You are on page 1of 110
MATERIA MEDIKA INDONESIA JILID IV 1980 DEPARTEMEN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA alll a CETAKAN PERTAMA 1980 Nomor : HAK CIPTA DEPARTEMEN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA Menimbang. DIREKTORAT JENDERAL PENGAWASAN OBA DAN MAKANAN IAKARTA M 894491 BUKU INI HANYA DIANGGAP SyAH. APABILA DIBUBUHI TANDA. ESM + a, bahwae sebagai pelaksinaan dari Undane-undang v MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA SURAT KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA, A/Menkes/SK/1/81 MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA tahun 1960 tentang Pokok pokok Kesehatan, terbitkan buku persyaratan mutu behan obat simplisia yang banyak digunakan dalam pengobetan oleh amasyarakat Indonesia, dengan judul Materia Medika In- dosiesia; Dahwe naskah Materia Medike Indonesia jilid IV hail arya Panitia Materia Medika Indonesia, memenuht syarat sebagai buku persyaratan, Undang-undang Dasar pasal 17 ayat (1) dan ayat @); Undangundang No. 9 tahun 1960 tentang Pokok- pokck keschatan; Surat Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indone- sia No. 2329/D/SK/1979 tanggal 4 September 1979, tentang pembaharuan Panttia Materia Medika Indo- nesia, VI Menetapkan Pertama Kedua MEMUTUSKAN } Mengesyshkan buku Materia Medika Indonesia jiid 1V hhasl Korya Panitia Materia Medika Indonesia yang di- ‘bentuk dengan Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 2329/D/SK/1979 tanggal 4 September 1979, sebagai ‘buku persyaratan mutu bahan obat berbentuk simplisia yang berlaku di Indonesia. + Surat Keputusan ini berlaku sejak tanggal 17 Agustus 1981. Ditetapkan di: Jakarta Pada tingal : 14 Januari 1981 KATA PENGANTAR Obst tradisional Indonesia telah berabad-abad lamanya diper- gunakan secara Juas oleh masyarakat Indonesia, meskipun demi- kian hingga Kini masih banyak sckali bahan bakunya yang belum me persyaratan resmi. Untuk melindungi kesehatan dan keselamatan masyarakat dari obat tradisional yang tidak meme- nuhi persyaratan mutu, maka perlu diterbitkan buku yang Khusus memiat persyaratan dan cara pemeriksaan mutu sim- plisia. Penyusunan buku tersebut yang diberi nama Materia Medike Indonesia, semula ditangani oleh Lembags Farmasi Na- sional, tetapi dengan adanya reorganisasi Departemen Ke RI maka penyusunan dan penerbitan buku Materia Medika Indonesia ini dialihkan pada Direktorat Pengawasan Obat Tradi- sionil ‘Mengingat bshwa obat tradisionel dibuat dan dipakai oleh mn masyarakat, maka buku Materia Medika Indonesia nemuat persyaratan resimi dari si memuat kel ceterangan Jain yang diras pertelazn, budidaya, gambar habitus ta- ‘oskopik irisan dan serbuk simplisia serta Untuk menyusun persyaratan simplisia perlu dilakukan pene- jan laboratorium dan pen ni harus dilakukan dengan cermat schingza memerlukan banyak waktu, oleh scbab itu maka tidaklah mungkin untuk sekaligus menerbitkan persyaratan dari semua simplisia yang dipakai dalam prod schingga edisi pertama dari Materia Medika Indonesia terdiri 4: beberapa jilid. Simplisia yang dimvat persyaratannya adalah simplisia yang banyak dipakai dalam perusahaan obat tradisional. Dikemudian hari dilanjutkan dengan penyusunan persyaratan dari simplsia yang berasal dari impor. Untuk xesempurnaan buku ini kami sangat mengharapkan saran dan kritik dari para cendekiawan. Jakarta, 1 April 1981 KETUA PANITIA MATERIA MEDIKA. INDONESIA vill SUSUNAN PANITIA MATERIA MEDIKA INDONESIA Ketua Wakil Ketua Sekretaris| Anggota sTLID iv DR. Midian Sirait. Apoteker Drs. E. Looho. Apoteker Drs, R, Bambang Sutrisno, Apoteker 1, Drs. Sunarto Prawirosujanto, Apoteker 2. Drs M. Bambang Lesmono, Apoteker 3. Dri. Boedinwan Poerwodhiredjo 4. Drs. Benny Dzulkarnain 5. Drs, Bambang Wahyudi 6 7 8 Abisono B.Sc Ir. A. Hidir Sastroatmadia | Dra, Ny. Frieda B. Kadir, Apoteker 9. Drs. Sudiarto 10. DR. Sutaryadi, Apoteker 11, Drs. Sudarman Brotosisworo, Apoteker 12, Suryati Purbaningsil B.Sc. 13. Dra. Syamsimar, Apoteker 14. Dis. Faroug, Apoteker 15. 1. Lubis M. Pharm. 16. DR. Kosasih Padmiawinata, Apoteker 17. Drs. Sidik. Apoteker 18. DR. Schat Lumbantoruan, Apoteker 19, DR. Mien Achmad Rifai 20. Dy. Betty Darman, Apoteker 31. Dra. Ny. Yusniar N. Darwin, Apoteker 23. Dre Apoteker 23. Drs. Bambang Mursito, Apoteker 24. Dra, Sri Kusmartini, Apoteker 25. Drs. M. Sumitro. Susunan Pelaksana Harian Materia Medika Indonesia Jilid 1V Siti Nurhayati Waluyo Hadi, Ix Drs. Abungamar, Apoteker Drs. Hamote, Apoteker Drs. Sri Harsodjo Drs. Ridwan, Apoteker Dra. Ny. Titik Ratih Rahayw Syahrial, Apoteker Dra. S.K. Purbandini, Apoteker Mary Magdalena Drs. Badril Munir, Apateker Dra. Larasati Kundari Sukendar, Apoteker Puspitardjo B.Sc. Ny. Nurzaidar S. Ferdinal Ny. Welas Kustiani D. M, Yustinah Sumirah Muarti Ny. Tuti Suprapt Paryadi Ch. M. Wilowati ‘Yayan, Sumarlan Ketentuan umum. - Alstonia scholaris. . Alstoniae Cortex “Herba rcobaan . afi. kadar minyak Cinchona Jedgeriana Cinchonae ledgerianae Cortex 3 Penetapan kadar abu yang Cinchone succirubra. tidak larut dalam asam 153 Cinchonae Cortex > Penetapan kadar abu yang Cola acuminata larut dalam air 153 Colae Semen . Penetapan kadar ait . 7 Cola nitida Ponetapa sitet Pehgerng Coriandrai ap15? Coriandri Fructus. . pan’ kadar sari yang Cyperus rotundus. larut dalam air. 158 Cyperi Rhizoma. Penetapan kadar sa yang Elephantopus scaber larut dalam etanol. . . .158 Elephantopi Radix... Penetapan bahan organik Hemigraphis alternata . asing . a ae «JSP Hemigraphidis Folium Penetapan kadar & 159 Litsea cubeba i Pengayak dan derajgt halus Litseae Cortex . serbuk ... 160 contoh 1 Cara mikrodestilasi dengan tanur TAS ......... 162 Cara identifikasi alkaloida .166 Cara identifikasi glikosida .168 Cara identifikasi saponin 4.170 Cara identifikasi flavonoidal71 Istilsh-istilah pada uraian mikroskopik : Mikrosiblimasi Bobot dan ukuran . Gambar simplisia . Indcks . Myristicae Pericarpium Myristicae Semen Orthosiphon aristatus . « Orthosiphonis Fé Piper nigrum... 2... Piperis nigri Fructus . ~ Syzygium polyanthum Polyanthi Folium ‘Thymus serpyllum Serpylli Herba . XI KETENTUAN UMUM Judul buku Judul lengkap buku i IY disingkat MMI-IV. h Materia Medika Indonesia Jilid Definisi Stmplisia, ialah bahan. alam engalami_pengo! ang dipergunakan sebagai oba n apapun juga dan kecuali i telah dikeringkan. ‘sia yang berupa tanaman ut lainnya yang dengan cara tertentu dipisahkan dari tanamannya dan belum berupa zat kimia murni, Simpltsia hewani ialah simplisia yong berupa hewan utuh, bagian hewan atau zat-zat berguna yang dihasilkan oleh hewan dan belum berupa zat Simplisia pelikan (mineral) ialah pelikan (mineral) yang belum diolal cara sederhana dan belum berupa zat la yang berupa balan telah diolah dengan ia muri, Tatanama Nama Latin simplisia ditetapkan dengan menyebutkan nama marga (genus), atau nama jenis (species) atau peturjuk jeris dengan bagian naman yang simplsia nabati yang diperoleh dari beberapa macam tanaman yang berbeda-beda marganya maupun untuk eksudat taneman. Nama Latin simplisia hewani ditetapkan dengan menyebutkan ma Latin yang paling unum bagi simplisia tersebut, Nama Latin simptisia pelikan ditetapkan dengan menyebutkan nama Latin yang paling umum dari simplisia tersebut. Nama Latin, dengan beberapa perkecualian, ditulis dalam bentuk tunggal dan diperlakukan sebagai kata benda netral deklinasi kedua, paling lazim. Jika simplisia nabati berupa bagian tanaman, maka , nema dacrah tersebut didahului dengen nama bagian tanaman ' yeng dipergunakan xu Syarat baku dan berlakunya syarat bake yang tertera dalam Persycratan simplisia, ke~ implisiaa dan Penggunaan simplisia, merapakan yyorat baku bagi simplisia yang bersangkutan. Suatu sim dalam Materia Medi akan_dipergunaka engobaten, tetapi tidak berlaku bagi balan yang dipergunakan untuk keperluan lain yang dijual dengan nama yane sama. Kemurnian simplisia Dalam perdagangan tidak selalu mungkin untuk memperoleh bahaya dalam jumlah yang sangat Kecil yang terdapat dalam isia ataupun yang ditambahkan atau dicampurkan, pada wrus bebas dari serangga, fragmen_ hewan atau kotoran hewan; tidak boleh menyimpang bau dan wama- nya; tidak boleh mengandung lendir dan cendawan atau menun- jukan tanda-tanda pengotoran lain; tidak boleh mengandung bahan lain yang beracun atau berbahaya. Jika dalam beberapa hal Khusus ada sedikit penyimpangan dari beberapa ketentuan mengenai morfologik dan mikroskopik yang tertera dalam MMI-IV sedangkan_persyarstan yang bersungkuten dapat dianggap temetihi ,pérsyeratan MMI-1V. Simplisia hewani haeus bebas dari fragmen hewan asing atau Kotoran hewan, tidak boleh menyimpang bau dan warnanya, tidak boleh mengandung cendawan atau tanda-tanda pengotoran lainnya, tidak boleh mengandung bahan Iain yang beracun atau yang berbahaya. Simplisia pelikan harus bebas dari pengotoran oleh tanah, batu, hewan, fragmen hewan dan