You are on page 1of 20

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN ANC (Antenatal

Care) DI RSUD RAGAB BEGAWE CARAM MESUJI

OLEH :
FREDY ANTORO
2022207209562

PROGRAM PROFESI NERS FAKULTAS KESEHATAN


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PRINGSEWU - LAMPUNG
TAHUN AKADEMIK 2022/2023
1. Pengertian ANC
ANC adalah pelayanan kesehatan yang diberikan kepada ibu hamil secara
berkala untuk menjaga keselamatan ibu dan janin (Saifuddin, 2006).
Pemeriksaan ANC adalah suatu program terencana berupa observasi, edukasi
dan penanganan medik pada ibu hamil, guna memperoleh suatu proses kehamilan
dan persalinan yang aman dan memuaskan (Wibowo, 2007).
Menurut Wignjosastro (2005) ANC merupakan pengawasan wanita hamil
secara teratur dan tertentu dengan tujuan menyiapkan fisik dan mental serta
menyelamatkan ibu dan anak dalam kehamilan, persalinan dan nifas.
Antenatal care atau pemeriksaan kehamilan merupakan pemeriksaan ibu hamil
baik fisik dan mental serta menyelamatkan ibu dan anak dalam kehamilan, persalinan
dan masa nifas, sehingga keadaan mereka post partum sehat dan normal (Padila,
2014). Kunjungan antenatal care adalah kunjungan ibu hamil ke bidan atau dokter
sedini mungkin semenjak wanita merasa dirinya hamil untuk mendapatkan
pelayanan/asuhan antenatal (Padila, 2014).
Dari definisi- definisi diatas dapat disimpulkan bahwa ANC atau pemeriksaan
kehamilan adalah pelayanan yang diberikan kepada wanita hamil dengan melakukan
pemeriksaan dan pengawasan kehamilan untuk mengoptimalisasi kesehatan mental
dan fisik ibu hamil sehingga mampu menghadapi persalinan, nifas, persiapan
memberikan air susu ibu (ASI) dan kembalinya kesehatan reproduksi secara wajar.

2. Tujuan Antenatal Care


Pelayanan antenatal care diberikan sedini mungkin kepada wanita semenjak
dirinya hamil. Pedoman pelayanan antenatal care menurut Depkes (2007) memiliki
beberapa tujuan, yaitu:
a. Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan tumbuh
kembang bayi.
b. Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental, dan sosial ibu.
c. Mengenali dan mengurangi secara dini adanya penyulit-penyulit komplikasi
yang mungkin terjadi selama hamil, termasuk riwayat penyakit secara umum,
kebidanan, dan pembedahan.
d. Mempersiapkan persalinan cukup bulan, dan persalinan yang aman dengan
trauma seminimal mungkin.
e. Mempersiapkan peran ibu agar masa nifas berjalan normal dan mempersiapkan
ibu agar dapat memberikan ASI secara eksklusif.
f. Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bayi, agar
dapat tumbuh kembang secara normal.
g. Mengurangi bayi lahir prematur, kelahiran mati, dan kematian neonatal.
h. Mempersiapkan kesehatan yang optimal bagi janin.

3. Fungsi Antenatal Care


Selain tujuan antenatal care juga memiliki tiga fungsi yaitu yang pertama,
sebagai promosi kesehatan selama kehamilan melalui sarana dan aktifitas
pendidikan. Fungsi yang kedua yaitu untuk melakukan screening, identifikasi wanita
dengan kehamilan resiko tinggi dan merujuk bila perlu. Fungsi yang terakhir adalah
untuk memantau kesehatan selama hamil dengan usaha mendeteksi dan menangani
masalah yang terjadi (Padila, 2014).

