Professional Documents
Culture Documents
Modul 6. Mengatasi Keluhan Dan Pengelolaan Pengaduan
Modul 6. Mengatasi Keluhan Dan Pengelolaan Pengaduan
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Keluhan merupakan suatu wujud rasa ketidakpuasan
konsumen. Keluhan berpengaruh besar bagi kemajuan perusahaan.
Keluhan yang terselesaikan dengan baik dan profesional akan
berdampak positif nantinya bagi perusahaan tersebut, karena dengan
begitu pelanggan tersebut merasa sangat dihargai pendapatnya.Hal
itu merupakan hak bagi para konsumen untuk menyampaikan rasa
ketidakpuasannya.
Hampir semua pelayanan pernah menerima atau mendapati
keluhan pelanggan atas produk pelayanan dari pelanggannya yakni
masyarakat, keluhan bisa datang dari pelanggan yang sudah eksis
ataupun dari pelanggan baru, bahkan sangat memungkinkan keluhan
juga datang dari mereka yang belum menjadi pelanggan.
Pada umumnya keluhan pelanggan datang dikarenakan oleh
lemahnya penangan komunikasi, sehingga imformasi tidak dapat
diterima secara maksimal dan banyak yang mungkin saja menjadi
janggal di benak masyarakat selaku konsumen. Untuk itu, dibutuhkan
team untuk menangani keluhan konsumen dengan pengetahuan yang
cukup agar keluhan pelanggan dapat di kelola secara benar.
Mengurangi keluhan secara tradisional disamakan dengan
meningkatkan layanan. Sebab, diasumsikan kalau tidak ada
pelanggan yang mengeluh berarti layanan yang diberikan minimal
sudah sesuai dengan keinginan mereka. Faktanya, justru cara paling
baik untuk membangun kultur customer-focused adalah melalui
peningkatan keluhan (Plymire, 1991).
B. RUMUSAN MASALAH
Dalam modul ini, penulis akan mencoba mengulas mengenai
cara mengatasi keluhan, mekanisme pengaduan masyarakat dan
pengelolaan pengaduan masyarakat dalam pelayanan publik.
C. TUJUAN
Dengan dibuatnya modul ini diharapkan pembaca dapat
memperoleh informasi mengenai Cara Mengatasi Keluhan,
Mekanisme dan Prosedur Penyelesaian Pengaduan dalam Pelayanan
Publik, dengan demikian pembaca akan dapat memahami lebih jauh
dan tidak buta akan cara atau tindakan dalam penyelesaian
pengaduan pelayanan masyarakat kedepan nanti serta dapat
meningkatkan kualitas pelayanan publik.
Modul Pengelolaan Pengaduan Masyarakat dan
Respon Terhadap Keluhan Masyarakat 4
Sistem Pengelolaan Pengaduan Pelayanan Publik Nasional
atau SP4N dibentuk untuk merealisasikan kebijakan “no wrong door
policy” yang menjamin hak masyarakat agar pengaduan dari manapun
dan jenis apapun akan disalurkan kepada penyelenggara pelayanan
publik yang berwenang menangani. SP4N bertujuan agar:
1. Penyelenggara dapat mengelola pengaduan dari masyarakat
secara sederhana, cepat, tepat, tuntas, dan terkoordinasi dengan
baik;
2. Penyelenggara memberikan akses untuk partisipasi masyarakat
dalam menyampaikan pengaduan; dan
3. Meningkatkan kualitas pelayanan publik.
Untuk meningkatkan kualitas pelayanan publik, salah satu
persyaratannya adalah dengan menempatkan masyarakat sebagai
sentral sekaligus sebagai owner dalam pelayanan. Untuk itu
partisipasi masyarakat dalam pelayanan publik perlu ditingkatkan.
Adapun peraturan perundang-undangan yang mengatur tentang
partisipasi masyarakat dalam pelayanan publik antara lain:
Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan
Publik, Peraturan Presiden Nomor 76 Tahun 2013 tentang Pengaduan
Pelayanan Publik dan Permenpan Nomor 13 Tahun 2009 tentang
Pedoman Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik dengan Partisipasi
Masyarakat. Keberadaan peraturan perundang-undangan tersebut.