bahan asing lainnya. Pada penetapan Kedar abu, Kadar abu yang tidak larut dalam sam, Kadar abu yang tarut dolom eir, Kadar sari yang larut dalam etanol, Kadar ng larut dalam air, dan penetapan kadar lain, perhitungan didasarkan pada si yang belum dikeringkan secara khusus. h diawetkan dengan penambahan kloro- form, karbon tetraklorida, etilenoksida atau bahan pengawet lain yang cocok, yang mudah menguap dan tidak meninggalkan sisa. Simplisia untuk isolasi zat berkhasiat monografi y Simplisia he} untuk mempero] siat, tidak perlu mem: ersyaratan yang tertera pada monografi yang bersangl ikroskopik dinyatakan encakup peng- amatan tethadap penampang melintang. simplisia atau bagian simplisia dan terhadap fragmen pengenal serbuk simpl Reaksi identifikasi Reaksi ama dilskukan terhadap hasil penya- rian zat berkhasiat, terhadap ikrosublimasi atau langsung terhadap irisan atau serbuk sim Lignin. Basahi irisan atau serbuk dengan floroglusin LP, periksa dalam asam Klorida P; dinding sel yang berlignin berwarna merch Suberin, kutin, minyaie lernak dan minyah atsiri. Pada bahan yang diperiksz. di atas kaca objek, tambalkan beberapa tetes Sudan IIT LP. Bahan dapat dijernihkan dahulu dengan kloralhidrat LP, kecu: minyak atsizi, Biarkan selama 30 menit sampai bejama tertutup yang didalamnya terdapat cawan ber (90%) P. Bagian bahan yang mengandung suberin, kutin, Jemak atau minyak atsiri berwama jingga. Pati dan aleuron. Pada bahan yang diperikisa di atas keca obyek tambahkan yodium 0, Pati Pervarma bir, aleuron berwarna kuning coklat sa coklat Lendir. Pada bahan kering atau serbuk di atas kaca obyek, tambahkan beberapa tetes merah rutenium LP, 1utup dengan kaca penutup menit; lendir asam dan pektin berwarna ah intensif. Untuk pembedaan yang jelas, sebelum diperiksa, bahan dicuci lel Zat simak Pada bahan tam besi(III) amonium sulfat diencerkan 5., dan senyawa tana ‘wara hijau atau biru senipai hitam. xiv ‘Turunan katekol. Pada behan atau serbuk di atas kaca obyek, tambahkan laruten vanilin P 10% bjy dalam ctanol (90%) P, kemudian dalam asam Klorida P; bagian yang mengandung turunan katekol berwarna +1,8-Dioksiantrakinon bedas. ' Pada balan atau serbuk tambahkan kalium hidroksida etanol LP: terjadi warna merah udah menguap. mikrosublimasi, tambahkan fosfomolibdat asam 2. Pada has! asi, tambahkan asim diazobenzensul- fonat LP; terjadi warna jingga simpai merah. t han; asam silikat terdapat dalam bentuk yang khes. Air Kecuali dinyatakan air suling atau air den untuk persyaratan simp lisia. in, yang dimaksudkan dengan air adalah cralisata, Ketentuan ini hanya berlaku i ka Perr aietrar tnuka yang berarti yang tertera dalam MMI, tergan- tang pada tingkat ketelitian yang dikehendakt, Bilangan yang tidak merupakan batagen, mempunyai Ketelitian 0,5 ke bawal dan ke atas harga satuan engka terakhir bil misalnye bilangen 10,0 mempunyai a fang merupakan batasan, mempuyei ketelitian capa Sceepuluh satuan angka terakhir bilangan yang bersang: kutan; misclnya pernyataan tidak Kurang dari 99,5% dan tidak Isbin ‘dari 100,5% berarti tidak kurang dari 99,50: dan tidak tebih dari 100,50%. Logaritma Togaritma yang digunakan adalah logeritme dengan bilangan pokok 10. Suhu. Suhu dinyatakan dalam derajat Celetus Persen. 4 : Persen dinyatakan dengan salah satu dari empat cara berikut xv yatakan jumiah g zat dalam 100 ml behan atau hasil akhi % viv (persen volume per volume), menyatakan jumtal mi zat dalam 100 mi behan atau hasit akhir. % v/b (Persen volume per bobot), menyatakan jumlzh ml zat dalam 100 g bahan atau hasil akhir Kecuali disertai penjelasan lain, yang dimaksudkan dengan persen (%é) adalah persen bobot per bobot Bagian. Kecuali dinyatakan Jain, yang dimaksud dengan bagian adalah bagian bobot. Untuk cairan eluast: pada kromatografi lapisan tipis perban- dingan yang disebutkan adalah perbandingan basian volume. Pemeriksaan dan penetapan kadar. Cara pemeriksaan dan penetapan kadar yang diberikan dalam MMI adalah cara Utama yang dapat memberikan hasil yang sesu: dengan persyaratan yang ditetapkan bagi masing-masing sim| Cara lain untuk menunjukkan zat asing. Dapat difahami bahwa zat asing monografi dibetikan cara pemeriksa toran ataupun pemalsuan. Pembul dapat dilakukan dengan suatu metoda i baik metoda yang tertera dalam MMI maupun yang tidak tertera, Penimbangan dan pengukuran. Pengertian lebih kurang dalam persyaratan untuk jumlah ba- han yang dipertukan untuk pemeriksaan atau penetapan kadar, berarti_ bahwa jumlah yang harus ditimbang atau diukur tidak boleh kurang dari 90% dan tidak boleh lebih dari 110% dari Jumlah yang tertera. Hasil pemeriksaan atau penetapan kadar didasarkan pada penimbangan atau pengukuran secara saksama seyumlah bahan tersebut. Dengan pemyataan timbang saksama dimaksudkan bahwa penimbangan dilakukan sedemikian rupa sehingga batas kesa- Jahan penimbangan tidak lebih dari 0,1% dari jumlah yang ditimbang; misalnya dengan pernyataan timbang saksama $0 mg, berasti bahwa batas kesalahan penimbangan tidak Jebih dari 0,05 XVI me. Penimbangan saksama dapat jura dinyatak: bahkan angka O dibelakang komma angka tera bersangkutan; misalnya dengan pernyataan timbang dimaksudkan bahwa penimbangan hatus dilakuken dengan sak- sama, Dengan peryataan ukur saksoma dimaksudkan bahwa peng- ukuran dilakukan dengan memakai pipet atau buret yang meme- nuhi syarat tertera pada Bobot dan wkuran, Pengukuran saksama dapat juga dinyatakan dengan pernyataan pipet atau dengan menambahkan angka Q dibelakang koma angka terakhir bilangan yang bersangkutan: misalnya dengan pernyataan pipet 10 ml atau ukur 10,0 mi dimaksudkan bahwa pengukuran harus dilakue kan dengan saksama. Bobot tetap. Dengan pernyataan bobot tetap yang tertera pada penetapan kadar sari dan kadar abu, dimaksudkan bahwa 2 kali penim- bangan berturut-turut berveda tidak lebih dari 0,$ my i yang ditimbang. Penimbangan dilakukan set lagi selama 1 jam. Pengeringan simplisia nabs Kecuali dinyatakan lain, pengeringan simplisia nabati dilaku- kan di udara, terlindung dari sinar matahari Iangsung. Hampa udara, Kecuali dinyatak in, yang dimaksudkan dengan: hampa udara adalah tekanan tidak lebih dari S mm Hg. Indikator. Kecuali dinyatakan Jain, jurah larutan percobaan (LP) yang digunakan sebagai indikator lebih kurang 0,2 ml atau 3 tetes. Wadah dan bungkus. ‘Wadah atau bungkus tidak bolch mempengaruhi bahan yang disimpan didalamnya secara kimia maupun secara fisika g dapat mengakibatkan perubahan potensi, mutu atau kemur- ian, Tika pengaruh itu tidak dapat dihindarkan, maka perubahan yang tetjadi tidak boleh sedemikian besar schingea menycbabkan bahan yang disimpan tidak memenuhi syarat baku. Wadah tertutup baik harus melindungi isinye terhadap ma- suknya bahan padat dari luar dan mencegah Kehilangen waktu XVI wu Jengas dari Juar dan menccgah kehilangan, Pencairan dan penguapan pada waktu pengurusen, penganekutan, penyimpanan dan penjualan dalam Kkeadaan biasa dan dengan cara biasa ia harus disimpan sedemikian rapa schingga erubahen Karona eahaya. atau lenges, sjsu munghin dbindar an, Simplisia yang mudah menyerap ait harus disimpan dalam wadah tertutup rapat yang berisi kapur tohor.” ‘Disimpan terlindung dari cahaya, berarti bahwa simplisia harus disimpan dalam wadah atau botol yang dibuat dari kaca inak- ik berwarna hitam, merah atau coklat tua. Disimpan pada suhu kamer, jika tidak disertai penjelasan fain, derarti disimpan pada suhu antara 15° dan 30°, Disimpan ditempat sojuk, jika tidak disertai penjelasan tain, Dderatt pada suhu antara 5° dan 15° Disimpan ditempat dingin, jika tidak disertai penjelesan lain, berarti disimpan pada suhu antara O° dan 5° Isi di dalam masing-masing simplisia yang tertera pada masing- masing monografi’ tidak dimaksudkan sebagai persyaratan dari simplisia yang bersangkutan, Penggunaan simplisia. Penggunaan merupaken petuniuk mengenai kerja farmakologik atau penggunaan secara tradisional untuk pengobatan dan tidak berarti bahwa simplisia yang bersangkutan tidak smempunyai khasiat dan penggunaan Jain. Dosis lazim yang tertera dalam MMI hanya merupaken petunjuk dan tidak mengikat. Etiket. Pada wadah simplisia harus tertera etiket yang menyebutkan: a. Nama Latin simplisia b, Nama Indonesia simplisia Untuk simplisia nabati dan hewani, yang tersedia di labora- torium pada ctiketnya harus pula tertera : sf XVIIT 1. Nama Li 2. Name F wan atau hewan asal tanaman atau hewan yang bersangkutan. Pembuatan serbuk simplisia percobaan laboratorium. Bersihkan simplisia dari bahan organik asing den pengotoran Jain secara mekanik atau dengan cara lain yang cocok, keringkan pada suhu yang cocok, haluskan, ayak. Kecuali dinyatakan lain, seluruh simplisia herus dihaluskan menjadi serbuk (¢ |. MONOGRAFI ALSTONIA SCHOLARIS (L.) R. Br. Apocynaceae Nama dazrah . ‘Sumatera: Pulai, kayu gabus (Melayu). Jawa: Lame (Sunda), pule (Jawa), polay (Madura). Maluku: Kaliti, reareangou, ba- ringzo, kita raringav, wariengou, deddeangou (Alf. Minahasa), rite (Ambon), tewer (Banda), hange (Temate). Kalimanten: Hanjalutung. Irian: Aliog. indonesia: Pule, Pertelasn n bergett sampai 45 m. Daun terpusar 4 sampai 9 helai. bentuk Ionjong sampei lanset atau lonjong sampai bundar telur sungsang, menjangat tipis dan kuat, permukaan atas licin, sedangkan permukean bawah buram, panjang 10 cm sampai 23 cm lebar 3 em sampai 7S om, panjane tangks sampai 15 mm, Perbungaan berupa malai rat ‘cabang i panjang sampai 13 cm, sedangkan wegang 2,5 cm, berambut, Bun: nya wangi, warna hijau terang sampai putih Kekuningan dan pada kedua permukaannya berbulu halus dan rapat, panjang tabung 7 mm sampai 9 mm agak mengecil pada bagian lehernya. helaian mahkota menyerong dan bundar. Panjang tangkai puiik 3 cm jang 20 cm sampai 50 cm, berambut pada bagian tepinya dan berjambul pada \jungnya, péniang 1,5 cm sampai 2 cm ‘utama di da: itan pantai barat, Sti fia dan kepulauan Solomon. Di Jawa tum di hutan jati, hutancampuran dan hutan kecil di pedessan’ pada ketinggian tempat antara 0,5 m sampai 1.050 m di atas permukaan laut, Kadang-kadang ditanam sebagai pohon hizs. Budidaya Tumbuhan ini belum dibudidayakan. Kwalitas perdagangan Selain kulit batang yang tipis dan berwama coklat, di perda- gangan sering diketemukan Kulit batang yang tebalnya sampai 8 mm dan berwarna putih kecoklatan yang juga dikenal dengan nama pule, : pare berbentuk prisma; butir p ), Kadang-kadang bi di antara kelompok sel batu terdapat amorf yang jernih dan tidak berwarna pada penam- bbahen Sudah IM LP, dinding sel berlignin, Di antara’parenkim korieks Gambar 1. Alstonia scholaris QL.) R-Br. agian dalam terdapat serabut, umumnya tunggal, dinding serabut Gambar 2. Penampang melintang hutit pule, 1= Jaringan gabus, 2= Jaringen gabus dengan sel mem! 3 Jaringan_fellogen, , 5= Korteks bagian luar dengan sel =’ Parenkim korteks, 8° Butir pati, 9= zat amorf, 10= Kortcks bagian dalam dengan sel batu, 11= Serabut, 12= Jaringan floem, 13= Jarijari empulur. Gambar 3, Serbuk kulit pule. 1= Sel batu, 2= Jaringan gabus dengan sel gabus-gabus membatu, 3= Hablur kalsium oksalat, 4= Scrabut, 5= Sel gabus tangensial, 6= Sel gebus yang mene batu, tangensiat, 7= Butir pati, 5 + warna cokiat ungu. 5 jum oksalat serupa dengan yang ‘empulur tunggel dan berkelomy fragmen gabus, tampa sal; fragmen gabus yang membi tampak tangensial, serabut, hablor kalsium oksal: Wentifikast (A. Pavia 2 mg serbuk kulit ambahkan 5 tetes asm siffat Ps tenjadi B, Pads 2 mg serbuk kulit tombahican $ tetes asem sulfat 10 N; terjadi warn kuning. . Pada 2 me serbuk kulit tambahken 5 tetes asam Klocida peiat Py terjadi warna coklat D, Pada 2 mg serbuk kulit tambalkan 5 t hidroksida P 5% bjv; terjadi wama cokat kekuning E, Pada 2 mg serbuk kulit tambahkan 5 tetes amonia (25%) P; terjadi swamma kuning, F. Pace 2 mg serbuk kulit tambakian $ tetes best(lMt) klorita LP; terjadi wanna hijau muda. Eluasi dengan campur (70 +20+ 10), deng rambat 15 em. Amati des 366 nm. Semprot lempeng an sinar bast dan, dengan sinar ultraviolet Pada kromatogram tampak bercal-hercak dengan ware dan hRy sbagal berikut ‘dengan Sar UV 366 am BR, ‘amps cerean ‘anpa | denean peresiss | preake poreaces | pereakst = ‘meraitjirges | biwhiau | cokia = nerah ja | fujau moda} ookiet = merahjirges | tiruterane | coklat = merahjrgea | ksabu coklat = rmeranjinggsa | ha muca | coklat Kadar abu, Tidak lebih deri 6,52. dak: kurang di idak kurang dari 5.5%, ditimbang (907) P ‘Uapkan P, Tambahkan lobih kurang 1S mi air, alkaliskan dengan 2 mi laruten natrium hidroksila P 20% b/v. Sari beberapa kali dengan Kocok kumpulan schagian besar Klorofor lerutan kloroform di lebils kurang 2 ml etan pada sults 100° Penggunaan simplisia Antipiretik, stomakik, antelmintik, antidiabetik, CINCHONA CALISAYA Wedd. Rubiaceae Nama daerah Indonesia: Kina kalisaya, Pertelaan Pohon, kulit Kayunya pahit. Letak daun berhadapan, bentuk bundar telur sungsang lonjong, panjang 8 cm sampai 1S cm dan Jebar 3 cm sampai 6 cm, permukaan bagian bawah berambut halus seperti beludru terutama pada daun yang masih muda, panjeng tangkai 1 cm sampai 1,5 om, Daun penumpu lebih paniang deri tangkai daun; bila sudah terbuka daun penumpu gugur. Perbungaan berupa malai, berambut halus seperti belucru, bungarbungs'mengumpul di seiap ujung perbungaan, Kelompok bunga berbentuk tabung dan bergigi pada bagian atasm berbentuk bintang, bau wangi, panjang tabung 9 mm, mahkota bunga bagian dalam berwarna merah menyala, beram- but sapat dan pendek; panjang benang sari setengeh bagian tabung bunga, Buah berwarna.kemerahan bila masak, berbentuk seperti telur. Biji berbentuk lanset elips, panjang 4 mm, ber- sayap. Keanekaragaman Kina kalisaya seperti jenis kina yang lain tergolong tanaman yang menyerbuk silang dan sangat heterozigot, Oleh karena itu hasil penyerbukan dengan bijinya sangat beragam. Ekologi dan penyebaran ‘ Kina kelisaya tumbuh liar di hutan basah dan hutan berlumut di pegunungan Andes pada ketinggian 1.050 m sam di atas permukaan laut, terutama di Peru bagian Bolivia. Tumbuh baik pada lereng gunung yang curah hujannya di atas 2.000 mm setahun dan tersebar merata sepanjang tahun, dengan iklim yang lembab dan suhu antara 12° sampai 21°. Dari dacrah asalnya di pegunungan Andes, tanaman ini terscbar ke India dan Indonesia. Di Jawa tanaman ini dibudidayakon Hama dan penyakit. Penyakit yang sering menimbulken kerusakan pada pesemaian ialah penyakit mopo, yang discbabkan beberapa macam jamur, seperti Rhizoctonia, Phytophtore, Pythium dan Fusarium yang menyerang pangkal batang. Penyakit tersebut timbul, bila pesemaian terlatu Jembab dan Kurang mendapat sinar matahari. Usaha penanggulangannya diarahkan pada sanitasi le- pangan, ialah dengan mencabut dan membakar bi mengatur peneduh ‘dan penyiraman schingga pesemaian tidak tetlalu lembab. Penyakit sambungan yang disebabkan oleh jemur Botrypdiplodia dan Phoma sering timbul pada pembibitan. Pe ayakit lain yang sering menimbulkan kerusakan dilapangan ada- Penyakit akar yang disebabkan oleh jamur Armilloria sp, Rosellinia acuate, dan Ganoderma pseudoferreum Penanggu- Jangan penyakit akar diarahkan pada pembongkaran tanaman tophtora dapat menimbulkan berbaga’ gejal (pekung garis) dan kanker batang (pekung batang). Batang yang serang biasanya mengelvarkan blendok. Untuk mengatasinya, Penyakit jamur upas yang disebabkan oleh jamur Cortociura salmonicolor dapat mengakibatkan mati ranting. Gejala khas ini adalah terdapatnya selaput jamur berwarna merah jambu pada in atau ranting yang terserang. Penyakit ini biasanya timbul yang lembab dan kurangnya sinar matahari ferlalu rindang. Untuk» menangeulan; Jahan yang terserang dipotone lebih kurang 20 ct perbatasan antara_ bagi = ik yang kemidian melas menjadi bercak-bercak coklat, Diduga penyakit ini disebabkan oleh kekurangan unsur kal Berbagai jenis ulat dapat menimbulkan kerusaken pada tanaman kina, dengan memakan pucuk batang atau ranting muda. Akibatnya tanaman menjadi gundul. Ulat yang menimbul- kan kerusakan tadi antara lain adalah ulat kilan (Boarmia cropuscularia), ulat gatal (Euproctis flexuosa), ulat bug-brug (Metanastria hyrtaca) dan ulat keket (A ttacus atlas). Beberapa jenis kumbang yang menimbulkan kerusakan pada daun atau tunas tanamen muda adalah ‘kumbang mencong Dermetodus costatus dan Apoderus cinchonae. Uret jenis Euchlora viridis dan Exopholis hypoleuca seringkal menimbulkan kerusakan di pembibitan dengan memakan kulit akar sehingga seringkali akar putus dan tanaman mati. Serangga Helopeltis entonii menimbulkan kerusakan pada atau pupuk. Akibatnya pucuk berkerut dan menjadi z, kemudian menghitam. Serangga ini juga menimbulkan kerusakan di lapangan. Persyaratan sim) CINCHONAE CALISAYAE CORTEX Kalit Kina Kalisaya Kulit Kina Kalisaya adalah kulit botong dan kubt dahan Cinchona calisaya Wedd, Kadae alkaloida jumlah tida\ kurang dari 4% dihitung sebagai Kinina Caoll244NaO2. Makroskopik. Potongan Jempeng, tebal 2 mm sam sehingga membentuk rusuk-rush membujur, beralur meli pipa, berlekuk atau berupa Permukgan Ivar kasar, betkerut varna permukaat tua atau coklat i lat muda sampai coklat lus memanjang, ada_yang } warna coklat sarpai coblat kemerahan, Mudah patah, bekas rmelintang berserat teruiama di bagian dalam, bekes patahan sel gabus wlat_memanjang pada jaringan alsium oksalat bentuk pa: jaringan korteks bagian dalam terdiri atas banyak lapis sel berdinding tipis, warna kuning kecoklatan, sel berist butir peti wingga) berbentuk, ‘2 bula! panjang berakuran sampai 30 ym; pada jaringan ini oksalat bentuk pasisjuga wama Kuning kecoklatan sam kalsium okealat bentuk pasie, serabut floem banyak, warna kuning ‘muda, dinding sangat tebal berlapislapis, beslignin, saluran noktah bercabangecabang atau tidak, lumen sempit atau lebar, tunggal atau berkelompok, lebar 20 um sampai 7S jim panjang sampai 1.500 gum; janijari empulur terdiri dari saw sampai tiga deret sol. Serbuk: Warne coklat kemeraban. Fragmen pengeral adalah fragmen jatingan gabus; serabut oem, hablar kalsium oksalat bentuk past; fragmen pasenkim Kortchs berisi bute pati: butir pati Gemoar 5. Serbuk hkulit kina kalisaya, I= Gabus terlihat ta- abut floem, 3= Hablur pasir, 4= Butir pati, S= Q & Gombar 6. Penampong melintang kulit kina kolisaya, 1= Varingan gabus, 2= Korteks, 3 Idioblas berisi. habluy pasir, 4= saluran sekresi, $= Serabut floem, 6= Jarijari teras, 7= Floem. 