Professional Documents
Culture Documents
Cara mengutip:
Prastiwi, S K A; Dewi, S P. 2021. Analisis Ketersediaan Hunian Mahasiswa pada Proses Studentifikasi di Kawasan
Pendidikan Tinggi Tembalang, Semarang. Jurnal Riptek. Vol. 15 (1): 28-42.
Sementara perkembangan akomodasi kawasan et al., 2012a; Johari et al., 2017; Russo et al., 2007).
khususnya mengenai hunian mahasiswa oleh proses Namun, permasalahan terkait hunian mahasiswa di
studentifikasi ini masih belum pernah diteliti di setiap studi kasus mempunyai fokus yang berbeda-
Indonesia. Kawasan pendidikan tinggi yang menjadi beda tergantung dari kebutuhan hunian mahasiswa
fokus dari penelitian ini adalah Kawasan Pendidikan pada setiap kawasan. Ketersediaan hunian
Tinggi Tembalang, Kota Semarang. Kawasan ini mahasiswa ini dapat memberikan informasi
dipilih untuk diteliti setelah sebelumnya, Prayoga mengenai keragaman penyediaan hunian mahasiswa
(2011) mengindikasikan Kawasan Pendidikan Tinggi sesuai dengan proses atau tahapan studentifikasi.
Tembalang ini mengalami proses gentrifikasi. Namun Hal ini perlu dilakukan untuk mengantisipasi adanya
dengan adanya aktivitas pendidikan tinggi pada de-studentification sebagai fenomena lanjutan dari
kawasan, maka secara tidak langsung dapat studentifikasi yang berdampak negatif khususnya
disimpulkan bahwa kawasan ini telah mengalami bagi pihak penyedia hunian mahasiswa. Fenomena
proses studentifikasi. tersebut memerlukan langkah antisipasi supaya tidak
mengganggu fungsi kawasan sebagai kawasan
Kawasan Pendidikan Tinggi Tembalang, untuk perguruan tinggi dan juga sebagai permukiman bagi
selanjutnya disebut sebagai KPT Tembalang, masyarakatnya (Zuhdi, 2018). Langkah antisipasi
mencakup sebagian kawasan dari Kecamatan tersebut dilakukan dengan memastikan kebutuhan
Tembalang dan Kecamatan Banyumanik. hunian mahasiswa telah terpenuhi oleh ketersediaan
Kecamatan Tembalang dikenal sebagai pusat hunian yang ada. Berdasarkan data, jumlah penghuni
kawasan pendidikan dengan adanya Universitas Rusunawa pada tahun 2011 hanya mengisi 84,67%
Diponegoro, Politeknik Negeri Semarang, dari total kapasitas yang disediakan. Padahal kapasitas
Universitas Pandanaran dan Politeknik Pekerjaan total yang ada hanya sekitar 10% dari jumlah
Umum, sedangkan di Kecamatan Banyumanik mahasiswa yang diterima Universitas Diponegoro
terdapat Poltekkes Kemenkes Semarang. setiap tahunnya (Fitrianingsih, 2011). Pada KPT
Banyaknya pendidikan tinggi yang ada menyebabkan Tembalang sendiri, kekosongan kamar pada hunian
hunian mahasiswa berkembang sangat pesat pada mahasiswa sudah mulai terjadi, namun belum
beberapa kelurahan di dua kecamatan tersebut. menimbulkan fenomena de-studentification yang
ekstrim. Maka sebagai upaya menghindari efek buruk
Pada setiap proses studentifikasi, mahasiswa selalu dari kasus studentifikasi yang pernah terjadi pada
menjadi subjek utama yang dipertimbangkan karena beberapa studi kasus lain, perlu dilakukan penelitian
memberi dampak spasial pada kawasan. Masuknya mengenai ketersediaan hunian mahasiswa.
