You are on page 1of 10

Jurnal Manajemen Bisnis ISSN: 2302-3449 I e-ISSN: 2580-9490

Program Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Tangerang Vol. 11 I No.1, hal 29-38

PENGARUH PENGEMBANGAN SDM TERHADAP KOMPETENSI KARYAWAN


YANG BERDAMPAK PADA EFEKTIVITAS ORGANISASI DI INDUSTRI AIR
MINUM

Dany Jaya Wardana1, Rina Anindita2


1,2
Magister Manajemen, Universitas EsaUnggul, Jakarta
1
dany.jayawardana@gmail.com, 2rina.anindita@esaunggul.ac.id

Keyword Abstract
Training, Talent Management, Drinking water is the livelihood of many people, therefore in
Performance Management, order to meet these needs, the drinking water management industry must
Competence, and Organizational be able to provide an excellent services in every aspect of quality, quantity
Effectivenes and continuity. To achieve this goal, the organizational need a competent
employees, so they could run the company effectively. Therefore, this study
aims to examine the effect of human resource development programs that
is training, talent management, and performance management on
competencies that have an impact on organizational effectiveness in the
drinking water management industry. The sampling method is purposive
sampling, that have 252 sample of employees who work in drinking water
management industry. This type of research is deductive with data collection
by distributing questionnaires. The analytical method used is the Structural
Equation Model (SEM). The results of these study conclude that there is an
effect of training on competencies, there is an effect of talent management
on competencies, there is an effect of performance management on
competencies, and there is an effect of competent employees to an
organizational effectiveness. The role of employee competence as a media
variable has been proven to influence the role of training, talent
management, and performance management to increase organizational
effectiveness. The implication of this research is that a leaders should
provide training and development to improve their employee competencies,
so that they can increase organizational effectiveness in order to improve
services to the community in terms of drinking water services
© 2021 JMB, All right reserved

I. PENDAHULUAN Dalam melakukan pengembangan


dilakukan suatu perencanaan dalam hal
Dalam sebuah organisasi perusahaan selalu kemampuan dari setiap individu (Darmadi, 2008).
berkembang disebabkan faktor eksternal seperti Pengembangan sumber daya manusia yang selalu
globalisasi, perubahan teknologi, perubahan tumbuh sebagai area penting, maka diperlukan
demografis, dan daya saing yang terus meningkat pengembangan untuk memajukan keragaman
yang menyebabkan perlunya melakukan inovasi. kompetensi pekerja dan mempromosikan filosofi
Dari perubahan tersebut peran manajer perlu kerja yang kuat dalam organisasi untuk
memberikan pengetahuan, keterampilan dan memanfaatkan kompetensi karyawan sehingga
sikap sesuai perubahan struktur organisasi yang dapat meningkatkan efektivitas organisasi (Rao,
disusun sebagai strategi melawan daya saing 1987). Untuk menciptakan keunggulan kompetitif
(Whitfield & Landeros, 2006). Analisis faktor- tersebut melalui karyawan membutuhkan
faktor yang menjelaskan keunggulan kompetitif perhatian yang cermat terhadap program yang
perusahaan telah mengungkapkan bahwa terintegrasi untuk pengembangan sumber daya
kompetensi individu adalah sumber daya yang manusia seperti program pengembangan melalui
memungkinkan perusahaan untuk menghasilkan pelatihan, manajemen karir, talenta, dan
keuntungan dan mempertahankan keunggulan pengukuran kinerja (Darmadi, 2008). Dari
kompetitif mereka (Otoo, 2019 dan Potnuru & program yang terintegrasi tersebut dapat dibuat
Sahoo, 2016). menjadi suatu sistem sehingga perlunya dianalisis