4 Wentifikas ‘A. Pade 2 mg sesbuk kt wara coklat B, Pada 2 mg serbuk kulit tambahkan $ tetes asam klor teradi warna kuning c. tambabkan $ tetes asam sulfat P; terjadi pekat P; 2 secbuk Kulit tambahkan 5 tetes natrium hidroksida P mma coklat tus. escrasi 200 mg serbuk Kkulit dengan 20 ml air dan 2 tetes asam sulfat encer P selma 1 jam; hasi maserasi berwarna coklat muda. Soring, pada fitrat tambahkan 2 tetes asam sulfat encer P, didihkan SSeriar dengan 50 mg arang penyerap P.cairan tidak berwarna can ber- Auoresensi biru jlas E. Panaskan sepotong Kulit pada tabung reaksi, pada dinding tabung bberwama merah karmin. souk kulit, campur dengan 5 ml Kloroform P dan 2 tetes amonia(25: dengan Kloroform P hingga diperoleh 5 ml filrat. Uapkan fils Kan sisa dalam 1 mi metenol P. Terwhan 10 ul lerutan pace titi jasak rambar 10cm, ke ‘Ulangi eluasi dengan areh dan jacak ssnar-biasa dan dengan sinar ultraviolet 366sm. Semprot lempeng Gengén Diagendoxt KLT LP. Pada kromtogram tampak bercak-bercak dengan warna dan liRx sebagai berikut: LC dengan sinar bias dengan sinar UV 366 mm no.] are amps ‘denn dengan perenist pereaist S| peseabst 1. 31-36 — | cob ment okt 2 | 38-43 =| coke men cout 3} asa, = | coker merah oki (Catatan: Hlarga bR kinins adalah 33, Kadar abu. Tidak lebih dari 4%. Xadar abu yang tidak Iarut dalam asam. Twlak lebih dari 19%, Kadar sari yang larut dalam air, Tidak kurang dari S&. Kedar sari yang larut dalam ecanol. Tidak kurang dari 8%. Bahan organik asing. Tidak lebih dari 2%. Penetapen kedar, Lebih kurang 2,5 g serbuk (40/60) yang ditimbang sakstma, campur dengan J ml asam formiat P dan 18 ml ait, panaskan di fatas penangas 2ir dalam botol 200 mt, selama 30 menit, dinginkan, saring, cuci endapan ~ 2 1s Tambalican 80g eter P, 40g P dan 10 mf larutan nauiwn Encerkan dengan 5 uning tepat bru 32.41 mg alkeloida ju: 16 CINCHONA LEDGERIANA (Howard) Moens. Rubiaceae Nama daerah Indonesia: Kina ledgeriana bang berbentuk segi empat, sampai lanset, jarang yang dan jerwarna umumnya 17 mm sampai pai a berwarna kuning agak ingeuk, panjang nya. segi_ empat, . Daun pelindung lanset, kemerahan, k sang 3mm tabung berwama put but pendek, bagi , kadang-kadeng bbagion atasnya taut agak bulat, tidak berambut atau agak berambu 8mm_ sampai 12mm, lebar 3mm sampai 4mm. Biji lonjong sampai lanset, panjang 4mm. sampai 5mm, dekat ujungnya dengan sayap Ddetkelijak. Keanekagaraman Kina Jedgeriana tergolong tanaman yang menyerbuk silang dan sengat ‘got. Hasil perbanyak dengan biji menghasilkan berbagai pohon induk ungeul. Dari pohon ini diambil cabang dan rantingnya sebogal batang atas untuk perbanyakan secara vegotatif. Sambungan dengan batang bawah kina mengha- silkan Klon-kion unggul yang digolonekan ke dalam klon unggul putik pendek dan klon uni panjang. Kion putik pendek mempunyai putik yang lel jek dari benangsarinya, se ne Gambar 7. Cinchona ledgeriana (Howard) Moens. 18 kan klon putik panjang mempunya dari benangsarinya. Klon putik pendek 108, 473, 474, 477, dan 478, sedangkan Klon putik panjang unggul adalah Cib. $, K.P. 19, K. 48, K.P. 475, 476 dan 479. Fkologi dan penyebaran Tanaman ini berasal dari Bolivia dan Peru. Di Jawa banyak ditanam di daerah pegunungan pada ketinggien $00 m sarmpai 1,625 m di atas permukaan laut Budidaya Budidaya kina ledgeriana sama seperti kino kalisaya, Perba- nyakan dilakukan dengan bili dan secara veeetatif. Pada perba- nyakan secara vegetalif sebagai batang bowah dipakai jenis Cinchona succirubra Pav, ex Klotzcl yang kuat, cepat tumbuhnya dan tahan terhadap serangan jamur akar (Rosellina arcuata Petch., Armillaria sp. dan Ganoderma pscudoferreum). Jamur akar ini masing-masing disebut sebarai jomur akar hitam, jamur akar patih dan jamur mera. Kina ledgeriana dipakai sebagai batang atas Karena kadar alkaloida jumlah pada kulit batangnya tinggi. tetapi perakarannya Kurang tahan terhadap serangan penyakit jamur akat, Pekerjaan mengen- ten mulz-mula dilakukan dengan menyenmti benih kine dit pe- sermaion, Jalu bibit dipindahkan ke pesemesaian utama atau ipukan. Bibit ipuken bacang bawalt dapat dienten setelal ber- ur sat tahun atau lebih dan diameter batang paling sed sebesar pensil, Pefalatan dan bahan untuk mengenten terditi dari au enten, lilin sambungan (lilin enten), tali"bambu apus dan ranting klon unggul kina Jedgeriana. Dari satu ranting dapat dibuat 1 sampai 2 entris yang mempunyai sepasang mata pada ketisk dounnya, Daun pada ranting dipotong, hingga tinggal tangkai daunnya saja. Kalau sambungan atav enten jadi, ialah 3 nega sampai 4 minggu setelah mengenten, tunasnya mulai tumbuh. Kemudian pucuk batang bawah dipotong (“potong pucuk"). Setelah berumur 7 minggu sampoi 8 mingau, tunas fumbuh sepanjang 3.cm, falu batang bawah dipotong setengah- nya, Pekerjaan ini disebut “potong tengah”. Pada umur 12 minggu sampai 14 minggu ketika tunasnya tumbuh 5 cm sampai Tom, batang bawehnya dipotong kurang lebih lcm di atas sambungan. Pekerjaan ini disebut “potong dempess’. Pada umur 4 bulan, ketika tunasnya telah tumbuh Kurang lebih 10cm, satu dari tunasnya dipotong. Tunas dipilih yang tumbuh- nya agak tertinggal. Pekerjaan ini disebut “aguping”. Pekeriaan 19 njutnya alah membuang tunas batang bawah. setelal 1 j 2 tahun dua pertiga dari jumlah daunnya dipotong, indahkan ke kebun dengan jarak tanam Im sarmpai 1,25 m. Pesemaian utama harus dipe- lihara sebaik-baiknya dan dipupuk dengan pupuk Amophos pada tahun pertama hingea tahun ketiga, masing-mosing sebanyak 10g, 208 dan 302 tiap meter persegi. Pupuk Amophis dapat na diolah sebagai “kulit pabrik” karena kadar Kininanya tinggi. sedang kubt dari jenis kina leinnya diolah sebagai “kulit galenik”. Cara pengolahan “kulit pabrik” adalah sebagai berikut: Kulit ditimbang, kemudian disebar di tempat penjemuran setebal kurang lebih 10-cm, Tempat penje- muran adalah bak-bak beton berdinding rendali, diberi atap seng yang dapat didorong untuk membuka atau menutup bak penje- muran, Ukuray bak panjang 10m sampai 15m dan lebar 3m. Lama penjemuran $ sampai 6 hari, selama penjemuran kulit dibalik-balik, Setelah itu kulit dikeringkan lagi dalam alat penge- ring yang diberi aliran udata panas dengan sulhu 70°C sampai 80°C. Setelah 12 sampai 24 jam kulit menjadi kering dengan kadar 10% sampaji 12%. Kadar air kulit basah antara 70% sampai 72%. Rendemen kulit kering dari kulit basah antara 33% sampai 43%. Kulit kering kemudian digiling sehingga berbentuk tepung kasar dan serpihan halus. Kwalitas perdogangan Ketentuan tentang standar kulit kina yang ditetapkan oleh Departemen Perdagangan dalam kode SP - 59 - 1977 antara lain sebagai berikut = Kulit kina adalah kulit batang, dahan, ranting dan akar ti- naman kina (Cinchon’ sp.) yang telah dikeringkan = Kulit kina digolongkan dalam satu jenis mutu. — Syarat mutu = [=] eee Tota Gains | 10 [OTRO Hier tw manta 2 essen pin 2 | se-sur- soins Mera eae eter ‘Tidak | SP SMP 15~ 1975 a 4 | SP - SMP - 179 ~ 1975 ing adeleh segala Kotoran bukan kult Kina seperth batu, kertil ing dan sebapainve halus sampai dikemas dalam karung goni 85 ke. Persyaratan simplisia CINCHONAE LEDGERIANAE CORTEX Kulit Kina Ledgeriana batang dan kulit dahan Cinchona Kult Kina Ledgeviana adals jak Kurang dari erutan halus memanjang; kulit_ yang rmeralt, yang bergabus berwarna coklat Dbutir pati kecil tungza terdapat sel idiot bal, garis tengah sempai lebily kurang susun dalam deretan tangemsial. Floem jatingan floem lebih kecil dari parenkim daci sel berdinding tipis berwarna joblas berisi hablur kalsium oksalat ‘muda, bentuk gelendong, sl tebal 25 ym sampai 90 pm. panjang samy tebal berlapislapis, berlgnin. okt edin Gani | suupai 3 decet sel, umumnya 2 ceret sel. Serbuk: Warna coklat hem Fragmen pengenal adalah serabut ee ee Gambar 8 Penampang melintang kulit kina ledgeriana: \= Gabus, 2= Butir pati, 3 Idioblas dengan hablur pasir Kalsium oksalat, 4= Korteks, 5= Saluran sekresi, 6= Floem sekunder, 7= Jarijari teras, 8= Serabut floem. Gambar 9, Serbuk kulit hina ledgeriana: 1= Scrabut, 2= Butir pati (diperbesar), 3= Fragmen gabus (tangensial), 4= Hablur-pasir kalsium oksalat, $= Fragmen parcnkim dengan idioblas berisi hablur pasir kalsium oksalat, we 22 oksalat kalsium Wentifikasi ‘A. Pada 2 mg serbuk kulit tambahkan S tetes asam sulfat P; terjadi warna coklat. 