BUPATI PAMEKASAN
PROVINSI JAWA TIMUR,
PERATURAN BUPATI PAMEKASAN
NOMOR 39 TAHUN 2023
TENTANG
PEDOMAN PENETAPAN NAMA JALAN, TAMAN, DAN BANGUNAN UMUM
Menimbang
Mengingat
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
BUPATI PAMEKASAN,
bahwa dalam rangka memberikan kemudahan dalam
pencarian alamat nama jalan, taman dan bangunan
umum, perlu dilakukan penataan dan pemberian
identitas;
bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana
dimaksud dalam huruf a, perlu menetapkan
Peraturan Bupati tentang Pedoman Penetapan Nama
Jalan, Taman, dan Bangunan Umum di Kabupaten
Pamekasan;
Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1950 tentang
Pemerintahan Daerah Kabupaten di Djawa Timur
(Berita Negara Republik Indonesia Tahun 1950
Nomor 41), sebagaimana telah diubah dengan
Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1965 tentang
Perubahan Batas Wilayah Kotapraja Surabaya dan
Daerah Tingkat II Surabaya dengan Mengubah
Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1950, tentang
Pembentukan Daerah-Daerah Kota Besar dalam
Lingkungan Propinsi Jawa Timur, Jawa Tengah,
Jawa Barat dan Daerah Istimewa Jogyakarta
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1965
Nomor 19, Tambahan Lembaran Negara Nomor
2730);
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang
Peraturan Dasar Pokok-pokok Agraria (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 1960 Nomor 104,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 2043);Undang-Undang 28 Tahun 2002 tentang Bangunan
Gedung (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2002 Nomor 134, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4247);
Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang
Pembentukan Peraturan _Perundang-undangan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011
Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5234), sebagaimana telah diubah
dengan Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2022
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2022
Nomor 143, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 6801);
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587),
sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir
dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015
tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang
Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015
Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5679);
Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2004 tentang
Jalan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2004 Nomor 132, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4444), sebagaimana telah
diubah beberapa kali, terakhir dengan Undang-
Undang Nomor 2 Tahun 2022 tentang Perubahan
Kedua atas Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2004
tentang Jalan (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2022 Nomor 12, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 6760);
Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2021 tentang
Penyelenggaraan Nama Rupabumi (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2021 Nomor 4, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6614);
Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2021 tentang
Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 28
Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2021 Nomor 26,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 6628);
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 39 Tahun
2008 tentang Pedoman Umum Pembakuan Nama
Rupabumi;Menetapkan
8. Peraturan Daerah Kabupaten Pamekasan Nomor 6
Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan
Perangkat Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten
Pamekasan 2016 Nomor 6), sebagaimana telah
diubah beberapa kali, terakhir dengan Peraturan
Daerah Kabupaten Pamekasan Nomor 9 Tahun 2022
tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Daerah
Nomor 6 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan
Susunan Perangkat Daerah (Lembaran Daerah
Kabupaten Pamekasan Tahun 2022 Nomor 9);
9. Peraturan Daerah Kabupaten Pamekasan Nomor 11
Tahun 2018 tentang Pengelolaan Ruang Terbuka
Hijau (Lembaran Daerah Kabupaten Pamekasan
Tahun 2022 Nomor 11);
MEMUTUSKAN :
PEDOMAN PENETAPAN NAMA JALAN, TAMAN, DAN
BANGUNAN UMUM.
BABI
KETENTUAN UMUM.
Pasal 1
Dalam Peraturan Bupati ini yang dimaksud dengan:
1. Daerah adalah Kabupaten Pamekasan.
2. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Daerah
Kabupaten Pamekasan.
3. Bupati adalah Bupati Pamekasan.
4. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang selanjutnya
disingkat DPRD adalah DPRD Kabupaten
Pamekasan.
5. Sekretaris Daerah adalah Sekretaris Daerah
Kabupaten Pamekasan.
6. Perangkat Daerah adalah Perangkat Daerah yang
membidangi Pemerintahan, Perhubungan, Pekerjaan
Umum dan Penataan Ruang, Perumahan dan
Permukiman Rakyat, Lingkungan Hidup.
7. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah yang
selanjutnya disingkat APBD adalah APBD
Kabupaten Pamekasan.
