You are on page 1of 34

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG


Aparatur sipil negara merupakan profesi bagi Pegawai Negeri Sipil dan Pegawai
Pemerintah dengan perjanjian kerja yang bekerja pada instansi Pemerintah. Aparatur sipil negara
diangkat oleh pejabat pembina kepegawaian dan diserahi tugas negara lainnya dan digaji
berdasarkan peraturan perundang undangan. Tenaga kesehatan yang bekerja di instansi
pemerintahan adalah sebagai salah satu aparatur sipil negara yang juga diharapkan mampu
bersikap profesional, memiliki integritas, disiplin, mempunyai etika dalam bekerja dan bebas
dari segala praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme. Aparatur sipil Negara juga diharapkan
mampu menjalankan fungsinya sebagai pelaksana kebijakan publik, sebagai pelayan publik bagi
masyarakat, dan sebagai perekat dan pemersatu Bangsa sesuai degan UU nomor 5 tahun 2014
tentang Aparatur Sipil Negara.
Dalam pencapaian mempunyai ASN yang memiliki kemampuan, disiplin, karakter baik
dan memiliki etika, Pemerintah melakukan inovasi mulai dari proses penerimaan menggunakan
sistem CAT (Computer Assisted Test) sehingga proses penerimaan benar-benar bersih dan
mendapat SDM yang berkualitas terutama dalam bidangnya. Pemerintah juga melakukan
pendidikan karakter dan peningkatan pengetahuan serta kompetensi sesuai dengan Peraturan
Kepala LAN RI Nomor 12 tahun 2018 tentang pedoman Penyelanggaraan Pelatihan Dasar
(Latsar) CPNS Golongan 3 dengan tujuan menunjukkan sikap perilaku bela negara,
mengaktualisasikan nilai-nilai dasar (Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika, komitmen mutu, dan
anti korupsi) PNS dalam pelaksanaan tugas jabatannya, mengaktualisasikan kedudukan dan
peran (pelayanan publik, whole of goverment, dan menajemen ASN) PNS dalam NKRI, serta
menunjukkan penguasaan kompetensi yang dibutuhkan sesuai dengan bidang tugas.
Pelayan kesehatan merupakan hak setiap orang yang dijamin dalam undang-undang
kesehatan No. 36 Tahun 2009 yang harus di wujudkan dengan upaya peningkatan pelayanan
masyarakat yang setinggi-tingginya. Puskesmas merupakan instutisi pelayanan kesehatan bagi
masyarakat dengan kareteristik tersendiri yang dipengaruhi oleh perkembangan ilmu
pengetahuan kesehatan, kemajuan teknologi, dan kehidupan social ekonomi masyarakat yang
harus tetap mampu meningkatkan pelayanan yang meliputi preventif, promotif, kuratif dan
rehabilitasi.
Kualitatif yang lebih bermutu dan terjangkau oleh masyarakat agar terwujud derajat
kesehatan yang setinggi-tingginya (UUD No.44 Tahun 2009). Diera globalisasi, masyarakat
semakin kritis dalam segala aspek, termasuk terhadap mutu pelayanan kesehatan yang
berkualitas. Sejalan dengan peningkatan pengetahuan dan teknologi,kebutuhan dan tuntutan
masyarakat terhadap mutu pelayanan kesehatan telah semakin meningkat. Hal ini menunjukkan
bahwa pandangan masyarakat terhadap kesehatan telah semakin meningkat terutama pada
kesehatan umum masyarakat yang mana hal tersebut berdampak pada tercapainya derajat
kesehatan yang optimal.
Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) Nomor 75 Tahun 2014 Pasal 1 menjelaskan
puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan tingkat pertama yang menyelenggarakan Upaya
kesehatan Masyarakat (UKM) dan Upaya Kesehatan Perseorangan (UKP) dengan
mengutamakan upaya promotif dan preventif untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang
setinggi-tingginya di wilayah kerjanya. Sedangkan menurut Depkes RI (2004) puskesmas adalah
unit pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten atau kota yang bertanggung jawab
menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu wilayah kesehatan. Puskesmas merupakan
ujung tombak pembangunan kesehatan di Indonesiadengan tugas melaksanakan kebijakan
kesehatan untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan.
Menurut PMK No.26 tahun 2019 dan PP UU no 38 tahun 2018 perawat memiliki tugas
dan peran dalam aspek pelayan medis, namun tugas dan peran tersebut belum optimal. Hal ini
dapat menyebabkan suatu permasalahan yang berkaitan dengan hal-hal yang tidak di inginkan,
disamping kebutuhan masyarakat akan kesehatan semakin bertambah, maka perlu dilakukan
usaha peningkatan pelayanan kesehatan khususnya dibagian keperawatan di UPTD Puskesmas
Siduaori yang sesuai dengan bidang dan penempatan tugas penulis.
Berdasarkan pengamatan penulis juga selama kurang lebih 10 bulan bekerja di UPTD
Puskesmas Siduaori masih banyak petugas yang tidak menggunakan Alat Pelindung Diri saat
melakukan tindakan medis misalnya Saat melakukan pemasangan infus tidak menggunakan
sarung tangan sehingga rentan tertusuk jarum bekas pasien, tidak menggunakan masker sehingga
rentan terkena cairan pasien dan rentan terhirup droplet dari pasien yang dapat menyebabkan
penularan penyakit melalui saluran pernapasan.
Alat Pelindung Diri (APD) adalah sebuah pakaian khusus atau alat yang di pakai petugas
dalam melindungi diri dari luka atau penyakit yang disebabkan adanya bahaya di tempat kerja
(KemenKes,2012). Sarung tangan, masker, alat pelindung mata (pelindung wajah dan kaca
mata), topi, gaun, apron dan pelindung lainnya merupakan alat pelindung diri yang digunaakan
petugas untuk melindungi dirinya. Alat pelindung diri yang paling baik merupakan alat
pelindung yang terbuat dari bahan yang telah diolah atau terbuat dari bahan sintetik yang tidak
mampu tembus air atau cairan lain (darah atau cairan tubuh) (Depkes, 2012).
Jadi APD dapat disimpulkan adalah alat yang digunakan untuk melindungi diri dari
berbagai kontak yang yang dapat membahayakan petugas kesehatan di tempat kerja baik kontak
dari pasien atau antar petugas. APD yang digunakan harus dalam kondisi baik tidak rusak.
Penggunaan APD pun harus disesuaikan dengan resiko yang akan dihadapi perawat ketika
merawat pasien.
Puskesmas sebagai Puskesmas yang memberikan pelayan publik memiliki
tanggungjawab untuk meningkatkan pelayanannya baik itu mutu pelayan terhadap pasien
maupun terhadap tenaga kesehatan sendiri. Upaya peningkatan pelayan kesehatan dapat
dilakukan dengan upaya pencegahan atau preventif. Penulis sebagai salah satu perawat di
Puskesmas Siduaori memiliki peran untuk upaya tersebut. Oleh karena itu, penulis mengangkat
isu ini menjadi rangcangan aktualisasi penulis yang dilaksanakan di Puskesmas Siduaori dengan
menerapkan nilai ANEKA (akuntabilitas, nasionalisme, etika, komitmen mutu dan anti korupsi)
ditambah dengan Manajemen ASN, Pelayanan Publik serta whole of goverment.