'B, Pada 2 mg serbuk kulit tambaliken 5 tetes asim Klorida pekat P: terjadi warna kuning. 2. mg serbuk ku dan 2 tetes astm na coklat_muda, Saring, pada fil wbahican 2 totes asam sulfat encer P, didiikan -sebentar dengan SO-mg arang penyerap P; cairan tidak berwerna can besfluoresensi biru jelas E. Panaskan sepotong kult pada tabung reaksi, pada dinding tabung keluar ter Berwarna merah karmin, F. Timbang 100 mg serbuk kul, campur dengan Srl an 2 tetes amonia (25%) P, kocok scluma 10, mens endapan dengan Kloroform P hingse. di fitrat, larutkan sica dalam 1 ml metanol P. tit pertama lempeng slike gel GFasa P, pa Tarutanperbanding 38mg kinina P dalam 10 dengan campuran benzen P-oter Paleviamina P (55 435 jarak rambat 10cm, Keringhan lompeng di udara selama 10 menit. ‘angi eluasi dengan ara dan jerak rambat yang sama. Amat dengan raviolet 366m. Semprot_lempeng dengan Drugendorif KLT LP. Pada kromatogram tampak bereak-bercak dengan warna dan Rg sebagai berikut: : [ eng sna bie | dengan swe UV 368 nm pee, Be ye | @engan)tareT engan peresksi | presi | penesksi_ peaks! i |ase | - oklat menth | na okt 2 | sea] - feist mera | bi eoklat Gatstan: Haga HRkinine adalah 33 Kadar abu. Tidak lebah dari 47 Kadar abu yang tidak larut dalam asarm, Tidak lebih dasi 1%. ng isrut dalam sir. Tidak Kurang dari S% fang Yarut dalam etanol. Tidak kurang dari 8% Bahan organik asing. Tidak lebih dari 2%. kan penetapan kadar menurut cara yang tertera pie ae 23 Ist simplisia Alkaloid terdiri dari alkaloida Kinin, Kinidina, sinkonina, sim konidina: asem kinat; asam kinatanat; zat merah kina CINCHONA SUCCIRUBRA Pay. ex Klotzsch Rubiaceae Sinonim Cinchona pubescens Vahl Nama daerah Indonesia: Kina, kin: Pertelaan Pe ujungnya, mulemul agak gundul, berwai Daun berbentuk bundar, warne hi . deri tangkai putik berbentuk galah. gelendong, scringkali tidak sama dengan sayap yang S Keanekaragaman Keanckaragaman besar. jenis ini diduga merupakan varietas atau forma dari Cinchone pubescens Vahl. Ekologi dan penyebaran Berasal dari Ekucdor. Di Jawa banyak ditanam di dacrah pegunungan pada ketinggian 1,000 m sampai 1.900 m di atas permukaan laut. Budidaya Di Jawa pada umumnya dipakai sebagai batang bawah jenis hina ledgeriana Karena sebagai batang bawah jenis ini tahan terhadap serangan jamur akar, Teknik budidaya pada dasarnya sama dengan kina Rallsaye. Gambar 10. Cinchona succtrubra Pav. ex Klotzsch Persyaratan simplisia CINCHONA CORTEX Kulit Kina Kulit King adalah kubt hatang dan 3 jumlah, tidak kurang 6 Pemerian, Baw kh Makroskopti. erbentuk pipa, berlekuk atau berupa ;au berupa serpihan. Permuka rusuk-rusuk kasar atau n terputusputus, warn fumut kerak wasna Kelabu sudal terlepas, permukean rata atau beralur halus melintang terputus- ", coklat Kehitaman atau coklat keunguan. Per us, Tucan dalam urwinnya beralur halus membujur, ada yang Kesar, ma sampaicoklat kemerahan. Mudah dipatahkan, bekas fan melintang berserat terutama di bapian dalam. behas patahan nembujur rata Mikroskopik laringan gabus terdiri dari bany bentuk persegi empat memanjang atau agak i i jringan gabus berist zat tik bentuk poligonal me- warna Kuning kecokiatan, ‘berisi butir pati tungg2l suran sampai 30 um, terdapat sesalat bentul past, Di korteks jentuk bulat atau bulat parjang. floccm terdisi dari sel Kecil tan sempai coklat, juga terdapat idioblas jablur kalsium oksalat bentuk pasir, serabut floem banyak warna kuning muda lebar 25 sm sampai 1.000 um, dinéing dan berlignin, sahiran noktah bercatang- on sempit atau lebar, tonggal atau berke ‘dari satu sampai tiga Geret sel. ‘Warna coklat merah, Fragmen pengenal adalah fragmen fragmen jaringen gabus; hablur kalsium chsala! berbentuk jagmen parenkim korteks berisi butir pai; butir pati lepas atau erwamna coklat. Kortek manjang, dinding agak t2bal alam dinding Mentifikast "A. Pada 2 mg serbuk Kulit tambatkan $ tetes asam sulfat ; tejadi warna coklat Gambar 11. Penampang melint. a fang Rulit ki 25 Korteks, 3= Idioblas berisi hablur pasi $= Serabut floem, 6 Jarijari teras, T= Floem. 1= Jaringan gabus, 4= Saluran sekresi, Gambar 12, Serbuk ieulit kine. 1= Serabut floem, 2= Parenkim berisi butir pati, 3= Butir = : sial, 5@ Hablur py utir pati lepas, 4= Gabus terlihat tangen- B, Pada 2 mg serbuk kul tambalken S totes asam Klorida pekat P: tegadi warma kuning, ras benwatna coklat muda, pada filtrat temb: es asam sulfat encer P, didihan se Gengan 50 mg arang penyerap Py caren tidak berwarna dan berfluo E, Panaskan seporong Kuli eluar ter becwatna merah karmit F, Timbang 100mg serbuk dan 2 tetes amoni (25%) P. endapan dengan Kloroform filtrat, larutkan sisa dalam a lempen S mg kinina P dzlam 10 mi metano! P. Fluasi dengan campuran benzen Peter Pelietiiamina P (55 +35 +10) dengan jarak rambat 10 em, eringkan lempeng di udara selame 10 merit. ‘Ulangi eluasi dengan arah dar sinarbiasa dan dengan sinar dengan Dragendroff KLT dengan warna dan Ry sebagai gga diperoieh 5 ml anol P, Tutulkan 10 ‘kedua tutulkan 2 pl yang sama, Amati dengan violet 366 nm. Semprot_lempeng somatogram tampak bercak-bercak ‘engan sar busa dengan ras OV 366 0m Mer ape enean ‘ep Sengan pereshst peceaks eres pereakst a [ara | fe ot 2 | 39-44 - ira coklet 3 | 45-80 . i ook (Gatatan= Harga BR Kina adalah 33 Kadar abu. Tidak lebih deri 4%. Kadar abu yong tidak larut dalam asam, Tidak lebih dari 1%. Kadar sari yang rut dalam air, Tidak Kurang dari 7.5%, ‘Kadar sari yang larvt dalam etanol. TiSak kurang dari 9%. Bahan organi acing, Tidak lebih dari 2% Penetspan kadar. Lakukan penctapan kadar menurut cara yang tertera pada Cinchonae calisayae Cortex ja kining, kinidina, sinkonina, sinkonidina, asam kinat, asam kinatanat, zat merah kina, Penggunaan simplisia ‘Anti malaria, antipiretik, stomakik. » COLA ACUMINATA (P. Beauv.) Schott. & Endl. Nama daerah Indonesia: Kola. Pertelaan Pohot inggi sampai 1S m, bermahkota rimbun, Daun lonjong sampai permukaan licin dan mengkilat, 30cm, Jebar 30mm sampai 105 mm, tangkai daun panjang. Per- bunggan berupe tandan atau malai, berambut binteng, anak gagang bunga juga ditutupi oleh rambut yang berbentuk bintang, Panjang 6mm sampai 12 mm; kelopak bunga terdiri dari lima Jekukan, bagian luar berwarna putth kekuningan, pangkal b uungu dan ditutupi oleh rambut bintang yang tebal. T wunga, bunga jantan berdiameter 2 crn sampai 3m, bunga betina dan bunga sempurna berdiameter 3 em sampai 4 cm, Helaian bunga lonjong sampai bundar telur, lancip. Buah bumbung, panjang 8 cm sampai 17 cm, daun buah beram- but pendek, kasar dan tebal. Keanekaragaman Keanekaragaman Cola acuminata atau Kola abata kecil. Ter- dapat varietas yang berbiji merah dan merah jambu. Kotiledon terdiri dari 3 keping sampai S keping yang tipis dan berwarna putih, r Ekologi dan penyebaran i Tumbuh di Togo terutama dihutan-hutan den sebelah selatan Nigeria ke arah timur dan selatan sampai Gabon, daerah Kongo Kola abata yang ditanam secara Iuas di bagian barat suku bangsa Yoruba bernilai Jebih tinggi dari jenis wn mereka menggunakannya untuk upacara serta \innya. ola yang lai eperluan sosial Budidaya Di tempat gsainya Kola Gbanya dapat ditanam pada tanah ringan yang tidak cocok untuk tanaman coklat, sedangkan pada tanzh yang lebih baik sering ditanam bersama-sama. Kola Gbanya. dapat ‘tumbuh baik pada tanah yang berdrainase baik, subur 30 den banyak mengandung humus. Cara memperbanyak dilakukan dengan mengcunakan bijinya maupun dengan vegctatif, terutama secara sambungan dan stek batang dari tanaman yang sedang menghasilkan banyak daun bara. Agar tumbuh dengan baik testanya dibuang terlebih dulu. Daya kecambah akan meningkal apabila buah yang 2kan digunakan sebagai benih ditumpuk di tem- pat yang terlindung dan dibasahi secara teratur sclame 16 hari sampai tiba waktunya untuk disemai. Setelah cukup besar bibit- nya dapat ditanam di kebun Gengan jerak tanam 7 m sampai 9 m. Sebagai naungan sementara dapat digunakan tanaman jagung, g2- dung atau sinekong. Pada tahun-tahun pertama pertumbuhannya agak terlambat, sam pai ber capei 18m sampai 3m Pem aman. pr diperlukan lagi setelah tanaman mulai menutupi sebagian beser permukean tanah. Dengan demikian sudah tidak diperlukan lagi tanaman pangan yang digunakan sebagai naungan sementara, iharaan sclanjutnya hanyalah menyiang atau membabat gulma yang masih tumbuh di antara rimbunnya pohon kola Peda tahun kelima setelah waktu tanam po berbunga dan pade tahun keenam atau ketujuh m kan buah, Hasil yang cukup, dapat diperoleh setelah tanaman 15 tahun dan berbuah banyak pads sampai 100 tahun. Musim panen besar di i sompai Januari, Di Jawa sempai Juli, sedang musim panen kecil pada bulan Nopember sampai Januari, Scielah kotaknya pecah, buah yang sudah cuk tua dipanen dengan cara mengerat tangkai buahitya di ‘yang diikat pada ujung galah, Di Afrika tiap pohon menghasilkan rota-rata 40 biji atau