4. Tanda dan gejala


Menurut Forrer, (2009) beberapa tanda dan gejala antenatal yaitu :
a. Tanda Tidak Pasti/Tanda Mungkin Kehamilan
1) Persumtif Sign ( subyektif)
- Amenorhoe ( tidak mendapat haid)
- mual muntah (morning sicknes) merupakan respon awal terhadap
tingginya kadar progesterone dan menghilang setelah tiga bulan.
- letih,sakit kepala
- merasakan gerakan janin terjadi sekitar 22 minggu gestasi atau 20
minggu pada wanita hamil pertama.
- perubahan pada mamae
- frekuensi berkemih meningkat karena adanya kongesti darah pada
organ-organ pelvic sehingga meningkatkan sensitivitas jaringan,
tekanan uterus pada kandung kencing menstimulasi saraf sehingga
BAK.
- lekore/keputihan peningkatan sekresi vaginal oleh efek stimulasi
hormone estrogen dan progesterone pada kelenjar dan peningkatan
suplay darah ke pelvic .
2) Probabilitas (Objektif)
- Pembesaran uterus
 melunaknya daerah isthmus uteri (hegar sign) diketahui melalui
pemeriksaan bimanual dan mulai terlihat pada minggu ke 6 dan
menjadi nyata pada minggu ke 7-8.
 Servik terasa lebih lunak (tanda Goodell”s) diketahui melalui
pemeriksaan bimanual
 tanda ballotemen : pantulan yang terjadi saat jari pemeriksa
mengetuk janin yang mengapung dalam uterus,bayi menjauh
kemumudian ke posisi semula.
 Kontraksi Braxton hicks yaitu kontraksi intermiten yang
mungkin terjadi selama hamil dan tidak terasa sakit.
- Perubahan warna kulit oleh Chloasma: warna kulit yang kehitam-
hitaman pada dahi, punggung hidung dan kulit daerah tulang pipi
terutama pada warna kulit hitam hal ini disebabkan oleh stimulasi
MSH (Melanosyt Stimulating Hormone), dan Striae gravidarum;
regangan kulit abdomen terlihat garis tak teratur.
- HCG (Human Chronic Gonadotropin) meningkat.
b. Tanda positif kehamilan
- Terdengar DJJ. DJJ dapat didengar dengan stetoskop laenec pada minggu
17-18. Dengan stetoskop ultrasonik (doppler), DJJ dapat didengarkan
lebih awal lagi, sekitar minggu ke-12. Normal DJJ 120-160 kali
permenit.
- adanya gerakan janin pada palpasi
- Teraba bagian janin pada palpasi
- Adanya kantong kehamilan (gestasional sac) dalam rongga uterus pada
pemeriksaan USG ,adanya skelet janin pd gmbr X Ray.
c. Tes Kehamilan
Tes hCG ( hormone chorionic gonadotropin). Dilakukan dengan mendeteksi
hormone hCG dalam urin.kadar terendah yang memberi hasil positif yaitu 0,5
hCG per ml urin, kadar tertinggi 500 SI HCG.

5. Etiologi
Suatu kehamilan akan terjadi bila terdapat 5 aspek :
a. Ovum: Ovum adalah suatu sel dengan diameter + 0,1 mm yang terdiri dari
suatu nucleus yang terapung – apung dalam vitelus dilingkari oleh zona
pellusida dan kromoson radiata.
b. Spermatozoa: Spermatozoa adalah berbentuk seperti terdiri dari kepala
berbentuk lonjong agak gepeng berisi inti leher yang menghubungkan kepala
dengan bagian tengah dan ekor yang dapat bergerak.
c. Konsepsi: Konsepsi adalah peristiwa penyatuan antara sperma dan ovum di
tuba fallopi.
d. Nidasi: Nidasi adalah masuknya atau tertanamnya hasil konsepsi ke dalam
endometrium.
e. Plasenta: Plasenta adalah alat yang sangat penting bagi janin yang berguna
untuk pertukaran zat antara ibu, anaknya dan sebaliknya.

6. Patofisiologi
Setiap bulan wanita melepaskan 1 atau 2 sel telur (ovum) dari indung telur
(ovulasi), yang di tangkap oleh umbai-umbai (fimbriae) dan masuk ke dalam sel
telur, waktu persetubuhan, cairan semen tumpah ke dalam vagina dan berjuta-juta sel
mani (sperma) bergerak memasuki rongga rahim lalu masuk ke saluran telur.
Pembuahan sel telur oleh sperma biasanya terjadi di bagian yang mengembang
oleh tuba falofi. Disekitar sel telur banyak berkumpul sperma yang mengeluarkan
ragi untuk mencairkan zat-zat yang melindungi ovum. Kemudian pada tempat yang
paling mudah dimasuki, masuklah salah satu sel mani dan kemudian bersatu dengan
sel telur. Peristiwa ini disebut pembuahan (konsepsi = fertilitas).
Ovum yang telah dibuahi ini segera membelah diri sambil bergerak (oleh
rambut getar tuba), menuju ruang rahim, peristiwa ini disebut nidasi (implantasi).
Dari pembuahan sampai nidasi diperlukan waktu 6 – 7 hari. Untuk menyuplai darah
ke sel-sel makanan bai mudligah dan janin, dipersiapkan uri (plasenta) jadi dapat
dikatakan bahwa untuk setiap kehamilan harus ada ovum (sel telur), spermatozoa (sel
mani), pembuahan (konsepsi (konsepsi = fertilitas), nidasi dan plasenta, (Handerson
2006)