1.2. VISI, MISI DAN TUPOKSI


1.2.1. VISI, MISI DINAS KESEHATAN KABUPATEN NIAS SELATAN
VISI:

“Mewujudkan Masyarakat Yang Maju, Sehat dan Cerdas Dengan Kepemimpinan yang
Melayani, Jujur dan Sederhana”

MISI:

1. Membangun kultur pemerintahan yang bersih, mandiri, transparan dan


berorientasi pada pelayanan
2. Pemerataan pembangunan dengan skala prioritas yang berbasis desa
3. Menyediakan system pelayanan kesehatan yang mudah dan berkualitas
4. Menyediakan pendidikan yang berkualitas sebagaimana diamanatkan dalam
undang-undang dan peraturan pemerintah yang berlaku
5. Memperkuat sektor pertanian menuju kemandirian pangan
6. Mengembangkan ekonomi yang mampu menciptakan lapangan kerja dan
mendatangkan investor
7. Mengembangkan potensi pariwisata yang berbasis pada sumber daya alam dan
kebudayaan
8. Membangun generasi muda yang berkarakter, berbudaya dan beriman
9. Memberikan rasa aman dan nyaman di tengah-tengah masyarakat

“Menjadikan Pusat Pelayanan Kesehatan Yang Berkualitas Menuju Masyarakat Sehat


Mandiri Di Wilayah Kerja Puskesmas Siduaori”

1.2.2. VISI, MISI UPTD PUSKESMAS SIDUAORI


VISI:

“Menjadikan Pusat Pelayanan Kesehatan Yang Berkualitas Menuju Masyarakat Sehat


Mandiri Di Wilayah Kerja Puskesmas Siduaori”

MISI:

Untuk mewujudkan visi yang telah dirumuskan tersebut, ada 5 misi Puskesmas Siduaori
yaitu :

1. Memberikan Pelayanan Sesuai Dengan Prosedur

2. Meningkatkan Sumber Daya Alam Dalam Memberikan Pelayanan


Kesehatan
3. Mendorong Kemandirian Masyarakat Untuk Hidup Sehat
4. Memelihara Dan Menigkatkan Pelayanan Kesehatan Yang Bermutu,
Merata Dan Terjangkau
5. Meningkatkan Kerjasama Lintas Sektoral
1.2.3. Tugas Pokok dan Fungsi
Sesuai dengan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi Republik Indonesia nomor 25 tahun 2014 tentang Jabatan Fungsional Perawat dan
Angka Kreditnya menyatakan tugas pokok dan fungsi perawat ahli pertama adalah:
1. Melakukan pengkajian keperawatan dasar pada masyarakat
2. Melakukan pengkajian keperawatan lanjutan pada individu
3. Melakukan pengkajian keperawatan lanjutan pada keluarga
4. Memberikan konsultasi data pengkajian keperawatan dasar/lanjut
5. Merumuskan diagnosa keperawatan pada individu
6. Membuat prioritas diagnosa keperawatan
7. Merumuskan tujuan keperawatan pada individu dalam rangka menyusunrencana
tindakan keperawatan
8. Merumuskan tujuan keperawatan pada keluarga dalam rangka menyusun rencana
tindakan keperawatan
9. Menetapkan tindakan keperawatan pada individu dalam rangka menyusun rencana
tindakan keperawatan
10. Menetapkan tindakan keperawatan pada keluarga dalam rangka menyusun rencana
tindakan keperawatan
11. Melakukan stimulasi tumbuh kembang pada individu dalam rangka melakukan upaya
promotif
12. Memfasilitasi adaptasi dalam hospitalisasi pada individu dalam rangka melakukan upaya
promotif
13. Melaksanakan case finding/deteksi dini/penemuan kasus baru pada individu dalam
rangka melakukan upaya promotif
14. Melakukan support kepatuhan terhadap intervensi kesehatan pada individu
15. Melakukan pendidikan kesehatan pada individu pasien
16. Mengajarkan keluarga untuk meningkatkan kesehatan anggota keluarganya
17. Mengajarkan teknik kontrol infeksi pada keluarga dengan penyakit menular
18. Melakukan pendidikan kesehatan pada kelompok
19. Melakukan peningkatan/ penguatan kemampuan sukarelawan dalam meningkatkan
masalah kesehatan masyarakat dalam rangka melakukan upaya promotif
20. Melakukan pendidikan kesehatan pada masyarakat
21. Melakukan manajemen inkontinen urine dalam rangka pemenuhan kebutuhan eliminasi
22. Melakukan manajemen inkontinen faecal dalam rangka pemenuhan kebutuhan eliminasi
23. Melakukan upaya membuat pasien tidur
24. Melakukan relaksasi psikologis
25. Melakukan tatakelola keperawatan perlindungan terhadap pasien dengan risiko
trauma/injury
26. Melakukan manajemen febrile neutropeni
27. Melakukan komunikasi terapeutik dalam pemberian asuhan keperawatan
28. Memfasilitasi pasien dalam pemenuhan kebutuhan spiritual dalam rangka tindakan
keperawatan yang berkaitan dengan ibadah
29. Melakukan pendampingan pada pasien menjelang ajal (dying care)
30. Memfasilitasi suasana lingkungan yang tenang dan aman
31. Mengambil sampel darah melalui arteri, pulmonari arteri, cvp dalam rangka
tindakankeperawatan spesifik terkait kasus dan kondisi pasien
32. Merawat pasien dengan WSD
33. Memantau pemberian elektrolit kosentrasi tinggi
34. Melakukan resusitasi bayi baru lahir
35. Melakukan tatakelola keperawatan pada pasien dengan kemoterapi (pre, intra, post)
36. Melakukan perawatan luka kanker
37. Melakukan penatalaksanaan ekstravasasi
38. Melakukan rehabilitasi mental spiritual pada individu
39. Melakukan perawatan lanjutan pasca hospitalisasi/bencana dalam rangka melakukan
upaya rehabilitatif pada keluarga
40. Memberikan perawatan pada pasien menjelang ajal sampai meninggal
41. Memberikan dukungan dalam proses kehilangan, berduka dan kematian
42. Melakukan penatalaksanaan manajemen gejala
43. Melakukan evaluasi tindakan keperawatan pada individu
44. Memodifikasi rencana asuhan keperawatan
45. Melakukan pencatatan perencanaan keperawatan
46. Melakukan pencatatan pelaksanaan tindakan keperawatan
47. Melakukan pencatatan evaluasi keperawatan
48. Menyusun rencana kegiatan individu perawat
49. Melakukan preseptorship dan mentorship
50. Melaksanakan fungsi pengarahan pelaksanaan pelayanan keperawatan sebagai ketua
tim/perawat primer
51. Melaksanakan kegiatan bantuan/partisipasi kesehatan
52. Melaksanakan tugas lapangan di bidang kesehatan
53. Melaksanakan penanggulangan penyakit/wabah tertentu; dan
54. Melakukan supervisi lapangan.

