You are on page 1of 7

LAPORAN PENDAHULUAN TENTANG

HALUSINASI
DI RUMAH SAKIT JIWA KALAWA ATEI
PALANGKA RAYA

OLEH :

DANTINI
NIM : 2022-04-14901-012

YAYASAN EKA HARAP PALANGKA RAYA


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
PROFESI NERS ANGKATAN X
TAHUN 2023
BAB 1
TINJAUAN PUSTAKA
1.1 Pengertian

Halusinasi adalah persepsi klien terhadap lingkungan tanpa stimulus yang


nyata, artinya klien menginterpretasikan sesuatu yang nyata tanpa
stimulus/rangsang dari luar. Halusinasi merupakan distorsi persepsi yang muncul
dari berbagai indera (Stuart & Laraia, 2005 dalam Trimelia, 2011).

1.2 Rentang Respons

Respons neurobiologis individu dapat diidentifikasi sepanjang rentang respons


adaptif sampai maladaptif, menurut Stuart dan Laraia (1998) dalam Trimelia
(2011) adalah sebagai berikut:
Respons Adaptif Respons Maladaptif

 Pikiran logis
 Pikiran kadang  Gangguan proses
 Persepsi akurat menyimpang pikir/delusi/waham
 Emosi konstan  Ilusi  Ketidakmampuan untuk
dengan pengalaman  Reaksi emosional mengalami emosi
 Perilaku sesuai berlebih/kurang  ketidakteraturan
 Hubungan sosial  Perilaku ganjil  Isolasi sosial
harmonis  Menarik diri  halusinasi
1.3 Faktor predisposisi menurut Trimelia (2011)
1.3.1 Predisposisi
1) Faktor biologis : Terdapat lesi pada area frontal, temporal dan limbik.
2) Faktor perkembangan : Rendahnya kontrol dan kehangatan keluarga
menyebabkan individu tidak mampu mandiri sejak kecil, mudah frustasi,
hilang percaya diri dan lebih rentan terhadap stress adalah merupakan salah
satu tugas perkembangan yang terganggu.
3) Faktor sosiokultural : Individu yang merasa tidak diterima lingkungannya
akan merasa disingkirkan, kesepian dan tidak percaya pada lingkungannya.
4) Faktor biokimia : Mempunyai pengaruh terhadap terjadinya gangguan jiwa.
Adanya stress yang berlebihan dialami individu maka didalam tubuh akan
dihasilkan suatu zat yang dapat bersifat halusogenik neurokimia seperti
Buffofenon dan Dimetytransferase (DMP). Akibat stress berkepanjangan
menyebabkan teraktivasinya neurotransmiter otak. Misalnya terjadi
ketidakseimbangan Acetylcholin dan Dopamin.
5) Faktor psikologis : Tipe kepribadian yang lemah dan tidak bertanggung
jawab mudah terjerumus pada penyalahgunaan zat adiktif. Selain itu ibu
yang pencemas, overprotektif, dingin, tidak sensitif, pola asuh tidak
adekuat, konflik perkawinan, koping tidak adekuat juga berpengaruh pada
ketidakmampuan individu dalam mengambil keputusan yang tepat demi
masa depannya. Individu lebih memilih kesenangan sesaat dan lari alam
nyata menuju alam nyata.
6) Faktor genetik : Penelitian menunjukkan bahwa anak yang di asuh oleh
orangtua skizofrenia cenderung akan mengalami skizofrenia juga.

1.4 Faktor Presipitasi


Menurut Trimelia (2011):
1) Biologis : Stressor biologis yang berhubungan dengan respons
neurobiologik yang maladaptif termasuk gangguan dalam putaran umpan
balik otak yang mengatur proses informasi dan adanya abnormalitas pada
mekanisme pintu masuk dalam otak yang mengakibatkan ketidakmampuan
untuk secara selektif menanggapi rangsangan.
2) Pemicu gejala : Pemicu atau stimulus yang sering menimbulkan episode
baru suatu penyakit yang biasanya terdapat pada respons neurobiologis
yang maladaptif berhubungan dengan kesehatan, lingkungan, sikap dan
perilaku individu.

