You are on page 1of 10

MAKALAH AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK

GOVERNMENT FINANCE STATISTIC (GFC)


Dosen Pengampu : Dr. Arni Karina, S.E., M.Si. M

Disusun oleh:

Aulia Puspita Marjuki (213403516016)

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


PROGRAM STUDI AKUNTANSI
UNIVERSITAS NASIONAL
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur hanya bagi ALLAH SWT, Tuhan seru sekalian alam. Atas nikmat dan
rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah ini sesuai dengan waktu yang telah
ditentukan.
Makalah ini, dengan judul “Government Finance Statistic (GFS)” ditulis untuk
memenuhi salah satu persyaratan memperoleh nilai mata kuliah Akuntansi Sektor publik
pada Universitas Nasional, Program Studi Akuntansi.
Pada kesempatan ini, izinkan penulis menyampaikan rasa hormat dan ucapan terima
kasih yang tulus kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan dan dorongan kepada
penulis dalam menyelesaikan makalah ini, terutama kepada Ibu Dr. Arni Karina, S.E.,
M.Si.M selaku dosen Mata Kuliah Akuntansi Sektor Publik yang telah mencurahkan segenap
perhatian dan ilmunya kepada penulis sehingga makalah ini dapat kami selesaikan dengan
baik. Secara pribadi penulis juga menyampaikan terima kasih yang tulus kepada rekan-rekan
yang ikut berkontribusi dalam menyelesaikan makalah ini.
Hanya kepada ALLAH SWT, kebaikan mereka dikembalikan, semoga limpahan
pahala, berkah dan rahmat-Nya diberikan kepada mereka aamiin ya robbal’ alamiin.
Semoga makalah ini menjadi setitik sumbangan bagi samudera ilmu yang amat luas.
Kritik dan saran dari pembaca dapat disampaikan kepada penulis.