Pengaduan masyarakat bisa dipandang sebagai bentuk
partisipasi dan rasa kepedulian masyarakat dalam pelaksanaan
pelayanan publik. Menyadari akan arti pentingnya keluhan atau
pengaduan dalam pelayanan publik, maka Pemerintah Provinsi DKI
Jakarta senantiasa berusaha memberikan pelayanan yang prima
kepada masyarakat dengan berlandaskan beberapa pertimbangan,
antara lain pertama peningkatan kualitas pelayanan publik sangat
diperlukan dalam rangka membangun kepercayaan (trust)
masyarakat, dengan menjadikan keluhan atau pengaduan sebagai
Modul Pengelolaan Pengaduan Masyarakat dan
Respon Terhadap Keluhan Masyarakat 5
sarana untuk perbaikan pelayanan publik, kedua masyarakat sebagai
pengguna memerlukan pelayanan yang transparan, akuntabel sesuai
standar pelayanan berdasarkan persamaan perlakuan dan
keterjangkauan masyarakat, dan ketiga sebagai suatu metode, maka
peningkatan kualitas pelayanan publik berbasis partisipasi masyarakat
diharapkan akan memberikan kontribusi dan manfaat dalam rangka
mewujudkan good public service governance.
D. LANDASAN HUKUM
1. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan
Informasi Publik;
2. Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2008 tentang Ombudsman
Republik Indonesia;
3. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan
Publik;
4. Peraturan Pemerintah Nomor 61 Tahun 2010 tentang
Pelaksanaan Undang-UndangKeterbukaan Informasi;
5. Peraturan Pemerintah Nomor 96 Tahun 2012 tentang
Pelaksanaan Undang-undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang
Pelayanan Publik;
6. Peraturan Presiden Nomor 76 tahun 2013 tentang Pengelolaan
Pengaduan Pelayanan Publik;
7. Peraturan Menteri Pendayagunaan Reformasi dan Birokrasi
Nomor 15 Tahun 2014 tentang Standar Pelayanan Publik;
8. Peraturan Menteri Pendayagunaan Reformasi dan Birokrasi
Nomor 24 Tahun 2014 tentang Pedoman Penyelenggaraan
Pengelolaan Pengaduan Pelayanan Publik Secara Nasional;
9. Peraturan Menteri Pendayagunaan Reformasi dan Birokrasi
Nomor 3 Tahun 2015 tentang Road Map Pengembangan Sistem
Pengelolaan Pengaduan Pelayanan Publik Nasional.
Modul Pengelolaan Pengaduan Masyarakat dan
Respon Terhadap Keluhan Masyarakat 6
BAB II
MENGATASI KELUHAN
A. PENGERTIAN KELUHAN
Keluhan adalah satu pernyataan atau ungkapan rasa kurang
puas terhadap satu produk atau layanan, baik secara lisan maupun
tertulis, dari pelanggan internal maupun eksternal.
Menurut Timothy R.V Foster yang dikutip dari buku
“Membangun Usaha Dengan Kekuatan Image” oleh Widodo Mukti
(2006,Hal: 84), complaint berarti keluhan atau pengaduan konsumen
kepada produsen. Complaint merupakan masukan penting untuk
membantu dalam meningkatkan kepuasan pelanggan. Namun
banyak orang yang tidak mau mengeluh. Praktisi public relations
seharusnya mengetahui apa dan bagaimana dalam menangani
keluhan dan complaint yang mungkin akan muncul dari pihak
pelanggan. Complaint itu sendiri bisa bersifat destruktif dan bisa juga
konstruktif. Bisa mematikan tapi juga bisa menjadi pemicu untuk
menjadi lebih baik. Dengan adanya komplain bisa memotivasi
karyawan agar bekerja lebih baik lagi. Tinggal bagaimana menyikapi
adanya komplain tersebut.