Kurang febih 580 kg bifi Kering tiep hektar setelah tanaman berbuah lebat. Di Jawa diperoleh 6 kwintal sampai 15 kwintal biji kering tiap hektar di berbuzh lebat. Buah yang telah dipanen dibelah dan bijinya dipishkan dari testanya, Biasenya biji yang segar diperam se 3S hari dengan cara menumpuknya dalam suatu onggokan. Se~ dan dikeringkan. Sebaiknya sebelum dijemur, biji diiris menjadi potongan fau serpihan ‘agar cepat kering dan mudah digiling menjadi bubuk. Kemudian potongan biji yang sudah kering benar di- kemas dalam karung goni. i a ee 31 COLA NITIDA Schott. & Endl. Sterculiaceae Nama daerah Indonesia: Kola 10n, tinggi sampai 1$ m, bermahkota rimbun. Daun lonjong sempai lahset, pangkal lancip, permukaan licin dan mengkilat, panjang 7.om sampai 30cm, lebar 30mm sampai 105 mm, kuncup ketiak seperti bulu Kasar, tangkai daun panjang. Per bungaan berupa tandan atau malai, berambut bintang,. anak gegang bungé juga ditutupi oleh rambut yang berbentuk bintang, Panjang 6mm sampai 12 mm; kelopak bunga terdiri deri ima Yekukan, bagian luar berwarna putih kekuningan, pangkal ber- gars ungu dan ditutupi oleh rambut bintang yang tebal. Ter- dapat tiga macam bunga, bunga jantan berdiameter 2 em sampai 3.cm, bunga betina dan bunga sempurna berdiameter 3 em sampai 4.cm, Helaian bunga lonjong sampai bundar telur, lancip. Bush bumbung, panjang 8 cm sampai 17 om, daun buah beram- but pendek, kasar dan tebal. Keanekaragaman Berdasarkan warna bijinya, Cola nitida atau Gbanya kola dapat dibagi menjadi empat varietas, yakni var. rubra yang hanya menghasilkan Kola berbiji merah, var. alba hanya menghasilkan kola_ yang berbiji putih, var. mixta menghasilken kola yang berbiji merah, merah muda dan putih dan var, pallida yang menghasilkan biji yang berwarna merah atau merah muda ber- ‘campur dengan putih. Ekelogi dan penyebaran Kola Gbanya berasal dari daerah hutan di Sierra Leone, Pantai Gading ke arah timur sampai Ghana. Dewasa ini Kola Gbanya ditanam secara luas di daerah bagian barat Nigeria dan Ghana pade 6 derajat sampai 7 derajat lintang utara yang curah hujannya 1.250mm sampai 1.750 mm setahun. Kola Gbanya tersebar ke Jamaika dan Brazilia. Juga terdapat di dacreh yang jelas perbedaan musim hujan dan musim kemaraunya serta terletak pada ketinggian sampai 400 m di atas permukean laut. Sieh: ey fenlsstanaman nl dlebaran Ke berbegal Rebun tan i daerah tiopis. * Gambar 13. Cola nitida Schott, & Endl, 33 Budidaya empat asalaya Kola Gbanya dapat ditanam pada tanah sedangkan pada Gbanya dapat subur dan banyak mengandune humus, Cara memperbanyak dilakukan dengan menggunaken bijinya maupun dengan cara if, terutama secara sambungan dan stek batang dari yang sedang menghesilkan banyak daun baru. Agar dengan beik testanya h dulu. Daya tumpuk di tempat secara leratur selgma 16 hari sampai_ tiba- disemai. Setelah cukup besar bibitnya dapat ditanam di kebun dengan jarak tanam 7 m sampai 9 m, Sebagai naungan sementara dapet dizunskan tanaman jagung, gadung atau singkong. Pada tahun-tahun pertama pertumbuhannya agak terlambat, sampai berumur 4 tahun tinggi tanaman bara mencapai 1.8m sampai idak diperlukan lagi set lai menutupi sebagian besar permukaan tanah. De- n sudah tidak diperlukan legi tanaman pangan yang, Gigunakan sebagai naungan sementare, Pemeliharaan selanjutnya hanyalah menyiang atau membabat guima yang masih tumbuh di antara rimbunnya pohon kola. Pada tahun kelima setelal waktu tanam pohon kola am atau yang cukup. dapat Giperoleh setelah tanaman berumur 12 tahun sompai 15 tahun dan berbuah banyak pada umur 20 tahun. Hel int berlangsung terus sampai tanaman berumur 70 tahun sampai 100 tahun. Musim penen besar di Negeri jatuh pada bulan september Di Jawd panen besar jatuh pada sampai Juli, sedang musim panen Kecil pada bulan sampai Januari yang sudah cukup tanaman yang belah dan bijinya ang segar diperam selama 5 hari dengan cara menump! dalam suatu onggokan. Se- sudah testanya dibuang, biji dicuci dan dikeringkan. Sebaiknya sebelum dijemur, biji diiris menjadi potongan kecil atau serpihan kering dan mudah n bifi yang sudah ke Persyaratan Simplisia COLAE SEMEN Biji Kola Kola Biji Kola adalah keping dii dan ints bit Cola acuminata (P. Beaw) Schott. & Fnal. stan Cola niride Schott. & Endl. Kader xantina basa tidak Kurang dari 1.8% b/b. pehit dan kelat. ljarang terdapat dalam Keadaan vt i bil; bentuk hampir bulet, bulat Dbulat penjang; penjang 2em sampai Sem, lebar I'cm sampai 4 cm; bidang samping datar, agek berombak atau agak cembung; bidang persckutuan keping smnya berombak tidak tepi menaik, Keping umumnys berbentuk bi besbentuk ginjal memanjcng tidak beraturan; permukgan Ivar umus- riya cembung, kadang-kadang agak berombak atau agak data coklat, coklat kereralian atau cokl man, sdak rata, kadang- kadang be petmukaan dalam umumaya® cekung, kadang datar, jarang sekali cembung, licin atau sedikit ber klat kemerahan atau eoklat kehitaman, baglan berwamna lebih muds dari bagian te Gombar 15, Penampang m Gambar 14, Penampang melintang batang dan akar lerbaga. a Reping bit Kols (Cola acuminata), mis, = Rambut penutup, 3= Pace t= Epidermis Juar, 2= Pare ‘kim bagian Juar, 4 Parenkim pembuluh, 6 S: Keping bifi2 em sampai Sem, lebar Tem sampal dem, tebal sempai Dem; sangat keras, sukar dipatahkan. Bekas patahan buram, warna coklat, di beberepa tempat berwarna lebih tua, Mikroskopik Keping Epidermis luar terdiri dari selapis sel berbentuk poligonal tidak beraturan, umurnn ding tebal tidak berlignin, ernih, di dalam sel Servara king Keo: Ruta al de dinding agak tebal 1 Cola acuminate) atau Derwarna,Kuning ke dalam sel parenkim semakin « Gamber 16. Serbuk bit kolo (Cola acuminata), = Fragmen paren (diperkecd), 2= Rembut penutup, 3° Epidermis, dengan parenkim, 4 Fragmen berkas pembuluh (diperbesar), S= Butir pati, 6= Epidermis lust 7= Epidermis dalam. . Desar; sel pent sampal coklat kekuningan (Cole acuminata), butir pati berbentuk bulat, ak Garber 17, Penampang melin- tang keping biji kola (Cola tida). = Epidermis lwar, 2 Porenkim, 3= berkas pembu- luh, 4= Butir pati, 5= Epi¢er- mis dalam, 6 Parenkim berisi zat berwarna kuning kecoklat- an. Gambar 18, Penamparg metin. tang batang can akar tembaga. I= Epidermis, 2° Rambut pe- nutup, 3= Parenkim bagian Tuar, 4= Parenkim bagien da- lam, S= Berkas pembuluh, 6= Saluran, 7= Hablur kelsium ok- salat, 8© Parenkim berisi zat berwarna coklet Ni ge Gambar 19. Serbuk bifi kola (Cola nitida). 1= Fragmen epider- mis dengan parenkim (diperkecil), 2= Butir pati, 3= Fragmen berkas pembuluh, 4= Fragmen epidermis huar, 5= Rambut penu- tup, 6= Fragmen epideimis dalam. sages ab pal nih, di dalam sel tecdapat berbutir berwarna kuning Kecoklatan. Batang dan akar lembeg Epidermis terdiri dari selapis sel berbensuk persegi empat memanjan bintang, inding tba mengandung zat berwarna cokl ringam parenkim yang umumny: poligena]_memanjang. dau Pmeniim bagion luar berisi masse be metahan, sel parenkim bagian dalam urmumnya 2 Ddentuk bulat tou bulat poniang, juga terdapat selsel yang menga «lung zat yang berwamna cokiat, pada parenkim bagian dalam terdap berkasberkas pembul Serbuk Warna coklat. Fr fragmen keping biji berisi butir epidermis dalam keping bij; but pembuluh kayu suka diketernukan, el fragmen rambut penutup da Hentifikasi A Pada 2 mg serbuk ‘wama coklat muda B, Pada 2 mg serbuk i tesjadi warna coklat muda , Pada 2 mg serbuk biji tambahkan 5 tetes larutan natriam hidro sla P 5% bjy, terjadi warna coldat tua, D. Pada 2g serbuk bit tambahkan 5 tetes amonia(25%) P, tera wwarna kuning coktat E. Pada 2 mg serbuk i P 5% bis, tejadi warna bir F, Timbang_ 300 mg serbuk bf dan panasken di atas tangas endapan dengan asam sult corong pissh, tambahkan am: fambahkan S tetes asam sulfat P; teria tambahkan 5 tetes asam Kloride pekat | ibahkant 5 tetes larutan best (( teri Kedalem cawan porselin, tambaliken Imi asam klorda Pda 100 mg katium Klorat P, uspkan di atas tanges air hingga ering 38 s beberapa tetes wu yang dengan Letakkan cawan terb amonia encer P; pada penambahan larutan alk © . G. Mikrodestilesikan bu Diji pada suhy 240° selama 90 1ur TAS. tempaikan hasil mikrodestilast pad: diperoleh pada ident Ketiga tututkan 5 al lanutan kofeina 0.05% bJy dalam Kloroform P. Elvasi dengan campuren kloroform P-metanol P (90 + 10) dengan jarak inar biase dan dengan inar ultraviolet 366 nm. Semprot lempe sum etanol LP, biarkan Jempeng selama 1 menit sampai > menit hingga Kering, Kemudian semprot dengan campuran volume saraa asem Klorica P dan etanol (95%) P. Amati dengan sinar biasa dan dengan sinar ultraviolet 366 nm, Pada ‘kromatogram tampak bercak dengan warna dan hR¢ sebagaiberikut yambat 15cm. Ami dengan sna bisa dengan nar UY 366 rm ney ie 1 tanpe 1 dengan [L_pereskst peresksi 1 | st-ss - eokbt werth = eokiat Catalan Hargs WR kofeinaadabh $3. Kedar sari yang larut dalam air. Tidak kucang