7. Frekuensi kunjungan ANC


Pemeriksaan kehamilan yang ideal untuk pertama kalinya adalah sedini
mungkin ketika haidnya terlambat satu bulan. Hasil penelitian telah menunjukkan
berulang kali bahwa wanita yang datang lebih dini dan teratur untuk pemeriksaan pra
lahir mempunyai komplikasi yang lebih sedikit dan bayi yang lebih sehat dari pada
wanita yang mendapat perawatan pra lahir tidak teratur atau terlambat periksa
kehamilan.
Kelainan-kelainan yang mungkin ada atau akan timbul pada kehamilan tersebut
lekas diketahui dan segera dapat diatasi, sebelum berpengaruh tidak baik terhadap
kehamilan (Wiknjosastro, 2005). Sesuai dengan kebijakan program saat ini
kunjungan antenatal sebaiknya dilakukan paling sedikit 4 kali selama kehamilan
yaitu satu kali pada trimester pertama, satu kali pada trimester kedua dan dua kali
trimester tiga (Sarwono, 2002).
Kebijakan program Depkes (2005) menganjurkan ibu hamil melaksanakan
kunjungan ANC minimal sebanyak 4 kali, yaitu sebagai berikut:
a. Kunjungan 1 / K1 (Trimester 1)
K1 / kunjungan baru ibu hamil yaitu kunjungan ibu hamil yang pertama
kali pada masa kehamilan. Pemeriksaan pertama kali yang ideal adalah sedini
mungkin ketika haidnya terlambat sekurang-kurangnya satu bulan. K1
dibedakan menjadi 2 yaitu K1 murni (kunjungan pertama kali dilakukan pada
waktu trimester satu kehamilan) dan K1 akses (kunjungan pertama kali diluar
trimester satu selama masa kehamilan, dilakukan di trimester II maupun di
trimester III). Adapun tujuan pemeriksaan pertama pada perawatan antenatal
adalah sebagai berikut:
1) Mendiagnosis dan menghitung umur kehamilan.
2) Mengenali dan menangani penyulit-penyulit yang mungkin
dijumpai dalam kehamilan, persalinan dan nifas.
3) Mengenali dan mengobati penyakit-penyakit yang mungkin diderita
sedini mungkin. Menurunkan angka morbiditas dan mortalitas ibu
dan anak.
4) Memberikan nasehat-nasehat tentang cara hidup sehari-hari dan
keluarga berencana, kehamilan, persalinan, nifas dan laktasi.
Pada kunjungan pertama adalah kesempatan untuk mengenali faktor
risiko ibu dan janin. Ibu diberitahu tentang kehamilannya, perencanaan
tempat persalinan, juga perawatan bayi dan menyusui.
b. Kunjungan 2 (Trimester II)
Pada periode ini pemeriksaan dilakukan minimal 1 kali. Hendrawan
(2008) menuturkan mengingat manifestasi klinik kasus kegawatdaruratan
obstetrik yang berbeda-beda dalam rentang yang cukup luas, maka perlu
dilakukan kunjungan ANC yang teratur. Pada trimester II, ibu hamil
diajurkan periksa kehamilan 1 bulan sekali sampai umur kehamilan 28
minggu. Adapun tujuan pemeriksaan kehamilan di trimester II menurut
Saifuddin (2002) ialah sebagai berikut:
1) Pengenalan komplikasi akibat kehamilan dan pengobatannya.
2) Penapisan pre-eklamsi gemelli, infeksi alat reproduksi dan saluran
perkemihan.
3) Mengulang perencanaan persalinan.
c. Kunjungan 3 dan 4 (Trimester III)
Pada periode ini pemeriksaan dilakukan setiap 2 minggu jika klien tidak
mengalami keluhan yang membahayakan dirinya dan atau kandungannya
sehingga membutuhkan tindakan segera. Rancangan pemeriksaan meliputi
anamnesa terhadap keadaan normal dan keluhan ibu hamil trimester III,
pemeriksaan fisik (umum, khusus, dan tambahan pada bulan ke-9 dilakukan
pemeriksaan setiap minggu).
Kelahiran dapat terjadi setiap waktu oleh karena itu perlu diberikan
petunjuk kapan harus datang ke rumah sakit. Menurut wignjosastro (2002),
jadwal kunjungan ulang selama hamil trimester III adalah setiap dua minggu
dan sesudah 36 minggu setiap satu minggu.
Menurut Saifuddin (2002) menuturkan tujuan kunjungan pemeriksaan
kehamilan trimester III yaitu:
1) Sama seperti kunjungan 2.
2) Mengenali adanya kelainan letak.
3) Memantapkan rencana persalinan.
4) Mengenali tanda-tanda persalinan.