Menurut Timothy R.V Foster yang dikutip dari buku
“Membangun Usaha Dengan Kekuatan Image” oleh Widodo Mukti
(2006,Hal: 84), complaint berarti keluhan atau pengaduan konsumen
kepada produsen. Complaint merupakan masukan penting untuk
membantu dalam meningkatkan kepuasan pelanggan. Namun
banyak orang yang tidak mau mengeluh. Praktisi public relations
seharusnya mengetahui apa dan bagaimana dalam menangani
keluhan dan complaint yang mungkin akan muncul dari pihak
pelanggan. Complaint itu sendiri bisa bersifat destruktif dan bisa juga
konstruktif. Bisa mematikan tapi juga bisa menjadi pemicu untuk
B. TIPE KELUHAN
Pada dasarnya keluhan pelanggan dapat dikategorikan ke dalam
empat tipe, yaitu:
1. Keluhan Mekanikal
Biasanya keluhan ini disampaikan oleh pelanggan karena barang
yang dibelinya mengalami kerusakan pada sebagian atau salah
satu peralatan atau barang yang dibeli tersebut. Keluhan
mekanikal ini biasanya sering terjadi pada pembelian barang-
barang mekanikal dan elektrikal (seperti pembelian TV, tape,
radio, AC, laser disc, mobil, motor, dll).
6. Penyelesaian keluhan
Tindakan tepat untuk penyelesaian keluhan akan menjadi jelas
setelah tingkat keseriusan dipahami dengan baik, dan analisa
fakta dilakukan dengan benar. Penyelesaian masalah bukanlah
waktu untuk negosiasi atau barter dengan pelanggan yang
memiliki keluhan asli, bukan mengada-ada atau mencari
kompensasi. Jika ada keterlambatan dalam menyelesaikan
keluhan, pelanggan harus dihubungi secara berkala dengan
interval waktu yang disetujui bersama.
D. LATIHAN
1. Sebutkan ada berapa macam tipe keluhan dan uraikan ?
2. Sebutkan ada berapa macam keuntungan dengan adanya
keluhan pelanggan/konsumen!
3. Sebukan 5 (lima) dari sepuluh cara mengatasi keluhan
pelanggan dan uraikan.
F. EVALUASI
Sejak manusia mengenal perdagangan, adalah sesuatu yang
biasa apabila konsumen yang tidak merasa puas menyampaikan
keluhan kepada produsen. Idiom “Pembeli adalah Raja” terus
berlaku. Yang berbeda, di era digital saat ini adalah konsumen lazim
menuliskan dan menyebarkan keluhannya melalui media sosial,
sehingga informasi tak sedap mengenai produsen dapat tersebar ke
Modul Pengelolaan Pengaduan Masyarakat dan
Respon Terhadap Keluhan Masyarakat 17
banyak orang dalam waktu singkat. Konsumen yang merasa tak puas
mungkin tidak sabar menunggu respons dari produsen atau penyedia
layanan dan memutuskan untuk menuliskannya di media sosial yang
kerap lebih cepat menjadi perhatian produsen.
Keluhan konsumen tentu saja tak boleh diabaikan, karena
berpotensi memicu krisis. Kasus Prita Mulyasari dan Rumah Sakit
Omni pada 2009 adalah salah satu contoh kasus keluhan konsumen
yang kurang ditangani, lalu menyebar melalui media sosial, dan
akhirnya memicu crisis-like situation di pihak rumah sakit.
Seperti yang kita ketahui, pada saat menghadapi isu atau
krisis, perusahaan perlu menanganinya dengan mengacu ke prinsip
3R: Regret-Reason-Remedy. Pertama, bersikap manusiawi dengan
menunjukkan simpati. Ungkapkan rasa penyesalan atas
ketidaknyamanan yang timbul.
Kedua, jelaskan asal-muasal dan mengapa kasus tersebut
terjadi. Jika asal muasal dan penyebab kejadian belum diketahui,
sampaikanlah dengan jujur ke konsumen. Jangan menyembunyikan
data dan fakta yang memang seharusnya diketahui konsumen.
Berikutnya, kendalikan situasi dengan mengungkapkan
rencana selanjutnya untuk menyelesaikan keluhan. Sebutkan
langkah-langkah yang akan dilakukan. Seandainya keluhan
konsumen telanjur muncul dan menyebar di media sosial, bagaimana
tindakan saudara dalam menangani kasus keluhan tersebut!
(Sumber: https://maverick.co.id/consumer-handling/)
D. RANGKUMAN
Pengaduan atau keluhan merupakan elemen penting bagi
organisasi. Pengaduan dapat memberikan nilai positif, dimana
organisasi dapat mengetahui apa yang menjadi kelemahannya dalam
menyelenggarakan pelayanan kepada masyarakat. Dengan
mengetahui kelemahan ini, maka organisasi akan terdorong untuk
dapat memperbaikinya dengan meningkatkan kualitas pelayanannya.
