mm, uk. 240 x 120 cm “ NUSABOARD, JAYABOARD,
DYNOGID “.
c. Kalsium Silikat tebal 6 mm uk. 240 x 120 cm " KALSIPLANK, NUSABOARD,
JAYABOARD " bebas asbes.
d. List profil gypsum lebar 5-10 cm “ LOCAL “.
e. Kasa gypsum.
f. Tepung gypsum “A PLUS, ELEPHANT “.
g. Alkasit “A PLUS, ELEPHANT “.
h. Paku skrup.
i. Kawat penggantung.
24.24.2. Standar :
a. PKKI ( Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia ).
b. SKBI 4362-1986 ( Spesifikasi Kayu Awet Untuk Perumahan dan Gedung )
c. Pd S-25-2000-03 (Spesifikasi Baja Struktural ).
d. SNI 03-1729-1989 (Tata Cara Perencanaan Bangunan Baja Untuk Gedung)
e. SNI-07-4096-2007 (Baja Lembaran dan Gulungan Lapis Paduan Aluminium-
Seng (Bj.L AS))
24.24.3. Material :
a. Baja 2L 70.70.7mm Dan 4L 70.70.7mm.
b. Baja 2L 50.50.5mm.
c. Penguat Dudukan Kuda - Kuda Baja L 50.50.5mm.
d. Dudukan Gording Baja L 50.50.5mm
e. Plat plendles tebal 12mm
f. Plat buhul 10mm.
g. Anchor Bolt M.19.
h. Mur Baut HTB M16.
i. Mur Baut HTB M12.
j. Nok LLC 2 x 150.65.20.3,2mm
k. Gording LLC 2 x 150.65.20.3,2mm
l. Jurai LLC 2 x 150.65.20.3,2mm
m. Trekstang Besi D.19 mm :
Besi D.19mm.
Plat Tebal 10 mm.
Jarum Keras M16.
Baut HTB M16.
n. Sargod Besi Ø 12 mm.
o. Usuk dan reng baja ringan merek " GALVA STEEL, GIGA STEEL, TASO ".
p. Penutup atap menggunakan Atap Genteng Keramik Berglasir “ KIA, KANMURI
“.
q. Bubungan Atap Atap Genteng Keramik Berglasir “ KIA, KANMURI “.
r. Lisplank menggunakan Kalsiplank Lebar 20 cm, Tebal 8mm 2 x 200 mm “
KALSIPLANK, JAYA BOARD, GRC BOARD “.
25. Pekerjaan Rangka Atap Berserta Usuk Dan Reng Baja Ringan.
25.25.1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan rangka atap baja ringan adalah pekerjaan pembuatan dan pemasangan
struktur atap berupa rangka batang yang telah dilapisi lapisan anti karat. Rangka
batang terdiri dari rangka pengisi (web), rangka utama bawah (bottom chord) dan
rangka utama atas (top chord) membentuk bidang segitiga. Rangka reng (batten)
langsung dipasang diatas struktur rangka atap utama dengan jarak sesuai dengan
ukuran jarak genteng. Seluruh rangka tersebut disambung menggunakan baut
menakik sendiri (self drilling screw) dengan jumlah yang cukup.
Pekerjaan rangka atap baja ringan meliputi:
a. Pengukuran bentang bangunan sebelum dilakukan fabrikasi
b. Pekerjaan pambuatan kuda-kuda
c. Pengiriman kuda-kuda dan bahan lain yang terkait ke lokasi proyek
d. Penyediaan tenaga kerja beserta alat/bahan lain yang diperlukan untuk
pelaksanaan pekerjaan
e. Pekerjaan pemasangan seluruh rangka atap kuda-kuda meliputi struktur
rangka kuda-kuda (truss), balok tembok (top plate/murplat), reng, sekur
tritisan, ikatan angin dan bracing (ikatan pengaku)
f. Pemasangan jurai dalam (valley gutter)
Pekerjaan rangka atap baja ringan tidak meliputi:
25.25.2. Material :
1. Material struktur rangka atap
a. Lapisan anti karat:
Material baja harus dilapisi perlindungan terhadap serangan korosi sesuai
dengan Australian Standart AS 1397-2011 for General Purpose Coating.
