Professional Documents
Culture Documents
Bab I, Ii, Iii
Bab I, Ii, Iii
BAB I
PENDAHULUAN
dan jong (2005). Benigna Prostat Hiperplasia adalah pembesaran prostat yang
Benigna Prostat Hiperplasia. Gangguan ini terjadi akibat efek penuaan dan
yang berusia > 50 tahun sedangkan usia pasien yang di rawat 95 % berusia >
1
2
dengan urin yang menetes setelah buang air kecil yang disebut Dribbling.
Manek,SVD Atambua, yaitu tahun 2014 terjadi 48 kasus (P:20 orang, L:28
orang dan 1 orang meninggal), 2015 terjadi 56 kasus (P:1 orang, L:55 orang
dan 1 orang meninggal) dan pada bulan Januari – Maret 2016 terjadi 21 kasus
Jika hal ini tidak segera ditanggulangi 2-4 % dari beberap pasien dapat
uretra. Sehingga urin akan tertahan disekitar uretra akibat instabilitas relaksasi
Sfingter uretra oleh karena itu pembesaran lumen disekitar prostat, leher buli-
buli sehingga ke uretra eksternal maupun internal. Hal ini ditandai oleh
resection of the prostate), disebabkan oleh lumen di sekitar leher buli-buli tesi
sehingga infuls saraf yang ditemukan menuju ke uretra terganggu. Hal ini
Sfingter uretra kurang. Kelemahan otot dasar pelvis akibat Benigna Prostat
otot pada prostat dan leher kandung kemih serta menurunkan derajat hambatan
mengadakan studi kasus dengan judul “Asuhan Keperawatan Pada Tn. H.L
dan Tn. B.T yang Mengalami Benigna Prostat Hiperplasia dengan Gangguan
Retensi Urine di Ruang Bedah Rumah Sakit Umum Daerah Mgr. Gabriel
Masalah pada study kasus ini pada Asuhan Keperawatan Pada Tn. H.L dan
Retensi Urine di Ruang Bedah Rumah Sakit Umum Daerah Mgr. Gabriel
Bagaimanakah Asuhan Keperawatan Pada Tn. H.L dan Tn. B.T yang
Ruang Bedah Rumah Sakit Umum Daerah Mgr. Gabriel Manek, SVD
Atambua ?
Atambua.
Atambua.
Atambua.
Atambua.
4) Melakukan evaluasi keperawatan pada Tn. H.L dan Tn. B.T yang
Atambua.
5
1.5 Manfaat
1) Bagi perawat
SVD Atambua.
6
4) Bagi Pasien
dengan pendokumentasi.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
reseptor yang terdapat pada dinding kandung kemih dengan jumlah 250 cc
terjadi refleks kontraksi dinding kandung kemih, dan pada saat yang sama
a. Ginjal
7
8
Bentuk ginjal kiri lebih besar dari ginjal kanan. Ginjal kanan terletak
lebih rendah dari ginjal kiri, hal ini karena adanya hati disebelah kanan dan
satu sama dengan lainnya oleh kolumna renalis. Garis yang terlihat pada
b. Ureter
(kandung kemih) melalui ureter. Ureter berada pada kiri dan kanan
Panjang ureter kurang lebih 30cm dan berdiameter 0,5 cm. Ureter
termasuk berasal dari mesoderm, karena itu ureter juga terletak pada
retroperitoncal. Dinding ureter terdiri atas tiga lapisan yaitu : otot polos,
c. Vesika urenaria
panggung. Bila terisi penuh, kandung kemih dapat terlihat sebagian dari
bagiannya ialah verteks, fundus dan korpus. Bagian verteks ialah bagian
berpisah dari rektum oleh spasium rektovesikula yang terisi oleh jaringan
dari tiga lapisan otot polos dan selapis mukosa yang berlipat-lipat. Pada
d. Uretra
yang berfungsi menyalurkan air kamih keluar dan juga untuk menyalurkan
karena itu, pada laki-laki uretra berbagi menjadi tiga bagian, yaitu : pars
2.2.1. Pengertian
Madjid, 2009).
(Purnoma, 2011).