29
terhadap kompetensi karyawan yang berkorelasi kerja adalah bagian dari sebuah pondasi, semakin
terhadap program tersebut, dan apakah dari baik sikap kerja karyawan maka dapat dibentuk
kompetensi karyawan dapat meningkatkan dan ditingkatkannya keterapilan dan pengetahuan
efektivitas organisasi. karyawan. Pengembangan sumber daya bertujuan
Meningkatkan kompetensi dengan untuk menyesuaikan keragaman kompetesi
pelatihan dan pengembangan sangatlah penting karyawan berdasarkan pada organisasi, sehingga
untuk dilakukan (Otoo, 2019 dan Potnuru & memiliki karyawan yang kompeten dan dapat
Sahoo, 2016). Karena pelatihan berhubungan meningkatkan efektivitas organisasi Rao (1987),
positif terhadap kompetensi karyawan (Pranata karena pelatihan dan pengembangan memiliki
et al. 2018). Meningkatkan tingkat pengetahuan, pengaruh terhadap peningkatan kompetensi
tingkat keterampilan dan kualitas tenaga kerja karyawan dalam sebuah organisasi (Otoo, 2019).
merupakan aspek penting dari persaingan pasar Dalam hal ini perlunya melakukan analisis
(Markovic, 2008). Menurut E. A. El Dahshan et al. hubungan intervensi pengembagan sumber daya,
(2018) manajemen talenta adalah tantangan secara individu ataupun secara sistem
global utama yang dihadapi sebagian besar berdasarkan strategi yang sedang dijalankan
organisasi di dunia, karena kelangkaan talenta (Marler, 2012). Intervensi pengembangan
pada suatu organisasi membuat semua bersaing kompetensi sumber daya manusia telah dianalisis
untuk memperoleh dan mempertahankan talenta fokus terhadap pada kinerja dan mendorong
sehingga operasi mereka dapat terus tumbuh inovasi pada karyawan (Song et al. 2008).
dalam hal layanan dan profitabilitas. Dalam Penelitian ini untuk mengukur intervensi
melakukan kegiatan penerimaan tenaga kerja program pengembangan apakah sudah dijalankan
yang kompeten untuk beradaptasi dalam berkorelasi terhadap peningkatan kompetensi
perubahan lingkungan kerja tidaklah mudah, dari karyawan sehingga berdampak terhadap
hal tersebut dilakukan suatu intervensi untuk peningkatan efektivitas organisasi di industri
pengembangan kompetensi sumber daya manusia pengelolaan air minum.
agar dapat melakukan pekerjaaan secara efektif.
Untuk mendapatkan karyawan yang bertalenta II. TINJAUAN PUSTAKA
dan kompeten maka perlu ditingkatkannya
kompetensi bagi para karyawan (Agustiani & Pelatihan
Sadana, 2019). Sistem manajemen talenta sangat Adapun pelatihan menurut Steele & Zhang
mendukung untuk strategi organisasi dalam (2016) adalah proses pembelajaran untuk
mempertahankan karyawan yang berbakat atau memperoleh dan meningkatkan keterampilan
bertalenta dengan memberikan pengembangan dengan pendekatan yang mengatur praktik
kompetensi (Nisa et al. 2016). Karena menurut daripada teori. Pelatihan adalah faktor pendukung
Luna- Arocas & Morley, (2015) strategi untuk meningkatkan kinerja karyawan melalui
manajemen talenta memiliki hubungan positif proses belajar atau mengubah sikap yang
terhapat kompetensi karyawan dan memiliki mengarah pada peningkatan keterampilan dan
dampak secara langsung dan dapat pengetahuan (Conti, 2005). Menurut Shipton et
mempertahankan karyawan yang bertalenta. al. (2005) pelatihan adalah proses pengembangan
Menurut Berger dalam Potnuru & Sahoo pengetahuan dan keterampilan yang berdampak
(2016), untuk menciptakan organisasi yang pada peningkatan kinerja individu ataupun
kompeten dan efektif maka dibutuhkan sistem perusahaan.
manajemen kinerja untuk menilai kinerja individu Manajemen Talenta
dan untuk pengembangan. Dengan adanya sistem Menurut Thunnissen et al. (2013)
manajemen kinerja maka organisasi akan memiliki manajemen talenta adalah sebuah proses yang
karyawan yang kompeten sehingga target mencakup serangkaian aktivitas organisasi yang
organisasi dapat dicapai (Alimudin, 2017). lengkap dan saling terkait seperti
Menurut Tyas et al. (2020) kompetensi karyawan mengidentifikasi, memilih, mengembangkan dan
merupakan faktor yang mendukung karyawan mempertahankan karyawan terbaik serta
dalam menyelesaikan pekerjaan. Sehingga membangun potensi mereka untuk posisi paling
kompetensi karyawan berpengaruh secara strategis, dan membantu mereka dalam
langsung terhadap peningkatan produktivitas merumuskan penggunaan kekuatan terbaik untuk
kerja karyawan (Anggarani et al. 2021). Menurut mendapatkan keterlibatan dan kontribusi
Tyas & Nurhasanah (2019) kompetensi sikap mereka, yang pada akhirnya berkontribusi pada
manfaat organisasi. Menurut Cappelli (2008)

