You are on page 1of 11

MAKALAH

PEMBIAYAAN KESEHATAN

Tentang :
“PEMBIAYAAN DAN PENGANGGARAN KESEHATAN “

Oleh :
MAISA YUSLENA 211000413201023

Dosen Pengampu :
Fiddria fala, AP. M. Si

PROGRAM STUDI S1 KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS PRIMA NUSANTARA BUKITTINGGI
TP 2023/2024

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan atas kehadirat Allah Yang Maha Esa atas limpahan rahmat
dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
““PEMBIAYAAN DAN PENGANGGARAN KESEHATAN“.
Perkenankanlah kami menyampaikan terima kasih kepada : Ibu dan bapak, atas tugas
yang diberikan sehingga menambah wawasan kami, demikian pula kepada teman-teman
yang turut memberi sumbang saran dalam penyelesaian makalah sebagaimana yang kami
sajikan. Kami menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih banyak terdapat
kekurangan dan kesalahan, untuk itu kami yang memohon saran dan kritik yang sifatnya
membangun demi kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
kita semua

Bukittinggi, 02 April 2023

Maisa Yuslena

2
DAFTAR ISI

COVER................................................................................................................................1
KATA PENGANTAR.........................................................................................................2
DAFTAR ISI........................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang....................................................................................................4
B. Rumusan Masalah............................................................................................4
C. Tujuan Penulisan.................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN
A. Pembiayaan dan penganggaran kesehatan.......................................................5
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan......................................................................................................11
B. Saran................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................12

BAB I
PENDAHULUAN

3
A. Latar Belakang
Kesehatan merupakan investasi untuk mendukung pembangunan ekonomi serta
memiliki peran penting dalam upaya penanggulangan kemiskinan. Pembangunan
kesehatan harus dipandang sebagai suatu investasi untuk meningkatkan kualitas
sumber daya manusia. Dalam pengukuran Indeks Pembangunan Manusia (IPM),
kesehatan adalah salah satu komponen utama selain pendidikan dan pendapatan
Dalam Undang-undang Nomor 23 tahun 1992 tentang Kesehatan ditetapkan
bahwa kesehatan adalah keadaan sejahtera dari fisik, mental dan sosial yang
memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomi. Tanpa
adanya kesehatan yang baik memungkinkan sulitnya untuk hidup produktif. Saat
ini, pelayanan kesehatan belum dinikmati secara merata oleh penduduk
Indonesia. Ini terjadi karena terdapat beberapa perbedaan seperti jarak geografis,
latar belakang pendidikan, keyakinan, status sosial ekonomi, dan kurang cakupan
jaminan kesehatan.

Salah satu sub sistem kesehatan nasional adalah subsistem pembiayaan


kesehatan. Jika ditinjau dari dari defenisi sehat, sebagaimana yang dimaksud oleh
WHO. Pelayanan kesehatan tidak terlepas pembiayaan kesehatan sebab di zaman
seperti ini apa bila kita berobat kerumah sakit atau ke dokter spesialis pasti
membutuhkan biaya. Telah disebutkan bahwa salah satu subsistem kesehatan
adalah subsistem pembiayaan kesehatan. Subsistem pembiayaan kesehatan
membahas mengenai pembiayaan untuk program kesehatan, yakni program-
program yang berhubungan erat dengan penerapan langsung ilmu dan teknologi
kedokteran, Pembatasan tentang subsistem pembiayaan kesehatan ini tercakup
dalam suatu cabang ilmu khusus yang dikenal dengan nama ekonomi kesehatan
(health economic).

B. Rumusan Masalah
Bagaimana pembiayaan dan anggaran kesehatan?

C. Tujuan Penulisan
Untuk mengetahui pembiayaan dan penganggaran kesehatan?

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian

4
Kesehatan adalah unsur vital dan merupakan elemen konstitutif dalam proses
kehidupan seseorang. Tanpa kesehatan, tidak mungkin bisa berlangsung aktivitas
seperti biasa. Dalam kehidupan berbangsa, pembangunan kesehatan sesungguhnya
berilai sangat investatif. Nilai investasinya terletak pada tersedianya sumber daya
yang sentiasa "siap pakai" dan tetap terhindar dari serangan berbagai penyakit.
Namun, masih banyak orang menyepelekan hal ini. Negara, pada beberapa kasus,
juga demikian.

