You are on page 1of 107
PETUNJUK TEKNIS BANTUAN PROGRAM PELATIHAN LEMBAGA PELATIHAN KERJA SWASTA x yee SA. SIAPkerja +> Skillhub 6 KEMNAKER Direktorat Jenderal Pembinaan Pelatihan Vokasi dan Produktivitas Kementerian Ketenagakerjaan ©, KEMENTERIAN KETENAGAKERJAAN REPUBLIK INDONESIA &¥ <0 DIREKTORAT JENDERAL GS PEMBINAAN PELATIHAN VOKASI DAN PRODUKTIVITAS KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PEMBINAAN PELATIHAN VOKASI DAN PRODUKTIVITAS NOMOR 2/3834 /LP.03.02/XII/2022 TENTANG PETUNJUK TEKNIS BANTUAN PROGRAM PELATIHAN LEMBAGA PELATIHAN KERJA SWASTA TAHUN ANGGARAN 2023 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA. DIREKTUR JENDERAL PEMBINAAN PELATIHAN VOKASI DAN PRODUKTIVITAS, Menimbang a. bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 7 Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Nomor 16 Tahun 2022 tentang Pedoman Penyaluran Bantuan Pemerintah di Kementerian Ketenagakerjaan Tahun Anggaran 2023, perlu disusun Petunjuk Teknis Bantuan Program Pelatihan Lembaga Pelatihan Kerja Swasta Tahun Anggaran 2023; b. bahwa berdasarkan pertimbangan _sebagaimana dimaksud huruf a, perlu menetapkan Keputusan Direktur Jenderal Pembinaan Pelatihan Vokasi dan Produktivitas tentang Petunjuk Teknis Bantuan Program Pelatihan Lembaga Pelatihan Kerja Swasta Tahun Anggaran 2023; Mengingat : 1, Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 39, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4279); 2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286); Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355); Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan ‘Tanggung Jawab Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400); Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun 2006 tentang Sistem Pelatihan Kerja Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 67, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4637); Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2013 tentang Tata Cara Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 103, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5423) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 2018 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 229, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6267); Peraturan Presiden Nomor 95 Tahun 2020 tentang Kementerian Ketenagakerjaan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor 213); Peraturan Presiden Nomor 68 Tahun 2022 tentang Revitalisasi Pendidikan Vokasi dan Pelatihan Vokasi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2022 Nomor 108); Peraturan Menteri Keuangan Nomor 190/PMK.05/2012 tentang Tata Cara Pembayaran dalam rangka Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 1191) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 178/PMK.05/2018 (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 1736); 10. gis 12. 13. 14. 15. 16. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor 8 Tahun 2014 tentang Pedoman Penyelenggaraan Pelatihan Berbasis Kompetensi (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 586); Peraturan Menteri Keuangan Nomor 168/PMK.05/2015 tentang Mekanisme Pelaksanaan Anggaran Bantuan Pemerintah pada Kementerian Negara/Lembaga (Berita Negara Republik. Indonesia Tahun 2015 Nomor 1340) sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 132/PMK.05/2021 (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2021 Nomor 1080); Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Nomor 6 Tahun 2021 tentang Standar Kegiatan Usaha dan/atau Produk pada Penyelenggaraan Perizinan Berusaha Berbasis Reisiko Sektor Ketenagakerjaan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2021 Nomor 269); Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Nomor 1 Tahun 2021 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Ketenagakerjaan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2021 Nomor 108); Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Nomor 20 Tahun 2021 tentang Pejabat Perbendaharaan Negara, Unit Akuntansi dan Pelaporan Keuangan, dan Unit Akuntansi Barang Milik Negara di Kementerian Ketenagakerjaan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2021 Nomor 1232); Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Nomor 1 Tahun 2022 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis di Kementerian Ketenagakerjaan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2022 Nomor 142); Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Nomor 16 Tahun 2022 tentang Pedoman Penyaluran Bantuan Pemerintah di Kementerian Ketenagakerjaan Tahun Anggaran 2023 (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2022 Nomor 1151); Menetapkan KESATU KEDUA KETIGA MEMUTUSKAN: KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL = PEMBINAAN PELATIHAN VOKASI DAN PRODUKTIVITAS TENTANG PETUNJUK TEKNIS BANTUAN PROGRAM PELATIHAN LEMBAGA PELATIHAN KERJA SWASTA TAHUN ANGGARAN 2023. : Petunjuk Teknis Bantuan Program Pelatihan Lembaga Pelatihan Kerja Swasta Tahun Anggaran 2023 sebagaimana tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Keputusan Direktur Jenderal ini, : Petunjuk Teknis sebagaimana dimaksud dalam Diktum KESATU digunakan sebagai acuan dalam pelaksanaan kegiatan penyaluran Bantuan Program Pelatihan Lembaga Pelatihan Kerja Swasta Tahun Anggaran 2023. Keputusan Direktur Jenderal ini mulai berlaku sejak tanggal 2 Januari 2023. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 5 Desember 2022 NIP 19630715 198903 1 002 LAMPIRAN KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PEMBINAAN PELATIHAN VOKASI DAN PRODUKTIVITAS NOMOR 2/3834/LP.03.02/XII/2022 TENTANG PETUNJUK TEKNIS BANTUAN PROGRAM PELATIHAN LEMBAGA PELATIHAN KERJA SWASTA TAHUN ANGGARAN 2023 BABI PENDAHULUAN Latar Belakang Peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan salah satu program prioritas pemerintah dalam Kabinet Indonesia Maju 2019-2024 di bawah kepemimpinan Presiden Joko Widodo. Hal ini dilakuken antara lain untuk memacu percepatan peningkatan kompetensi dalam menghadapi perubahan dunia kerja akibat pengaruh teknologi digitalisasi (industri 4.0) scrta memanfaatkan momentum bonus demugiali. Percepatan peningkatan kompetensi sebagaimana dimaksud antara lain dilakukan melalui pelatihan kerja. Pelatihan kerja adalah keseluruhan kegiatan untuk memberi, memperoleh, _ meningkatkan, _serta mengembangkan kompetensi kerja, produktivitas, disiplin, sikap, dan etos kerja pada tingkat keterampilan dan keablian tertentu sesuai dengan jenjang dan kualifikasi jabatan atau pekerjaan. Pelatihan kerja merupakan salah satu jalur efektif untuk meningkatkan kualitas kompetensi kerja serta mengembangkan karier tenaga kerja, karena dapat diselenggarakan untuk jangka waktu singkat dan dapat disesuaikan dengan kebutuhan pengguna tenaga kerja/industri. Dengan demikian, pelatihan kerja pada dasarnya dirancang untuk memenuhi kebutuhan pengguna tenaga kerja/industri, atau untuk kebutuhan berwirausaha. Pelaksanaan pelatihan kerja, pada umumnya diselenggarakan oleh Iembaga pelatihan pemerintah, swasta, dan perusahaan. Dengan demikian lembaga pelatihan kerja memiliki peranan yang sangat penting dan menentukan dalam percepatan peningkatan kompetensi sebagaimana dimaksud. Sesuai Peraturan Presiden Nomor 68 Tahun 2022 dimana Kementerian Ketenagakerjaan mendapat amanah sebagai leading sector pelatihan vokasi melalui Direktorat Jenderal Pembinaan Pelatihan Vokasi dan Produktivitas. Kementerian Ketenagakerjaan selama ini telah mengkoordinasikan lembaga-lembaga pelatihan kerja yang ada baik milik pemerintah, swasta, maupun perusahaan, dan juga memfasilitasi berbagai program-program yang terkait dengan pelatihan kerja, yang semuanya bertujuan untuk meningkatkan kompetensi sumber daya manusia/tenaga kerja. Oleh karena itu dalam rangka memperluas percepatan peningkatan kompetensi tenaga kerja Indonesia, Kementerian Ketenagakerjaan memberikan ruang kepada komponen dari swasta untuk bersinergi dalam program-program yang terkait dengan pelatihan kerja melalui Bantuan Program Pelatihan untuk Lembaga Pelatihan Kerja Swasta. Lembaga Pelatihan Kerja Swasta diharapkan menjadi rekan strategis pemerintah dalam meningkatkan akses dan mutu kompetensi yang sesuai dengan kebutuhan pasar kerja melalui pelaksanaan pelatihan berbasis kompetensi, B, Tujuan 1. Sebagai acuan perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian dalam pengelolaan serta pertanggungjawaban dana bantuan secara efektif dan efisien 2. Memberikan pemahaman kepada pihak terkait pengelolaan anggaran Bantuan Program Pelatihan Lembaga Pelatihan Kerja Swasta. 3. Meningkatkan efisiensi dan efektivitas, ketertiban, transparansi serta akuntabilitas pengelolaan Bantuan Program Pelatihan Lembaga Pelatihan Kerja Swasta. 4. Meningkatnya kualitas perencanaan, pelaksanaan, monitoring, evaluasi dan pelaporan. 5. Meningkatnya koordinasi dan keterpaduan dalam pelaksanaan Bantuan Program Pelatihan Lembaga Pelatihan Kerja Swasta. C. Sasaran 1. Meningkatnya kualitas/kompetensi sumber daya manusia di wilayah/lingkungan Lembaga Pelatihan Kerja Swasta. 2. Mempermudah akses untuk mengikuti pelatihan bagi masyarakat di wilayah/lingkungan Lembaga Pelatihan Kerja Swasta. Mendorong pertumbuhan sumber-sumber ekonomi baru bagi masyarakat. Terlaksananya pengelolaan dan penyaluran bantuan pemerintah secara tepat waktu dan tepat sasaran. Meningkatnya kualitas tata kelola pelayanan pelatihan di Lembaga Pelatihan Kerja Swasta. D. Pengertian 1s Bantuan Pemerintah adalah bantuan yang tidak memenuhi kriteria bantuan sosial yang diberikan oleh Pemerintah kepada perseorangan, kelompok masyarakat atau lembaga pemerintah/non pemerintah. Lembaga Pelatihan Kerja Swasta yang sclanjutnya disingkat LPKS adalah lembaga pelatihan kerja milik swasta yang memenuhi persyaratan untuk menyelenggarakan pelatihan kerja bagi masyarakat umum. Bantuan Program Pelatihan LPKS adalah bantuan yang diberikan oleh Kementerian Ketenagakerjaan kepada LPKS dalam bentuk uang untuk membiayai penyclenggaraan pelatihan berbasis kompetensi. Pelatihan Kerja adalah keseluruhan kegiatan untuk memberi, memperoleh, meningkatkan, serta mengembangkan kompetensi kerja, produktivitas, disiplin, sikap dan etos kerja pada tingkat keterampilan dan keahlian tertentu sesuai dengan jenjang dan kualifikasi jabatan atau pekerjaan. Pelatihan Berbasis Kompetensi yang selanjutnya disingkat PBK adalah pelatihan kerja yang menitikberatkan pada penguasaan kemampuan kerja yang mencakup pengetahuan, keterampilan, dan sikap sesuai dengan standar yang ditetapkan dan persyaratan di tempat kerja. Program PBK adalah suatu rumusan tertulis yang memuat secara komprehensif rancangan pencapaian kompetensi sebagai pedoman pelaksanaan pelatihan yang penyelenggaraannya _berdasarkan kurikulum berbasis kompetensi. Kompetensi kerja adalah kemampuan kerja setiap individu yang mencakup aspek pengetahuan, keterampilan, dan sikap kerja yang sesuai dengan standar yang ditetapkan. Sistem Informasi Aplikasi Pelayanan Ketenagakerjaan yang selanjutnya disebut SIAPkerja adalah ekosistem digital yang menjadi 10. li. 12, 13. 14. 15. 16. 