Jakarta, 13 Mei 2023

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................................... ii
DAFTAR ISI...................................................................................................................... iii
BAB 1 PENDAHULUAN.................................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang............................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................................... 2
1.3 Tujuan............................................................................................................................ 2
BAB 2 PEMBAHASAN..................................................................................................... 3
2.1 Pengertian dari Government Finance Statistic (GFS)?Pentingkah Integrasi Nasional
bagi bangsa Indonesia....................................................................................................
2.2 Tujuan dan Kegunaan Government Finance Statistic (GFS)........................................
2.3 Dasar Hukum Penerapan Government Finance Statistic (GFS) di Indonesia...............
2.4 Hubungan antara Laporan GFS dengan Laporan Akuntansi.........................................
2.5 Penyusun dan pengguna Statistik Keuangan Pemerintah..............................................
2.6 Jenis dan Periode pelaporan Statistik Keuangan Pemerintah........................................
2.7 Permasalahn, Hambatan, dan Kendala Penerapan GFS di Indonesia............................
BAB 3 PENUTUP..............................................................................................................
3.1 Kesimpulan....................................................................................................................
3.2 Saran..............................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Government Finance Statistic (GFS) atau dalamBahasa Indonesia diartikan sebagai
Statistik KeuanganPemerintah memiliki arti yang sangat penting, khususnya dalam
perencanaan dan pengambilan keputusan mengenai kebijakan di bidang fiskal. Statistik
keuangan pemerintah disusun berdasarkan angka-angka yang dituangkan dalam anggaran
pendapatan dan belanja negara (APBN). Penyusunan statistik keuangan pemerintah harus
dapat memberikan informasi mengenai kegiatan pemerintahdan kebutuhan dananya serta
gambaran dari pengaruh transaksi pemerintah tersebut terhadap pendapatan nasional,
keadaan moneter dan neraca pembayaran.
Pada tahun 2000, beberapa perubahan mendasar dilakukan pada sistem anggaran.
Pertama, perubahan tahun anggaran dari tahun anggaran (berawal April dan berakhir
Maret) menjadi tahun takwim (Januari sampai Desember). Pada masa transisi tahun 2000,
pelaksanaan APBN hanya berlangsung selama 9 (sembilan) bulan. Kedua, perubahan
sistem anggaran dari anggaran berimbang menjadi anggaran defisit yang mengakibatkan
penyesuaian format APBN dari format T-account menjadi I-account. Dalam format I-
akun, pendapatan, pengeluaran, dan dana anggaran dirangkum dalam satu kolom. Format
akun I secara kasar dibagi menjadi dua bagian, yaitu. H. di bagian atas (di atas garis)
dicatat tingkat pendapatan dan pengeluaran pemerintah, di bagian bawah (di bawah garis)
dicatat tingkat dana anggaran. Ketiga, dilakukan reklasifikasi terhadap beberapa jenis
penerimaan dan pengeluaran pemerintah.
Tujuan dari reklasifikasi adalah untuk menyelaraskan pengelompokan rumah tangga
menurut standar internasional, khususnya pendapatan pembangunan dan pembayaran
modal pinjaman sebagai bagian dari pembiayaan rumah tangga. Keempat, penambahan
beberapa item baru yang mengatur desentralisasi pajak pada tahun 2001 (implementasi
Undang-undang Perimbangan Anggaran Pusat-Daerah No. 25 Tahun 1999), terutama
karena peningkatan dan diferensiasi pendapatan sumber daya. Penerimaan Cadangan
Migas dari Pajak Penghasilan Migas. Karena perbedaan struktur pendapatan dan
pengeluaran pemerintah antara sistem anggaran dinamis berimbang dan sistem yang
berlaku secara internasional, tidak mungkin diketahui secara langsung apakah anggaran
surplus atau defisit. Perubahan sistem anggaran menyebabkan perlunya mengembangkan
statistik ekonomi pemerintah.
Pengembangan statistik ekonomi pemerintah juga diperlukan karena Indonesia,
sebagai anggota Dana Moneter Internasional (IMF), harus menyediakan data keuangan
publik yang teratur dan teratur kepada IMF, yang disusun berdasarkan Manual Publik
yang diterbitkan. Statistik Keuangan. IMF pada tahun 1986. Hasil kompilasi GFS
diterbitkan setiap tahun dalam Yearbook of Government Statistics (GFSY). Karena
definisi, struktur, dan klasifikasi statistik keuangan yang tersedia, kompilasi tahunan
Statistik Keuangan Umum (GFS) membutuhkan waktu yang relatif lama.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian dari Government Finance Statistic (GFS)?
2. Apa Tujuan dan Kegunaan Government Finance Statistic (GFS)?
3. Apa saja Dasar Hukum Penerapan Government Finance Statistic (GFS) di Indonesia?
4. Apa Hubungan antara Laporan GFS dengan Laporan Akuntansi?
5. Apa saja Penyusun dan pengguna Statistik Keuangan Pemerintah?
6. Apa saja Jenis dan Periode pelaporan Statistik Keuangan Pemerintah?
7. Apa saja Permasalahn, Hambatan, dan Kendala Penerapan GFS di Indonesia?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui Pengertian dari Government Finance Statistic (GFS)
2. Untuk mengetahui Tujuan dan Kegunaan Government Finance Statistic (GFS)
3. Untuk mengetahui saja Dasar Hukum Penerapan Government Finance Statistic (GFS)
di Indonesia
4. Untuk mengetahui Hubungan antara Laporan GFS dengan Laporan Akuntansi
5. Untuk mengetahui Penyusun dan pengguna Statistik Keuangan Pemerintah
6. Untuk mengetahui Jenis dan Periode pelaporan Statistik Keuangan Pemerintah
7. Untuk mengetahui Permasalahn, Hambatan, dan Kendala Penerapan GFS di Indonesia
BAB 2
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian dari Government Finance Statistic (GFS)