8. Faktor – faktor yang mempengaruhi kunjungan ANC


Menurut standar pelayanan kebidanan (Depkes RI, 2003), ada banyak alasan
mengapa ibu hamil tidak melakukan kunjungan ANC antara lain:
a. Kemampuan mengambil keputusan. Ibu sering kali tidak berhak
memutuskan sesuatu, karena hal itu adalah hak suami dan mertua,
sementara mereka tidak mengetahui perlunya memeriksakan kehamilan dan
hanya mengandalkan cara-cara tradisional.
b. Fasilitas kesehatan. Fasilitas untuk pelayanan ANC tidak memadai, tidak
berfungsi sebagaimana mestinya, tidak memungkinkan kerahasiaannya,
harus menunggu lama atau perlakuan petugas kesehatan yang kurang
memuaskan.
c. Pengetahuan. Beberapa ibu hamil tidak mengetahui mereka harus
memeriksakan kehamilannya, maka ibu hamil tidak melakukan
pemeriksaan kehamilan.
d. Budaya. Kurangnya dukungan keluarga maupun tradisi yang tidak
mengijinkan seorang ibu hamil meninggalkan rumah untuk memeriksakan
kehamilannya.
e. Petugas kesehatan. Ketidakpercayaan dan ketidaksenangan pada petugas
kesehatan secara umur beberapa anggota masyarakat tidak mempercayai
semua petugas kesehatan pemerintah.
f. Kepercayaan. Takhayul dan keraguan untuk memeriksakan kehamilannya
pada petugas kesehatan (terlebih pula jika petugasnya seorang laki-laki).
g. Sosial ekonomi. Ibu hamil atau anggota keluarganya tidak mampu
membayar atau tidak mempunyai waktu untuk memeriksakan
kehamilannya.

9. Pelayanan ANC
Standar pelayanan antenatal care berfungsi untuk memberikan pelayana kepada ibu
hamil. Standar pelayanan antenatal care ini di kenal dengan 10T yang sudah di
rekomendasikan oleh dinas kesehatan RI sejak 2009. Standar 10T adalah:
a) T1 (Timbang Berat badan dan Ukur tinggi badan)
Penimbangan dilakukan setiap kali ibu hamil memeriksakan diri,
karenahubungannnya erat dengan pertambahan berat badan lahir bayi. Berat
badan ibu hamilyang sehat akan bertambah antara 10-12 Kg sejak sebelum
hamil (Nadesul, 2006).
Tinggi badan hanya diukur pada kunjungan pertama. Ibu dengan tinggi <145
cm perludiperhatikan kemungkinan panggul sempit sehingga menyulitkan
pada saat persalinan(Depkes RI, 1998).
b) T2 (Pemeriksaan tekanan darah)
Pengukuran tekanan darah harus dilakukan secara rutin dengan tujuan
untukmelakukan deteksi dini terhadap terjadinya tiga gejala preeklamsi
c) T3 (Nilai status gizi dengan cara mengukur lingkar lengan atas) :
d) T4 (Ukur tinggi fundus uteri)
Pengukuran tinggi fundus uteri dilakukan secara rutin untuk mendeteksi
secaradini terhadap berat badan janin. Indikator pertumbuhan janin
intrauterin, tinggi fundusuteri juga dapat digunakan untuk mendeteksi
terhadap terjadinya molahidatidosa, janinganda atau hidramnion (Nadesul,
2006)
e) T5 (Tentukan presentasi janin dan denyut jantung janin)
f) T6 (Skrining status imunisasi tetanus dan berikan imunisasi TT bila di
perlukan)
g) T7 (Pemberian tablet Zat besi minimal 90 tablet selama kehamilan)
h) T8 (Tes laboratorium (umum dan khusus)
i) T9 (Tatalaksana kasus)
j) T10 (Temu wicara (konseling) termasuk perencanaan persalinan dan
pencegahan komplikasi serta KB pasca persalinan)

