You are on page 1of 12

Analisis Makanan dan Kosmetik

TBA Pemanis
KELOMPOK 9:
- GILANG PURNAMA (12119011)
- MUHAMAD ANNAS SIDIK (12119017)
- PUTRI AMALIAH (12119024)
- REVIANA PUTRI ANDINI (12119026)
- RISKA RACHMA DEWI (12119027)
Pemanis merupakan senyawa kimia yang sering ditambahkan dan digunakan untuk

keperluan produk olahan pangan, industri, serta minuman dan makanan kesehatan.

Pemanis berfungsi untuk meningkatkan cita rasa, aroma, memperbaiki sifat-sifat fisik,

pengawet, memperbaiki sifat-sifat kimia sekaligus merupakan sumber kalori bagi tubuh.

Rasa manis dihasilkan oleh berbagai senyawa organik termasuk alkohol, glikol, gula dan
nauluhadneP

turunan gula. Dilihat dari sumber pemanis dapat dikelompokkan menjadi pemanis alami

dan pemanis buatan.

Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 722/Menkes/Per/IX/88,

bahan pemanis sintetis/buatan yang diperbolehkan dalam batas aman penggunaan

Permenkes Nomor 722 adalah

sakarin (80 – 5.000 mg/kg produk);

siklamat (100-2.000 mg/kg produk);

aspartam (500 – 5.500 mg/kg produk); dan

sorbitol (500 – 200.000 mg/kg produk).


berdasarkan pada :
PENETAPAN KADAR PEMANIS BUATAN (Na-SIKLAMAT) PADA MINUMAN
SERBUK INSTAN DENGAN METODE ALKALIMETRI

SIKLAMAT
tamalkiS

Siklamat biasanya digunakan dalam bentuk garam seperti natrium siklamat atau kalsium siklamat.

Natrium siklamat dikenal dengan nama dagang “sodium” atau “biang gula”. Nama lain dari siklamat

adalah natrium sikloheksisulfat atau natrium siklamat. Siklamat memiliki tingkat kemanisan 30 kali dari

sukrosa. Nilai kalori: 0 kkal/g atau setara dengan 0 kJ/g, dan ADI: 0-11 mg/kgBB.

Dalam standar pemanis buatan (SK Kepala Badan POM No: HK.00.05.5.1.4547/2004) dan Peraturan

Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 722/Menkes/Per/IX/1988, batas maksimum

penambahan siklamat pada produk minuman adalah 250-3000 ppm.


metode
Metode yang digunakan untuk penentuan kadar natrium siklamat dilakukan titrasi secara alkalimetri.

prosedur
01 Pembuatan Reagen :
a). Larutan NaOH 1 N, I L.

Timbang 40 gram kristal NaOH, masukkan ke labu ukur 1 L, larutkan dengan aquades sampai volume total 1 L.

b). Larutan BaCl2 10 %.

Timbang 10 gram serbuk BaCl2, masukkan ke labu ukur 250 mL, lalu tambahkan aquades sebanyak 90 mL, diaduk

sampai homogen.

c). Larutan NaN03 10 %.

Timbang 10 gram serbuk NaN03, masukkan ke labu ukur 250 mL, kemudian ditambah aqaudes sebanyak 90 mL, diaduk

sampai homogen.

d). Larutan Induk 10.000 pprn Siklamat.

Timbang 10 gram sampel siklamat, masukkan ke gelas kimia, tambahkan aquades 100 mL, diaduk sampai homogen.

Pindahkan ke labu takar 1 L, tambahkan aquades sampai tanda batas.

e). Pembuatan Larutan Standar kadar 10.000 ppm, 9.000 ppm, 8.000 ppm, 7.000 ppm, 6.000 ppm, dan 5.000 ppm.

Pembuatan larutan ini dilakukan dengan cara pengenceran dari larutan induk.
03 Penentuan Panjang Gelombang Maksimum :
Penentuan panjang gelombang maksimum ( λ maks ) dilakukan dengan menggunakan larutan standar siklamat
dengan kadar 7.000 ppm, dengan penambahan reagen, akan diperoleh larutan dengan tingkat kekeruhan

tertentu. Dengan menggunakan spektronik-21D diukur turbiditasnya dimulai dari panjang gelombang 450 nm

sampai 520 nm. Data turbiditas diambil dari skala persen transmitan yang terukur dari alat spektronik-21 D.