8. Badan Pertimbangan adalah Badan Pertimbangan
Pemberian Nama Jalan, Taman, dan Bangunan
Umum di Daerah.10.
11.
12.
13.
14,
15.
16.
17.
18.
Jalan adalah prasarana transportasi darat yang
meliputi segala bagian Jalan, termasuk bangunan
penghubung, bangunan —pelengkap + dan
perlengkapannya yang diperuntukkan bagi lalu
lintas, yang berada pada permukaan tanah, di atas
permnukaan tanah, di bawah permukaan tanah,
dan/atau air, serta di atas permukaan air, kecuali
jalan rel, jalan lori, dan jalan kabel.
Jalan Umum adalah jalan yang diperuntukkan bagi
lalu lintas umum.
Jalan Khusus adalah jalan yang tidak
diperuntukkan bagi lalu lintas umum, tetapi untuk
kepentingan lalu lintas sendiri/tertentu yang
diselenggarakan oleh selain Penyelenggara Jalan.
Jalan arteri merupakan Jalan Umum yang berfungsi
melayani angkutan utama dengan ciri perjalanan
jarak jauh, kecepatan rata-rata tinggi, dan jumlah
Jalan masuk dibatasi secara efisien.
Jalan kolektor merupakan Jalan Umum yang
berfungsi melayani angkutan pengumpul atau
pembagi dengan ciri perjalanan jarak sedang,
kecepatan rata-rata sedang, dan jumlah Jalan
masuk dibatasi.
Jalan lokal merupakan Jalan Umum yang berfungsi
melayani angkutan setempat dengan ciri perjalanan
jarak dekat, kecepatan rata-rata rendah, dan jumlah
Jalan masuk tidak dibatasi.
Jalan Lingkungan merupakan Jalan Umum yang
berfungsi melayani angkutan lingkungan dengan ciri
perjalanan jarak dekat dan kecepatan rata-rata
rendah.
Jalan Nasional adalah jalan arteri dan jalan kolektor
dalam sistem jaringan jalan primer yang
menghubungkan antar ibukota provinsi, dan jalan
‘strategis nasional, serta jalan tol.
Jalan Provinsi adalah jalan kolektor dalam sistem
jaringan jalan primer yang menghubungkan ibukota
provinsi dengan ibukota kabupaten/kota, atau antar
ibukota kabupaten/kota dan jalan strategis provinsi.
Jalan Kabupaten adalah jalan lokal dalam sistem
jaringan jalan primer yang tidak termasuk pada
jalan nasional dan jalan provinsi, yang
menghubungkan ibukota kabupaten dengan ibukota
kecamatan, antar ibukota kecamatan, ibukota
kabupaten dengan pusat kegiatan lokal, antar pusat
kegiatan lokal, serta jalan umum dalam sistem
jaringan jalan sekunder dalam wilayah kabupaten,
dan jalan strategis kabupaten.19. Jalan Kota adalah jalan umum dalam sistem
jaringan jalan sekunder yang menghubungkan pusat
pelayanan dengan persil, menghubungkan antar
persil serta menghubungkan antar permukiman
yang berada dalam kota.
20. Jalan Desa adalah jalan umum yang
menghubungkan kawasan dan/atau permukiman di
dalam desa serta jalan lingkungan.
21. Taman adalah jalur hijau yang dipergunakan dan
diolah untuk pertamanan.
22. Bangunan Umum adalah bangunan yang
dipergunakan untuk kepentingan umum.
23. Papan Nama adalah papan yang memuat nama
jalan, taman dan bangunan umum.
24, Pelat Petunjuk Jalan Lingkungan adalah pelat yang
memuat nama-nama jalan dalam suatu lingkungan.
BAB II
MAKSUD, TUJUAN, DAN RUANG LINGKUP
Pasal 2
Maksud Peraturan Bupati ini adalah sebagai pedoman
dalam penetapan nama jalan, taman, dan bangunan
umum guna mencerminkan semangat dan filosofi
masyarakat di Daerah.