30
dalam Nisa et al. (2016) manajemen talenta Kompetensi adalah suatu pengetahuan,
adalah proses yang dilakukan untuk memenuhi keterampilan dan sikap yang harus dimiliki oleh
dan mengantisipasi kebutuhan perusahaan akan karyawan untuk menjalankan suatu pekerjaan
sumber saya manusia. Saat ini manajemen talenta dengan baik (Ulrich et al. 2012). Namum
dikenal sebagai pendekatan sistematis untuk menurut Spencer dalam Alwi (2017)
menarik, menyaring, memilih bakat yang tepat, mendefinisikan kompetensi adalah suatu prilaku
melibatkan, mengembangkan, menyebarkan, yang harus dimiliki oleh karyawan dalam
memimpin dan mempertahankan karyawan melakukan dan menyelesaikan pekerjaan karena
berpotensi dan berkinerja tinggi untuk ini berpengaruh terhadap kinerjanya. Sedangkan
memastikan pemberian bakat yang berkelanjutan menurut Ellstrom dalam Otoo (2019)
di dalam organisasi yang bertujuan untuk kompetensi adalah kapasitas seseorang untuk
meningkatkan produktivitas tenaga kerja (Davies sukses menurut formalitas tertentu atau kriteria
& Davies, 2010 dan Thunnissen & Buttiens, informal, yang ditetapkan oleh diri sendiri atau
2017). orang lain, menangani situasi tertentu atau
Manajemen Kinerja menyelesaikan tugas atau pekerjaan tertentu.
Menurut Baird & Meshoulam (1988) Kompetensi adalah suatu pengembangan melalui
menejemen kinerja adalah proses kerja yang proses pendidikan dan pelatihan atau pengalaman
berlangsung secara terus menerus untuk untuk meningkatkan suatu kemampuan (Tyas et
mencapai tujuan yang telah ditetapkan yang al. 2020).
dilakukan oleh sekelompok organisasi. Efektivitas Organisasi
Armstrong & Baron (2006) mendefinisikan Efektivitas organisasi adalah pengukuran
manajemen kinerja adalah proses pengukuran sejauh mana tujuan atau derajat, dimana
pencapaian target untuk dapat dilakukan manajemen dapat mengendalikan organisasi dan
pengembangan kemampuan tim dan individu lingkungan kondisi untuk menyediakan produk
sebagai strategi dalam pengembangan. Kinicki et yang diharapkan oleh komunitas dan entitas
al. (2013) mendefinisikan manajemen kinerja eksternal (Isoraite, 2005). Menurut Muslim et al.
adalah seperangkat prosedur dan perilaku (2020) efektivitas organisasi adalah sejauh mana
manajerial yang dimaksudkan untuk organisasi tersebut mencapai tujuannya.
mendeskripsikan, mendorong, mengukur, dan Organisasi efektivitas adalah kemampuan
mengembangkan kinerja karyawan yang organisasi untuk menghasilkan kualitas yang lebih
diantisipasi, yang berimplikasi pada kinerja banyak dan lebih tinggi, dan kemampuannya
individu dan organisasi. untuk beradaptasi secara efektif terhadap
Berdasarkan penjelasan para ahli tersebut, masalah lingkungan sekitar (Basol & Dogerlioglu,
intervensi pengembangan menjadi suatu program 2014). Efektivitas organisasi adalah kemampuan
yang terintegrasi terdiri dari pelatihan sebagai organisasi untuk memobilisasi kekuasaan pusat
proses meningkatkan kompetensi karyawan produksi yang efisien dan adaptasi terhadap
sehingga memiliki karyawan yang kompeten dan masalah lingkungan dan internal (Schriesheim &
dapat menyelesaikan target yang diberikan untuk Eisenbach, 1995). Efektivitas organisasi adalah
mencapai tujuan organisasi. Manajemen talenta kemampuan organisasi untuk mengelola operasi
sebagai proses identifikasi karyawan yang internalnya bersama dengan memanfaatkan
memiliki talenta dan selanjutnya akan dilakukan lingkungan internal dan eksternal, memperoleh
suatu pengembangan sehingga dapat sumber daya yang langka dan memanfaatkannya
mempertahankan karyawan yang bertalenta, untuk mencapai tujuan organisasi (Sadq et al.
sebagai strategi dalam kegiatan perusahaan dalam 2020).
mengoptimalkan kinerja karyawan sehingga III. METODE PENELITIAN
terciptanya keunggulan bisnis dan tercapainya visi Dalam penelitian ini pengumpulan data
perusahaan. Manajemen kinerja sebagai proses menggunakan metode survey dengan
pengukuran kinerja dari sekumpulan orang pada menyebarkan kuesioner secara online kepada
suatu organisasi ataupun individu terhadap responden. Data-data yang diperoleh
pencapaian yang sudah ditetapkan dan sebagai menggunakan kuesioner dengan metode skala
sumber data untuk dapat dilakukannya likert 1–5 (1 = sangat tidak setuju, dan 5 = sangat
pengembangan. setuju) . Pada variabel pelatihan untuk mengukur
Kompetensi Karyawan seberapa efektif program pelatihan
diimplementasikan dalam organisasi untuk