dari 14%, Kadar seri yang larut dalam etanol. Tidak kurang dari + 5%. Bahan organik asing, Tidak lebih dari 2%, : Penetapan kadar. Kocox huatkuat dan bervlang-ulang Sg serbuk (24/34) dengan eampuran 6 ml amonia encer P dan $0 ml Kloroform P selame 1S menit, pisaikan sari Klocoform; kocok sisa 2 kali, tiap kali dengan 25 ml Kloroform P. Vapkan kumpulan sari kloretorm, Larutkan sise dalam campuran 3 ml etanol (00%) P dan 7 mi air dengan pema- nasan perlahar-lahan, encerkan dengan 20 ml air, biarkan sclama 24 jam, Sering melalui cm, cuci Kerias.saring 5 kali, tiap kali dengan 2 mi air, Uapkan umpulan filirat dan ceiran cucian, Keringkan hingga bobot tetsp, timbang. Penyimpanan. Dalam wadah tertutup baik Isi simplisia Kofeina, teobromina, teofilina, tanin, pati, lemak. Penggunaan simplisia Stimulan susunan syaraf pusat. CORIANDRUM SATIVUM L. Apiaceae Noma daerah ‘Sumatra: Keutumba (Aceh), ketumbar, ketumeur (Gay. hatumbar (Batak Toba), ketumbar, penyilang katumba Kabau). Jawa: tumbali (Gorontalo), katombare (Buol), katumbara (M: Katumbara (Bugis). Nusatenggara: Katumba (Bima). Ba! tumbah, Indonesia: Ketumbar. Pertelaan Tera, tinggi 20 cm sampai 100 cm, batang jika memar berb wangi. Daun terbagi menyirip tidak berambut, berseludang « ngan tepi berwarna putih. Bunga majemuk berbentuk payur gagang bunga 2 om sampai 10 cm, terdiri dari 2 bunga sampai ‘bunga; daun pembalut tidak ada atau berbentuk satu daun ke: Kelopak bunga yang berkembang dengan baik terletak di bagi uar dari payung; mahkota bunga berwarna_merah muda at merah muda pucet: paniang tepi bunga bagia® MRIS mm sam; 4mm; sebagian di uunga yang tela mekar gugur. Panja buah 4mm sampai 5 mm, rusuk-rusuk pada buah kurang nya Keanekaragaman Keanckaragaman kecil. Ekologi dan penyebaran Berasal dari daerah Laut Tengah dan Asia Tengah. Tumbuh Jawa, Sumatra dan kepulauan lain di daerah pegunungan de ketinggian 700 m sampei 2.000 m di atas permukazn laut. umumnya ditanam di ladang dan di pekarangan rumah. Budidaya Budidaya tanaman ketumbar sudah dikenal di Mesi negafe-nepara sekitar Laut Tengah sejak jai yang bersolum dalam dan mengandung kapur atau bersifat Tanah yang banyak mengandung air atau bersifet asam tid baik untuk tanaman ketumbar. Tanah yang terlalt’ bany menganciung nitsogen akan menyebabkan mundumya pert 39 an ai ng a. an pi ng ak ak 40 Gambat 20. Coriandrum sativum L. vegetatif’ berdebu. tan a, baik untuk Tanalt lem i liat_ yang ring: keadasn draina: ‘anami ketumbar. Curah hujan yang dikehe Gaki antara 1.000 mm sampai 2.000 mm setahun. Wak akan agar selama pertumbuhan bunga dan j, waktu tanam yeng baik adalah pada musim kemara Di daerah tropis ketumbar citanam terutama di dacrah peg nungan, Di daerah yang lebih rendah tanaman ini masih dep tumbuh dan berbunga, tetapi tidak atau kurang menghasi akan dilakukan dengan bij yang baik, bertunas, sehat dan masak. an tanah dilakukan dengai cangkul satu. samp membersihkan tanah da menggemburkan ser meratakan tanah. Di sekeliling tanah yang akan ditanami dibu: saluran-saluran, drainase, terutama pada tanah yang berat. Pe 25 cm sampai 30 cm. Benih diset pada alur sedalam 2,5 cm dengan jerak tanam 10cm samp 15 em, sedang jarak antara elur 35 cm sampai 100 cm Jumbe benih yang digunakan antara 12 ke sampai 28 kg ti tergantung pada jarak tanam. Tanah yang akan ditenai bersih dari gulma, Karena tanaman ketumbar tidak saing dengan berbagai gulma, Benih akan tumbuh 15 hari kerudian. Sctelah cukup besas, tanaman dibumbun da disiang_beberapa kali. Kurang lebih 2 bulan setelah tenan tanaman mulai berbunga. selama masa berbunga, masa berbus sampai waktu panen dikehendaki cuaca yang cerah, agar bua tidak membusuk atau rusak. Keadaan tanah dijaga agar teta lembab, dengan cara méngairi tanaman pada musim kemarau. Tanaman dapat dipanen bila warna bijinya berubah dazi hi menjadi coklat kuning, ialah pada umur 3 bulan sarmpai waktu n. Panen dilakukan dengan cara motong tanaman ‘Tanaman diikat, kemudia dijemur selama 1 minggu atau lebih. Biji dilepaskan dari buahny dan dijemur lagi sampai kering. Kemudi mpi da disimpan dalam karung atau keleng. Hasil biji kering dalam sat musim antara 550 kg sampai 1.650 kg setiap hektar. u 5 a Persyaratan simplisia CORJANDRI FRUCTUS Bush Ketumbar Ketumbar Buzh Ketumbar adalah bush masak Corlandrwm sativum L, Kadar mainyak atsisi tidak kurang dani 0,2% v/b, Pemerian. Buah yang diremas berbau aromatik, ama agak peda. sampai 5 mm, pada ujung buah Pade potongan membujur merik ‘endosperm dan terday x berwame putuh, mem sa 3 sampai 5 ange, tidak terdapat rambut penutup. Mesokar dengan terdapat juga parenkim ber antar sel banyak, pada das saluran minyak berbentuk jorong dengan : i dalam saluran terdapat mimyak atsisi. Pada buah yang masih rmuda terdapat juge siluren miayak di mesokarp bagian punggong yang ~ ae eee Gember 21. Gamber 22, Penaripare metintar A-= Potongan melintarg buah ke buch Ketumber. 1= Rongge bek {unbar yang masih muda, B = Potongan membujur buah ke. Parenkim mecokerp termampat, tumbar Jewat periengahan me. Yaringen sklerenkimatik ter rikarp. membujur, 6 Jariagan sklere C= Polongan membujur buah ke. tik tersusun targensial, = Perenki tumbar lewat dazcah kom’ mesikarp, 8= Sel parenkim be sural, ~ noktah, 9 Spermoderm, 10= E A= Rusuk primer, 2= Rusuk sekun. dogperm, 11= Embrio, 12= Vita der, 3° Vitae, 4= Perikarp, S+-En 13= Endokarp. dosperm, 6= Embrio,. Gambar 23. Serbuk buah kerumbar. 1= Mesokarp bertkut endoksrp spermoderm, endosperm, 2= Serabut sklerenkim mesckarp, 3 Endokan berikut parenkim mesokarp terlihat tangensial, 4= Pembuluh kayy, 5: Epikarp baglan ujung buah, 6= Hablur kalsium oksalat. 44 apabila buah berta: menjadi rongga bentuk pipih ara ‘satu lapisan sel yang paca pancangen ie memnanjeng dar (sel pat stetes. min hablur renik Kalsium oksalat berbentuk roset. Embrio terdiri dari selsel Kecil berdinding 1 Serbuk: Warna coklat muda kekuningan atau coklat kemer Fragmen pengenal adalah gerabut sklerenkim fra cokarp berikut parenkim mesoka epikarp dengan hablor kalsiuin oksalat bentuk pris ‘bagian ujung buah; fragmen mesokarp berikut endakarp, spermoderm dan endosperm: fragmen pembuluh kay, hablur kalsium ‘Oksalat berbentuk prisma dan roset, Tidak terdapat rambut penutup atau butir pati entifikast "A, Pada 2mg serbuk bi tambahikan 5 tetes asarn sulfet P; terjadi wama coklat (ua B. Pada 2mg serbuk bi tesjadi warns coklat. C. pada 2mg serbuk bi sida P 5% bis texjadi warn 1D. Pada 2 mg serbuk biji tambahkan 5 tetes amonia (25%) Ps warn kuning, E. Mikrodestilaskan 20mg serbuk bi pada 2uha 240° selama 90 et menggunakan tanur TAS, tempatkan hasil mikrodestilai pada titik pertama dati lempeng KLT siika gel GF 4P. timbang S00 bij, campur dengan Sel metanol P dan panaskan di atas , dinginkan. Sering, cuci endapan dengan ik kedua lempe tambahkan 5 tetes asim 5 tetes larutan natrium turulkan 25 pl LP, Eluasi dengan campuran bet rambet 15m. Amati dengan sinar biasa dan dengan sinar ultraviolet 366 nm. Semprot Jempeng dengan vanilin asam salfat LP, panaskan pala suhu 110° selama 10 menit. Amati dengan sinar biasa dan dengan sinar ultraviolet 366 nm. Pada kromatogram tampak bercak bercak dengan warna dan bRy sebagai berikut: dence sins bis deagun sor UV 365 Em wo) om an sar UV 365 ‘arpa ] dengan | dengan cera | perelst eek i = Tn ands ore = one = van mcs i : my ne aK ing hap Seek war ia dar Komal Kadar sori yang larut dalem air, Ticak Kadar sari yang larut dalam etanol. T Bahan onan sing. Tak lbh dri 28, snetapan kadar. Lakukan penetspan kadar menurut cara yang ter pala Penetapan kadar miayek axsiri ms Penyimpanan, Dslam wadsli tertutup baik. si simplisia Minyak atsiri mengendung d-linalool, geraniol, borneol. Pengguncan simplisia Karminatif, spasmolitik, stomakik. Heeb Le) era 46 CYPERUS ROTUNDUS L. Cyperaceae Nama dserah ‘Jawa: Teki, tekan (Jawa), motta (Madura). Sulawesi: Rukut teki wota (Minalasa). Bulli’ manggasa buai (Buol), Nusatenggara: Kareha wai (Sumba). Maluku: Rukut teki wuta (Alfura). Pertelaan Tema, menahun, tinggi 10 em sampai 80 cm. Batang tumpul memanjang. Daun pembalut 3 sampai 4, epi Kasar tidak merata. Jarijari payung 6 sampai 9, yang terpanjang 3. cm pai 10 cm, yang terbesar bercabang sekali Yagi, pangkal t ang berbentuk tabung. Anak ir, duduk, ber- ungeung hijau dan sisi coklat, panjang lebih Kurang 3 mm, Benang sori 3, kepale sari berwama kuning cerah, fangkai putik bercabang 3, Buah memanjang sampai bulat telur sungsang, persegi, tiga berwama coklat, panjang lebih kurang S mm. + Keanekaragaman Keanekarageman kecil. Ekologi dan penyebaran ‘Di Jawa tumbuh liar di tempat yang terbuke atau terlindung sedikit dari sinar matahari seperti tanah yang tidak ditanami, jalan, lapangan. bahkan juga di lahen tegalan, pematang sawah dan savah yang kurang mendapat pengairan. Dj Ishan pertanian teki tumbuh sebagai gulma yang sukar diberantas. Budidaya