Government Finance Statistic (GFS) atau Statistik Keuangan Pemerintah adalah
sistem produksi data administrasi publik yang sesuai dengan standar ekonomi dan
statistik internasional dalam konteks analisis kebijakan fiskal dan ekonomi makro.
Produksi statistik ekonomi nasional merupakan laporan yang dapat digunakan dalam
sistem statistik dan ekonomi makro.
Seperti disebutkan dalam pendahuluan, Buku Pegangan Statistik Keuangan
Pemerintah (GFS) yang diterbitkan oleh Dana Moneter Internasional (IMF) digunakan
dalam penyusunan laporan Statistik Keuangan Pemerintah. Atas perintah Dirjen
Kementerian Keuangan nomor: PER-41/PB/2013, Laporan Statistik. Ekonomi Nasional
Tingkat Daerah (LSKP-TW) adalah laporan yang disusun sehubungan dengan
penyusunan kebijakan keuangan dan ekonomi makro di wilayah kerja kantor wilayah
Kementerian. Keuangan. Periode berdasarkan klasifikasi statistik ekonomi resmi sesuai
dengan alat standar internasional yang digunakan untuk produksi laporan ekonomi dan
statistik, seperti Sistem Akun Nasional, Manual Neraca Pembayaran dan Manual Statistik
Moneter dan Keuangan. Laporan Statistik Ekonomi Daerah (LSKP-TW) meliputi:
1. Laporan Statistik Keuangan Pemerintah Pusat tingkat wilayah (LSKP-TW). LSKP-
TW disusun berdasarkan mapping Bagan Akun Standar  dan Laporan Keuangan
Pemerintah Pusat tingkat wilayah di wilayah kerja Kanwil Ditjen Perbendaharaan
selama suatu periode ke dalam klasifikasi Statistik Keuangan Pemerintah
2. Laporan Statistik Keuangan Pemerintah Daerah (LSKPD). LSKPD disusun
berdasarkan mapping  Bagan Akun Standar dan Laporan Keuangan Pemerintah
Daerah Konsolidasian ke dalam klasifikasi Statistik Keuangan Pemerintah selama
suatu periode di Wilayah kerja Kanwil Ditjen Perbendaharaan.
3. Laporan Statistik Keuangan Pemerintah Umum tingkat wilayah (LSKPU-TW).
LSKPU-TW disusun berdasarkan konsolidasi antara Laporan Statistik Keuangan
Pemerintah Pusat tingkat wilayah (LSKPU-TW) dan Laporan Statistik  Keuangan
Pemerintah Daerah (LSKPU-TW), atau  berdasarkan mapping  Laporan Keuangan
Pemerintah Konsolidasian tingkat wilayah ke dalam klasifikasi Statistik Keuangan
Pemerintah selama suatu periode di wilayah kerja Kanwil Ditjen Perbendaharaan.

2.2 Tujuan dan Kegunaan Government Finance Statistic (GFS)


Tujuan utama Government Finance Statistic (GFS) adalah untuk menyediakan
kerangka kerja konseptual dan komputasi yang komprehensif yang cocok untuk
menganalisis dan mengevaluasi kebijakan fiskal, khususnya sektor publik dan kegiatan
sektor publik suatu negara. Penggunaan statistik ekonomi pemerintah (GFS), yaitu:
a. GFS sebagai Pelaporan dengan Tujuan Khusus (Specific Purpose Reporting)
GFS diproduksi untuk tujuan khusus sebagai pelaporan yang terkait dengan
kebijakan fiskal dan moneter, sehingga fokus JRC adalah untuk menyediakan
informasi yang disesuaikan dengan kebutuhan pengguna tertentu, yaitu. H.
pembuat keputusan keuangan dan ekonomi makro.
b. GFS sebagai pelaporan yang komprehensif dan terintegrasi
GFS menyediakan informasi komprehensif tentang kegiatan ekonomi dan
keuangan pemerintah yang dapat digunakan untuk menganalisis dan mengevaluasi
kebijakan keuangan dan ekonomi makro, seperti:
 menganalisis sektor publik dan dampaknya terhadap perekonomian, seperti
Permintaan, Investasi dan Total Tabungan.
 analisis dampak kebijakan fiskal terhadap perekonomian, termasuk sumber
daya yang digunakan, beban pajak, kondisi ekonomi dan utang publik -
Analisis efektivitas pengeluaran untuk pengentasan kemiskinan dan
keberlanjutan kebijakan fiskal.
GFC dapat memberikan informasi mengenai kinerja keuangan, status
keuangan dan likuiditas dana masyarakat secara lebih komprehensif dan
terkonsolidasi.
c. GFS sebagai jembatan antara akuntansi, keuangan dan statistik
Laporan Keuangan Pemerintah Pusat (LKPP) dan Laporan Keuangan Negara
(LKPD) disusun sesuai dengan standar akuntansi negara sedemikian rupa
sehingga hanya dapat dipahami oleh auditor atau pengguna yang tidak tahu
akuntansi. GFS bertujuan untuk menjembatani kesenjangan antara data akuntansi
dan kebutuhan analisis dan evaluasi kebijakan keuangan dan ekonomi makro
sehingga pengguna dapat lebih memahaminya. GFS dikembangkan sesuai dengan
standar internasional yang digunakan dalam menyusun laporan ekonomi dan
statistik seperti System of   National Accounts-SNA), The Balance of   Payments
Manual , The Monetary and Financial  Statistics Manual.