7 -8- platform bagi segala jenis layanan publik dan aktivitas bidang ketenagakerjaan baik di pusat maupun daerah. Aplikasi Sistem Manajemen Pelatihan Vokasi Elektronik Kementerian Ketenagakerjaan selanjutnya disebut Aplikasi SMILe adalah ekosistem digital yang menjadi platform UPT bidang lavotas untuk mengelola data manajemen Pelatihan. Pengguna Anggaran yang sclanjutnya disingkat PA adalah menteri/pimpinan lembaga yang bertanggung jawab atas pengelolaan anggaran pada Kementerian Negara/Lembaga bersangkutan. Kuasa Pengguna Anggaran yang selanjutnya disingkat KPA adalah pejabat yang memperoleh kuasa dari PA untuk melaksanakan sebagian kewenangan dan tanggung jawab penggunaan anggaran pada Kementerian Negara/Lembaga yang bersangkutan. Pejabat Pembuat Komitmen selanjutnya disingkat PPK adalah pejabat yang diberi kewenangan oleh KPA untuk mengambil keputusan dan/atau tindakan yang dapat mengakibatkan pengeluaran atas beban APBN. Pejabat Penanda Tangan Surat Perintah Membayar yang selanjutnya disingkat PP-SPM adalah pejabat yang diberi kewenangan oleh KPA untuk melakukan pengujian atas surat permintaan pembayaran dan menerbitkan surat perintah membayar. Satuan Kerja yang sclanjutnya disebut Satker adalah unit organisasi lini Kementerian Negara/Lembaga atau unit organisasi Pemerintah Daerah yang melaksanakan kegiatan Kementerian Negara/Lembaga dan memiliki kewenangan dan tanggung jawab penggunaan anggaran. Unit Pelaksana Teknis Bidang Pelatihan Vokasi dan Produktivitas yang selanjutnya disebut UPT Bidang Lavotas adalah satuan kerja yang bersifat mandiri yang melaksanakan tugas teknis operasional tertentu dan/atau tugas teknis penunjang bidang pelatihan vokasi dan produktivitas di Kementerian Ketenagakerjaan yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Direktorat Jenderal Pembinaan Pelatihan Vokasi dan Produktivitas. Perjanjian Kerja Bersama yang selanjutnya disingkat PKB adalah perjanjian tertulis antara PPK UPT Bidang Lavotas dengan pimpinan LPKS dan diketahui oleh KPA UPT Bidang Lavotas. Kas Negara adalah tempat penyimpanan uang negara yang ditentukan oleh Menteri Keuangan selaku Bendahara Umum Negara (BUN) untuk 18. -9- menampung seluruh penerimaan negara dan membayar seluruh pengeluaran negara. Direktur Jenderal adalah Direktur Jenderal Pembinaan Pelatihan Vokasi dan Produktivitas. -10- BAB II PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI DI LEMBAGA PELATIHAN KERJA SWASTA Dalam menyelenggarakan PBK, setiap LPKS harus memperhatikan ketersediaan: 1. Program pelatihan kerja yang diverifikasi oleh Direktorat Bina Standardisasi Kompetensi dan Program Pelatihan. 2. Strategi dan materi belajar, merupakan cara atau metode penyajian/penyampaian materi pelatihan kepada peserta pelatihan. 3. Instrumen pengujian, merupakan instrumen penilaian/asesmen atas pencapaian kompetensi. 4. Instruktur, merupakan fasilitator yang menyampaikan/memberikan materi pelatihan. 5. Peserta pelatihan, merupakan individu/perseorangan yang memenuhi syarat untuk mengikuti program pelatihan. 6. Sarana dan prasarana_—pelatihan, = merupakan _alat/mesin, ruangan/tempat/lokasi, dan perlengkapan lainnya yang akan digunakan selama proses pelatihan (disesuaikan dengan jenis program pelatihan). 7. Bahan pelatihan, merupakan bahan/material yang akan digunakan eelama proses pelatihan (disesuaikan dengan jenis program pelatihan), 8. Biaya Pelatihan, merupakan nilai/besarnya anggaran yang diperlukan selama proses pelatihan. Pada dasarnya proses penyelenggaraan pelatihan di LPKS, tidak memiliki perbedaan dengan pelaksanaan pelatihan di BLK Pemerintah, yaitu proses penyelenggaraan pelatihannya dilakukan berbasis kompetensi kerja. Artinya bahwa lulusan dari pelatihan LPKS harus mencapai kompetensi kerja yang ditetapkan. Sie ‘edokseeut Gambar 1. Proses Bisnis Pelatihan di LPKS A. Program Pelatihan Kerja Setiap LPKS harus menyusun atau memiliki program pelatihan berbasis kompetensi. Program pelatihan adalah suatu rumusan tertulis yang memuat secara sistematis tentang pemaketan unit-unit kompetensi sesuai dengan area kompetensi. Program pelatihan dapat dikelompokkan berdasarkan Klaster, okupasi/jabatan atau kualifikasi nasional sebagai acuan dalam penyelenggaraan pelatinan berbasis kompetensi. Program pelatihan diterbitkan oleh Direktorat Bina Standardisasi Kompetensi dan Program Pelatihan. Program pelatihan dirumuskan berdasarkan hasil _identifikasi kebutuhan pelatinan yang mengacu pada standar kompetensi kerja yang sudah ditetapkan. Lembaga pelatihan dapat mengacu pada program pelatihan yang sudah ditetapkan oleh instansi yang berwenang. Jika program pelatihan belum tersedia, maka program pelatihan harus dirumuskan berdasarkan hasil analisis kebutuhan pelatihan/keterampilan (skills need analysis). Hasil analisis dapat berupa: _hasil kajian/analisis/survey dari informasi pasar kerja, hasil laporan terkait kebutuhan keterampilan secara makro/meso/mikro, evaluasi pelatihan, kesepakatan hasil kerja sama, dan lain sebagainya sesuai kewenangannya. Program pelatihan yang dirumuskan harus mendapatkan persetujuan oleh UPT Bidang Lavotas atau Direktorat Bina Standardisasi Kompetensi dan Program Pelatihan. Jika program pelatihannya disetujui oleh UPT Bidang Lavotas, maka UPT Bidang Lavotas melaporkan adanya program pelatihan tersebut kepada Direktorat Bina Standardisasi Kompetensi dan Program -12- Pelatihan. Perumusan program pelatihan sebagaimana dimaksud harus sesuai dengan workshop, peralatan pelatihan dan instruktur yang tersedia. Perumusan program pelatihan sebagaimana dimaksud di atas, harus berorientasi kepada penempatan/wirausaha/peningkatan produktivitas peserta pelatihan pasca mengikuti pelatihan. Oleh karena itu, dalam melakukan perumusan program pelatihan tersebut harus memenuhi: 1. Aspek teknis/substansi (pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja), penguatan karakter (soft skills), produktivitas dan pengetahuan tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) 2.Persentase penyajian materi pelatihan: 30% pengetahuan dan 70% keterampilan. 3.Penentuan waktu/durasi pelatihan mengacu pada program pelatihan yang akan dilaksanakan 4.Program disusun sesuai dengan format baku program PBK yang telah diterbitkan oleh Direktorat Bina Standardisasi Kompetensi dan Program Pelatihan. Jenis program pelatihan yang akan dilaksanakan pada tahun 2023 melalui skema bantuan program pelatihan di LPKS yang telah tersedia dalam SIAPkerja (proglat.kemnaker.go.id). . Instruktur Pelaksanaan pelatihan di LPKS harus dilakukan oleh instruktur yang berasal dari internal LPKS yang bersangkutan, namun dalam hal tertentu (ika belum tersedia) dapat menggunakan instruktur dari Iuar (eksternal) LPKS. Baik instruktur yang berasal dari internal maupun eksternal harus dilakukan perikatan secara formal (yang dibuktikan dengan surat kontraktual) antara LPKS dengan instruktur yang bersangkutan, yang selanjutnya memiliki akun SIAPkerja. dan terdaftar dalam kelembagaan.kemnaker.go.id dan sintala.kemnaker.go.id. _ Instruktur tersebut harus memenuhi kriteria/persyaratan: 1. Memiliki kompetensi teknis substantif (sesuai dengan program pelatihan yang akan diajarkan) yang dibuktikan dengan sertifikat kompetensi kerja; dan 2. Memiliki kompetensi metodologi/pedagogi yang dibuktikan dengan sertifikat kompetensi kerja dan/atau pengalaman kerja yang memadai di bidang terkait paling singkat 2 tahun -13- C. Peserta pelatihan Peserta pelatihan diutamakan berasal dari pencari kerja, pekerja ter- PHK, penggiat UMKM, disabilitas, dan/atau angkatan kerja muda. Jumlah peserta pelatihan 1 (satu) paket terdiri dari 16 (enam belas) orang, yang dapat berasal dari dalam atau dari luar wilayah LPKS. Peserta mendaftar dalam layanan pelatihan SIAPkerja (pelatihan.kemnaker.go.id), Seluruh data peserta by name by address harus terlapor dan/atau terdaftar dalam aplikasi SMILe yang dikelola oleh UPT Bidang Lavotas. Peserta harus mengikuti seluruh proses pelatihan sesuai kurikulum yang ditetapkan. Peserta yang mengikuti pelatihan merupakan hasil rekrutmen dan seleksi yang dilakukan oleh penyelenggara pelatihan di LPKS. D. Sarana dan Prasarana Pelatihan Sarana dan prasarana pelatihan yang harus disiapkan sebelum pelatihan dimulai yang terdiri atas: 1, Tempat pelaksanaan pelatihan/workshop (dalam keadaan bersih dan rapih); 2. Asrama peserta pelatihan yang representatif (jika program pelatihannya membutuhkan); Ketersediaan listrik/sumber listrik; 4. Ketersediaan air bersih; Ketersediaan jaringan internet (jika program _pelatihannya membutuhkan); Sarana P3K; Perlengkapan K3; 6. 7. 8. Alat/mesin; 9. Perlengkapan peserta; dan 10. Bahan pelatihan. E. Penjadwalan Pelatihan Untuk melakukan perencanaan pelatihan dengan baik, LPKS harus menyusun jadwal pelatihan dalam 1 (satu) tahun ajaran. Penjadwalan pelatihan ini diperlukan agar memudahkan penyelenggara (baik instruktur maupun pengelola) untuk melakukan rekrutmen dan seleksi, koordinasi dengan UPT Bidang Lavotas, penyiapan bahan pelatihan, dan lain-lain. aid F. Wilayah Koordinasi Pelaksanaan Pelatihan Pelaksanaan pelatihan dapat dilakukan secara efektif dan tepat sasaran, jika dilakukan secara terkoordinasi oleh setiap UPT Bidang Lavotas. dengan LPKS yang menjadi binaan. Untuk itu setiap UPT Bidang Lavotas dalam melakukan koordinasi dengan setiap LPKS mengacu kepada sebaran wilayah pelatihan sebagaimana tercantum dalam Keputusan Direktur Jenderal Pelatihan Pembinaan Pelatihan Vokasi dan Produktivitas tentang Wilayah Pelatihan Unit Pelaksana Teknis Bidang Pelatihan Vokasi dan Produktivitas. -15- BAB III TATA CARA PEMBERIAN BANTUAN PROGRAM PELATIHAN LEMBAGA PELATIHAN KERJA SWASTA Pemberi Bantuan Pemberi Bantuan Program Pelatihan Lembaga Pelatihan Kerja Swasta Tahun Anggaran 2023 adalah Direktorat Jenderal Pembinaan Pelatihan Vokasi dan Produktivitas, Dana Bantuan Program Pelatihan tersebut bersumber dari Anggaran Program Pendidikan dan Pelatihan Vokasi yang dilaksanakan melalui Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) UPT Bidang Lavotas yaitu: 1. Balai Besar Pelatihan Vokasi dan Produktivitas (BBPVP) Bandung; 2. Balai Besar Pelatihan Vokasi dan Produktivitas (BBPVP) Bekasi; 3. Balai Besar Pelatihan Vokasi dan Produktivitas (BBPVP) Serang; 4. Balai Besar Pelatihan Vokasi dan Produktivitas (BBPVP) Semarang; 5. Balai Besar Pelatihan Vokasi dan Produktivitas (BBPVP) Medan; 6. Balai Besar Pelatihan Vokasi dan Produktivitas (BBPVP) Makassar; 7. Balai Pelatihan Vokasi dan Produktivitas (BPVP) Surakarta; 8. Balai Pelatihan Vokasi dan Produktivitas (BPVP) Banda Aceh; 9. Balai Pelatihan Vokasi dan Produktivitas (BPVP) Padang; 10. Balai Pelatihan Vokasi dan Produktivitas (BPVP) Samarinda; 11. Balai Pelatihan Vokasi dan Produktivitas (BPVP) Lombok Timur; 12. Balai Pelatihan Vokasi dan Produktivitas (BPVP) Banyuwangi; 13. Balai Pelatihan Vokasi dan Produktivitas (BPVP) Sidoarjo; 14. Balai Pelatihan Vokasi dan Produktivitas (BPVP) Ternate; 15. Balai Pelatihan Vokasi dan Produktivitas (BPVP) Kendari; 16. Balai Pelatihan Vokasi dan Produktivitas (BPVP) Bandung Barat; 17. Balai Pelatihan Vokasi dan Produktivitas (BPVP) Sorong; dan 18. Balai Pelatihan Vokasi dan Produktivitas (BPVP) Belitung. Penerima Bantuan Penerima Bantuan ditetapkan dengan SK Penetapan Penerima Bantuan oleh Kepala UPT Bidang Lavotas dan ditembuskan kepada Dinas yang membidangi ketenagakerjaan Provinsi dan Kabupaten/Kota setempat. Biot Persyaratan Penerima Bantuan 1, Memiliki izin penyelenggaraan pelatihan kerja yang berlaku efektif dari Dinas yang membidangi urusan ketenagakerjaan/kantor pelayanan izin terpadu di kabupaten/kota; 2. Memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) atas nama lembaga Penerima Bantuan; 3. Memiliki nomor rekening bank yang masih aktif atas nama lembaga yang sama dengan nama lembaga di NPWP; Diutamakan memiliki akreditasi dari LALPK;* Diutamakan — memiliki MoU/Perjanjian Kerja. Sama. penempatan/wirausaha untuk lulusan dengan stakeholder terkait. 