Galvanised (Z220)
- Jenis : Hot-dip zinc
- Pelapisan : Galvanised
- Kelas : Z220
- Katebalan pelapisan : 220 gr/m2
- komposisi : MINIMAL 95% zinc, 5% bahan campuran
silicon
b. Properti makanikal baja (Steel mechanical properties)
Baja Mutu Tinggi G 550
Kekuatan Leleh Minimum : 550 Mpa
Tegangan Maksimum : 550 Mpa
Modulus Elastisitas : 200.000 Mpa
Modulus geser : 80.000 Mpa
c. Geometri profil rangka atap
Rangka Atap
Kekuatan Mekanikal
Gaya geser satu baut 5,10 KN
Gaya aksial 8,60 KN
Gaya Torsi 6,90 KN
26.26.3. Standar :
a. SNI 03-2407-1991 (Tata Cara Pengecatan Kayu Untuk Rumah dan Gedung).
b. Tata Cara Pengecatan dinding untuk Rumah dan Gedung.
c. SNI 03-2408-1991 (Tata Cara Pengecatan Logam).
d. Pelaksanaan Pekerjaan
1) Sebelum memulai pekerjaan, selambat-lambatnya 2 hari, penyedia Jasa
konstruksi harus menyiapkan rencana kerja pekerjaan pengecatan
meliputi volume pekerjaan, jumlah tenaga kerja dan alat, jadwal
pelaksanaan dan alur pekerjaan, serta contoh material yang akan dipakai
disertai sertifikat hasil pengujian material untuk mendapat persetujuan dari
Direksi Teknis dan Konsultan Pengawas.
27.27.2. Material :
a. Kran air diameter 1/2" “ ONDA, SAN-EI, WASSER”.
k. Pengadaan Dan Pemasangan Bak Cuci Piring Stainlees merek " TOTO ".
5). Setelah floor drain terpasang, pasangan harus rapih, dibersihkan dari
noda-noda semen dan tidak ada kebocoran.
c. Pemasangan Pipa-pipa dan kran
d. Pekerjaan Drainase
1. Penggalian
Penggalian parit untuk sistem drainase dan pembuangan air kotor harus
merupakan garis lurus dengan kedalaman, kemiringan yang ditunjukkan
pada gambar rencana. Parit tersebut harus mempunyai lebar sehingga
memungkinkan pekerja dapat melaksanakan pekerjaan dengan baik karena
ruang geraknya mencukupi. Tanah galian tidak diperbolehkan ditimbun
melebihi 50 cm pada sisi-sisi parit tersebut dan sisa-sisanya diberikan
penahan dan sebagainya, jika diperlukan untuk menjaga penggalian tanah
melebihi dari yang direncanakan maka harus ditutup dengan beton tumbuk
atau beton lain sesuai dengan permintaan Direksi. Pada saat pelaksanaan
tanah galian yang akan digunakan kembali untuk tanah timbunan harus
dijaga agar tanah tersebut bebas dari pengotoran yang dapat merusak mutu
pekerjaan. Bagian bawah dari galian tanah harus menunjukkan daya dukung
yang baik agar dapat mendukung beban yang akan bekerja di atasnya. Juga
harus dihindari dari genangan air yang dapat mengganggu lancarnya
pekejaan.
2. Pipa Beton/Buis Beton
Ukuran pipa beton maupun sambungannya harus sesuai dengan gambar
rencana. Bentuk pipa harus memenuhi ketentuan sebagai berikut :
a. Pipa harus lurus, dengan ukuran sesuai rencana, ujungnya tajam dan
tidak rusak.
b. Permukaannya harus menunjukkan sifat-sifat yang merata dan tanpa
cacat berupa lubang-lubang atau retak-retak, permukaan diberi acian.
c. Pipa harus kering betul dan siap untuk dipasang.
30.30.2. Standar
a. Perda Pemda setempat Penanggulangan Bahaya Kebakaran Dalam Wilayah
Setempat
b. Departemen Pekerjaan Umum, Skep Menteri Pekerjaan Umum No.
