You are on page 1of 11

PT.

ARTHA DEMO ENGINEERING CONSULTANT KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG / BPN

BAB 6. Gambaran Umum


Wilayah Kabupaten
Bangli

6.1 Karakteristik Wilayah


6.1.1 Letak Geografis dan Luas Wilayah
Kabupaten Bangli merupakan Kabupaten di Bali yang tidak memiliki wilayah pantai.
Letak geografis Kabupaten Bangli adalah diantara 1150 13’ 43” sampai 1150 27’ 24” Bujur
Timur dan 80 8’ 30” sampai 80 31’ 07” Lintang Selatan. dengan ketinggian 0 - 1000 m dari
permukaan laut.
Luas wilayah Kabupaten Bangli adalah 520,81 Ha atau 9,25% dari luas wilayah
Provinsi Bali (563.666 Ha). Berdasarkan letak geografisnya, Kabupaten Bangli berada di Pulau
Bali. Kabupaten Bangli mempunyai 4 (empat) kecamatan dan 72 kelurahan/desa, antara lain:
Tabel 6. 1 Kecamatan dan Kelurahan Kab. Bangli 2022
No. KECAMATAN KELURAHAN/ DESA
1 Bangli Ds. Bunutin
Ds. Kayubihi
Ds. Landih
Ds. Pengotan
Ds. Taman Bali
Kel. Bebalang
Kel. Cempaga
Kel. Kawan
Kel. Kubu
2 Kintamani Ds. Abangsongan
Ds. Abuan
Ds. Awan
Ds. Bantang
Ds. Banua
Ds. Batudinding
Ds. Batukaang
Ds. Batur Selatan
Ds. Batur Tengah
Ds. Batur Utara
Ds. Bayungcerik
Ds. Bayung Gede
Ds. Belancan
Ds. Belandingan

USULAN TEKNIS
1
PENYUSUNAN MATEK DAN RANPERKADA RDTR GEOPARK BATUR KABUPATEN BANGLI
PT. ARTHA DEMO ENGINEERING CONSULTANT KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG / BPN

No. KECAMATAN KELURAHAN/ DESA


Ds. Belanga
Ds. Belantih
Ds. Binyan
Ds. Bonyoh
Ds. Buahan
Ds. Bunutin
Ds. Catur
Ds. Daup
Ds. Dausa
Ds. Gunungbau
Ds. Katung
Ds. Kedisan
Ds. Kintamani
Ds. Kutuh
Ds. Langgahan
Ds. Lembean
Ds. Mangguh
Ds. Manikliyu
Ds. Mengani
Ds. Pengejaran
Ds. Pinggan
Ds. Satra
Ds. Sekaan
Ds. Sekardadi
Ds. Selulung
Ds. Serai
Ds. Siakin
Ds. Songan A
Ds. Songan B
Ds. Subaya
Ds. Sukawana
Ds. Suter
Ds. Terunyan
Ds. Ulian
3 Susut Ds. Abuan
Ds. Apuan
Ds. Demulih
Ds. Pengiangan
Ds. Penglumbaran
Ds. Selat
Ds. Sulahan
Ds. Susut
Ds. Tiga
4 Tembuku Ds. Bangbang
Ds. Jehem
Ds. Peninjoan
Ds. Tembuku
Ds. Undisan
Ds. Yangapi
Sumber : Kab. Bangli Dalam Angka 2022

USULAN TEKNIS
2
PENYUSUNAN MATEK DAN RANPERKADA RDTR GEOPARK BATUR KABUPATEN BANGLI
PT. ARTHA DEMO ENGINEERING CONSULTANT KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG / BPN