6. Memiliki Vocational Identification Number (VIN) dan terverifikasi data kelembagaannya dalam SIAPkerja (kelembagaan.kemnaker.go.id); 7. Menggunakan program pelatihan yang terdaftar ~— pada proglat.kemnaker.go.id dan/atau program pelatihan yang disusun oleh LPKS sesuai kebutuhan pasar kerja dan disampaikan kepada UPT Bidang Lavotas yang disetujui oleh Direktorat Bina Standardisasi Kompetensi dan Program Pelatihan; 8. Memiliki Instruktur yang memenuhi kriteria persyaratan (sebagaimana disebutkan dalam Bab II huruf B) sesuai dengan bidang kejuruan dan memiliki perikatan formal/kontrak antara Instruktur dan manajemen LPKS untuk kurun waktu tertentu atau dapat disesuaikan dengan durasi pelatihan; 9. Memiliki Tenaga Pelatihan; 10. Memiliki sarana dan prasarana pelatihan yang memenuhi persyaratan teknis, baik dari aspek jumlah maupun kualitas yaitu: a, Ruang belajar teori dan praktik; b. Peralatan praktik (sesuai dengan program pelatihan); dan c. Alat bantu peraga 11.Menyertakan surat permohonan bantuan program pelatihan yang ditujukan kepada Direktur Jenderal c.q. Kepala UPT Bidang Lavotas dalam bentuk dokumen proposal; 12. Menyertakan surat pernyataan kesanggupan melaksanakan pekerjaan bantuan program pelatihan (sebagaimana tercantum dalam Format 1). Keterangan: (*) bagi LPKS yang belum memiliki akreditasi dari LA-LPK saat ditetapkan menjadi Penerima Bantuan selama proses pelatihan berlangsung, LPKS tersebut -17- diharuskan untuk melakukan proses akreditasi (dibuktikan dengan surat keterangan dari LA-LPK atau KA-LPK setempat) Bentuk Bantuan Bantuan Program Pelatihan LPKS diberikan dalam bentuk uang kepada lembaga Penerima Bantuan yang diberikan dengan metode Swakelola Tipe IV melalui mekanisme Langsung (LS). Pencairan dana bantuan dilakukan berdasarkan ketetapan Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) dan disahkan Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) pada satuan kerja masing-masing UPT Bidang Lavotas. Besaran Jumlah Bantuan Sesuai dengan Lampiran Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Nomor 16 Tahun 2022 tentang Pedoman Penyaluran Bantuan Pemerintah di Kementerian Ketenagakerjaan Tahun Anggaran 2023, besaran jumlah bantuan diberikan sebesar Rp50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) per paket program pelatihan, dengan durasi pelatihan sebagaimana tercantum dalam Petunjuk Teknis ini atau program pelatihan lainnya yang telah disetujui oleh UPT Bidang Lavotas dan/atau Direktorat Bina Standardisasi Kompetensi dan Program Pelatihan. Jumlah pagu sebesar Rp50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) per paket program pelatihan tersebut merupakan besaran maksimal bantuan yang diberikan. Besaran tersebut dapat berbeda antar jenis program pelatihan karena dipengaruhi oleh kebutuhan bahan pelatihan dan harga bahan pelatihan di masing-masing jenis program pelatihan. Target Alokasi Bantuan Program Pelatihan Dana Bantuan Program Pelatihan Lembaga Pelatihan Kerja Swasta dialokasikan kepada LPKS yang memiliki izin menyelenggarakan pelatihan kerja. Sebelum menerima bantuan program pelatihan, setiap LPKS tersebut harus menyampaikan surat permohonan dalam bentuk dokumen proposal untuk mendapatkan bantuan program pelatihan dimaksud. Adapun rencana alokasi Dana Bantuan program pelatihan tersebut dapat diberikan dengan mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut: 1. masing-masing LPKS dialokasikan 1 (satu) paket bantuan program pelatihan; 2. Seluruh LPKS diharuskan mengajukan proposal secara elektronik atau €-proposal bantuan program pelatihan; -18- 3. Dalam hal LPKS tidak mengajukan dan/atau tidak lolos dalam pengajuan permohonan bantuan program dimaksud sampai dengan batas waktu yang ditentukan oleh UPT Bidang Lavotas, maka paket bantuan program pelatihan yang masih tersedia dapat dimanfaatkan oleh LPKS yang telah lolos memenuhi Persyaratan sebagai Penerima Bantuan dan memenubhi kriteria tambahan diantaranya: a, Surat Permohonan Penambahan Bantuan Program Pelatihan Lembaga Pelatihan Kerja Swasta dengan jumlah paket disesuaikan dengan kemampuan Sumber Daya Pelatihan (Instruktur, Sarana dan Prasarana) LPKS dan memperhatikan batas waktu penyampaian pelaporan dan pertanggungjawaban administrasi keuangan paling lambat tanggal 15 Desember 2023; b. Surat Pernyataan Kesanggupan Melaksanakan Pekerjaan Tambahan Bantuan Program Pelatihan; c. Laporan paripurna penyelenggaraan paket bantuan program pelatihan sebelumnya telah diterima dan diverifikasi baik secara administrasi dan substansi oleh tim Monitoring dan Evaluasi UPT Bidang Lavotas, semakin lengkap, akuntabel, dan transparan pelaporannya maka semakin baik; d. Diutamakan memiliki data lulusan pelatihan kompeten yang dibuktikan dengan sertifikat kompetensi kerja yang diterbitkan oleh Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP), semakin banyak lulusan pelatihan yang kompeten maka semakin baik; e. Diutamakan memiliki data kerja sama pelatihan bersama Dunia Usaha dan Dunia Industri, semakin banyak kerja sama pelatihan yang berorientasi penempatan dan berwirausaha maka semakin baik; dan f, Diutamakan memiliki data realisasi penempatan. Rincian Penggunaan Dana Bantuan Dana Bantuan Program Pelatihan hanya dapat digunakan untuk membiayai kegiatan pelatihan dengan jumlah peserta pelatihan sebanyak 16 (enam belas) orang per paket pelatihan. Komponen-komponen yang dapat dibiayai dari dana bantuan, sebagai berikut: -19- No. Komponen Persentase Pendukung Pelatihan, antara lain: 20% Alat Tulis Kantor (ATK) Materai cP Konsumsi rapat atau seleksi peserta Koordinasi dengan UPT Bidang Lavotas Penggandaan dan pengiriman laporan Honor panitia pelaksana g. Honor tim rekrutmen h, Dokumentasi i, Spanduk Pelatihan, antara lain: 70% a, Penggandaan modul pelatihan Bahan pelatihan Perlengkapan peserta (seminar kit) Pakaian kerja pos Honor instruktur Sertifikat pelatihan Konsumsi peserta pelatihan re Konsumsi pembukaan dan penutupan Uang saku peserta Keterangan: Dalam hal total biaya pendukung pelatihan melebihi 30% (tiga puluh persen) dapat diperbolehkan sepanjang untuk keperluan koordinasi yang bersifat at cost dengan memenuhi prinsip kewajaran, efektif, efisien dan ekonomis, Dana bantuan digunakan untuk membiayai pelaksanaan kegiatan pelatihan di BLK Komunitas mengacu pada komponen-komponen tersebut di atas dengan besaran biaya beberapa komponen ditetapkan sebagai berikut: a. b, Honor Instruktur @ Rp40.000,00/JP; Honor Panitia Pelaksana (maksimal 3 (tiga) org/paket) @Rp400.000,00; Honor tim rekrutmen (maksimal 2 (dua) org/paket) @ Rp150.000,00; Sertifikat Pelatihan @ Rp30.000,00/lembar; Biaya bahan pelatihan untuk seluruh wilayah di Indonesia paling banyak sesuai dengan daftar harga bahan pelatihan sebagaimana tercantum dalam Format 2; Perlengkapan peserta untuk seluruh wilayah di Indonesia paling banyak senilai @ Rp150.000,00; -20- Modul pelatihan peserta untuk seluruh wilayah di Indonesia paling banyak senilai @ Rp200.000,00; h. Pakaian kerja peserta untuk seluruh wilayah di Indonesia paling banyak senilai @ Rp200.000,00; Konsumsi peserta untuk seluruh wilayah di Indonesia paling banyak senilai @ Rp25.000,00/hari; Uang saku peserta paling banyak senilai @ Rp25.000,00/hari; Alat Tulis Kantor (ATK), penggandaan, dokumentasi, spanduk, dan pengiriman laporan disesuaikan dengan kebutuhan berdasarkan prinsip kewajaran, efektif, efisien, dan ckonomis; Biaya transportasi/perjalanan dinas untuk koordinasi bersifat at cost disesuaikan dengan kebutuhan berdasarkan prinsip kewajaran, efektif, efisien, dan ekonomis. Verifikasi Proposal Proposal LPKS yang disampaikan ke UPT Bidang Lavotas akan diverifikasi oleh tim verifikator yang ditetapkan oleh KPA, untuk menilai dan memastikan proposal apakah memenuhi persyaratan atau tidak. Tahapan proses verifikasi proposal adalah sebagai berikut: 1. UPT Bidang Lavotas melakukan sosialisasi kepada LPKS di wilayah binaannya. 2. LPKS mengirimkan e-proposal kepada UPT Bidang Lavotas. UPT Bidang Lavotas melakukan verifikasi administratif terhadap dokumen elektronik yang dikirimkan oleh LPKS 4. UPT Bidang Lavotas melakukan validasi lapangan berdasarkan hasil scoring ¢-proposal apabila diperlukan. a UPT Bidang Lavotas melakukan penyesuaian scoring sesuai hasil validasi lapangan apabila diperlukan. 6. UPT Bidang Lavotas menetapkan LPKS penerima bantuan program pelatihan LPKS. Verifikasi proposal administratif diselenggarakan dengan skema skoring yang dilakukan pada kurun waktu tertentu yang ditetapkan oleh UPT Bidang Lavotas. Verifikasi proposal yang lolos adalah yang memiliki hasil penilaian scoring tertinggi dari seluruh usulan yang diterima UPT Bidang Lavotas melalui e-proposal dalam kurun waktu penilaian yang ditetapkan oleh UPT Bidang Lavotas. -21- Verifikasi proposal administratif mencakup: . Verifikasi persyaratan administratif wajib, mencakup: a) memiliki © VIN dan _terverifikasi di. SIAPkerja (kelembagaan. kemnaker.go.id); b) memiliki program pelatihan yang sudah terdaftar di SIAPkerja (proglat.kemnaker.go.id); c) memiliki NPWP dan Nomor Rekening Bank atas nama LPKS; d) memiliki Instruktur yang terdaftar di kelembagaan.kemnaker.go.id dan sintala. kemnaker.go.id; ¢) memiliki bukti kepemilikan/sewa tempat; dan f)_mengajukan e-proposal dan menunjukkan salinan proposal pada saat dilaksanakan verifikasi. . Verifikasi persyaratan administratif pendukung (tidak wajib dipenuhi seluruhnya, namun akan dinilai UPT Bidang Lavotas sebagai dasar penilaian scoring pada verifikasi), mencakup: a) realisasi kebekerjaan lulusan pelatihan dalam 3 tahun terakhir yang dibuktikan dengan data by name by address yang valid (skor maksimal 50). Jumlah persentase lulusan pelatihan yang bekerja (0% s.d 100%) x 50 = skor yang didapatkan LPKS untuk kriteria lulusan yang bekerja. Contoh: LPK A memiliki lulusan pelatihan dalam waktu 3 tahun terakhir sejumlah 200 orang lulusan, yang berhasil bekerja sejumlah 120 orang. maka persentase lulusan pelatihan yang bekerja = 2° = 60% skor yang didapatkan LPKS = 60% x 50 = 30 b) terakreditasi oleh LA-LPK 1) memiliki sertifikat akreditasi yang masih berlaku mendapatkan skor 30; 2) sedang proses pengusulan/perpanjangan sertifikat akreditasi mendapatkan skor 10; dan 3) tidak memiliki sertifikat akreditasi mendapatkan skor 0. ©) memiliki MoU/Perjanjian Kerjasama penempatan/wirausaha untuk lulusan pelatihan LPKS dengan stakeholder terkait (skor maksimal 10). 