Minimnya Anggaran Negara yang diperuntukkan bagi sektor kesehatan, dapat


dipandang sebagai rendahnya apresiasi akan pentingnya bidang kesehatan sebagai
elemen penyangga, yang bila terabaikan akan menimbulkan rangkaian problem
baru yang justru akan menyerap keuangan negara lebih besar lagi. Sejenis
pemborosan baru yang muncul karena kesalahan kita sendiri.

Sub system pembiayaan kesehatan merupakan salah satu bidang ilmu dari ekonomi
kesehatan (health economy). Yang dimaksud dengan biaya kesehatan adalah
besarnya dana yang harus disediakan untuk menyelenggarakan dan atau
memanfaatkan berbagai upaya kesehatan yang diperlukan oleh perorangan,
keluarga, kelompok dan masyarakat. Dari batasan ini segera terlihat bahwa biaya
kesehatan dapat ditinjau dari dua sudut yakni:
1. Penyedia Pelayanan Kesehatan
Yang dimaksud dengan biaya kesehatan dari sudut penyedia pelayanan (health
provider) adalah besamya dana yang harus disediakan untuk dapat
menyelenggarakan upaya kesehatan. Dengan pengertian yang seperti ini tampak
bahwa kesehatan dari sudut penyedia pelayanan adalah persoalan utama pemerintah
dan atau pun pihak swasta, yakni pihak-pihak yang akan menyelenggarakan upaya
kesehatan.

2. Pemakai Jasa Pelayanan


Yang dimaksud dengan biaya kesehatan dari sudut pemakai jasa pelayanan (health
consumer) adalah besarnya dana yang harus disediakan untuk dapat memanfaatkan
jasa pelayanan. Berbeda dengan pengertian pertama, maka biaya kesehatan di sini
menjadi persoalan utama para pemakai jasa pelayanan. Dalam batas-batas tertentu.

B. Fungsi pembiayaan kesehatan


a. Penggalian dana
1) Penggalian dana untuk Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM). Sumber dana
untuk UKM terutama berasal dari pemerintah baik pusat maupun daerah, melalui
pajak umum, pajak khusus, bantuan dan pinjaman serta berbagai sumber lainnya.
Sumber dana lain untuk upaya kesehatan masyarakat adalah swasta serta
masyarakat. Sumber dari swasta dihimpun dengan menerapkan prinsip public-
private patnership yang didukung dengan pemberian insentif, misalnya keringanan
pajak untuk setiap dana yang disumbangkan. Sumber dana dari masyarakat
dihimpun secara aktif oleh masyarakat sendiri gana membiayai upaya kesehatan
masyarakat, misalnya dalam bentuk dana sehat atau dilakukan secara pasif yakni

5
menambahkan aspek kesehatan dalam rencana pengeluaran dari dana yang sudah
terkumpul di masyarakat, contohnya dana sosial keagamaan.

2) Penggalian dana untuk Upaya Kesehatan Perorangan (UKP) berasal dari


masing-masing individu dalam satu kesatuan keluarga. Bagi masyarakat rentan dan
keluarga miskin, sumber dananya berasal dari pemerintah melalui mekanisme
jaminan pemeliharaan kesehatan wajib.

b. Pengalokasian dana
1) Alokasi dan dari pemerintah yakni alokasi dara yang berasal dari pemerintah
untuk UKM dan UKP dilakukan melalui penyusunan anggaran pendapatan dan
belanja baik pusat maupun daerah sekurang-kurangnya 5% dari PDB atau 15% dari
total anggaran pendapatan dan belanja setiap tahunnya.

