You are on page 1of 5

TUGAS: “VIRUS”

NAMA : LUZIANO J.M. OETPAH


KELAS : 10-G

A. Pengertian virus
Virus adalah gen penyebab infeksi yang hanya dapat hidup di dalam sel hidup, yaitu pada
sel hewan (temasuk manusia), tumbuhan, jamur, dan bakteri (Nurhayati, 234:2006). Pada
awalnya virus dianggap sebagai zat kimiawi biologis. Bahkan akar bahasa latin untuk kata
virus berati ‘racun’. Karena virus mampu menyebabkan berbagai macam penyakit dan dapat
menyebar di antara organisme, para peneliti pada akhir 1800-an menganggap ada kesamaan
antara bakteri dan mengajukan virus sebagai bentuk kehidupan yang paling sederhana. Akan
tetapi virus tidak dapat bereproduksi atau melaksanakan aktivitas metabolisme di luar sel
inang. Kebanyakan ahli biologi yang mempelajari virus saat ini mungkin akan setuju bahwa
virus tidak hidup, namun berada di wilayah abu-abu antara bentuk kehidupan dan zat
kimiawi (Campbell, Reece, 2010:412). Virus adalah agen infeksius yang terlalu kecil untuk
dilihat dengan mikroskop cahaya dan mereka bukan sel, mereka tidak memiliki inti sel,
organel, atau sitoplasma. Ketika mereka menyerang sel-sel pejamu yang rentan, virus
menampilkan beberapa sifat organisme hidup sehingga tampak di perbatasan antara hidup
dan tak hidup. Virus dapat mereplikasi, atau memperbanyak, hanya di dalam sel inang
(Black, 2008:272)

B. Struktur Tubuh Virus


Virus bukan berupa sel (aseluler), virus tidak memiliki bagian-bagian sel seperti membran
plasma, sitoplasma, dan inti. Virus berupa partikel kecil yang disebut virion. Virus tersusun
dari asam nukleat dan selubung protein yang disebut kapsid. Virus kompleks memiliki
bagian yang disebut kepala dan ekor. Kepala virus kompleks memiliki bentuk polihedral,
sedangkan bagian ekor terdiri dari tiga struktur yaitu selubung ekor, lempengan dasar, dam
serabut ekor. Lempengan dasar dan serabut ekor berfungsi untuk melekat pada sel yang
diinfeksi. Contoh virus kompleks adalah virus penyerang bakteri yang berbentuk huruf T
(bakteriofoge). Gabungan asam nukleat dan kapsid disebut nukleokapsid. Pada beberapa
virus, nukleokapsid diselubungi oleh membran yang disebut sampul virus. Sampul virus
tersusun dari lipid dan protein, berfungsi membantu virus memasuki sel. Contoh virus yang
memiliki sampul virus adalah virus influenza. Virus yang tidak memiliki sampul virus
disebut sebagai virus telanjang (Aryulina, dkk, 2010:77-79).
Pada umumnya struktur tubuh yang dimiliki oleh virus terdiri dari asam nukleat dan kapsid.
Selain itu, mikroorganisme ini juga memiliki struktur tambahan, seperti asam nukleat ini
terdiri dari DNA atau deoxyribo nucleid acid atau RNA atau ribonucleid acid. Secara umum,
struktur tubuh virus terdiri atas 4 bagian utama, yaitu kepala, isi tubuh, ekor, dan kapsid.
a) Kepala
Struktur Virus Kepala Virus memiliki kepala berisi DNA atau RNA yang menjadi bahan
genetik kehidupannya. Isi kepala ini dilindungi oleh kapsid, yaitu selubung protein yang
tersusun oleh protein. Bentuk kapsid sangat bergantung pada jenis virusnya. Kapsid bisa
berbentuk bulat, polihedral, heliks, atau bentuk lain yang lebih kompleks. Kapsid
tersusun atas banyak kapsomer atau sub-unit protein.
b) Isi Tubuh
Isi Tubuh virus atau biasa disebut virion adalah bahan genetik yang berupa salah satu
tipe asam nukleat (DNA atau RNA). Tipe asam nukleat yang dimiliki akan
mempengaruhi bentuk tubuh virus. Isi tubuh biasanya berupa RNA yang berbentuk
menyerupai kubus, bulat, atau polihedral, contohnya pada virus-virus penyebab
penyakit polyomyelitis, influenza, dan radang mulut dan kuku.
c) Ekor
Ekor adalah bagian dalam struktur tubuh virus yang berfungsi sebagai alat untuk
menempelkan diri pada sel inang. Ekor yang melekat di kepala ini umumnya terdiri atas
beberapa tabung tersumbat yang berisi benang dan serat halus.
d) Kapsid
Kapsid adalah lapisan berupa rangkaian kapsomer pada tubuh virus yang berfungsi
sebagai pembungkus DNA atau RNA. Fungsi kapsid ini adalah sebagai pembentuk
tubuh dan pelindung bagi virus dari kondisi lingkungan luar. Struktur virus kapsid
adalah struktur virus yang letaknya berada di luar virus dan memiliki kandungan subunit
berupa protein yang cukup banyak. Kandungan tersebut lebih dikenal dengan sebutan
kapsomer. Bentuk kapsid bisa dibilang cukup beragam, sehinga bisa memengaruhi
bentuk virus itu sendiri.