2.2.2. Etiologi
juga ikut berperan sebagai penyebab Benigna Prostat Hiperplasia. Hal ini
11
Hal ini terkait dengan gaya hidup seorang laki-laki yang bergaya
2001: 51).
prostat jinak (Benigna Prostat Hiperplasia ) otot prostat akan tebal dan
tidak elastis lagi sehingga menekan atau menjempit saluran kemih dan
yaitu 250 mg – 1000 mg per liter urin. Setelah itu jumlahnya berkurang
pembesaran prostat jinak atau Benigna Prostat Hiperplasia jumlah sel mati
1. Stres kronis
2. Kolesterol tinggi
3. Merokok
6. Obesitas
7. Diabetes melitus
2.2.3. Patofisiologi
atau lover urinary tract symptom (LUTS) yang dahulu dikenal sebagai
13
Tekanan pada kedua muara ini dapat menimbulkan aliran balik urene
juga disebabkan oleh tonus otot polos yang ada pada stroma prostat,
kapsul prostat, dan otot polos pada leher buli-buli. Otot polos itu
tonus otot prostat bila dibandingkan dengan prostat normal. Dalam hal
intermiten pengeluaran urin yang tidak tuntas, aliran urin yang baik dan
14
retensi urin, gejala iritasi meliputi sering kemih di malam hari (Nokturia)
dan urgency (dorongan ingin berkemih) dengan adanya stasis urin dalam
kandung kemih akan beresiko terjadinya infeksi saluran kemih dan batu
kandung kemih, batu kandung kemih terbentuk dari kristalisasi dan garam-
a) Poliuria (sering buang air kemih) karena warna kandung kemih hanya
kandung kemih.
d) Retensi urin.
2.2.5. Penatalaksanaan
pada klien dengan Benigna Prostat Hiperplasia, antara lain sebagai berikut:
b) Pengobatan
c) Kateterisasi
e) Pembedahan
2) Open prostatectomy
3) Laparoscopy prostatectony
prostat dikeluarkan.
2.2.6. Komplikasi
BatasanKarakteristik
1. Kebutuhan cairan
2. Proses BAK
3. Dipsnew
5. Orthopnew
6. Cyanosis
7. Kelemahan
8. Haus
1. Obat-obatan
2. Ketidakmampuanmelakukanhubunganseksual
3. Penumpukan urine
Etiologi :
a. Diabetes
b. Kemudian terjadi poli urea yang makin lama menjadi parah karena
Pemeriksaan Penunjang :
2.4.1 pengkajian.
residu urin.
i. Retensi urin.
2.4.2 Diagnosa
respon manusia (status kesehatan atau resiko perubahan pola) dari invidu
keperawatan.
Intervensi :
komplikasi
kesadaran.
e. Kolaborasi :
menyebabkan komplikasi.
Kriteria Hasil :
a. Tampak rileks
Intervensi :
panggung.
meningkatkan penyembuhan.
Kriteria Hasil :
kemih/urinaria
Intervensi :
infeksi
Intervensi :
regular dengan
Kriteria Hasil :
Intervensi :
seksual
prosedur radikal
melalui kapsul
2.4.5. Evaluasi
keperawatan tetapi tahap itu merupakan bagian integral pada setiap tahap
diobsevasi.
mencapai tujuan. Hal ini dapat melakukan melihat respon klien terhadap
2.4.6. Dokumentasi
BAB III
METODE PENELITIAN
Studi kasus dibatasi oleh waktu dan tempat serta kasus yang dipelajari
berupa perintisan aktifitas atau individu. Study kasus ini adalah untuk
endotrin dan berkenan dengan proses penuaan prostat adalah kelenjar yang
27
28
3.3 Partisipan
klien atau keluarga, subyek yang digunakan adalah 2 klien atau 2 keluarga
Prostat Hiperplasia).
masuk pertama kali ke rumah sakit sampai pulang dari klien yang dirawat
minimal 3 hari. Jika sebelum 3 hari pasien pulang maka perlu penggantian
pasien yang sejenis dan bila perlu dapat digantikan dengan home care.
utama.
teori yang ada dan selanjutnya dituangkan dalam opini. Pembahasan dan
peneliti dan studi dokumentasi yang menghasilkan data. Urutan dalam data
1) Pengumpulan Data
2) Mereduksi Data
3) Penyajian Data
identitas responden.
30
4) Kesimpulan
persetujuan.
3) Confidentility (kerahasiaan)
DAFTAR PUSTAKA
Muttaqin, Arif dan Sari, Kumala. 2001. Asuhan Keperawatan Sistem Perkemihan,
Selemba Medika : Jakarta : Salemba Medika.