10. Pemeriksaan Penunjang


a. Pemeriksaan laboratorium
Wanita hamil diperiksa urinnya untuk mengetahui kadar protein glukosanya,
diperiksa darah untuk mengetahui faktor rhesus, golongan darah, Hb dan
penyakit rubella
b. Pemeriksaan Rontgen
Dilakukan pada kehamilan yang sudah agak lanjut karena sebelum buan ke
IV rangka janin belum tampak. Pemeriksaan rontgen dilakukan pada kondisi-
kondisi:
- Diperlukan tanda pasti hamiL
- Letak anak tidak dapat ditentukan dengan jelas dengan palpasi
- Mencari sebab dari hidraamnion
- Untuk menentukan kelainan anak
c. Pemeriksaan USG
Kegunaannya:
- Diagnosis dan konfirmasi awal kehamilan
- Penentuan umur gestasi dan penafsiran ukuran fetal
- Mengetahui posisi plasenta
- Mengetahui adanya IUFD
- Mengetahui pergerakan janin dan detak jantung janin. (Marjati dkk,
2010)

11. Asuhan Keperawatan pada ANC


a. Pengkajian
1) Data umum klien untuk mengetahui identitas klien
2) Anamnesa untuk mengetahui keluhan utama, riwayat kehamilan masa
lalu dan tafsiran kehamilan saat ini
3) Data umum kesehatan saat ini
a) KU: baik/tidak, cemas/tidak, untuk mengetahui keadaan umum
pasien secara keseluruhan
b) Kesadaran: composmentis/apatis/letargis/somnolen
c) TTV meliputi
- TD: tekanan darah pada orang normal rata – rata 120/80 mmHg
dengan diastole maksimal 140 mmHg dan sistole maksimal 90
mmHg. Pada ibu hamil tekanan darah menurun hingga
pertengahan kehamilan. Tekanan sistolik menurun hingga 8 – 10
mmHg sedangkan diatolik mengalami penurunan 12 poin.
- Nadi: 70x/menit, ibu hamil 80 – 90x/menit.
- Suhu: Normal (36,5oC-37,5oC) bila suhu tubuh hamil > 37,5oC
dikatakan demam, berarti ada infeksi dalam kehamilan.
- RR: Normal (12-20 x/menit). Jumlah pernapasan, kapasitas
vital, dan kapasitas napas maksimum tidak terpengaruh selama
kehamilan berlangsung. Ibu hamil akan bernapas lebih dalam
sekitar 20 – 25 % dari biasanya.
- BB: trimester I bertambah 4 kg, trimester II dan III bertambah
0,5kg/hari)
- TB: < dari 145 cm.(resiko meragukan, berhubungan dengan
kesempitan panggul)
d) Pemeriksaan Fisik
1) Inspeksi
- Rambut : bersih/kotor, warna hitam/merah jagung, mudah
rontok/tidak
- Muka :  Muka bengkak/oedem tanda eklampsi, terdapat
cloasma gravidarum sebagai tanda kehamilan. Muka pucat
tanda anemia, perhatikan ekspresi ibu, kesakitan atau
meringis.
- Mata :  Konjungtiva pucat menandakan anemia pada ibu
yang akan mempengaruhi kehamilan dan persalinan yaitu
perdarahan, Sclera icterus perlu dicurugai ibu mengidap
hepatitis
- Hidung:  Simetris, adakah sekret, ada kelainan lain.
- Mulut & gigi :  Bibir pucat tanda ibu anemia, bibir kering
tanda dehidrasi, sariawan tanda ibu kekurangan vitamin C.
Caries gigi menandakan ibu kekurangan kalsium.
- Leher : Adanya pembesaran kelenjar tyroid menandakan ibu
kekurangan iodium, sehingga dapat menyebabkan
terjadinya kretinisme pada bayi dan bendungan vena
jugularis/tidak
- Dada :  bagaimana kebersihannya, Terlihat hiperpigmentasi
pada areola mammae tanda kehamilan, puting susu datar
atau tenggelam membutuhkan perawatan payudara untuk
persiapan menyusui. Adakah striae gravidarum
- Genetalia:  bersih/tidak, varises/tidak, ada condiloma/tidak
keputihan/tidak.
- Ekstremitas : Adanya oedem pada ekstremitas atas atau
bawah dapat dicurigai adanya hipertensi hingga
Preeklampsi dan Diabetes melitus, varises.tidak, kaki sama
panjang/tidak memepengaruhi jalannya persalinan.
2) Palpasi.
- Kepala: adakah benjolan abnormal
- Leher:  Tidak tampak pembesaran vena jugularis. Jika ada
hal ini berpengaruh pada saat persalinan terutama saat
meneran. Hal ini dapat menambah tekanan pada jantung.
Potensial terjadi gagal jantung. Tidak tampak pembesaran
kelanjar tiroid, jika ada potensial terjadi kelahiran prematur,
lahir mati, kretinisme dan keguguran. Tidak tampak
pembesaran limfe, jika ada kemungkinan terjadi infeksi oleh
berbagai penyakit misal TBC, radang akut dikepala
- Dada:  Adanya benjolan pada payudara waspadai adanya
Kanker payudara dan menghambat laktasi. Kolostrum mulai
diproduksi pada usia kehamilan 12 minggu tapi mulai
keluar pada usia 20 minggu.
- Abdomen:
a) Leopold I: Untuk menentukan usia kehamilan
berdasarkan TFU dan bagian yang teraba di fundus
uteri.
b) Leopold II: Menentukan letak punngung anak padaletak
memanjang dan menentukan letak kepala pada ketak
lintang.
c) Leopold III: Menentukan bagian terbawah janin, dan
apakah bagian terbawah sudah masuk PAP atau belum.
d) Leopold IV: Seberapa jauh bagian rerbawah masuk
PAP.
- Ekstremitas: Adanya oedem pada ekstremitas atas atau
bawah dapat dicurigai adanya hipertensi hingga
Preeklampsi dan Diabetes melitus.
3) Auskultasi
- Dada: Adanya ronkhi atau wheezing perlu dicurigai adanya
asma atau TBC yang dapat memperberat kehamilan.
- Abdomen: DJJ (+) normal 120-160 x/menit, teratur dan
reguler.
4) Perkusi.
- Reflek patella: Reflek patella negatif menandakan ibu vit
B1
(Marjati dkk, 2010)
b. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa Keperawatan menurut SDKI (2017) antara lain:

a. Defisit pengetahuan tentang anemia pada ibu hamil berhubungan dengan

kurang terpapar informasi.

Menurut SDKI (2017), halaman 246, kode D.0111.

Keterangan :

1) Kategori : Perilaku

2) Subkategori : Penyuluhan dan pembelajaran

3) Definisi : Ketiadaan atau kurangnya informasi kognitif yang

berkaitan dengan topik tertentu.

4) Penyebab

a) Keterbatasan kognitif

b) Gangguan fungsi kognitif

c) Kekeliruan mengikuti anjuran

d) Kurang terpapar informasi

e) Kurang minat dalam belajar

f) Kurang mampu mengingat

g) Ketidaktahuan menemukan sumber informasi

5) Gejala dan Tanda Mayor

Subjektif : Menanyakan masalah yang dihadapi

Objektif :

a) Menunjukkan perilaku tidak sesuai anjuran

b) Menunjukkan persepsi yang keliru terhadap masalah

6) Gejala dan Tanda Minor

Subjektif : -

Objektif :
a) Menjalani pemeriksan yang tidak tepat

b) Menunjukkan perilaku berlebihan

7) Kondisi Klinis Terkait

a) Kondisi klinis yang baru dihadapi oleh klien

b) Penyakit akut

c) Penyakit kronis

b. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan gaya hidup menurut SDKI (2017),

halaman 128, kode D.0056.

Keterangan :

Toleransi Aktifitas

1) Kategori : Fisiologis

2) Subkategori : Aktifitas/Istirahat

3) Definisi : Ketidakcukupan energi untuk melakukan aktivitas

sehari-hari.

4) Penyebab

a) Ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen

b) Tirah baring

c) Imobilitas

d) Gaya hidup monoton 5) Gejala dan Tanda Mayor

Subjektif : mengeluh lelah

Objektif : frekuensi jantung meningkat >20% dari kondisi istirahat.

6) Gejala dan tanda minor

Subjektif :

a) Dispnea saat/setelah aktivitas

b) Merasa tidak nyaman setelah beraktivitas

c) Merasa lemah

Objektif :

a) Tekanan darah berubah >20% dari kondisi istirahat

b) Gambaran EKG menunjukkan aritmia saat/setelah aktivitas


c) Gambaran EKG menunjukkan iskemia

d) Sianosis.

7) Kondisi Klinis Terkait

a) Anemia

b) Gagal jantung kongestif

c) Penyakit jantung coroner

d) Penyakit katup jantung

e) Aritmia

f) Penyakit paru obstruktif kronis (PPOK)

g) Gangguan metabolik

h) Gangguan musculoskeletal

c. Keletihan berhubungan dengan kondisi fisiologis (anemia dalam kehamilan)

Menurut SDKI (2017), halaman 130, kode D.0057.

1) Keterangan :

a) Kategori : Fisiologis

b) Subkategori : Aktifitas/Istirahat

c) Definisi : Penurunan kapasitas kerja fisik dan mental

yang tidak pulih dengan istirahat.