Struktur tubuh virus berbeda dengan sel organisme hidup lainnya. Tubuh virus bukan
merupakan suatu sel karena tidak memiliki dinding sel, membran sel, sitoplasma, inti
sel,serta organel sel lainnya. Virus berupa partikel yang disebut virion. Selain ukuran
tubuhnya sangat kecil virus memiliki sifat seperti benda mati karena terdiri atas partikel yang
dapat dikristalkan. Virus hanya menunjukkan sifat-sifat makhluk hidup , misal bereproduksi,
apabila berada dalam sel organisme hidup lainnya.

Sebagai contoh , virus bakteriofag yang berbentuk huruf T mempunyai bagian-bagian tubuh
yaitu kepala, leher dan ekor. Pada bagian kepala sampai ekor terdapat kapsid dan selubung
ekor serta asam nukleat pada bagian dalamnya. Coba anda perhatikan bagian-bagian struktur
tubuh virus pada gambar berikut.

Kulit protein yang menyelubungi genom virus disebut kapsid. Kapsid dan selubung ekor
merupakan selubung terluar virus yang tersusun atas banyak subunit protein yang disebut
kapsomer. Genom (kumpulan gen) virus mungkin terdiri dari DNA untai ganda DNA untai
tunggal,RNA untai ganda,atau RNA untai tunggal, tergantung dari tipe virusnya. Suatu virus
bisa disebut sebagai virus DNA atau virus RNA, tergantung dari asam nukleat yang
menyusun genomnya. Asam nukleat , virus hanya mengandung satu jenis asam nukleat yaitu
DNA atau RNA. Virus yang mengandung DNA antara lain Parvovirus, Papovavirus,
Adenovirus, Poliovirus, Herpes simplex virus, Paramyxovirus, virus Rubella. Sedangkan
virus yang mengandung RNA, antara lain Togovirus, Rhabdovirus, Reovirus, TMV,
Myxovirus, Reovirus, Orthomyxovirus , Hepatitis virus.

C. Sejarah Penemuan Virus


Pada tahun 1883, Adolf Mayer, seorang ilmuwan Jerman, yang sedang mencari penyebab
penyakit mosaik pada tembakau. Penyakit ini menghambat pertumbuhan tanaman tembakau
dan menyebabkan daunnya mempunyai bercak-bercak, sehingga disebut mosaik. Mayer
menemukan bahwa penyakit itu menular ketika ia menemukan bahwa ia dapat memindahkan
penyakit tersebut dari satu tanaman ke tanaman lain dengan cara menyemprotkan getah yang
diekstraksi dari daun tanaman sakit ke tanaman yang sehat. Mayer berusaha mencari
mikroba di dalam getah yang menularkan penyakit tersebut tetapi tidak mendapatkan
apapun. Mayer mengambil kesimpulan bahwa penyakit tersebut disebabkan oleh bakteri
yang lebih kecil daripada biasanya, yang tidak dapat dilihat dengan mikroskop.