mahasiswa tersebut akan membawa dampak
perubahan lahan dengan proporsi yang didominasi METODE PENELITIAN
oleh mahasiswa dan kegiatan akomodasi bagi Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian
mahasiswa (Zuhdi et al., 2018). Salah satunya ini adalah metode kuantitatif karena dirasa sesuai
dampak studentifikasi oleh adanya mahasiswa pada dengan syarat pemilihan metode penelitian
kawasan ini adalah sejak tahun 2006 ke 2010 kuantitatif menurut Sugiyono (2015), yaitu masalah
terdapat pertambahan jumlah rumah sebanyak mempunyai variable yang sudah jelas, informasi yang
90,83% (Prayoga, 2011). Pertambahan jumlah rumah diperoleh dari suatu populasi, dan peneliti
ini salah satunya disebabkan oleh banyaknya warga mendapatkan data yang akurat, berdasarkan
yang tidak berdomisili di sekitar KPT Tembalang, fenomena yang empiris dan dapat diukur. Variabel
namun ikut membeli lahan ataupun properti sebagai ketersediaan hunian mahasiswa digunakan data
bentuk investasi. Akibatnya, harga lahan pada hunian mahasiswa di KPT Tembalang. Populasi
kawasan meningkat sebesar ±167% dan nilai hunian mahasiswa di KPT Tembalang dikumpulkan
bangunan meningkat ±114% dalam 5 tahun terakhir. menggunakan teknik pengumpulan cluster random
Bahkan, Ketua Real Estate Indonesia (REI) Jawa sampling. Unit kawasan yang menjadi sampel dari
Tengah, MR Prijanto mengatakan bahwa kawasan penelitian ini adalah salah satu RW dari setiap
Semarang bagian atas, terutama di Tembalang kelurahan di kawasan studi. Unit kawasan ini
menjadi target lokasi bagi para pengembang hunian dianggap dapat merepresentasikan hunian
vertikal atau apartemen untuk memenuhi pasar mahasiswa pada keseluruhan kawasan. Kawasan RW
hunian mahasiswa. Penyediaan hunian mahasiswa pada setiap kelurahan yang menjadi sampel dari
yang terus berkembang ini dianggap menjadi dampak penelitian terdapat pada Tabel 1. Data hunian
dari proses studentifikasi pada kawasan. mahasiswa pada setiap RW sebagai kawasan
sampling tersebut dikumpulkan melalui observasi
Hunian mahasiswa menjadi salah satu kunci dalam langsung, kemudian diperkuat dengam wawancara
pembangunan kawasan pendidikan tinggi (Garmendia pada Ketua RW masing-masing kawasan.
itu, kawasan Undip Pleburan dirasa sudah tidak inilah awal mula pesatnya perkembangan Undip di
dapat lagi memenuhi peningkatan kebutuhan sarana Kecamatan Tembalang karena jumlah pendatang,
prasarana pendidikan, sehingga kegiatan pendidikan semakin baiknya infrastruktur, serta aktivitas
di kampus Undip Pleburan dipindahkan ke penunjang.
Tembalang. Proses pembebasan lahan dan
pembangunan Kampus Undip Tembalang sudah lama Pada rentang tahun 2001-2005 mulai dibuka jurusan-
dilakukan. Namun, kegiatan aktivitas mengajar jurusan baru di Fakultas Teknik, yaitu Teknik
secara nyata di kampus Undip Tembalang baru Perkapalan pada tahun 2002, teknik Geologi dan
mulai pada tahun 1996 (Marhendriyanto, 2003). Geodesi masing-masing pada tahun 2004, serta
beberapa program ekstensi di berbagai jurusan
Kawasan Tembalang sebelum adanya aktifitas membuat aktivitas di Kecamatan Tembalang
akademik perguruan tinggi, sebagian besar lahannya semakin ramai.
berupa lahan hijau untuk kegiatan pertanian dan
perkebunan penduduk. Namun setelah adanya Tahun 2006, asrama Undip (Rusunawa Undip) mulai
aktivitas akademik dengan dipindahkannya dibangun dan mulai diaktifkan penggunaannya pada
Universitas Diponegoro memengaruhi aspek sosial, tahun 2010 dan Gedung Soedarto mulai berdiri
ekonomi maupun spasial kawasan (Samadikun, pada tahun 2007. Selain itu, kos-kos mulai
2015). Perkembangan aktivitas penggunaan lahan bermunculan dan semakin ramainya aktivitas
untuk memenuhi kebutuhan fasilitas perguruan perdagangan dan jasa.
tinggi berkembang mulai tahun 2005 dan semakin
pesat sejak tahun 2012. Penelitian Samadikun (2004) Tahun 2010, beberapa fakultas non eksakta yang
menunjukkan 89% responden menyatakan bahwa semula berada di Pleburan mulai pindah ke
sejak dibangunnya kampus Undip sudah terjadi Kecamatan Tembalang, yaitu Fakultas Ekonomi dan
perubahan di lingkungan tempat tinggalnya. Bisnis, Hukum, FISIP, dan FPIK membuat
Kecamatan Tembalang semakin ramai dan padat
Berdasarkan penelitian yang sudah dilakukan oleh sehingga menjalar ke Kecamatan Banyumanik. Pada
(Samadikun, 2014), terdapat empat tahapan dan tahun inilah Rusunawa mulai diaktifkan
bentuk perubahan yang terjadi sejak awal tahap penggunaannya terutama untuk mahasiswa yang
awal pembangunan Kampus Undip di Tembalang. berasal dari luar Semarang dan Jawa Tengah.