Berdasarkan Permenkes No.75 tahun 2014, tugas dan fungsi puskesmas dijabarkan
sebagaimana berikut :
1. Tugas Puskesmas (Pasal 4) Puskesmas mempunyai tugas melaksanakan kebijakan
kesehatan untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya dalam
rangka mendukung terwujudnya kecamatan sehat.
2. Fungsi Puskesmas (Pasal 5) Dalam melaksanakan tugas tersebut Puskesmas
menyelenggarakan fungsi:
a. Penyelenggaraan upaya kesehatan masyarakat tingkat petama di wilayah kerjanya dan
b. Penyelenggaraan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama di wilayah kerjanya.
Selain menyelenggarakan fungsi sebagaimana dimaksud Pasal 5 Puskesmas dapat
berfunsi sebagai wahana pendidikan Tenaga Kesehatan.

1.2.4 Nilai Organisasi

Puskesmas Siduaori merupakan Puskesmas yang berada di kecamatan Siduaori


Kabupaten Nias Selatan. Puskesmas Siduaori terletak pada daerah dataran rendah dengan luas
wilayah ± 15 km yang mewilayahi 1(satu) Kecamatan dan 11 desa,yang terdiri dari 14 posyandu
dan memiliki 1(satu) unit poskesdes yang berlokasi di Desa Mondrowe,dan 2(Dua) unit Pustu
yang terletak di Desa Hililaora dan desa Taluzusua.

Kecamatan Siduaori mempunyai batas-batas wilayah sebagai berikut:

1. Sebelah Utara : Berbatasan dengan Desa Hoya, Desa Taluzusua, Desa


Hilisao’oto
2. Sebelah Selatan : Berbatasan dengan Desa umbusohahau, Uluidanoduo Olanori,
Hililaora, Hilidohona, Mondrowe, Hilizanuwo
3. Sebelah Barat : Berbatasan dengan Desa Na’ai
Secara administrative Kecamatan Siduaori terdiri dari 11 desa dengan jarak tempuh yang
berbeda-beda sesuai dengan transportasi yang digunakan.
1.2.5 Struktur Organisasi UPTD Puskesmas Siduaori
STRUKTUR ORGANISASI UPTD Puskesmas Siduaori
1.2.6 Tugas Pokok

1.3. PERMASALAHAN
Pada bab ini dijelaskan beberapa isu-isu yang sering ditemui di unit kerja. Isu menurut
Kamus Besar Bahasa Indonesia merupakan masalah yang di kedepankan atau harus segera
diselesaikan. Isu yang diangkat dalam tulisan ini berkaitan dengan tugas-tugas peserta selama
menjadi CPNS di unit kerja yaitu di UPTD Puskesmas Siduaori Kecamatan Siduaori Kabupaten
Nias Selatan.
Selama kurang lebih 10 bulan peserta bertugas di Puskesmas Siduaori, peserta
mendapatkan gambaran tentang beberapa isu yang perlu diselesaikan. Beberapa diantaranya
yaitu :
a. Belum optimalnya pelayanan medis poliklinik umum di era new normal di Puskesmas
Siduaori
b. Belum Optimalnya penggunaan APD (Alat Pelindung Diri ) pada petugas kesehatan di
Puskesmas Siduaori
c. Belum optimalnya kepatuhan pelaksanaan cuci tangan pada tenaga kesehatan di Puskesmas
Siduaori
d. Belum optimalnya KIE ( komunikasi, Informasi, Edukasi ) kepada pasien di poliklinik
umum Puskesmas Siduaori
e. Belum optimalnya kepatuhan petugas kesehatan Puskesmas Siduaori dalam memilah
sampah medis dan non medis

1.4. TUJUAN DAN MANFAAT

1.4.1. Tujuan
a. Jangka Pendek
Memahami lebih dalam mengenai nilai-nilai dasar profesi Aparatur Sipil Negara
(ASN) yang mencakup ANEKA (Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik,
Komitmen Mutu dan Anti Korupsi) ditambah dengan Manajemen ASN, Pelayanan
Publik serta Whole Of Government (WoG).
b. Jangka Panjang
Mampu menerapkan menjadi kebiasaan nilai-nilai dasar ANEKA di dalam kegiatan
aktualisasi berdasarkan tugas dan fungsi perawat sebagai ASN.
1.4.2. Manfaat
Adapun manfaat yang didapat dari rancangan aktualisasi
a. Bagi Peserta
Mampu menerapkan nilai-nilai dari ANEKA (Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika
Publik, Komitmen Mutu, dan Anti korupsi) dalam melakukan pelayanan publik sebagai
perawat di Puskesmas Siduaori
a. Bagi Puskesmas Siduaori
Membantu meningkatkan mutu pelayanan publik sehingga dapat berkontribusi dalam
mewujudkan visi dan misi Puskesmas Siduaori.
BAB II
IDENTIFIKASI DAN ANALISIS MASALAH

2.1. IDENTIFIKASI ISU


Berdasarkan hasil gambaran permasalahan yang muncul di Puskesmas Siduaori, maka
indetifikasi isu yang diangkat adalah antara lain:
a. Belum optimalnya pelayanan medis poliklinik umum di era new normal di
Puskesmas Siduaori
Penyebab: Kurang menanamkan rasa kepedulian dalam pelayanan sesuai dengan SOP
b. Belum Optimalnya penggunaan APD (Alat Pelindung Diri) pada petugas kesehatan di
Puskesmas Siduaori
Penyebab: Beberapa alasan perawat UGD tidak menggunakan Alat Pelindung Diri (APD)
adalah kepatuhan perawat yang kurang dan kurang kesadaran akan dampak jika tidak
menggunakan Alat pelindung diri.
c. Belum optimalnya kepatuhan pelaksanaan cuci tangan pada tenaga kesehatan di
Puskesmas Siduaori
Penyebab: Kurangnya kepatuhan perawat dalam menjalan 5 waktu cuci tangan terutama
sebelum kontak dan melakukan tindakan invasif. Kurangnya edukasi pada keluarga
tentang cara cuci tangan yang benar.
d. Belum optimalnya KIE ( komunikasi, Informasi, Edukasi ) kepada pasien di poliklinik
umum Puskesmas Siduaori
Penyebab: Kurangnya kepedulian dalam memberi informasi dan kurangnya komunikasi
yang efektif dan komprehensif
e. Belum optimalnya kepatuhan petugas kesehatan Puskesmas Siduaori dalam memilah
sampah medis dan non medis
Penyebab: kurang pahamnya mengenali jenis limbah medis

2.2. ANALISIS ISU


Analisis isu dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan isu prioritas yang akan
diaktualisasikan dengan menerapkan nilai ANEKA. Penentuan isu salah satunya dapat dilakukan
dengan teknik APKL (Aktual, Problematik, Khalayakan, dan kelayakan). Aktual berarti isu
tersebut benar- benar terjadi dan sedang terjadi. Problematik berarti isu yang diangkat memiliki
dimensi yang luas dan harus segers diselesaikan. Khalayakan berarti isu tersebut menyangkut
banyak orang. Kelayakan berarti isu tersebut relevan sesuai dengan tupoksi penulis.
Tabel. 2.2 Analisis Isu dengan teknik APKL

No ISU Analisis ISU


Aktual Problemati Kekhalayakan layak
k
1 Belum optimalnya    
pelayanan medis poliklinik
umum di era new normal
di Puskesmas Siduaori
2 Belum Optimalnya    
penggunaan APD (Alat
Pelindung Diri ) pada
petugas kesehatan di
Puskesmas Siduaori

3 Belum optimalnya    
kepatuhan pelaksanaan
cuci tangan pada tenaga
kesehatan di Puskesmas
Siduaori

4 Belum optimalnya KIE    


( komunikasi, Informasi,
Edukasi ) kepada pasien di
poliklinik umum
Puskesmas Siduaori

5 Belum optimalnya    
kepatuhan petugas
kesehatan Puskesmas
Siduaori dalam memilah
sampah medis dan non
medis

Keterangan : Berdasarkan analisis isu dengan APKL semua isu yang diangkat penulis bersifat
aktual, problematik, kekhalayakan dan layak.