6.1.2 Batas Administratif


Ibukota Kabupaten Bangli adalah Kawasan Perkotaan Bangli, meliputi Kelurahan
Kubu, Kelurahan Cempaga, Kelurahan Kawan dan Kelurahan Bebalang. Secara administrasi
kewilayahan, Kabupaten Bangli berbatasan dengan daerah-daerah lain sebagai berikut :
 Sebelah Utara : Kabupaten Buleleng
 Sebelah Selatan : Kabupaten Klungkung
 Sebelah Barat : Kabupaten Badung
 Sebelah Timur : Kabupaten Karangasem
6.1.3 Kondisi Topografis
Topografi wilayah Kabupaten Bangli berada pada ketinggian antara 100 – 2.152 meter
dpl, dengan puncak tertinggi adalah Puncak Penulisan. Secara umum rentang ketinggian
wilayah Kecamatan Susut (225 – 950 m dpl), Kecamatan Bangli (200 – 1.175 m dpl),
Kecamatan Tembuku (300 – 891 m dpl) dan Kecamatan Kintamani (100 – 2.152 m dpl).
Kelerengan wilayah bervariasi antar wilayah kecamatan dan secara umum berada pada kondisi
dataran sampai landai (0-15%) seluas 12,11% dari luas wilayah, bergelombang (15-30%) seluas
21,7% dari luas wilayah, curam (30- 40%) seluas 18,18% dari luas wilayah dan sangat curam
(>40%) seluas 48,01% luas wilayah. Kondisi datar relatif hanya terdapat pada kawasan di kaki
Gunung Batur, landai dan bergelombang pada wilayah Kecamatan Susut, Bangli dan Tembuku
sedangkan bergelombang dan curam serta sangat curam pada wilayah Kecamatan Kintamani.

USULAN TEKNIS
3
PENYUSUNAN MATEK DAN RANPERKADA RDTR GEOPARK BATUR KABUPATEN BANGLI
PT. ARTHA DEMO ENGINEERING CONSULTANT KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG / BPN

Gambar 6.1. Peta Administrasi Kabupaten Bangli

USULAN TEKNIS
4
PENYUSUNAN MATEK DAN RANPERKADA RDTR GEOPARK BATUR KABUPATEN BANGLI
PT. ARTHA DEMO ENGINEERING CONSULTANT KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG / BPN

6.2 Kondisi Fisik


6.2.1 Geologi
Kabupaten Bangli merupakan sebuah kabupaten dari sembilan kabupaten di Provinsi
Bali yang tidak memiliki Kawasan Pariwisata dalam RTRWK-nya. Kabupaten Bangli terdiri
atas empat kecamatan, yaitu Kecamatan Bangli, Kecamatan Susut, Kecamatan Tembuku, dan
Kecamatan Kintamani. Kec. Kintamani memiliki Gunung Batur yang sangat aktif dengan
beberapa kali letusan dahsyat yang telah menimbulkan dua kaldera besar. Kaldera ini memiliki
keunikan dan keindahan alamiah sedemikian rupa sehingga telah mendapat pengakuan sebagai
anggota Global Geopark Network (GGN) dari UNESCO pada tanggal 22 September 2012
(Kompas, 2012, Kaesa, 2009). Kaldera Gunung Batur tersebut telah diklasifikasikan sebagai
daerah rawan bencana geologi dalam Draft RTRWK Bangli 2011-2031.
Berdasarkan peta geologi lembar Bali dalam Hadiwidjojo, Samodra dan Amin (1998),
batuan penyusun daerah ini berupa breksi dan lava yang berasal dari kelompok Batuan gunung
api Buyan-Bratan Purba (Qpbb), yang terdiri dari tufa dan endapan lahar vulkanik Buyan-
Beratan dan Batur yang berumur kwarter atas. Formasi geologi yang berumur kwarter bawah
ada di sekeliling Gunung Batur termasuk Gunung Abang yang merupakan batuan muntahan dari
gunung berapi Buyan - Bratan purba serta Batur Purba. Sekitar lereng Gunung Batur terdapat
batuan yang berumur lebih muda yang merupakan batuan vulkanik Gunung Batur.
6.2.2 Jenis Tanah
Jenis tanah di Kabupaten Bangli sebagian merupakan tanah regosal dengan suhu rata-
rata 200 C, sehingga tanaman apa saja bisa tumbuh di daerah ini. Jenis tanah regosal adalah
tanah abu vulkanik, yang merupakan bahan vulkanik hasil erupsi yang dikeluarkan gunung
berapi berupa debu, pasir, kerikil, batu. Umumnya tanah ini, belum jelas berbentuk diferen-siasi
horison, pada tanah regosol tua horison A1 lemah berwarna kelabu, mengandung bahan yang
belum atau masih baru mengalami pelapukan. Tekstur tanah biasanya kasar, struktur kersai atau
lemah, konsistensi lepas sampai gembur dan memiliki pH 6-7. Umumnya jenis tanah ini belum
membentuk agregat,sehingga peka terhadap erosi. Tanah ini cukup kaya dengan unsur hara
tanaman terutama unsur P dan K, akan tetapi belum dapat dipergunakan tanaman, karena belum
mengalami pelapukan sempurna, sedangkan kandungan unsur nitrogen agak rendah. Tanah
regosol di Kabupaten Bangli dibedakan menjadi regosol coklat kelabu tersebar di sekitar kaki
Gunung Batur dan daerah sekitar pinggiran Danau Batur. Jenis tanah regosol Kelabu tersebar di
Kecamatan Susut, Kecamatan Bangli, Kecamatan Tembuku.
6.2.3 Hidrologi
Hidrologi wilayah terdiri dari air permukaan dan air tanah. Air permukaan terdiri dari
Danau Batur dan beberapa sungai yang melintasi wilayah Kabupaten Bangli. Jumlah potensi
mata air di Kabupaten Bangli tersebar di 88 buah titik di 42 desa dengan debit total 1.534,30
ltr/dt. Sungai-sungai yang mengalir di wilayah umumnya pendek dan jenis alirannya bersifat
ephemeral, yang sebagian besar terletak di sebelah Utara, sedangkan yang mengalir ke bagian
Selatan lebih panjang, aliran sungainya kebanyakan bersifat perenmial. Sistem wilayah sungai
merupakan bagian dari pengelolaan Wilayah Sungai Bali-Penida (WS Strategis Nasional) pada
sebagian Sub WS 03.01.01, Sub WS 03.01.12, Sub WS 03.01.13, Sub WS 03.01.18, dan Sub
WS 03.01.19 yang terdiri atas 1 (satu) buah danau dan 14 Daerah Aliran Sungai (DAS) 20 lintas
wilayah.