Hal ini juga senada dengan wawancara yang
dilakukan terhadap beberapa tokoh masyarakat dan Ketersediaan Hunian Mahasiswa. Secara umum,
perangkat kelurahan yang sudah tinggal di mahasiswa di KPT Tembalang biasanya tinggal di
Tembalang selama lebih dari 30 tahun. Tahapan hunian mahasiswa yang disediakan berupa kos,
tersebut yaitu tahap I (tahun 1980-1990), tahap II asrama mahasiswa dan rumah kontrak. Pendatang
(tahun 1990-2000), tahap III (tahun 2000- 2010), mendirikan hunian kos sudah sejak pertama kali
dan tahap IV (2010 - sekarang). Berikut adalah Kampus Undip dibangun. Namun jumlahnya semakin
rincian perkembangan Universitas Diponegoro meningkat dari tahun ke tahun. Bahkan telah terjadi
khususnya secara spasial. konversi lahan yang besar dari hunian masyarakat
menjadi hunian kos mahasiswa pada beberapa
Awal tahun 1990, jurusan pertama adalah S1 kawasan. Tren investasi oleh masyarakat dari luar
Teknik Sipil yang diikuti oleh dibukanya jurusan kawasan pada bangunan kos di Kawasan Pendidikan
lain seperti Teknik Arsitektur, Perencanaan Wilayah Tinggi Tembalang juga semakin tinggi, sehingga
dan Kota. Perpindahan serta dibukanya jurusan baru menyebabkan masifnya pembangunan hunian
ini membuat perkembangan Kecamatan Tembalang mahasiswa beberapa tahun terakhir.
semakin cepat, baik fisik maupun non fisik dan
bertambahnya jumlah mahasiswa. Hunian mahasiswa yang tersebar pada kelima
kelurahan di Kawasan Pendidikan Tinggi Tembalang
Tahun 1996, melalui proyek Six Universities mempunyai sebaran semakin tinggi pada lokasi yang
Development and Rechabilitation (SUDR), Undip yang dekat dengan jalan kolektor atau jalan primer
semula berlokasi di Pleburan pindah ke Kecamatan kawasan. Hal ini dikarenakan pada lokasi
Tembalang terutama fakultas eksakta karena tersebut harga lahan tinggi sehingga pemanfaatan
ketersediaan lahan kosong di Kecamatan Tembalang lahannya cenderung untuk penyediaan akomodasi
masih cukup luas. Kondisi infrastruktur semakin mahasiswa maupun perdagangan dan jasa yang
bertambah seiring bertambahnya jumlah mahasiswa. bernilai ekonomis. Pada kelima kelurahan di
Kondisi lalu lintas pun juga semakin bertambah Kawasan Pendidikan Tinggi Tembalang terlihat
karena banyaknya kendaraan bermotor. Pada tahun bahwa hunian mahasiswa dipenuhi oleh hunian jenis
HMO atau kos mahasiswa. Hunian HMO tersebar rumah kontrak mahasiswa. Namun sejak tahun
secara terpusat pada Kelurahan Tembalang, 2015, mulai dibangun apartemen pada kawasan ini
Kelurahan Pedalangan dan Kelurahan Bulusan dan sebagai bentuk penyediaan akomodasi hunian
khususnya pada Kelurahan Tembalang. Sedangkan ma hasiswa. Apart eme n t ersebut dapat
pada kelurahan lain sebaran hunian relatif tidak diklasifikasikan sebagai hunian jenis hunian privat.
terlalu rapat dan jenis hunian lebih bervariasi.
