Professional Documents
Culture Documents
Oleh:
NPM: 19.1.01.11998
SURABAYA
2023
PENGARUH RISIKO KREDIT, STRUKTUR MODAL, DAN
LIKUIDITAS TERHADAP PROFITABILITAS PADA
PERUSAHAAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI
BURSA EFEK INDONESIA
Oleh:
NPM: 19.1.01.11998
SURABAYA
2023
ii
PENGARUH RISIKO KREDIT, STRUKTUR MODAL, DAN
LIKUIDITAS TERHADAP PROFITABILITAS PADA
PERUSAHAAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI
BURSA EFEK INDONESIA
Oleh:
NPM: 19.1.01.11998
SURABAYA
2023
iii
PENGARUH RISIKO KREDIT, STRUKTUR MODAL, DAN
LIKUIDITAS TERHADAP PROFITABILITAS PADA PERUSAHAAN
PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
NPM: 19.1.01.11998
Farida Idayati, S.E., M.S.A. Dr. Wahidahwati, S.E., M.Si., Ak., CA.
Ketua STIESIA
iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS SKRIPSI
N.P.M : 19.1.01.11998
Diajukan untuk diuji pada tanggal 04 Maret 2023 adalah hasil karya saya.
Dengan ini saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa dalam skripsi ini
tidak terdapat keseluruhan atau sebagian tulisan orang lain yang saya ambil dengan
cara menyalin, atau meniru dalam bentuk rangkaian kalimat atau simbol yang
menunjukkan gagasan atau pendapat atau pemikiran dari penulis lain, yang saya
akui seolah-olah sebagai tulisan saya sendiri, dan atau tidak terdapat bagian atau
keseluruhan tulisan yang saya salin, tiru, atau yang saya ambil dari tulisan orang
lain tanpa memberikan pengakuan pada penulis aslinya.
Apabila saya melakukan hal tersebut di atas, baik sengaja maupun tidak,
dengan ini saya menyatakan menarik skripsi yang saya ajukan sebagai hasil tulisan
saya sendiri ini. Bila kemudian terbukti bahwa saya ternyata melakukan tindakan
menyalin atau meniru tulisan orang lain seolah-olah hasil pemikiran saya sendiri,
berarti gelar dan ijazah yang telah diberikan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi
Indonesia (STIESIA) Surabaya batal saya terima.
Materai
10000
v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
A. MAHASISWA
Nama : Rifda Ayu Aztari
NPM : 19.1.01.11998
Program Studi : S1 Akuntansi
Tempat/Tanggal Lahir : Surabaya, 02 April 2001
Agama : Islam
Jumlah Saudara/Anak ke : 2 (dua) / 1 (satu)
Alamat Rumah : Rungkut Lor 5. 17
Status : Belum Kawin
B. ORANG TUA
Nama : Ida Yuniati
Alamat Rumah/Telepon : Rungkut Lor 5. 17 / 087852777373
Alamat Kantor/Telepon :-
Pekerjaan/Jabatan : Ibu Rumah Tangga
C. RIWAYAT PENDIDIKAN
1. Tamat SD di SDN Kendangsari IV Surabaya tahun 2007 – 2013
2. Tamat SMP di SMP Negeri 17 Surabaya tahun 2013 – 2016
3. Tamat SMA di SMA Negeri 17 Surabaya tahun 2016 – 2019
4. Pendidikan Tinggi (PT)
Nama PT Tempat Semester Tahun Keterangan
STIESIA Jl. Menur I – VII 2019 – 2023 Mahasiswa
Pumpungan
No. 30
Surabaya
D. RIWAYAT PEKERJAAN
Tahun Bekerja di Pangkat/Golongan Jabatan
- - - -
vi
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan hidayah-
Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “PENGARUH RISIKO
KREDIT, STRUKTUR MODAL, DAN LIKUIDITAS TERHADAP
PROFITABILITAS PADA PERUSAHAAN PERBANKAN YANG
TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA”. Penulisan skripsi ini sebagai
salah satu syarat guna memperoleh gelar strata satu (S1) pada Sekolah Tinggi Ilmu
Ekonomi Indonesia (STIESIA) Surabaya. Penulis menyadari bahwa dalam
penulisan skripsi ini tidak akan berhasil tanpa adanya bantuan dan dukungan dari
berbagai pihak yang telah banyak membantu. Sehingga, pada kesempatan kali ini
penulis menyampaikan rasa terima kasih sebesar-besarnya kepada:
1. Dr. Nur Fadjrih Asyik, S.E., M.Si., Ak., CA., selaku Ketua Sekolah Tinggi
Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA) Surabaya.
2. Dr. Wahidahwati, S.E., M.Si., Ak., CA., selaku Ketua Program Studi
Akuntansi Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA) Surabaya.
3. Farida Idayati, S.E., M.S.A. selaku Dosen Pembimbing penulisan skripsi yang
telah meluangkan waktu dan tenaga untuk membimbing serta memberikan
arahan selama mengerjakan skripsi.
4. Lydia Setyawardani, S.E., M.Si., Ak., CA. selaku Dosen Wali SA-4 yang
memberikan bimbingan dan pengarahan selama masa perkuliahan.
5. Mochamad Jamil, S.E., MM., selaku Ketua Galeri Bursa Efek Indonesia (BEI)
STIESIA Surabaya yang telah memberikan izin riset untuk melakukan riset
penelitian di BEI.
6. Bapak dan Ibu dosen serta para staf Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia
(STIESIA) Surabaya yang telah memberikan banyak ilmu yang bermanfaat
selama kegiatan perkuliahan.
7. Orang tua tercinta, Bapak Nur Qomari dan Ibu Ida Yuniati, yang selalu
memberikan kasih sayang, doa, nasihat, dukungan, semangat, serta atas
kesabaran yang luar biasa dalam setiap langkah hidup penulis, yang merupakan
anugerah terbesar dalam hidup.
vii
8. Adik tercinta Daffa Nur Halim, terima kasih atas segala doa dan dukungan.
9. Sahabat terbaik, Laili, Imraatus, Linda, Feni, Dina, Santi yang selalu
mendukung, membantu, hingga menghibur selama ini.
10. Teman seperjuangan, Laila, Nova, Aprillya, dan Yuniar yang telah
mendukung, memberikan semangat, dan kerja sama dalam hal diskusi, saran,
serta memberikan pengalaman baru pada saat kuliah.
11. Rekan-rekan SA-4 angkatan 2019 yang sama-sama berjuang dari awal hingga
akhir dan telah memberikan kesan yang tidak akan terlupakan serta
mendukung dalam penulisan skripsi.
12. Muchammad Adib, yang telah membersamai penulis pada hari-hari yang tidak
mudah selama proses pengerjaan skripsi.
13. Keluarga Menwa 809 STIESIA Surabaya yang telah memotivasi dan
memberikan dukungan sehingga dapat menyelesaikan skripsi, serta
memberikan pengalaman berorganisasi dan membagikan banyak pengalaman
di luar kampus.
14. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan hingga terselesaikannya
penulisan skripsi yang tidak dapat disebutkan satu persatu.
Semoga ALLAH SWT membalas segala kebaikan yang bapak dan ibu,
saudara, dan teman-teman yang telah terlibat dalam pembuatan skripsi. Penulis
menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan. Maka penulis
mengharapkan kritik dan saran dari pembaca untuk kedepannya skripsi ini bisa
lebih dikembangkan lagi. Semoga penulisan skripsi ini dapat memberikan manfaat
dan pengetahuan bagi pembaca.
viii
DAFTAR ISI
ix
2.4.3 Pengaruh Likuiditas Terhadap Profitabilitas ........................... 36
x
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
xiii
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh risiko kredit, struktur modal,
dan likuiditas terhadap profitabilitas. Pada penelitian ini, risiko kredit diukur
dengan Non Performing Loan (NPL), struktur modal diukur dengan Capital
Adequacy Ratio (CAR), dan likuiditas diukur dengan Loan to Deposit Ratio (LDR).
Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Populasi penelitian adalah
perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Proses
pengambilan sampel menggunakan metode purposive sampling, yaitu pemilihan
sampel dengan kriteria yang telah ditentukan. Berdasarkan kriteria tersebut,
didapatkan sampel sebanyak 30 perusahaan perbankan. Data penelitian diambil
selama tiga tahun, yaitu tahun 2019 – 2021, sehingga diperoleh 90 data yang diolah.
Teknik analisis data dilakukan menggunakan regresi linier berganda dengan
bantuan program SPSS versi 26.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa risiko kredit tidak berpengaruh terhadap
profitabilitas, artinya risiko kredit bukan menjadi penentu peningkatan jumlah
profitabilitas. Sedangkan struktur modal berpengaruh positif terhadap profitabilitas,
artinya perusahaan perbankan dapat memenuhi kecukupan modal yang menjadi
tolak ukur keberhasilan dalam memperoleh profitabilitas. Dan likuiditas
berpengaruh positif terhadap profitabilitas, artinya perusahaan perbankan mampu
menjalankan kegiatan operasionalnya dengan memenuhi kewajiban dan
menyalurkan kredit kepada pihak ketiga sehingga menghasilkan profitabilitas.
xiv
ABSTRACT
This research aimed to examine the effect of credit risk, capital structure, and
liquidity on profitability. The credit risk was measured by Non-Performing Loan
(NPL), the capital structure was measured by Capital Adequacy Ratio (CAR), and
liquidity was measured by Loan to Deposit Ratio (LDR).
The research was quantitative. Furthermore, the population was banking
companies that were listed on the Indonesia Stock Exchange (IDX). The data
collection technique used purposive sampling in which the sample was based on the
criteria given. In line with that, there were 30 banking companies as the sample
during three years (2019-2021). In total, there were 90 observation data. Moreover,
the data analysis technique used multiple linear regressions with SPSS 26.
The research result indicated that credit risk did not affect profitabilitas. Iit
meant credit risk was not the main determinant of the increase in profitability.
However, the capital structure had a positive effect on profitabilitas. This meant
banking companies could meet capital adequacy measured the success in obtaining
profitability. Likewise, liquidity had a positive effect on profitabilitas. In other
words, banking companies were able to carry out their operational activities by
fulfilling obligations and channeling credit to third parties. As consequence, it
generated profitability.
xv
BAB 1
PENDAHULUAN
pembangunan ekonomi merupakan salah satu sektor kunci yang berperan positif
penyedia jasa pembayaran, dan peredaran uang dalam masyarakat, bank juga
Banyak masalah yang terkait dengan perbankan, masalah utama yang timbul dari
perbankan, dan sistem lembaga keuangan non perbankan pada dasarnya merupakan
sistem perekonomian suatu negara yang berperan penting dalam penyediaan jasa
keuangan. Jasa keuangan disediakan oleh lembaga keuangan seperti pasar uang dan
pasar modal, namun lembaga keuangan secara umum dapat dikategorikan menjadi
dua jenis yaitu lembaga keuangan perbankan dan lembaga keuangan non
1
2
yang terdiri dari Bank Sentral, Bank Umum dan Bank Perkreditan Daerah (BPR).
Bank umum dapat menghimpun dana secara langsung dari masyarakat dalam
masyarakat terutama dalam bentuk pinjaman dan bentuk lainnya. Bank umum
bank mulai tumbuh, bank swasta muncul atau didirikan, dan sistem didirikan untuk
menilai kesehatan bank. Sejak tahun 1990, kinerja perbankan Indonesia mengalami
Kebutuhan bank dan lembaga keuangan dapat dipenuhi baik secara internal
keuangan memiliki kewajiban yang harus dipenuhi baik dalam jangka pendek
pembayaran bagi hasil kepada pelanggan, dan pembayaran dividen kepada investor.