1) memiliki MoU mendapatkan skor 10; 2) tidak memiliki MoU mendapatkan skor 0. -22- d) merupakan LPK mitra penyelenggara program JKP (skor 5) ¢) merupakan LPK mitra penyelenggara program prakerja (skor 5). Jika dalam penilaian proposal terdapat hal-hal yang perlu diklarifikasi, maka UPT Bidang Lavotas dapat meminta penjelasan secara langsung kepada LPKS. Dalam hal penilaian proposal memenuhi syarat, maka dilanjutkan dengan verifikasi lokasi tempat penyelenggaraan pelatihan berdasarkan hasil scoring verifikasi proposal administratif LPKS. Dalam melakukan penilaian atau verifikasi harus dilengkapi dengan dokumentasi dan rekaman (check-list) sebagaimana dalam Format 3. -23- BAB IV TATA CARA PENETAPAN PENERIMA BANTUAN DAN MEKANISME PENCAIRAN BANTUAN PROGRAM PELATIHAN LPK SWASTA A. Penetapan Penerima Bantuan LPKS yang memenuhi persyaratan sebagaimana disebutkan dalam Bab II huruf C akan ditetapkan sebagai Penerima Bantuan program pelatihan melalui Keputusan Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) dan disahkan oleh Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) serta diketahui oleh Dinas Ketenagakerjaan Kabupaten/Kota terkait. UPT Bidang Lavotas dalam melakukan penetapan LPKS penerima bantuan harus dilakukan secara proporsional dengan mempertimbangkan distribusi dan kuota jumlah paket bantuan Program Pelatihan LPKS yang tersedia, Serta memastikan bahwa LPKS tersebut hanya menerima bantuan program dari salah satu UPT Bidang Lavotas. PPK UPT Bidang Lavotas Perjanjian Kerja Bersama SK Penetapan (PKB) —T LPKS Gambar 2. Penetapan Penerima Bantuan B. Perjanjian Kerja Bersama Setelah lembaga Penerima Bantuan ditetapkan, maka Penerima Bantuan menandatangani Perjanjian Kerja Bersama (PKB) antara Pejabat Pembuat Kornitmen (PPK) dengan pimpinan LPKS yang diketahui oleh KPA sebagaimana tercantum dalam Format 4. Dalam pembuatan PKB sebaiknya dilakukan secara komprehensif dalam 1 (satu) tahun anggaran, tidak dilakukan per-paket pelatihan. PKB memuat hal-hal sebagai berikut: 1. Hak kewajiban kedua belah pihak; 2. Jumlah bantuan program pelatihan; 3. Tata cara dan syarat penyaluran bantuan; -24- 4. Pernyataan kesanggupan Penerima Bantuan untuk menggunakan bantuan sesuai rencana yang telah disepakat 5. Pernyataan kesanggupan penerima bantuan untuk menyetorkan sisa dana yang tidak digunakan ke Kas Negara; Sanksi; dan Penyampaian laporan pertanggungjawaban kepada PPK setelah pekerjaan selesai. Mckanisme Pencairan Bantuan Pencairan anggaran bantuan Program Pelatihan LPKS kepada Penerima Bantuan dilaksanakan sesuai dengan ketentuan Pasal 18 Peraturan Menteri Keuangan Nomor 168/PMK.05/2015 tentang Mekanisme Pelaksanaan Anggaran Bantuan Pemerintah pada Kementerian Negara/Lembaga, sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 132/PMK.05/2021 Pencairan bantuan dengan mekanisme Pembayaran Langsung (LS) dilakukan 2 (dua) tahap dan ditetapkan oleh PPK yang disahkan oleh KPA dengan mempertimbangkan dana serta waktu pelaksanaan kegiatan. Besarnya proporsi bantuan tahap I (pertama) adalah 70% (tujuh puluh persen) dan pada tahap II (kedua) adalah sisa jumlahnya. Bantuan tahap II (kedua) akan diberikan jika persyaratan dan ketentuan kinerja telah sesuai dengan apa yang direkomendasikan oleh PPK. Mekanisme Pencairan Bantuan dilakukan sebagai beriut: 1. Pencairan Tahap I sebesar 70% (tujuh puluh persen) dari nilai paket dana bantuan program pelatihan yang diberikan setelah perjanjian kerja bersama ditandatangani oleh penerima bantuan dan PPK, 2. Pencairan Tahap II adalah sisa dari setiap paket dana Bantuan Program Pelatihan yang akan diberikan, apabila dana pada Tahap | telah dipergunakan sekurang-kurangnya sebesar 80% (delapan puluh persen) dan telah disetujui oleh Tim Verifikator yang ditugaskan, dengan dibuktikan melalui dokumen berita acara hasil pemeriksaan verifikasi pemanfaatan dana Tahap I. 3. Pencairan dana bantuan dengan mekanisme transfer melalui penerbitan Surat Permintaan Pembayaran (SPP), Surat Perintah Membayar (SPM) dan penerbitan Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D). -25- Pencairan dana bantuan program pelatihan Tahap I (kesatu) sebesar 70% (tujuh puluh persen) dari nilai paket dana Bantuan Program Pelatihan, dilakukan sebagai berikut: 1 Penerima Bantuan mengajukan dokumen pencairan Tahap I yang terdiri atas: a. Surat Permohonan Pencairan Bantuan yang ditujukan kepada PPK dan ditandatangani oleh pimpinan LPKS; b. SK Penetapan Penerima Bantuan Program yang ditandatangani oleh KPA; c. Program Pelatihan dan Kurikulum yang ditandatangani oleh pimpinan LPKS; d. Surat Perjanjian Kerja Bersama yang telah ditandatangani oleh Penerima Bantuan dan PPK; e. Rencana Penggunaan Dana Bantuan (RPDB) yang akan dicairkan tahap I sebagaimana tercantum dalam Format 5; f, Rencana Pembelian Bahan Pelatihan termasuk item barang, jumlah barang serta total biaya sebagaimana dalam Format 6; g. Surat Pernyataan Kesanggupan Melaksanakan Pekerjaan Bantuan Program Pelatihan; hh, Jadwal Pelaksanaan Pelatihan yang ditandatangani oleh Pimpinan Lembaga Penerima Bantuan sebagaimana tercantum dalam Format 7 i, Surat Pernyataan Tanggung Jawab Mutlak (SPTJM) yang ditandatangani oleh pimpinan lembaga Penerima Bantuan sebagaimana tercantum dalam Format 8; j. Surat Pernyataan Tanggung Jawab Belanja (SPTJB) yang ditandatangani oleh pimpinan lembaga Penerima Bantuan sebagaimana tercantum dalam Format 9; k. Kuitansi bukti penerimaan uang yang telah ditandatangani oleh Penerima Bantuan dan disahkan oleh PPK sebagaimana tercantum dalam Format 10; 1. Fotokopi Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) atas nama Lembaga Penerima Bantuan; dan m, Fotokopi Rekening koran atas nama lembaga yang sama dengan nama lembaga di NPWP. Dokumen tersebut diuji/diperiksa oleh PPK, jika sudah disetujui maka PPK akan menerbitkan SPP. -26- 3. SPP tersebut disampaikan kepada PP-SPM (Pejabat Pembuat Surat Perintah Membayar) untuk diproses lebih lanjut oleh Bagian Keuangan untuk selanjutnya diproses pencairannya. er nr fue) rapes ata (RPDB) Tahap | = PKB, RPDB ‘SPKMP. ‘SPTUM ‘SPTUB Kuitans NWP Rekening Koran Cee cia) Reser CE URe CT Gambar 3. Mekanisme Pencairan Bantuan Tahap I Pencairan dana bantuan program pelatihan tahap II (kedua) sebesar maksimal 30% (tiga puluh persen)/jumlah sisanya dilakukan apabila seluruh jumlah yang diterima pada Tahap I (pertama) telah dipergunakan sekurang-kurangnya 80% (delapan puluh persen). Mekanisme pencairan Tahap II, sebagai berikut: 1, Penerima Bantuan mengajukan dokumen pencairan Tahap II yang terdiri atas: a. Surat Permohonan Pencairan Tahap I; b. Laporan Pertanggungjawaban Penggunaan Dana Bantuan Tahap I sebagaimana tercantum dalam Format 11; c. Surat Penyelesaian Pekerjaan Tahap J; d. Berita Acara Hasil Pemeriksaan atau Verifikasi Pemanfaatan Tahap I yang ditandatangani kedua belah pihak yaitu oleh Tim Verifikator yang ditugasi oleh UPT Bidang Lavotas dan LPKS sebagaimana tercantum dalam Format 12; e. Kuitansi/bukti pengeluaran uang Tahap I yang sah; -27- f. Kuitansi/bukti penerimaan uang Tahap I yang telah ditandatangani oleh penerima bantuan dan disahkan oleh PPK; g. Rencana Penggunaan Dana Bantuan (RPDB) yang akan dicairkan Tahap I; h. Laporan Kemajuan Penyelesaian Pekerjaan Tahap I sebagaimana dalam Format 13; dan i, Berita Acara Serah Terima Pekerjaan sebagaimana tercantum dalam Format 14. Dokumen pengajuan pencairan dana yang telah lengkap akan diproses lebih lanjut seperti pada pencairan Tahap I oleh PP-SPM. Dokumen tersebut diuji/diperiksa oleh PPK, jika sudah disetujui maka PPK akan menerbitkan SPP. SPP tersebut disampaikan kepada PP-SPM untuk diproses lebih lanjut oleh Bagian Keuangan untuk selanjutnya diproses pencairannya. Setelah pencairan Tahap II diberikan, Penerima Bantuan wajib menyelesaikan dan melaporkan seluruh penggunaan dana bantuan program pelatihan berdasarkan bukti yang sah sesuai dengan Petunjuk Teknis ini kepada Kepala UPT Bidang Lavotas. He ay oe a) one Baas Eeueie rcs Pertanggungiawaban, kuitanst PDB PKB SPKPM SPTIM SPTIB Laporan Kemajuan Pekerjaan Pengujian Rec Mea) CECE Gambar 4. Mekanisme Pencairan Bantuan Tahap II -28- Besarnya dana bantuan yang ditransfer ke rekening Penerima Bantuan pada Tahap I dan Tahap II adalah sesuai dengan jumlah yang tertulis dalam Rencana Pengeluaran Dana Bantuan (RPDB). i. LPKS harus menyampaikan dokumen kepada Tim Verifikasi UPT Bidang Lavotas satu minggu sebelum pelatihan berakhir, antara lain: Kuitansi/bukti pengeluaran uang Tahap II yang sah. Surat Pernyataan Tanggung Jawab Belanja (SPTJB) yang ditandatangani oleh pimpinan lembaga penerima bantuan. c. Laporan Pertanggungjawaban Dana Bantuan (sesuai jumlah realisasi gabungan Tahap I dan Tahap Il). d. Berita Acara Hasil Verifikasi penggunaan dana bantuan Tahap Il. Dalam hal poin a-d tidak dapat disampaikan sampai batas waktu yang ditentukan maka pihak UPT Bidang Lavotas akan melakukan verifikasi langsung ke LPKS. Ketentuan Perpajakan a. Bantuan program pelatihan LPKS diberikan dengan pagu tertinggi Rp50.000.000,00 sudah termasuk pajak. b. Pemungutan pajak dilakukan oleh Bendahara Pengeluaran pada UPT Bidang Lavotas pemberi bantuan. c. Disarankan kepada lembaga Penerima Bantuan untuk bertransaksi dengan Pengusaha Kena Pajak (memiliki NPWP) dalam belanja yang dikenakan pajak pertambahan nilai dan menyimpan seluruh bukti pajak yang telah disetorkan. d. Bendahara pengeluaran memungut pajak melalui pemotongan langsung pada saat pelunasan/pembayaran tahap II termasuk didalamnya pajak penghasilan (PPh 21, PPh 22, PPh 23) dan pajak pertambahan nilai (PPN) sesuai dengan ketentuan perpajakan. (bahan 11%, honorarium 5%). Pengembalian Dana Bantuan Lembaga Penerima Bantuan harus mengembalikan dana bantuan kepada Kantor Kas Negara, karena beberapa penyebab sebagai berikut: a. Pembatalan dilakukan oleh pihak lembaga Penerima Bantuan, karena hal-hal tertentu; -29- b. Terjadi kelebihan pembayaran belanja jasa dan/atau pembayaran pembelian barang melebihi dari pagu yang telah disepakati dalam Rencana Penggunaan Dana Bantuan (RPDB); c. Adanya kegiatan/pembelian yang sudah masuk dalam RPDB, tetapi karena sesuatu hal sehingga tidak dilaksanakan oleh lembaga Penerima Bantuan sampai pada program pelatihan selesai dilaksanakan; d. Hal-hal lain, yang tidak sesuai dengan ketentuan/peraturan yang berlaku setelah diaudit oleh auditor yang berwenang; dan/atau ¢. Pengembalian dana akibat dari hal-hal sebagaimana tersebut di atas, dilaksanakan dengan berkonsultasi kepada Kepala/KPA/PPK UPT Bidang Lavotas. Sanksi Lembaga Penerima Bantuan wajib melaksanakan pengelolaan keuangan dan kegiatan sesuai Petunjuk Teknis. Apabila lembaga Penerima Bantuan tidak melaksanakan kegiatan sesuai dengan Petunjuk Teknis dan ketentuan peraturan perundang-undangan, maka: a, Jika terindikasi kesalahan administratif maka akan dilaporkan kepada Inspektorat Jenderal Kementerian Ketenagakerjaan untuk dilakukan Audit dengan Tujuan Tertentu. b. Jika pelanggarannya bersifat indikasi tindak pidana dan/atau perdata, Penerima Bantuan dikenakan sanksi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. c. Jika pelanggarannya bersifat administratif maka penerima bantuan dikenakan sanksi berupa tidak akan mendapatkan program bantuan sejenis sampai batas waktu yang tidak ditentukan dari Ditjen Binalavotas, Kementerian Ketenagakerjaan. Sanksi tidak berlaku apabila Penerima Bantuan dapat membuktikan adanya alasan-alasan pembenar (force majeur) yang dibuktikan dengan surat keterangan dari instansi yang berwenang. -30- BAB V MEKANISME PELAKSANAAN PELATIHAN Persiapan Tahap persiapan merupakan tahap perencanaan, antara lain meliputi penyusunan tim pelaksana pelatihan sampai dengan pelaporan, Tahapan persiapan dapat dikelompokkan yang bersifat administratif dan yang bersifat teknis. 