You are on page 1of 70

 Nashriana,Perlindungan Hukum Pidana bagi Anak

di Indonesia, RajaGrafindo Persada, Jakarta,


2010
 R. Abdussalam dan Adri Desasfuryanto, Hukum
Perlindungan Anak, PTIK Press, jakarta, 2014
 Waluyadi, Hukum Perlindungan Anak, Mandar
Maju, Bandung, 2009
 PENGERTIAN PERLINDUNGAN ANAK,
 ASAS DAN TUJUAN PERLINDUNGAN ANAK
 PERLINDUNGAN ANAK DALAM HUKUM
PERDATA
 PERLINDUNGAN ANAK DALAM HUKUM
PIDANA
PENGERTIAN HUKUM PERLINDUNGAN ANAK
a. Arief Gosita : suatu usaha untuk melindungi anak
untuk dapat melaksanakan hak dan kewajiban.
b. Dan O’ Donnell : perlindungan dari kekerasan,
pelecehan dan eksploitasi, ditujukan pada
penghormatan, perlindungan dan pemajuan hak
anak untuk tidak menjadi korban dari situasi yang
merugikan/membahayakan dirinya.
c. Save the children allience : perlindungan anak
merupakan langkah-langkah dan pengembangan
struktur untuk mencegah dan menanggapi
penyalahgunaan, penelantaran, eksploitasi dan
kekerasan yang dapat mempengaruhi kehidupan
anak-anak sebagaimana yang diatur dalam KHA
dan Instrumen Hukum HAM lain.
 Perlindungan hukum terhadap anak: upaya
perlindungan hukum terhadap berbagai
kebebasan dan hak asasi anak serta berbagai
kepentingan yang berhubungan dengan
kesejahteraan anak.
 Lingkup perlindungan hukum bagi anak
mencakup :
1. Perlindungan terhadap kebebasan anak
2. Perlindungan terhadap hak asasi anak
3. Perlindungan terhadap semua kepentingan
anak yang berkaitan dengan kesejahteraan.
Untuk menjamin terpenuhinya hak-hak anak
agar dapat hidup, tumbuh, berkembang dan
berpartisipasi secara optimal sesuai dengan
harkat dan martabat kemanusiaan, serta
mendapat perlindungan dari kekerasan dan
diskriminasi demi terwujudnya anak indonesia
yang berkualitas, berakhlak mulia dan
sejahtera.
SIAPAKAH YANG DIMAKSUD
DENGAN ANAK?
Kitab Undang-undang Hukum Perdata (BW)
Pasal 330 ayat (1) memuat batasan antara
belum dewasa (Minderjarigheid) dengan dewasa
(Meerderjarigheid) yaitu 21 Tahun, kecuali anak
tersebut telah kawin sebelum berumur 21
tahun.
Pasal ini senada dengan Pasal 1 Angka 2 UU No.
4 Tahun 1979 tentang Kesejahteraan Anak.
 UU No. 8 Tahun 1981 Tentang Kitab Undang-undang Hukum Acara Pidana
(KUHAP) Pasal 153 ayat (5) larangan hakim untuk melarang anak yang belum
mencapai Usia 17 Tahun untuk menghadiri sidang.
 UU No. 1 Tahun 1974 Tentang perkawinan, Pasal 47 Ayat (1) Dan Pasal 50
ayat (1), batasan anak belum mencapai 18 Tahun dan belum pernah menikah.
 UU No. 12 Tahun 1995 Tentang Pemasyarakatan, anak paling tinggi sampai
berumur 18 Tahun.
 UU No. 39 Tahun 1999 Tentang Hak Asasi Manusia, anak adalah setiap
manusia yang berusia dibawah 18 tahun dan belum menikah
 Uu No. 35 Tahun 2014 tentang perubahan atas UU No. 23 Tahun 2002
Tentang Perlindungan Anak, anak adalah seseorang yang belum berusia 18 Tahun,
termasuk anak yang masih berada dalam kandungan.