2.3 Dasar Hukum Penerapan Government Finance Statistic (GFS) di Indonesia


Dasar hukum penerapan Government Finance Statistic (GFS) di Indonesia adalah :
1. Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara mengamanatkan agar laporan
keuangan  pemerintah dapat menghasilkan statistik keuangan yang mengacu kepada
manual Statistik Keuangan Pemerintah sehingga dapat memenuhi kebutuhan analisis
kebijakan dan kondisi fiskal, pengelolaan dan analisis perbandingan antar negara.
2. Laporan hasil reviu BPK atas pelaksanaan transparansi fiskal tahun 2010
menghighlight  signifikansi dari statistik keuangan pemerintah melalui reviu atas
unsur transparansi fiskal :
a. Fungsi pemerintah secara keseluruhan belum terlihat karena laporan 8aporan
Keuangan Pemerintah Daerah (LKPP) belum terintegrasi dengan LKPP.
b. Pemerintah belum sepenuhnya dapat menyajikan informasi fiskal mengenai,
antara lain, integrasi posisi fiskal nasional (gabungan Pemerintah Pusat dan
Pemerintah Daerah). Laporan Keuangan Pemerintah Pusat merupakan konsolidasi
dari laporan keuangan kementerian/lembaga, namun belum termasuk  laporan
keuangan pemerintah daerah.
3. PP 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) yang
menggantikan PP 24 Tahun 2005. Pasal 6 ayat (2) PP Nomor 71 Tahun 2010
mengatur bahwa pemerintah menyusun Pedoman Umum Sistem Akutansi Pemerintah
yang akan menjadi acuan untuk penyusunan Sistem Akuntansi Pemerintah pusat dan
daerah, yang diperlukan dalam rangka mewujudkan konsolidasi fiskal dan statistik
keuangan pemerintah secara nasional.
4. PMK 238/PMK.05/2011 Tentang Pedoman Umum Sistem Akuntansi Pemerintahan.
Pedoman Umum Sistem Akuntansi Pemerintahan (P/SAP) menjadi acuan
pengembangan sistem akuntansi berbasis akrual pemerintah pusat dan pemerintah
daerah dalam rangka menciptakan keseragaman untuk  mendukung penyusunan
konsolidasi fiskal dan statistik keuangan pemerintah.
5. PMK No 169/PMK.01/2012 Tentang Organisasi Dan Tata Kerja Instansi Aertikal
Direktorat Jenderal Perbendaharaan.
6. PMK No. 275/PMK.05/2014 Tentang Manual Statistik Keuangan Pemerintah
Indonesia.
7. Perdirjen No. 41/PB/2013 Tentang Petunjuk Teknis Penyusunan Laporan Keuangan
Pemerintah Konsolidasian Tingkat Wilayah dan Laporan Statistik Keuangan
Pemerintah Tingkat Wilayah  pada Kanwil Ditjen Perbendaharaan.