Pasal 3
Tujuan Peraturan Bupati ini adalah untuk mewujudkan:
a. ketertiban, keamanan, kelancaran, keselamatan
arus penumpang dan barang, serta kepastian
hukum dalam penyelenggaraan jalan;
b. penyelenggaraan jalan yang mampu mendorong
pertumbuhan ekonomi, percepatan distribusi
logistik, pemerataan pembangunan, dan
implementasi pembangunan jalan berkelanjutan;
c. peran penyelenggara jalan secara optimal dalam
pemberian layanan kepada masyarakat;
d. pelayanan jalan yang andal dan prima serta
berpihak pada kepentingan masyarakat dengan
memenuhi kinerja jalan yang laik fungsi dan
berdaya saing;
e. sistem jaringan jalan yang berdaya guna dan
bethasil guna untuk mendukung terselenggaranya
sistem transportasi yang terpadu;f. pengusahaan Jalan Tol yang transparan, akuntabel,
dan berkeadilan serta memenuhi Standar Pelayanan
Minimal;
8 partisipasi_ masyarakat dalam _penyelenggaraan
jalan; dan
h. sistem jaringan jalan yang berkelanjutan.
Pasal 4
Ruang lingkup Peraturan Bupati ini, meliputi:
Kkewenangan penetapan nama jalan, taman dan
bangunan umum;
>
b. _ klasifikasi jalan, taman, dan bangunan umum;
¢. _prinsip penamaan dan sistem penetapan rupabumi;
d. tata cara penetapan;
e. bentuk, ukuran, warna, pengadaan dan
pelaksanaan pemasangan papan nama;
f, ketentuan lain-lain; dan
g _ketentuan peralihan.
BAB Ill
KEWENANGAN PENETAPAN NAMA JALAN, TAMAN DAN
BANGUNAN UMUM.
Bagian Kesatu
Kewenangan Penetapan
Pasal 5
(1) Bupati menetapkan setiap nama jalan, taman dan
bangunan umum.
(2) Dalam penetapan nama jalan, taman dan bangunan
umum sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Bupati
dibantu oleh Badan Pertimbangan.
Bagian Kedua
Badan Pertimbangan
Pasal 6
(1) Keanggotaan Badan Pertimbangan sebagaimana
dimasud dalam Pasal 5 ayat (2) terdiri atas unsur:
eksekutif,
legislati
Kepolisian Resor;
Unit Pelaksana Teknis Jalan Nasional dan
Provinsi; dan
pihak lainnya.
aogp
°(2) Pihak lainnya sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
terdiri dari:
a. budayawan Daerah;
b. tokoh agama Daerah; dan
c. tokoh masyarakat Daerah.
(3) Keanggotaan Badan Pertimbangan ditetapkan
dengan Keputusan Bupati.
BAB IV
KLASIFIKASI JALAN, TAMAN DAN BANGUNAN UMUM
Bagian Kesatu
Klasifikasi Jalan
Pasal 7
(1) Jalan sesuai dengan peruntukannya terdiri atas
Jalan Umum dan Jalan Khusus.
(2) Jalan Umum menurut fungsinya dikelompokkan ke
dalam:
a. jalan arteri;
b. jalan kolektor;
cc, jalan lokal; dan
gkungan.
d. jalan ling "
(3) Jalan Umum menurut statusnya dikelompokkan ke
dalam:
a. jalan nasional;
b. jalan provinsi;
c. jalan kabupaten;
d. jalan kota; dan
e. jalan desa.
Bagian Kedua
Klasifikasi Taman
Pasal 8
q
(2)
Taman sesuai dengan fungsinya terdiri atas taman
kota dan taman lingkungan.
Taman kota sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
adalah Jahan terbuka yang berfungsi sosial dan
estetik sebagai sarana kegiatan rekreatif, edukatif,
atau kegiatan lain pada tingkat kota.
(3) Taman lingkungan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) adalah lahan terbuka yang berfungsi sosial
dan estetik sebagai sarana kegiatan rekreatif,
edukatif, atau kegiatan lain pada tingkat lingkungan.qy
(2)
(3)
(4)
(5)
Bagian Ketiga
Klasifikasi Bangunan Umum
Pasal 9
Klasifikasi Bangunan Umum menurut kelompok
fungsi bangunan didasarkan pada Standar teknis
Bangunan Gedung.
Klasifikasi Bangunan Gedung —_sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) berdasarkan:
tingkat kompleksitas;
tingkat permanensi;
tingkat risiko bahaya kebakaran;
lokasi;
ketinggian bangunan gedung;
kepemilikan bangunan gedung; dan
. _klas bangunan.