Oleh karena itu, lembaga keuangan bank harus mengelola sebagian aset untuk
seluruh bank umum harus memenuhi modal inti sebesar Rp 3 trilliun hingga akhir
batas waktu 31 Desember 2022. Ketentuan modal inti bank umum tersebut dimuat
POJK bank umum bertujuan untuk mendukung efisiensi bank dan lembaga jasa
keuangan lain dalam Kelompok Usaha Bank (KUB) serta mengoptimalisasi sumber
daya. Menurut riset TrenAsia.com, sejauh ini terdapat 13 bank dengan modal inti
kurang dari Rp 3 trilliun, yakni PT Bank Ganesha Tbk (BGTG), PT Bank Bumi
Artha Tbk (BNBA), PT Bank Capital Indonesia Tbk (BACA), PT Bank Neo
Commerce Tbk (BBYB), PT Allo Bank Tbk (BBHI), PT Bank Amar Indonesia Tbk
Tbk (BVIC), PT Bank India of Indonesia Tbk (BSWD), PT Bank Maspion Tbk
Indonesia Tbk (BBSI), dan PT Bank Ina Perdana Tbk (BINA). Pemberlakuan
Aspek mitigasi menjadi sorotan utama agar industri keuangan, termasuk perbankan
untuk memenuhi ketentuan dari OJK tersebut, salah satunya yang banyak
diterapkan adalah right issue yaitu penerbitan saham baru oleh emiten dalam rangka
penambahan modal perusahaan dan menambah jumlah saham yang beredar di pasar
4
saham. Hal ini akan meningkatkan frekuensi perdagangan saham tersebut, dengan
kata lain untuk meningkatkan likuiditas saham perusahaan (Dianka, 2022). Dengan
meningkatkan modal tersebut, bank juga harus menjaga risiko kredit tetap
terkendali dengan mendapatkan dana pihak ketiga yang utamanya didorong oleh
peningkatan tabungan dan deposito serta menjaga rasio likuiditas dalam keadaan
yang memadai. Dengan demikian operasional bank dapat berjalan lancar karena
Beberapa faktor dalam menilai perubahan profitabilitas, antara lain risiko kredit,
struktur modal dan likuiditas bank. Pertumbuhan laba dapat dicapai yang dinilai
Analisis laporan keuangan merupakan alat yang sangat penting untuk memperoleh
informasi tentang kondisi keuangan sektor perbankan, hasil yang dicapai dengan
memilih strategi yang akan diterapkan dan keadaan yang dihasilkan serta
pertumbuhan sektor keuangan adalah alat yang sangat penting untuk memahami
dalam menyadari kelemahan dari hasil yang dicapai serta dapat mengetahui potensi
terhadap aset yang bersumber dari dana masyarakat sebagai tingkat kesehatan bank.
5
Dalam hal ini, ROA merupakan indikator profitabilitas bank yang mewakili dalam
Pada saat yang sama, kredit juga merupakan kegiatan investasi yang seringkali
menjadi penyebab utama risiko kredit bank, jika kredit tidak dikelola dengan baik
maka akan menjadi kredit bermasalah. Kredit bermasalah atau kredit macet adalah
risiko bahwa debitur tidak dapat melakukan pembayaran tepat waktu dengan tidak
mampu membayar angsuran dalam jangka waktu yang sudah diberikan sehingga
menyebabkan terjadinya masalah akuntansi. Dan apabila bank itu sendiri tidak
memberi kredit terhadap debitur maka bank tersebut tidak akan memperoleh
keuntungan yang berasal dari kredit. Dalam penelitian ini, risiko kredit diukur
menggunakan Non Performing Loan (NPL). Peningkatan NPL yang besar dapat
menimbulkan masalah bagi kesehatan bank. Sehingga bank selalu menjaga kredit
tidak dalam posisi NPL yang tinggi. Standar yang sesuai untuk NPL ditentukan
dalam menentukan tingkat yang dapat diterima. Peraturan Bank Indonesia Nomor
11/25/PBI/2009 mengatur standar tingkat NPL yaitu sebesar kurang lebih 5% dari
berupa pembiayaan utang jangka pendek, jangka panjang dan modal. Kemampuan
modal yang digunakan untuk menggerakkan operasional bank tersebut dengan dana
sebagian besar berasal dari modal sendiri, sehingga struktur modal sektor
6
perbankan khususnya kinerja dana tersebut juga memiliki pengaruh yang signifikan
terhadap tingkat pengembalian dana. Dalam penelitian ini, struktur modal diukur
digunakan untuk mengukur kecukupan modal bank dalam menunjang aset yang
mengandung atau menghasilkan risiko, misalkan kredit yang diberikan oleh bank.
Semakin tinggi CAR maka semakin baik juga kondisi sebuah bank. Berdasarkan
transaksi terkait penarikan nasabah, jika bank tidak mampu memenuhi kebutuhan
nasabah, maka bank tersebut memiliki risiko likuiditas. Ada dua jenis risiko
likuiditas, yaitu risiko kelebihan dana yang menimbun terlalu banyak uang di bank
sehingga menimbulkan korban suku bunga yang tinggi. Risiko lainnya adalah
kurangnya likuiditas dan denda dari bank sentral karena tidak cukup dana untuk
memenuhi kebutuhan jangka pendek. Bank tidak mengharapkan kedua situasi ini
maksimal akan berisiko pada tingkat risiko likuiditas yang rendah atau ketika risiko
yang tinggi. Salah satu penilaian likuiditas bank adalah dengan menggunakan Loan
to Deposit Ratio (LDR). Rasio LDR digunakan untuk mengukur kemampuan bank
deposan serta apakah dapat memenuhi permintaan kredit yang diajukan yaitu
berapa banyak kredit yang diberikan kepada nasabah. Kredit dapat mengimbangi
kewajiban bank untuk segera memenuhi permintaan deposan yang ingin menarik
kembali uangnya yang telah digunakan oleh bank untuk memberikan kredit.
membandingkan total jumlah kredit yang diberikan terhadap dana pihak ketiga.
Besarnya jumlah kredit yang disalurkan akan menentukan profitabilitas bank. Jika
bank tidak mampu memberikan kredit, sedangkan dana yang terhimpun banyak
maka akan menyebabkan bank tersebut rugi. Semakin tinggi LDR maka
kredit dengan efektif, sehingga jumlah kredit macet akan kecil. Menurut peraturan
Profitabilitas pada suatu bank telah beberapa kali dilakukan penelitian. Dari
(2017) dengan hasil penelitian yang menyatakan bahwa risiko kredit berpengaruh
dilakukan oleh Sunaryo et al., (2021) memperlihatkan bahwa risiko kredit tidak
profitabilitas.
penelitian ini karena dari beberapa penelitian sebelumnya masih terdapat hasil yang
struktur modal, dan likuiditas yang diukur dengan NPL, CAR, dan LDR. Penelitian
ini mengambil obyek perusahaan sektor perbankan yang terdaftar di BEI pada
periode 2019 – 2021. Peneliti memilih untuk melakukan penelitian pada perusahaan
perbankan karena sektor perbankan merupakan salah satu sektor yang diharapkan
memiliki prospek masa depan yang cerah dan karena perbankan merupakan salah
negara serta melihat dari kegiatan sehari-hari masyarakat tidak terlepas dari jasa
yang diberikan oleh bank. Saat ini banyak sektor perbankan yang telah go public
sehingga akan memudahkan peneliti untuk melihat posisi keuangan dan kinerja
keuangan suatu bank. Peneliti menggunakan periode waktu dari tahun 2019-2021
karena data ini merupakan data terbaru yang belum diteliti oleh peneliti
sebelumnya.
Variabel independen dalam penelitian ini adalah risiko kredit, struktur modal,
dan likuiditas yang diukur dengan Non Performing Loan (NPL), Capital Adequacy
Ratio (CAR), dan Loan to Deposit Ratio (LDR). Alasan penulis menggunakan
9
variabel independen NPL, CAR, dan LDR karena rasio-rasio tersebut umum
(ROA) sebagai variabel dependen pada perusahaan sektor perbankan serta karena
NPL dan LDR berkaitan dengan kredit yang disalurkan oleh bank dan CAR
ekonomi Indonesia.
serta referensi penelitian berikutnya di masa yang akan datang untuk diteliti
lebih lanjut terkait pengaruh risiko kredit, struktur modal, dan likuiditas
terhadap profitabilitas.
Analysis Theory yang tercermin dari pengaruh risiko kredit, struktur modal
pengembangan teori mengenai pengaruh risiko kredit, struktur modal, dan likuiditas
Indonesia.
Ruang lingkup peneliti merupakan batasan yang dibuat oleh peneliti agar
dapat terfokus dan terarah pada titik permasalahan yang akan dibahas.
1. Penelitian ini hanya menguji beberapa unsur yaitu risiko kredit, struktur
2. Obyek penelitian yaitu bank umum yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
(BEI).
rumusan masalah penelitian. Tinjauan teoritis pada penelitian ini berisikan tentang
order theory dan trade of theory. Trade off theory yang digunakan untuk
menentukan struktur modal yang optimal menentukan beberapa faktor antara lain
financial distress (biaya kesulitan keuangan), agency costs (biaya keagenan), dan
utang yang optimal dicapai ketika tax shields (penghematan pajak) telah mencapai
dihasilkan dari laba ditahan dan penerbitan saham baru karena terdapat sumber
saham baru. Pecking Order Theory merupakan suatu kebijakan yang ditempuh bagi
suatu perusahaan untuk mencari tambahan dana dengan cara menjual aset yang
12
13
dimiliki. Seperti menjual build (gedung), land (tanah), inventory (peralatan) dan
yang terlibat dalam pengelolaan bank. Oleh karena itu, dari sudut pandang lembaga
satunya kontrol keagenan dalam hal utang. Menurut Taswan (2010:115) (dalam
Fajari dan Sunarto, 2017) menyatakan bahwa pengendalian bank tidak hanya
dilakukan oleh pemegang saham, namun juga dilakukan oleh kreditur atau investor
atau deposan. Dalam istilah perbankan disebut market disipline, dalam prospektif
bank mendorong manajer utuk bekerja lebih hati-hati guna menghindari ancaman
risiko kebangkrutan. Selain itu, utang mendorong manajer untuk melepaskan arus
Dari sudut pandang manajemen bank, sumber pembiayaan bank adalah utang
yang ditunjukkan dari risiko utang terhadap modal yang relatif tinggi risikonya dan
sebagian besar aset bank dibiayai oleh dana pihak ketiga (tabungan, deposito
masyarakat). Dengan demikian, peran utang cukup besar bagi bank, namun
bahwa teori sinyal adalah teori yang menjelaskan bahwa laporan keuangan yang
baik merupakan sinyal atau tanda bahwa perusahaan juga telah berjalan dengan
baik. Sinyal yang baik akan direspon dengan baik oleh pihak lain. Informasi yang
lebih baik dari investor luar. Untuk menghindari asimetri informasi tersebut,
informasi yang asimetris sebagai pemantau dalam menanamkan dana, jadi sangat
pada laporan keuangan dimana merupakan sinyal bagi investor maupun calon
pihak bank terhadap investor, pihak ketiga atau nasabah yang diharapkan mampu
adalah risiko yang timbul karena debitur dan atau pihak lain tidak memenuhi
kewajiban kepada bank. Risiko kredit timbul dari kegiatan penyaluran dana dan
kewajiban lainnya, risiko ini timbul dari debitur yang tidak dapat memenuhi
kewajiban finansialnya kepada bank pada saat jatuh tempo. Risiko ini disebabkan
buruknya kinerja suatu bank dapat ditentukan dari adanya risiko kredit. Indikasi
aktiva tetap lebih besar daripada aktiva lancarnya, ekspansi yang berlebihan dan
ada penundaan pembayaran utang (Fajari dan Sunarto, 2017). Berdasarkan definisi
tersebut, dapat disimpulkan bahwa risiko kredit adalah risiko yang dihadapi bank
dalam penyaluran dana dalam bentuk pinjaman kepada nasabah karena beberapa
hal, nasabah tidak dapat memenuhi kewajibannya seperti pembayaran pokok dan
bunga pinjaman sesuai dengan jangka waktu perjanjian yang telah ditetapkan oleh
pihak bank, sehingga bank mengalami kerugian karena tetap mengeluarkan beban
waktu, dan tenaga pegawai bank. Bagi pemegang saham, risiko kredit
mempengaruhi dividen, nilai saham, dan moral. Pada saat yang sama, nasabah
dengan risiko kredit biasanya mengalami kerugian dalam usahanya. Selain itu,
reputasi bank memburuk. Disisi lain, dampak risiko kredit juga dialami oleh
16
nasabah lain, baik peminjam maupun pemilik modal. Bank juga memiliki
pembatasan uang tunai dan pinjaman yang lebih ketat. Hal terburuk yang bisa
terjadi adalah nasabah yang memiliki dana menarik uang dari bank karena tidak
penerimaan negara dan kesempatan kerja negara yang berimbas pada mengancam
stabilitas ekonomi karena menempatkan investasi dan dunia usaha dalam keadaan
daya beli masyarakat sehingga menurunkan penjualan dan mengganggu cash flow
debitur.
Menurut (Dwi R et al., 2020) risiko kredit timbul dari beberapa kemungkinan
sebagai berikut:
2. Obligasi yang dibeli oleh bank, tidak membayar kupon dan atau pokok utang.
timbul akibat gagal bayar dari debitur, sehingga kerugian yang timbul akibat gagal
1. Penyaringan
diambil, sehingga debitur terpilih telah melalui proses seleksi yang baik.