10/KPTS/2000 tentang Ketentuan Teknis Pengamanan terhadap Bahaya
Kebakaran Pada Bangunan Gedung dan Lingkungan.
c. NFPA-10, Standard for Portable Fire Extinguisher
d. NFPA-13, Standard for The Installation of Sprinkler Systems
e. NFPA-14, Standard for The Installation of Standpipe and Hose Systems
f. NFPA-20, Standard for The Installation of Centrifugal Fire Pumps
g. SNI 03-1735-2000
h. SNI 03-1745-2000
i. Mc. Guiness, Stein & Reynolds
j. Mechanical & Electrical for Buildings
k. Undang-undang Nomor 1Tahun 1970;
l. Peraturan Menteri Tenaga Kerja R.I No. Per. 02/ Men/ 1983;
m. Peraturan Menteri Tenaga Kerja R.I No. Per. 04/ Men/ 1995;
n. Intruksi Menteri Tenaga Kerja R.I No. Ins. 11/ Men/ 1997;
o. Keputusan Menteri Tenaga Kerja No. Kep. 186/ Men/ 1999.
30.30.3. Material
31.31.2. Material
a. Instalasi Heat Detector type Rate Of Rise (ROR) dan Smoke detector
b. Heat Detector ROR (Detektor panas) “ APPRON, NITTAN “.
Dengan data teknis :
Frequency test : dapat dipakai berulang kali
Working temperature : 57 ° C
Operating Voltage : ± 20 V DC
Quescent Current : < 100 mA
Alarm Current : < 80 mA
c. Smoke Detector (Detektor asap) “ APPRON, NITTAN “.
Dengan data Teknis :
Frequency test : dapat dipakai berulang kali
Operating Voltage : ± 20 V DC
Quescent Current : ± 100 mA
Alarm Current : maks. 100 mA
d. Instalasi Flow Switch, Tamper switch
e. Instalasi Manual Push Button/Break Glass
f. Instalasi Indicator Lamp
g. Instalasi Alarm Bell
h. Manual Push Button/Break Glass
i. Indicator Lamp “ APPRON, NITTAN “.
j. Alarm Bell “ APPRON, NITTAN “.
k. EOLR “ APPRON, NITTAN “.
l. Kabel NYA 2x1x1.5 mm dalam High Impact conduit dia. 20 mm merek “
SUPREME , TRANKA, KABELINDO ”.
m. MCFA merek “ HOOSEKI “
• MCFA yang digunakan memakai Sistem Semi Addressable, Fireman
intercom, Synthetic Sound, Nicad battery, Power supply charger yang
mempunyai voltmeter DC. MCFA harus mempunyai pintu dengan jendela
penglihat.
• MCFA ini harus mempunyai fasilitas lampu tanda :
− Bell Off
− Reset
− Testing
− Lamp test
− Fault Signal General
− Signal for Alarm Condition
− Signal for “Zone Off”
• MCFA ini harus mempunyai output berupa :
33.33.2. Material
a. Kabel NYM 3 x 2,5 sqmm “ SUPREME, KABEL METAL, KABELINDO “.
b. Stop Kontak AC “ PANASONIC, PHILIP, CLIPSAL “.
c. Pipa Referigerant 3/8".
d. Pipa drain AC PVC type AW “ RUCIKA, PRALON, VINILON “.
e. Air Conditioner Kap. 1/2 PK “ DAIKIN, LG, PANASONIC ”.
Type : Split.
Ukuran Pipa Liquid & Gas (Inch) : Dia.1/4” Dan Dia. 3/8 “.
Tipe Refrigrant : R32.
f. Air Conditioner Kap. 1 PK “ DAIKIN, LG, PANASONIC ”.
Type : Split.
Ukuran Pipa Liquid & Gas (Inch) : Dia.1/4” Dan Dia. 3/8 “.
Tipe Refrigrant : R32.
34.34.2. Material
a. Gedung Pertemuan
1. Instalasi Speaker Kabel NYMHY 2 x 1,5 mm “ SUPREME, KABEL METAL,
KABELINDO “.
2. Cealing Speaker merek “ TOA ”.
3. Horn Speaker 15W merek “ TOA “.
4. Terminal Box Sound System
5. Perangakat Utama
- Power Amplifier 120W merek “ TOA ”
- Paging Microphone
- AM/FM Tuner
- DVD Player
- Power Surge Arrester 40kA
- Cabinet Rack
- Material Bantu
35.35.6. Pengujian
Kontraktor harus melakukan semua pengujian untuk mendemonstrasikan bahwa
bekerjanya kabel dan material yang telah selesai dipasang memang benar-benar
memenuhi persyaratan ini. Kontraktor harus menyediakan personil dan peralatan
yang perlu untuk melakukan pengujian.