2) Alokasi dana dari masyarakat yakni alokasi dana dari masyarakat untuk UKM
dilaksanakan berdasarkan asas gotong royong sesuai dengan kemampuan.
Sedangkan untuk UKP dilakukan melalui kepesertaan dalam program jaminan
pemeliharaan kesehatan wajib dan atau sukarela.

c. Pembelanjaan
1) Pembiayaan kesehatan dari pemerintah dan public-private patnership digunakan
untuk membiayai UKM.

2) Pembiayaan kesehatan yang terkumpul dari Dana Sehat dan Dana Sosial
Keagamaan digunakan untuk membiayai UKM dan UKP.

3) Pembelajaan untuk pemeliharaan kesehatan masyarakat rentan dan kesehatan


keluarga miskin dilaksanakan melalui Jaminan Pemeliharaan Kesehatan wajib.

Jika diperhatikan syarat pokok pembiayaan kesehatan sebagaimana dikemukakan di


atas, segera terlihat bahwa untuk memenuhinya tidaklah semudah yang
diperkirakan. Sebagai akibat makin meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap
kesehatan dan juga karena telah dipergunakarmya berbagai peralatan canggih,
menyebabkan pelayanan kesehatan semakin bertambah komplek.

C. Sumber biaya kesehatan


Di sebagian besar wilayah Indonesia, sektor swasta mendominasi penyediaan
fasilitas kesehatan, lebih dari setengah rumah sakit yang tersedia merupakan rumah
sakit swasta, dan sekitar 30-50 persen segala bentuk pelayanan kesehatan diberikan
oleh pihak swasta (satu dekade yang lalu hanya sekitar 10 persen). Hal ini tentunya
akan menjadi kendala terutama bagi masyarakat golongan menengah ke bawah.
Tingginya biaya kesehatan yang harus dikeluarkan jika menggunakan fasilitas-
fasilitas kesehatan swasta tidak sebanding dengan kemampuan ekonomi sebagian
besar masyarakat Indonesia yang tergolong menengah ke bawah.

6
Sumber biaya kesehatan tidaklah sama antara satu negara dengan negara lain.
Secara umum sumber biaya kesehatan dapat dibedakan sebagai berikut:

1. Bersumber dari anggaran pemerintah

Pada sistem ini, biaya dan penyelenggaraan pelayanan kesehatan sepenuhnya


ditanggung oleh pemerintah. Pelayanannya diberikan secara cuma-cuma oleh
pemerintah sehingga sangat jarang penyelenggaraan pelayanan kesehatan
disediakan oleh pihak swasta. Untuk negara yang kondisi keuangannya belum baik,
sistem ini sulit dilaksanakan karena memerlukan dana yang sangat besar.
Contohnya dana dari pemerintah pusat dan provinsi

2. Bersumber dari anggaran masyarakat

Dapat berasal dari individual ataupun perusahaan. Sistem ini mengharapkan agar
masyarakat (swasta) berperan aktif secara mandiri dalam penyelenggaraan maupun
pemanfaatannya. Hal ini memberikan dampak adanya pelayanan-pelayanan
kesehatan yang dilakukan oleh pihak swasta, dengan fasilitas dan penggunaan alat-
alat berteknologi tinggi disertai peningkatan biaya pemanfaatan atau
penggunaannya oleh pihak pemakai jasa layanan kesehatan tersebut. Contohnya
CSR atau Corporate Social Reponsibility).
Dapat berasal dari individual ataupun perusahaan. Sistem ini mengharapkan agar
masyarakat (swasta) berperan aktif secara mandiri dalam penyelenggaraan maupun
pemanfaatannya. Hal ini memberikan dampak adanya pelayanan-pelayanan
kesehatan yang dilakukan oleh pihak swasta, dengan fasilitas dan penggunaan alat-
alat berteknologi tinggi disertai peningkatan biaya pemanfaatan atau
penggunaannya oleh pihak pemakai jasa layanan kesehatan tersebut. Contohnya
CSR atau Corporate Social Reponsibility) dan pengeluaran rumah tangga baik yang
dibayarkan tunai atau melalui sistem asuransi.