2.3. PENETAPAN ISU DAN DAMPAK


Penetapan isu prioritas dilakukan dengan menggunakan teknik USG (urgent, seriousness,
growth). Urgent berarti masalah tersebut mendesak dan harus segera diselesaikan. Seriousness
berarti Jika isu tidak diselesaikan akan menyebab dampak yang lebih luas. Growth berarti Isu
dapat semakin memburuk jika tidak diselesaikan. Penentuan nilai setiap isu menggunakan skala
likert yaitu 5 (sangat urgent/serius); 4 (tinggi urgent/serius); 3 (sedang urgent/serius); 2 (rendah
urgent/serius); 1 (sangat rendah urgent/serius).

Tabel. 2.3 Penetapan Isu dan Analisa

No Pemilihan ISU Total


ISU U S G

1 Belum optimalnya pelayanan 4 5 5 14


medis poliklinik umum di era
new normal di Puskesmas
Siduaori
2 Belum Optimalnya 5 5 5 15
penggunaan APD (Alat
Pelindung Diri ) pada petugas
kesehatan di Puskesmas
Siduaori

3 Belum optimalnya kepatuhan 3 4 3 10


pelaksanaan cuci tangan pada
tenaga kesehatan di Puskesmas
Siduaori
4 Belum optimalnya KIE 3 4 4 11
( komunikasi, Informasi,
Edukasi ) kepada pasien di
poliklinik umum Puskesmas
Siduaori

5 Belum optimalnya kepatuhan 4 5 3 12


petugas kesehatan Puskesmas
Binanga dalam memilah
sampah medis dan non medis

Keterangan : Berdasarkan Hasil penilaian isu dengan teknik USG maka diperoleh prioritas isu
yaitu: Belum Optimalnya Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) oleh perawat di Puskesmas
Siduaori dengan total 15.

Pemakain Alat Pelindung Diri (APD) merupakan hal yang wajib dilakukan setiap
petugas kesehatan termasuk perawat saat melakukan tindakan. Jika isu ini tidak diatasi dengan
segera maka resiko perawat yang terkena infeksi dan tertular penyakit menular akan tinggi.
Perawat merupakan tenaga kesehatan yang paling sering bersentuhan dengan pasien sehingga
sangat mempengaruhi pelayanan pasien di Puskesmas. Jika perawat terkena infeksi atau tertular
penyakit maka perawat tidak dapat memberikan tindakan kepada pasien sesuai dengan
tupoksinya.

2.4. PENETAPAN GAGASAN KEGIATAN


Adapun gagasan kegiatan yang akan dilakukan berdasarkan isu adalah sebagai berikut:
Tabel. 2.4 Gagasan Kegiatan

No Isu yang Diangkat Gagasan Kegiatan


.
1 Belum optimalnya 1. Sosialisasi dengan mengadakan
penggunaan Alat Pelindung Training di Puskesmas Siduaori
diri (APD) oleh perawat di tentang penggunaan Alat
pelindung Diri (APD) dengan
Puskesmas Siduaori
benar
2. Membuat Poster tahapan
memakai dan melepaskan Alat
pelindung Diri (APD) yang
benar di Puskesmas Siduaori
3. Membuat booklet berkaitan
dengan Alat pelindung Diri
(APD)
4. Pemutaran video penggunaan
Alat pelindung Diri (APD) yang
benar di Puskesmas Siduaori
5. Evaluasi kegiatan tentang
penggunaan Alat pelindung Diri
(APD) yang benar

2. ROLE MODEL

Beliau adalah Kepala Puskesmas Siduaori Bapak O’ozisokhi Telaumbanua, SKM. Saya
menjadikan beliau sebagai role model karena kedisplinan beliau yang selalu ontime. Beliau
dalam memimpin Puskesmas bersikap tegas dan cepat dalam menyelesaikan masalah. Beliau
juga memiliki rasa tanggung jawab yang tinggi dalam pekerjaan. Beliau juga dalam
kepemimpinannya bercita-cita menjadikan Pukesmas terakreditas paripurna 2021.
BAB III RANCANGAN AKTUALISASI