36.36.2. Material
A. Instalasi Access Point
Ruckus R310, dual band 802.11ac Indoor Access Point, BeamFlex, 2x2:2,
1-Port, PoE, Does not include power adapter or PoE Injector. Limited
Lifetime Warranty.
Secure Mounting Bracket for Ruckus R720, R710. Mounts to hard
wall/ceiling, pole, and truss. Also fits R500, R510, R610, R600, R310 and
R700 without pad-lock support.
37.37.4. Standar
Seluruh pekerjaan instalasi jaringan CCTV harus dilaksanakan mengikuti standar
IEEE, NEC. Selain itu harus ditaati pula peraturan hukum setempat yang ada
hubungannya dengan pekerjaan tersebut di atas.
38.38.3. Material
1). Penangkal petir ES -merek"Flash Vectron " radius Proteksi 300 m
2). Pipa galvanize 1' X 3000 mm
3). lampu indikator penangkal petir
4). kabel Coaxcial 2 X 35 mm2
5). Kabel NYY 3 x 6 sqmm
6). Pipa Pralon PVC tipe AW Ø 1/2"
7). Bak Kontrol pentanahan dan grounding system
39.39.2. Material
41. Lapis Resap Pengikat (Prime coat) dan Lapis Aspal Perekat (Tack coat)
41.41.1 Standar Rujukan
Surat Edaran Dirjen Bina : Spesifikasi Umum 2018 Untuk Pekerjaan
Marga No. 16.1/SE/Db/2020 Konstruksi Jalan dan Jembatan (Revisi 2)
41.41.2 Umum
a) Uraian lapis aspal resap pengikat, pekerjaan ini terdiri dari pengadaan dan
pemakaian suatu bahan pengikat aspal dengan kekentalan rendah yang terpilih
di atas satu lapis pondasi jalan atau permukaan perkerasan tanpa lapis
penutup yang sudah disiapkan, yang berfungsi untuk menutup permukaan
tersebut dengan menyediakan adhesi (pelekatan) untuk pemasangan satu
lapis permukaan beraspal seperti Penetrasi Macadam, lapis tipis aspal beton
(LATASTON- HRS) atau lapisan permukaan aspal lain.
b) Untuk lapis aspal perekat, pekerjaan ini terdiri dari pengadaan dan pemakaian
suatu bahan lapisan sangat tipis perekat aspal yang terpilih di atas satu
permukaan yang sudah beraspal sebelumnya dalam persiapan untuk
pemasangan satu lapis permukaan aspal baru.
c) Pekerjaan lapis resap pengikat (prime coat) dan lapis aspal perekat (tack coat)
harus mengacu pada Spesifikasi Umum 2018 Untuk Pekerjaan Konstruksi
Jalan dan Jembatan (Revisi 2)
41.41.3 Bahan-bahan
41.41.2.1. Lapis Aspal Resap Pengikat (Prime Coat)
a. Bahan bitumen untuk lapis aspal resap pengikat akan dipilih dari dua jenis
aspal semen gradasi kental (AASHTO M226-Tabel 2), diencerkan dengan
kerosin (minyak tanah) dalam perbandingan 80 bagian minyak tanah : 100
bagian aspal semen, atau seperti diperintahkan oleh Direksi Teknis atas
dasar hasil percobaan yang dilaksanakan dan/atau susunan tekstur
permukaan jalan.
Pemilihan lapis aspal resap pengikat:
- Gradasi kekentalan AC-10 (= Penetrasi 80/100)
Standart lainnya
ASTM D4791 : Standart Test Method for Flat or Elonngated Particles in
Coarse Aggregate
ASTM D5581 : Marshall Prosedure Test for Large Stone Asphalt
Pensylvania DoT Test : Determining the Percentage of Crushed Fragment in
Method, No.621 Gravel
BS 598 Part 104(1989) : The Compaction Prosedure Used in the Percentage
Refusal Density Test.