 UU No. 11 Tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Pidana Anak, anak terdiri
atas:
anak yang berkonflik dengan hukum , sudah berusia 12 Tahun dan belum
berusia 18 tahun
anak yang menjadi korban tindak pidana, anak yang belum berusia 18 tahun
anak yang menjadi saksi, anak yang belum berusia 18 tahun.
 Hukum Adat, batasan usia anak bersifat pluralistik, misalnya “kuat Gawe”, akil
Baliq”, menek bajang
 Kegiatan perlindungan anak setidaknya memiliki
dua aspek :
1. Berkaitan dengan kebijakan dan peraturan
perundang-undangan yang mengatur mengenai
perlindungan hak-hak anak.
2. Menyangkut pelaksanaan kebijakan dan
peraturan-peraturan tersebut.
 Huttman merinci kebutuhan anak, antara lain:
1. Kasih sayang orang tua
2. Stabilitas emosional
3. Pengertian dan perhatian
4. Pertumbuhan kepribadian
5. Dorongan kreatif
6. Pembinaan intelektual
7. Pemeliharaan kesehatan
8. Pemenuhan kebutuhan makanan, pakaian, dan tempat
tinggal yang sehat dan memadai
9. Aktivitas rekreasional yang konstruktif dan positif
10. Pemeliharaan, perawatan dan perlindungan
PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN YANG
BERKAITAN DENGAN ANAK

 UU No. 4 Tahun 1979 Tentang Kesejahteraan


Anak
 Konvensi Hak Anak
 kEPPRES No. 36 Tahun 1990 tentang
pengesahan Konvensi Hak-hak Anak
 UU No. 39 Tahun 1999 Tentang Hak Asasi
Manusia
 UU No. 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan
Anak, diubah dengan UU No. 35 Tahun 2014
 UU No. 11 Tahun 2012 Tentang Sistem
Peradilan Pidana Anak
 Pengertian Hak Anak
Hak anak adalah bagian dari
hak asasi manusia yang wajib
dijamin, dilindungi, dan dipenuhi
oleh orang tua, keluarga,
masyarakat, pemerintah dan
negara.
 Hak anak dikelompokkan dalam 4 kategori :
1. Hak untuk kelangsungan hidup (The Right to
survival)
2. Hak untuk tumbuh kembang ( The Right to
develop)
3. Hak Untuk perlindungan (The right to
protection)
4. Hak untuk partisipasi (The right to
participation)
1. Hak anak untuk mendapatkan nama dan kewarganegaraan
semenjak dilahirkan (UU No.22 Tahun 2006 )
2. Hak anak untuk hidup bersama orang tua
3. Kewajiban negara melindungi anak dari segala bentuk salah
perlakuan (Abuse)
4. Hak anak penyandang cacat, untuk memperoleh pengasuhan,
pendidikan dan latihan khusus.
5. Hak anak menikmati standar kehidupan yang memadai
6. Hak anak atas pendidikan
7. Hak anak atas perlindungan dari penyalah gunaan obat bius dan
narkotika
8. Hak anak atas perlindungan eksploitasi dan penganiayaan
seksual, termasuk prostitusi dan pornografi
 HAK UNTUK MEMPEROLEH AKSES
PENDIDIKAN DALAM SEGALA BENTUK
PENDIDIKAN:
1. Hak untuk memperoleh informasi
2. Hak bermain dan rekreasi
3. Hak kebebasan berfikir dan beragama
 Adanya larangan diskriminasi anak:
non diskriminasi terhadap hak-hak anak, hak
mendapat nama dan kewarganegaraan.
 Larangan eksploitasi anak:
hak berkumpul dengan keluarga, kewajiban negara
untuk melindungi anak dari keterlibatan dalam
pekerjaan yang mengancam kesehatan, pendidikan
dan perkembangan anak
 Kondisi krisis dan keadaan darurat anak:
Perlindungan anak pengungsian, kondisi konflik
bersenjata/perang.