3.1. NILAI DASAR ASN


Nilai-nilai dasar profesi PNS terdiri dari Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik,
Komitmen Mutu dan Anti Korupsi. Nilai dasar ini disingkat dengan “ANEKA”. Berikut uraian
tentang nilai-nilai dasar ASN:
a. Akuntabilitas
Akuntabilitas merupakan kewajiban seseorang / individu / unit organisasi untuk
mempertanggungjawabkan pengelolaan dan pengendalian sumber daya serta
pertanggungjawaban pelaksanaan kebijakan. Adapun nilai-nilai akuntabilitas adalah :
1. Mampu mengambil pilihan yang tepat dan benar ketika terjadi konflik kepentingan,
antara kepentingan public dengan kepentingan sektor, kelompok dan pribadi.
2. Memiliki pemahaman dan kesadaran untuk menghindari dan mencegah keterlibatan
PNS dalam politik praktik.
3. Memperlakukan warga negara secara sama dan adil dalam menyelenggarakan
pemerintahan.
4. Menunjukkan sikap dan perilaku yang konsisten dan dapat diandalkan sebagai
penyelenggara pemerintahan.
Indikator akuntabilitas adalah jujur, integritas, adil tanggung jawab, mendahulukan
kepentingan publik, transparan, kejelasan kewenangan, konsisten dan netral. Amanah
seorang PNS adalah menjamin terwujudnya nilai-nilai akuntabilitas.
b. Nasionalisme
Nasionalisme merupakan pandangan tentang rasa cinta yang wajar terhadap bangsa dan
negara, dan sekaligus menghormati bangsa lain. Prinsip nasionalisme bangsa Indonesia
dilandasi nilai-nilai Pancasila yang diarahkan agar bangsa Indonesia senantiasa:
menempatkan persatuan kesatuan, kepentingan dan keselamatan bangsa dan negara
diatas kepentingan pribadi atau kepentingan golongan; menunjukkan sikap rela
berkorban demi kepentingan bangsa dan negara; bangga sebagai bangsa Indonesia dan
bertanah air Indonesia serta tidak merasa rendah diri, mengakui persamaan derajat,
persamaan hak dan kewajiban antara sesama manusia dan sesama bangsa;
menumbuhkan sikap saling mencintai sesama manusia; mengembangkan sikap
tenggang rasa.
c. Etika Publik
Etika Publik merupakan refleksi atas standar/norma yang menentukan baik/buruk,
benar/salah tindakan keputusan, perilaku untuk mengarahkan kebijakan publik dalam
rangka menjalankan tanggung jawab pelayanan publik. Adapun nilai dasar etika publik
yang tercantum dalam UU ASN sebagai berikut:
 Memegang teguh nilai-nilai dalam ideologi negara pancasila;
 Setia mempertahankan UUD negara kesatuan Republik Indonesia 1945;
 Menjalankan tugas secara profesional dan tidak berpihak;
 Membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian;
 Menciptakan lingkungan kerja yang tidak diskriminatif;
 Memelihara dan menjunjung tinggi standar etika luhur;
 Mempertanggungjawabkan tindakan dan kinerja kepada publik;
 Memiliki kemampuan dalam melaksanakan kebijakan dan program pemerintah;
 Memberikan layanan kepada publik secara jujur, tanggap, cepat, tepat, akurat,
berdaya guna, berhasil guna, dan santun;
 Mengutamakan kepemimpinan berkualitas tinggi;
 Menghargai komunikasi, konsultasi dan kerjasama;
 Mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja pegawai;
 Mendorong kesetaraan dalam pekerjaan;
 Meningkatkan efektifitas sistem pemerintahan yang demikratis sebagai perangkat
karir.
d. Komitmen Mutu
Komitmen Mutu merupakan pelaksanaan pelayanan publik dengan berorientasi pada
kualitas hasil. Nilai dasar komitmen mutu meliputi:
 Efektifitas ( tepat sasaran atau ketercapaian target)
 Efisiensi ( penghematan seperti hemat biaya, waktu, tenaga dan pikiran)
 Inovasi (proses pemikiran atau implementasi suatu gagasan yang baru)
 Mutu (kondisi dinamis produk jasa, manusia, proses, dan lingkungan sesuai
harapan konsumen atau pengguna)
e. Anti Korupsi
Anti Korupsi adalah tindakan atau gerakan untuk memberantas segala tingkah laku atau
tindakan yang melawan norma hanya demi memperoleh keuntungan pribadi, merugikan
Negara atau masyarakat baik secara langsung maupun tidak langsung. Adapun nilai
dasar anti korupsi meliputi: jujur, peduli, mandiri, disiplin, tanggung jawab, kerja,
keras, kesederhanaan, berani dan adil.

3.2. KEDUDUKAN DAN PERAN PNS DALAM NKRI


Terdapat tiga peran dan kedudukan PNS dalam NKRI, yaitu Manajemen ASN, Whole of
Government (WoG), dan Pelayanan Publik. Pembahasan ini berguna untuk mengidentifikasi
bagaimana peran dan kedudukan PNS dalam melaksanakan tugas dan fungsinya.
a. Manajemen ASN
Pengelolaan PNS tidak hanya berkaitan dengan arah pengembangan sumber daya
aparatur, tetapi sekaligus bentuk sejauh mana negara mampu mengapresiasi warga
negaranya yang bersedia dan berkompeten menjadi PNS. Hal ini sudah sangat lengkap
diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2019 Tentang Manajemen ASN.
Manajemen Pegawai Negeri Sipil merupakan pengelolaan PNS untuk menghasilkan
PNS yang profesional, memiliki nilai dasar, etika profesi, bebas dari intervensi politik,
bersih dari praktek korupsi, kolusi, dan nepotisme. Penyelenggaraan kebijakan dan
manajemen ASN berdasarkan pada azas: kepastian hukum; profesionalitas;
proporsionalitas; keterpaduan; delegasi; netralitas; akuntabilitas; efektif dan efisien;
keterbukaan; non-diskriminatif; persatuan dan kesatuan; keadilan dan kesetaraan; serta
kesejahteraan.
Manajemen PNS harus menggunakan sistem merit yakni kebijakan dan manajemen
berdasarkan pada kualifikasi, kompetensi, dan kinerja secara adil dan wajar dengan
tanpa membedakan latar belakang politik, ras, warna kulit, agama, asal-usul, jenis
kelamin, status pernikahan, umur, atau kondisi kecacatan. Hal tersebut tertuang dalam
UU ASN dan PP Nomor 11 Tahun 2019 tentang Manajemen PNS. Sistem merit ini
menekankan pada penerapan objektifitas dalam keseluruhan proses pengelolaan PNS.
Manajemen PNS meliputi banyak hal, antara lain: Penyusunan dan penetapan
kebutuhan; Pengadaan PNS; Pangkat dan jabatan; Pengembangan karir; Pola karir;
Mutasi; Promosi; Penilaian kinerja;Penggajian dan tunjangan; Penghargaan; Disiplin;
Pemberhentian; Jaminan pensiun dan jaminan hari tua; Perlindungan.
b. Whole of Government (WoG)
Banyak pendekatan yang dapat digunakan dalam penyelenggaraan pemerintahan,
salah satunya adalah pendekatan Whole of Government (WoG). Pendekatan ini
menyatukan upaya-upaya kolaboratif pemerintahan dari keseluruhan sektor dalam
ruang lingkup koordinasi yang lebih luas guna mencapai tujuan-tujuan pembangunan
kebijakan, manajemen program dan pelayanan publik (LAN, 2015).
Adanya permasalahan-permasalahan yang sulit dipecahkan (wicked problems) dan
devolusi struktural memunculkan kebutuhan perlu kerja bersama dan kolaborasi antar-
stakeholder dalam pemecahannya. Pelayanan publik yang di dalamnya memiliki
banyak aktor dengan peran masing-masing yang banyak keterkaitan satu sama lain,
tentu membutuhkan cara kerja WoG. Hal ini guna meminimalisasi mentalitas silo atau
ego sektoral dalam koordinasi.
Bentuk-bentuk WoG dapat dikelompokkan menjadi empat jenis, yakni Integrating
Service Delivery (ISD); Koordinasi dan Kolaborasi; Integrating and Rebalancing
Governance; dan Culture Change. Sedangkan dalam sektor pelayanan publik, ada
empat jenis layanan yang dapat dilakukan dengan menyatukan seluruh sektor terakit.
Keempat layanan tersebut adalah Layanan Administratif, Layanan Jasa, Layanan
Barang dan Layanan Regulatif.
Untuk memudahkan replikasi WoG, maka cara terbaik dalam penerapannya bisa
merujuk pada contoh-contoh pelaksanaan terbaik (best practices) dari pendekatan
WoG itu sendiri. Di Indonesia sudah ada beberapa daerah yang bisa kita rujuk sebagai
praktek terbaik dari WoG. Dalam menjalankan tugas dan fungsinya, seorang PNS jelas
tidak bisa bekerja sendirian. Dibutuhkan kerja sama dan kemampuan koordinasi dan
kolaborasi antarsektor dalam upaya menyelesaikan pekerjaan serta untuk mencapai
tujuan organisasi. Namun demikian, terdapat tantangan dalam pelaksanaan WoG
diantaranya kapasitas SDM dan institusi; Nilai dan budaya organisasi; dan
Kepemimpinan.
c. Pelayanan Publik
Pelayanan publik adalah kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan
kebutuhan pelayanan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan bagi
setiap warga negara dan penduduk atas barang, jasa, dan/atau pelayanan administratif
yang disediakan oleh penyelenggara pelayanan publik (UU Nomor 25 Tahun 2009
tentang Pelayanan Publik). Dalam hal ini pelayanan yang diinginkan oleh publik tentu
saja pelayanan yang terbaik atau pelayanan prima.
Disebutkan dalam UU Pelayanan Publik bahwa yang dimaksud dengan penyelenggara
pelayanan publik yaitu setiap institusi penyelenggara negara, korporasi, lembaga
independen yang dibentuk berdasarkan UU untuk kegiatan pelayanan publik, dan
badan hukum lain yang dibentuk semata-mata untuk kegiatan pelayanan publik.
Dalam perjalanan pendekatan pelayanan publik, saat ini merupakan fase
penyelenggaraan pelayanan publik yang menggunakan model New Publik Service
(NPS). Pendekatan ini menggantikan dua model sebelumnya yaitu New Publik
Management (NPM) dan Old Publik Administration (OPA).
Pendekatan NPS menempatkan publik atau masyarakat bukan semata-mata sebagai
pelanggan (customers), tetapi publik sebagai warga negara (citizens) yang harus
dilayani dan dipenuhi hak-haknya dengan baik. PNS dalam rangka mewujudkan
pelayanan publik yang prima perlu memerhatikan prinsip pelayanan, antara lain
sebagai berikut: Partisipatif; Transparan; Responsif; Tidak diskriminatif; Mudah dan
murah; Efektif dan efisien; Aksesibel; Akuntabel dan Berkeadilan. Dengan prinsip
pelayanan prima ini penyelenggara pelayanan publik diharapkan mampu
menghasilkan kepuasan maksimal dan melahirkan inovasi-inovasi dalam memberikan
pelayanan kepada masyarakat luas
3.3 RANCANGAN AKTUALISASI
Unit kerja : UPTD Puskesmas Siduaori
Identifikasi Isu :
1. Belum optimalnya pelayanan medis poliklinik umum di
era new normal di Puskesmas Siduaori
2. Belum Optimalnya penggunaan APD (Alat Pelindung Diri
) pada petugas kesehatan di Puskesmas Siduaori
3. Belum optimalnya kepatuhan pelaksanaan cuci tangan
pada tenaga kesehatan di Puskesmas Siduaori
4. Belum optimalnya KIE ( komunikasi, Informasi, Edukasi )
kepada pasien di poliklinik umum Puskesmas Siduaori
5. Belum optimalnya kepatuhan petugas kesehatan
Puskesmas Siduaori dalam memilah sampah medis dan
non medis