Kelurahan yang menyediakan ketiga jenis hunian Ketersediaan HMO. HMO pada kawasan
adalah RW 3 Kelurahan Bulusan dan RW 3 berbentuk hunian yang biasa disebut sebagai kos
Kelurahan Kramas. Namun dapat dilihat pada mahasiswa. Hunian kos yang berada di KPT
Kelurahan Bulusan hunian PBSA mempunyai massa Tembalang dapat berupa kos yang masih tergabung
bangunan yang lebih besar karena berupa asrama dengan rumah masyarakat asli KPT Tembalang. Kos
mahasiswa yang dibangun secara on campus oleh ini biasanya berupa rumah warga yang sebelumnya
Universitas Diponegoro. Sebaran hunian pada mendiami kawasan sekitar perguruan tinggi. Kos
sampel RW di setiap kelurahan dapat dilihat pada rumahan dapat juga disebut sebagai paviliun yang
Gambar 2. dalam KBBI mempunyai arti sebagai rumah
(bangunan) tambahan di samping rumah induk.
Hunian tambahan tersebut berupa beberapa kamar
yang disediakan untuk disewakan pada mahasiswa.
Rumah yang kamarnya disewakan sebagai kos
rumahan ini dapat berupa hunian warga dengan
bentuk yang masih asli, maupun yang sudah
dimodifikasi untuk keperluan disewakan sebagai
hunian mahasiswa tersebut. Modifikasi hunian yang
umumnya dilakukan adalah penambahan kamar pada
hunian untuk disewakan. Umumnya, kamar
ditambahkan sekitar 10 kamar dengan menambah
tingkat lantai hunian, atau membangun bagian dari
lahan milik warga yang belum terbangun, di sekitar
rumah yang didiami. Masyarakat lokal sering juga
mengajak para pendiri hunian indekos pendatang
untuk turut berpartisipasi, beberapa ada yang mau
ikut namun beberapa juga menolak. Kegiatan
kemasyarakatan meskipun berbeda kelurahan akrab,
karena masih kerabat. Tidak pernah terjadi konflik
sosial apapun, tidak ada paguyuban pengelolaan
hunian indekos.
Sesuai dengan namanya sebagai kos rumahan, hunian Ketersediaan PBSA. Jenis hunian PBSA di KPT
ini dikelola oleh warga asli kawasan, biasanya Tembalang direpresentasikan sebagai hunian asrama
terklaster pada perkampungan dekat dengan mahasiswa. Asrama atau wisma mahasiswa dibangun
perguruan tinggi. Oleh karenanya, mahasiswa yang oleh institusi yang berkepentingan seperti pihak
tinggal di hunian jenis ini biasanya lebih akrab universitas, pemerintah daerah, komunitas agama,
dengan adat dan budaya asli kawasan pendidikan komunitas sosial ataupun institusi terkait lain yang
tinggi. Lingkungan klaster kos rumahan di KPT mempunyai populasi mahasiswa tinggi di KPT
Tembalang terdapat di beberapa kawasan seperti Tembalang. Asrama mahasiswa yang paling besar di
pada RW 3 Bulusan, RW 2 Tembalang, RW 3 KPT Tembalang adalah Rumah Susun Sewa
Sumurboto dan RW 1 Kramas. Lingkungan ini Universitas Diponegoro.
biasanya disebut sebagai perkampungan
mahasiswa karena bentuk kawasannya yang masih
berupa ‘kampung’ dan persentase mahasiswa yang
tidak kalah dengan persentase warga asli di kampung
tersebut.
luas kawasan pada setiap kelurahan, maka dapat cenderung memilih untuk tinggal dekat dengan
dianggap masuk akal untuk Kelurahan Bulusan sesamanya, sehingga terbentuk beberapa
mempunyai persentase luas penggunaan hunian yang perkampungan mahasiswa atau kawasan hunian
lebih rendah dibanding kelurahan lainnya. Menurut dengan konsentrasi mahasiswa yang mempunyai asal
hasil observasi, anomali pada data penggunaan lahan atau karakteristik lainnya yang sama (Buttler, 2007;
di Kelurahan Bulusan juga dapat dipengaruhi oleh Nakazawa, 2017). Maka untuk mempermudah
beberapa kawasan di Kelurahan Bulusan yang masih analisis penelitian mengenai ketersediaan hunian
banyak berupa tegalan dan jauh dari akses jalan mahasiswa di KPT Tembalang, penggunaan lahan
besar. Sedangkan, hunian mahasiswa tersebar sebagai hunian perlu dibagi lagi fungsinya sebagai
mengikuti pola jalan kolektor yang melewati hunian masyarakat dan hunian mahasiswa.
kawasan Kelurahan Bulusan. Padahal adanya lahan
tidak terbangun yang cukup luas di Kelurahan Hunian masyarakat yang dimaksud pada penelitian ini
Bulusan dapat difungsikan sebagai alternatif lokasi adalah hunian yang hanya dihuni oleh masyarakat di
perkembangan pembangunan hunian mahasiswa. luar mahasiswa. Apabila hunian dihuni oleh
masyarakat asli atau pengurus bangunan bersama
Tabel 2. Luas Kelurahan KPT Tembalang dengan mahasiswa, maka pada penelitian ini
dikategorikan pada jenis hunian mahasiswa HMO.