 Hak ini memberi makna bahwa anak-anak
ikut memberikan sumbang peran:
1. Hak untuk berpendapat dan
memperoleh pertimbangan atas
pendapatnya
2. Hak untuk mendapatkan dan
mengetahui informasi serta untuk
berekspresi
TUGAS 1
Apa sajakah hak-hak anak Indonesia
yang ditentukan dalam UU No.35
Tahun 2014 tentang Perlindungan
Anak?
 Perlindungan anak berasaskan Pancasila dan
UUD 1945 serta prinsip-prinsip konvensi Hak-
hak anak.
 Berdasarkan sila-sila Pancasila maka masyarakat
Indonesia dikatakan sebagai:
1. Masyarakat religius
2. Masyarakat humanis

3. Masyarakat yang utuh dan bersatu

4. Masyarakat kekeluargaan

5. Masyarakat yang adil


 Komitmen bangsa Indonesia untuk melindungi
warga negaranya termasuk terhadap anak,
dapat ditemukan dalam Pembukaan UUD1945
yang tercermin dalam kalimat:
” … kemudian dari pada itu untuk membentuk suatu
pemerintah Negara Indonesia yang melindungi segenap
bangsa indonesia dan seluruh tumpah darah indonesia
dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan
kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia
yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan
keadilan sosial, maka disusunlah kemerdekaan kebangsaan
indonesia itu….”
 Selanjutnya dijabarkan dalam Bab
tentang Hak Asasi Manusia. Khusus
untuk perlindungan anak, Pasal 28B ayat
(2) UUD 1945 menyatakan: “setiap
anak berhak atas kelangsungan hidup,
tumbuh dan berkembang serta berhak
atas perlindungan dari kekerasan dan
diskriminasi”.
 Non diskriminasi
 Yang terbaik bagi anak (best Interests of
child)
 Hak hidup, kelangsungan hidup dan
perkembangan (the right to life, survival
and development)
 Penghargaan terhadap pendapat anak (respect
for the views of the child)
 Perlindungan terhadap anak bertujuan untuk
menjamin terpenuhinya hak-hak anak agar dapat
hidup, tumbuh, berkembang dan berpartisipasi
secara optimal sesuai dengan harkat dan
martabat kemanusiaan, serta mendapat
perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi,
demi terwujudnya anak Indonesia yang
berkualitas, berakhlak mulia dan sejahtera.
 Negara,pemerintah, masyarakat,
keluarga dan orang tua
berkewajiban dan bertanggung
jawab terhadap penyelenggaraan
perlindungan anak.
 Perwalian : segalanya menjadi tanggungjawab orang
tua angkat, kecuali anak perempuan Islam ketika
menikah.
 Waris:
o Hukum adat : parental tidak otomatis putus tali
keluarga dengan orang tua kandung, sehingga dapat
warisan dari orang tua angkat dan orang tua
kandung.
o Hukum Islam : tidak membawa akibat, dalam
hubungan darah tetap dengan orang tua kandung
o Peraturan perundang-undangan : Stb 1917 No.129
secara hukum memperoleh nama orang tua angkat,
putus hubungan dengan orang tua kandung.
PERLINDUNGAN
TERHADAP ANAK
DALAM HUKUM
PIDANA
 UNDANG-UNDANG NO. 11 TAHUN 2012
TENTANG SISTEM PERADILAN PIDANA
ANAK
 UNDANG-UNDANG NO. 35 TAHUN 2014
PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NO.
23 TAHUN 2002 TENTANG PERLINDUNGAN
ANAK
 Anak yang berkonflik dengan hukum : anak yang
telah berumur 12 tahun tetapi belum berumur 18
tahun yang diduga melakukan tindak pidana.