1 Persiapan Administrasi Difokuskan pada penyiapan dokumen administrasi pelaksanaan pelatihan, antara lain: a, Surat Perintah Tugas (SPT)/Surat Keputusan (SK) tim pelaksana pelatihan. b. Surat Perintah Tugas (SPT)/Surat Keputusan (SK) penugasan Instruktur. c. Surat Perintah Tugas (SPT) /Surat Keputusan (SK) peserta pelatihan. SPT/SK sebagaimana disebutkan diatas harus dengan jelas menyebutkan tugas dan tanggung jawabnya, dapat dibuat secara parsial/terpisah atau menjadi satu kesatuan. SPT/SK ditetapkan /ditandatangani oleh Pimpinan LPKS: d. Surat kontrak perjanjian kerja bagi instruktur (baik dari internal LPKS maupun berstatus tenaga kontrak). e. Penyiapan dokumen, perlengkapan administrasi untuk peserta pelatihan. f, Penyiapan sertifikat pelatihan (jumlahnya disesuaikan peserta pelatihan). g. Penyiapan formulir administrasi pelaksanaan pelatihan, meliputi: 1) Formulir biodata peserta; 2) Formulir biodata instruktur; 3) Formulir penilaian peserta pelatihan; 4) Formulir evaluasi penyelenggaraan; 5) Formulir daftar hadir peserta pelatihan; 6) Formulir daftar hadir Instruktur dan Tenaga Pelatihan (pelaksana); 7) Formulir tanda terima perlengkapan peserta; 8] Formulir tanda terima sertifikat pelatihan; 9) Formulir tanda terima uang saku; -31- 10) Penggandaan modul/bahan ajar pelatihan untuk peserta (disesuaikan dengan jumlah peserta pelatihan). 2. Pembukaan Kelas Pelatihan Pembukaan kelas pelatihan oleh LPKS dilaksanakan melalui laman pelatihan.kemnaker.go.id. 3. Rekrutmen dan Pendaftaran Peserta Pelatihan Peserta pelatihan direkrut/berasal dari masyarakat umum sesuai persyaratan yang telah ditentukan. Seluruh peserta pelatihan harus memenuhi syarat sebagaimana disebutkan dalam Bab II huruf C. Peserta pelatinan yang memenuhi syarat tersebut mendaftarkan pelatihan dengan cara memilih program pelatihan pada LPKS melalui SIAPkerja. Seluruh data peserta by name by address harus masuk ke dalam aplikasi SMILe yang dikelola oleh UPT Bidang Lavotas. 4, Persiapan Teknis Sebelum pelatihan diselenggarakan panitia/pelaksana _pelatihan melakukan persiapan sebagai berikut: a. Memastikan kesiapan lokasi/ruangan tempat penyelenggaraan pelatihan termasuk toilet/kamar kecil (sudah dibersihkan dan siap untuk digunakan), yang mampu menampung secara proporsional jumlah peserta pelatihan, baik untuk teori maupun untuk praktek. Penyiapan peralatan/mesin yang akan digunakan (disesuaikan dengan jenis program pelatihan). c. Penyiapan perlengkapan pelatihan (misalnya: LCD, kursi, meja, laser pointer, alat dokumentasi, APD, alat tulis, PSK, dll). d. Penyiapan bahan/material pelatihan (disesuaikan dengan jenis program pelatihan dan jumlah peserta). e. Penyiapan standar kompetensi, modul/bahan ajar, panduan pengajaran, program, kurikulum, silabus dan rencana pelatihan. f. Penyiapan tim Instruktur dan tenaga pelatihan yang akan bertugas selama pelaksanaan pelatihan (fisik, keschatan dan kartu identitas). g. Penyiapan dan pemeriksaan data dari setiap peserta pelatihan (latar belakang pendidikan, asal, dll) h, Memastikan kesiapan suplai aliran listrik dan air bersih. B. Pelaksanaan Setelah semua tahapan persiapan sudah dilakukan, maka langkah berikutnya adalah pelaksanaan pelatihan. LPKS wajib melaksanakan -32- pelatihan sendiri, sehingga tidak —diperbolehkan —_ mensub- kontrakkan /mengalihkan kepada pihak lain. ‘Tahapan pelaksanaan pelatihan meliputi: 1. Pra pembukaan a. Memastikan peserta pelatihan di LPKS telah terdaftar sebagai peserta pelatihan pada SIAPkerja (pelatihan. kemnaker.go.id). b. Memastikan kesiapan tempat/ruangan pelaksanaan_pelatihan, kehadiran seluruh peserta pelatihan, dan kehadiran tamu undangan untuk pembukaan (jika dilakukan _seremonial pembukaan). 2. Pembukaan dan pengarahan (jika dilakukan seremonial pembukaan) Merupakan aktivitas seremonial, pelaksanaannya dilakukan sesuai dengan ketentuan/kebiasaan yang sudah baku di suatu daerah. Biasanya terdapat sambutan/pengarahan dari pejabat pemerintah daerah setempat serta perwakilan dari LPKS dan UPT Bidang Lavotas. 3. Pelaksanaan pelatihan a. Peralatan/mesin, bahan/material dan perlengkapan pendukung lainnya telah siap ditempat/ruangan pelatihan. b. Seluruh peserta sudah berada ditempat/ruangan pelatihan (sesuai dengan jadwal waktu pelatihan). c. Instruktur menyampaikan materi pembelajaran sesuai dengan program pelatihan baik teori maupun praktik dalam durasi waktu yang telah ditentukan. Selama penyampaian materi pembelajaran, instruktur dan peserta pelatihan diharapkan terjalin komunikasi dua arah dan saling interaktif. Instruktur membantu setiap peserta yang memerlukan bantuan (khususnya jika terdapat peserta penyandang disabilitas). Selama proses pelatihan berlangsung, Instruktur melakukan penilaian terhadap capaian kompetensi dari setiap peserta pada formulir yang telah ditentukan. Seluruh penilaian Instruktur menjadi dasar untuk penentuan kelulusan peserta yang akan tertuang dalam sertifikat pelatihan. Secara umum, proses pelaksanaan pelatihan dilakukan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. d. Selama berlangsung pelatihan, Instruktur diharapkan melakukan identifikasi terhadap potensi kecenderungan peserta pelatihan khususnya untuk persiapan pasca pelatihan, apakah akan menjadi pekerja atau berwirausaha. -33- e. Pada saat yang sama tim pelaksana memantau pelaksanaan proses pelatihan. Pemantauan/evaluasi pelaksanaan pelatihan LPKS berguna untuk melakukan perbaikan berkelanjutan (continual improvement) terhadap alat/mesin, bahan, dan metode yang digunakan oleh Instruktur. f, Selama proses pelaksanaan pelatihan, kegiatan pengadministrasian (seperti: daftar hadir, dil) bagi peserta dan Instruktur harus dilakukan. 4. Pelaksanaan sertifikasi kompetensi (jika anggarannya tersedia) Pelaksanaan sertifikasi kompetensi hanya dapat dilakukan setelah peserta mengikuti pelatihan dan LPKS memiliki dukungan pembiayaan untuk sertifikasi kompetensi (diluar bantuan program. pelatihan) Sertifikasi kompetensi dilakukan oleh Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) yang telah mendapatkan lisensi dari Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP). Proses pelaksanaan sertifikasi kompetensi dilakukan sesuai dengan ketentuan BNSP. 5. Penyelesaian administrasi pelatihan Setelah program pelatihan selesai dilaksanakan, tim pelaksana melakukan penyelesaian administrasi baik kepada peserta pelatihan dan Instruktur. Penyelesaian administrasi dapat berupa: kelengkapan data, daftar hadir, tanda terima, dll, 6. Penutupan pelatihan dan pemberian sertifikat pelatihan (jika dilakukan seremonial penutupan) Kegiatan ini merupakan acara seremonial penutupan pelatihan, dimana seluruh peserta pelatihan, instruktur dan undangan hadir di lokasi acara. Pelaksanaannya dilakukan sesuai dengan ketentuan/kebiasaan yang sudah baku di suatu daerah, Biasanya _terdapat sambutan/pengarahan dari pejabat pemerintah daerah setempat, perwakilan dari LPKS dan UPT Bidang Lavotas, serta perwakilan peserta pelatihan. Sebelum seluruh rangkaian acara penutupan berakhir, dilakukan penyerahan sertifikat pelatihan kepada setiap peserta yang dinyatakan lulus/memenuhi syarat. 7. Dokumentasi pelaksanaan pelatihan LPKS harus melakukan pendokumentasian selama proses pelatihan berlangsung, sejak pembukaan sampai dengan penutupan. -34- Dokumentasi dilakukan antara lain sebagai bukti telah dilakukannya pelatihan. Bentuk dokumentasi berupa gambar tetap (foto), gambar bergerak (video) dan formulir (check-tist), dan lain-lain. LPKS diharapkan mengunggah (upload) dokumentasi kegiatan berupa foto, video pada media sosial (Facebook, Instagram, Twitter, dll.) dalam rangka publikasi dan sosialisasi aktivitas kegiatan. -35- BAB VI MONITORING, EVALUASI DAN PELAPORAN Monitoring dan evaluasi dilakukan untuk menjamin penyaluran bantuan program pelatihan dimanfaatkan dengan tepat sasaran, tepat jumlah, tepat waktu, dan tepat guna, Selain itu monitoring dan evaluasi juga dimaksudkan mendapatkan informasi serta mengetahui efektivitas pelaksanaan program pelatihan di LPKS sejak persiapan sampai dengan selesainya pelaksanaan kegiatan, sebagai bahan pengambilan kebijakan dalam penyaluran bantuan pemerintah di masa yang akan datang. A. Monitoring Monitoring dilakukan dalam rangka pemantauan, pembinaan, mengetahui perkembangan pelaksanaan kegiatan pelatihan, identifikasi permasalahan serta antisipasi upaya pemecahannya selama kegiatan pelatihan kerja sejak tahap persiapan, penyelenggaraan sampai dengan berakhirnya pelaksanaan kegiatan. Kegiatan monitoring dilakukan oleh UPT Bidang Lavotas atau Direktorat Jenderal Binalavotas, untuk memastikan pelaksanaan kegiatan bantuan program pelatihan dapat dilaksanakan sesuai dengan Petunjuk Teknis yang telah ditentukan, transparan dan akuntabel. B. Evaluasi Evaluasi merupakan rangkaian kegiatan membandingkan realisasi masukan (input), keluaran (output) dan hasil terhadap rencana yang telah dibuat. Selain itu evaluasi bertujuan untuk menilai keberhasilan pelaksanaan bantuan program pelatihan, efisiensi dan ketepatan penggunaan anggaran serta kemajuan dan kendala yang dijumpai dalam pelaksanaan kegiatan pelatihan. Evaluasi juga dimaksudkan untuk melihat dari sisi manfaat bantuan program pelatihan terhadap masyarakat dalam upaya untuk peningkatan kualitas SDM. Hasil evaluasi dapat juga dijadikan sebagai bahan pengambilan kebijakan dalam penyaluran bantuan pemerintah di masa yang akan datang, Adapun jenis evaluasi yang perlu dilakukan dari pihak peserta antara lain: -36- 1, Pemberian rating/ulasan layanan pelatihan Peserta memberikan penilaian berupa rating disertai ulasan/pendapat atas seluruh layanan pelatihan pada SIAPkerja. 