You are on page 1of 11
MASALAH DAN KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERTANIAN DENGAN PENDEKATAN KELEMBAGAAN DI INDONESIA Nugroho SBM Fakults Ekonomi Universitas Diponegoro Abstract Agriculture Sector has stllimportantroles in Indonesian economy now. These important roles are seen inits share in GOP formation and employment absorption. In agricuture development, Indonesian government isusing institutional approach. Institutional aproach is being used because conventional approach ie, Neo- Classical Approach is fall. Nevertheless, the institutional approach in agricuture development in Indonesials facing some problems like: sub-contract system which is not working, moral hazard in agriculture institution like KUD, limited access faced by farmers in input and credit aval, and good old intuions destroyed by new institution inoduced by the government So, the rightinsttutional approach need to solve all problem in indonesian Agricuture development used insttutional approach mentioned above, Keywords: Agriculture Sector, Institutional Approach, Problems in Institutional Approach Neo-Classical Approach PENDAHULUAN Indonesia, minimal karena 2 sebab. Pertama, sebagai penyumbang yang besar di dalam pembentukan Produk Domestk Bruto (POB). Tahun 2007 sumbangan sektor pertanian dalam pembentukan PDB Indonesia sebesar 15,3 persen. Sumbangan ‘ersebut merupakan yang terbesar Kedva. Sumbangan terbesar pertara dalam pembentukan PDB ini adalah dat sektorindustt sebesar 27,3 persen. Tetapl sumbangan tersebut bagaimanapun tetap besar dan panting. Kedua, dari sumbangannya terhadap esempatan kerja, Persentase tenaga Kerja yang bekerja di sektor pertanian tahun 2007 sebesar 43,66 persen dan merupakan persentase terbesar. Setelah sektor pertanian, persentase terbesar Kedua tenaga Kerja secara sektoral ada si sektor perdagangan yaitu ebesar 19.91 persen, Sudah mulal menurunnya sumbangan sektor pertanian terhadap pembentukan PDB di satu sisi dan masih tingginya tenaga kerja ‘yang bekerja dl sektor pertanian oi sist yang lain menunjukkan bahwa telah terladi pengangguran tak kentara(olsquised unemployment). Pengangguran tak kentara adalah sebuah fonomena di mana produktifits tenaga kerja yang bekerja adalah rendah atau S= pertanian, sampai satin masih dianggap sebagai seKtor yang penting di - JAMAL piss sTRATEGI © Vo, 17 No, 1 Ju 2008 bahkan sama dengan nol. Penganggur tak Kentara ini ‘merupakan salah satu bentuk kegagelan pembangunan pertanian darl pandekatan Kelembagaan. Sebabnya adalah kurangnya informasi yang diterima petani tentang lapangan pekerjaan di luar sektor pertanian, ‘Atau petani menghadapi informasi yang asimetris (@symetrio information). Dl samping itu, pengangguran tak kentara di sektor pertanian juga menunjukkan kegagalan mengubah perilaku petani untuk beranl mengubah periaku dan menanggung reslko untuk bekerja di luar sektor pertanian yang sebenarnya memberikan pendapatan yang lebih tnggl. Masalah informasi yang tidak sempuma dan periaku manusia merupakan sebaglan dari topik yang dibahas dalam ‘ekonomi kelembagaan. Di samping masalah pengangguran tak kentara, ‘ada banyak masalah kelembagaan jain yang ada pada pelaksanaan pembangunan pertanian oi Indonesia, Masalah kelembagaan lain i sektor pertanian, misalnya adalah introduks! Kelembagaan baru yang dimaksudkan untuk mempercepat pembangunan pertanian tetaplternyata malah merusakkelembagaan yang sudah ada dan hasiinyajauhleblh buruk dibanding