 Anak yang menjadi korban tindak pidana : belum
berumur 18 tahun yang mengalami penderitaan fisik,
mental dan/atau kerugian ekonomi yang disebabkan
oleh tindak pidana.
 Anak yang menjadi saksi tindak pidana : belum
berusia 18 tahun yang dapat memberikan
keterangan guna kepentingan penyidikan,
penuntutan, dan pemeriksaan sidang pengadilan.
 Juvenile Deliquency (JD)
 Juvenile; young person; youngster: child;
adolescent
 Deliquency : tindakan atau perbuatan yang
dilakukan oleh anak, dimana jika dilakukan oleh
orang dewasa merupakan suatu kejahatan.
 Deliquency ada 2 bentuk :
a. Criminal deliquency offence
b. Status deliquency offence
A. TINDAKAN PREVENTIF
 Meningkatkan kesejahteraan keluarga
 Perbaikan lingkungan
 Mendirikan klinik bimbingan psikologis dan
edukatif untuk memperbaiki tingkah laku anak
 Menyediakan tempat rekreasi yang sehat
untuk remaja
 Membuat badan supervisi dan pengontrolan
terhadap kegiatan anak delikuen
 Mengadakan pengadilan anak
B.TINDAKAN KURATIF
 Menghilangkan semua sebab timbulnya kejahatan
 Melakukan perubahan lingkungan dengan jalan
mencarikan orang tua asuh dan memberikan fasilitas
yang diperlukan bagi perkembangan jasmani dan
rohani yang sehat bagi remaja
 Memindahkan anak nakal kesekolah yang lebih baik,
atau ke tengah lingkungan sosial yang baik
 Memanfaatkan waktu senggang di kamp latihan,
untuk membiasakan diri bekerja, belajar dan
melakukan rekreasi sehat menggiatkan organisasi
pemuda dengan program latihan untuk
mempersiapkan bagi pasaran kerja
 Mendirikan klinik psikologi
 Keseluruhan proses penyelesaian perkara anak yang
berhadapan dengan hukum, mulai tahap penyelidikan sampai
dengan tahap pembimbingan setelah menjalani pidana.
 Sistem peradilan anak dilaksanakan berdasarkan asas:
a. perlindungan;
b. Keadilan;
c. Nondiskriminasi;
d. Kepentingan terbaik bagi anak;
e. Penghargaan terhadap pendapat anak;
f. Kelangsungan hidup dan tumbuh kembang anak;
g. Pembinaan dan pembimbingan anak;
h. Proporsional;
i. Perampasan kemerdekaan dan pemidanaan sebagai upaya
terakhir;
j. Penghindaran pembalasan.
 Sistem peradilan anak wajib mengutamakan pendekatan
keadilan restoratif.
 Hak-hak anak dalam proses peradilan pidana:
a. Diperlakukan secara manusiawi dengan memperhatikan
kebutuhan sesuai dengan umurnya;
b. Dipisahkan dari orang dewasa
c. Memperoleh bantuan hukum dan bantuan lain secara
efektif
d. Bebas dari penyiksaan, perlakuan kejam serta
merendahkan derajat dan martabatnya
e. Tidak dijatuhi hukum mati atau pidana seumur hidup
f. Tidak ditangkap, ditahan atau dipenjara kecuali
sebagai upaya terakhir dan dalam waktu yang paling
singkat
g. Memperoleh keadilan dimuka pengadilan anak yang
objektif, tidak memihak dan dalam sidang yang
tertutup untuk umum
h. Memperoleh pendampingan orang tua/wali dan
orang yang dipercaya oleh anak.
i. Tidak dipublikasikan identitasnya.
j. Memperoleh advokasi sosial
k. Memperoleh kehidupan pribadi
l. Memperoleh aksesibilitas terutama bagi anak
cacat
m. Memperoleh pendidikan
n. Memperoleh pelayanan kesehatan
 Penangkapan anak guna kepentingan penyidikan
paling lama 24 jam
 Anak ditempatkan dalam ruang pelayanan khusus
anak atau anak dititipkan di LPKS
 Penahanan terhadap anak tidak dibenarkan dalam
hal anak memperoleh jaminan dari orang tua/walinya
dan/atau lembaga bahwa anak tidak melarikan diri,
tidak akan menghilangkan atau merusak barang
bukti, dan/atau tidak akan mengulangi tindak
pidana.
