Professional Documents
Culture Documents
Bab 6 Gambaran Umum
Bab 6 Gambaran Umum
ARTHA DEMO ENGINEERING CONSULTANT KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG / BPN
USULAN TEKNIS
1
PENYUSUNAN MATEK DAN RANPERKADA RDTR GEOPARK BATUR KABUPATEN BANGLI
PT. ARTHA DEMO ENGINEERING CONSULTANT KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG / BPN
USULAN TEKNIS
2
PENYUSUNAN MATEK DAN RANPERKADA RDTR GEOPARK BATUR KABUPATEN BANGLI
PT. ARTHA DEMO ENGINEERING CONSULTANT KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG / BPN
USULAN TEKNIS
3
PENYUSUNAN MATEK DAN RANPERKADA RDTR GEOPARK BATUR KABUPATEN BANGLI
PT. ARTHA DEMO ENGINEERING CONSULTANT KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG / BPN
USULAN TEKNIS
4
PENYUSUNAN MATEK DAN RANPERKADA RDTR GEOPARK BATUR KABUPATEN BANGLI
PT. ARTHA DEMO ENGINEERING CONSULTANT KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG / BPN
USULAN TEKNIS
5
PENYUSUNAN MATEK DAN RANPERKADA RDTR GEOPARK BATUR KABUPATEN BANGLI
PT. ARTHA DEMO ENGINEERING CONSULTANT KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG / BPN
6.2.4 Klimatologi
Kabupaten Bangli terletak di daerah Katulistiwa dan beriklim tropis yang dipengaruhi
oleh angin musim, sehingga mempunyai perbedaan musim yaitu musim kemarau dan musim
hujan yang diselingi oleh pancaroba suhu udara ditentukan oleh ketinggian tempat dan suhu
rata-rata 280 C, curah hujan pada tahun 2010 relatif tinggi. Hal ini terjadi pada bulan-bulan
Pebruari, Maret dan Nopember (sumber data : Bangli dalam angka).
USULAN TEKNIS
6
PENYUSUNAN MATEK DAN RANPERKADA RDTR GEOPARK BATUR KABUPATEN BANGLI
PT. ARTHA DEMO ENGINEERING CONSULTANT KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG / BPN
produksi terbatas seluas kurang lebih 453 Ha atau sekitar 0,87% dari total luas wilayah, terdapat
kawasan hutan produksi terbatas Batur Bukit Payang di sekitar lereng Gunung Batur pada sisi
utara timur laut, Kecamatan Kintamani. Sedangkan untuk kawasan peruntukan hutan rakyat
seluas 4,046 Ha atau sekitar 7,77% dari total luas wilayah dengan jenis komoditas tanaman
albesia, ampupu, mahoni, nangka, jempinis, cemara, dan bambu yang sebarannya meliputi
kawasan hutan di sekitar hutan lindung, kawasan hutan pada kawasan sempadan sungai dengan
skala kecil tersebar di seluruh wilayah kabupaten, kawasan hutan rakyat lainnya tersebar
terutama pada kawasan-kawasan dengan kemiringan di atas 40% pada radius kawasan tempat
suci, serta kawasan sekitar peruntukan pertanian dengan luasan kecil di seluruh wilayah, dan
kawasan hutan bambu tersebar di seluruh wilayah.
6.3.5 Kawasan Pariwisata
Kawasan pariwisata di Kabupaten Bangli terbagi menjadi 2, yaitu Kawasan Daya
Tarik Wisata Khusus (KDTWK) dan Kawasan Daya Tarik Wisata. KDTWK merupakan
Kawasan Strategis Pariwisata Provinsi Bali seluas kurang lebih 17,935 Ha dengan kawasan
efektif pariwisata 10% dari luas kawasan yaitu seluas kurang lebih 1,794 Ha meliputi sebagian
wilayah Desa Sukawana, Kintamani, Batur Utara, Batur Tengah, Batur Selatan, Kedisan, Abang
Songan, Abang Batudinding, Songan A, Songan B, Trunyan, Buahan, dan Suter.