Klasifikasi berdasarkan tingkat _ kompleksitas
meliputi:
a. bangunan gedung sederhana, yaitu Bangunan
Gedung dengan karakter sederhana serta
memiliki kompleksitas dan teknologi sederhana
dan/atau Bangunan Gedung yang sudah
memiliki desain prototij
b. bangunan gedung tidak sederhana, yaitu
Bangunan Gedung dengan karakter tidak
sederhana serta’ memiliki kompleksitas
dan/atau teknologi tidak sederhana; dan
c. bangunan gedung khusus, yaitu Bangunan
Gedung yang memiliki penggunaan dan
persyaratan khusus, yang dalam perencanaan
dan pelaksanaannya memerlukan
penyelesaian/teknologi khusus.
Klasifikasi berdasarkan tingkat permanensi meliputi:
a. Klasifikasi bangunan gedung permanen adalah
Bangunan Gedung yang —_—srencana
penggunaannya lebih dari 5 (lima) tahun; dan
b. klasifikasi bangunan gedung nonpermanen
adalah Bangunan Gedung yang rencana
penggunaannya sampai dengan 5 (lima) tahun.
Klasifikasi berdasarkan tingkat risiko kebakaran
meliputi:
a. tingkat risiko kebakaran rendah, yaitu
Bangunan Gedung yang karena fungsinya,
desain penggunaan bahan dan komponen unsur
pembentuknya, serta kuantitas dan kualitas
bahan yang ada di dalamnya tingkat mudah
terbakarnya rendah;
Ree no oe(6)
™
(8)
(9)
b. tingkat risiko kebakaran sedang, yaitu
Bangunan Gedung yang karena fungsinya,
desain penggunaan bahan dan komponen unsur
pembentuknya, serta kuantitas dan kualitas
bahan yang ada di dalamnya tingkat mudah
terbakarnya sedang; dan
c. _ tingkat risiko kebakaran tinggi, yaitu Bangunan
Gedung yang karena fungsinya, dan desain
penggunaan bahan dan komponen unsur
pembentuknya, serta kuantitas dan kualitas
bahan yang ada di dalamnya tingkat mudah
terbakarnya sangat tinggi dan/atau tinggi.
Klasifikasi berdasarkan lokasi meliputi:
a. bangunan gedung di lokasi renggang, yaitu
Bangunan Gedung yang pada umumnya
terletak pada daerah pinggiran/luar kota atau
daerah yang berfungsi sebagai resapan;
b. bangunan gedung di lokasi sedang, _yaitu
Bangunan Gedung yang pada umumnya
terletak di daerah permukiman; dan
c. bangunan gedung di lokasi padat, _yaitu
Bangunan Gedung yang pada umumnya
terletak di daerah perdagangan/pusat kota.
Klasifikasi berdasarkan ketinggian Bangunan
Gedung meliputi:
a. bangunan gedung bertingkat rendah, yaitu
Bangunan Gedung yang memiliki jumlah lantai
sampai dengan 4 lantai;
b. bangunan gedung bertingkat _sedang, _yaitu
Bangunan Gedung yang memiliki jumlah lantai
mulai dari 5 lantai sampai dengan 8 lantai; dan
¢. bangunan gedung bertingkat tinggi, yaitu
Bangunan Gedung yang memiliki jumlah lantai
lebih dari 8 lantai.
Klasifikasi berdasarkan kepemilikan —_meliputi
Bangunan Gedung Negara dan Bangunan Gedung
selain milik negara.