Isu yang diangkat: Belum Optimalnya penggunaan APD (Alat Pelindung Diri ) pada
petugas kesehatan di Puskesmas Siduaori

Gagasan Kegiatan:

1. Sosialisasi dengan mengadakan Training di Puskesmas


Siduaori tentang penggunaan Alat pelindung Diri (APD) dengan
benar
2. Membuat Poster tahapan memakai dan melepaskan Alat
pelindung Diri (APD) yang benar di Puskesmas

Siduaori

3. Membuat booklet berkaitan dengan Penggunaan Alat


pelindung Diri (APD)
4. Pemutaran Video Penggunaan Alat pelindung Diri (APD) di
Puskesmas Siduaori
5. Evaluasi kegiatan tentang penggunaan Alat pelindung Diri
(APD) yang benar
Formulir 1. Rancangan Aktualisasi
Keterkaitan Kontribusi Peguatan
N Kegiatan Tahapan Output/ Substansi Terhadap Nilai
O Kegiatan Hasil Mata Visi-Misi Organisasi
Pelatihan
1 Sosialiasa 1. Meminta 1.Mendapa 1. Ketika Dengan Dengan
si dengan izin tkan izin meminta terlaksanan terlaksanany
Mengada kepada Kepala izin ya Kegiatan a Kegiatan
kan kepala Puskesmas kepada sosialisasi sosialisasi
Training Puskesma dan di kepala dengan dengan
di s untuk arahkan ruangan mengadaka mengadakan
Puskesma mengadak untuk saya selalu n training training di
s Siduaori an menyeleng beretika di Puskesmas
tentang training garakanny dengan Puskesma maka akan
pengguna dan a contoh : maka akan berkontribus
an Alat arahan “izin Pak, berkontribu i pada
Pelindung untuk 2.semua saya si pada misi penguatan
Diri penyeleng peserta mohon organisasi nilai
(APD) garaan mendapat persetujua No. 4 organisasi
kegiatan. informasi n untuk yaitu : penguatan
2. Membuat mengadak Memelihar No. 2 dan 3
3.mendapa
pengumu an training a dan yaitu
tkan ahli
man untuk di meningkatk kejujuran
dan
peserta Puskesmas an dan
mendapatk
3. Mengunda dan saya pelayanan Profesionalis
an
ng ahli mohon kesehatan me
informasi
dalam hal untuk yang
yang lebih
ini arahan bermutu,
akurat
Perawat penyeleng merata dan
Pengendal 4.APD araan terjangkau
ian tersedia kegiatan”
pencegaha ETIKA
n Infeksi 5.Peserta PUBLIK
sebagai mendapatk 2. Ketika
pemateri an membuat
4. Menyiapk informasi pengumu
an Alat tentang man
Pelindung training dengan
Diri resmi
(APD) berarti
untuk saya
digunakan mengharga
saat i setiap
training peserta
5. Menjelask yang
an tujuan datang
diadakann
Keterkaitan Kontribusi Peguatan
N Kegiatan Tahapan Output/ Substansi Terhadap Nilai
O Kegiatan Hasil Mata Visi-Misi Organisasi
Pelatihan
ya NASION
training di ALISME
Puskesma 3. Dengan
s Siduaori mengunda
6. Meminta ng ahli
peserta yaitu
melakuka perawat
n bidang
pemakaian pencegaha
dan n dan
pelepasan pengendali
Alat an infeksi
Pelindung maka
Diri materi
(APD) yang
secara diberikan
benar dan akan lebih
tepat bermutu
7. Laporan dan
diadakann berkualiata
ya s.
kegiatan KOMIT
kepada MEN
atasan MUTU
4. Ketika
menyiapka
n alat
pelindung
diri yang
akan
digunakan
saat
kegiatan
akan
membuat
kegiatan
lebih
efektif
untuk
mencapai
target out
put dari
kegiatan
Keterkaitan Kontribusi Peguatan
N Kegiatan Tahapan Output/ Substansi Terhadap Nilai
O Kegiatan Hasil Mata Visi-Misi Organisasi
Pelatihan
KOMIT
MEN
MUTU
5. Saat saya
menjelask
an tujuan
kepada
peserta,
saya
menyampa
ikan
dengan
sopan dan
santun.
ETIKA
PUBLIK
6. Ketika
meminta
peserta
untuk
memprakti
kkan
pemakaian
dan
pelepasan
Alat
Pelindung
Diri
(APD)
saya tidak
membeda-
bedakan
peserta
NASION
ALISME
7. Saya akan
membuat
laporan
dengan
jujur
sesuai
dengan
keadaan
saat
Keterkaitan Kontribusi Peguatan
N Kegiatan Tahapan Output/ Substansi Terhadap Nilai
O Kegiatan Hasil Mata Visi-Misi Organisasi
Pelatihan
training
ANTI
KORUPS
I