Laporan adalah pemberitahuan yang disampaikan oleh seorang
karena hak atau kewajiban berdasarkan undang-undang kepada
pejabat yang berwenang atau kepada pemberi pelayanan tentang
telah terjadinya peristiwa maladministrasi.
Sementara pengaduan adalah pemberitahuan disertai
permintaan oleh pihak yang berkepentingan kepada pejabat yang
berwenang atau kepada pemberi pelayanan untuk menindak menurut
hukum seorang pelayan publik yang telah melakukan maladministrasi
yang merugikannya.
Sifat pengaduan masyarakat meliputi pengaduan secara
langsung atau lisan kepada penyelenggara dan pengaduan secara
tidak langsung.
Tanggapan Putusan
• maksimal 30 hari • Independensi, • maksimal 14 hari
• oleh yang •diterima setelah non diskriminasi, •maksimal 60 hari setelah diputus
dirugikan/yang lengkap tidak memihak, •apabila ada ganti
mewakili •wajib menerima tanpa biaya rugi, menyebut
•tanggapan maksimal jumlah dan periode
14 hari sejak diterima pembayaran Penyampaian
Pengaduan Pemeriksaan
Putusan
Mediasi, Konsiliasi
dan ajudikasi khusus
Ombudsman
D. LATIHAN
1. Sebutkan empat fungsi PPM atau Pengelolaan Pengaduan Masyarakat!
2. Sebutkan prinsip-prinsip yang mendasari Pengelolaan Pengaduan
Masyarakat!
3. Sebutkan langkah-langkah atau alur dalam penangan pengaduan!
4. Jelaskan tindakan penerima pengaduan, bila laporan yang secara subtansi
bersifat sistemik dan tidak dapat diselesaikan dalam 60 hari!
Modul Pengelolaan Pengaduan Masyarakat dan
Respon Terhadap Keluhan Masyarakat 49
5. Penyelenggara dapat dikenakan sanksi apabila dalam pemberian pelayanan
tidak memuaskan, sebutkan beberapa sanksi yang dapat diberikan!
E. RANGKUMAN
PPM adalah singkatan dari Pengelolaan Pengaduan Masyarakat, suatu
kegiatan menampung dan menindaklanjuti aduan dari masyarakat berkaitan
dengan pelaksanaan penyelenggaraan pelayanan publik. Jadi PPM itu sejenis
unit atau satuan kerja yang menangani pengaduan yang masuk. Di unit tersebut
masyarakat bisa menyampaikan pengaduannya.
PPM diperlukan agar ada wadah atau media yang menampung keluhan
dan aspirasi masyarakat maupun penyelenggara pelayanan publik sehingga
ketidak tahuan dan keluhan yang dialami oleh masyarakat dapat segera
terpecahkan. Selain itu aspirasi masyarakat perlu diwadahi agar masyarakat
terdorong untuk melakukan kontrol sosial terhadap pelaksanaan pelayanan
publik sehingga penyimpangan bisa diminimalisir.
Ada beberapa prinsip yang menjadi dasar PPM antara lain:Mudah, Sikap
positif, Transparan, Obyektif dan Rahasia dijamin dengan langkah-langkah
penanganan pengaduan sebagai berikut: Penyampaian pengaduan, Pencatatan
materi pengaduan, Cek silang untuk pencarian fakta, Analisis masalah,
Tindakan penyelesaian dan Standar waktu penyelesaian pengaduan.
.
F. EVALUASI
TEMPO.CO, Tangerang Selatan - Pemerintah Kota Tangerang Selatan
dinilai gagal dalam memberikan pelayanan optimal terhadap pelayanan dasar
warganya. Berdasarkan hasil penelitian Program Sekolah Anti-Korupsi yang
diinisiasi oleh TRUTH (Tangerang Public Transparency Watch) dan ICW
(Indonesia Corruption Watch), layanan dasar yang meliputi bidang pendidikan,
kesehatan, dan layanan masyarakat di kecamatan masih diwarnai banyak
permasalahan, seperti minim infrastruktur hingga merajalelanya pungutan liar
(pungli). "Pemerintah Tangerang Selatan gagal memberikan layanan dasar
kepada masyarakat," ujar Koordinator TRUTH, Suhendar, Senin, 7 Desember
2015
Dari hasil penelitian tersebut, menurut Suhendar, ada beberapa fakta
potret layanan dasar di Tangerang Selatan. Berikut hasil penelitian tersebut.