Klasifikasi berdasarkan klas bangunan dibagi
menjadi:
a. klas 1, yakni bangunan hunian biasa yang
berupa satu rumah tunggal, satu atau lebih
rumah gandeng yang dipisahkan dinding tahan
api, asrama, hostel atau sejenisnya dengan luas
paling besar 300 m? dan tidak dihuni lebih dari
12 orang;
b. Klas 2, yakni bangunan gedung hunian yang
terdiri atas 2 atau lebih unit hunian yang
masing-masing merupakan tempat tinggal
terpisah;ay
c. kdas 3, yakni bangunan gedung hunian diluar
bangunan klas 1 atau 2 yang umum digunakan
sebagai tempat tinggal lama atau sementara
oleh sejumlah orang yang tidak berhubungan;
d. klas 4, yakni bangunan gedung hunian yang
berada didalam suatu bangunan klas 5, 6, 7, 8
atau 9 dan merupakan tempat tinggal yang ada
dalam bangunan tersebut;
e. Klas 5, yakni bangunan gedung yang
dipergunakan untuk tujuan-tujuan usaha
profesional, pengurusan administrasi, atau
usaha komersial, diluar klas 6, 7, 8, atau 9;
f. klas 6, yakni bangunan gedung toko ‘atau
bangunan gedung lain yang dipergunakan
untuk tempat penjualan barang-barang secara
eceran atau pelayanan. kebutuhan langsung
kepada masyarakat;
klas 7, yakni bangunan gedung yang
dipergunakan sebagai penyimpanan;
h. Klas 8, yakni bangunan gedung laboratorium
dan bangunan yang dipergunakan untuk
tempat pemrosesan suatu produksi, perakitan,
perubahan, perbaikan, pengepakan, finishing,
atau pembersihan barang-barang produksi
dalam rangka perdagangan atau penjualan;
klas 9, yakni bangunan gedung umum untuk
pelayanan perawatan kesehatan, dan bangunan
gedung umum pertemuan yang tidak termasuk
setiap bagian dari bangunan yang merupakan
Klas lain, seperti sekolah, bengkel kerja dan
sejenisnya; dan
Klas 10, yakni bangunan gedung bukan hunian
berupa sarana atau prasarana yang dibangun
terpisah, seperti garasi, pagar, kolam renang,
dan sejenisnya.
BAB V
PRINSIP PENAMAAN DAN SISTEM PENETAPAN
RUPABUMI
Bagian Kesatu
Prinsip Penamaan Rupabumi
Pasal 10
Prinsip penamaan rupabumi, meliputi:
a. penggunaan abjad romawi;
satu unsur rupabumi satu nama;
b.
¢. penggunaan nama lokal;
da.
berdasarkan peraturan perundang-undangan;
10(2)
f.
g
h.
menghormati keberadaan suku, agama, ras dan
golongan;
menghindari penggunaan nama diri atau nama
orang yang masih hidup;
menggunakan bahasa Indonesia dan/atau
bahasa daerah; dan
paling banyak tiga kata.
Penetapan nama jalan, taman, dan bangunan umum
didasarkan pada prinsip sebagai berikut:
a.
b.
ce.
Pm
mudah dikenal masyarakat;
menggunakan nama = daerah/lingkungan
setempat yang sudah dikenal masyarakat;
penggunaan nama jalan, taman dan bangunan
umum disesuaikan dengan kepentingan sifat
dan fungsinya;
tidak bertentangan dengan kesopanan dan
ketertiban umum;
Ppenggunaan nama pahlawan dipertimbangkan
sesuai dengan sifat kepahlawanannya;
tidak mengubah atau mengganti nama yang
sudah tertanam di hati masyarakat dan
mempunyai nilai sejarah bagi tempat tersebut;
tidak bersifat promosi/reklame;
cabang satu jalan harus menggunakan nama
jalan tersebut dengan memakai angka romawi,
dengan urutan kecil adalah yang paling dekat
Tugu Monumen Nasional dan/atau jalan
arteri/kolektor/lokal yang terbesar;
penetapan nama gang menggunakan nama
cabang jalan dengan angka romawi dan nama
gang dengan angka/huruf latin;
apabila nama taman menggunakan nama jalan
maka nama taman diambil dari nama jalan
yang lebih besar menuju ke taman tersebut
atau nama jalan dengan nomor urut terkecil;
apabila dalam satu jalan terdapat 2 nama
taman atau lebih, maka taman yang lebih besar
menggunakan nama jalan tersebut dan taman-
taman selanjutnya mempergunakan nama jalan
yang terdekat;
khusus Batas jalan ditetapkan berdasarkan
batas wilayah dan perpotongan jalan sesuai
dengan klasifikasi jalan; dan
untuk lingkungan yang sudah teratur dan tertib
serta sudah mempunyai nama jalan maka
penetapan nama jalan tersebut didasarkan pada
kondisi nyata di lapangan.
iL(1)
(2)
()
(2)
a
(2)
Bagian Kedua
Sistem Penetapan Rupabumi
Paragraf 1
Penamaan Jalan
Pasal 11
Batas jalan ditetapkan berdasarkan batas wilayah
dan perpotongan jalan sesuai dengan kasifikasi
jalan.