Analisis dampak : Dengan diadakannya kegiatan ini maka pengetahuan perawat akan
terupdate tentang penggunaan alat pelindung Diri
Analisis Kerugian : Apabila kegiatan ini tidak dilaksanakan maka perawat akan terbiasa
dengan kebiasaan lama yang tidak baik
2 Membuat 1. Meminta Adanya 1. Ketika Dengan Dengan
Poster izin Poster meminta terlaksanan terlaksanany
tentang kepada tentang izin ya kegiatan a kegiatan
tahapan Kepala tahapan kepada Membuat Membuat
pemakaia Puskesm pemakaian Kepala poster poster
n dan as untuk dan Puskesmas tentang tentang
pelepasan pembuat pelepasan saya selalu tahapan tahapan
Alat an poster alat beretika pemakaian pemakaian
Pelindung di setiap pelindung dengan dan dan pelepas
Diri ruangan diri (APD) contoh : pelepasan alat
(APD) di Puskesm di “izin Pak, alat pelindung
Puskesma as Puskesmas saya pelindung diri maka
s Siduaori 2. Mencari mohon diri maka akan
bahan izin akan berkontribus
materi membuat berkontribu i pada
untuk dan si pada misi penguatan
poster menempel organisasi nilai
dan kan poster No. 1 organisasi
mendesai di setiap yaitu : No. 3 dan 5
n poster ruangan Memberika yaitu :
supaya Puskesmas n Profesionalis
menarik ” Pelayanan me dan
untuk ETIKA Sesuai komitmen
dibaca PUBLIK Dengan
3. Diskusi 2. Ketika Prosedur
dengan mencari
ahli bahan
tentang materi dan
isi dari mendesain
poster poster,
4. Menceta saya akan
k poster bersunggu
dengan h-sungguh
biaya dan serius
yang serta
Keterkaitan Kontribusi Peguatan
N Kegiatan Tahapan Output/ Substansi Terhadap Nilai
O Kegiatan Hasil Mata Visi-Misi Organisasi
Pelatihan
lebih membuat
murah poster
dengan semenarik
kualitas mungkin
yang dan mudah
baik dibaca
5. Berkoord agar poster
inasi lebih
dengan efektif dan
kepala efisien.
ruangan KOMIT
tentang MEN
letak MUTU
poster 3. Ketika
yang berdiskusi
strategis dengan
ahli yaitu
perawat
pencegaha
n dan
pengendali
an infeksi
merupakan
bentuk
tanggung
jawab saya
terhadap
isi dari
poster
AKUNTA
BILITAS
4. Dalam
proses
percetakan
poster,
saya akan
mencari
percetakan
dengan
harga yang
lebih
terjangkau
tetapi
dengan
Keterkaitan Kontribusi Peguatan
N Kegiatan Tahapan Output/ Substansi Terhadap Nilai
O Kegiatan Hasil Mata Visi-Misi Organisasi
Pelatihan
kualitas
yang baik
KOMIT
MEN
MUTU
5. Saat
berkoordin
asi dengan
kepala
ruangan,
saya
bersikap
sopan dan
santun
ETIKA
PUBLIK

Analisis Dampak : Dengan diadakannya kegiatan ini maka poster yang dibuat dapat
menjadi panduan bagi perawat ketika memakai dan melepaskan alat
pelindung diri (APD)
Analisi Kerugian : Apabila kegiatan ini tidak dilakukan maka perawat akan beresiko salah
dalam tahapan memakai dan melepas alat pelindung diri sehingga bisa
terpapar cairan tubuh dari pasien
3 Membuat 1. Meminta Adanya 1. Ketika Dengan Dengan
booklet arahan Booklet meminta terlaksanan terlaksanany
tentang kepada tentang arahan ya kegiatan a kegiatan
Pengguna atasan penggunaa kepada Membuat Membuat
an Alat untuk n Alat kepala booklet booklet
Pelindung proses penggunaa Puskeesma tentang tentang
Diri pembuat n diri yang s saya penggunaa penggunaan
(APD) an benar selalu n alat alat
yang booklet beretika pelindung pelindung
benar 2. Menyusu dengan diri (APD) diri (APD)
n materi contoh : yang benar yang benar
dan “Izin Pak, maka akan maka akan
Mendesa saya berkontribu berkontribus
in arahan dan si pada misi i pada
dengan bimbingan organisasi penguatan
teliti dalam No. 4 nilai
booklet pembuatan yaitu : organisasi
agar booklet di Memelihar No.3 dan 5
terlihat setaip a dan yaitu :
menarik ruangan di meningkatk Profesionalis
untuk Puskesmas an me dan
Keterkaitan Kontribusi Peguatan
N Kegiatan Tahapan Output/ Substansi Terhadap Nilai
O Kegiatan Hasil Mata Visi-Misi Organisasi
Pelatihan
dibaca. ” pelayanan komitmen
3. Berdisku ETIKA kesehatan
si dengan PUBLIK yang
ahli 2. Ketika bermutu,
tentang mencari merata dan
isi dari bahan terjangkau
booklet materi dan
4. Menceta mendesain
k booklet booklet,
di saya akan
percetaka bersunggu
n yang h-sungguh
biayanya dan
lebih membuat
murah booklet
dengan semenarik
kualitas mungkin
yang dan mudah
baik. dibaca
5. Berkoord agar
inasi booklet
dengan lebih
baik dan efektif dan
sopan efisien.
dengan KOMIT
kepala MEN
ruangan MUTU
dalam 3. Dalam
peletakan berdiskusi
booklet kepada
di meja ahli yaitu
perawat perawat
Pencegaha
n dan
pengendali
an infeksi
merupakan
bentuk
pertanggu
ngjawaban
saya
terhadap
isi dari
Keterkaitan Kontribusi Peguatan
N Kegiatan Tahapan Output/ Substansi Terhadap Nilai
O Kegiatan Hasil Mata Visi-Misi Organisasi
Pelatihan
booklet
AKUNTA
BILITAS
4. Dalam
proses
percetakan
booklet,
saya akan
mencari
percetakan
dengan
harga yang
lebih
terjangkau
tetapi
dengan
kualitas
yang baik
KOMIT
MEN
MUTU
5. Saat
berkoordin
asi dengan
kepala
Puskesmas
, saya
bersikap
sopan dan
santun
ETIKA
PUBLIK
Analisis Dampak : Dengan diadakannya kegiatan ini maka booklet yang dibuat dapat
menjadi bahan informasi yang lengkap bagi perawat tentang Alat
Pelindung diri (APD) dengan bentuk yang lebih menarik untuk dibaca
Analisis Kerugian : Apabila kegiatan ini tidak diadakan maka akses perawat tidak
mendapat akses secara langsung mendapatkan informasi lengkap
tentang penggunaan alat pelindung diri (APD)
4 Pemutara 1. Meminta Terlaksana 1. Ketika Dengan Dengan
n video izin nya meminta terlaksanan terlaksanany
secara kepada pemutaran izin ya kegiatan a kegiatan
berjadwal kepala Video kepada pemutaran pemutaran
tentang ruangan penggunaa kepala video video secara
Alat untuk n Alat Puskesmas secara berjadwal
Keterkaitan Kontribusi Peguatan
N Kegiatan Tahapan Output/ Substansi Terhadap Nilai
O Kegiatan Hasil Mata Visi-Misi Organisasi
Pelatihan
Pelindung menggun Pelindung saya akan berjadwal tentang
Diri akan Diri yang beretika tentang penggunaan
(APD) di LCD benar dengan penggunaa alat
Puskesma untuk ditayangka contoh : n alat pelindung
s Siduaori penayang n sesuai “Izin Pak, pelindung diri (APD)
an video jadwal saya diri (APD) maka akan
dan mohon maka akan berkontribus
jadwal izin untuk berkontribu i pada
untuk mengguna si pada penguatan
penayang kan LCD dengan nilai
an video untuk misi organisasi
2. Menyiap penayanga organisasi No.3 dan 5
kan alat n video No. 4 yaitu :
dan dan yaitu : Profesionalis
media mohon Memelihar me dan
yang arahan a Dan komitmen
dibutuhk untuk hari Menigkatka
an terkait penayanga n
perekam nnya” Pelayanan
an video ETIKA Kesehatan
Alat PUBLIK Yang
Pelindun 2. Saya akan Bermutu,
g Diri dengan Merata Dan
(APD) serius Terjangkau
3. Melakuk mempersia
an pkan
perekam perekaman
an video agar
tentang hasil
penggun perekaman
aan Alat video
Pelindun bagus dan
g Diri bermanfaa
(APD) t.
yang KOMIT
benar MEN
4. Berdisku MUTU
si dengan 3. Dalam
ahli perekaman
tentang isi dari
isi video video saya
5. Memutar akan
kan mengguna
video kan bahasa
Keterkaitan Kontribusi Peguatan
N Kegiatan Tahapan Output/ Substansi Terhadap Nilai
O Kegiatan Hasil Mata Visi-Misi Organisasi
Pelatihan
sesuai yang
dengan santun dan
jadwal dengan
yang gestur
telah tubuh
ditentuka yang
n sopan.
ETIKA
PUBLIK
4. Dengan
menunjuk
kan video
yang saya
rekam
kepada
ahli, maka
saya
mempunya
i rasa
tanggung
jawab
terhadap
isi dari
video
AKUNTA
BILITAS
5. Pemutaran
video
merupakan
wujud rasa
peduli
saya
terhadap
teman
sejawat
untuk
mengingat
kan
mereka
lebih
patuh
mengguna
kan APD
Keterkaitan Kontribusi Peguatan
N Kegiatan Tahapan Output/ Substansi Terhadap Nilai
O Kegiatan Hasil Mata Visi-Misi Organisasi
Pelatihan
NASION
ALISME