2. Pembatasan
3. Diversifikasi
kerugian kredit yang disebut dengan mitigasi risiko kredit dengan metode yang
menentukan probabilitas gagal bayar. Dalam hal ini, bank memeriksa keakuratan
dari alat ukur dengan cara membandingkannya dengan standar risiko yang
memungkinkan bank menetapkan peluang tertentu dari setiap kejadian yang tidak
18
Bank mengukur portofolio kredit untuk memastikan bahwa kredit tidak terlalu
terkonsentrasi pada satu kegiatan atau wilayah geografis tertentu. Dengan cara ini,
bank dapat menerapkan strategi investasi dari berbagai jenis instrumen investasi
untuk mengurangi risiko. Jenis analisis ini dapat digunakan untuk pinjaman bisnis
dan pribadi.
3. Sekuritisasi
Selain penyediaan modal yang memadai, bank juga melakukan upaya lain
untuk melindungi usahanya. Salah satu teknik yang digunakan adalah menjual
sebagian portofolio kredit kepada investor sebagai surat berharga. Teknik ini
jenis kredit tertentu yang menurut skenario perbankan menunjukkan tingkat risiko
4. Peran Agunan
Agunan adalah aktiva yang diperjanjikan kreditnya oleh debitur dan dapat
diambil alih jika terjadi kebangkrutan. Agunan memainkan peran penting dalam
kebijakan kredit bank. Jaminan yang paling sederhana dan paling aman adalah uang
tunai, tetapi jaminan yang paling umum adalah properti tempat tinggal.
19
6. Manajemen Pemulihan
kerugiannya. Oleh karena itu, beberapa bank telah membentuk unit kerja yang
secara khusus menangani pemulihan kerugian kredit sebagai bagian dari proses
Performing Loan (NPL). Non Performing Loan (NPL) sebagai variabel independen
(X1), yaitu rasio antara kredit bermasalah dengan kredit yang disalurkan. Risiko
kredit dapat dihitung menggunakan NPL, karena NPL merupakan kondisi dimana
nasabah telah tidak mampu untuk membayar seluruh atau sebagian kewajiban bank
sesuai dengan kontrak kredit. (Nadillah dan Muniarty, 2021). Rasio NPL
merupakan rasio yang digunakan untuk mengetahui kualitas aset bank. Selain itu,
pinjaman rumit yang ditawarkan oleh bank. Peningkatan tarif NPL akan
jaminan internal untuk mengurangi peningkatan tarif NPL. Hal ini terjadi karena
semakin banyak modal, artinya uang yang akan dikeluarkan dimasa depan justru
berbalik arah. Situasi seperti ini akan mengganggu operasional internal bank dan
untuk mengelola kredit bermasalah yang diberikan oleh bank. Kredit dalam hal ini
adalah kredit yang diberikan kepada pihak bank dan tidak termasuk kredit kepada
bank lain. Kredit bermasalah adalah kredit yang memiliki kualitas kurang lancar,
kesehatan bank. Bank harus selalu menjaga kredit supaya tidak dalam posisi NPL
yang tinggi. Jadi, kinerja keuangan bank menurun jika nilai ROA menurun karena
nilai NPL semakin besar, dan sebaliknya kinerja keuangan bank semakin baik jika
Standar yang tepat untuk NPL agar dapat menentukan tingkat wajar maka
NPL yang dibolehkan Bank Indonesia sekarang yaitu maksimum 5%, apabila
Modal merupakan salah satu faktor yang sangat penting bagi bank dalam
Bank dapat menumbuhkan struktur permodalan yang kuat untuk membangun posisi
ekuitas dalam struktur keuangan jangka panjang perusahaan. Dasar keputusan ini
dalam hal pembiayaan utang jangka pendek, jangka panjang, dan modal yang
Kelangsungan hidup bank sangat bergantung pada tingkat kecukupan modal yang
dana yang digunakan untuk operasional perbankan tidak berasal dari modal sendiri.
Sumber pendanaan sektor perbankan dibagi menjadi dua, yaitu pendanaan internal
operasional yang terjadi didalam perusahaan, seperti modal disetor dari pemegang
saham. Namun, pembiayaan eksternal berasal dari masyarakat, kreditur dan debitur,
22
serta dapat diperoleh dari pinjaman lembaga lain. Berdasarkan peraturan dari Bank
modalnya sebesar 8 %.
Ratio (CAR) sebagai variabel independen (X2), yaitu rasio permodalan yang
pengembangan usaha dan menampung risiko kerugian dana yang diakibatkan oleh
kegiatan operasi bank. Risiko yang dimaksud dalam dana modal internal seperti
kredit, penyertaan, surat berharga, tagihan pada bank lain, serta risiko pada dana
modal eksternal seperti pinjaman atau simpanan dari masyarakat, dan lain-lain.
CAR menunjukkan sejauh mana penurunan aset bank masih dapat ditutup oleh
antara modal yang dimiliki bank dan jumlah aktiva tertimbang menurut risiko
tercantum dalam neraca) dan ATMR aktiva administrative (aktiva yang bersifat
tinggi CAR maka semakin baik kemampuan bank tersebut untuk menanggung
risiko dari setiap kredit. Jika nilai CAR tinggi maka bank tersebut dapat membiayai
menggunakan Capital Adequacy Ratio (CAR). Besarnya CAR diukur dari rasio
antara modal sendiri terhadap Aktiva Tertimbang Menurut Risiko (ATMR). Sesuai
2.1.6 Likuiditas
manajemen risiko bagi bank umum mendefinisikan risiko likuiditas adalah risiko
akibat ketidakmampuan bank untuk memenuhi kewajiban yang jatuh tempo dari
sumber pendanaan arus kas dan atau dari aset likuid berkualitas tinggi yang dapat
kewajiban keuangan jangka pendek tepat pada waktu, yang ditunjukkan dengan
kemampuan bank untuk menyediakan uang kas dalam memenuhi kewajiban dengan
biaya yang wajar (Ikatan Bankir Indonesia, 2016:48). Berdasarkan definisi tersebut,
penarikan dana dari deposan dengan mengandalkan kredit yang diberikan sebagai
pinjaman yang cukup besar kepada masyarakat, maka hal tersebut dapat menjadi
atau profit bank tersebut. Oleh karena itu, bank harus menyediakan likuiditas yang
profitabilitas perusahaan perbankan. Jika kredit yang dialokasikan lebih besar dari
dana nasabah, maka timbul kondisi tidak likuid, sedangkan jika jumlah kredit yang
diberikan lebih kecil dari dana nasabah, akibatnya adalah dana tidak terpakai (idle
money) dan hal ini akan berpengaruh pada jalannya kegiatan operasional
perbankan. Dalam situasi yang tidak likuid, bank berjuang untuk mendapatkan
kepercayaan publik, yang membuat operasi menjadi sulit dan mengarah pada
sebagai penghimpun dana dan penyalur dana untuk memperoleh profit yang dapat
diterima. Pada sisi kewajiban, bank harus dapat memenuhi kewajibannya kepada
nasabah setiap kali simpanan nasabah ditarik. Sedangkan pada sisi aset, bank harus
setiap kali simpanan nasabah ditarik. Bank harus setuju untuk membayar kredit
pengelolaan dana dan aset bank untuk menjaga posisi likuiditas dan memenuhi
1. Shiftability Theory
kemampuan bank untuk mentransfer dana kepada orang lain dengan harga yang
dapat diprediksi.
pinjaman dengan obligasi korporasi jangka pendek yang dapat dicairkan (self-
liquidating).
Teori likuiditas ini menjelaskan bahwa dana yang dialokasikan oleh bank
ratio (LDR) sebagai variabel independen (X3) yang menunjukkan seberapa jauh
lain, sejauh mana pemberian kredit kepada nasabah dapat mengimbangi kewajiban
26
bank untuk segera memenuhi permintaan deposan yang ingin mencairkan uang
Dengan LDR yang tinggi, dapat diasumsikan bahwa cash flow dari
perusahaan pinjaman dan pembayaran bunga yang dilakukan oleh debitur kepada
bank menjadi tidak sebanding dengan kebutuhan untuk memenuhi cash outflow
penarikan dana giro, tabungan dan deposito yang jatuh waktu dari masyarakat.
Dapat diduga dengan LDR tinggi, bank secara potensial dapat mengalami kesulitan
Menurut Sugiantari dan Dans (dalam Wulandari et al., 2022) semakin tinggi
LDR suatu bank, maka semakin besar kredit yang disalurkan, yang akan
Semakin tinggi rasio ini maka semakin rendah pula kemampuan likuiditas bank
yang bersangkutan. Hal ini disebabkan karena jumlah dana yang dibutuhkan untuk
membiayai kredit semakin besar. Sebaliknya, semakin rendah LDR, semakin tidak
efisien bank tersebut dalam menyalurkan kredit. LDR yang rendah menunjukkan
bank yang likuid dengan kelebihan kapasitas dana yang siap untuk dipinjamkan.
atas Peraturan Bank Indonesia Nomor 15/15/PBI/2013 tentang giro wajib minimum
bank umum dalam rupiah dan valuta asing bagi bank umum konvensional
menyebutkan bahwa batas bawah LDR yaitu sebesar 78%, sedangkan batas atas
2.1.7 Profitabilitas
perbandingan antara laba bersih perusahaan terhadap investasi atau ekuitas yang
2018). Sedangkan menurut (Dwi R et al., 2020) profitabilitas merupakan faktor lain
tersedia seperti uang tunai, aset dan modal. Profitabilitas menggambarkan efisiensi
dinyatakan dalam persentase. Keuntungan pada dasarnya adalah laba (rupiah) yang
Jika bank memiliki laba yang baik maka kelangsungan hidup bank terjamin
dalam laporan keuangan perusahaan, terutama neraca dan laporan laba rugi.
28
yang dinyatakan secara kualitatif melalui analisis laporan keuangan sebagai tingkat
akhir bersih dari berbagai kebijakan dan keputusan manajemen. Rasio keuntungan
akan memberikan jawaban akhir atas efisiensi pengelolaan perusahaan, rasio ini
Tabel 1
Pedoman Perhitungan Rasio Profitabilitas
Indikator Rumus
keseluruhan. Return on Asset (ROA) menurut Surat Edaran Bank Indonesia Nomor
penting bagi bank dan digunakan untuk mengukur efisiensi bank dalam
Semakin besar ROA maka semakin besar pula tingkat keuntungan yang
dicapai bank tersebut dari segi penggunaan aset. Rasio ini digunakan untuk
yang harus dikumpulkan dan dipakai untuk menghasilkan jumlah laba tertentu).
bank untuk mencapai profitabilitas, dan penggunaan rasio ROA digunakan oleh
profitabilitasnya.
1. Fajari dan Sunarto, 2017 dalam penelitiannya yang berjudul Pengaruh CAR,
Sampai 2015). Penelitian menyatakan bahwa Variabel CAR dan LDR tidak
modal yang ada untuk disalurkan ke kredit sehingga keuntungan bank belum
30
negatif signifikan yang nilainya agak tinggi, berarti bank belum melakukan
Pihak Ketiga, Risiko Kredit, Loan to Deposit Ratio dan Struktur Modal
Pihak Ketiga, Risiko Kredit, Loan To Deposit Ratio dan Struktur Modal
Perbankan (Studi pada Perusahaan Bank Umum yang Terdaftar di BEI Tahun
signifikan terhadap Return on Asset (ROA), Net Interest Margin (NIM) tidak
7. Santi, 2020 dalam penelitiannya yang berjudul Pengaruh Risiko Kredit dan
ROA.
profitabilitas.