USULAN TEKNIS
5
PENYUSUNAN MATEK DAN RANPERKADA RDTR GEOPARK BATUR KABUPATEN BANGLI
PT. ARTHA DEMO ENGINEERING CONSULTANT KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG / BPN

6.2.4 Klimatologi
Kabupaten Bangli terletak di daerah Katulistiwa dan beriklim tropis yang dipengaruhi
oleh angin musim, sehingga mempunyai perbedaan musim yaitu musim kemarau dan musim
hujan yang diselingi oleh pancaroba suhu udara ditentukan oleh ketinggian tempat dan suhu
rata-rata 280 C, curah hujan pada tahun 2010 relatif tinggi. Hal ini terjadi pada bulan-bulan
Pebruari, Maret dan Nopember (sumber data : Bangli dalam angka).

6.3 Penggunaan Lahan


Penggunaan lahan merupakan pencerminan dari hubungan antara alam/lahan dengan
manusia dalam kegiatannya. Apabila jumlah manusia sangat kecil dibandingkan dengan luas
wilayah/kawasan, maka dapat diartikan bahwa penggunaan lahan belum banyak bervariasi
sesuai dengan jenis kegiatan yang dilakukan. Pola pemanfaatan ruang merupakan suatu bentuk
dari segala aktifitas yang saat ini dilakukan oleh masyarakat di atas suatu lahan. Aktifitas
tersebut selanjutnya dikelompokkan dalam suatu guna lahan yang merupakan dominasi dari
pemanfaatan ruang yang ada. Adapun penggunaan lahan yang ada di Kabupaten Bangli
diantaranya adalah :
6.3.1 Kawasan Permukiman
Kawasan permukiman pada Kabupaten Bangli diarahkan kurang lebih seluas 5.072 Ha
atau 9,7% dari total luas wilayah yang meliputi kawasan permukiman kota, kawasan
permukiman perdesaan, dan peruntukkan fasilitas penunjang permukiman. Kawasan
permukiman Kabupaten Bangli dibagi menjadi 5 bagian. Terbagi menjadi kawasan permukiman
di kawasan perkotaan Bangil meliputi pusat-pusat kawasan permukiman Kelurahan Kubu,
Kelurahan Cempaga, Kelurahan Kawan dan Kelurahan Bebalang, kawasan permukiman di
kawasan perkotaan Kintamani meliputi pusat-pusat kawasan permukiman Desa Kintamani,
Desa Batur Utara, Desa Batur Selatan, Desa Batur Tengah, dan Desa Bayunggede, kawasan
permukiman di kawasan perkotaan Tembuku meliputi pusat-pusat kawasan permukiman Desa
Tembuku dan Desa Jehem, kawasan permukiman di kawasan perkotaan Susut meliputi pusat-
pusat kawasan permukiman Desa Sulahan, dan kawasan permukiman di kawasan perkotaan
Kayuamba meliputi pusat-pusat kawasan permukiman Desa Tiga.
6.3.2 Kawasan Perkebunan
Kawasan peruntukkan perkebunan diperuntukkan bagi tanaman perkebunan yang
menghasilkan bahan baku industri, diarahkan seluas kurang lebih 25,292 Ha atau sekitar 48,6%
dari luas wilayah. Kabupaten Bangli merencanakan pemantapan dan perluasan perkebunan
rakyat dengan komoditas unggulan yang berdaya saing nasional atau internasional, meliputi
komoditas kopi arabika di Kawasan Kintamani dan sebagian Kecamatan Bangli dan komoditas
jeruk di Kawasan Kintamani.
6.3.3 Kawasan Pertanian
Kawasan peruntukkan pertanian di Kabupaten Bangli terbagi menjadi 4 jenis, yaitu
kawasan peruntukkan pertanian lahan basah, kawasan peruntukan pertanian lahan kering dan
hortikultura, kawasan peruntukan peternakan, dan kawasan peruntukan perkebunan. Kawasan
peruntukan pertanian diarahkan seluas 4,258 Ha atau sekitar 8,17% dari total luas wilayah.
6.3.4 Kawasan Hutan
Kawasan hutan di Kabupaten Bangli terbagi menjadi 2, yaitu kawasan peruntukan
hutan rakyat dan kawasan peruntukan hutan produksi terbatas. Kawasan peruntukan hutan