2.4 Hubungan antara Laporan GFS dengan Laporan Akuntansi


Peranan GFS sebagai pendukung dalam  pengambilan kebijakan fiskal dan makro
ekonomi dapat tercermin dari outputnya. Laporan GFS terdiri dari Laporan Operasi
Pemerintah (Statement of  Government of Operations), Laporan Arus Ekonomi lainnya
(Statement of other economic Flows),  Neraca ( Balance Sheet ) dan Laporan Arus Kas
(Statement of Sources and Uses of Cash). Walaupun nama laporan yang dihasilkan GFS
sama dengan laporan akuntansi, cara penyajian dan penggunaannya  berbeda.
Perhitungan surplus/defisit Laporan Kegiatan Pemerintah dan Laporan Kegiatan (LO)
yang dihasilkan oleh JRC sama-sama didasarkan pada pendapatan dikurangi pengeluaran,
namun struktur pendapatan dan pengeluarannya berbeda, sehingga angka surplus/defisit
yang dihasilkan juga berbeda. Misalnya, pengakuan penjualan aset tetap dicatat sebagai
pendapatan dalam akun, sedangkan GFS mencatat transaksi tersebut sebagai pembelian
bersih aset tetap. Perbedaan lainnya adalah penggunaan surplus/defisit untuk membiayai
perolehan aset nonkeuangan seperti aset tetap dan persediaan dilaporkan dalam laporan
operasi negara. Sementara itu, transaksi-transaksi ini merupakan pengeluaran dalam
akuntansi. Pembelian tetap adalah investasi dan pembelian persediaan adalah pengeluaran
untuk barang.
GFS membedakan antaratransaksi dengan arus ekonomi lainnya. GFS mendefinisikan
transaksi sebagai interaksi antara dua pihak berdasarkan kesepakatan bersama. Jika
terdapat peristiwa yang berdampak keuangan tetapi tidak terjadi berdasarkan kesepakatan
bersama, maka peristiwa tersebut dicatat sebagai arus kas tambahan. Misalnya, perubahan
nilai tukar karena kekuatan pasar atau kerusakan bangunan akibat bencana alam. Dalam
GFS, harus dibedakan antara transaksi dan aliran ekonomi lainnya karena transaksi dan
aliran ekonomi lainnya memiliki implikasi yang berbeda untuk analisis keuangan.
Neraca akuntansi dan neraca GFS menunjukkan aset, kewajiban, dan kekayaan bersih,
tetapi dengan cara dan penyajian yang berbeda. Dalam neraca akuntansi, aset disajikan
dalam aset lancar dan tidak lancar, sedangkan dalam neraca GFS disajikan aset keuangan
dan non keuangan. Kewajiban diklasifikasikan sebagai lancar dan tidak lancar di neraca
akuntansi, sedangkan di neraca GFS kewajiban diklasifikasikan menurut tempat tinggal
(domisili) kreditur, terlepas dari apakah utangnya di Finlandia atau di luar negeri.
Informasi residensi kreditur berguna untuk menganalisis risiko dan kelayakan
finansial. Sebagai contoh, struktur utang dengan struktur utang luar negeri yang besar
memiliki risiko lebih tinggi karena perbedaan sifat dan kepentingan kreditur dalam dan
luar negeri, serta peningkatan risiko gagal bayar utang. karena fluktuasi nilai tukar.
Selainitu, Neraca GFS menganut konsep counterpart yang berarti setiap kewajiban yang
dimiliki oleh debitur pasti terkait dengan aset keuangan yang dimiliki oleh kreditur,
misalnya utang bunga yang dicatat pada buku debitur terkait dengan piutang bunga yang
dicatat oleh kreditur. Informasi ini bermanfaat pada saat menganalisis hubungan
keuangan antara sektor dalam perekonomian.