2. Evaluasi Penyelenggaraan Pelatihan Peserta memberikan penilaian atas proses penyelenggaraan pelatihan yang dilakukan oleh LPKS agar dapat mengetahui tingkat keberhasilan suatu program dan/atau masukan, saran, kritik guna penyempurnaan penyelenggaraan pelatihan di masa yang akan datang. Form evaluasi penyelenggaraan pelatihan terdiri dari: a, materi pelatihan (kurikulum, silabus, dan modul) b. tenaga pelatih c. sarana dan prasarana 3. Survei Kesiapan Bekerja Peserta diminta mengenali kemampuan dirinya sendiri sehingga mampu merancang jenjang karirnya secara mandiri antara lain pemahaman kesiapan diri sendiri memasuki dunia kerja, orientasi kerja/wirausaha, dan orientasi bekerja di perusahaan/wirausaha. Selain itu survei ini juga menjadi tools untuk pengukuran peningkatan produktivitas, Survei Kesiapan Bekerja dilakukan sebanyak 2 (dua) kali, yaitu pada saat sebelum pelatihan dimulai (Pra Pelatihan) dan pada saat pelatihan sudah selesai (Pasca Pelatihan). Survei Kesiapan Bekerja juga digunakan untuk mengukur peningkatan produktivitas peserta pelatihan. LPKS menyerahkan sertifikat pelatihan setelah peserta pelatihan mengisi ketiga formulir evaluasi tersebut di atas setelah menyelesaikan maksimal 2 (dua) hari sebelum pelatihan berakhir melalui laman pelatihan.kemnaker.go.id. Selain itu dalam rangka mendapatkan informasi status kebekerjaan para lulusan pelatihan, LPKS diminta untuk secara aktif melakukan pengumpulan data baik kepada lulusan pelatihan maupun pihak perusahaan yang merekrut lulusan pelatihan dengan metode langsung (monitoring ke perusahaan) maupun tidak langsung seperti melalui telepon/ platform media komunikasi/sosial lainnya. -37- Pelaporan Pelaporan merupakan salah satu bentuk pertanggung jawaban pelaksanaan kegiatan Bantuan Program Pelatihan LPKS. Laporan terdiri atas laporan pertanggung jawaban keuangan dan laporan teknis pelaksanaan kegiatan pelatihan (laporan fisik) yang dilaksanakan di LPKS. Semua laporan dibuat dalam bentuk dokumen softeopy yang dikirim ke masing-masing e-mail UPT Bidang Lavotas dan juga disusun dalam bentuk hardcopy sebanyak rangkap 2 (dua), 1 (satu) rangkap laporan disampaikan secara tertulis kepada PPK/KPA UPT Bidang Lavotas dengan melampirkan bukti-bukti yang sah, sedangkan 1 (satu) rangkap laporan lainnya (asli) disimpan untuk dokumentasi Lembaga. of Laporan Keuangan Laporan keuangan merupakan dokumen pertanggung jawaban penggunaan dana Bantuan Program Pelatihan LPKS. Dokumen laporan Tahap I dibuat sebagai pertanggungjawaban penggunaan dana yang telah dicairkan pada Tahap I dan merupakan salah satu persyaratan untuk pencairan bantuan Tahap II. Sedangkan dokumen laporan Tahap TI merupakan pertanggungjwaban penggunaan dana keseluruhan dana yang telah diterima. Dokumen laporan keuangan meliputi: a. Laporan Pertanggungjawaban Dana Bantuan Program Pelatihan LPKS (sebagaimana dalam Format 15); b. Rekap seluruh pengeluaran dan belanja dalam rangka pelaksanaan pelatihan; c. Kuitansi bukti penerimaan uang tahap I dan/atau tahap II yang telah ditandatangani oleh penerima bantuan dan PPK (sebagaimana dalam Format 11); d. Berita Acara Serah Terima Pekerjaan yang ditandatangani oleh penanggung jawab Penerima Bantuan dan PPK; e. Semua bukti-bukti pengeluaran/penggunaan dana bantuan (kuitansi asli dan bukti pemotongan pajak); dan f. Bukti setor ke rekening Kas Negara dalam hal terdapat sisa bantuan. Sisa dana, jika disetor tahun berjalan (TA 2023) digunakan MAK 526312 (Belanja Barang untuk bantuan lainnya yang memiliki karakteristik bantuan pemerintah) jika disetor pada tahun 2024 digunakan MAK 423952 (penerimaan kembali belanja barang tahun anggaran yang lalu) -38- dengan Surat Setoran Bukan Pajak (SSBP) sebagaimana Bukti Penerimaan Negara (BPN). Catatan: a. Dokumen Asli untuk Penerima Bantuan; dan b. Salinan untuk UPT Bidang Lavotas. Laporan Teknis (Fisik) Laporan teknis berisikan tentang pelaksanaan kegiatan pelatihan berbasis kompetensi di LPKS. Laporan teknis dibuat maksimal 14 (empat belas) hari setelah kegiatan pelatihan selesai. Laporan harus dilampiri dokumen sebagai berikut: a. Surat Keputusan Penyelenggaraan Pelatihan _(sebagaimana tercantum dalam Format 16); b. Program pelatihan; c. Daftar nominatif peserta pelatihan; d. Daftar hadir peserta pelatihan (sebagaimana tercantum dalam format 17); Daftar Hadir instruktur (sebagaimana tercantum dalam Format 18); Jadwal pelatihan (sebagaimana tercantum dalam Format 19); Daftar nilai akhir (sebagaimana tercantum dalam format 20); rRmo Tanda Terima Sertifikat Peserta (sebagaimana tercantum dalam Format 21); dan i, Dokumentasi penyelenggaraan (foto/video pelaksanaan kegiatan pelatihan). -37- BAB VIL PENUTUP Petunjuk Teknis Pelaksanaan Penyaluran Bantuan Program Pelatihan Lembaga Pelatihan Kerja Swasta Tahun Anggaran 2023 diharapkan dapat diimplementasikan oleh Lembaga Penerima Bantuan dengan baik dan sesuai dengan asas tanggung jawab. Oleh karena itu, diharapkan kepada semua pihak terkait agar terlebih dahulu mempelajari dan memahami isi Petunjuk Teknis ini sehingga kekeliruan dan kesalahan prosedur dapat dihindari. Semoga Tuhan Yang Maha Esa meridhoi segala ikhtiar kita dalam upaya meningkatkan partisipasi masyarakat dalam program peningkatan kompetensi dan daya saing tenaga kerja Indonesia melalui penyaluran Bantuan Program Pelatihan Lembaga Pelatihan Kerja Swasta. Jakarta, 5 Desember 2022 DIREKTUR JENDERAL PEMBINAAN NIP 19630715 198903 1 002 -38- DAFTAR FORMAT Surat Pernyataan Kesanggupan Melaksanakan Pekerjaan Format 1 : Bantuan Program Pelatihan Format 2 Daftar Harga Bahan Pelatihan Contoh Format Verifikasi Administrasi Wajib dan Format 3 Pendukung Format 4 Perjanjian Kerja Bersama Format 5 Rencana Penggunaan Dana Bantuan (RPDB) Format 6 Rencana Pembelian Bahan Pelatihan Format 7 Jadwal Pelaksanaan Pelatihan Format 8 Surat Pernyataan Tanggung Jawab Mutlak (SPTJM) Format 9 Surat Pernyataan Tanggung Jawab Belanja (SPTJB) Format 10 Contoh Kuitansi Bukti Penerimaan Uang Laporan Pertanggungjawaban Dana Bantuan Program Format 11 Pelatihan Tahap I Berita Acara Hasil Pemeriksaan atau Verifikasi Format 12 Pemanfaatan Tahap I Format 13 Laporan Kemajuan Penyelesaian Pekerjaan Tahap I Format 14 Berita Acara Serah Terima Pekerjaan Laporan Pertanggungjawaban Dana Bantuan Program Format 15 Pelatihan Paripurna ‘Format 16— ‘| Surat Keputusan Penyelenggaraan Pelatihan Format 17 Contoh Daftar Hadir Peserta Format 18 Contoh Daftar Hadir Instruktur Format 19 Contoh Rencana Pelaksanaan Pelatihan Format 20 Contoh Formulir Daftar Nilai Akhir Format 21 Contoh Formulir Tanda Terima Sertifikat Peserta Format 22 Contoh Formulir Tanda Terima Konsumsi Peserta Format 23 ‘Surat Keputusan Penutupan Pelatihan Format 24 Contoh Sertifikat Pelatihan | Format 25 Formulir Evaluasi Pelaksanaan Pelatihan oleh Peserta Format 26 Daftar Rekrutmen Calon Peserta Pelatihan Format 27 Daftar Kebutuhan Bahan | Format 28 Contoh Daftar Jam Melatih Instruktur | | Contoh Formulir Tanda Terima Perlengkapan Peserta Format 29 Pelatihan -39- ‘Surat Pernyataan Peserta Mengikuti Pelatihan Bantuan Format 30 Program Format 31 Kerangka Laporan Paripurna Format 32 Daftar Nominatif Peserta Pelatihan Format 33 ‘Surat Penugasan Instruktur -40- Format 1 KOP LEMBAGA. SURAT PERNYATAAN KESANGGUPAN MELAKSANAKAN PEKERJAAN BANTUAN PROGRAM PELATIHAN LEMBAGA PELATIHAN KERJA SWASTA Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama Jabatan Bertindak untuk dan atas nama Alamat Dengan ini menyatakan dengan sesungguhnya bahwa kami: 1. Sanggup melaksanakan dan menggunakan bantuan program pelatihan Lembaga Pelatihan Kerja Swasta Tahun Anggaran 2023 sesuai Rencana Penggunaan Dana Bantuan yang disetujui. 2. Apabila terjadi penyelewengan dalam penggunaan dana bantuan program tersebut, sepenuhnya menjadi tanggung jawab saya sehagai penerima dana dan saya bersedia dikenakan sanksi hukum, moral, dan/atau sanksi administrasi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan bila terbukti menyalahgunakan dana tersebut; 3. Apabila dikemudian hari terdapat kelebihan atas pembayaran maupun perhitungan dana bantuan program pelatihan tersebut, kami bersedia untuk menyetorkan kelebihannya ke Kas Negara; 4, Sanggup menyusun laporan pertanggungjawaban Bantuan Program Pelatihan Lembaga Pelatihan Kerja Swasta Tahun Anggaran 2023 sesuai dengan Petunjuk Teknis yang ditetapkan oleh Direktorat Jenderal Pembinaan Pelatihan Vokasi dan Produktivitas dan ketentuan perundang-undangan. Demikian Surat Pernyataan ini dibuat untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya. r 2023 Pimpinan (nama lembaga) ~ttd-- (Nama Lengkap dan Jelas) -41- Format 2 DAFTAR HARGA BAHAN PELATIHAN USULAN REVISIT (MAX 24.325,000) NO. | KEJURUAN/BIDANG JUDUL DURASI PELATIHAN eRe (UP) a T | BISMAN Bahasa Inggris 240 12,000.000,00 Untuk Front Liner 2 | BISMAN Bahasa Jepang 240 12,000.000,00 Untuk CPMI 3 | BISMAN English for 240 12.000.000,00 Administrative Assistant 4 | BISMAN Junior 240 12,000,000,00 Administrative Assistant 5 | Blekironika Perbaikan Telepon 240 ¥4,000.000,00 Selular 6 | Blektronika Perbaikan Audio 240 20,000.000,00 Video 7 | Garmen Apparel (Operator Garmen 180 75.000.000,00 8 | Garmen Apparel Membuat Hiasan 240 20.000.000,00 Busana dengan Mesin Bordir Manual 9 | Garmen Apparel Membuat Hiasan 240 20.000.000,00 Busana dengan Mesin Bordir Komputer 10 | Garmen Apparel Pembuatan Busana | 240 20,000.000,00 Tailoring 11 | Garmen Apparel Pembuatan Pakaian | 240 20.000.000,00 12 | Industri Kreati Desain Sablon 240 13.500.000,00 13 | Industri Kreatif Pembuatan batik 240 13.500,000,00 Tulis 14 [industri Kreatif Pembuatan Produk 240 16.000.000,00 Sablon 15 | Kesenian Mengoperasikan 240 10,000.000,00 Alat Musile 16 | Konstraksi Finishing Kaya 160 14,000.000,00 dengan Telmnik Oles 17 | Konstrukei Finishing Kaya 160 14.000.000,00 | dengan Teknik E Semprot 178 | Konstrukei Pekerjaan 240 20,000.000,00 Konstruksi Kayu (Machining) 19 | Konstraksi Pembuatan 240 18.000.000,00 Furniture Dari Kayu 20 | Konstruks! Pembuatan Cabinet | 240 18.000.000,00 Dari Kayu 21 | Otomotif Tune Up Sepeda 180 13.000.000,00 Motor Konvensional 22 | Otomotif Tune Up Sepeda 180 73.000.000,00 Motor Injekesi 23 | Otomotif Perawatan Sepeda 240 17.000,000,00 Motor Injeksi -42- USULAN REVISI (MAX 24.325.000) NO. | KEJURUAN/BIDANG JUDUL- DURASI PELATIHAN bose: pase (oP) i 24 | Otomotif Perawatan Sepeda 240 17.000.000,00 motor konvensional 25 | Pariwisata Housekeeping 180 15.000.000,00 26 | Pariwisata Barista 180 16.000.000,00 27 | Pariwisata Commis 180 16.000.000,00 28 | Pariwisata Produk Makanan 240 22.000.000,00 dan Minuman Hotel 29 | Pekerja Domestik Caretaker (KKNI 240 12.000.000,00 Jenjang 2) 30 | Perkapalan Perawatan Motor 240 17.000.000,00 Tempel Eee pene 31 | Perkapalan Teknik Pembuatan 240 24.000.000,00 Kapal Boat Fiber 32 | PHI ‘Spesialisasi 240 12.000.000,00 Pengelolaan dan Pengembangan Hubungan Industria 33 | Processing Pembuatan Aneka 140 10.000.000,00 Keripik 34 | Processing Pengolahan Hasil 140 10.000.000,00 Kopi 35 | Processing Pembuatan Olahan 140 10.000,000,00 Rumput Laut 3 | Processing Pembuatan Olahan 140 12,000.000,00 Ikan. 37 | Processing Pembuatan Kue 140 15.000.000,00 dan Roti 38 | Processing Pengolahan Air 140 15.000.000,00 Susu. 39 | Processing Pengemasan 140 15.000.000,00 Produk Hasil Pertanian 40 | Processing Pengolahan Buah 140 15.000.000,00 41 | Processing Pengolahan Makan 240 22.000.000,00 dan Minuman 42 | Processing Pengolahan Hasil 240 22.000.000,00 Laut (Ikan dan Rumput Laut) 43 | Refrigerasi Perawatan AC 240 20.000.000,00 Residential 44 | Robotik Pengoperasian 240 20.000.000,00 Industrial Robotik 45 | Tata Kecantikan Penata Rias 180 12.000.000,00 Rambut 