04 Penentuan Kadar Siklarnat :


Dilakukan menurut prosedur sebagai berikut (AOAC, 1990).

a. Analisa Kualitatif Siklamat

1. Dipipet masing-masing larutan sampel sebanyak 100 mL, dimasukkan ke dalam gelas piala 250 mL.

2. Ke dalam gelas piala ditambahkan karbon aktif secukupnya, didiamkan beberapa saat, dan disaring.

3. Filtrat hasil saringan ditambahkan 20 mL HCI pekat, dikocok, setelah itu ditambahkan masing-masing 20

mL BaCI2 10% dan 20 mL NaNO3 10%.

4. Campuran dipanaskan di atas penangas selama 20 menit, dan didinginkan.


b. Analisa Kuantitatif Siklamat

1. Dipipet masing-masing larutan sampel sebanyak 100 mL, dimasukkan ke dalam gelas piala 250 mL.

2. Ke dalam gelas piala ditambahkan karbon aktif secukupnya, didiamkan beberapa saat, dan disaring.

3. Filtrat hasil saringan ditambahkan 20 mL HCI pekat, dikocok, setelah itu ditambahkan masing-masing 20

mL BaCl2 10% dan 20 mL NaNO3 10%.

4. Campuran dipanaskan di atas penangas selama 20 menit, dan didinginkan. 5) Diukur turbiditasnya pada

panjang gelombang maksimum.


\
hasil penelitian
Pada hasil uji kualitatif, Na-Siklamat menunjukkan 87,50% sampel positif mengandung siklamat dan 12,50%

sampel negatif ( tidak mengandung siklamat). Pembakuan larutan NaOH 0,1 N direplikasi sebanyak 3 kali dan

diperoleh volume rata-rata 27,36 ml dan normalitas sebesar 0,089 N. Penetapan kadar Na-Siklamat bertujuan

untuk mengetahui kadar Na-Siklamat yang terkandung dalam sampel dengan cara titrasi sebanyak 3 kali

pada setiap sampel. Data yang diperoleh dari penetapan kadar Na-Siklamat, yang dicurigai ditolak telah

dianalisis dengan P 95%, data ditolak apabila X - X > 2 SD. Hasil dari analisis data pada sampel A, B, E, F,

dan G menunjukkan nilai dari X - X < 2 SD, sehingga kelima data tersebut diterima.

kesimpulan
1. Berdasarkan penelitian dari 8 sampel minuman serbuk instan, 87,50% sampel positif mengandung

siklamat.

2. Berdasarkan pemeriksaan kuantitatif yang dilakukan diperoleh kadar Na-Siklamat pada sampel A (4029

ppm), B (3425 ppm), C (514 ppm), D (2529 ppm), E (3492 ppm), F (4096 ppm), dan G (3268 ppm),

sehingga diperoleh kadar rata-rata 3050 ppm.


berdasarkan pada :
ANALISIS PEMANIS BUATAN SAKARIN PADA PANGAN JAJANAN ANAK SEKOLAH
DASAR DI KECAMATAN DENPASAR SELATAN

SAKARIN
nirakaS

Sakarin dengan rumus C7H5NO3S dan berat molekul 183,18 disintetis dari toluen biasanya
tersedia sebagai garam natrium. Intensitas rasa manis garam natrium sakarin cukup tinggi,
yaitu kira-kira 200-700 kali sukrosa 10%. Di samping rasa manis, sakarin juga mempunyai
rasa pahit yang disebabkan oleh kemurnian yang rendah dari proses sintetis. Sakarin banyak
digunakan sebagai pengganti gula pada penderita diabetes militus atau untuk bahan pangan
yang berkalori rendah.
Organisasi kesehatan dunia (WHO) telah menetapkan batas-batas yang disebut ADI
(Acceptable Daily Intake) atau kebutuhan orang per hari, yaitu sebanyak 0-5 mg/kg BB/hari.
metode
Secara umum analisis sakarin sebagai pemanis yang terdapat dalam bahan pangan dapat dilakukan secara

klasik (gravimetri, titrasi/volumetri, spektrofotometri) maupun instrumentasi seperti amperometri, elektroda ion

selektif, capillary electrophoresis, dan kromatografi (TLC, HPLC dan GC).