USULAN TEKNIS
6
PENYUSUNAN MATEK DAN RANPERKADA RDTR GEOPARK BATUR KABUPATEN BANGLI
PT. ARTHA DEMO ENGINEERING CONSULTANT KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG / BPN

produksi terbatas seluas kurang lebih 453 Ha atau sekitar 0,87% dari total luas wilayah, terdapat
kawasan hutan produksi terbatas Batur Bukit Payang di sekitar lereng Gunung Batur pada sisi
utara timur laut, Kecamatan Kintamani. Sedangkan untuk kawasan peruntukan hutan rakyat
seluas 4,046 Ha atau sekitar 7,77% dari total luas wilayah dengan jenis komoditas tanaman
albesia, ampupu, mahoni, nangka, jempinis, cemara, dan bambu yang sebarannya meliputi
kawasan hutan di sekitar hutan lindung, kawasan hutan pada kawasan sempadan sungai dengan
skala kecil tersebar di seluruh wilayah kabupaten, kawasan hutan rakyat lainnya tersebar
terutama pada kawasan-kawasan dengan kemiringan di atas 40% pada radius kawasan tempat
suci, serta kawasan sekitar peruntukan pertanian dengan luasan kecil di seluruh wilayah, dan
kawasan hutan bambu tersebar di seluruh wilayah.
6.3.5 Kawasan Pariwisata
Kawasan pariwisata di Kabupaten Bangli terbagi menjadi 2, yaitu Kawasan Daya
Tarik Wisata Khusus (KDTWK) dan Kawasan Daya Tarik Wisata. KDTWK merupakan
Kawasan Strategis Pariwisata Provinsi Bali seluas kurang lebih 17,935 Ha dengan kawasan
efektif pariwisata 10% dari luas kawasan yaitu seluas kurang lebih 1,794 Ha meliputi sebagian
wilayah Desa Sukawana, Kintamani, Batur Utara, Batur Tengah, Batur Selatan, Kedisan, Abang
Songan, Abang Batudinding, Songan A, Songan B, Trunyan, Buahan, dan Suter.
Kawasan DTW merupakan pusat-pusat kegiatan yang memiliki potensi daya tarik
wisata yang meliputi:
1. Wisata tirta: memancing dan berkeliling Danau Batur
2. Wisata panorama alam: penulisan, kawasan Batur-Kintamani-Penelokan, Kawasan
Danau Batur, Taman Sari, Bukit Jati, Taman Sari Cempaga, Bukit Demulih,
Tanggahan Talang Jiwa, Bukit Serokadan, Cekeng, Bukit Pulasari, Lembah
Pantunan, Panorama Desa Jehem Desa Batukaang, bukih, Mungsengan, Songan,
Panorama Alam Suter, Langgahan, Bunutin, Sekaan, Bantang, Undisan, Landih,
Apuan, Tiga, Sekardadi dan Guliang Kangin
3. Daya tarik keragaman geologi Geopark Kaldera Batur sebanyak 21 titik
4. Sebaran geotrail route Geopark Kaldera Batur
5. Wisata panorama air terjun
6. Wisata petualangan dan olahraga
7. Agrowisata
8. Wisata Desa Tradisional
9. Wisata spiritual/budaya
10. Wisata sejarah/purbakala
11. Wisata remaja
12. Wisata pendidikan
6.3.6 Kawasan Pertambangan
Lokasi kawasan pertambangan batuan terutama di Kawasan Yeh Mampeh pada dasar
kaldera Batur seluas kurang lebih 60,32 Ha. Lokasi kegiatan pertambangan pengambilan air
bawah tanah tersebar di seluruh wilayah kabupaten dengan kapasitas pengeboran sesuai dengan
potensi yang tersedia dan pemanfaatannya sesuai dengan ketentuan penatagunaan air.
6.3.7 Kawasan Industri
Kawasan industri di Kabupaten Bangli terbagi menjadi industri usaha mikro, kecil,
dan menengah yang potensi dan sebarannya meliputi:
1. Industri kerajinan bambu sebagai ikon produksi kerajinan kabupaten tersebar di
Kecamatan Bangli dan Kecamatan Susut