2) Penyebab

a) Gangguan tidur

b) Gaya hidup monoton

c) Kondisi fisiologis (mis.penyakit kronis, penyakit terminal, anemia,

malnutrisi, kehamilan)

d) Program perawatan/pengobatan jangka panjang

e) Peristiwa hidup negatif

f) Stress berlebihan

g) Depresi
3) Gejala dan Tanda Mayor

Subjektif:

a) Merasa energi tidak pulih walaupun sudah tidur

b) Merasa kurang tenaga

c) Mengeluh lelah

Objektif :

a) Tidak mampu mempertahankan aktivitas rutin

b) Tampak lesu

4) Gejala dan Tanda minor

Subjektif :

a) Merasa bersalah akibat tidak mampu menjalankan tanggung

jawab.

b) Libido menurun

Objektif : Kebutuhan istirahat meningkat

5) Kondisi Klinis Terkait

a) Anemia

b) Kanker

c) Hipotiroidisme/Hipertiroidisme

d) AIDS

e) Depresi

f) Menopause
6. Rencana Keperawatan

Tabel 1. Pencanaan Keperawatan Menurut SDKI,SLKI,SIKI (2017)


Diagnosa Perencanaan
Keperawatan
Tujuan Rencana tindakan Rasional
Defisit Setelah dilakukan O: O:
pengetahuan tindakan - -
tentang anemia keperawatan
Identifikasi
pada ibu hamil diharapkan
kesiapan dan
berhubungan tingkat
kemampuan
dengan kurang pengetahuan
menerima
terpapar meningkat
informasi Untuk
informasi dengan kriteria
hasil: mengetahui
SLKI (2017), kesiapan dan
halaman 121, T: T: kemampuan
kode L.03030. - - pasien dalam
1. Verbalisasai Sediakan materi menerima
minat dalam media pendidikan informasi
belajar tentang kesehatan
anemia pada
ibu hamil materi dan media
meningkat pendidikan untuk
2. Kemampuan membantu
menjelaskan mempermudah
tentang anemia pasien dalam
pada ibu hamil menerima
meningkat informasi
- Jadwalkan - kesehatan
3. Perilaku pendidikan
membaik kesehatan sesuai
sesuai dengan kesepakatan Untuk membuat
pendidikan kontrak waktu
kesehatan dengan pasien
Berikan yang terjadwal
yang - -
kesempatan
diberikan bertannya
Untuk
memberikan
kesempatan pada
pasien untuk
bertanya hal yang
belum difahami
E: E:
Jelaskan faktor
- resiko yang -
Untuk
mempengaruhi meningkatkan
kesehatan pemahaman ibu
hamil pada hal
apa saja yang
mempengaruhi
Diagnosa Perencanaan
Keperawatan
Tujuan Rencana tindakan Rasional

kesehat

K:
-
SIKI (2018), halaman 65,
kode I.12383.

Keletihan Setelah dilakukan O: Identifikasi O:


berhubungan tindakan - kesiapan dan -
dengan kondisi keperawatan kemampuan
fisiologis diharapkan menerima
tingkat keletihan informasi. Untuk
(anemia dalam
menurun mengetahui
kehamilan)
dengan kriteria kesiapan ibu
hasil: Sediakan materi hamil dalam
SLKI (2017), T: T: menerima
dan media
halaman 141, - - informasi.
pengaturan
kode L.05046. aktivitas dan
1. Ferbalisasi istirahat. Untuk membantu
kepulihan ibu hamil dalam
energi pada dalam memahami
ibu hamil Jadwalkan materi.
meningkat pemberian
2. Tenaga ibu - pendidikan - Untuk
hamil kesehatan. memberikan
meningkat pendidikan
3. Lesu pada kesehatan pada
ibu hamil ibu hamil yang
menurun terjadwal.
Anjurkan
4. Pola istirahat E: menyusun E:
ibu hamil Untuk membantu
- jadwal aktivitas - ibu hamil
membaik dan istirahat. memiliki jadwal
aktivitas dan
istirahat yang
teratur.
Ajarkan cara
mengidentifikasi Untuk memberi
- kebutuhan - pemahaman
istirahat. kepada ibu hamil
tentang kebutuhan
istirahat.

Diagnosa Perencanaan
Keperawatan
Tujuan Rencana tindakan Rasional
K: K: Untuk
- Kolaborasikan - menentukan menu
dengan ahli gizi seimbang bagi ibu
pemenuhan menu hamil.
seimbang. SIKI (2017),
halaman 50, kode
I.12362.