 Penahanan dapat dilakukan dengan syarat:
a. Anak telah berumur 14 tahun atau lebih
b. Diduga melakukan tindak pidana dengan ancaman 7
tahun atau lebih.
 Penahanan untuk kepentingan penyidikan
dilakukan paling lama 7 hari, dapat diperpanjang
oleh Penuntut umum paling lama 8 hari
 Penahanan dilaksanakan di LPAS atau dapat
dilakukan di LPKS setempat.
 Penahanan untuk kepentingan penuntutan, paling
lama 5 hari, dan dapat diperpanjang selama 5
hari.
 penahanan untuk kepentingan pemeriksaan di
sidang pengadilan paling lama 10 hari dan
dapat diperpanjang selama 15 hari
JENIS PIDANA BAGI ANAK
 Pidana pokok bagi anak terdiri dari:
a. Pidana peringatan
b. Pidana dengan syarat ( pembinaan diluar
lembaga; pelayanan masyarakat; pengawasan)
c. Pelatihan kerja
d. Pembinaan dalam lembaga
e. Penjara
 Pidana tambahan:
a. Perampasan keuntungan yang diperoleh dari
tindak pidana
b. Pemenuhan kewajiban adat
 pidana peringatan merupakan pidana ringan
yang tidak mengakibatkan pembatasan
kebebasan anak
 Pidana bersyarat : dapat dijatuhkan oleh hakim
dalam hal pidana penjara yang dijatuhkan paling
lama 2 tahun. Masa pidana dengan syarat paling
lama 3 tahun. Penuntut umum melakukan
pengawasan dan pembimbing kemasyarakatan
melakukan pembimbingan agar anak menepati
persyaratan yang telah ditetapkan.
 Pidana pembinaan di luar lembaga
dapat berupa keharusan:
a. Mengikuti program pembimbingan dan
penyuluhan yang dilakukan oleh pejabat
pembina
b. Mengikuti terapi dirumah sakit jiwa
c. Mengikuti terapi akibat
penyalahgunaan alkohol, narkotika,
psikotropika, dan zat adiktif lainnya.
 Pidana pelayanan masyarakat tujuannya agar
anak peduli pada kegiatan kemasyarakatan yang
positif. Lamanya paling singkat 7 jam dan paling
lama 120 jam.
 Pidana pengawasan , paling singkat 3 bulan dan
paling lama 2 tahun
 Pidana pelatihan kerja, paling singkat 3 bulan
paling lama 1 tahun.
 Pidana pembatasan kemerdekaan dilakukan
jika anak melakukan tindak pidana berat atau
tindak pidana yang disertai dengan kekerasan.
Paling lama ½ dari maksimum pidana penjara
yang diancamkan terhadap orang dewasa.
 Pidana pembinaan di dalam lembaga dilakukan
di tempat pelatihan kerja atau lembaga
pembinaan yang diselenggarakan baik oleh
pemerintah maupun swasta.
 Pidana pembinaan di dalam lembaga dijatuhkan
apabila keadaan dan perbuatan anak tidak
membahayakan masyarakat
 Dilaksanakan paling singkat 3 bulan dan paling
24 bulan
 Anak yang telah menjalani ½ dari pembinaan di
dalam lembaga dan tidak kurang dari 3 bulan
berkelakuan baik berhak mendapatkan
pembebasan bersyarat.