USULAN TEKNIS
7
PENYUSUNAN MATEK DAN RANPERKADA RDTR GEOPARK BATUR KABUPATEN BANGLI
PT. ARTHA DEMO ENGINEERING CONSULTANT KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG / BPN

2. Industri terkait pengolahan bahan makanan potensi sumber daya perkebunan yang
ada seperti kopi, jeruk, dan buah-buahan lainnya
3. Industri terkait hasil perikanan di Kawasan Minapolitan yang didukung kebutuhan
pabrik pakan, pembenihan, industri jaring, industri pengolahan, cold storage,
pabrik es, dan lainnya
4. Industri terkait bahan setengah jadi, untuk produksi barang kerajinan dari bahan
hasil kehutanan (kayu)
5. Industri kecil kerajinan dan cindera mata untuk menunjang kegiatan pariwisata
6. Industri kecil makanan pengolahan hasil perikanan budidaya
7. Industri kreatif terkait rumah produksi atau pengembangan perangkat lunak di
Kawasan Sekitar Danau Batur yang mampu memberikan suasana segar untuk
pengembangan keilmuan yang ditunjang teknologi komunikasi
8. Industri kreatif lainnya

6.4 Kondisi Demografis dan Kependudukan


Berdasarkan hasil Hasil Sensus Penduduk tahun 2020 tercatat jumlah penduduk di
Bangli sebanyak 258.721 jiwa, dengan persebaran penduduk pada Kecamatan Susut sebanyak
8.682 jiwa (18,82 persen), Kecamatan Bangli sebanyak 54.438 jiwa (21,04 persen), Kecamatan
Tembuku sebanyak 43.138 jiwa (16,67 persen), dan Kecamatan Kintamani sebanyak 112.463
jiwa (43,47 persen). Laju pertumbuhan penduduk Kabupaten Bangli selama sepuluh tahun dari
hasil SP2010 dan SP2020 sebesar 1,79. Laju pertumbuhan penduduk paling tinggi ada di
Kecamatan Tembuku yaitu sebesar 2,39 dan yang paling rendah ada di Kecamatan Susut yaitu
sebesar 1,16.
Tabel 6. 2 Laju Pertumbuhan Penduduk Menurut Kecamatan Tahun 2021
Laju Pertumbuhan
Kecamatan Penduduk (ribu) Penduduk per Tahun
2020-2021
Susut 49,085 0,83
Bangli 54,894 0,84
Tembuku 44,022 2,05
Kintamani 114,525 1,83
Kabupaten Bangli 262,526 1,47
Sumber : Kabupaten Bangli Dalam Angka, Tahun 2022