31
meningkatkan kompetensi, kami mengadobsi dari tidak valid pada variabel pelatihan dan 3
Santos et al. (2003). Pada variabel manajemen pernyataan yang tidak valid pada variabel
talenta untuk mengukur efektivitas manajemen manajemen kinerja, setelah dilakukan
talenta di organisasi terhadap kompetensi, kami pengurangan 5 pernyataan tersebut nilai KMO
mengadopsi dari Damanik (2020). Pada variabel pada masing-masing variabel > 0.50 dan nilai
manajemen kinerja untuk mengukur efektivitas reabilitas diatas 0.60 sehingga dapat semua
manajemen kinerja yang diterapkan dalam variabel dapat diterima/valid.
organisasi, kami mengadopsi dari Sidharta (2018). Hasil pengukuran uji validitas konstruk
Pada Variabel kompetensi karyawan mengadopsi pada penelitian ini dengan 252 responden
dari Yuningsih & Ardianti (2019). Pada Variabel menunjukan semua indikator dapat diterima/valid
efektivitas organisasi mengadopsi dari Gold et al. pada variabel pelatihan, manajemen talenta dan
(2001). manajemen kinerja dengan nilai factor loading (>
Studi ini merupakan penelitian kuantitatif 0,50), dan nilai t-value lebih besar dari t- tabel
dengan metode Structural Equation Model (1,96) pada level signifikansi 5%. Sementara pada
(SEM), dan penggolahan dan analisa data Indikator variabel kompetensi menunjukan tidak
menggunakan perangkat lunak SPSS 23 dan Lisrel valid pada KOMD1 dengan t-value dibawah 1,96.
8.8. Berdasarkan hasil olahan data hasil pre test, Dan pada Indikator variabel efektivitas organisasi
peneliti melakukan analisis faktor untuk uji menunjukan tidak valid pada EO1 dimana t-value
validitas dan reabilitas dengan SPSS. Uji validitas dibawah 1.96. Selanjutnya, uji reliabilitas konstruk
dilakukan dengan melihat nilai pengukuran memenuhi syarat reliabilitas jika nilai CR
Kaiser-Meyer-Olkin (KMO) dan Measure of (Construct Reliability) diatas 0,60 dan nilai VE
Sampling Adequacy (MSA). Nilai KMO dan MSA (Variance Extracted) diatas 0,50 (Hair et al. 2014).
lebih dari 0,5 yang artinya analisis faktornya Pada nilai CR semua memenuhi syarat reliabel
sudah sesuai. Uji reliabilitas mengunakan yaitu nilai diatas 0,60, pada variabel pelatihan
pengukuran Cronbach’s Alpha. Semakin nilai (0,855), variabel manajemen talenta (0,824),
Cronbach’s Alpha nya mendekati 1 maka variabel manajemen kinerja (0,921), variabel
semakin baik (Hair et al. 2014). kompetensi (0,840), dan variabel fektivitas
IV. HASIL PENELITIAN DAN organisasi(0,881). Pada nilai VE yaitu nilai diatas
PEMBAHASAN 0,50 maka reliabel, pada pada variabel pelatihan
(0,664), variabel manajemen talenta (0,61),
Hasil Penelitian variabel manajemen kinerja (0,564), variabel
Responden dalam penelitian ini kompetensi (0,79), dan variabel efektivitas
merupakan pegawai dari perusahaan pengelolaan organisasi(0,829).
air minum yang sudah bekerja minimal 3 tahun Berdasarkan analisis kelompok 1 sampai
dari beberapa kota di Indonesia, dengan total kelompok 7, semua hasil pengujian hampir
responden yang digunakan sebanayak 252 memiliki kecocokan yang baik diantaranya : Chi
responden. Artinya jumlah responden sudah Square, RMSEA, ECVI, AIC, Fit Index terdapat
mewakili untuk melakukan penelitian ini, karena nilai Good fit. Terdapat hasil berupa marginal fit
ukuran sampel sesuai rujukan Hair et al. (2014) pada Critical N dan GFI & AGFI. Maka, dapat
untuk SEM adalah lebih besar dari 100 disimpulkan kecocokan seluruh model telah
responden. memenuhi syarat (good fit).
Pada pengukuran uji validitas konstruk
dengan 30 responden terdapat 2 pernyataan yang

Gambar 1 Model Penelitian

32
Tabel 1 Uji Hipotesis Model Penelitian

T-Value
Hipotesis Pernyataan Hipotesis
(>1,96)
H1 Pelatihan berhubungan positif dengan peningkatan kompetensi 2,34
karyawan.
H2 Manajemen talenta berhubungan positif dengan kompetensi 2,69
karyawan
H3 Manajemen kinerja memiliki hubungan yang positif terhadap 6,65
kompetensi karyawan
Kompetensi karyawan berhubungan positif dengan efektivitas
H4 9,04
organisasi
Sumber : Data diolah, 2022

Gambar 2 Path Diagram T-Value


Persamaan model struktural hasil manajemen kinerja. Hasil analisis pertama yaitu
penelitian ini dapat dilihat pada nilai R², dimana kompetensi karyawan sebagai variabel mediasi
untuk masing-masing persamaan berfungsi terhadap peran pelatihan dan memiliki nilai t =
menunjukan seberapa jauh variabel independen 2.28 (>1.96) dengan nilai 𝑡𝑎 (2.34) dan 𝑡𝑏 (9.04),
mampu menjelaskan variabel dependen. Analisis artinya kompetensi karyawan sebagai variabel
pertama, kompetensi dipengaruhi pelatihan mediasi mampu mempengaruhi peran pelatihan
dengan R2 sebesar 0,65. Artinya 65% varian dari terhadap peningkatan efektivitas organisasi.
kompetensi dapat dijelaskan oleh variabel Sehingga untuk meningkatkan kompetensi
pelatihan, manajemen talenta dan manajemen karyawan maka diperlukannya pelatihan sehingga
kinerja, sedangkan sisanya 35% dapat dijelaskan dapat meningkatkan efektivitas organisasi. Hasil
oleh variabel lain yang tidak terdapat pada analisis kedua yaitu kompetensi karyawan sebagai
penelitian ini. Analisis dua, yaitu kompetensi variabel mediasi terhadap peran manajemen
mempengaruhi efektivitas organisasi dengan R2 talenta dan memiliki nilai t = 2.59 (>1.96) dengan
sebesar 0,54. Artinya 54% varian dari efektivitas nilai 𝑡𝑎 (2.69) dan 𝑡𝑏 (9.04), artinya kompetensi
organisasi dapat dijelaskan oleh variabel karyawan sebagai variabel mediasi mampu
kompetensi sisanya 46% dijelaskan variabel lain mempengaruhi peran manajemen talenta
yang tidak terdapat pada penelitian ini. terhadap peningkatan efektivitas organisasi.
Analisis Mediasi Kompetensi Karyawan Sehingga untuk kompetensi karyawan perlu
Analisis variabel mediasi dalam penelitian selalu ditingkatkan sehingga memiliki karyawan
ini dilakukan melalui uji sobel menggunakan nilai yang bertalenta sehingga dapat meningkatkan
𝑡𝑎 dan 𝑡𝑏, 𝑡𝑎 merupakan nilai T-hitung dari efektivitas organisasi. Dan hasil analisis ketiga
variabel independen menuju variabel mediasi dan yaitu kompetensi karyawan sebagai variabel
𝑡𝑏 merupakan nilai T-hitung dari variabel mediasi mediasi terhadap peran manajemen kinerja dan
menuju variabel dependen. Terdapat tiga variabel memiliki nilai t = 5.38 (>1.96) dengan nilai 𝑡𝑎
mediasi yang diteliti dalam penelitian ini yaitu (6.65) dan 𝑡𝑏 (9.04), artinya artinya kompetensi
variabel pelatihan, manajemen talenta, dan karyawan sebagai variabel mediasi mampu