33
LDR, NPL, BOPO, CAR, dan GCG Terhadap Profitabilitas pada Perusahaan
biaya operasional dengan baik dan semakin baik kinerja Good Corporate
teori signal dan teori agen. Non Performing Loan dan Capital Adequacy Ratio
10. Ningsih dan Manda, 2021 dalam penelitiannya yang berjudul Pengaruh
negatif sebesar -0,386 dan nilai signifikansi 0,017 > 0,05, CAR tidak
terdata di BEI dengan koefisien β positif sebesar 0,051 serta nilai signifikansi
Struktur
Modal
(X2)
Risiko
Likuiditas
Kredit
(X3)
(X1)
Profitabilitas
(Y)
Gambar 1
Rerangka Konseptual
Sumber: Diolah oleh peneliti
2.4 Pengembangan Hipotesis
penelitian, dan landasan teori yang telah dikemukakan sebelumnya, maka hipotesis
negatif signifikan terhadap profitabilitas bank, artinya semakin rendah NPL maka
profitabilitas bank semakin baik karena kredit bermasalah yang dialami oleh bank
rendah sehingga peroleh bunga dan pokok pinjaman akan lebih besar. Semakin
rendah tingkat kredit bermasalah maka semakin kecil risiko kredit yang ditanggung
oleh pihak bank. Dengan risiko kredit yang rendah, bank dapat mengurangi
cadangan kredit sehingga modal pada akhirnya akan meningkat. Besarnya modal
wajar, meningkatnya peluang bank untuk memperoleh pendapatan dari kredit yang
profitabilitas bank. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Ningsih dan
variabel CAR berpengaruh positif dan signifikan terhadap profitabilitas bank, yang
artinya semakin tinggi CAR maka akan semakin meningkat ROA di bank tersebut
karena semakin besar CAR suatu bank menunjukkan bahwa bank memiliki modal
yang cukup untuk pengembangan usahanya dan bank memiliki pengetahuan untuk
berharga sehingga ROA atau tingkat pengembalian yang didapat oleh bank akan
36
semakin meningkat. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Wulandari et al.,
LDR berpengaruh positif dan signifikan terhadap profitabilitas bank, yang artinya
penyaluran ke dana pinjaman atau kredit semakin besar sehingga akan menambah
pendapatan bunga yang pada akhirnya laba akan meningkat. Jika pihak ketiga tidak
tersalur atas idle money maka akan menyebabkan bank kehilangan peluang untuk
laba menjadi rendah. Semakin tinggi rasio tersebut memberikan indikasi semakin
karena jumlah dana yang diperlukan untuk membiayai kredit akan semakin besar.
Semakin tinggi LDR bank, maka laba akan semakin meningkat. Hasil penelitian ini
METODE PENELITIAN
pengukuran data kuantitatif dan statistik objektif melalui perhitungan ilmiah yang
berasal dari sampel. Penelitian kausal komparatif merupakan jenis penelitian yang
variabel atau lebih, hubungan sebab dimana risiko kredit, struktur modal, dan
akan diuji dengan SPSS yang dilakukan pengujian dengan pembuktian atas
sekunder adalah data yang diperoleh oleh peneliti secara tidak langsung melalui
sumber yang sudah ada pada umumnya berupa bukti catatan atau laporan historis
Adapun gambaran dari populasi (objek) penelitian ini adalah bank umum go
public yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama tiga tahun periode berturut-
37
38
pengambilan sampel dengan kriteria tertentu. Berikut kriteria yang harus dipenuhi
Tabel 2
Sampel Penelitian
Kriteria Jumlah
Populasi: Perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI hingga 48
tahun 2021
Pengambilan sampel berdasarkan kriteria (purposive sampling):
1. Perusahaan perbankan yang tidak go public dan terdaftar di (1)
Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2019 – 2021.
2. Perusahaan perbankan yang tidak menerbitkan data laporan (3)
keuangan secara lengkap dan tersedia selama periode 2019 –
2021 secara berturut-turut.
3. Perusahaan perbankan yang diteliti tidak menunjukkan laba (14)
positif dalam laporan keuangan tahunan periode 2019 –
2021.
Sampel penelitian 30
Total sampel (n x periode penelitian) (30x3 tahun) 90
Sumber: Lampiran 1 (Galeri Investasi Bursa Efek Indonesia STIESIA Surabaya)
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data dokumenter. Jenis data
yang digunakan adalah data sekunder yaitu laporan keuangan bank umum pada
periode 2019 – 2021. Untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian ini,
39
oleh bank mengenai informasi laporan keuangan. Data tersebut diperoleh melalui
situs resmi Bursa Efek Indonesia (www.idx.co.id) periode 2019 – 2021. Jangka
Suatu penelitian terdapat dua jenis variabel yaitu variabel dependen dan
variabel independen.
keuntungan melalui total aset yang dimilikinya. Profitabilitas sangat penting bagi
masa depan sebuah perusahaan karena dengan memiliki profitabilitas yang baik
akan menjamin masa depan bank. Dalam penelitian ini, peneliti memilih
Asset yang semakin besar nilainya akan semakin besar juga kinerja bank. Menurut
𝐿𝑎𝑏𝑎 𝐵𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ
ROA = x 100%
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑒𝑡
40
Variabel independen dalam penelitian ini adalah risiko kredit, struktur modal,
1. Risiko Kredit
pembayaran yang tidak terbayarkan oleh nasabah dan melebihi jangka waktu yang
telah ditentukan. Jadi, risiko kredit adalah dana yang diberikan kepada nasabah
tetapi tidak dapat dibayar dalam jangka waktu yang telah ditetapkan oleh pihak
𝐾𝑟𝑒𝑑𝑖𝑡 𝐵𝑒𝑟𝑚𝑎𝑠𝑎𝑙𝑎ℎ
NPL = 100%
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐾𝑟𝑒𝑑𝑖𝑡
2. Struktur Modal
Struktur modal sebagai variabel independen (X2) adalah rasio kinerja bank
yang mengukur kecukupan modal untuk dimiliki oleh bank dalam menunjang aset
yang mengandung atau menghasilkan risiko. Menurut Surat Edaran Otoritas Jasa
3. Likuiditas
Likuiditas sebagai variabel independen (X3) adalah jumlah total kredit yang
diberikan bank dan proporsi dana yang diterima bank dari masyarakat. Rasio
pihak ketiga yang dihimpun oleh bank tersebut. Menurut Surat Edaran Otoritas Jasa
Teknik analisis data adalah metode yang digunakan untuk menganalisis suatu
penelitian guna menguji suatu hipotesis. Data yang digunakan dalam penelitian ini
suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata, standar deviasi, maksimum, minimum,
sum, dan range. Statistik deskriptif mendeskripsikan data menjadi sebuah informasi
yang lebih jelas dan mudah dipahami (Ghozali, 2016:19). Analisis statistik
pengelompokkan data, penentuan nilai, fungsi statistik, serta pembuatan grafik dan
gambar.
Uji asumsi klasik dilakukan dengan empat tahap yaitu uji asumsi normalitas,
dari uji tersebut, agar persamaan regresi yang dihasilkan teruji ketetapannya. Untuk
lebih jelasnya berikut adalah definisi dari empat pengujian asumsi klasik tersebut:
42
1. Uji Normalitas
dalam model regresi variabel independen dan variabel dependen atau keduanya
mempunyai distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah distribusi
data normal atau mendekati normal. Apabila variabel tidak berdistribusi secara
normal maka hasil uji statistik akan mengalami penurunan. Hasil suatu distribusi
normal dengan distribusi kumulatif. Jika distribusi data normal, maka garis yang
Uji normalitas data dalam penelitian ini berdasarkan pada analisis uji statistik
a. Jika hasil 1-Sample K-S lebih besar dari signifikansi 0,05 maka model regresi
b. Jika hasil 1-Sample K-S lebih kecil dari signifikasnsi 0,05 maka model regresi
2. Uji Multikoleniaritas
pada sampel. Hal tersebut berarti standard error besar, akibatnya ketika koefisien
diuji, t-hitung akan bernilai kecil dari t-tabel. Hal ini menunjukkan tidak adanya
dependen.
43
a. Jika nilai Variance Inflaction Factor (VIF) < 10 dan nilai Tolerance Value ≥
b. Jika nilai Variance Inflaction Factor (VIF) > 10 dan nilai Tolerance Value ≤
3. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi adalah uji yang bertujuan untuk menguji apakah terdapat
apakah terdapat hubungan antara residual dalam model regresi linier yang tidak
saling independen. Model regresi yang baik adalah tidak terdapat autokorelasi,
sebab uji autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu
berkaitan dengan lainnya. Salah satu dalam menentukan uji autokorelasi dengan uji
4. Uji Heteroskedastisitas
Uji ini bertujuan untuk menguji apakah terdapat ketidaksamaan varians dari
residual satu pengamatan ke pengamatan lain dalam model regresi. Jika varians
melihat grafik sccatterplot atau nilai prediksi dari variabel dependen yaitu SRESID
beserta residual error yaitu ZPRED. Jika tidak ada pola tertentu dan menyebar
diatas dan dibawah angka nol pada sumbu y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.
Model yang baik adalah model yang tidak terjadi heteroskedastisitas karena data
a. Titik-titik data menyebar di atas dan di bawah sekitar angka 0 pada sumbu y.
Analisis regresi linier berganda yaitu suatu analisis yang akan menjelaskan
menaikkan dan menurunkan nilainya (Hidayati et al., 2021). Analisis regresi linier
berganda dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui pengaruh risiko kredit
yang menggunakan indikator Non Performing Loan (NPL), struktur modal yang
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2019 – 2021. Adapun bentuk umum
PF = α + β1 X1 + β2 X2 + β3 X3 + e
PF = Profitabilitas
α = Konstanta
β1 β2 β3 = Koefisien Regresi
X1 = Risiko Kredit
X2 = Struktur Modal
X3 = Likuiditas
e = Faktor Pengganggu dari Model (Erorr)
Selain diketahui persamaan regresi maka hubungan antara variabel
independen dan variabel dependen dapat ditafsirkan berdasarkan nilai koefisien dari
variabel independen.
penelitian. Model Goodness of Fit dapat diukur dari nilai uji goodness of fit (uji F),
1. Uji F
yang dianalisis memiliki tingkat kelayakan model yang tinggi yaitu variabel-
variabel yang digunakan mampu untuk menjelaskan fenomena yang dianalisis”. Uji
F ini dapat dilakukan melalui pengamatan nilai signifikan F dalam Tabel Analysis
of Variance (ANOVA) pada tingkat α yang digunakan yaitu 0,05 (a=5%). Selain
itu, uji F dapat dilihat dengan membandingkan perhitungan nilai Fhitung dengan
nilai Ftabel, di mana jika nilai Fhitung > nilai Ftabel maka artinya model regresi
memiliki kelayakan. Untuk mengetahui nilai Ftabel dengan derajat kebebasan df(1)
46
= k-1 dan df(2) = n-k, dimana n = jumlah observasi dan k = jumlah variabel
(independen dan dependen). Maka kelayakan uji F data dalam penelitian ini
a. Jika p-value (pada kolom sig.) > level of significant (0,05) maka penelitian
b. Jika p-value (pada kolom sig.) < level of significant (0,05) maka penelitian
Menurut Ghozali (2018:97) uji Koefisien Determinasi atau uji Rsquare (R²)
independen. Nilai koefisien determinasi yaitu antara nol dan satu. Nilai adjusted R²
pengaruh yang kurang kuat). Nilai yang mendekati angka satu menunjukkan
Menurut (Ghozali, 2018) Uji t digunakan untuk menguji secara parsial ada
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2019 – 2021 maka dilakukannya
uji t.
variabel independen seperti risiko kredit, struktur modal, dan likuiditas berpengaruh
secara parsial terhadap variabel dependen yaitu profitabilitas. Uji t dapat dilihat
dengan membandingkan perhitungan nilai t-hitung dengan nilai t-tabel, di mana jika
nilai t-hitung > t-tabel maka hipotesis diterima. Untuk mengetahui nilai t-tabel
variabel. Adapun kriteria pengujian secara parsial dengan tingkat level of significant
(NPL).
a. Jika p-value (pada kolom sig.) > level of significant (0,05) maka Ha ditolak
yang berarti Non Performing Loan (NPL) secara parsial tidak berpengaruh
terhadap profitabilitas.
b. Jika p-value (pada kolom sig.) < level of significant (0,05) maka Ha diterima
terhadap profitabilitas.
(CAR)
a. Jika p-value (pada kolom sig.) > level of significant (0,05) maka Ha ditolak
yang berarti Capital Adequacy Ratio (CAR) secara parsial tidak berpengaruh
terhadap profitabilitas.
48
b. Jika p-value (pada kolom sig.) < level of significant (0,05) maka Ha diterima
terhadap profitabilitas.
a. Jika p-value (pada kolom sig.) > level of significant (0,05) maka Ha ditolak
yang berarti Loan to Deposit Ratio (LDR) secara parsial tidak berpengaruh
terhadap profitabilitas.
b. Jika p-value (pada kolom sig.) < level of significant (0,05) maka Ha diterima
terhadap profitabilitas.
BAB 4
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode 2019 – 2021 dalam jangka
waktu tiga tahun. Penelitian ini menggunakan metode purposive sampling untuk
pemilihan sampel data, dengan terdapat beberapa kriteria untuk tujuan tertentu
perusahaan yang memenuhi kriteria sebagai sampel dalam penelitian ini, seperti
yang telah diuraikan dalam BAB 3, sehingga total pengamatan yang digunakan
sebanyak 90 data.