etka kelembagaan lama tersebut masin ada, Juga ada masalah yang lain lagi misalnya masalah sub- kontrak, organisasi pertanian, pengelotaan resiko, akses terhadap Input dan kredit, dan lailain Masalah-masalah kelembagaan di sektor Pertanian tersebut seringkalidiupakan atau dipandang secara salah sebagai masalah di luar masalah kelembagaan. Akibatnya, masalah yang tmbul akibat masalah kelembagaan diselesaikan dengan pendekatan lain sehingga masalahnya tak terselesalkan 2 indekatan Kelembagaan dalam Pembangunan Pendekatan kelembagaan dalam pembangunan muncul sebagai alternati terhadap pendekatan konvensional yang disebut sebagal pendekatan Neo- Kiasik. Beberapa pengertan kelembagaan: 1. Uphoff dan Fowier dalam Kec! Suradibrata mendefnisikan kelembagaan sebagai kumpulan yang kompelks dari norma dan periaku yang beriahan selama beberapa waktu dalam suatu lingkungan sosialtertantu, 2 Douglas C North (1990) dalam Mylene Keraliah | JURUAL shis STRATES! © Vo. 17 No, 1 Jui 2008 "ou eos ass Roos dan Johan Kirsten (2001) menyatakan bahwa kelembagaan adalah sekumpulan aturan formal (contohnya: hukum, kontrak, sistem polit, organisasi, pasar, dan lain-lain) dan aturan non formal (norma, tradsl, kablasaan, sistem nil agama, kecenderungan-kecenderungan sosi én ain-lain) yang memfasiltas lau membanty terjadinya koordinasi dan mengatur hubungan antar individu dan antarKelompok. Kelembagaan ci dalam masyarakat seringkali Alibagl ke dalam 2 (dua) Kategori yait: 1. Kelembagaan yang sudah lama ada di dalam masyarakat, msalnya adatistiadat. Misalnya kalau di sektor pertanian: kebiasean upah bagi hasil, gotong royong, Kebiasaan meminjam dar pelepas uang, aisan, dan lain-ain 2, Kelembagaan yang baru yang blasanya sengeja dlntroduksikansleh pemerintah dalam program pembangunan. Contohnya di sektor pertanian: Koperasi Unit esa (KUD); Penyuluhan dan Bimbingan Perianian; Introduksi Bibi, pupuk, pestisida yang baru, dan lain-lan, Pendekatan kelambagaan dalam perbangunan, termasuk pembangunan pertanian, merupakan pendekatan attematttethadap pendekatan konvensional yang sering disebut sabagal pendekatan Neo-Kiasik Pendekatan Neo-Klsi ini merupakan apkasl dar iima ekonomi Neo-Klasik. Meskipun masih menjadi perdebatan tentang apa yang oisebut sebagal ekonomi Neo-Klasik, tetapl ada kesepakatan di antara para ahi ekonomi bahiwa ilmu ekonomi Neo-Klasik mempunyal sensi atau circ 1. Menyelesaikan semua masalah dalam perekonomian seperti: penentuan harga, Penentuan output, distribusi pendapatan, Pengangguran, dan lain-iain lewat bekerjanya mekanisme pasar (interaksi Penawaran dan Permintzan) 2 Para agen atau pelaku yang terlibat dalam pengambilan keputusan dalam perekonomian bertindak rasional. Rasionalitas ini citerjemahkan jta agen tersebut adata seorang konsumen maka fa akan bertindak untuk ‘memaksimumkan kepuasannya (utilitasnya) asad ese PvGaUn INNA See rece issu 9 MEENA atau meminimumkan pengeluarannya. Dan jka ia seorang produsen maka la akan berusaha memaksimumkan keuntungannya atau ‘meminimumkan biaya, Asumst Ini dikenal sebagal asums! hedonistk atau uttatanistk. 3 Tiap-tap agen atau pelaku dalam perekonomian bertindak secara independen atas dasar Informasi sempuma yang dikvasainya, 4. Menggunakan pendekatan kuanttatt (matemat, statistik, ekonometik, maupun imu-imu past yang lan sepertfsika,blolog, Kila, dan lin- lain), 5, Metode penelitian untuk mengkall fenomena sosial ekonomi adalah matode deduktit. Metode

You might also like