3. Bantuan biaya dari dalam dan luar negeri

Sumber pembiayaan kesehatan, khususnya untuk penatalaksanaan penyakit-


penyakit tertentu cukup sering diperoleh dari bantuan biaya pihak lain, misalnya
oleh organisasi sosial ataupun pemerintah negara lain. Misalnya bantuan dana dari
luar negeri untuk penanganan HIV dan virus HSNI yang diberikan oleh WHO
kepada negara-negara berkembang (termasuk Indonesia).

4. Gabungan anggaran pemerintah dan masyarakat

Sistem ini banyak diadopsi oleh negara-negara di dunia karena dapat


mengakomodasi kelemahan-kelemahan yang timbul pada sumber pembiayaan
kesehatan sebelumnya. Tingginya biaya kesehatan yang dibutuhkan ditanggung
sebagian oleh pemerintah dengan menyediakan layanan kesehatan bersubsidi.
Sistem ini juga menuntut peran serta masyarakat dalam memenuhi biaya kesehatan
yang dibutuhkan dengan mengeluarkan biaya tambahan.

7
Dengan ikut sertanya masyarakat menyelenggarakan pelayanan kesehatan, maka
ditemukan pelayanan kesehatan swasta. Selanjutnya dengan diikutsertakannya
masyarakat membiayai pemanfaatan pelayanan kesehatan, maka pelayanan
kesehatan tidaklah cuma-cuma. Masyarakat diharuskan membayar pelayanan
kesehatan yang dimanfaatkannya. Sekalipun pada saat ini makin banyak saja negara
yang mengikutsertakan masyarakat dalam pembiayaan kesehatan, namun tidak
ditemukan satu negara pun yang pemerintah sepenuhnya tidak ikut serta. Pada
negara yang peranan swastanya sangat dominan pun peranan pemerintah tetap
ditemukan. Paling tidak dalam membiayai upaya kesehatan masyarakat, dan
ataupun membiayai pelayanan kedokteran yang menyangkut kepentingan
masyarakat yang kurang mampu.

D. Strategi pembiayaan kesehatan


Mekanisme pembayaran (payment mechanism), yang dilakukan selama ini adalah
provider payment melalui sistem budget, kecuali untuk pelayanan persalinan yang
oleh bidan di klaim ke Puskesmas atau Kantor Pos terdekat. Alternatif lain adalah
empowerment melalui sistem kupon. Kekuatan dan kelemahan alternatif-alternatif
tersebut perlu ditelaah dengan melibatkan para pelaku di tingkat pelayanan.
Informasi tentang kekuatan dan kelemahan masing-masing cara tersebut juga
merupakan masukan penting untuk melengkapi kebijakan perencanaan dan
pembiayaan pelayanan kesehatan penduduk miskin.

Alternatif Sumber Pembiayaan: Prospek Asuransi Kesehatan Dalam penyaluran


dana JPS-BK tahun 2001, dicoba dikembangkan JPKM (Jaminan Pemeliharaan
Kesehatan Masyarakat) sebagai wadah penyaluran dana JPS-BK. Upaya tersebut
umumnya tidak berhasil, karena dalam praktik yang dilakukan hanyalah pemberian
jasa administrasi keuangan yang dikenal sebagai TPA (Third Party Administration).
Berdasarkan pengalaman tersebut diketahui bahwa salah satu prinsip pokok
asuransi tidak bisa diterapkan, yaitu "pooling of risk".