Kawasan DTW merupakan pusat-pusat kegiatan yang memiliki potensi daya tarik
wisata yang meliputi:
1. Wisata tirta: memancing dan berkeliling Danau Batur
2. Wisata panorama alam: penulisan, kawasan Batur-Kintamani-Penelokan, Kawasan
Danau Batur, Taman Sari, Bukit Jati, Taman Sari Cempaga, Bukit Demulih,
Tanggahan Talang Jiwa, Bukit Serokadan, Cekeng, Bukit Pulasari, Lembah
Pantunan, Panorama Desa Jehem Desa Batukaang, bukih, Mungsengan, Songan,
Panorama Alam Suter, Langgahan, Bunutin, Sekaan, Bantang, Undisan, Landih,
Apuan, Tiga, Sekardadi dan Guliang Kangin
3. Daya tarik keragaman geologi Geopark Kaldera Batur sebanyak 21 titik
4. Sebaran geotrail route Geopark Kaldera Batur
5. Wisata panorama air terjun
6. Wisata petualangan dan olahraga
7. Agrowisata
8. Wisata Desa Tradisional
9. Wisata spiritual/budaya
10. Wisata sejarah/purbakala
11. Wisata remaja
12. Wisata pendidikan
6.3.6 Kawasan Pertambangan
Lokasi kawasan pertambangan batuan terutama di Kawasan Yeh Mampeh pada dasar
kaldera Batur seluas kurang lebih 60,32 Ha. Lokasi kegiatan pertambangan pengambilan air
bawah tanah tersebar di seluruh wilayah kabupaten dengan kapasitas pengeboran sesuai dengan
potensi yang tersedia dan pemanfaatannya sesuai dengan ketentuan penatagunaan air.
6.3.7 Kawasan Industri
Kawasan industri di Kabupaten Bangli terbagi menjadi industri usaha mikro, kecil,
dan menengah yang potensi dan sebarannya meliputi:
1. Industri kerajinan bambu sebagai ikon produksi kerajinan kabupaten tersebar di
Kecamatan Bangli dan Kecamatan Susut
USULAN TEKNIS
7
PENYUSUNAN MATEK DAN RANPERKADA RDTR GEOPARK BATUR KABUPATEN BANGLI
PT. ARTHA DEMO ENGINEERING CONSULTANT KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG / BPN
2. Industri terkait pengolahan bahan makanan potensi sumber daya perkebunan yang
ada seperti kopi, jeruk, dan buah-buahan lainnya
3. Industri terkait hasil perikanan di Kawasan Minapolitan yang didukung kebutuhan
pabrik pakan, pembenihan, industri jaring, industri pengolahan, cold storage,
pabrik es, dan lainnya
4. Industri terkait bahan setengah jadi, untuk produksi barang kerajinan dari bahan
hasil kehutanan (kayu)
5. Industri kecil kerajinan dan cindera mata untuk menunjang kegiatan pariwisata
6. Industri kecil makanan pengolahan hasil perikanan budidaya
7. Industri kreatif terkait rumah produksi atau pengembangan perangkat lunak di
Kawasan Sekitar Danau Batur yang mampu memberikan suasana segar untuk
pengembangan keilmuan yang ditunjang teknologi komunikasi
8. Industri kreatif lainnya
USULAN TEKNIS
8
PENYUSUNAN MATEK DAN RANPERKADA RDTR GEOPARK BATUR KABUPATEN BANGLI
PT. ARTHA DEMO ENGINEERING CONSULTANT KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG / BPN
dipedesaan. Perkembangan industri kecil selama 5 tahun terakhir mengalami fluktuasi, bahwa
tahun 2005 jumlahnya 434 buah industri, sedangkan tahun 2009 jumlah industri kecil menurun
menjadi 304. Penyerapan rata-rata tenaga kerja pada masing-masing industri kecil adalah antara
3 – 5 orang per industri. Kondisi yang sama juga dialami oleh industri kecil kerajinan rumah
tanga dengan penyerapan tenaga kerja rata-rata antara 1 – 2 orang per industri.
6.5.2 Sektor Perdagangan
Fungsi pokok dari perdagangan mendistribusikan barang dan jasa yang dibutuhkan
oleh masyarkat,sehingga semakin lancar distribusi barang dan jasa pada suatu daerah
menandakan daerah tersebut dapat dikatakan perekonomian masyarkatnya sudah berkembang
ke arah yan positif. Untuk mendukung tersebut maka iklim usaha perlu ditingkatkan, hal
tersebut dapat dilihat dari salah satu indikatornya adalah banyak SIUP yang dikeluarkan oleh
dinas/instansi yang terkait dari jenis usaha selama 5 tahun (2005 – 2009) pengeluaran SIUP
mengalami meningkatan seperti SIUP untuk perdagangan skala kecil dari 85 buah SIUP
meningkat menjadi 139 buah di Tahun 2009, hal yang sama juga pada jenis usaha barang dan
jasa yang meningkat cukup significant hal ini dapat dikatakan perekonomian Kabupaten Bangli
mulai bergerak ke arah yang positif.