1. Risiko Kredit
Risiko kredit adalah risiko yang dihadapi bank dalam penyaluran dana dalam
bentuk pinjaman kepada nasabah karena beberapa hal, nasabah tidak dapat
dengan jangka waktu perjanjian yang telah ditetapkan oleh pihak bank, sehingga
bank mengalami kerugian karena tetap mengeluarkan beban bunga untuk simpanan
nasabah. Dan apabila bank itu sendiri tidak memberi kredit terhadap debitur maka
bank tersebut tidak akan memperoleh keuntungan yang berasal dari kredit. Oleh
49
50
karena itu, bank harus memperhatikan kinerja keuangan calon debitur sebagai bahan
bank untuk mengelola kredit bermasalah yang diberikan oleh bank. Kredit dalam hal
ini adalah kredit yang diberikan kepada pihak bank dan tidak termasuk kredit kepada
bank lain. Kredit bermasalah adalah kredit yang memiliki kualitas kurang lancar,
diragukan, dan macet. Jika nilai NPL semakin besar, maka profitabilitas perbankan
menurun. Tabel 3 berikut merupakan tabel perhitungan risiko kredit yang sudah
Tabel 3
Hasil Perhitungan Risiko Kredit
Kode
No 2019 2020 2021
Perusahaan
1 SDRA 0.016569234 0.011239231 0.009436583
2 PNBN 0.031545098 0.031280675 0.029700231
3 NOBU 0.020958069 0.002150214 0.005826509
4 NISP 0.017802853 0.020132222 0.025110411
5 MEGA 0.024613357 0.013917301 0.011165443
6 MCOR 0.025480061 0.027336865 0.044858791
7 MAYA 0.040095134 0.042758034 0.039951143
8 BTPS 0.012991691 0.02080354 0.025121889
9 BTPN 0.008167533 0.012303902 0.017267918
10 BSIM 0.084954104 0.052619948 0.052075384
11 BRIS 2.070449622 2.314540926 0.288399366
12 BNLI 0.007717707 0.01396071 0.016969869
13 BNII 0.036325555 0.043583788 0.040308399
14 BNGA 0.028720121 0.038588891 0.03759897
15 BNBA 0.015390792 0.026702661 0.031008967
16 BMRI 0.022012422 0.030767061 0.02414162
17 BMAS 0.023444482 0.019340057 0.016786718
18 BJTM 0.007333265 0.009248603 0.009994295
19 BJBR 0.005192669 0.01027279 0.009073922
20 BINA 0.038671621 0.01481196 0.027254276
21 BGTG 0.023258059 0.056428672 0.053646825
22 BDMN 0.032721523 0.029964098 0.028765221
23 BBTN 0.004590002 0.006860461 0.008167114
51
diperoleh dari menghitung NPL dengan membagi jumlah kredit kurang lancar,
diragukan, dan macet dengan total kredit yang disalurkan kemudian dikali 100%.
Hasil tersebut menunjukkan bahwa nilai NPL terendah pada tahun 2019 dimiliki
oleh bank BJTM dengan nilai sebesar 0.007333265, kemudian pada tahun 2020 dan
2021 dimiliki oleh bank BACA dengan nilai masing-masing sebesar 0.000001096
dan 0. Sedangkan nilai NPL tertinggi pada tahun 2019, 2020, dan 2021 dimiliki
dan 0.288399366. Hal ini menunjukkan bahwa bank BRIS mengalami risiko kredit
2. Struktur Modal
pembiayaan utang jangka pendek, jangka panjang, dan modal yang menyediakan
kerangka kerja untuk menangani modal bank dan deposito. Kelangsungan hidup
bank sangat bergantung pada tingkat kecukupan modal yang memandu operasi
bank. Perhitungan struktur modal bank didasarkan pada rasio atau perbandingan
antara modal yang dimiliki bank dan jumlah ATMR. Semakin tinggi Capital
Adequacy Ratio (CAR) maka semakin baik kemampuan bank tersebut untuk
52
menanggung risiko dari setiap kredit. Jika nilai CAR tinggi maka bank tersebut
Tabel 4
Hasil Perhitungan Struktur Modal
Kode
No 2019 2020 2021
Perusahaan
1 SDRA 0.20021 0.199893 0.244772
2 PNBN 0.234073 0.295829 0.298615
3 NOBU 0.215646 0.220988 0.209137
4 NISP 0.191733 0.220531 0.230473
5 MEGA 0.236766 0.310382 0.272993
6 MCOR 0.173829 0.352848 0.379595
7 MAYA 0.161873 0.154547 0.143662
8 BTPS 0.743074 0.948599 1.256854
9 BTPN 0.24239 0.255511 0.261692
10 BSIM 0.173232 0.170965 0.291157
11 BRIS 0.252571 0.190435 0.220865
12 BNLI 0.198853 0.356765 0.349354
13 BNII 0.213764 0.243117 0.269168
14 BNGA 0.209177 0.21239 0.222941
15 BNBA 0.235469 0.258013 0.417287
16 BMRI 0.213871 0.198991 0.19603
17 BMAS 0.201868 0.165288 0.136908
18 BJTM 0.217708 0.216447 0.235238
19 BJBR 0.177135 0.173103 0.179105
20 BINA 0.374099 0.400841 0.53138
21 BGTG 0.328384 0.356989 0.67155
22 BDMN 0.241811 0.249777 0.267202
23 BBTN 0.173167 0.193387 0.191352
24 BBRI 0.225526 0.206091 0.252848
25 BBNI 0.226128 0.193818 0.228833
26 BBMD 0.386015 0.47293 0.481185
27 BBCA 0.246411 0.268943 0.268527
28 BACA 0.126674 0.181135 0.405181
29 BABP 0.151573 0.157492 0.243112
30 AMAR 0.556449 0.453442 0.298458
Sumber: Lampiran 3 (Laporan keuangan yang diolah oleh peneliti)
53
diperoleh dari menghitung CAR dengan membagi modal dengan ATMR kemudian
dikali 100%. Hasil tersebut menunjukkan bahwa nilai CAR terendah pada tahun
2019 dimiliki oleh bank BACA dengan nilai sebesar 0.126674, kemudian pada
tahun 2020 dimiliki oleh bank MAYA dengan nilai sebesar 0.154547 dan 2021
dimiliki oleh bank BMAS dengan nilai sebesar 0.136908. Sedangkan nilai CAR
tertinggi pada tahun 2019, 2020, dan 2021 dimiliki oleh bank BTPS dengan nilai
bahwa bank BTPS mempunyai struktur modal yang tinggi, sehingga bank tersebut
3. Likuiditas
Apabila suatu perusahaan perbankan dapat memberikan pinjaman yang cukup besar
kepada masyarakat, maka hal tersebut dapat menjadi pilar penyangga bank tersebut,
tersebut. Oleh karena itu, bank harus menyediakan likuiditas yang cukup untuk
melayani nasabah yang beroperasi secara efisien. Dengan Loan to Deposit Ratio
lebih besar dari dana nasabah, maka timbul kondisi tidak likuid, sedangkan jika
jumlah kredit yang diberikan lebih kecil dari dana nasabah, akibatnya adalah dana
tidak terpakai (idle money) dan hal ini akan berpengaruh pada jalannya kegiatan
Tabel 5
Hasil Perhitungan Likuiditas
Kode
No 2019 2020 2021
Perusahaan
1 SDRA 1.386268 1.599554 1.401776
2 PNBN 1.040501 0.811793 0.845047
3 NOBU 0.787311 0.75988 0.609131
4 NISP 4.548229 2.984303 2.173702
5 MEGA 9.625791 5.707895 3.712812
6 MCOR 1.066643 0.78883 0.699424
7 MAYA 0.896875 0.744983 0.704305
8 BTPS 4.624408 4.712982 4.760291
9 BTPN 1.772882 1.433096 1.314214
10 BSIM 0.864608 0.613653 0.429747
11 BRIS 0.044462 0.020002 0.158633
12 BNLI 0.853047 0.760265 0.649949
13 BNII 0.987146 0.817195 0.789181
14 BNGA 0.945797 0.770261 0.679885
15 BNBA 0.863084 0.75464 0.616518
16 BMRI 10.3094 0.838397 0.858652
17 BMAS 0.938799 0.838532 0.682813
18 BJTM 0.617254 0.584593 0.491794
19 BJBR 190.8318 182.6627 152.8227
20 BINA 0.614581 0.398034 0.285246
21 BGTG 0.811391 0.622851 0.382381
22 BDMN 0.973346 0.840009 0.825692
23 BBTN 0.023959 0.023939 0.031123
24 BBRI 0.842118 0.767127 0.79876
25 BBNI 0.926737 0.83694 0.729792
26 BBMD 0.862171 0.711657 0.697703
27 BBCA 0.818384 0.656424 0.60893
28 BACA 0.595306 0.38991 0.12319
55
dari menghitung LDR dengan membagi jumlah kredit yang diberikan dengan total
dana pihak ketiga kemudian dikali 100%. Hasil tersebut menunjukkan bahwa nilai
LDR terendah pada tahun 2019 dan 2021 dimiliki oleh bank BBTN dengan nilai
dimiliki oleh bank BRIS dengan nilai sebesar 0.020002. Sedangkan nilai LDR
tertinggi pada tahun 2019, 2020, dan 2021 dimiliki oleh bank BJBR dengan nilai
bahwa bank BJBR merupakan bank yang likuid dengan kelebihan kapasitas dana
yang siap dipinjamkan, yang artinya bank tersebut dapat menyalurkan kredit
4. Profitabilitas
keuntungan dari semua sumber yang tersedia seperti uang tunai, aset dan modal.
sangatlah penting untuk masa depan sebuah perusahaan karena dengan memiliki
profitabilitas yang baik maka masa depan bank terjamin. Penggunaan rasio Return
dilakukan oleh pihak Bank Indonesia sebagai penilaian kesehatan bank dalam aspek
56
Tabel 6
Hasil Perhitungan Profitabilitas
Kode
No 2019 2020 2021
Perusahaan
1 SDRA 0.013531 0.014085 0.014364
2 PNBN 0.016557 0.014327 0.008887
3 NOBU 0.003483 0.003902 0.003094
4 NISP 0.016265 0.010188 0.011752
5 MEGA 0.019868 0.026811 0.030163
6 MCOR 0.00418 0.00198 0.003031
7 MAYA 0.005654 0.000694 0.00037
8 BTPS 0.090986 0.051999 0.079002
9 BTPN 0.016475 0.01095 0.016175
10 BSIM 0.000185 0.002657 0.002425
11 BRIS 0.001716 0.004298 0.011415
12 BNLI 0.009293 0.003649 0.005253
13 BNII 0.01138 0.007415 0.009954
14 BNGA 0.013273 0.007159 0.013188
15 BNBA 0.006726 0.00459 0.005129
16 BMRI 0.021586 0.012345 0.017705
17 BMAS 0.007893 0.006625 0.005632
18 BJTM 0.017943 0.017806 0.015121
19 BJBR 0.012664 0.011991 0.012748
20 BINA 0.001352 0.002296 0.00264
21 BGTG 0.002462 0.000596 0.001267
22 BDMN 0.021912 0.005421 0.008683
23 BBTN 0.000671 0.004436 0.00639
24 BBRI 0.024291 0.012343 0.018328
25 BBNI 0.01834 0.003726 0.011377
26 BBMD 0.019191 0.023018 0.032508
27 BBCA 0.031088 0.02524 0.025596
28 BACA 0.000838 0.003037 0.001558
29 BABP 0.001926 0.000894 0.000918
30 AMAR 0.017792 0.002116 0.000791
Sumber: Lampiran 5 (Laporan keuangan yang diolah oleh peneliti)
Berdasarkan tabel 6 menunjukkan hasil perhitungan profitabilitas yang
diperoleh dari menghitung ROA dengan membagi laba bersih dengan total asset
57
kemudian dikali 100%. Hasil tersebut menunjukkan bahwa nilai ROA terendah
pada tahun 2019 dimiliki oleh bank BSIM dengan nilai sebesar 0.000185, kemudian
pada tahun 2020 dimiliki oleh bank BGTG dengan nilai sebesar 0.000596 dan 2021
dimiliki oleh bank MAYA dengan nilai sebesar 0.00037. Sedangkan nilai ROA
tertinggi pada tahun 2019, 2020, dan 2021 dimiliki oleh bank BTPS dengan nilai
bahwa bank BTPS mampu menggunakan aset dengan baik untuk memperoleh
profitabilitas.
deskripsi suatu data yang dilihat dari rata-rata hitung (mean), rata-rata
data, penentuan nilai, fungsi statistik, serta pembuatan grafik dan gambar.
Tabel 7
Hasil Uji Analisis Statistik Deskriptif
Descriptive Statistics
Std.