 Anak dijatuhi pidana penjara di LPKA apabila
keadaan dan perbuatan anak akan
membahayakan masyarakat.
 Pembinaan di LPKA dilaksanakan sampai anak
berumur 18 tahun
 Anak yang telah menjalani ½ dari lamanya
pembinaan di LPKA dan berkelakuan baik berhak
mendapatkan pembebasan bersyarat.
 Mendapat pengurangan masa pidana;
 Memperoleh asimilasi
 Memperoleh cuti mengunjungi
keluarga;
 Memperoleh pembebasan
bersyarat;
 Memperoleh cuti menjelang bebas;
 Memperoleh cuti bersyarat;
 Tindakan yang dapat dikenakan kepada anak:
a. Pengembalian kepada orang tua/wali
b. Menyerahkan kepada seseorang
c. Perawatan di rumah sakit jiwa
d. Perawatan di LPKS
e. Kewajiban mengikuti pendidikan formal
dan/atau pelatihan yang diadakan oleh
pemerintah atau badan swasta
f. Pencabutan surat izin mengemudi
g. Perbaikan akibat tindak pidana
 Tindakan dikenakan paling lama 1 tahun
PERLINDUNGAN
KHUSUS KEPADA
ANAK
(UU NO.35 TAHUN
2014)
 Anak yang menjadi pengungsi
 Anak korban kerusuhan
 Anak korban bencana alam
 Anak dalam situasi bersenjata
Upaya yang dilakukan:
 Penanganan yang cepat, termasuk pengobatan
dan/atau rehabilitasi secara fisik, psikis dan sosial
serta pencegahan penyakit dan gangguan kesehatan
lainnya
 Pendampingan psikososial pada saat pengobatan
sampai pemulihan
 Pemberian bantuan sosial bagi anak yang berasal
dari keluarga tidak mampu
???
 Penyediaan prasarana dan sarana untuk
menikmati budayanya sendiri;
 Mengakui dan melaksanakan ajaran agamanya
sendiri
 Menggunakan bahasanya sendiri
 Penyebarluasan dan/atau sosialisasi peraturan
perundang-undangan yang berkaitan dengan
perlindungan anak yang dieksploitasi secara
ekonomi dan atau seksual;
 Pemantauan, pelaporan dan pemberian sanksi
 Pelibatan berbagai perusahaan, serikat
pekerja,LSM, masyarakat dalam penghapusan
ekploitasi terhadap anak.
 Upaya pengawasan, pencegahan, perawatan dan
rehabilitasi
 Upaya pembinaan, pendampingan serta
pemulihan sosial, kesehatan fisik dan mental
 Upaya pengawasan, pencegahan, pengobatan,
perawatan dan rehabilitasi
 Upaya pengawasan, pencegahan, pengobatan,
perawatan dan rehabilitasi
 Penyebarluasan dan/atau sosialisasi peraturan
perundang-undangan yang melindungi anak
korban tindak kekerasan;
 Pemantauan, pelaporan dan pemberian sanksi
 Edukasi tentang kesehatan reproduksi, nilai
agama dan nilai kesusilaan;
 Rehabilitasi sosial;
 Pendampingan psikososial pada saat pengobatan
sampai pemulihan;
 Pemberian perlindungan dan pendampingan pada
setiap tingkat pemeriksaan mulai dari
penyidikan, penuntutan sampai dengan
pemeriksaan di sidang pengadilan
 Edukasi tentang pendidikan, ideologi dan nilai
nasionalisme;
 Konseling tentang bahaya terorisme;
 Rehabilitasi sosial;
 Pendampingan sosial.
 Perlakuan anak secara manusiawi sesuai dengan
martabat dan Hak Anak;
 Pemenuhan kebutuhan khusus
 Perlakuan yang sama dengan anak lainnya untuk
mencapai integrasi sosial sepenuh mungkin dan
pengembangan individu
 Pendampingan sosial.