6.5.3 Sektor Pertanian
Titik berat pembangunan di Kabupaten Bangli masih bertumpu pada sektor pertanian
dalam arti luas karena hampir 58,85 persen penduduk berusia 15 tahun ke atas bekerja di sektor
pertanian. Kontribusi sektor pertanian (primer) pada PDRB Kabupaten Bangli tahun 2008
adalah sebesar 35,05%. Komposisi sektor primer tersebut didukung oleh subsektor tanaman
bahan makanan yang memberikan kontribusi sebesar 25,18% di tahun 2008. Hasil produksi
tanaman pangan dari tahun ke tahun mengalami fluktuasi yang sangat tergantung pada luas
panen untuk bahan pangan. Dilihat dari produktivitasnya pada tahun 2009 paling tinggi untuk
ubi kayu mencapai rata-rata 22,92 ton/Ha kemudian produksi ubi jalar sebanyak 11,27 ton/ Ha,
padi sawah sebanyak 5,29 ton/Ha dan paling kecil adalah kacang tanah sebanyak 1,44 ton/Ha.
6.5.4 Sektor Perkebunan
Sub sektor perkebunan mempunyai kedudukan strategis dalam pengembangan
perekonomian Kabupaten Bangli, karena sub sektor ini selain berperan dalam pembentukan
PDRB juga mempunyai fungsi hidrorologis bagi daerah Bali, walaupun subsektor hanya
memberikan kontribusi sebesar 1,34% terhadap PDRB Kabupaten Bangli. Komoditas hasil
perkebunan yang potensial (unggulan) dikembangkan dan memiliki peluang ekspor daerah
untuk Kabupaten Bangli adalah tanaman kopi Arabika dan Kakao (Agro industri). Pada tahun
2009 tercatat luas areal tanaman kopi 4.329 Ha meningkat bila dibanding pada tahun 2005
seluas 4.102,2 Ha dan Kakao dari 200,75 Ha di tahun 2005 meningkat menjadi 326 Ha di tahun
2008, sedangkan produktivitas rata-rata tanaman ini masing-masing 0,47 Ton/Ha untuk Kopi
dan 0,52 Ton/Ha untuk Kakao.
6.5.5 Sektor Peternakan
Sub sektor peternakan mempunyai potensi yang sangat besar, karena kebutuhan pasar
lokal terhadap ternak sangat besar, terutama untuk kebutuhan pariwisata, yang selama ini
masing dipasok daging impor dan kebutuhan lokal. Kontribusi sub sektor peternakan terhadap
PDRB hanya sebesar 6,37% tahun 2008. Kabupaten Bangli mempunyai keunggulan di bidang
peternakan antara lain penggemukan dan pembibitan Sapi Bali, peternakan ayam ras petelur dan
pedaging dan penggemukan dan pembibitan Babi. Jumlah ternak sapi Bali di Kabupaten Bangli
setiap tahun mengalami peningkatan, tahun 2009 jumlah ternak sapi sebanyak 95.818 ekor,
jumlah ayam ras pedaging mencapai 1,223,600 ekor, petelur sebanyak 666,300 ekor, ayam
USULAN TEKNIS
9
PENYUSUNAN MATEK DAN RANPERKADA RDTR GEOPARK BATUR KABUPATEN BANGLI
PT. ARTHA DEMO ENGINEERING CONSULTANT KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG / BPN
buras mencapai 390,983 ekor dan Babi Bali sebanyak 13,917 dan Babi Sadle Back sebanyak
39,248 ekor.
6.5.6 Sektor Perikanan
Sub sektor perikanan mempunyai peranan yang strategis sebagai sumber pertumbuhan
baru dalam upaya meningkatkan perekonomian Kabupaten Bangli di masa mendatang terutama
perikanan budidaya di perairan Danau Batur. Sub sektor ini baru memberikan kontribusi
terhadap PDRB sebesar 31,48% tahun 2009 meningkat bila dibandingkan tahun 2005 sebesar
4,66%. Komoditi perikanan yang paling potensial untuk dikembangkan di danau Batur dengan
sistem Keramba Jaring apung (KJA) adalah ikan nila dengan luas lahan, yang baru
dimanfaatkan rata-rata 0,8 ha pertahun dari potensi lahan perairan danau Batur yang dapat
dikembangkan masih sangat luas yaitu maksimal 5 – 10% dari luas perairan Danau Batur
sebesar 1.607,50 Ha. Produksi ikan rata-rata pertahunnya sebesar 162.861,42 ton untuk hasil
perikanan budidaya, sedangkan hasil penangkapan rata-rata 109.709,92. Adapun benih ikan
yang dihasilkan rata-rata pertahunnya sebesar 6.853.770 ekor/ tahun dengan luas pembenihan
rata-rata 5,72 Ha.