N Minimum Maximum Mean Deviation
NPL 90 .000 2.315 .07683 .322899
CAR 90 .127 1.257 .28294 .167919
LDR 90 .020 190.832 7.07344 31.628252
ROA 90 .000 .091 .01224 .014387
Valid N (listwise) 90
Sumber: Lampiran 6 (Data olahan SPSS, 2023)
58
1. Risiko Kredit
minimum sebesar 0,000 persen, nilai maksimum risiko kredit sebesar 2,315 persen.
Data memiliki selisih (range) sebesar 2,315 persen. Nilai rata-rata (mean) risiko
kredit adalah 0,07683 persen selama tahun 2019-2021. Dengan rata-rata tingkat
2. Struktur Modal
minimum sebesar 0,127 persen, nilai maksimum struktur modal sebesar 1,257
persen. Data memiliki selisih (range) sebesar 1,13 persen. Nilai rata-rata (mean)
struktur modal adalah 0,28294 persen selama tahun 2019-2021. Dengan rata-rata
3. Likuiditas
minimum sebesar 0,020 persen, nilai maksimum likuiditas sebesar 190,832 persen.
Data memiliki selisih (range) sebesar 190,812 persen. Nilai rata-rata (mean)
likuiditas adalah 7.07344 persen selama tahun 2019-2021. Dengan rata-rata tingkat
4. Profitabilitas
minimum sebesar 0,000 persen, nilai maksimum profitabilitas sebesar 0,091 persen.
Data memiliki selisih (range) sebesar 0,091 persen. Nilai rata-rata (mean)
Uji asumsi klasik sering disebut dengan analisis residual. Uji analisis asumsi
klasik digunakan untuk mengetahui apakah model regresi berganda yang digunakan
dalam menganalisa penelitian ini, apakah sudah memenuhi asumsi klasik atau tidak.
1. Uji Normalitas
dalam model regresi variabel independen dan variabel dependen atau keduanya
mempunyai distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah distribusi
data normal atau mendekati normal. Apabila variabel tidak berdistribusi secara
normal maka hasil uji statistik akan mengalami penurunan. Hasil suatu distribusi
normal dengan distribusi kumulatif. Jika distribusi data normal, maka garis yang
Gambar 2
Hasil Uji Normalitas
Sumber: Lampiran 6 (Data olahan SPSS, 2023)
maka dalam penelitian ini juga menggunakan uji statistik Kolmogorof-Smirnov (K-
S). Jika Kolmogorof-Smirnov menunjukkan hasil nilai signifikan > 0,05 maka data
Kolmogorov-Smirnov sebesar 0,025 < 0,05 yang disajikan pada lampiran 6 hasil
uji normalitas. Untuk mengatasi kondisi tersebut maka dilakukan transformasi data
jenis moderate positive skewness yaitu dengan mencari akar datanya atau x^(1/2).
Tabel 8
Hasil Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 90
a,b
Normal Parameters Mean .0000000
Std. Deviation .04579963
Most Extreme Differences Absolute .078
Positive .047
Negative -.078
Test Statistic .078
Asymp. Sig. (2-tailed) .200c,d
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
d. This is a lower bound of the true significance.
Sumber: Lampiran 6 (Data olahan SPSS, 2023)
Berdasarkan perhitungan uji normalitas pada tabel 8, dapat diketahui bahwa
normal. Hal ini ditunjukkan dengan tingkat signifikansi sebesar 0,200 yaitu lebih
2. Uji Multikolinieritas
apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Untuk
mendeteksi ada atau tidaknya multikoleniaritas didalam regresi adalah Jika nilai
Variance Inflaction Factor (VIF) < 10 dan nilai Tolerance Value ≥ 0,1 maka model
dapat dikatakan terbebas dari uji multikoleniaritas. Hasil uji tolerance dan Variance
Tabel 9
Hasil Uji Multikolinieritas
Coefficientsa
Collinierity Statistics
Model Tolerance VIF
1 (Constant)
NPL_T .975 1.025
CAR_T .988 1.012
LDR_T .972 1.029
masing-masing nilai tolerance dari risiko kredit, struktur modal, dan likuiditas
adalah 0,975, 0,988, dan 0,972. Artinya tidak terdapat korelasi antar variabel
independen yaitu nilai tolerance ≥ 0,1. Hasil perhitungan VIF untuk risiko kredit,
struktur modal, dan likuiditas adalah 1,025, 1,012, dan 1,029. Nilai VIF variabel
independen dalam penelitian ini < 10 yang berarti bahwa tidak ada korelasi antar
3. Uji Autokorelasi
periode t-1 sebelumnya. Regresi yang baik adalah regresi yang tidak terjadi
dilakukan pengujian Durbin Watson (DW). Jika nilai DW > -2 maka terjadi
autokorelasi positif, dan jika nilai DW diantara -2 hingga 2 maka tidak ada
63
autokorelasi, sedangkan jika nilai DW > 2 maka terjadi autokorelasi negatif. Hasil
Tabel 10
Model Summaryb
Adjusted R Std. Error of the
Model R R Square Square Estimate Durbin-Watson
1 .515a .266 .240 .046592 1.051
a. Predictors: (Constant), LDR_T, CAR_T, NPL_T
b. Dependent Variable: ROA_T
Sumber: Lampiran 6 (Data olahan SPSS, 2023)
Berdasarkan perhitungan uji autokorelasi pada tabel 10, terlihat bahwa hasil uji
t autokorelasi dari penelitian ini menunjukkan nilai DW sebesar 1,051 yaitu antara -2
sampai 2, maka dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi autokorelasi dalam penelitian
ini.
4. Uji Heteroskedastisitas
pengamatan lain dalam model regresi. Dari grafik scatter plot yang berasal dari
output program SPSS dapat menganalisis ada atau tidak adanya heteroskedastisitas
dalam penelitian ini. Jika tidak ada pola tertentu dan data menyebar diatas dan
dibawah angka nol pada sumbu y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas. Model
regresi yang baik adalah model yang tidak terjadi heteroskedastisitas. Hasil scatter
Gambar 3
Hasil Uji Heteroskedastisitas
Sumber: Lampiran 6 (Data olahan SPSS, 2023)
Berdasarkan dari hasil pengolahan data pada gambar 3 grafik scatter plot
menunjukkan bahwa data tersebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y dan
tidak ada suatu pola yang jelas dalam sebaran data tersebut. Hal ini menunjukkan
asumsi klasik tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa model persamaan regresi
linier dalam penelitian ini bebas dari asumsi klasik, sehingga pengambilan
keputusan uji F dan uji t yang akan dilakukan dalam penelitian ini sesuai dengan
tujuan penelitian.
Menurut Hidayati et al., (2021) analisis regresi linier berganda yaitu suatu
data yang diambil dari masing-masing indikator suatu variabel yang dihitung
Hasil analisis regresi linier berganda dapat diketahui dari hasil output SPSS
ini memiliki lebih dari satu variabel independen, maka analisis ini digunakan untuk
menguji pengaruh dari risiko kredit, struktur modal, dan likuiditas terhadap
sebagai berikut:
Tabel 11
Hasil Uji Regresi Linier Berganda
Coefficientsa
Unstandardized Standardied
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) -.001 .022 -.060 .952
NPL_T -.039 .024 -.152 -1.629 .107
CAR_T .191 .040 .449 4.835 .000
LDR_T .005 .002 .198 2.109 .038
a. Dependent Variable: ROA_T
Sumber: Lampiran 6 (Data olahan SPSS, 2023)
1. Nilai konstan sebesar -0,001 ini dapat diartikan bahwa nilai profitabilitas
2. Nilai koefisien risiko kredit sebesar -0,039. Tanda negatif ini dapat diartikan
3. Nilai koefisien struktur modal sebesar 0,191. Tanda positif ini dapat diartikan
4. Nilai koefisien likuiditas sebesar 0,005. Tanda positif ini dapat diartikan
yang dianalisis memiliki tingkat kelayakan model yang tinggi yaitu variabel-
variabel yang digunakan mampu untuk menjelaskan fenomena yang dianalisis”. Uji
F ini dapat dilakukan melalui pengamatan nilai signifikan F dalam Tabel Analysis
of Variance (ANOVA) pada tingkat α yang digunakan yaitu 0,05 (a=5%). Apabila
nilai signifikansi > 0,05 maka penelitian ditolak yang berarti model penelitian tidak
layak untuk diuji, jadi variabel independen tidak mempunyai pengaruh terhadap
variabel dependen. Namun jika nilai signifikansi < 0,05 maka penelitian diterima
yang berarti model penelitian layak untuk diuji, jadi variabel independen
67
mempunyai pengaruh terhadap variabel dependen. Selain itu, uji F dapat dilihat
dengan membandingkan perhitungan nilai Fhitung dengan nilai Ftabel, di mana jika
nilai Fhitung > Ftabel maka artinya model regresi memiliki kelayakan. Hasil uji F
Tabel 12
Hasil Uji Kelayakan Model
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression .068 3 .023 10.371 .000b
Residual .187 86 .002
Total .254 89
a. Dependent Variable: ROA_T
b. Predictors: (Constant), LDR_T, CAR_T, NPL_T
Sumber: Lampiran 6 (Data olahan SPSS, 2023)
Berdasarkan perhitungan uji kelayakan model pada tabel 12, menunjukkan
hasil dari nilai hitung uji F sebesar 10,371 yaitu Fhitung > Ftabel (10,371 > 2,711)
dengan nilai signifikansi sebesar 0,000 < dari 0,05 yang artinya variabel independen
Menurut Ghozali (2018:97) uji koefisien determinasi atau uji Rsquare (R²)
independen. Nilai koefisien determinasi yaitu antara nol dan satu. Nilai adjusted R²
pengaruh yang kurang kuat). Sebaliknya, apabila nilai R² yang mendekati angka
68
dependen (terdapat pengaruh yang kuat). Hasil uji R² disajikan pada tabel berikut:
Tabel 13
Hasil Uji Koefisien Determinasi
Model Summaryb
Adjusted R Std. Error of the
Model R R Square Square Estimate Durbin-Watson
a
1 .515 .266 .240 .046592 1.051
a. Predictors: (Constant), LDR_T, CAR_T, NPL_T
b. Dependent Variable: ROA_T
Sumber: Lampiran 6 (Data olahan SPSS, 2023)
Berdasarkan perhitungan uji koefisien determinasi pada tabel 13, diperoleh
nilai RSquare sebesar 26,6% artinya dapat menjelaskan variabel independen yaitu
risiko kredit, struktur modal, dan likuiditas. Sedangkan sisanya 73,4% dipengaruhi
Menurut (Ghozali, 2018) uji t digunakan untuk menguji secara parsial ada
terhadap variabel dependen. Uji t digunakan untuk melihat seberapa jauh pengaruh
pada tingkat sebesar (α=5%). Apabila nilai signifikansi > 0,05 maka penelitian
ditolak yang berarti variabel independen tidak memiliki pengaruh terhadap variabel
dependen. Sedangkan jika nilai signifikansi < 0,05 maka penelitian diterima yang
itu, uji t dapat dilihat dengan membandingkan perhitungan nilai t-hitung dengan
69
nilai t-tabel, di mana jika nilai t-hitung > t-tabel maka hipotesis diterima. Hasil uji
Tabel 14
Hasil Uji Hipotesis
Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) -.001 .022 -.060 .952
NPL_T -.039 .024 -.152 -1.629 .107
CAR_T .191 .040 .449 4.835 .000
LDR_T .005 .002 .198 2.109 .038
a. Dependent Variable: ROA_T
Sumber: Lampiran 6 (Data olahan SPSS, 2023)
Berdasarkan tabel 14 menunjukkan hasil uji hipotesis sebagai berikut:
1. Variabel risiko kredit (NPL) dengan nilai t-hitung sebesar -1,629 yaitu t-
hitung < t-tabel (-1,629 < 1,988) dengan hasil signifikan sebesar 0,107.
Berdasarkan hasil tersebut dapat dikatakan bahwa nilai signifikan risiko kredit
lebih besar daripada nilai taraf ujinya (0,107 > 0,05), dan memiliki koefisien
regresi negatif yaitu -0,039. Jadi, dapat disimpulkan bahwa variabel risiko
2. Variabel struktur modal (CAR) dengan nilai t-hitung sebesar 4,385 yaitu t-
hitung > t-tabel (4,385 > 1,988) dengan hasil signifikan sebesar 0,00.
modal lebih kecil daripada nilai taraf ujinya (0,00 < 0,05), dan memiliki
koefisien regresi positif yaitu 0,191. Jadi, dapat disimpulkan bahwa variabel
(H2) diterima.