46 | Tata Kecantikan Tukang Pangkas 240 15,000.000,00 Rambut Teknik Barber 47 | Tata Kecantikan Terapis Kecantikan 240 16.000.000,00 Spa 48 | Tata Kecantikan Tata Rias 240 18.000.000,00 Kecantikan 49 | Teknik Las Teknik Pengelasan_ 140 14.000.000,00 1F SMAW -43- USULAN REVISI (MAX 24,325,000) NO. | KEJURUAN/BIDANG JUDUL DURASI | PELATIHAN as Sue, | (WP) 2 | 50 | Teknik Las Teknik Pengelasan 140 14.000.000,00 | 1F GMAW 51 | Teknik Las Teknik Pengelasan 160 16.000.000,00 2F SMAW 52 | Teknik Las Teknik Pengelasan 160 16.000.000,00 2F GMAW 53 | Teknik Las Pembuatan Produk 160 16.000.000,00 | Fabrikasi | 34 | Teknik Las Teknik Pengelasan 180 18.000.000,00 | 3F SMAW 55 | Teknik Las ‘Teknik Pengelasan 180 18,000.000,00 3F GMAW 36 | Teknik Las Teknik Pengelasan 200 20.000.000,00 1G SMAW | 37 | Teknik Las Teknik Pengelasan 200 20.000.000,00 1G GMAW 38 | Teknik Las Teknik Pengelasan 220 22,000.000,00 2G SMAW 59 | Teknik Las Teknik Pengelasan 220 22,000.000,00 2G GMAW 60 | Teknik Las Teknik Pengelasan 240 23.000.000,00 3F SMAW dan GMAW _ 61 | Teknik Las Teknik Pengelasan 240 24.000.000,00 3G SMAW 62 | Teknik Las Teknik Pengelasan 240 24 000.000,00 3G GMAW 63 | Teknik Listrik Teknik Instalasi 240 20.000.000,00 Listrik Bangunan Sederhana | 64 | Telekomunikasi Penginstalasian 240 20.000.000,00 Fiber Optik 65 | Telekomunikasi Penginstalasian 240 20.000.000,00 VSAT 66 | Telekomunikasi Pemasangan 240 20.000.000,00 Perangkat ‘Telekomunikasi 67 | TIK/Desain Grafis Karya Desain 240 13.000.000,00 Kornunikasi Visual 68 | TIK/Desain Grafis Pembuatan Desain 240 13.000.000,00 Grafis 69 | TIK/Multimedia Video Editing 240 12,000.000,00 70 | TIK/Multimedia Teknik Fotograii 240 12.000.000,00 71 | TIK/Multimedia Pembuatan Video 240 12.000.000,00 L Clip 72 | TIK/Multimedia Pembuatan 240 12.000.000,00 | Animasi 73 | TIK/Multimedia Pendesainan 240 12.000.000,00 Multimedia 74 | TIK/ Networking Pemasangan 240 16.000.000,00 Jaringan Komputer 78 | TIK/ Office Basic Office 180 7,500,000,00 76 | TIK/Office Practical Office 240 10.000.000,00 Advance 77_| TIK/ Office ‘Operator Komputer 240 10.000.000,00 -44- No. KEJURUAN/BIDANG JUDUL, USULAN REVISI (MAX 24.325.000) DURASI PELATIHAN | MARCA RAHAN (JP) 78 | TIK/ Programming Pemrograman Web 240 10.000.000,00 Dasar 79 | TIK/Technical Support | Komputer Technical | __240 16.000.000,00 Support -45- Format 3 KOP LPKS Lembaga, Kabupaten /Kota Provinsi Program Pelatihan ‘Tanggal Verifikasi A. SYARAT ADMINISTRASI WAJIB PENILAIAN PARAMETER NO. KOMPONEN SIFAT NILAL_| KATEGORI | NILAL 1 | Fotokopi Izin Keterangan Wajid Ada 1 Penyelenggaraan Pelatihan Kerja Tidak Ada | 0 2 | Fotokopi NPWP Lembaga Waji Ada 1 Tidak Ada | 0 3. | Fotokopi Buku Rekening Wajid Ada 1 Bank atas nama Lembaga Tidak Ada | 0 4 | Fotokopi Surat Waiib Ada 1 Keterangan/Referensi Bank atas nama Lembaga Tidak Ada | 0 5. | Fotokopi Surat Keterangan Wajid Ada 1 Domisili Lembaga Tidak Ada | 0 6 | Fotokopi Akte Pendirian Waiib Ada 1 Lembaga dari Notaris Tidak Ada | 0 7 | Memiliki Vocational Wajib Ada 1 Training Identification Number/ VIN Tidak Ada | 0 8 | Memiliki Sarana dan Wajib Ada 1 Prasarana yang Memadai Tidak Ada | 0 9 | instruktur sudah terdaftar di Wajib Ada 1 kelembagaan.kemnaker.go.id dan sintala.kemnaker.g0.id Tidak Ada | 0 10 | Proposal fisik dan e-proposal Wajib Ada i Tidak Ada | 0 -46- B, SYARAT ADMINISTRASI PENDUKUNG PENILAIAN PARAMETER No. KOMPONEN Maksimal | NILAI | KATEGORI | NILAI 1 | Realisasi kebekerjaan 50 Lutusan Persentase Tulusan pelatihan dalam 3 pelatihan lulusan tahun terakhir yang yang bekerja | pelatihan dibuktikan dengan data by dibandingkan | yang name by address yang valid dengan bekerja x jumlah 50 lulusan pelatihan 2 | Terakreditasi LA-LPK 30 Masih Aktif | 30 Tidak aktif | 10 dan sedang proses perpanjangan /sedang proses proses pengusulan Tidak ° ada/Tidak aktif 3 | Memiliki MoU/Perjanjian 10 Ada 10 Kerjasama penempatan/ wirausaha untuk lulusan Tidak Ada | 0 pelatihan 4 | Mitra UKP 5 Ada 5 Tidak Ada | 0 5 | Mitra Prakerja 5 Ada a Tidak ada =| 0 Jumlah 100 LAYAK ‘TIDAK LAYAK HASIL PENILAIAN Verifikator -47- Format 4 PERJANJIAN KERJA BERSAMA ANTARA. PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN qa) DENGAN ee) NOMOR: (3) NOMOR: (4) TENTANG PELAKSANAAN BANTUAN PROGRAM PELATIHAN LEMBAGA PELATIHAN KERJA SWASTA TAHUN ANGGARAN 2023 (5) tanggal (7) tahun dua ribu dua Pada hari ini, (6) bulan puluh tiga, kami yang bertanda tangan di bawah ini : 1 Nama: NIP (8) .... Jabatan Yang oelaku Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) yang bertindak untuk dan atas nama __ (9), yang berkedudukan di (10), yang selanjutnya disebut PIHAK KESATU. Nama: (11) Jabatan : (12) Selaku Penanggung Jawab lembaga Penerima Bantuan yang bertindak untuk dan atas nama (13) yang berkedudukan di (14), yang selanjutnya disebut PIHAK KEDUA. Dengan ini PIHAK KESATU dan PIHAK KEDUA selanjutnya disebut PARA PIHAK sepakat untuk mengadakan Perjanjian Kerja Bersama dalam rangka pelaksanaan Bantuan Program Pelatihan Lembaga Pelatihan Kerja Swasta Tahun Anggaran 2023 dengan ketentuan sebagai berikut: () Pasal 1 DASAR Perjanjian Kerja Bersama ini dilaksanakan sebagai tindak lanjut dari ditetapkannya Keputusan KPA (18) Nomor (16) (2) (3) (2) (3) -48- Tahun 2022 tentang Penetapan Penerima Bantuan Program Pelatihan Lembaga Pelatihan Kerja Swasta Tahun Anggaran 2023. Pelaksanaan Perjanjian Kerja Bersama ini tunduk pada Keputusan Direktur Jenderal Pembinaan Pelatihan Vokasi dan Produktivitas | Nomor 2/3834/LP.03.02/XII/2022 tentang Petunjuk Teknis Bantuan Program Pelatihan Lembaga Pelatihan Kerja Swasta Tahun 2023, beserta peraturan perundang-undangan lainnya. Perjanjian Kerja Bersama ini ditandatangani oleh PARA PIHAK tanpa ada unsur paksaan. Pasal 2 HAK DAN KEWAJIBAN Hak dan kewajiban PIHAK KESATU meliputi: a. berhak membuat ketentuan penggunaan bantuan untuk pelaksanaan kegiatan Bantuan Program Pelatihan Lembaga Pelatihan Kerja Swasta Tahun Anggaran 2023 serta menyampaikannya kepada PIHAK KEDUA; b. berhak menerima laporan penggunaan Bantuan Program Pelatihan Lembaga Pelatihan Kerja Swasta Tahun Anggaran 2023 dari PIHAK KEDUA; c. berhak melakukan monitoring dan evaluasi terhadap kegiatan penggunaan Bantuan Program Pelatihan Lembaga Pelatihan Kerja Swasta Tahun Anggaran 2023 yang dilaksanakan oleh PIHAK KEDUA; d. berhak menolak atau mengembalikan laporan penggunaan Bantuan Program Pelatihan Lembaga Pelatihan Kerja Swasta Tahun Anggaran 2023 kepada PIHAK KEDUA apabila ternyata kegiatan bantuan tersebut tidak sesuai dengan standar minimal pelaporan yang telah ditentukan; ¢. berhak menghentikan bantuan jika Penerima Bantuan tidak melaksanakan sesuai dengan Petunjuk Teknis penggunaan Bantuan Program Pelatihan Lembaga Pelatihan Kerja Swasta Tahun Anggaran 2023; f, wajib membayar nilai bantuan yang telah ditetapkan apabila PIHAK KEDUA telah memenuhi semua persyaratan pencairan; dan g. _wajib menaati semua ketentuan yang berlaku dalam Keputusan Direktur Jenderal Pembinaan Pelatihan Vokasi dan Produktivitas tentang Petunjuk Teknis Bantuan Program Pelatihan Lembaga Pelatihan Kerja Swasta Tahun 2023. Hak dan kewajiban PIHAK KEDUA meliputi: a, berhak menerima bantuan sesuai dengan Keputusan Kuasa Pengguna Anggaran yang telah ditetapkan; (2) a) (2) (2) (3) -49- b. wajib mengelola Bantuan Program Pelatihan Lembaga Pelatihan Kerja Swasta Tahun 2023 yang diterima dari PIHAK KESATU secara efisien, efektif, dan akuntabel sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- undangan; c. wajib melaksanakan kegiatan Bantuan Program Pelatihan Lembaga Pelatihan Kerja Swasta Tahun 2023 sesuai dengan Petunjuk Teknis Bantuan Program Pelatihan Lembaga Pelatihan Kerja Swasta Tahun 2023; d. wajib melaporkan hasil kegiatan kepada PIHAK KESATU paling lambat 5 (lima) hari setelah pekerjaan selesai dilaksanakan; dan ¢. wajib memberikan informasi terkait pelaksanaan kegiatan Bantuan Program Pelatihan LPKS Tahun 2023 apabila sewaktu-waktu diminta oleh PIHAK KESATU. Pasal 3 NILAI BANTUAN Nilai Bantuan Program Pelatihan Lembaga Pelatihan Kerja Swasta Tahun Anggaran 2023 sebesar ( —) (17). Nilai Bantuan Program Pelatihan Lembaga Pelatihan Kerja Swasta Tahun Anggaran 2028 sebagaimana tercantum pada ayat (1) eesuai dengan Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) (18). Pasal 4 JANGKA WAKTU PELAKSANAAN Pekerjaan Bantuan Program Pelatihan Lembaga Pelatihan Kerja Swasta Tahun Anggaran 2023 dilaksanakan dalam jangka waktu sesuai program pelatihan yang telah ditetapkan. Masa pelaksanaan pekerjaan dihitung sejak tanggal Penandatanganan Perjanjian Kerja Bersama. Pasal 5 TATA CARA DAN SYARAT PENCAIRAN Pencairan bantuan dilakukan secara langsung dari rekening kas negara ke rekening PIHAK KEDUA melalui mekanisme Pembayaran Langsung (LS). Mekanisme pencairan anggaran bantuan kepada PIHAK KEDUA dilakukan dengan 2 (dua) tahap. PIHAK KESATU akan mencairkan bantuan tahap I sebesar 70% dari keseluruhan anggaran dengan ketentuan sebagai berikut: a. telah ditandatanganinya Perjanjian Kerja Bersama ini oleh PARA PIHAK; (4) () a) (2) -50- b. _rincian Rencana Penggunaan Dana Bantuan (RPDB) yang ditandatangani oleh PIHAK KEDUA dan disetujui oleh PIHAK KESATU; cc. surat kesanggupan Penerima Bantuan menggunakan bantuan program pelatihan Lembaga Pelatihan Kerja Swasta sesuai rencana yang telah disepakati; dan d. surat pernyataan kesanggupan penerima Bantuan Program Pelatihan Lembaga Pelatihan Kerja Swasta Tahun Anggaran 2023 untuk menyetorkan sisa dana yang tidak digunakan ke Kas Negara melalui (19). ¢. jadwal pelaksanaan pekerjaan. PIHAK KESATU akan mencairkan bantuan tahap II sebesar 30% dari keseluruhan anggaran dengan ketentuan sebagai berikut: a. PIHAK KEDUA telah mempergunaken bantuan sekurang-kurangnya 80% dari nilai bantuan tahap I; b. PIHAK KEDUA menyampaikan laporan pertanggungjawaban penggunaan bantuan tahap I; dan c. PIHAK KEDUA menyusun dokumen sebagaimana dokumen yang diperlukan untuk pencairan tahap I. Pasal 6 KESANGGUPAN MELAKSANAKAN PEKERJAAN PIHAK KEDUA siap dan sanggup melaksanakan Bantuan Program Pelatihan Lembaga Pelatihan Kerja Swasta Tahun Anggaran 2023 sesuai Surat Keputusan Kuasa Pengguna Anggaran (20); PIHAK KEDUA melaksanakan Bantuan Program Pelatihan Lembaga Pelatihan Kerja Swasta Anggaran 2021 Sesuai Petunjuk Teknis Bantuan Program Pelatihan Lembaga Pelatihan Kerja Swasta Tahun Anggaran 2023. Pasal 7 SISA DANA BANTUAN PIHAK KEDUA siap dan sanggup menyetorkan sisa dana bantuan ke kas negara jika sudah tidak digunakan melalui (21) Jika disetor tahun berjalan digunakan MAK 526312 (belanja barang untuk bantuan lainnya yang memiliki karakteristik bantuan pemerintah) dengan Surat Setoran Pengembalian Belanja (SSPB), jika disetor pada tahun 2024 digunakan MAK 423952 (penerimaan kembali belanja barang tahun anggaran yang lalu) dengan Surat Setoran Bukan Pajak (SSBP) sebagaimana Bukti Penerimaan Negara (BPN) ES Pasal 8 PERSELISIHAN Dalam hal terjadi perselisihan antara PIHAK KESATU dan PIHAK KEDUA, maka PIHAK KESATU dapat meminta Inspektorat Jenderal Kementerian Ketenagakerjaan dan/atau Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan untuk dilakukan penyelesaian perselisihan. Pasal 9 SANKSI (1) Jika terindikasi kesalahan administratif maka akan dilaporkan kepada Inspektorat Jenderal Kementerian Ketenagakerjaan untuk dilakukan audit dengan tujuan tertentu (2) Jika pelanggarannya bersifat indikasi tindak pidana dan/atau perdata, Penerima Bantuan dikenakan sanksi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. (3) Jika pelanggarannya bersifat administratif, maka Penerima Bantuan dikenakan sanksi berupa tidak akan mendapatkan program bantuan sejenis sampai batas waktu yang tidak ditentukan oleh Direktur Jenderal Pembinaan Pelatihan Vokasi dan Produktivitas Kementerian Ketenagakerjaan. (4) PIHAK KEDUA siap mengembalikan dana bantuan jika tidak dapat mempertanggungjawabkan sesuai dengan Petunjuk Teknis. Pasal 10 LAPORAN, (1) PIHAK KEDUA siap dan sanggup memberikan laporan penggunaan dana berdasarkan rencana penggunaan dana yang disetujui kepada PIHAK KESATU. (2) PIHAK KEDUA siap dan sanggup membuat laporan pertanggu: kepada PIHAK KESATU setelah pekerjaan selesai. Pasal 11 KEADAAN KAHAR (FORCE MAJEURE) (1) PARA PIHAK dibebaskan dari tanggung jawab atas keterlambatan atau kegagalan dalam memenuhi kewajiban yang tercantum dalam perjanjian ini, yang disebabkan atau diakibatkan oleh kejadian di Iuar kekuasaan PARA PIHAK yang digolongkan sebagai force majeure. (2) Peristiwa yang dapat digolongkan force majeure scbagaimana dimaksud pada ayat (1) antara lain: a. adanya bencana alam seperti gempa bumi, topan, banjir atau hujan terus menerus, wabah penyakit, adanya perang, peledakan, sabotase, revolusi, pemberontakan, huru-hara; b, adanya tindakan pemerintahan dalam bidang ekonomi dan moneter yang (3) (4) q) (2) (3) -52- secara nyata berpengaruh terhadap pelaksanaan perjanjian ini. Keadaan force majeure sebagaimana dimaksud pada ayat (2) perjanjian ini tidak menghapuskan atau mengakhiri perjanjian ini. Setelah keadaan force majeure berakhir dan kondisi fasilitas penunjang kegiatan masih dapat dipergunakan, PARA PIHAK akan melanjutkan kerja sama sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam Perjanjian Kerja Bersama ini, Apabila terjadi foree majeure maka salah satu pihak yang lebih dahulu mengetahui wajib memberitahukan kepada pihak lainnya selambat- lambatnya dalam waktu 14 (empat belas) hari setelah terjadinya force majeure. Pasal 12 KETENTUAN LAIN-LAIN Perubahan pada Perjanjian Kerja Bersama ini hanya dapat dibuat setelah melalui konsultasi dan mendapat persetujuan secara tertulis dari PARA PIHAK dan menjadi bagian yang tidak terpisahkan dengan Perjanjian Kerja Bersama ini sesuai dengan Petunjuk Teknis. Perjanjian Kerja Bersama ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) asli bermeterai cukup dan masing-masing mempunyai kekuatan hukum tetap. Perjanjian Kerja Bersama ini berlaku terhitung sejak ditandatangani oleh PARA PIHAK. PIHAK KESATU, PIHAK KEDUA, Pejabat Pembuat Komitmen (22) secielsuiaemaet tab) ~ttd-- ~ttd-- Stempel Materai 10.000 (23) 26 (24) 7) MENGETAHUI, Kuasa Pengguna Anggaran (28) --ttd-- Stempel (29) (30) -53- PETUNJUK PENGISIAN PERJANJIAN KERJA BERSAMA. No URAIAN ISIAN (1)_|_Diisi dengan nama UPT Bidang Lavotas (2)_|Diisi dengan nama LPKS (3)__| Diisi dengan nomor surat perjanjian kerja sama UPT Bidang Lavotas (4)_|_ Diisi dengan nomor surat perjanjian kerja sama LPKS (5)_|_Diisi dengan nama hari Perjanjian Kerja Bersama (6) | Diisi dengan tanggal Perjanjian Kerja Bersama (7)__|_Diisi dengan bulan Perjanjian Kerja Bersama (8)_| Diisi dengan nama PPK (9) _|_Diisi dengan nama UPT Bidang Lavotas (10)_| Dist dengan alamat UPT Bidang Lavotas (11)_|_ Diisi dengan nama pimpinan LPKS (12)_|_ Dist dengan nama jabatan pimpinan LPKS (13)_|_Diisi dengan nama LPKS (14)_| Diisi dengan alamat LPKS (15)_| Diisi dengan nama UPT Bidang Lavotas (16) | Diisi dengan nomor SK KPA tentang penetapan Penerima Bantuan (17)_|_ Dist dengan nomor SK KPA tentang penetapan Penerima Bantuan (18)_|_Diisi dengan nama UPT Bidang Lavotas (19)_| Diisi dengan nama UPT Bidang Lavotas (20) | Diisi dengan nama UPT Bidang Lavotas (21)_|_Diisi dengan nama UPT Bidang Lavotas (22)_| Diisi dengan nama UPT Bidang Lavotas (23)_|_Diisi dengan nama pejabat PPK (24)_|_Diisi Nomor Induk Pegawai pejabat PPK (25)_| Dio! dengan nama LPKS (26) | Diisi dengan nama pimpinan (27)_| Diisi dengan nama jabatan pimpinan LPKS (28) | Diisi dengan nama UPT Bidang Lavotas (29)_| Diisi dengan nama pejabat KPA UPT Bidang Lavotas (30) Diisi Nomor Induk Pegawai pejabat KPA UPT Bidang Lavotas -54- Format 5 RENCANA PENGGUNAAN DANA BANTUAN (RPDB) No. KOMPONEN VOLUME | JUMLAH Pendukung Pelatihan, antara lain: ‘Alat Tulis Kantor (ATK) b. Materai c. Konsumsi rapat atau seleksi peserta d. Koordinasi dengan UPT Bidang Lavotas fe. Penggandaan dan pengiriman laporan {. Honor panitia pelakeana Honor Tim Rekrutmen Dokumentasi i, Spanduk j-_APD (Protokol Kesehatan) Pelatihan, antara lain’ a. Penggandaan modul pelatihan b. Bahan pelatihan ¢. Perlengkapan peserta (seminar kif) @. Pakaian kerja e. Honor Instruktur f. _ Sertifikat Pelatinan g. Konsumsi peserta pelatihan h. Konsumsi pembukaan dan penutupan 7, Uang saku peserta JUMLAH Rp. 2023 Pimpinan (nama lembaga) -55- Format 6 RENCANA PEMBELIAN BAHAN PELATIHAN LPK . No. | NamaBarang | Jumlah Barang | Harga Satuan | Total Jumlah T 2 3 4 5 6 dst | Mengetahui, Pimpinan LPK 05__|-o» [or or | oF | or wna | ae Bec or | or wor | ae MdT ara eyedoyy weume | a |< | avevowsaranmanazser | a/t zs es " ee = oor -st'sr | ot aa_| zosoooorww | aa | cosoooorw | wr | zosoooorren | aa | cocoooorren | aa | zosooooren | stor-oest | 6 a uvavarisr | oest-srst a ae svst-oewr | 6 a : 2 = i oeet-swer | 2 aa_| zosooorzw | aa | zocoooen | xe | zosoooorsn | aa | zosoovorrzw | aa | cosoooorw | sver-oorer | 9 vmoxst oo'et -oo'et . Bn = a ~- | oozr-srtr | s aa_| cocoon | aa | cocovoorzn | xr | cosoooorrcw | aa | owoovorrenw | aa | cosoooorsw | srtr-oeor | » avavarisr | ocot-stor | svor-oe'eo | € : t i z or'so-sv80 | & as_|_cosoooowm | aa | cosoorooreew | xr | cocoon | aa | covsoooorrew | aa | cosoooorrw | sre0-oo'8o | + asi | xvaveviaavavm | a/1 | svaveviaavavn | a/1 | evavewtaa vive | a/t | xvavevtad viv | a /t | aveveviad vov ev0e-t0-6e / LvWar £202-€0-82 / SIV evoreo-ue / naval £200-£0-9¢ / VSWIES ev0e-e0'Se / NiNaS bevel | Ae Tere wen, BueIO OT eas yoru? ries pes8ue, IseuLsoyUy BojouyaL, = venmby m2 on nBBuTW, syerp uresaq : ueqnejed eureN NVHILVTdd NVVNVSHVTdd TYVMCVe ] VOVEINGT dow -9¢- 2 yeun10g -57- Format 8 KOP LEMBAGA PELATIHAN KERJA PEMOHON SURAT PERNYATAAN TANGGUNG JAWAB MUTLAK PENYELENGGARAAN BANTUAN PROGRAM PELATIHAN LEMBAGA PELATIHAN KERJA SWASTA Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama Jabatan Bertindak untuk : dan atas nama Alamat Lembaga : Program Pelatihan: {nama lembaga penerima) Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa: 1 Dana yang telah diterima untuk penyelenggaraan Bantuan Program Pelatihan Lembaga Pelatihan Kerja Swasta dari BBPVP/BPVP ... Direktorat Jenderal Pembinaan Pelatihan Vokasi dan Produktivitas, Kementerian Ketenagakerjaan RI, menjadi tanggung jawab saya sepenuhnya sebagai pihak penerima bantuan program pelatihan. Saya sebagai ketua Lembaga Penerima Bantuan Program Pelatihan Lembaga Pelatihan Kerja Swasta tersebut bertanggung jawab terhadap pelaksanaan dan penyelesaian program. Apabila terbukti adanya penyalahgunaan dan ketidaksesuaian atas pelaksanaan Bantuan Program Pelatihan Lembaga Pelatihan Kerja Swasta, saya bersedia melakukan perbaikan dan/atau dikenakan sanksi berupa pengembalian uang ke kas negara, diproses hukum baik secara perdata/pidana dan/atau administrasi sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan. Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya .. (tgl,bln, thn) Yang menyatakan (materai Rp10.000,00) ‘Tanda tangan & stempel (Nama Lengkap) -58- Format 9 KOP LEMBAGA. SURAT PERNYATAAN TANGGUNG JAWAB BELANJA. Yang bertanda tangan di bawah ini: 1, Nama Lembaga : () 2, Nama Pimpinan Lembaga : (2) 3. Alamat Lembaga ‘ ____(3) 4. Nama Bantuan : Program Pelatihan BLK Komunitas berdasarkan Surat Keputusan Nomor (4) dan Perjanjian Kerja Bersama Nomor, () mendapatkan Bantuan Program Pelatihan Lembaga Pelatihan Kerja Swasta maksimal sebesar. 6). Dengan ini menyatakan bahwa: 1. Sampai dengan bulan (7) telah menerima pencairan Tahap Ke II dengan nilai nominal sebesar Rp. (8), dengan rincian penggunaan sebagai berikut: a, Jumlah total dana yang telah diterima : Rp. __ (___) (9) b, Jumlah total dana yang dipergunakan : Rp. ___ (____) (10) c. Jumlah total sisa dana :Rp.__(_ |) (11) 2, Persentase jumlah dana bantuan program pelatihan Lembaga Pelatihan Kerja Swasta yang telah digunakan sebesar_(___) (12). 3. Bertanggung Jawab penuh atas pengeluaran yang telah dibayar lunas kepada yang berhak menerima, 4. Bersedia menyimpan dengan baik seluruh bukti pengeluaran belanja yang telah dilaksanakan. 5. Bersedia untuk dilakukan pemeriksaan terhadap bukti-bukti pengeluaran oleh aparat pengawas fungsional Pemerintah. 6. Apabila di kemudian hari, pernyataan yang saya buat ini mengakibatkan kerugian negara maka saya bersedia dituntut penggantian kerugian negara dimaksud sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Demikian surat pernyataan ini dibuat dengan sebenarnya. Meterai Rp. 10.000,00 (15) -59- PETUNJUK PENGISIAN SURAT PERNYATAAN TANGGUNG JAWAB BELANJA NO. URAIAN ISIAN (1) | Diisi dengan nama lembaga Penerima Bantuan program pelatihan (2) | Diisi dengan nama pimpinan lembaga Penerima Bantuan program pelatihan (3) | Diisi dengan alamat lembaga Penerima Bantuan program pelatihan (4) | Diisi nomor dan tanggal Surat Keputusan Penetapan Penerima program pelatihan 15)_| Diisi dengan nomor dan tanggal Perjanjian Kerja Bersama {o)_| Dilsidengan nilai bantuan program pelatinan berdasarkan Surat Keputusan atau Perjanjian Kerja Bersama (7)_ | Diisi dengan bulan dan tahun (a) | Dist dengan jumiah angka dan huruf bantuan program pelatihan yang telah diterima pada Tahap Il (9) | Diisi dengan jumiah angka dan huruf total bantuan program pelatinan yang telah diterima {1o) | Dilsidengan jumlah aneka dan huraf total Bantilan program pelatihan yang telah dipergunakan {11 | Disi dengan jumiah engka dan huruf bantuan program pelatihan yang belum dipergunakan (12) | Dilsi dengan persentase bantuan program pelatihan yang belum dipergunakan. (Jumlah pada angka 10 dibagi dengan jumlah pada angka 9 dikali 100%) (13) | Diisi dengan nama kota, tanggal dan tahun SPTB ditandatangani (14)_| Diisi dengan nama lembaga Penerima Bantuan program pelatihan (15)_| Diisi dengan nama pimpinan lembaga Penerima Bantuan program pelatihan Format 10 KOP LEMBAGA (ALAMAT LENGKAP) KUITANSI BUKTI PENERIMAAN UANG Nomor: Sudah Terima Dari: Kuasa Pengguna Anggaran BBPVP/BPVP. Banyaknya Uang Untuk Pembayaran : Bantuan Program Lembaga Pelatihan Kerja Swasta Tahun Anggaran 2023 + Tahap ‘I/II. atas. = nama LPKS. Jumlah Tee Terbilang (——___ rupiah) 2023 Mengetahui dan mengesahkan, Yang menerima, PPK BEPVP/BPVP....... apla (nama lembaga) std. Stempel Nama PPK NIP.

You might also like