Luas Untuk bangunan asrama yang difasilitasi oleh pihak
Kelurahan
(ha) (%) univer sit as maupun pemer int ah daerah
Tembalang 268,23 24,60 dikategorikan sebagai PBSA. Sedangkan bangunan
yang hanya dihuni oleh 1 hingga 5 orang mahasiswa
Bulusan 304,07 27,89
yang sudah saling mengenal dikategorikan sebagai
Kramas 93,34 8,53 hunian privat. Pada KPT Tembalang sendiri tepatnya
Sumurboto 185 16,97 di Kelurahan Tembalang, Kelurahan Bulusan dan
Pedalangan 240 22,01 Kelurahan Pedalangan telah terindikasi terjadi
fenomena student ghettoes di mana dominasi hunian
(Sumber : BPS Kota Semarang, 2019)
mahasiswa lebih tinggi dibanding hunian
Menurut penelitian sebelumnya oleh Hayah masyarakatnya. Fenomena ini sesuai dengan teori
(2020), ketersediaan hunian mahasiswa di daerah dari Zuhdi (2018) yang menyatakan bahwa
Bulusan dan sekitarnya lebih tinggi karena kelurahan masuknya mahasiswa pastinya akan membawa
ini memiliki tingkat aksesibilitas yang cukup tinggi dampak perubahan lahan dengan proporsi yang
dengan harga lahan terjangkau dibanding Kelurahan didominasi oleh hunian mahasiswa dan kegiatan
Tembalang yang saat ini masih menjadi pusat akomodasi lain bagi mahasiswa. Adanya fenomena
perkembangan hunian mahasiswa. Kelurahan student ghettoes pada ketiga kelurahan tersebut
Tembalang tersebut meskipun mempunyai dapat dibuktikan dengan dominasi hunian mahasiswa
persentase luas sebesar 24,6% dari luas total KPT dibanding hunian masyarakat pada Tabel 3 sebagai
Tembalang, namun lahan yang difungsikan sebagai hasil survei yang telah dilakukan pada kawasan studi
hunian pada Kelurahan Tembalang menempati mengenai persentase luas bangunan hunian yang ada
persentase paling tinggi sebesar 71,71% dari total di KPT Tembalang.
luas lahan Kelurahan Tembalang. Kelurahan
Tabel 3. Persentase Luas Hunian di KPT
Tembalang juga menjadi satu-satunya kelurahan
Tembalang
dengan lahan tidak terbangun yang rendah dibanding
kelurahan lain pada kawasan, yaitu dengan Persentase Luas (%)
persentase sebesar 22,26% saja. Sedangkan Hunian Mahasiswa
Hunian
pada kelurahan selain Kelurahan Tembalang dan Kelurahan Masyarakat HMO PBSA Hunian Privat
Kelurahan Bulusan mempunyai persentase
terhadap lahan tidak terbangun ±50% dari total 70,45%
Tembalang
1,26% 70,45% 0,00% 0,00%
luas setiap kelurahan.