Dalam prinsip ini risiko ditanggung peserta dari berbagai tingkatan, tidak hanya
oleh penduduk miskin. Selain itu, 4 pemberian "premi" sebesar Rp 10,000/Gakin
(dan dipotong 8% oleh Badan Pelaksana JPKM) tidak didasarkan pada perhitungan
risiko finansial mengikuti prinsip-prinsip aktuarial yang profesional

E. Unsur-unsur pembiayaan kesehatan


a. Dana
Dana digali dari sumber pemerintah baik dari sektor kesehatan dan sektor lain
terkait, dari masyarakat, maupun swasta serta sumber lainnya yang digunakan
untuk mendukung pelaksanaan pembangunan kesehatan, Dana yang tersedia harus
mencukupi dan dapat dipertanggung jawabkan.

b. Sumber daya
Sumber daya pembiayaan kesehatan terdiri dari: SDM pengelola, standar, regulasi
dan kelembagaan yang digunakan secara berhasil guna dan berdaya guna dalam

8
upaya penggalian, pengalokasian dan pembelanjaan dana kesehatan untuk
mendukung terselenggaranya pembangunan kesehatan.

c. Pengelolaan Dana Kesehatan


Prosedur/Mekanisme Pengelolaan Dana Kesehatan adalah seperangkat aturan yang
disepakati dan secara konsisten dijalankan oleh para pelaku subsistem pembiayaan
kesehatan, baik oleh Pemerintah secara lintas sektor, swasta, maupun masyarakat
yang mencakup mekanisme penggalian, pengalokasian dan pembelanjaan dana
kesehatan.

F. Pembiayaan kesehatan dalam sistem kesehatan nasional


Subsistem pembiayaan kesehatan adalah bentuk dan cara penyelenggaraan berbagai
upaya penggalian, pengalokasian dan pembelanjaan dana kesehatan untuk
mendukung penyelenggaraan pembangunan kesehatan guna mencapai derajat
kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.

Tujuan dari penyelenggaraan subsistem pembiayaan kesehatan adalah tersedianya


pembiayaan kesehatan dalam jumlah yang mencukupi, teralokasi secara adil,
merata dan termanfaatkan secara berhasil-guna dan berdaya-guna, untuk menjamin
terselenggaranya pembangunan kesehatan guna meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat yang setinggi- tingginya.

9
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Kesimpulan yang dapat ditarik dari hasil pembahasan makalah ini antara lain:

1. Pembiayaan kesehatan merupakan salah satu bidang ilmu dari ekonomi


kesehatan (health economy). Yang dimaksud dengan biaya kesehatan adalah
besarnya dana yang harus disediakan untuk menyelenggarakan dan atau
memanfaatkan berbagai upaya kesehatan yang diperlukan oleh perorangan,
keluarga, kelompok dan masyarakat.

2. Sumber biaya kesehatan dapat berasal dari anggaran pemerintah, anggaran


masyarakat, bantuan dari dalam dan luar negeri, serta gabungan dari anggaran
pemerintah dan masyarakat.

3. Secara umum biaya kesehatan dapat dibedakan menjadi dua, yakni biaya
pelayanan kedokteran dan biaya pelayanan kesehatan masyarakat.

4. Syarat pokok pembiayaan kesehatan adalah jumlah, penyebaran dan


pemanfaatan. Sedangkan fungsi pembiayaan kesehatan adalah penggalian dana,
pengalokasian dana dan pembelanjaan.

B. SARAN
Kami sebagai penulis, menyadari bahwa makalah ini banyak sekali kesalahan dan
sangat jauh dari kata kesempurnaan . Tentunya penulis akan terus memperbaiki
makalah dengan mengacu pada sumber yang dapat dipertanggung jawabkan nantinya.

Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran tentang pembahasan
makalah di atas.

10
DAFTAR PUSTAKA

Diakses Melalui :
https://www.academia.edu/12159387/MAKALAH_PEMBIAYAAN_KESEHATAN

https://www.scribd.com/document/359052431/MAKALAH-PEMBIAYAAN-
KESEHATAN-docx

https://www.studocu.com/id/document/politeknik-kesehatan-kemenkes-
semarang/medical-record-health-faculty/makalah-pembiayaan-kesehatan/31497126

https://www.slideshare.net/SegaPrirahmadan/33121043-makalahpembiayaanrs

11

You might also like