 Pengawasan
 Pencegahan
 Perawatan
 Konseling
 Rehabilitasi sosial
 Pendampingan sosial
 Bimbingan nilai agama dan nilai sosial
 Konseling
 Rehabilitasi sosial
 Pendampingan sosial
 Konseling
 Rehabilitasi sosial
 Pendampingan sosial
 Memperlakukan secara diskriminatif (Pidana
Penjara paling lama 5 tahun dan/atau denda
paling banyak Rp.100 jt.
 Dengan sengaja melakukan aborsi dengan
alasan yang tidak dibenarkan (pidana penjara
10 tahun denda paling banyak Rp.1 M
 Menempatkan, membiarkan, melibatkan,
menyuruh melibatkan anak dalam situasi
perlakuan salah dan penelantaran (Penjara
paling lama 5 Tahun dan/denda Rp.100 jt
 Menempatkan, membiarkan, melakukan,
menyuruh melakukan, turut serta melakukan
kekerasan terhadap anak (Penjara paling lama
3 tahun 6 bulan dan/atau denda paling banyak
Rp.72 jt
 Jika anak luka berat (pidana penjara max 5
tahun dan/atau denda max Rp.100 jt
 Jika anak meninggal (pidana penjara max 15
tahun dan/atau denda max Rp. 3M
 Pidana ditambah dengan 1/3 jika pelaku adalah
orang tua.
 Melakukan kekerasan atau ancaman
kekerasan memaksa anak melakukan
persetubuhan dengannya atau dengan orang
lain (penjara min 5 tahun max 15 tahun dan
denda max Rp.5 M
 Pidana ditambah 1/3 dalam hal pelaku adalah
orang tua, wali, pengasuh anak, pendidik atau
tenaga kependidikan.
 Melakukan kekerasan atau ancaman kekerasan,
memaksa, melakukan tipu muslihat, melakukan
serangkaian kebohongan atau membujuk anak
untuk melakukan atau membiarkan dilakukan
perbuatan cabul (Penjara min 5 tahun max 15 tahun
dan denda max Rp. 5 M)
 Pidana ditambah 1/3 dalam hal pelaku adalah orang
tua, wali, pengasuh anak, pendidik atau tenaga
kependidikan.
 Menempatkan, membiarkan, melakukan, menyuruh
melakukan, turut serta melakukan penculikan,
penjualan dan/atau perdagangan anak (Penjara
min 3 tahun max 15 tahun dan denda min Rp. 60 jt
dan max Rp. 300 jt)
 Menghalang halangi anak untuk menikmati budayanya
sendiri, mengakui dan melaksanakan ajaran agamanya
dan/atau menggunakan bahasanya sendiri tanpa
mengabaikan akses pembangunan masyarakat dan budaya.
(penjara max 5 haun dan/atau denda max Rp. 100 jt)
 Merekrut atau memperalat anak untuk kepentingan militer
dan/atau lainnya dan membiarkan anak tanpa perlindungan
jiwa (Penjara max 5 tahun dan/atau denda max Rp. 100 jt)
 Menempatkan, membiarkan, melakukan, menyuruh
melakukan, atau turut serta melakukan eksploitasi secara
ekonomi dan/atau seksual terhadap anak (penjara max 10
tahun dan/atau denda max Rp. 200 jt)
 Sengaja menempatkan, membiarkan, melibatkan, menyuruh
melibatkan anak dalam penyalahgunaan, serta produksi dan
distribusi narkotika dan/atau psikotropika, alkohol dan zat
adiktif (pidana mati/ penjara seumur hidup atau pidana
penjara paling singkat 5 tahun dan max 20 tahun dan denda
min Rp. 50 jt dan max Rp.500 jt)
 Alkohol dan zat adiktif lainnya : penjara min 2 tahun dan max
10 tahun dan denda min Rp. 20 jt dan max Rp. 200 jt
TERIMA KASIH

You might also like