6.5 Potensi Wilayah


Kabupaten Bangli memiliki sejumlah peluang di bidang industri, perdagangan,
pertanian, perkebunan, peternakan, perikanan, pariwisata, dan kehutanan. Nilai strategis dan
peran Kabupaten Bangli dalam investasi dan perdagangan semakin vital, sehingga perlu
dilakukan langkah-langkah strategis untuk mengelola wilayah Kabupaten Bangli secara
terkoordinasi, sistematis, terarah, dan terpadu. 
6.5.1 Sektor Industri
Sektor industri, yang berkembang di Kabupaten Bangli adalah industri kecil dan
menengah. Kontribusi sektor ini terhadap PDRB tahun 2008 sebesar 8,77%. Industri yang
potensial dikembangkan adalah industri kerajinan yang berbahan baku dari bambu dan kayu
mengingat Kabupaten Bangli adalah daerah yang memiliki ketersedian bahan baku yang cukup
belimpah dan mampu menyerap tenaga kerja relatif banyak, terutama tenaga kerja yang ada

USULAN TEKNIS
8
PENYUSUNAN MATEK DAN RANPERKADA RDTR GEOPARK BATUR KABUPATEN BANGLI
PT. ARTHA DEMO ENGINEERING CONSULTANT KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG / BPN

dipedesaan. Perkembangan industri kecil selama 5 tahun terakhir mengalami fluktuasi, bahwa
tahun 2005 jumlahnya 434 buah industri, sedangkan tahun 2009 jumlah industri kecil menurun
menjadi 304. Penyerapan rata-rata tenaga kerja pada masing-masing industri kecil adalah antara
3 – 5 orang per industri. Kondisi yang sama juga dialami oleh industri kecil kerajinan rumah
tanga dengan penyerapan tenaga kerja rata-rata antara 1 – 2 orang per industri.
6.5.2 Sektor Perdagangan
Fungsi pokok dari perdagangan mendistribusikan barang dan jasa yang dibutuhkan
oleh masyarkat,sehingga semakin lancar distribusi barang dan jasa pada suatu daerah
menandakan daerah tersebut dapat dikatakan perekonomian masyarkatnya sudah berkembang
ke arah yan positif. Untuk mendukung tersebut maka iklim usaha perlu ditingkatkan, hal
tersebut dapat dilihat dari salah satu indikatornya adalah banyak SIUP yang dikeluarkan oleh
dinas/instansi yang terkait dari jenis usaha selama 5 tahun (2005 – 2009) pengeluaran SIUP
mengalami meningkatan seperti SIUP untuk perdagangan skala kecil dari 85 buah SIUP
meningkat menjadi 139 buah di Tahun 2009, hal yang sama juga pada jenis usaha barang dan
jasa yang meningkat cukup significant hal ini dapat dikatakan perekonomian Kabupaten Bangli
mulai bergerak ke arah yang positif.
6.5.3 Sektor Pertanian
Titik berat pembangunan di Kabupaten Bangli masih bertumpu pada sektor pertanian
dalam arti luas karena hampir 58,85 persen penduduk berusia 15 tahun ke atas bekerja di sektor
pertanian. Kontribusi sektor pertanian (primer) pada PDRB Kabupaten Bangli tahun 2008
adalah sebesar 35,05%. Komposisi sektor primer tersebut didukung oleh subsektor tanaman
bahan makanan yang memberikan kontribusi sebesar 25,18% di tahun 2008. Hasil produksi
tanaman pangan dari tahun ke tahun mengalami fluktuasi yang sangat tergantung pada luas
panen untuk bahan pangan. Dilihat dari produktivitasnya pada tahun 2009 paling tinggi untuk
ubi kayu mencapai rata-rata 22,92 ton/Ha kemudian produksi ubi jalar sebanyak 11,27 ton/ Ha,
padi sawah sebanyak 5,29 ton/Ha dan paling kecil adalah kacang tanah sebanyak 1,44 ton/Ha.
6.5.4 Sektor Perkebunan
Sub sektor perkebunan mempunyai kedudukan strategis dalam pengembangan
perekonomian Kabupaten Bangli, karena sub sektor ini selain berperan dalam pembentukan
PDRB juga mempunyai fungsi hidrorologis bagi daerah Bali, walaupun subsektor hanya
memberikan kontribusi sebesar 1,34% terhadap PDRB Kabupaten Bangli. Komoditas hasil
perkebunan yang potensial (unggulan) dikembangkan dan memiliki peluang ekspor daerah
untuk Kabupaten Bangli adalah tanaman kopi Arabika dan Kakao (Agro industri). Pada tahun
2009 tercatat luas areal tanaman kopi 4.329 Ha meningkat bila dibanding pada tahun 2005
seluas 4.102,2 Ha dan Kakao dari 200,75 Ha di tahun 2005 meningkat menjadi 326 Ha di tahun
2008, sedangkan produktivitas rata-rata tanaman ini masing-masing 0,47 Ton/Ha untuk Kopi
dan 0,52 Ton/Ha untuk Kakao.
6.5.5 Sektor Peternakan
Sub sektor peternakan mempunyai potensi yang sangat besar, karena kebutuhan pasar
lokal terhadap ternak sangat besar, terutama untuk kebutuhan pariwisata, yang selama ini
masing dipasok daging impor dan kebutuhan lokal. Kontribusi sub sektor peternakan terhadap
PDRB hanya sebesar 6,37% tahun 2008. Kabupaten Bangli mempunyai keunggulan di bidang
peternakan antara lain penggemukan dan pembibitan Sapi Bali, peternakan ayam ras petelur dan
pedaging dan penggemukan dan pembibitan Babi. Jumlah ternak sapi Bali di Kabupaten Bangli
setiap tahun mengalami peningkatan, tahun 2009 jumlah ternak sapi sebanyak 95.818 ekor,
jumlah ayam ras pedaging mencapai 1,223,600 ekor, petelur sebanyak 666,300 ekor, ayam