33
mempengaruhi peran manajemen kinerja talenta maka kompetensi karyawan harus terus
terhadap peningkatan efektivitas organisasi. ditingkatkan (Agustiani & Sadana, 2019) pada
Apabila kompetensi karyawan selalu ditingkatkan Industri pengelolaan air minum. Strategi
maka kinerja karyawan akan lebih baik sehingga manajemen talenta berpusat pada kompetensi
dapat meningkatkan efektivitas organisasi. karyawan bertalenta yang memiliki dampak
Dengan demikian variabel kompetensi secara langsung pada pekerjaan yang selaras
dapat mempengaruhi peran dari pelatihan, dengan organisasi dan dapat mempertahankan
manajemen talenta dan manajemen kinerja dalam karyawan yang bertalenta Luna-Arocas & Morley
meningkatkan efektivitas organisasi, dalam (2015) pada perusahaan pengelolaan air minum.
penelitian ini peran manajemen kinerja dominan Dalam menghadapi tantangan maka
yaitu dengan nilai (t = 5.38). perusahaan memerlukan karyawan yang
Pembahasan kompeten dan dapat mempertahankan karyawan
Penelitian ini bermaksud mengukur yang bertalenta, sehingga perlukan program
pengaruh pada pengembangan sumber daya manajemen talenta. Dimana dalam menentukan
manusia antara lain pelatihan terhadap potensi dari karyawan dapat terukur dari
kompetensi karyawan, manajemen talenta pencapaian kompetensi yang telah dicapai,
terhadap kompetensi karyawan, dan manajemen sehingga ketika ada suatu perubahan struktur
kinerja terhadap kompetensi karyawan yang disebabkan mengikuti perkembangan dari luar,
berdampak pada peningkatan efektivitas maka dengan mudah pimpinan menentukan
organisasi. Hasil pengujian hipotesis pertama karyawan yang akan diletakkan pada suatu posisi
menunjukan pelatihan memiliki pengaruh positif pada organisasi tersebut dikarenakan sudah
terhadap kompetensi karyawan. Artinya semakin terdapatnya kompetensi dari suatu posisi pada
tinggi kegiatan pelatihan dilaksanakan maka struktur organisasi dan dapat termonitor.
semakin tinggi kompetensi karyawan di Agar manajemen talenta dapat berjalan
Perusahaan Pengolahan Air Minum. Hasil dengan baik, maka perusahaan harus terus
penelitian ini menguatkan hasil penelitian Otoo meningkatkan kompetensi karyawan dan selalu
(2019), dan Potnuru & Sahoo (2016) pelatihan dapat mengikuti perubahan- perubahan terjadi
memiliki pengaruh terhadap kompetensi. Apabila untuk menghadapi tantangan yang dihadapi. Selain
pelatihan dilakukan untuk meningkatkan daripada itu, dengan manajemen talenta
kompetensi maka perusahaan tersebut perusahaan sudah memiliki kandidat atau
diharapkan memiliki tanaga kerja yang kompeten. karyawan yang berbakat untuk dapat di
Pentingnya pelatihan untuk meningkatkan promosikan sebagai pemimpin organisasi
kompetensi karyawan Rao (1987), dengan sehingga tidak memerlukan kandidat dari luar
peningkatan kompetensi karyawan maka dapat perusahaan.
meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan Pada pengujian hipotesis ketiga
sikap pada karyawan sehingga perusahaan dapat menunjukan bahwa manajemen kinerja memiliki
pula meningkatkan dalam hal pelayanan sesuai hubungan yang positif terhadap kompetensi, hal
dengan PP No 122 tahun 2015 tentang Sistem ini sejalan dengan peneliti (Potnuru & Sahoo,
Penyediaan Air Minum Perpipaan pasal 4 2016). Adanya sistem manajeman kinerja di suatu
mengenai kualitas, kontinuitas, dan kuantitas. organisasi digunakan untuk menselaraskan tujuan
Dalam meningkatkan pelayanan pelanggan anggota organisasi dan tujuan organisasi, apabila
dalam kualitas air melalui produksi, kontinuitas tujuan organisasi tercapai maka tujuan masing-
dan kuantitas dalam pendistribusian air kepada masing anggota organisasi dapat dipenuhi apabila
pelanggan melalui jaringan perpipaan selama 24 anggota yang dimiliki kompeten (Alimudin, 2017).
jam per hari, maka dibutuhkan karyawan yang Pada program manajemen kinerja ini memiliki
kompeten sehingga pelatihan adalah sarana keterkaitan dengan kompetensi, dimana ketika
pendukung untuk meningkatkan kompetensi karyawan memiliki kompetensin baik dari
karyawan. pengetahuan, keterampilan, serta sikap yang
Pada pengujian hipotesis kedua mendukung dari sebuah organisasi maka akan
menunjukan hubungan yang positif antara meningkatkan kinerja karyawan pada perusahaan
manajemen talenta terhadap kompetensi, dimana pengelolaan air minum.
semakin meningkatnya kompetensi maka semakin Dengan adanya penilaian kinerja,
banyak bertambahnya karyawan yang bertalenta. perusahaan dapat mengukur kemampuan timnya
Sehingga semakin tinggi tingkat manajemen dalam mencapai target. Sehingga perusahaan akan