7. Implementasi

Implementasi adalah pengelolaan dan perwujudan dari rencana

keperawatan yang telah di susun pada tahap perencanaan. Ukuran

intervensi keperawatan yang diberikan kepada klien terkait dengan

dukungan, pengobatan, tindakan untuk memperbaiki kondisi, pendidikan

untuk klien-keluarga, atau tindakan untuk mencegah masalah kesehatan

yang muncul dikemudian hari.

Tabel 2. Implementasi
Hari / Implementasi Keperawatan
Tangal / Jam
Diagnosa Keperawatan Tindakan keperawatan Evaluasi

Defisit pengetahuan - Mengidentifikasi kesiapan S:


tentang anemia pada dan kemampuan O:
ibu hamil berhubungan menerima informasi RTL:
dengan kurang terpapar
informasi

Defisit pengetahuan - Menyediakan materi media S:


tentang anemia pada pendidikan kesehatan O:
ibu hamil berhubungan RTL:
dengan kurang terpapar
informasi

Defisit pengetahuan - Menjadwalkan pendidikan S:


tentang anemia pada kesehatan sesuai O:
ibu hamil berhubungan kesepakatan RTL:
dengan
Hari / Implementasi Keperawatan
Tangal / Jam Diagnosa Keperawatan Tindakan keperawatan Evaluasi

kurang terpapar
informasi
Defisit pengetahuan - Memberikan kesempatan S:
tentang anemia pada bertannya O:
ibu hamil berhubungan RTL:
dengan kurang terpapar
informasi
Defisit pengetahuan - Menjelaskan faktor resiko S:
tentang anemia pada yang mempengaruhi O:
ibu hamil berhubungan kesehatan dan menjelaskan RTL:
dengan kurang terpapar anemia pada kehamilan
informasi

Defisit pengetahuan - Mengkolaborasikan S:


tentang anemia pada dengan keluarga untuk O:
ibu hamil berhubungan dukungan hidup bersih RTL:
dengan kurang terpapar dan sehat pada Ny.R
informasi

Implementasi keperawan dengan diagnosa keperawatan Keletihan berhubungan


dengan kondisi fisiologis (anemia dalam kehamilan)
Hari / Implementasi Keperawatan
Tangal / Diagnosa Keperawatan Tindakan keperawatan Evaluasi
Jam
Keletihan berhubungan - Mengidentifikasi kesiapan S:
dengan dan kemampuan menerima O:
kondisi fisiologis informasi. RTL:
(anemia dalam
kehamilan)
Keletihan berhubungan - Menyediakan materi dan S:
dengan media pengaturan O:
kondisi fisiologis aktivitas dan istirahat. RTL:
(anemia dalam
kehamilan)
Keletihan berhubungan - Menjadwalkan pemberian S:
dengan pendidikan kesehatan. O:
kondisi fisiologis RTL:
(anemia dalam
Hari / Implementasi Keperawatan
Tangal /
Jam Diagnosa Keperawatan Tindakan keperawatan Evaluasi

kehamilan)
Keletihan berhubungan - Menganjurkan menyusun S:
dengan jadwal aktivitas dan O:
kondisi fisiologis istirahat. RTL:
(anemia dalam
kehamilan)
Keletihan berhubungan - Mengajarkan cara S:
dengan mengidentifikasi O:
kondisi fisiologis kebutuhan istirahat. RTL:
(anemia dalam
kehamilan)
Keletihan berhubungan - Mengkolaborasikan dengan S:
dengan ahli gizi pemenuhan menu O:
kondisi fisiologis seimbang. RTL:
(anemia dalam
kehamilan)
8. Evaluasi

Evaluasi adalah hasil akhir yang didapatkan yang tertera dalam kriteria hasil

setelah dilakukan tindakan keperawatan.

a. Kesiapan peningkatan nutrisi berhubungan dengan kurang

pengetahuan tentang anemia pada ibu hamil Dengan hasil:

1) Verbalisasai minat dalam belajar meningkat.

2) Kemampuan menjelaskan tentang anemia meningkat.

3) Perilaku membaik.

b. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan Dengan hasil:

1) Keluhan lelah menurun

2) Perasaan lemah menurun

c. Keletihan berhubungan dengan kondisi fisiologis (anemia dalam

kehamilan)

Dengan hasil:

1) Ferbalisasi kepulihan energi meningkat

2) Tenaga meningkat

3) Lesu menurun

4) Pola istirahat membaik

You might also like