USULAN TEKNIS
9
PENYUSUNAN MATEK DAN RANPERKADA RDTR GEOPARK BATUR KABUPATEN BANGLI
PT. ARTHA DEMO ENGINEERING CONSULTANT KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG / BPN

buras mencapai 390,983 ekor dan Babi Bali sebanyak 13,917 dan Babi Sadle Back sebanyak
39,248 ekor.
6.5.6 Sektor Perikanan
Sub sektor perikanan mempunyai peranan yang strategis sebagai sumber pertumbuhan
baru dalam upaya meningkatkan perekonomian Kabupaten Bangli di masa mendatang terutama
perikanan budidaya di perairan Danau Batur. Sub sektor ini baru memberikan kontribusi
terhadap PDRB sebesar 31,48% tahun 2009 meningkat bila dibandingkan tahun 2005 sebesar
4,66%. Komoditi perikanan yang paling potensial untuk dikembangkan di danau Batur dengan
sistem Keramba Jaring apung (KJA) adalah ikan nila dengan luas lahan, yang baru
dimanfaatkan rata-rata 0,8 ha pertahun dari potensi lahan perairan danau Batur yang dapat
dikembangkan masih sangat luas yaitu maksimal 5 – 10% dari luas perairan Danau Batur
sebesar 1.607,50 Ha. Produksi ikan rata-rata pertahunnya sebesar 162.861,42 ton untuk hasil
perikanan budidaya, sedangkan hasil penangkapan rata-rata 109.709,92. Adapun benih ikan
yang dihasilkan rata-rata pertahunnya sebesar 6.853.770 ekor/ tahun dengan luas pembenihan
rata-rata 5,72 Ha.
6.5.7 Sektor Pariwisata
Sektor pariwisata, sebagai sektor lokomotif perekonomian Bali umumnya, walaupun
sektor ini sangat rentan terhadap berbagai isu sosial, politik, keamanan baik regional, nasional
maupun internasional. Kontribusi sektor pariwisata terhadap PDRB Kabupaten sebesar 23,21%
pada tahun 2008, sedangkan perkembangan kunjungan wisatawan ke Kabupaten Bangli selama
5 tahun (2005 – 2009) sangat fluktuatif, namun pada tahun 2007- 2008 mengalami pertumbuhan
yang positif. Untuk jumlah kunjungan wisatawan yang datang ke Kabupaten Bangli tahun 2008
hanya 16% dari total kunjungan ke Bali. Perkembangan sarana akomodasi serta fasilitasnya
mengalami peningkatan dan penurunan tahun 2005 jumlah hotel sebanyak 24 meningkat
menjadi 29,sedangkan jumlah kamar dan tempat tidur mengalami penurunan masing-masing
255 buah tahun 2005 menjadi 205 buah tahun 2009, untuk jumlah kamar penurunan hampir
setengannya. Komposisi kunjungan antara wisatan manca negara dengan nusantara
perbandingannya adalah rata-rata 80% berbanding 20%.
6.5.8 Sektor Kehutanan
Sub sektor kehutanan mempunyai fungsi yang sangat strategis dalam penyediaan
kayu-kayuan hasil hutan untuk bahan bangunan dan bahan baku kerajinan dan industri, juga
sebagai penjagaan terhadap keseimbangan tata guna air wilayah Provinsi Bali umumnya dan
Bangli khususnya. Luas hutan di Kabupaten Bangli sampai dengan tahun 2008 adalah 9.341,28
Ha yang terdiri dari hutan lindung, hutan produksi terbatas, hutan suaka alam, hutan wisata
alam, dan sebaran hutan rakyat. Dari jumlah tersebut hutan lindung yang paling luas yaitu
sekitar 6.239,01 Ha. Kontribusi sub sektor kehutanan terhadap PDRB adalah sebesar 0,05%.
Pesatnya perkembangan pembangunan dan kepariwisataan menyebabkan kebutuhan akan kayu
sebagai bahan bangunan dan sebagai bahan baku untuk sovernir untuk wisatawan dimasa
mendatang sangat dibutuhkan, sehingga ke depan perlu dikembangkan budidaya tanaman kayu
albesia sebagai kayu serba guna. Potensi pengembangan ± 28.853,73 Ha.