Penetapan nama gang menggunakan nama cabang
jalan dengan angka romawi dan nama gang dengan
angka/huruf latin.
Paragraf 2
Penamaan Taman
Pasal 12
Apabila nama taman menggunakan nama jalan,
maka nama taman diambil dari nama jalan, yang
lebih besar menuju ke taman tersebut atau nama
jalan dengan nomor urut terkecil.
Apabila dalam satu jalan terdapat 2 (dua) nama
taman atau lebih, maka taman yang lebih besar
menggunakan nama jalan tersebut dan taman-
taman selanjutnya mempergunakan nama jalan yang
terdekat.
BAB VI
‘TATA CARA PENETAPAN
Bagian Kesatu
Pengusulan
Paragraf 1
Umum
Pasal 13
Penetapan nama jalan, taman dan bangunan umum
dapat diusulkan oleh:
a. Badan Pertimbangan; dan
b. masyarakat, perorangan, kelompok organisasi
dan/atau instansi.
Nama jalan, taman dan bangunan umum yang dapat
diusulkan terdiri dari:
a. nama pahlawan nasional;
b. mama orang yang sudah meninggal dunia
sebagai penghormatan tas jasa-jasanya
terhadap bangsa, negara dan daerah; dan
12c. nama pulau, selat, danau, sungai, gunung,
pohon, buah-buahan, binatang, bunga, dan
nama lain yang mengandung unsur sejarah.
2
Usulan oleh Badan Pertimbangan
Pasal 14
Penetapan nama jalan, taman dan bangunan umum yang
diusulkan oleh Badan Pertimbangan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 13 ayat (1) huruf a dilaksanakan
sesuai dengan ketentuan peraturan _perundang-
undangan.
Paragraf 3
Usulan oleh Masyarakat, Perorangan, Kelompok
Organisasi dan/atau Instansi
Pasal 15
(1) Masyarakat, perorangan, kelompok organisasi
dan/atau instansi sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 13 ayat (1) huruf b mengajukan permohonan
tertulis kepada Bupati dengan tembusan Badan
Pertimbangan.
(2) Usulan masyarakat sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) wajib memenuhi:
a. persyaratan administratif; dan
b. persyaratan teknis.
(3) Persyaratan administratif sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) huruf a sebagai berikut:
@. penetapan nama ketokohan/kepahlawanan
apabila menggunakan nama tokoh/pahlawan;
b. pernyataan ahli waris/keluarganya; dan
c. penulisan nama secara lengkap.
(4) Persyaratan teknis sebagaimana dimaksud pada ayat
(2) huruf b sebagai berikut:
a. peta situasi jalan;
b. nama yang diusulkan; dan
c. klasifikasi jalan.
(5) Terhadap usulan sebagaimana dimaksud pada ayat
(1), Sekertaris Daerah dibantu perangkat daerah
terkait, Camat, dan Lurah atau Kepala Desa
setempat melakukan verifikasi_ _kelengkapan
persyaratan teknis dan persyaratan administratif.
(6) Apabila permohonan sebagaimana dimaksud pada
ayat (5) telah memenuhi persyaratan, Sekretaris
Daerah menyampaikan permohonan tersebut kepada
Bupati.
13a
(2)
(3)
(a
(2)
a
(2)
Bagian Kedua
Penilaian dan Penetapan
Pasal 16
Badan pertimbangan memberikan penilaian dan
pertimbangan atas permohonan — sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 15 ayat (6) dengan
memperhatikan ketentuan prinsip _penamaan
rupabumi, sistem penetapan rupabumi, dan tata
cara _sebagaimana diatur dalam Peraturan Bupati ini
Badan Pertimbangan dapat melakukan verifikasi
faktual.
Permohonan penetapan atau penggantian nama
jalan, taman dan bangunan umum yang telah dinilai
oleh Badan Pertimbangan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) disampaikan kepada Bupati untuk
ditetapkan.
BAB VII
BENTUK, UKURAN, WARNA, PENGADAAN
DAN PELAKSANAAN PEMASANGAN PAPAN NAMA.