Pada tahun 1892, Dimitri Ivanowsky, soerang ilmuwan dari Rusia menguji hipotesis Mayer
dengan mengalirkan getah dari daun tembakau yang terinfeksi melalui saringan yang
didesain untuk mengambil bakteri. Setelah disaring, getah tersebut masih menimbulkan
penyakit mosaik. Ivanowsky masih berpegang teguh pada hipotesis yang menyatakan bahwa
bakteri merupakan penyebab penyakit mosaik tembakau, dengan alasan bahwa mungkin
bakteri patogen tersebut memiliki bentuk yang sangat kecil sehingga masih dapat melewati
saringan. Atau mungkin bakteri tersebut toksin yang dapat melewati saringan dan
menimbulkan penyakit.

Pada tahun 1897 Martinus Beijerinck, seorang ahli botani dari Belanda menemukan bahwa
agen infeksi yang ada di dalam getah yang telah disaring tersebut dapat bereproduksi.
Beijerinck menyemprot tanaman dengan getah yang telah disaring, dan setelah tanaman
menderita penyakit mosaik, Beijerinck menggunakan getah dari tanaman tersebut untuk
menginfeksi tanaman lain, dan meneruskan proses ini melalui serangkaian proses infeksi.
Patogen tersebut pasti sudah bereproduksi, karena kemampuannya menimbulkan penyakit
tidak berkurang setelah beberapa kali ditransfer dari tanaman satu ke tanaman yang lain.
Sebenarnya patogen tersebut dapat bereproduksi hanya ketika ia berada di dalam inang yang
diinfeksinya. Tidak seperti bakteri, agen penyebab penyakit mosaik itu tidak dapat dibiakkan
pada medium nutrien di dalam tabung reaksi atau cawan petri. Selain itu patogen tersebut
tidak dapat diinaktifkan oleh alkohol yang biasanya membunuh bakteri.

Pada tahun 1935 Wendell Stanley, ilmuwan dari Amerika berhasil mengkristalkan partikel
penginfeksi penyakit mosaik yang sekarang dikenal sebagai virus mosaik tembakau (tobacco
mozaic virus) atau yang kemudian dikenal dengan nama TMV yang dapat dilihat dengan
bantuan mikroskop elektron.
D. Ciri-Ciri Virus
Virus mempunyai ciri tertentu yang meliputi ukuran, bentuk dan struktur. Berikut dijelaskan
tentang ciri-ciri virus ini satu persatu.
a) Ukuran Virus
Ukuran virus sangat kecil yaitu sekitar 10 -300 milimikron (1 milimikron = 10-6 mm =
10-9 m ). Virus terkecil memiliki diameter hanya 20 nm, lebih kecil dari ribosom.
Ukuran virus ini sangat kecil, oleh karena itu virus hanya dapat diamati dengan cara:
❖ Observasi langsung menggunakan mikroskop elektron, dengan ekstrak atau
sayatan ultratipis dari jaringan makhluk hidup yang terinfeksi.
❖ Filtrasi melalui selaput kolodion yang mempunyai porositas bertingkat. Sediaan
virus dilewatkan melalui serangkaian selaput yang ukurannya berbeda-beda.
Ukuran virus dapat diperkirakan melalui selaput yang dilewati.
❖ Sedimentasi dalam ultrasentrifugasi . Partikel virus disuspensikan ke dalam suatu
cairan, kemudian partikel akan mengendap dengan ukuran partikel.
❖ Pengukuran perbandingan; Metode ini dengan menggunakan teknik acuan , yaitu
membandingkan ukuran suatu virus dengan ukuran virus tertentu yang dijadikan
sebagai acuan.
b) Bentuk Tubuh Virus
Virus memiliki bentuk bermacam-macam, ada yang berbentuk batang, oval (peluru),
filamen (benang), persegi banyak (polihedral), dan seperti huruf T. Virus yang
berbentuk batang misalnya TMV (Tobacco mozaic virus), virus yang berbentuk batang
dengan ujung oval seperti peluru , misalnya Rhabdovirus, penyebab penyakit rabies.
Virus berbentuk bulat, misalnya HIV (human immunodeficiency virus), penyebab
penyakit AIDS dan Orthomyxovirus penyebab influenza.Virus yang berbentuk seperti
huruf T, misalnya bakteriofag atau disingkat fage.

You might also like