70
3. Variabel likuiditas (LDR) dengan nilai t-hitung sebesar 2,109 yaitu t-hitung >
t-tabel (2,109 > 1,988) dengan hasil signifikan sebesar 0,038. Berdasarkan
hasil tersebut dapat dikatakan bahwa nilai signifikan likuiditas lebih kecil
daripada nilai taraf ujinya (0,038 < 0,05), dan memiliki koefisien regresi
4.2 Pembahasan
Penelitian ini dilakukan untuk menguji pengaruh risiko kredit (NPL) terhadap
berpengaruh terhadap profitabilitas (ROA) dengan nilai t sebesar -1,629 dan nilai
signifikan sebesar 0,107 (sig > 0,05) dengan nilai koefisien -0,039. Sehingga,
hipotesis pertama (H1) yang menyatakan bahwa risiko kredit (NPL) berpengaruh
penentu peningkatan jumlah profitabilitas yang diterima oleh bank. Kondisi ini
pada bank umum. Begitu juga sebaliknya, penurunan NPL tidak akan
kredit (NPL) pada bank umum yang dijadikan sampel penelitian relatif rendah,
yaitu memiliki rasio Non Performing Loan kurang dari 5%, sehingga dimungkinkan
bahwa profitabilitas bank masih akan dapat meningkat meskipun NPL naik.
71
Kondisi ini dapat diartikan bahwa meskipun nilai NPL semakin tinggi, namun tidak
tinggi karena bank masih dapat memperoleh sumber profit tidak hanya dari bunga
tetapi juga dari sumber lain, seperti surat-surat berharga, penempatan dana pada
bank lain, dan penyertaan modal bank pada lembaga keuangan yang bukan bentuk
bank atau perusahaan lain (fee-based income) yang juga memberikan pengaruh
yang relatif tinggi terhadap tingkat ROA. Atau mungkin risiko kredit yang rendah
penelitian mungkin memiliki modal yang tinggi sehingga risiko tersebut dapat
oleh Sunaryo et al., (2021) menyatakan bahwa variabel Risiko Kredit (NPL) tidak
juga selaras dengan penelitian Purba dan Hutagalung (2018) yang menyatakan
oleh Fajari dan Sunarto (2017), dalam penelitiannya menjelaskan bahwa risiko
yang ada pada satu debitur akan berbeda dengan debitur lainnya. Kredit macet atau
72
bermasalah yang terjadi secara tiba-tiba tanpa dimulai serangkaian tanda-tanda atau
sinyal adalah sangat langka. Bank dapat mendeteksi dari variabel-variabel dalam
bunga, penarikan yang melebihi dana yang tersedia pada akun giro (overdraft), dan
indikator lainnya.
berpengaruh positif terhadap profitabilitas (ROA) dengan nilai t sebesar 4,835 dan
nilai signifikan sebesar 0,000 (sig < 0,05) dengan nilai koefisien 0,191. Sehingga,
hipotesis kedua (H2) yang menyatakan bahwa struktur modal (CAR) berpengaruh
Hasil ini menunjukkan bahwa pengaruh positif CAR yang bernilai tinggi ini
yang dimiliki bank umum dapat membuat bank dengan leluasa menggunakan
dananya demi investasi yang dapat memberikan keuntungan kepada bank, yang
mendapatkan keuntungan yang tinggi. Selain itu, semakin tinggi permodalan bank,
semakin tinggi keamanan ekspansi bisnis bank. Adanya ekspansi bisnis pada
akhirnya dapat membuat kinerja keuangan bank terpengaruhi. Modal bank terutama
loss) dan sebagai cadangan pada saat terjadi krisis perbankan. Dana tersebut dapat
73
pihak-pihak luar negeri, maupun masyarakat di dalam negeri. Apabila dana bank
oleh Munggar dan Maria (2021) yang menyatakan bahwa variabel Struktur Modal
(CAR) memiliki pengaruh positif terhadap Profitabilitas bank (ROA). Penelitian ini
juga selaras dengan penelitian Fajari dan Sunarto (2017) yang menyatakan bahwa
(ROA).
profitabilitas karena salah satu pendanaan bank berasal dari pendanaan eksternal
pengaruh investor akan meningkatnya biaya agensi. Selain itu, penggunaan utang
positif terhadap profitabilitas (ROA) dengan nilai t sebesar 2,109 dan nilai
signifikan sebesar 0,038 (sig < 0,05) dengan nilai koefisien 0,005. Sehingga,
hipotesis ketiga (H3) yang menyatakan bahwa likuiditas (LDR) berpengaruh positif
Hasil ini menunjukkan bahwa bank umum dapat melunasi pinjaman oleh
debitur atau pihak ketiga sehingga dengan adanya peningkatan LDR bisa
bank dalam mendapatkan laba dari penyaluran kredit kepada pihak ketiga atau
debitur. Apabila kemampuan bank dalam menyalurkan kredit terhadap dana pihak
ketiga yang terkumpul adalah tinggi maka semakin besar kredit yang disalurkan,
sehingga kinerja keuangan bank akan semakin baik. Dengan optimalnya LDR
perusahaan dalam kegiatan usahanya, maka bank lebih mudah untuk memperoleh
untuk mengelola sumber pembiayaan bank terutama utang atau dana masyarakat.
Dalam hal ini terdapat hubungan dengan teori sinyal apabila likuiditas perusahaan
baik, maka hal tersebut menandakan bahwa perusahaan dapat membayar kewajiban
jangka pendeknya dengan baik dan dapat dijadikan sebagai sinyal kepada
75
tersebut.
oleh Sari (2016) yang menyatakan bahwa likuiditas berpengaruh positif signifikan
terhadap profitabilitas. Penelitian ini juga selaras dengan penelitian Ariani dan
Fatma (2021) yang menyatakan bahwa terdapat pengaruh positif LDR terhadap
ROA.
likuiditas umum sebuah bank, sesungguhnya adalah menentukan jumlah dana yang
akan ditahan dalam uang tunai, dalam bentuk surat berharga (securities) dan berapa
yang akan ditempatkan dalam bentuk kredit, dengan berbagai tipenya dan berapa
jenis dana bank (tabungan, giro, deposito berjangka, sertifikat deposito, dan lain
keuntungan yang maksimal akan berisiko pada tingkat likuiditas yang rendah, atau
mencari keuntungan yang tinggi. Pengelolaan likuiditas sangat penting bagi bank
terutama untuk mengatasi risiko likuiditas yang disebabkan oleh hal di atas. Untuk
menjaga agar risiko likuiditas ini tidak terjadi maka kebijakan manajemen likuiditas
yang dapat dilakukan antara lain dengan menjaga aset jangka pendek, seperti kas.
BAB V
PENUTUP
5.1 Simpulan
terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2019 – 2021. Berdasarkan hasil penelitian
1. Risiko kredit tidak berpengaruh terhadap profitabilitas pada bank umum yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia, maka hipotesis pertama ditolak. Hal ini
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, maka hipotesis kedua diterima. Hal
(CAR) suatu bank dapat menjadi tolak ukur keberhasilan manajemen bank
terdaftar di Bursa Efek Indonesia, maka hipotesis ketiga diterima. Hal ini
77
78
5.2 Keterbatasan
keterbatasan tersebut dapat mempengaruhi hasil penelitian. Dan untuk menjadi arah
perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan periode yang
5.3 Saran
Saran yang dapat diberikan peneliti berdasarkan hasil penelitian ini adalah
sebagai berikut:
menambahkan variabel lain yang tidak digunakan dalam penelitian ini, seperti
profitabilitas serta perusahaan lebih efektif dan efisien dalam mengelola aset
modal, dan likuiditas sebagai dasar acuan dalam menilai profitabilitas yang
PENGARUH RISIKO KREDIT, STRUKTUR MODAL, DAN LIKUIDITAS TERHADAP PROFITABILITAS PADA
PERUSAHAAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
80
81
DAFTAR PUSTAKA
Dianka, A. A. 2022. Dikejar Ketentuan Modal Inti Rp3 Triliun, Emiten Perbankan
Rights Issue Berjemaah. TrenAsia. https://www.trenasia.com/dikejar-
ketentuan-modal-inti-rp-3-triliun-emiten-perbankan-rights-issue-berjemaah.
15 Januari 2023 (07:45).
Dwi R, M., S. Rahayu, dan I. Wahyudi. 2020. Pengaruh Kecukupan Modal, Risiko
Kredit, Profitabilitas, dan Ukuran Bank Terhadap Likuiditas (Studi Pada
Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di BEI Tahun 2013 - 2018). Jurnal
Akuntansi dan Keuangan Unja 5(2): 90–100.
Fajari, S., dan Sunarto. 2017. Pengaruh CAR, LDR, NPL, BOPO terhadap
Profitabilitas Bank (Studi Kasus Perusahaan Perbankan yang Tercatat di Bursa
Efek Indonesia Periode Tahun 2011 sampai 2015). Prosiding Seminar
Nasional Multi Disiplin Ilmu dan Call for Papers UNISBANK 3(3): 853–862.
Ghozali, I. 2016. Aplikasi Analisis Multivariete Dengan Program IBM SPSS 23.
Badan Penerbit Universitas Diponegoro. 19-154.
________. 2018. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 25.
Badan Penerbit Universitas Diponegoro. 97-98.
Harun, U. 2016. Pengaruh Ratio-Ratio Keuangan CAR, LDR, NIM, BOPO, NPL
Terhadap ROA. Pengaruh Ratio-ratio keuangan 4(1): 67–82.
Ikatan Bankir Indonesia (IBI). 2016. Tata Kelola Manajemen Risiko. Gramedia
Pustaka Utama. Jakarta.
Mukaromah, N., dan Supriono. 2020. Pengaruh Kecukupan Modal, Risiko Kredit,
Efisiensi Operasional, Dan Likuiditas Terhadap Profitabilitas Perbankan Yang
Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2015 – 2017. Journal of Economic,
82
Munggar, P. W., dan G. S. Maria. 2021. Pengaruh Risiko Kredit Dan Kecukupan
Modal Terhadap Profitabilitas. Competitive Jurnal Akuntansi dan Keuangan
5(2): 199–204.
Nadillah, K., dan P. Muniarty. 2021. Pengaruh Risiko Kredit Dan Tingkat
Kecukupan Modal Terhadap Profitabilitas Perbankan Yang Listing Di Bei
Periode 2015-2019. Nominal: Barometer Riset Akuntansi dan Manajemen
10(2): 228–237.
Ningsih, R., dan G. S. Manda. 2021. Pengaruh Risiko Kredit dan Tingkat
Kecukupan Modal terhadap Tingkat Profitabilitas pada Perusahaan Perbankan
yang Terdaftar di BEI Periode 2015-2019. Jurnal Ilmiah MEA 5(2): 1419–
1430.
Santi. 2020. Pengaruh Risiko Kredit dan Risiko Likuiditas Terhadap Profitabilitas
pada Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Skripsi. Program
Studi Akuntansi Universitas Muhammadiyah Makassar. Makassar.
Septiawan, M. A. 2021. OJK Ubah Klasifikasi Modal Bank Umum dari BUKU ke
KBMI. TrenAsia. https://beta.trenasia.com/ojk-ubah-klasifikasi-modal-bank-
umum-dari-buku-ke-kbmi-apa-perbedaannya. 15 Januari 2023 (07:22).
Wulandari, B., V. Veronica, dan Vinna. 2022. Pengaruh Dana Pihak Ketiga, Risiko
84
Kredit, Loan to Deposit Ratio dan Struktur Modal terhadap Profitabilitas pada
Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Management
Studies and Entrepreneurship Journal 3(2): 325–335.