Bagian Kesatu
Papan Nama Jalan
Pasal 17
Bentuk papan nama jalan adalah persegi panjang
dengan panjang maksimal 120 cm (seratus dua
puluh centi meter) dan lebar maksimal 26 cm (dua
puluh enam centi meter).
Warna papan nama jalan ialah dasar hijau dengan
warna huruf putih dan dapat dibuat dengan scotlight
yang dapat memantulkan sinar apabila papan nama
tersebut disinari.
Pasal 18
Papan nama ditempel pada besi bulat dengan
diameter 2” (dua inchi) dengan tinggi diatas
permukaan jalan 260 cm (dua ratus enam puluh
centi meter) atau 240 cm (dua ratus empat puluh
centi meter) diatas trotoar dan ditanamkan pada
setiap ujung jalan dibagian sebelah kanan, serta
menghadap tegak lurus pada jalan.
Apabila pada jalan tersebut terdapat jalur
tengah/pemisah yang lebarnya sama atau lebih dari
panjang papan nama, maka pemasangan papan
nama dapat ditanamkan ditengah jalur/pemisah
tersebut.
14(3) Apabila pada jalan terdapat simpang tiga, maka
ditengah pada bagian sisi jalan yang menerus
ditanamkan tiang papan nama jalan yang
bersangkutan.
(4) Apabila pemasangan papan nama jalan pada jalan
tersebut tidak dapat dilaksanakan sesuai dengan
ketentuan ayat (1), ayat (2) dan ayat (3), maka
pemasangan disesuaikan dengan kondisi jalan.
Pasal 19
Pengadaaan dan pemasangan papan nama jalan
dilaksanakan oleh perangkat daerah yang membidangi
bidang perhubungan.
Pasal 20
Apabila diperlukan, penghuni bangunan _wajib
mengizinkan pemasangan papan nama jalan di halaman
bangunan atau pada bangunannya bagi yang tidak
memiliki halaman.
Bagian Kedua
Papan Nama Taman.
Pasal 21
(1) Bentuk, ukuran dan warna huruf nama taman
disesuaikan dengan keserasian taman yang
bersangkutan.
(2) Pemasangan dan peletakan papan nama taman
harus ditempatkan pada tempat yang strategis.
Pasal 22
Pengadaaan dan pemasangan papan nama taman
dilaksanakan oleh perangkat daerah yang membidangi
lingkungan hidup.
Bagian Ketiga
Papan Nama Bangunan Umum
Pasal 23
(1) Bentuk, ukuran dan warna huruf nama bangunan
umum disesuaikan dengan keserasian bangunan
dimaksud.
(2) Pengadaan dan pemasangan papan nama bangunan
umum dilaksanakan oleh Pemilik/Penanggung jawab
bangunan dimaksud.
15Pasal 24
Bentuk, ukuran dan tata cara pemasangan papan nama
jalan, taman dan bangunan umum dijelaskan dalam
gambar sebagaimana tercantum dalam Lampiran yang
merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan
Bupati ini.
BAB VIII
KETENTUAN LAIN-LAIN
Pasal 24
(1) Untuk lingkungan perumahan yang dibangun oleh
perusahaan perumahan (real estate), perum
Perumnas dan instansi wajib mengusulkan nama
jalan yang ada dilingkungan perumahan dimaksud
sesuai dengan ketentuan yang di atur dalam
Peraturan Bupati ini.
(2) Pengadaan dan pemasangan papan nama jalan
dilingkungan perumahan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) menjadi beban dan tanggung jawab
perusahaan bersangkutan.
BAB IX
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 25
Dalam jangka waktu paling lama 6 (enam) bulan sejak
pemasangan papan nama baru maka papan nama lama
masih diperkenakan untuk dipasang.
16BAB X
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 26
Peraturan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal
diundangkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan
pengundangan Peraturan Bupati ini dengan
penempatannya dalam Berita Daerah Kabupaten
Pamekasan.
Ditetapkan di Pamekasan
pada tanggal 2 Januari 2023
BUPATI PAMEKASAN,
KVr-—— oe
BADDRUT TAMAM
Diundangkan di Pamekasan
pada tanggal 2 Januari 2023
Pj. SEKRETARIS DAERAH
KABUPATEN PAMEKASAN,
NURUL WIDIASTUTI
BERITA DAERAH KABUPATEN PAMEKASAN TAHUN 2023 NOMOR 39
17