kromatografi planar adalah metode yang paling sering digunakan, khususnya kromatografi lapis tipis (KLT)

karena lebih sederhana, cepat, selektif, penggunaan fase diam dan fase gerak yang luas, dan sampel yang

ditotolkan sedikit.

prosedur
01 Analisis Kualitatif - Metode Ekstraksi Uji Warna (SNI 01-2893- 1994) :

Asamkan 100 ml sampel dengan HCL, lalu ekstrak 1 kali dengan 25 ml eter. Setelah larutan terpisah uapkan eter
dalam tabung reaksi di udara terbuka. tambahkan 10 tetes H2SO4 dan 40 mg resorsinol. panaskan pelan-pelan
dengan api kecil sampai berwarna hijau kotor. Dinginkan lalu tambahkan 10 ml aquades dan larutan NaOH 10%
berlebih. Sampel positif jika terbentuk warna hijau flouresense
\
hasil penelitian
Berdasarkan hasil sampling diperoleh 110 sampel minuman sesuai kriteria sampel yang terdiri dari :

51 sampel minuman berwarna (46%), 35 sampel tidak mengandung sakarin (tidak terdeteksi), sedangkan

16 sampel mengandung sakarin dengan kadar yang terkecil 9.72 mg/kg terdapat pada minuman

berwarna merah dan kadar terbesar 129.68 mg/kg pada minuman warna orange. Kadar seluruh sampel

tidak melebihi batas maksimum yang diijinkan yaitu 200 mg/kg untuk minuman berwarna.

36 sampel es lilin (33%), 19 sampel tidak mengandung sakarin (tidak terdeteksi), sedangkan 17 sampel

mengandung sakarin dengan kadar yang terkecil 11.86 mg/kg terdapat pada es lilin coklat dan kadar

terbesar 100.67 mg/kg pada es lilin ungu. Kadar seluruh sampel tidak melebihi batas maksimum yang

diijinkan yaitu 300 mg/kg untuk es lilin.

16 sampel minuman teh (14%), 12 sampel tidak mengandung sakarin (tidak terdeteksi) dan 4 sampel

mengandung sakarin dengan kadar terkecil 8.80 mg/kg dan kadar terbesar 17.75 mg/kg. Kadar seluruh

sampel tidak melebihi batas maksimum yang diijinkan yaitu 200 mg/kg untuk minuman teh.
3 sampel es campur (3%), 1 sampel tidak mengandung sakarin (tidak terdeteksi), sedangkan 2 sampel

mengandung sakarin dengan kadar 62.92 mg/kg dan 13.45 mg/kg. Kadar seluruh sampel tidak melebihi

batas maksimum yang diijinkan yaitu 200 mg/kg untuk es campur.

4 sampel minuman lain-lainnya (4%), keempat sampel tidak mengandung sakarin (tidak terdeteksi). Hasil

tersebut memenuhi syarat batas maksimum yang diijinkan yaitu 200 mg/kg. Batas maksimum kadar

sakarin pada sampel mengacu pada Peraturan Kepala BPOM RI No. 4 tahun 2014 tentang batas

maksimum penggunaan bahan tambahan pangan pemanis.

kesimpulan
1. Berdasarkan hasil uji laboratorium dari 110 sampel uji yang mengandung sakarin 39 sampel (35.45%) dan

tidak mengandung sakarin 71 sampel (64.55%).

2. Kadar pemanis buatan sakarin pada 110 sampel minuman diperoleh hasil seluruh sampel masih memenuhi

syarat batas maksimum yang diijinkan. Syarat ini mengacu pada Peraturan Kepala Badan POM RI Nomor 4

Tahun 2014 yaitu untuk minuman, teh, dan es campur kadar sakarin maksimum 200 mg/kg, sedangkan

untuk es lilin kadar sakarin maksimum 300 mg/kg.

You might also like