11,20%
Bulusan
5,22% 9,61% 1,59% 0,97%
Penggunaan lahan tertinggi yaitu sebagai hunian baik 28,91%
hunian mahasiswa maupun masyarakat. Kedua Pedalangan
20,43% 27,00% 0,00% 1,91%
hunian tersebut dapat terletak pada satu kawasan 5,15%
Sumurboto
yang sama, namun pada kawasan studentifikasi 22,11% 4,89% 0,00% 0,26%
hunian mahasiswa biasanya terkonsetrasi pada suatu Kramas
7,65%
kawasan dan membentuk fenomena student 26,38% 5,98% 0,31% 1,36%
ghettoes. Hal ini disebabkan karena mahasiswa Sumber : Olahan Hasil Digitasi Penulis, 2020
kelurahan tersebut mempunyai luas lahan tidak Pada kawasan perkampungan di Kelurahan Kramas,
terbangun paling banyak dibanding tiga kelurahan beberapa hunian privat merupakan merupakan
lain di KPT Tembalang dengan rata-rata persentase bangunan rumah baru yang dibangun oleh
lebih dari 50%. masyarakat yang juga tinggal di kawasan. Sedangkan
pada kawasan perumahan di Kelurahan Pedalangan,
Pada Kelurahan Bulusan, PBSA tersedia berupa hunian privat umumnya dibangun oleh masyarakat
asrama mahasiswa Universitas Diponegoro atau luar kawasan. Pembangunan rumah baru yang
disebut sebagai Rumah Susun Sederhana Sewa dengan sengaja untuk dikontrakkan sebagai hunian
Universitas Diponegoro (Rusunawa Undip). mahasiswa, mempunyai tujuan sebagai salah satu
Sedangkan pada Kelurahan Kramas, jenis hunian bentuk investasi oleh masyarakat.
PBSA yang tersedia berupa Asrama Mahasiswa
Kristen Universitas Diponegoro (Undip). Jumlah
Gambaran bentuk penyediaan hunian mahasiswa di
kamar pada jenis hunian PBSA ini lebih banyak jika
KPT Tembalang yang telah dianalisis merupakan
dibandingkan dengan jumlah kamar pada jenis
rangkuman hasil wawancara dari narasumber RW di
hunian lainnya. PBSA di Kelurahan Bulusan
kawasan studi. Gambaran penyediaan hunian
merupakan asrama mahasiswa yang terbesar pada
mahasiswa tersebut memperlihatkan bahwa
KPT Tembalang dengan hunian sejumlah 9
penyediaan hunian mahasiswa paling besar didukung
bangunan/ 5 kompleks gedung mempunyai total
oleh hunian mahasiswa yang disediakan oleh
kamar sekitar 500 kamar, sedangkan Asrama
masyarakat dengen jenis hunian HMO. Hunian jenis
Mahasiswa Kristen di Kelurahan Kramas
HMO ini tersebar pada setiap kelurahan dan
mempunyai total kamar sekitar 40 kamar
mempunyai persentase jumlah hunian semakin tinggi
mahasiswa dalam satu bangunan hunian. Bentuk dari
pada kelurahan dengan jarak lebih dekat Universitas
Asrama Mahasiswa Kristen di Kelurahan Kramas
Diponegoro. Kemudian hunian PBSA yang terdapat
sebagai salah satu jenis hunian PBSA dapat dilihat
di Kelurahan Bulusan berbentuk asrama mahasiswa
pada Gambar 4.3. Pada teori Smith & Hubbard
dengan penyediaan jumlah kamar hunian yang
(2014), PBSA atau bangunan asrama paling tidak
banyak, dengan total sekitar 500 kamar
mempunyai luas kamar sebanyak 50 kamar. Namun,
mahasiswa. Selanjutnya hunian rumah kontrak
pada KPT Tembalang asrama dengan kapasitas di
sebagai representasi jenis hunian privat, masih
atas 50 kamar hanya berupa asrama mahasiswa yang
belum begitu mendapat perhatian dari masyarakat
disediakan oleh pihak Universitas Diponegoro.
kawasan pada penyediaannya. Gambaran penyediaan
Sedangkan untuk asrama daerah berupa PBSA off
hunian tersebut melengkapi hasil observasi hunian
campus mempunyai jumlah kamar yang kurang dari
mahasiswa yang telah dilakukan di KPT Tembalang
50 kamar.
bahwa luas lahan untuk hunian jenis HMO memang
Hunian terakhir yang menjadi fokus penelitian mendominasi kawasan dengan persentase luas di atas
adalah hunian privat, atau biasa disebut rumah 10% dari total luas setiap kelurahan. Sedangkan
kontrak. Hunian ini tersebar di kawasan kelurahan hunian jenis PBSA dan hunian privat hanya
yang relatif lebih jauh dari Universitas Diponegoro, mempunyai persentase sekitar 0-2% di setiap
seperti di Kelurahan Kramas dan Kelurahan kelurahan. Data persentase luas hunian tersebut
Sumurboto. Hunian jenis ini dapat berupa rumah dapat dilihat ulang pada Tabel 4.