42.42.2 Umum
42.42.2.1. Uraian
a) Pekerjaan ini didukung dari AMP mencakup pengadaan lapisan padat yang
awet dari lapis perata, lapis pondasi, atau lapis arus campuran aspal yang
terdiri dari agregat dan bahan aspal yang dicampur di pusat instansi
pencampuran, serta menghampar dan memadatkan campuran tersebut di
atas pondasi atau permukaan jalan yang telah disiapkan sesuai dengan
Spesifikasi ini dan memenuhi potongan memanjang dan melintangnya.
b) Semua campuran dirancang menggunakan prosuder khusus yang diberikan
di dalam Spesifikasi ini untuk menjamin bahwa asumsi rancangan ynag
berkenaan dengan kadar aspal yang cocok, rongga udara, stabilitas,
kelenturan dan keawetan ketebalan terpenuhi.
c) Dalam hal ini penting diingat bahwa dalam merancang aspal beton
konvensional, yang dimulai dari memperoleh kepadatan agregat maksimum
yang paling mungkin, tidak akan menghasilkan campuran yang memenuhi
Spesifikasi ini.
d) Pekerjaan ini, harus mengacu pada Spesifikasi Umum 2018 Untuk Pekerjaan
Konstruksi Jalan dan Jembatan (Revisi 2)
42.42.2.2. Jenis Campuran Aspal
Jenis campuran dan ketebalan lapisan harus seperti yang ditentukan pada
Gambar.
a) Latasir (Sand Sheet) Klas A dan B
Campuran ini ditujukan untuk jalan dengan lalu lintas ringan, khususnya
pada daerah dimana agregat kasar sulit diperoleh. Pemilihan kelas A dan
B terutama tergantung pada gradasi pasir yang digunakan. Campuran
latasir biasanya memerlukan penambahan filter agar memenuhi kebutuhan
sifat-sifat yang dipersyaratkan. Campuran ini mempunyai ketahanan yang
rendah terhadap alur (rutting), oleh sebab itu tidak boleh digunakan dengan
lapisan yang tebal, pada jalan dengan lalu lintas berat dan pada daerah
tanjakan
b) Laston (HRS)
Lataston (Hot Rolled Sheet) mempunyai persyaratan kekuatan yang sama
dengan beton konvensional (AC) yang tidak bergradasi menerus. Lataston
terdiri dari dua macam campuran, Lataston Lapis Pondasi (HRS-Base) dan
Lataston Lapis Permukaan (HRS-Wearing Course) dan ukuran maksimum
agregat masing-masing campuran adalah 19 mm. Lataston Lapis Pondasi
(HRS-Base) mempunyai gradasi yang lebih kasar dari Lataston Permukaan
(HRS-Wearing Course).
c) Laston (AC)
b). Tebal aktual campuran aspal yang dihampar di setiap ruas dari pekerjaan
didefinisikan sebagai tebal rata-rata dari semua benda uji inti yang diambil
dari ruas tersebut.benda uji inti tambahan pada lokasi yang memenuhi
syarat ketebalan sebelum pembongkaran dan pelapisan kembali.
c). Tebal actual campuran aspal yang dihampar di setiap ruas dari pekerjaan
didefinisikan sebagai tebal rata-rata dari semua benda uji inti yang diambil
dari ruas tersebut.
d). Tebal aktual campuran aspal yang dihampar, sebagaimana ditetapkan
dalam ketentuan di atas, harus sama atau lebih besar dari tebal nominal
rancangan pada table untuk lapis aus harus sama dengan atau lebih besar
dari tebal nominal rancangan yang ditentukan.
e). Direksi Teknis/Konsultan Pengawas, menurut pendapatnya dapat
menyetujui dan menerima tebal rata-rata kurang dari tebal nominal
rancangan asalkan campuran aspal yang dihampar di atas “hamparan
42.42.3 Bahan
42.42.2.1. Agregat Umum
a) Agregat yang akan digunakan dalam pekerjaan harus sedemikian rupa
agar campuran aspal, yang proporsinya dibuat sesuai dengan rumus
perbandingan campuran memenuhi semua ketentuan yang diisyaratkan.
b) Agregat tidak boleh digunakan sebelum disetujui terlebih dahulu oleh
Direksi Teknis/Konsultan Pengawas. Bahan harus ditumpuk sesuai
dengan ketentuan dalam pasal dalam spesifikasi ini.
c) Sebelum memenuhi pekerjaan Kontraktor harus sudah menumpuk setiap
fraksi agregat pecah dan pasir untuk campuran aspal, paling sedikit untuk
kebutuhan satu bulan dan selanjutnya tumpukan persediaan harus
dipertahankan paling sedikit untuk kebutuhan campuran aspal satu bulan
berikutnya.