6.6 Wilayah Rawan Bencana


Menurut RTRW Kabupaten Bangli Tahun 2013-2033, Kabupaten Bangli merupakan
kawasan rawan bencana tanah longsor dan rawan bencana kebakaran hutan. Kawasan rawan
tanah longsor terdapat di daerah lereng Kaldera Batur bagian dalam, lereng Kaldera Batur

USULAN TEKNIS
10
PENYUSUNAN MATEK DAN RANPERKADA RDTR GEOPARK BATUR KABUPATEN BANGLI
PT. ARTHA DEMO ENGINEERING CONSULTANT KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG / BPN

bagian luar pada arah utara, barat dan selatan dan kawasan kemiringan lereng terjal di seluruh
wilayah Kabupaten di luar lereng Kaldera Batur. Sedangkan untuk kawasan rawan bencana
kebakaran hutan mencakup kawasan hutan yang menjadi RPH Kintamani Barat, RPH
Kintamani Timur, dan RPH Penelokan. Selain itu Kabupaten Bangli juga rawan bencana
geologi yang meliputi kawasan rawan bencana letusan gunung berapi, kawasan rawan bencana
gempa bumi, kawasan rawan bencana Gerakan tanah, dan kawasan rawan bencana bahaya gas
beracun.

6.7 Kondisi Perekonomian


Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan gambaran mengenai keadaan
perekonomian suatu daerah. Demikian halnya perkembangan perekonomian di Kabupaten
Bangli ditunjukkan dengan perkembangan PDRB -nya. Secara komulatif pertumbuhan ekonomi
Bangli pada tahun 2020 mencapai konstraksi sebesar 4,10 persen. Strukur ekonomi Kabupaten
Bangli ditunjukkan dengan PDRB Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB), pada tahun 2020 masih
didominasi oleh sektor pertanian, kehutanan dan perikanan yaitu sebesar 1 865,12 miliyar
rupiah atau sekitar (27,75 persen) dari jumlah total kabupaten sebesar 6 721,98 milyar rupiah.
Sektor ini mempengaruhi hampir sepertiga nilai PDRB Kabupaten Bangli. Perkembangan
PDRB harga berlaku mrngalami penurunan sebesar (3,88) persen yaitu 6 993,42 miliar rupiah di
tahun 2019 menjadi 6 721,98 miliar rupiah di tahun 2020. Besaran PDRB atas dasar harga
konstan pada tahun 2020 mencapai 4 399,72 miliyar rupiah, lebih rendah dibanding kan tahun
2019 yaitu sebesar 187,91 miliyar rupiah

Gambar 6.2. Distribusi Persentase PDRB Atas Dasar Harga Belaku Menurut Lapangan Usaha di
Kabupaten Bangli Tahun 2021

USULAN TEKNIS
11
PENYUSUNAN MATEK DAN RANPERKADA RDTR GEOPARK BATUR KABUPATEN BANGLI

You might also like