Modul Pengelolaan Pengaduan Masyarakat dan
Respon Terhadap Keluhan Masyarakat 50
Pada bidang pendidikan terdapat 98 persen kegiatan pungli pada
pembelian buku, seragam, pengambilan rapor, uang komputer, uang study tour,
uang OSIS, uang ekstrakulikuler, dan uang gedung sekolah. "Dan dengan ini
dapat disimpulkan bahwa pendidikan di Tangsel tidak gratis," kata peneliti
bidang pendidikan Jupry Nugroho.
Selain itu, terdapat 60 persen fasilitas perpustakaan SDN yang diteliti
dalam keadaan buruk. Bidang kesehatan juga bermasalah. Dari 23 puskesmas
di Tangsel dengan dua responden dari masing-masing Puskemas, diperoleh 52
persen perilaku para petugas kesehatan yang diteliti tidak ramah pada pasien,
80 persen tidak mencantumkan informasi ketersediaan obat, 70 persen tidak
mencantumkan informasi tentang pembiayaan atau tarif berobat.
Penelitian dilakukan selama kurang lebih lima bulan dengan obyek 20 SD
dan SLTPN, 20 jalan kota, dan 23 puskesmas, serta layanan dasar pada 7
kecamatan.
A. KESIMPULAN
Banyaknya pengaduan memang bisa menunjukkan banyaknya
penyimpangan dan ketidakpuasan masyarakat, dan itu memang bisa
menunjukkan kinerja yang kurang bagus dari penyelenggara pelayanan publik.
Namun di sisi lain adanya pengaduan bisa dianggap sebagai koreksi sehingga
akan mendorong terjadinya perbaikan kinerja pelayanan publik. Selain itu jika
pengaduan yang disampaikan ternyata merupakan gambaran dari ketidaktahuan
atau kesalahpahaman maka tindak lanjut pengaduan tersebut merupakan
klarifikasi dan penjelasan pokok persoalan. Dengan demikian ketidaktahuan
dan kesalahpaman yang mengakibatkan ketidakpuasan bisa dikurangi .
Hal itu jauh lebih bagus dibandingkan jika ada penyimpangan atau
kesalahpahaman akan tetapi tidak ada pengaduan atau koreksi dari masyarakat,
maka bukan hanya tidak ada perbaikan melainkan akan mengakibatkan
masalah besar. Terus, kalau sudah disosialisasi ternyata tetap saja tidak ada
orang yang menyampaikan pengaduan, hal itu mengindikasikan apa ?
Ada dua indikasi: Pertama, masyarakat memang sudah paham dan
pelaksanaan penyelenggaraan pelayanan publik memang tidak ada
penyimpangan sehingga tidak perlu ada pengaduan. Kedua, ada penyimpangan
tapi masyarakat tidak menyampaikan pengaduan, dikarenakan beberapa hal,
antara lain :
Ø Masyarakat tidak berani melakukan karena takut ada resiko;
Ø Masyarakat tidak enak hati dan menghindari konflik, apalagi bila
menyangkut orang yang telah dikenal;
Ø Masyarakat tidak peduli dan apatis.
B. TINDAK LANJUT
Berdasarkan kesimpulan diatas bahwa mekanisme dan prosedur penyelesaian
pengaduan dalam pelayanan publik bahwa pemerintah harus memberikan
informasi dalam bentuk;
1. Perlu disediakan akses kepada masyarakat berupa kotak pengaduan, kotak
pos atau satuan tugas penerima untuk memberikan informasi, saran atas
pelayanan yang diperoleh.
2. Kepada setiap orang yang menyampaikan pengaduan, diberikan surat
/formulir sebagai tanda bukti pengaduan.
3. Apabila dalam pengaduan terdapat masyarakat yang dirugikan, perlu
dipertimbangkan pemberian kompensasi.
4. Apabila dalam pengaduan ternyata terjadi penyimpangan yang dilakukan
oleh petugas pelayanan, maka perlu diberikan sangsi kepada petugas yang
bersangkutan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.