34
lebih mudah dalam menentukan kompetensi apa kompeten. Agar manajemen talenta dapat
saja yang harus ditingkatkan sehingga karyawan berjalan maka kompetensi karyawan harus terus
tersebut dapat meningkatkan kinerja dalam ditingkatkan agar sesuai kebutuhan dari suatu
mencapai target yang telah ditetapkan, selain organisasi. Ketika kompetensi sudah meningkat
daripada itu dengan manajemen kinerja maka maka kinerja karyawan ikut meningkat, sehingga
pimpinan juga mudah dalam menentukan target dapat tercapainya efektivitas organisasi pada
kepada timnya agar dapat tercapainya target Perusahaan pengelolaan air minum.
organisasi yang dipimpinnya. Dengan demikian temuan dalam penelitian
Hasil pengujian hipotesis keempat ini memperkuat hasil penelitian sebelumnya yang
menunjukan bahwa hubungan yang positif antara menyatakan bahwa peran pengembangan sumber
kompetensi terhadap efektivitas organisasi, daya yang terdiri dari pelatihan, manajemen
artinya untuk menigkatkan efektivitas organisasi talenta, dan manajemen kinerja serta kompetensi
diperlukan suatu kompetensi untuk setiap karyawan sangat dibutuhkan untuk meningkatkan
karyawan sehingga mendukung dalam strategi efektivitas organisasi di Perusahaan pengelolaan
yang sudah ditetapkan oleh perusahaan (Potnuru air minum untuk meningkatkan pelayanan air
& Sahoo, 2016). Karena kompetensi berpengaruh minum perpipaan kepada pelanggan. Tingkat
secara langsung terhadap peningkatan kompetensi yang tinggi membantu karyawan
produktivitas kinerja karyawan Anggarani et al. untuk mampu meningkatkan kinerja sehingga
(2021) dan dapat berdapak pada efektivitas dapat menyelesaikan target yang dijalankan dan
organisasi pada perusahaan pengelolaan air dapat meningkatkan efektivitas organisasi. Dan
minum. Bhardwaj dalam Otoo (2019) pada studi ini juga telah membuktikan bahwa
berpendapat bahwa peningkatan kompetensi kompetensi karyawan sebagai variabel mediasi
karyawan berpengaruh terhadap perilaku terbukti mempengaruhi peran pelatihan,
individu, tim, dan dapat meningkatkan efektivitas manajemen talenta, dan manajemen kinerja yang
organisasi. berdampak pada peningkatan efektivitas
Pentingnya dalam peningkatan kompetensi organisasi.
karyawan dari segi pengetahuan, keterampilan,
dan sikap kerja sehingga perusahaan pengelolaan V. PENUTUP
air minum dapat memiliki karyawan yang
kompeten. Maka peran pimpinan harus terus I. Terdapat pengaruh antara Pelatihan
meningkatkan kompetensi karyawannya, karena terhadap Kompetensi karyawan pada
dengan meningkatnya kompetensi karyawan Perusahaan industri pengelolaan air minum.
maka akan dapat meningkatkan efektivitas II. Terdapat pengaruh antara Manajemen Talenta
organisasi. Dalam menghadapi tantangan dalam terhadap Kompetensi karyawan pada
hal ini pelayanan air bersih kepada pelanggan Perusahaan industri pengelolaan air minum.
terkadang diperlukan suatu perubahan organisasi, III. Terdapat pengaruh antara Manajemen Kinerja
oleh karena itu pimpinan harus terus terhadap Kompetensi karyawan pada
meningkatkan kompetensi karyawan untuk Perusahaan industri pengelolaan air minum.
menghadapi tantangan tersebut. Dimana dengan IV. Terdapat pengaruh antara Kompetensi
memiliki karyawan yang kompeten didalam suatu Karyawan terhadap Efektivitas Organisasi
organisasi, maka akan dapat menigkatkan pada Perusahaan industri pengelolaan air
efektivitas organisasi sehingga dapat melayani minum.
pelanggan dengan baik dan cepat. Ketika DAFTAR PUSTAKA
pelanggan puas dengan pelayanan perusahaan Agustiani, F. N., & Sadana. (2019). Pengaruh
maka akan meningkatkan nilai kepercayaan dan Manajemen Talenta dan Kompetensi
kepuasan pelanggan kepada perusahaan terhadap Kinerja Karyawan PT. Bank Rakyat
pengelolaan air minum. Indonesia (Persero) Tbk. Jurnal Riset
Dalam peningkatan kompetensi karyawan Perbankan Manajemen Dan Akuntansi, 3(2),
peran pimpinan sangat berpengaruh dalam 100–131.
menentukan pengebangan yang dipilihnya, Alimudin, A. (2017). Peran Sistem Manajemen
sehingga pelatihan yang dilaksanakan oleh Kinerja, Kompetensi Pegawai dan Promosi
karyawan sesuai dengan kebutuhan kompetensi Jabatan dalam Meningkatkan Kinerja
pada setiap organsasinya. Sehingga pada Pegawai. Jurnal Ekonomi Modernisasi, 13(3),
organisasi tersebut memiliki karyawan yang