masyarakat asli yang umumnya telah ditinggalkan/
dijual oleh masyakat KPT Tembalang pada pihak Selanjutnya, selain dari data persentase luas
yang kemudian mengelolanya sebagai hunian bangunan hunian, kecenderungan penyediaan hunian
mahasiswa. Hunian seperti ini terdapat pada di KPT Tembalang juga dapat diketahui berdasarkan
kawasan perkampungan di Kelurahan Bulusan dan jumlah perbangunan untuk setiap jenis lahannya di
Kelurahan Sumurboto seperti pernyataan setiap kelurahan kawasan studi. Kecenderungan
narasumber: penyediaan masing-masing jenishunian pada setiap
“Kalau di Kelurahan Bulusan ini kan memang banyak kelurahan di KPT Tembalang dapat diketahui
rumah warga yang dikontrakkan begitu ya. Jadi rumahnya berdasarkan persentase jumlahnya seperti yang
disekat untuk dihuni keluarga.. beberapa kamar saja gitu lah, disajikan dalam Tabel 4. Pada tabel tersebut disajikan
prihatin, sisanya dikontrakkan.” (Tholib, 2020:B03) data dalam bentuk jumlah massa bangunan hunian
mahasiswa dan persentasenya pada setiap jenis
“... Yang punya (rumah di Kelurahan Pedalangan) dulu hunian mahasiswa yang ada pada kelima kelurahan di
pensiunan-pensiunan itu sudah dijualin. Ini saja yang asli di
KPT Tembalang.
sederetan ini hanya 3 rumah saja.” (Seno, 2020:D01)
kasih kepada tim RDM, semua narasumber, Kinton, C., Smith, D. P., & Harrison, J. (2016).
dan responden yang t elah berkenan De-studentification: Emptying Housing and
memberikan data dan informasi demi Neighbourhoods of Student Populations.
kesempurnaan penelitian ini. Environment and Planning A, 48(8), 1617–
1635. https://
doi.org/10.1177/0308518x16642446.
DAFTAR PUSTAKA
Marhendriyanto, B. (2003). Pengaruh Kampus
Anderson, D. J., Podgorny, K., Berrios-Torres, S. I.,
Perguruan Tinggi Terhadap Perkembangan
Bratzler, D. W., Dellinger, E. P., Greene, L.,
Kawasan Sekitarnya di Kota Semarang.
Nyquist, A.-C., Saiman, L., Yokoe, D. S.,
Monroy, P. (2017). Shifting Perspectives on
Maragakis, L. L., & others. (2014). Strategies
’Studentification’ : A Multidisciplinary Approach.
to prevent surgical site infections in acute
April, 0–14. https://doi.org/10.13140/
care hospitals: 2014 update. Infection Control
RG.2.2.19080.62721.
& Hospital Epidemiology, 35(S2), S66--S88.
Munro, M., & Livingston, M. (2012). Student Impacts
Baron, M. G., & Kaplan, S. (2010). The Impact of
on Urban Neighbourhoods: Policy Approaches,
“Studentification” on the Rental Housing
Discourses and Dilemmas. Urban Studies, 49(8),
Market.
1679–1694. https://
Butler, T. (2007). For Gentrification? Environment
doi.org/10.1177/0042098011419237.
and Planning A, 39(1), 162–181. https://
Nakazawa, T. (2017). Expanding the Scope of
doi.org/10.1068/a38472.
Studentification Studies. Geography Compass, 11
Fitrianingsih, M. (2011). Analisis Pengaruh Harga
(1), 1–13. https://doi.org/10.1111/gec3.12300.
Sewa, Pendapatan Keluarga, Fasilitas, Lokasi,
Prayoga, I. N. T. (2011). Pengaruh Gentrifikasi
Dan Harga Substitusi Terhadap Permintaan
terhadap Pertumbuhan Kawasan Tembalang
Rusunawa Undip (Studi Kasus: Penghuni
sebagai Permukiman Pinggiran Kota
Rusunawa Undip Tahun 2011). Universitas
Semarang. Jurusan Perencanaan Wilayah dan
Diponegoro.
Kota. Fakultas Teknik. Universitas
Foote, N. S. (2017). Beyond Studentification in
Diponegoro.
United States College Towns: Neighborhood
Russo, A. P., van den Berg, L., & Lavanga, M. (2007).
Change in the Knowledge Nodes, 1980-2010.
Toward a Sustainable Relationship Between
Environment and Planning A, 49(6), 1341–
City and University. Journal of Planning
1360. https://
Education and Research, 27(2), 199–216.
doi.org/10.1177/0308518x17698962.
https://doi.org/10.1177/0739456x07307208
Garmendia, M., Coronado, J. M., & Ureña, J. M.
