You are on page 1of 3

PENYULUHAN POLA ASUH ANAK DAN REMAJA DENGAN

CINTA KASIH SAYANG DALAM KELURGA

Pencegahan Prostitusi Online Pada Anak

Prostitusi bukan merupakan sebuah permasalahan yang baru. Permasalahan mengenai prostitusi ini
sudah ada sejak dulu dan sampai sekarang masih belum bisa teratasi. Praktek prostitusi adalah sebuah
kegiatan yang patut dihentikan atau dilarang karena di anggap bertentangan dengan nilai agama dan
kesusilaan.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia prostitusi adalah pertukaran hubungan seksual dengan uang
atau hadiah sebagai suatu transaksi perdagangan dan pelacuran.

Banyak faktor yang mempengaruhi tindakan prostitusi dikalangan anak dan remaja, diantaranya
adalah: 1. Terpaksa keadaan ekonomi, keadaan ekonomi memaksa seseorang untuk menjalani
prostitusi, dan berasal dari keluarga dengan sosial ekonomi rendah. 2. Gaya hidup yang tidak sesuai
menyebabkan seorang melakukan segala cara untuk memenuhi kebutuhan hidupnya tersebut, sehingga
mengambil jalur prostitusi sebagai jalan pintas untuk mendapatkan uang yang banyak. 3. Frustasi,
kegagalan seseorang untuk mencapai tujuan hidup disebut fustasi. Seseorang yang sangat
mendambakan kehidupan keluarga bahagia dan pola asuh yang salah akan membuat jiwa anak dan
remaja menjad labil. 4. Pelaku biasanya tidak menghormati orang tua sehingga melakukan perbuatan
tersebut diluar pengetahuan orang tua mereka. 5. Karena kurang bersyukur atas nikmat yang Tuhan
berikan, dan karena merasa tidak cukup atas apa yang dia miliki.

Berkembangnya tehnologi juga mempengaruhi penggunaan aplikasi-aplikasi seperti Facebook, Michat,


twitter dan Instgram yang di gunakan secara negatif, dengan menampilkan gambar-gambar sexi yang
mengundang pengguna lain terutama para lelaki hidung belang, untuk mengajak mereka melakukan
transaksi online melalui aplikasi.

Sifat hedonisme yang tumbuh dikalangan pelajar ini yang sering kali menjadi faktor pemicu untuk
melakukan segala cara agar bisa memenuhi keinginannya, termasuk terjun ke dunia prostitusi ini. Demi
bisa mengikuti standar ‘orang berada’ dan tidak mau kalah saing di lingkungannya, terkadang mereka
rela untuk terjun ke bisnis haram ini agar bisa mendapatkan uang yang banyak dengan cara yang relatif
‘mudah’. Pekerjaan prostitusi ini merupakan pekerjaan dengan resiko yang tinggi. Mereka sering
berganti-ganti pasangan dalam melakukan hubungan seksual. Terkadang, pada saat mereka melakukan
pekerjaannya, banyak pelanggan yang menipu dan tidak membayar si pekerja seks itu. Lalu, apabila
mereka melakukan hubungan seksual itu tanpa alat kontrasepsi, akan ada resiko yang lebih tinggi lagi
yang mengintai, yakni bisa saja menyebabkan kehamilan yang tidak diinginkan dan berujung kepada
tindakan aborsi.

Ada beberapa upaya yang bisa dilakukan guna mengurangi dan memcegah tindak pidana prostitusi
dikalangan anak ini, antara lain adalah: 1. Sosialisasi ke sekolah-sekolah tentang bahaya seks bebas
dan prostitusi. 2. Perlu adanya pengawasan dari orang tua terhadap anaknya khusunya terhadap
pergaulan dan lingkungan bermain anaknya. 3. Melakukan pemulihan ekonomi. 4. Mendorong anak ke
hal-hal yang positif serta mendukung minat dan bakat dari anak tersebut. 5. Korban dari prostitusi
dipulihkan psikologisnya dan melakukan rehabilitasi agar anak dapat kembali ke pergaulan dan
lingkungan yang lebih baik.

Dalam hal ini, Peran serta keluarga sangatlah mempengaruhi kepribadian anak –anak .karena mengenal
dan dekat dengan anak adalah satu syarat agar anak terbuka kepada orangtua. Saat usia remaja awal
(usia 13 sampai usia 16) anak berada dalam kondisi merasa bebas, penasaran terhadap hal –hal baru ,
meningkatnya fungsi seksualitas dan dorongan emosi tidak stabil.

Orangtua sebagai pengontrol untuk menyikapi anak menjelang usia remaja awal bisa melakukan:

1 Jalin komunikasi dua arah , beri kesempatan anak bercerita, dan sebagai orang tua mendengarkan
sambil memberikan masukan .

2. memperkenalkan ajaran agama, norma dan nilai agama.

3. awasi penggunaan HP, tablet dan Televisi

You might also like