6.5.7 Sektor Pariwisata
Sektor pariwisata, sebagai sektor lokomotif perekonomian Bali umumnya, walaupun
sektor ini sangat rentan terhadap berbagai isu sosial, politik, keamanan baik regional, nasional
maupun internasional. Kontribusi sektor pariwisata terhadap PDRB Kabupaten sebesar 23,21%
pada tahun 2008, sedangkan perkembangan kunjungan wisatawan ke Kabupaten Bangli selama
5 tahun (2005 – 2009) sangat fluktuatif, namun pada tahun 2007- 2008 mengalami pertumbuhan
yang positif. Untuk jumlah kunjungan wisatawan yang datang ke Kabupaten Bangli tahun 2008
hanya 16% dari total kunjungan ke Bali. Perkembangan sarana akomodasi serta fasilitasnya
mengalami peningkatan dan penurunan tahun 2005 jumlah hotel sebanyak 24 meningkat
menjadi 29,sedangkan jumlah kamar dan tempat tidur mengalami penurunan masing-masing
255 buah tahun 2005 menjadi 205 buah tahun 2009, untuk jumlah kamar penurunan hampir
setengannya. Komposisi kunjungan antara wisatan manca negara dengan nusantara
perbandingannya adalah rata-rata 80% berbanding 20%.
6.5.8 Sektor Kehutanan
Sub sektor kehutanan mempunyai fungsi yang sangat strategis dalam penyediaan
kayu-kayuan hasil hutan untuk bahan bangunan dan bahan baku kerajinan dan industri, juga
sebagai penjagaan terhadap keseimbangan tata guna air wilayah Provinsi Bali umumnya dan
Bangli khususnya. Luas hutan di Kabupaten Bangli sampai dengan tahun 2008 adalah 9.341,28
Ha yang terdiri dari hutan lindung, hutan produksi terbatas, hutan suaka alam, hutan wisata
alam, dan sebaran hutan rakyat. Dari jumlah tersebut hutan lindung yang paling luas yaitu
sekitar 6.239,01 Ha. Kontribusi sub sektor kehutanan terhadap PDRB adalah sebesar 0,05%.
Pesatnya perkembangan pembangunan dan kepariwisataan menyebabkan kebutuhan akan kayu
sebagai bahan bangunan dan sebagai bahan baku untuk sovernir untuk wisatawan dimasa
mendatang sangat dibutuhkan, sehingga ke depan perlu dikembangkan budidaya tanaman kayu
albesia sebagai kayu serba guna. Potensi pengembangan ± 28.853,73 Ha.
USULAN TEKNIS
10
PENYUSUNAN MATEK DAN RANPERKADA RDTR GEOPARK BATUR KABUPATEN BANGLI
PT. ARTHA DEMO ENGINEERING CONSULTANT KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG / BPN
bagian luar pada arah utara, barat dan selatan dan kawasan kemiringan lereng terjal di seluruh
wilayah Kabupaten di luar lereng Kaldera Batur. Sedangkan untuk kawasan rawan bencana
kebakaran hutan mencakup kawasan hutan yang menjadi RPH Kintamani Barat, RPH
Kintamani Timur, dan RPH Penelokan. Selain itu Kabupaten Bangli juga rawan bencana
geologi yang meliputi kawasan rawan bencana letusan gunung berapi, kawasan rawan bencana
gempa bumi, kawasan rawan bencana Gerakan tanah, dan kawasan rawan bencana bahaya gas
beracun.
Gambar 6.2. Distribusi Persentase PDRB Atas Dasar Harga Belaku Menurut Lapangan Usaha di
Kabupaten Bangli Tahun 2021
USULAN TEKNIS
11
PENYUSUNAN MATEK DAN RANPERKADA RDTR GEOPARK BATUR KABUPATEN BANGLI