Sabri, S., & Ludin, A. N. M. (2009).
(2012b). University Students Sharing Flats:
"Studentification” is it a Key Factor Within
When Studentification Becomes Vertical.
the Residential Decision-making Process in
Urban Studies, 49(12), 2651–2668. https://
Kuala Lumpur. South East Asian Technical
doi.org/10.1177/0042098011428176.
Universities Consortium--3rd SEATUC Symposium
Hayah, Z., & Dewi, S. P. (2020). Kajian Kerentanan
Proceedings. Johor Bahru, Http://Eprints. Utm.
Sosial Ekonomi Masyarakat Lokal Tembalang
My/12452/1/
Terkait Proses Studentifikasi Di Kawasan
SoheilSabri2008_StudentificationIsItKeyFactor.
Pendidikan Tinggi Tembalang. Jurnal Riptek,
Pdf.
14(1), 34–43.
Sabri, S., Nazri, A., & Ludin, M. (2008).
He, S. (2015). Consuming urban living in ‘villages in
“Studentification” Is It a Key Factor Within the
the city’: Studentification in Guangzhou,
Residential Decision-Making Process in Kuala
China. Urban Studies, 52(15), 2849–2873.
Lumpur? 69–75.
Hubbard, P. (2009). Geographies of Studentification
Sage, J., Smith, D., & Hubbard, P. (2013). New-build
and Purpose-built Student Accommodation:
Studentification: A Panacea for Balanced
Leading Separate Lives? Environment and
Communities? Urban Studies, 50(13), 2623–
Planning. A, 41(8), 1903–1923. https://
2641. https://
doi.org/10.1068/a4149.
doi.org/10.1177/0042098013477694.
Johari, N., Mohd, T., Abdullah, L., Ahmad@
Samadikun, B. P. (2004). Dampak Keberadaan
Mohamed, N., & Sani, S. I. A. (2017).
Kampus Undip Tembalang Terhadap Kondisi
Evaluating off-campus student housing
Lingkungan Perumahan di Sekitarnya. Program
preferences: A pilot survey. AIP
Pascasarjana Universitas Diponegoro.
Conference Proceedings, 1891(1), 20068.
Samadikun, B. P. (2014). Dampak Keberadaan Smith, D. P., & Hubbard, P. (2014). The
Kampus Undip Tembalang terhadap Kondisi Segregation of Educated Youth and
Lingkungan Perumahan di Sekitarnya. Program Dynamic Geographies of Studentification.
Pascasarjana Universitas Diponegoro. Area, 46(1), 92–100. https://doi.org/10.1111/
Samadikun, B. P., Sudibyakto, S., Setiawan, B., & area.12054.
Rijanta, R. (2015). Dampak Perkembangan Smith, N. (2002). New Globalism, New Urbanism:
Kawasan Pendidikan Di Tembalang Semarang Gentrification as Global Urban Strategy.
Jawa Tengah (The Impact Development of Antipode, 34(3), 427–450.
Education Area in Tembalang Semarang Jawa Sugiyono. (2015). Metode Penelitian Pendidikan
Tengah). Jurnal Manusia Dan Lingkungan, 21(3), (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D).
366–376. Alfabeta.
Situmorang, R., Antariksa, S., & Wicaksono, A. D. Suradi, G. D. (2015). Studentifikasi di kawasan Pogung
(2020). The Perception Of Stakeholders On Kidul, Yogyakarta. Universitas Gadjah Mada.
Studentification In Malang City, Indonesia. Ward, K. J. (2015). Geographies of Exclusion:
Smith, D. P. (2003). ‘Studentification’: The Seaside Towns and Houses in Multiple
Gentrification Factory ? Lees 1999. Occupancy. Journal of Rural Studies, 37, 96–
Smith, D. P., & Holt, L. (2007). Studentification and 107. https://doi.org/10.1016/
“Apprentice” Gentrifiers Within Britain’s j.jrurstud.2014.10.001.
Provincial Towns and Cities: Extending The Zuhdi, A., Ariastita, G., Perencanaan, D., &
Meaning of Gentrification. Environment and Arsitektur, F. (2018). FaktorFaktor Penentu
Planning A, 39(1), 142–161. https:// Studentifikasi di Sekitar ITS Sukolilo. 7(2).
doi.org/10.1068/a38476.