1.5 Manifestasi Klinis / Tanda Dan Gejala


Menurut Stuart & Sundeen (1998) dan Carpenito (1997) dalam Trimelia
(2011), data subjektif dan objektif pasien halusinasi adalah sebagai berikut:
1. Menyeringai atau tertawa yang tidak sesuai
2. Menggerakkan bibirnya tanpa menimbulkan suara
3. Gerakan mata cepat
4. Respons verbal lamban atau diam
5. Diam dan dipenuhi oleh sesuatu yang mengasyikkan
6. Terlihat bicara sendiri
7. Menggerakkan bola mata dengan cepat
8. Bergerak seperti membuang atau mengambil sesuatu
9. Duduk terpaku, memandang sesuatu, tiba-tiba lari keruangan lain
10. Disorientasi (waktu, tempat, orang)
11. Perubahan kemampuan dan memecahkan masalah
12. Perubahan perilaku dan pola komunikasi
13. Gelisah, ketakutan, ansietas
14. Peka rangsang
15. Melaporkan adanya halusinasi.
1.6 Pohon Masalah / Patway

Effect Risiko Tinggi Perilaku Kekerasan

Core Problem Perubahan Persepsi Sensori:


Halusinasi

Causa Isolasi Sosal

Harga Diri Rendah Kronis

Pohon masalah perubahan persepsi sensori: Halusinasi (Fitria, 2014)

1.7 Proses Keperawatan


1.7.1 Pengkajian:
1. Subjektif: Pasien mengatakan mendengar sesuatu, mengatakan melihat
bayangan putih, dirinya seperti disengat listrik, mencium bau bauan yang
tidak sedap, seperti feses, kepalanya melayang diudara, merasakan ada
sesuatu yang berbeda pada dirinya.
2. Objektif: Pasien terlihat bicara atau tertawa sendiri saat dikaji, bersikap
seperti mendengarkan sesuatu, berhenti berbicara ditengah-tengah kalimat
untuk mendengarkan sesuatu, disorientasi, konsentrasi rendah, pikiran
cepat berubah-ubah, kekacauan alur pikiran.
1.7.2 Diagnosis keperawatan : Perubahan persepsi sensori: Halusinasi
1.7.3 Rencana Tindakan Keperawatan menurut Fitria (2014):melaksanakan SP
Halusinasi
1.8 Strategi Pelaksanaan Tindakan
Menurut Fitria (2014) :
1.8.1 SP Klien: SP 1
1. Mengidentifikasi jenis halusinasi
2. Mengidentifikasi isi halusinasi
3. Mengidentifikasi waktu halusinasi
4. Mengidentifikasi frekuensi halusinasi
5. Mengidentifikasi situasi yang menimbulkan halusinasi
6. Mengidentifikasi respons pasienterhadap halusinasi
7. Mengajarkan pasien menghardik halusinasi
8. Mengajarkan pasien memasukkan cara menghardik halusinasi dalam
jadwal kegiatan harian
1.8.2 SP 2 :
1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien
2. Melatih pasien mengendalikan halusinasi dengan cara bercakap-cakap
dengan orang lain.
3. Menganjurkan pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian.
1.8.3 SP 3 :
1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien
2. Melatih pasien mengendalikan halusinasi dengan melakukan kegiatan
(kegiatan yang bisa dilakukan dirumah).
3. Menganjurkan pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian.
1.8.4 SP 4
1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien
2. Memberikan pendidikan kesehatan tentang penggunaan obat secara teratur
3. Menganjurkan pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian.
1.8.5 SP Keluarga: SP 1
1. Mendiskusikan masalah yang dirasakan keluarga dalam merawat klien.

2. Menjelaskan pengertian, tanda dan gejala serta proses terjadinya


halusinasi.
3. Menjelaskan cara merawat klien dengan halusinasi.
1.8.6 SP 2

1. Melatih keluarga mempraktikkan cara merawat klien dengan halusinasi.


2. Melatih keluarga melakukan cara merawat langsung kepada klien.

1.8.7 SP 3

1. Membantu keluarga membuat jadwal aktifitas di rumah termasuk minum


obat (discharge planning).
2. Menjelaskan follow up klien setelah pulang.
DAFTAR PUSTAKA

Fitria, Nita. 2014. Prinsip Dasar dan Aplikasi Penulisan Laporan Pendahuluan dan
stretegi pelaksanaan Tindakan Keperawatan (LP dan SP) untuk 7 Diagnosis
Keperawatan Jiwa Berat bagi program S1 keperawatan. Jakarta: Salemba
Medika.

Trimelia. 2011. Asuhan Keperawatan Klien Isolasi Sosial. Jakarta: TIM.

You might also like