35
155. capabilities perspective. Journal of
https://doi.org/10.21067/jem.v13i3.2023 Management Information Systems, 18(1),
Alwi, M. (2017). Pengaruh Kompensasi, 185–214.
Kompetensi, Dan Motivasi Terhadap Kinerja https://doi.org/10.1080/07421222.2001.1104
Karyawan CV. XYZ. Jurnal Logika Universitas 5669
Swadaya Gunung Jati, XIX(1), 73–87. Hair, J. F., Sarstedt, M., Hopkins, L., &
Anggarani, A., Prasetyoning, W., & Nurhasanah, Kuppelwieser, V.
N. (2021). Effect Of Work Safety, Employee G. (2014). Partial least squares structural
Competence OnvEmployee Work Productivity equation modeling (PLS-SEM): An emerging
Through Customer Satisfaction at PT. PLN tool in business research. European Business
(PERSERO) Jakarta. 12. Review, 26(2), 106– 121.
Armstrong, M., & Baron, A. (2006). Perfomance https://doi.org/10.1108/EBR-10-2013-0128
management: A strategic and Integrated Išoraitė, M. (2005). Evaluating efficiency and
approach to achieve success. 466. effectiveness in transport organizations.
Baird, L., & Meshoulam, I. (1988). Managing Two Transport, 20(6), 240–247.
Fits of Strategic Human Resource https://doi.org/10.1080/16484142.2005.9638
Management. Academy of Management 027
Review, 13(1), 116–128. Kinicki, A. J., Jacobson, K. J. L., Peterson, S. J., &
https://doi.org/10.5465/amr.1988.4306802 Prussia,
Basol, E., & Dogerlioglu, O. (2014). G. E. (2013). Development and Validation of the
Structural Determinants of Organizational Performance Management Behavior
Effectiveness. Journal of Organizational Questionnaire. Personnel Psychology, 66(1),
Management Studies, 2014, 1–13. 1–45. https://doi.org/10.1111/peps.12013
https://doi.org/10.5171/2014.273364 Luna-Arocas, R., & Morley, M. J. (2015). Talent
Cappelli, P. (2008). Talent Management for the management, talent mindset competency
Twenty- First Century Talent Management and job performance: The mediating role of
for the Twenty- First Century How We job satisfaction. European Journal of
Got Here. Harvard Business Review, 1–9. International Management, 9(1), 28–51.
www.hbr.org https://doi.org/10.1504/EJIM.2015.066670
Conti, G. (2005). Training, productivity and Marković, M. R. (2008). Managing the
wages in Italy. Labour Economics, 12(4), 557– organizational change and culture in the age
576. of globalization. Journal of Business Economics
https://doi.org/10.1016/j.labeco.2005.05.007 and Management, 9(1), 3–
Damanik, Y. R. (2020). Pengaruh Talent 11.https://doi.org/10.3846/1611-
Management Dan Self Efficacy Melalui 1699.2008.9.3-11
Motivasi Terhadap Kinerja Pegawai Dinas Marler, J. H. (2012). Strategic human resource
Kependudukan Dan Catatan Sipil Kabupaten management in context: A historical and
Simalungun. 4–16. global perspective. Academy of Management
Darmadi. (2008). Buku Manajemen Sumber Daya Perspectives, 26(2), 6–11.
Manusia (Issue July). https://doi.org/10.5465/amp.2012.0063
Davies, B., & Davies, B. J. (2010). Talent Montesino, M. U. (2002). Strategic alignment of
management in academies. International training, transfer-enhancing behaviors, and
Journal of Educational Management, 24(5), training usage: A posttraining study. Human
418–426. Resource Development Quarterly, 13(1),
https://doi.org/10.1108/09513541011055983 89–108.
E. A. El Dahshan, M., Ismail Keshk, L., & https://doi.org/10.1002/hrdq.1015
Dorgham, L. S. (2018). Talent Management Muslim, A., Harun, A., Ismael, D., & Othman, B.
and Its Effect on Organization Performance (2020). Social media experience, attitude
among Nurses at Shebin El -Kom Hospitals. and behavioral intention towards umrah
International Journal of Nursing, 5(2), package among generation X and Y.
108–123. Management Science Letters, 10(1), 1–12.
https://doi.org/10.15640/ijn.v5n2a10 https://doi.org/10.5267/j.msl.2019.8.020
Gold, A. H., Malhotra, A., & Segars, A. H. (2001). Nisa, R. C., Astuti, E. S., & Prasetya, A. (2016).
Knowledge management: An organizational Pengaruh Manajemen Talenta dan