Analisis Dampak : Dengan diadakannya kegiatan ini dengan menggunakan media


audiovisual maka akan dapat menjadi pengingat bagi perawat
ataupun petugas kesehatan lain tentang penggunaan alat pelindung
diri dengan benar
Analisis kerugian : Apabila kegiatan ini tidak dilakukan maka bisa saja perawat kembali
ke kebiasaan tidak baik sebelumnya
5 Evaluasi 1. Mengamb Terlaksana 1. Ketika Dengan Dengan
kegiatan il gambar nya mengambi terlaksanan terlaksanany
tentang perawat evaluasi l gambar, ya evaluasi a evaluasi
pengguna yang kegiatan saya akan kegiatan kegiatan
an Alat melakuka tentang meminta tentang tentang
pelindung n tindakan penggunaa izin penggunaa penggunaan
Diri sebelum n Alat kepada n alat alat
(APD) di dilakukan Pelindung perawat pelindung pelindung
Puskesma kegiatan Diri (APD) dan diri (APD) diri yang
s Siduaori 2. Mengamb dengan kepada di benar maka
Doloksan il gambar adanya pasien Puskesmas sesuai
ggul perawat Gambar dengan Siduaori dengan
yang perawat berita maka akan penguatan
melakuka yang sama dengan berkontribu nilai
n tindakan sebelum contoh: si misi organisasi
setelah dan “Izin ibu, organisasi No. 3 dan 5
dilakukan sesudah mohon No. 4 yaitu yaitu :
tindakan dilakukan izin untuk : Profesionalis
kegiatan mengambi Memelihar me dan
l gambar a Dan komitmen
ketika Menigkatka
melakukan n
tindakan” Pelayanan
ETIKA Kesehatan
PUBLIK Yang
2. Ketika Bermutu,
mengambi Merata Dan
l Terjangkau
pengambil
an gambar
saya
lakukan
dengan
jujur.
Keterkaitan Kontribusi Peguatan
N Kegiatan Tahapan Output/ Substansi Terhadap Nilai
O Kegiatan Hasil Mata Visi-Misi Organisasi
Pelatihan
ANTI
KORUPS
I

Analisis Dampak : Dengan diadakannya kegiatan ini maka akan dapat melihat
perubahan pada kebiasaan perawat dan efektivitas kegiatan
yang telah dilakukan
Analisis kerugian : Apabila kegiatan ini tidak dilakukan maka kegiatan tidak dapat
dievaluasi dan tidak dapat menjadi dasar apabila
kegiatan ingin dilanjutkan secara berkala
3.4. Rencana Jadwal Kegiatan

Adapun rencana kegiatan aktualisasi yang akan dilakukan selama proses habituasi dapat
dilihat pada tabel di bawah ini :

No Kegiatan Bulan November Bulan Desember


Minggu Minggu Minggu Minggu I Minggu
II III IV II
Sosialiasasi dengan Mengadakan Training di
1
Puskesmas Siduaori tentang tentang
penggunaan Alat Pelindung Diri (APD)
2 Membuat Poster tentang tahapan pemakaian
dan pelepasan Alat Pelindung Diri (APD) di
Puskesmas Siduaori
Membuat booklet tentang Penggunaan Alat
3
Pelindung Diri (APD) yang benar
Pemutaran video secara berjadwal tentang Alat
4
Pelindung Diri (APD) di Puskesmas Siduaori
Evaluasi kegiatan tentang penggunaan Alat
5
pelindung Diri (APD) di Puskesmas Siduaori
PENUTUP

Rancangan aktualisasi ini berlandaskan pada nilai-nilai dasar ASN dan akan dilaksanakan
pada instansi penulis yaitu UPTD Puskesmas Siduaori Kecamatan Siduaori Kabupaten Nias
Selatan pada tanggal 08 November 2020 sampai 12 Desember 2020. Terdapat 5 gagasan
kegiatan yang akan dilaksanakan dengan menerapkan nilai- nilai dasar bagi ASN dalam
melaksanakan tugas pelayanan publik yang profesional yaitu Akuntabilitas, Nasionalisme,
Etika Publik, Komitmen mutu, dan Anti Korupsi. Saya mengharapkan saran dan kritik yang
membangun untuk terwujudnya kelancaran dan perbaikan rancangan aktualisasi ini dapat
lebih baik di kemudian hari.

You might also like