2.5 Penyusun dan pengguna Statistik Keuangan Pemerintah


Penyusunan GFS terdiri dari :
1. Sektor Pemerintah Umum
 Kementrian Keuangan Menyediakan :
Data Pemerintah Pusat: Data Pemerintah Daerah: Laporan Konsolidasi dan
Laporan GFS. Menurut PMK Nomor 184/PMK.01/2010M tentang Organisasi dan
Tata Kerja Kementerian Keuangan, fungsi penyusunan statistik keuangan
pemerintah terkait dengan beberapa tugas dan fungsi yang dijalankan oleh
beberapa direktorat jenderal pada Kementerian Keuangan, yaitu : DJPB c.q
Direktorat Akuntansi dan Pelaporan Keuangan DJPK c.q Drektorat Ealuasi
Pendanaan dan Informasi Keuangan Daerah DJA c.q Direktorat Penyusunan
APBN, dan DJPU c.q Direktorat Ealuasi, Akuntansi dan Settlement.
 Kementerian Dalam Negeri, menyediakan ddata Pemerintah Daerah
2. Sektor Publik a
 Bank Indonesia, menyediakan data Bank Indonesia
 Kementerian BUMN, menyediakan data perusahaan negara/BUMN
Pengguna GFS terdiri dari :
1. Otoritas penganggaran Pusat maupun daerah dapatmenggunakan data GFS dalam
kebijakan pengalokasian anggaran pemerintah, misalnya data belanja per fungsi.
2. Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan dapatmenggunakan data GFS sebagai
salah satu pertimbangan dalam perhitungan dana perimbangan.
3. Badan Kebijakan Fiskal dapat menggunakan dataGFS dalam penyusunan kebijakan
fiskal secara menyeluruh yang mencakup semua sektor dalam ekonomi.
4. Badan Pusat Statistik dapat menggunakan data GFS dalam pernyusunan data statistik
nasional.
5. Bank Indonesia dapat menggunakan data GFSuntuk menyusunan laporan statistik
moneter.
6. Lembaga rating (seperti Moodys dan Standard and Poors) adalah suatu perusahaan
yang menyediakan penilaian rating untuk penerbit obligasi. Mereka dapat
menggunakan data keuangan pemerintah dalam analisis untuk menentukan apakah
suatu pemerintah mempunyai kemampuan keuangan yang baik dan berkelanjutan
(misalnya kebijakan fiskal yang transparan, tingkat utang yang rendah, defisit
anggaran yang rendah).
7. Pengguna lain, seperti Kementerian Dalam Negeri dan IMF.
2.6 Jenis dan Periode pelaporan Statistik Keuangan Pemerintah
Seperti yang telah dibahas sebelumnya, LaporanStatistik Keuangan Pemerintah terdiri
dari Laporan Pperasi Pemerintah (Statement of Government Operations), Laporan Arus
Ekonomi Lainnya (Statement of Other Economic Flows), Neraca (Balance Sheet) dan
Laporan Arus Kas (Statement of Sources and Uses of Cash).
Laporan Operasi Pemerintah mencatat hasil dari semua transaksi selama periode
akuntansi, yang diklasifikasikan menjadi pendapatan, biaya, perolehan bersih dari aset
non keuangan (net acquisitions of non financial assets), perolehan bersih dari asset
keuangan (net acquisitions of financial assets), atau kewajiban bersih (net incurrences of
liabilities).
Laporan Arus Ekonomi Lainnya meliputi perubahan harga dan berbagai kejadian
ekonomi lainnya yang mempengaruhi aset dan kewajiban, seperti penghapusan utang dan
kerugian. Laporan ini mengikhtisarkan perubahan-perubahan dalam aset, kewajiban dan
kekayaan bersih (net worth).
Neraca pemerintah umum atau sektor publik adalah laporan posisi aset keuangan dan
non keuanganyang dimiliki, kumpulan klaim terhadap pemilik asset tersebut dalam
bentuk kewajiban, dan kekayaan bersih sektor tersebut.
Laporan Arus Kas menunjukkan total kas yang dihasilkan atau digunakan dalam
aktivitas operasi, transaksi aset non keuangan dan transaksi yang melibatkan aset keungan
dan kewajiban selain kas.
Periode pelaporan Statistik Keuangan Pemerintah yaitu :
a. Bulanan : Laporan Operasional Pemerintah Pusat.
b. Triwulanan:
 Laporan Operasional Pemerintah Pusat.
 Laporan Operasional Konsolidasian Pemerintah Daerah (survey dan estimasi).
c. Semesteran :
 Laporan Operasional Konsolidasian Pemerintah Pusat dan Daerah.
 Neraca Konsolidasian Pemerintah Pusat dan Daerah.
 Laporan Arus Kas Konsolidasian Pemerintah Pusat dan Daerah.
d. Tahunan:
 Laporan Operasional Konsolidasian Pemerintah Pusat dan Daerah, serta Laporan
Operasional Sektor Publik.
 Neraca Konsolidasian Pemerintah Pusat dann Daerah, serta Neraca Sektor Publik.
 Laporan Arus Kas Konsolidasian Pemerintah Pusat dan Daerah, serta Laporan
Arus Kas Sektor Publik.

2.7 Permasalahn, Hambatan, dan Kendala Penerapan GFS di Indonesia

You might also like