36
Manajamen Pengetahuan Terhadap Kinerja Behavior Questionnaire (PBQ) Instrument.
Karyawan (Studi pada Karyawan PT. PLN Jurnal Computech & Bisnis, 12(2), 171–178.
(Persero) Distribusi Jawa Timur, Surabaya). Song, M., Nason, R. W., & Di Benedetto, C. A.
Jurnal Administrasi Bisnis, 32(2), 141–148. (2008). Distinctive marketing and
Otoo, F. N. K. (2019). Human resource information technology capabilities and
development (HRD) practices and banking strategic types: A cross-national
industry effectiveness: The mediating role of investigation. Journal of International
employee competencies. European Journal of Marketing, 16(1), 4–38.
Training and Development, 43(3–4), https://doi.org/10.1509/jimk.16.1.4
250–271. https://doi.org/10.1108/EJTD- Steele, D., & Zhang, R. (2016). Enhancement of
07-2018-0068 Teacher Training: Key to Improvement of
Potnuru, R. K. G., & Sahoo, C. K. (2016). HRD English Education in Japan. Procedia - Social
interventions, employee competencies and and Behavioral Sciences, 217, 16–25.
organizational effectiveness: an empirical https://doi.org/10.1016/j.sbspro.2016.02.007
study. European Journal of Training and Thunnissen, M., Boselie, P., & Fruytier, B. (2013).
Development, 40(5), 345–365. A review of talent management: “infancy or
https://doi.org/10.1108/EJTD-02-2016-0008 adolescence?” International Journal of Human
Pranata, O. S., Astuti, E. S., & Utami, H. N. Resource Management, 24(9), 1744–1761.
(2018). Pengaruh Pelatihan Terhadap https://doi.org/10.1080/09585192.2013.7775
Kompetensi dan Kinerja Karyawan (Studi 43
Pada Karyawan Tetap di PT Bank Tabungan Thunnissen, M., & Buttiens, D. (2017). Talent
Pensiunan Nasional Syariah Malang Divisi Management in Public Sector
Mobile Marketing Syariah ). Jurnal Organizations: A Study on the Impact of
Administrasi Bisnis, 61(3), 39–47. Contextual Factors on the TM Approach in
Rao, T. V. (1987). Planning for Human Resources Flemish and Dutch Public Sector
Development. Vikalpa: The Journal for Organizations. Public Personnel Management,
Decision Makers, 12(3), 45–51. 46(4), 391–418.
https://doi.org/10.1177/0256090919870305 https://doi.org/10.1177/0091026017721570
Sadq, Z. M., Othman, B., & Mohammed, H. O. Tyas, A. A. W. P., & Nurhasanah, N. (2019).
(2020). Attitudes of managers in the Iraqi Model Keterkaitan Lingkungan Kerja ,
Kurdistan region private banks towards the Kompetensi , terhadap Keterikatan Kerja
impact of knowledge management on melalui Self Efficacy di Balitbang Kementrian
organizational effectiveness. Management Hukum dan HAM RI. Conference Paper,
Science Letters, 10(8), 1835–1842. November.
https://doi.org/10.5267/j.msl.2019.12.035 Tyas, A. A. W. P., TIPPE, S., & SUTANTO, S.
Santos, A., Gardens, R. B., & Stuart, M. (2003). (2020). Effect Of Organizational Culture ,
Employee perceptions and their in u e n c e on Employee Competency On Self Efficacy And
training eff e c t i v e n e s s. 13(1), 27–45. Employee Engagement In Human Resources
Schriesheim, C. A., & Eisenbach, R. J. (1995). An Development Agency ( Bpsdm ) Ministry Of
Exploratory and Confirmatory Factor- Law And Human Rights Republ ... Effect Of
Analytic Investigation of Item Wording Organizational Culture, Employee Competency
Effects on the Obtained Factor Structures On Self Effi. October, 1–12.
of Survey Questionnaire Measures. Journal Ulrich, D., Younger, J., Brockbank, W., & Ulrich,
of Management, 21(6), 1177–1193. M. (2012). HR talent and the new HR
https://doi.org/10.1177/01492063950210 competencies. Strategic HR Review, 11(4),
0609 217–222.
Shipton, H., Fay, D., West, M., Patterson, M., & https://doi.org/10.1108/14754391211234940
Birdi, K. (2005). Managing People to Whitfield, G., & Landeros, R. (2006). Supplier
Promote Innovation. Creativity and Innovation diversity effectiveness: Does organizational
Management,14(2), 118– 128. culture really matter? Journal of Supply Chain
https://doi.org/10.1111/j.1467- Management, 42(4), 16–28.
8691.2005.00332.x https://doi.org/10.1111/j.1745-
Sidharta, I. (2018). Behavior Performance: A 493X.2006.00019.x
Validity Of Performance Management

37
Yuningsih, E., & Ardianti. (2019). The Effect Of Visionida, Volume 5 Nomor 1 Juni 2019
Compotence And Motivation On Employee PENGARUH, 5, 46–57.
Performance On PT XXX Erni. Jurnal

38

You might also like