85
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Lampiran 1
Daftar Sampel Perusahaan Sektor Perbankan
No Kode Perusahaan Nama Perusahaan
1 SDRA Bank Woori Saudara Indonesia 1906
2 PNBN Bank Pan Indonesia Tbk
3 NOBU Bank Nationalnobu Tbk.
4 NISP Bank OCBC NISP Tbk.
5 MEGA Bank Mega Tbk.
6 MCOR Bank China Construction Bank I
7 MAYA Bank Mayapada Internasional Tb
8 BTPS Bank BTPN Syariah Tbk.
9 BTPN Bank BTPN Tbk.
10 BSIM Bank Sinarmas Tbk.
11 BRIS Bank Syariah Indonesia Tbk.
12 BNLI Bank Permata Tbk.
13 BNII Bank Maybank Indonesia Tbk.
14 BNGA Bank CIMB Niaga Tbk.
15 BNBA Bank Bumi Arta Tbk.
16 BMRI Bank Mandiri (Persero) Tbk.
17 BMAS Bank Maspion Indonesia Tbk.
18 BJTM Bank Pembangunan Daerah Jawa T
19 BJBR Bank Pembangunan Daerah Jawa B
20 BINA Bank Ina Perdana Tbk.
21 BGTG Bank Ganesha Tbk.
22 BDMN Bank Danamon Indonesia Tbk.
23 BBTN Bank Tabungan Negara (Persero)
24 BBRI Bank Rakyat Indonesia (Persero
25 BBNI Bank Negara Indonesia (Persero
26 BBMD Bank Mestika Dharma Tbk.
27 BBCA Bank Central Asia Tbk.
28 BACA Bank Capital Indonesia Tbk.
29 BABP Bank MNC Internasional Tbk.
30 AMAR Bank Amar Indonesia Tbk.
Sumber: Galeri Investasi Bursa Efek Indonesia STIESIA Surabaya
86
Lampiran 2
Daftar Perhitungan Risiko Kredit (NPL) pada Perusahaan Perbankan Umum
di Bursa Efek Indonesia Periode Tahun 2019 – 2021
RISIKO KREDIT
Kode
Tahun Rumus = Kredit Bermasalah / Total Kredit x 100%
Perusahaan
Kredit Bermasalah Total Kredit Hasil
2019 437,920 26,429,707 0.016569234
SDRA 2020 332,446 29,579,069 0.011239231
2021 315,461 33,429,580 0.009436583
2019 4,313,000 136,724,890 0.031545098
PNBN 2020 3,632,000 116,110,025 0.031280675
2021 4,248,000 143,029,190 0.029700231
2019 148,946 7,106,857 0.020958069
NOBU 2020 15,906 7,397,403 0.002150214
2021 56,829 9,753,524 0.005826509
2019 2,037,302 114,436,825 0.017802853
NISP 2020 2,209,268 109,737,912 0.020132222
2021 2,843,219 113,228,691 0.025110411
2019 1,305,069 53,022,795 0.024613357
MEGA 2020 676,299 48,594,122 0.013917301
2021 678,199 60,740,894 0.011165443
2019 349,559 13,718,923 0.025480061
MCOR 2020 397,910 14,555,802 0.027336865
2021 604,728 13,480,702 0.044858791
2019 2,769,271 69,067,509 0.040095134
MAYA 2020 2,304,873 53,905,027 0.042758034
2021 2,777,790 69,529,675 0.039951143
2019 122.670 8,767,346 0.013991691
BTPS 2020 182,084 8,752,549 0.02080354
2021 247,254 9,842,174 0.025121889
2019 1,152,605 141,120,343 0.008167533
BTPN 2020 1,642,200 133,469,850 0.012303902
2021 2,283,279 132,226,656 0.017267918
2019 1,810,754 21,314,497 0.084954104
BSIM 2020 993,379 18,878,373 0.052619948
2021 849,551 16,313,869 0.052075384
2019 826,803 399,335 2.070449622
BRIS
2020 721,123 311,562 2.314540926
87
Lampiran 3
Daftar Perhitungan Struktur Modal (CAR) pada Perusahaan Perbankan Umum
di Bursa Efek Indonesia Periode Tahun 2019 – 2021
STRUKTUR MODAL
Kode
Tahun Rumus = Total Modal / ATMR x 100%
Perusahaan
Total Modal ATMR Hasil
2019 4,939,254 24,670,377 0.200209912
SDRA 2020 5,517,300 27,601,205 0.199893447
2021 7,581,850 30,975,174 0.244771829
2019 44,104,733 188,423,308 0.234072597
PNBN 2020 48,410,745 163,644,601 0.29582855
2021 47,331,453 158,503,275 0.298614984
2019 1,393,506 6,462,020 0.215645572
NOBU 2020 1,494,640 6,763,441 0.220988104
2021 1,719,197 8,220,433 0.209137037
2019 28,297,214 147,586,674 0.191732853
NISP 2020 30,339,061 137,572,646 0.220531202
2021 32,664,182 141,726,981 0.230472573
2019 14,684,721 62,022,061 0.236766092
MEGA 2020 18,037,950 58,115,367 0.310381762
2021 19,026,087 69,694,444 0.27299288
2019 2,852,953 16,412,377 0.173829361
MCOR 2020 5,973,602 16,929,677 0.35284796
2021 5,915,204 15,582,937 0.379594938
2019 12,690,303 78,396,553 0.161873227
MAYA 2020 13,983,851 90,482,997 0.154546727
2021 13,637,746 94,929,537 0.143661777
2019 5,226,123 7,033,112 0.743074047
BTPS 2020 5,618,766 5,923,225 0.948599116
2021 6,839,187 5,441,511 1.256854392
2019 34,803,067 143,582,952 0.242389967
BTPN 2020 36,347,511 142,253,917 0.255511495
2021 36,347,312 138,893,556 0.261691853
2019 5,702,574 32,918,774 0.173231664
BSIM 2020 5,864,688 34,303,404 0.170965191
2021 6,848,594 23,521,960 0.291157455
2019 5,812,183 23,012,092 0.252570822
BRIS
2020 6,030,642 31,667,790 0.190434571
90
Lampiran 4
Daftar Perhitungan Likuiditas (LDR) pada Perusahaan Perbankan Umum
di Bursa Efek Indonesia Periode Tahun 2019 – 2021
LIKUIDITAS
Kode
Tahun Rumus = Total Kredit / Total Dana Pihak Ketiga x 100%
Perusahaan
Total Kredit Total DPH Hasil
2019 26,429,707 19,065,370 1.38626772
SDRA 2020 29,579,069 18,492,074 1.599553895
2021 33,429,580 23,848,020 1.401775913
2019 136,724,890 131,402,909 1.040501242
PNBN 2020 116,110,025 143,029,190 0.811792509
2021 113,294,013 134,068,318 0.845046874
2019 7,106,857 9,026,742 0.787311413
NOBU 2020 7,397,403 9,734,959 0.759880242
2021 9,753,524 16,012,192 0.609131092
2019 114,436,825 25,160,744 4.548228979
NISP 2020 109,737,912 36,771,711 2.98430258
2021 113,228,691 52,090,261 2.173701741
2019 53,022,795 5,508,409 9.625791222
MEGA 2020 48,594,122 8,513,492 5.707895421
2021 60,740,894 16,359,810 3.712811701
2019 13,718,923 12,861,778 1.066642808
MCOR 2020 14,555,802 18,452,403 0.788829617
2021 13,480,702 19,274,009 0.699423872
2019 69,067,509 77,009,109 0.896874537
MAYA 2020 53,905,027 72,357,421 0.744982702
2021 69,529,675 98,720,992 0.704304866
2019 8,767,346 1,895,885 4.624408126
BTPS 2020 8,752,549 1,857,115 4.712981695
2021 9,842,174 2,067,557 4.760291494
2019 141,120,343 79,599,416 1.772881638
BTPN 2020 133,469,850 93,133,923 1.433095973
2021 132,226,656 100,612,722 1.314214081
2019 21,314,497 24,652,197 0.864608416
BSIM 2020 18,878,373 30,763,916 0.613653119
2021 16,313,869 37,961,555 0.429747122
2019 399,335 8,981,586 0.044461524
BRIS
2020 311,562 15,576,470 0.020002093
93
Lampiran 5
Daftar Perhitungan Profitabilitas (ROA) pada Perusahaan Perbankan Umum
di Bursa Efek Indonesia Periode Tahun 2019 – 2021
PROFITABILITAS
Kode
Tahun Rumus = Laba Bersih / Total Asset x 100%
Perusahaan
Laba Bersih Total Asset Hasil
2019 499,791 36,936,262 0.013531174
SDRA 2020 536,001 38,053,939 0.014085296
2021 629,168 43,801,571 0.014364051
2019 3,498,299 211,287,370 0.016557066
PNBN 2020 3,124,205 218,067,091 0.014326806
2021 1,816,976 204,462,542 0.008886596
2019 45,794 13,147,503 0.003483095
NOBU 2020 53,607 13,737,934 0.003902115
2021 64,186 20,742,643 0.003094398
2019 2,939,243 180,706,987 0.016265243
NISP 2020 2,101,671 206,297,200 0.010187589
2021 2,519,619 214,395,608 0.011752195
2019 2,002,733 100,803,831 0.019867628
MEGA 2020 3,008,311 112,202,653 0.026811407
2021 4,008,051 132,879,390 0.030163075
2019 78,967 18,893,684 0.004179545
MCOR 2020 49,979 25,235,573 0.001980498
2021 79,392 26,194,548 0.00303086
2019 528,114 93,408,831 0.005653791
MAYA 2020 64,164 92,518,025 0.00069353
2021 44,127 119,104,185 0.000370491
2019 1,399,634 15,383,038 0.090985539
BTPS 2020 854,614 16,435,005 0.051999619
2021 1,465,005 18,543,856 0.079002177
2019 2,992,418 181,631,385 0.016475225
BTPN 2020 2,005,677 183,165,978 0.010950052
2021 3,104,215 191,917,794 0.016174712
2019 6,752 36,559,556 0.000184685
BSIM 2020 118,522 44,612,045 0.002656726
2021 127,748 52,671,981 0.00242535
2019 74,016 43,123,488 0.001716373
BRIS
2020 248,054 57,715,586 0.004297869
96
Lampiran 6
Hasil Output Pengolahan Data Menggunakan SPSS
Unstandardized Residual
N 90
Normal Parametersa,b Mean .0000000
Std. Deviation .01101773
Most Extreme Differences Absolute .101
Positive .068
Negative -.101
Test Statistic .101
Asymp. Sig. (2-tailed) .025c
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
Sumber: Data olahan SPSS, 2023
100
Unstandardized Residual
N 90
Normal Parametersa,b Mean .0000000
Std. Deviation .04579963
Most Extreme Differences Absolute .078
Positive .047
Negative -.078
Test Statistic .078
Asymp. Sig. (2-tailed) .200c,d
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
d. This is a lower bound of the true significance.
Sumber: Data olahan SPSS, 2023
Collinierity Statistics
Model Tolerance VIF
1 (Constant)
NPL .994 1.006
CAR .985 1.015
LDR .986 1.014
a. Dependent Variable: ROA_T
Sumber: Data olahan SPSS, 2023
101
Collinierity Statistics
Model Tolerance VIF
1 (Constant)
NPL_T .975 1.025
CAR_T .988 1.012
LDR_T .972 1.029
a. Dependent Variable: ROA_T
Sumber: Data olahan SPSS, 2023
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients t Sig.
Model B Std. Error Beta
1 (Constant) -.003 .002 -1.356 .179
NPL -.003 .004 -.071 -.857 .394
CAR .055 .007 .637 7.662 .000
LDR 4.235E-5 .000 .093 1.120 .266
a. Dependent Variable: ROA
Sumber: Data olahan SPSS, 2023
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) -.001 .022 -.060 .952
NPL_T -.039 .024 -.152 -1.629 .107
CAR_T .191 .040 .449 4.835 .000
LDR_T .005 .002 .198 2.109 .038
a. Dependent Variable: ROA
Sumber: Data olahan SPSS, 2023
Sum of
Model Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression .008 3 .003 20.215 .000b
Residual .011 86 .000
Total .018 89
a. Dependent Variable: ROA
b. Predictors: (Constant), LDR, NPL, CAR
Sumber: Data olahan SPSS, 2023
104
ANOVAa
Sum of
Model Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression .068 3 .023 10.371 .000b
Residual .187 86 .002
Total .254 89
a. Dependent Variable: ROA_T
b. Predictors: (Constant), LDR_T, CAR_T, NPL_T
Sumber: Data olahan SPSS, 2023
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) -.003 .002 - .179
1.356
NPL -.003 .004 -.071 -.857 .394
CAR .055 .007 .637 7.662 .000
LDR 4.235E-5 .000 .093 1.120 .266
a. Dependent Variable: ROA
Sumber: Data olahan SPSS, 2023
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) -.001 .022 -.060 .952
NPL_T -.039 .024 -.152 -1.629 .107
CAR_T .191 .040 .449 4.835 .000
LDR_T .005 .002 .198 2.109 .038
a. Dependent Variable: ROA
Sumber: Data olahan SPSS, 2023
106
Lampiran 7
Surat Tugas Penulisan Skripsi
107
Lampiran 8
Kartu Konsultasi Bimbingan Skripsi
108
Lampiran 9
Surat Pengantar Penelitian Skripsi (Ijin Riset)
109
Lampiran 10
Surat Keterangan Selesai Riset
110
Lampiran 11
Sertifikat Seminar Ekuitas
111
Lampiran 12
Surat Keterangan Bebas Plagiasi
112
Lampiran 13
Hasil Output Turnitin
113