d) Dalam pemilihan sumber agregat, Kontraktor dianggap sudah
memperhitungkan penyerapan aspal agregat. Variasi kadar aspal akibat
tingkat peneyrapan aspal yang berbeda, tidak dapat diterima alasan untuk
negosiasi kembali harga satuan dari campuran aspal.
e) Penyerapan air oleh agregat maksimum 3%
f) Berat jenis agregat kasar dan halus tidak boleh berbeda lebih dari 0,2.
g) Ketentuan bahan mengacu pada Spesifikasi Umum 2018 Untuk
Pekerjaan Konstruksi Jalan dan Jembatan (Revisi 2)
Catatan:
1) Modifikasi Marshall untuk menentukan kepadatan membal (refusal), penumbuk
bergetar (vibrator hammer) disarankan untuk menghindari pecahnya butiran
agregat dalam campuran.
2) Untuk lalu-lintas yang sangat lambat atau lajur padat, digunakan criteria ESA yang
lebih tinggi.
3) Untuk lalu-lintas berat, aspal beton harus dikontrol dengan lebih ketat.
Berat jenis efektif agregat akan di hitung berdasarkan pengujian berat jenis maksimum
agregat (Gmm test, AASHTO T-209).
ii) Pernyataan perihal asal dan komposisi setiap bahan yang diusulkan
untuk Lapis Pondasi Agregat, bersama dengan hasil pengujian
laboratorium yang membuktikan bahwa sifat-sifat bahan yang
ditentukan dalam Spesifikasi Umum 2018 Untuk Pekerjaan
Konstruksi Jalan dan Jembatan (Revisi 2) terpenuhi.
b) Penyedia Jasa harus mengirim berikut di bawah ini dalam bentuk tertulis
kepada Direksi Pekerjaan segera setelah selesainya setiap ruas pekerjaan
dan sebelum persetujuan diberikan untuk penghamparan bahan lain di atas
Lapis Pondasi Agregat:
i) Hasil pengujian kepadatan dan kadar air seperti yang disyaratkan
dalam Spesifikasi Umum 2018 Untuk Pekerjaan Konstruksi Jalan dan
Jembatan (Revisi 2)
ii) Hasil pengujian pengukuran permukaan dan data hasil survei
pemeriksaan yang menyatakan bahwa toleransi yang disyaratkan
dalam Spesifikasi Umum 2018 Untuk Pekerjaan Konstruksi Jalan dan
Jembatan (Revisi 2)dipenuhi.
4) Cuaca Yang Diijinkan Untuk Bekerja
Lapis Pondasi Agregat tidak boleh ditempatkan, dihampar, atau dipadatkan
sewaktu turun hujan, dan pemadatan tidak boleh dilakukan segera setelah hujan
atau bila kadar air bahan jadi tidak berada dalam rentang yang ditentukan dalam
Spesifikasi Umum 2018 Untuk Pekerjaan Konstruksi Jalan dan Jembatan (Revisi
2)
43.43.3 BAHAN
1) Sumber Bahan
Bahan Lapis Pondasi Agregat harus dipilih dari sumber yang disetujui sesuai
dengan ketentuan yang mengacu pada Spesifikasi Umum 2018 Untuk Pekerjaan
Konstruksi Jalan dan Jembatan (Revisi 2).
2) Kelas Lapis Pondasi Agregat
Terdapat tiga kelas yang berbeda dari Lapis Pondasi Agregat yaitu Kelas A,
Kelas B dan Kelas S. Pada umumnya Lapis Pondasi Agregat Kelas A adalah
mutu Lapis Pondasi Atas untuk lapisan di bawah lapisan beraspal, dan Lapis
Pondasi Agregat Kelas B adalah untuk Lapis Pondasi Bawah. Lapis Pondasi
Agregat Kelas S akan digunakan untuk bahu jalan tanpa penutup aspal
berdasarkan ketentuan tambahan dalam ketentuan bahan mengacu pada
Spesifikasi Umum 2018 Untuk Pekerjaan Konstruksi Jalan dan Jembatan (Revisi
2).
D. Jangka Waktu
Jangka Waktu Pengerjaan 180 (Seratus Delapan Puluh) harikalender sejak terbit SPMK.
Dibuat oleh
buat Komitmen
., M.Si
0121002