Olch karena tanaman ini merupekan gulma yang dapat tum- buh dengan mudah tanpa memilih tanah atau ketinggian tempat, maka usaha membudidayakan tanaman ini tidak merupakan Gambar 24. Cyperus rotundus L. 48 tumbuh pada kembang_ biak. ditanam akan kurang lebih 3 146 umbi dari wou untuk kemudian akan tumbuh menjadi p umbi dalam jangka waktu 3,5 bulan. Persyaratan simplisia CYPERI RHIZOMA Rimpang Tek Tek ‘Rimpang Teki adalah rimpang Cyperus ronundus L. omuatik; rasa agak pedas Kemudian pahit, menim- utuh berbentuk jorong atau bular panjeng 9; wama coklat muda sampai kadeng Derbintik‘bintik putih; permukasn kurang 4mm. Pada i dard sel berdinding ‘yang berdiriding tebal berlignin, saluran nostah tidak jelas, lumen berwerna coklat ‘ang berdinding tipis pada pandangan tangensia) dapat kelompok jaringan sebagai selsel kecil dalam jangka waktu “ ccetad 7= Berkas pembuluh, 8= Endodermis, 9= Silin pusat, Gamber 26. Serbuk rimpang teki = Fragmen, pelepah daun, Fragmen hipodermis, 3= Serabut, 4= Parenkim dan sel miny 5= Pembuluh kayy, 6= Butir pati, 7= Sel batu dari pele daun, 8= Sel batu dari rimpang. jer eS a= ak, ah 50 dengan kelompck scrabut sehingea pads penampang melintang lapison ‘epidermis terlihat terputusputus in dari Jeb ang sel yang berbent berwarna kekuningan, agak yang bernoktah. Parenkim ko olgoral, dinding ips, pel bers bubue ig ada yang rompang. P nupa parenkim korieks dengan ukuran sel minyak serupa dengan sel minyak isa pelepah sn yang terdisi i dengan jaringan paren: panjang, dinding tebal dan bang-cabang, lumen berwamna merah bberwarna coklat merah. Serbuk. Wama co taman. Fragmen penge’ hipodermis, fragmen nt pel ddan set minyak: butir Mentifikasi ‘A. Pada 2mg serbuk rimpang tambahkan $ tetes asam sulfat P; terjad warna coklat tua B. Pada 2 mg serbuk rimpang tambahkan § tetes asam Klorida pekat P; terjadi warna cokdat. D. Pada 2mg serbuk rimpang tambahkan 5 tetes amonia(25%) Py terjadi wama kuting. TE, Mikrodestilasikan 20 mg serbuk simpang pads suhu 240° selama 90 detik: menggunakan tanur TAS, tempatkan hasil mikcodestilasi pada ttik pertama lempeng KLT silika gelasP. Timbang 500 mg serbuk rimpang, campur dengan 5 mi metanol P dan panaskan di atas tangas air selama 2 menit, dinginkan, Suring, cuel endapan dengan metanol P secukupnys sehingga diperoleh $ ml filtrat. Pada titik Kedua dari lempeng KLT turulkan 25 il fila’ dan pada titik ketiga tutulkan 10 gl zat warna 1 LB, Eluat dengan diloroetna P dengan jar rmbt 15cm, hern di udara selama I shan pa dengan sinar bissa dan dengan sinar 366 nm, Pada krom gram tampak bercal-bercak dengan wana dan hRy sebagai berikut: ergan sna bias ‘arpa ‘dengan eres pereakst peceahst coklat mgrah bisa ten dire tere biru ungu bie une biew 174-182 (Catatan Harp WR, ainitang terhadap beresk warra bira dari kromatogeem eat warna TLP. Kadar abu. Tidak lebih dari 4,5%. Kadar abu yang tidak larut dalam asam. Tidak lebih dari 27, Kadar sari yang larat dalam air. Tidak kurang dari 6%. Kadar sati yang larut dalam etanol. Tidak kurang dari 3,5%. Bahan organik asing. Tidak lebih dari 2%. Penyimpanan, Dalam wadal: tertutup baik. Isi simplisia 7 Minyak atsiri, alkaloida, glikosida, flavonoida, Penggunaan simplisia Diuretik, stomakik. . ELEPHANTOPUS SCABER L. Asteraceae Nama dacrah, Tutu bumi Balagaduk, jukut mpak liman, tapak talpak tana (Madura). Indonesia: .. tegak dengan rimpang yang menjalar, em. batang keku, berambut panjang d. bergantung banyak, berbentuk ; daun pelindung kaku. daw pueat. Bu papus berambut kasar 5, kadang-kadat pangkelnya, kaku,-berambut, panjang $n tropik di Amerika. Jawa dan dengan ke- in merupak: nukan dal lama dimast sekarang meluas dari daerah rendah sampai tinggian 1.200 m di atas permukaan laut, gulma, pads te mpat tertentu ser jumlah banyak terutama di lapangan rumput. Budidaya Belum dibudidayakan. Gambar 27, Blephantopus scaber L. s4 Persyaratan simplisia ELEPHANTOPI RADIX ‘Akar Tapakliman ‘Aker Tepakliman adslah akar atau campuran akar, pangkal batang dan batang di bawa tanah Elephantopus scaber L. Pemerian, Bau lemah, tidak Khas; rasa tawar sangat pendek, pangkal deun tersusun lain, batas antara pangkal batang dan batang i bawah tanah tidak jelas, permukaan berembut, Batang di bawah wunggang berbentuk tombak dan meruncing Ke an dan terkadang bere Ganbafe: Perlis : n . spang melintang pangkal batang dan bat Panjang 1 em sampat ditawah tanah topakliman, t= Epidermis 3em; permukean has, berambut, ruas-rua sangatpendek dan Paceakiih teetels, 3 Table ees pert rapa teria “ans teres ches eetoa, sem citi emia a Flocterma, 5 Serabut periskel, 6= Jaringan floem, 7= K rngah 0,5 mm sampai 1 mm, panjang sampai lebih Kurang 10 cm, bium, 8= Jarijari empulur, 9= Silem, 10 Parenkim empulur. Pangkal batang dan batang di bawah tanah: Epidermis fengan dinding luat berwarna agak kecoklatan; ‘banyak, bentuk kerucut; korteks pareaki- dindirg tipis, bebe- ‘anteranya mengandung hablur kalsium oksalat berbentulk i celam Kortehs teréa uujung, cabang-cabang, garis tengah § mm sampai ‘kuning mengkilat dan pada pe rwaina meiah jingga, serabyt piciskel tersusan floem terdit dari pembul ini dari 3 atau 4 lapis sel an parenkiz floem; kambiur berbentuk persepi panjany terdiri dari 3 sampai S deret sel yang terentang radi parenkimatik, dari sel-sel besar berbertuk Geompar 29, Penampang melin- Gambar 30. Serbuk akar tap beberapa ci antaranya mengandung hablar tong akar serabut tapakliman, timen, 1= Rambut, 2= Pem roset. Akar serabut epidermis terdisi dai = Rambut akar, 2= Epider- tuh kayu, 3= Serabut, 4= | bentuk segi.panjang dengan dinding be bev bs mis, 3= Eksodermis, 4= Paren- blur kalsium oksalat bentuk al at ber kim korteks, 5= Jaringanfloem, set dan prisma, 5= Parenk isodiametrik atau poligonal; korteks parenki ji dari sel-sel a aii ‘7 Silem primer, 6= Sel batu, berasal dari perbentuk poligonal, beberapa di antaranya mengandurg hablur kel- 2: j= Silem sekunder, 9= Endo- tang tuay sium oksalat berbeytuk px ‘endodermis terdiri dari selapis sel dermis, 10= hablur kalsium ok- fersusun ropet, bentuk prismatik agak meranjang, mengandung rat * salat bentuk prisma, lumen lebih kecil, dindin ida umumnya terdapat 5S ang a nigkilat dan peda penambshan Sudan 11 LP but pirisikel tidak eda: jaringan apis dan parenkim floem; kambiun i dart selsel yang berbentuk segi ‘yang berwarna kuning 1 berwarna mera lem prime da yang empulur letih sempit dari empuiur batang, Ak berbau, tidak beras. Frag fragmen rambut peutup; fragmen serabut; sel gan hablur Kelsium oksalat bentuk coset atau Kader sori yang larut da Bahan organik asing. Tidal Penggunaan simplisia Anti demam. = HEMIGRAPHIS ALTERNATA (Burm. f) T. Anders Acanihaceae raphis colorata (BL) Nama daerah ‘Sumatra: re beurcui sarap (Ja Maluku: Pertelaan tumbuh menjalar sampai menanjak, paajang 3¢ 78 em, batang hampir segi empat, berwarna hijau van, berambut kasar, pendek den jarang, berbuku-buku pada bukuw-buku terscbut keluar akar. Daun bagi kat, berwarna jun dan ar daun bei asa, pendek dan jarang, p nekai daun 2cm sampai 5,Scm Perbungean berupa b panjang 2cm sampai 10cm, termasuk panjang gagane | pelindung yang tersusun, bentuk b panjeng 7,$ mm sampai 1,5 em, Kel jane 7,5 mm. Bunga bibir berpasan pasengan, keluar diketiak daun pelindung, warm ‘unguan, berlilin, panjang 1,5 cm. Pangkal sedangkan di bagian atas sedikit berbulu kel Jawa tumbuhan ini tidak berkembang, Ekologi dan penyebaran ini belum dibudidayakan. Perbanyakan tumbu lakukan secara vegetatif, yaitu dengan stek bal atau stek cabang. wa 58 Gambar 31. Hemigraphis alternata (Burm. f) T. Anders. NEMIGRAPHIDIS FOLIUM Daun Sambang getih Sambang getih Daun Sambang getih daun Her alternata gunmn.t.4T. Aad Pemerian. Tidak berbau, rasa agak pe Makré kai, paniang 2.5m sam lelaian daun bertentuk jantung a t sampal lonjons. pan jung runeinap ayitip. Permukaan ates daun Kasa relaian daun kasar dan tidak rata, warna Us an daun icin. Pada pardanzen tengens dinding samping agek 7 sacnpai 8 sel epidermis tiap sisinya. Rambut penutup terdiri dari beberapa sel, be Kerucut runcing, luras atau bengkok, umumnya beri 2at berwar merahan, Rembut penutup ‘dengan Iebar pangkal 50 4 jum berdinding tebal, kutikula berbintl atau bergar anjang rambut 400 um sampai $00 um, banyak terda atas pada pertengahan ujung daun din pada tepi as. Kk 2 m is 60 T= Stomats, 8= Rambut kelenjar, 9= Rambut penutup, Jaringan kolenkim, 11= Berkas pembuluh. oF pi & Gambar 33, Serbuk daun sambang getih, 1> Rambut penutup, 2 Sistolit, 3= Pembuluh kayu, 4= Epidermis atas, 5= Epidermis bawah, Rambut_penutup dense lebar pangkal 20 um sempai 30 yn roe poll, dinding samp berwarna ungu. sam, banyak di dalam sel juga pada penambahan Sudan jaringan. paisad tulang daun dan serupa dengan ys terdapat lebih deri pads epidermis da 2 mg serbak Gaun tambabkan $ teres asam sulfat P: 4 vwarna coklat jingga, Pada 2.mg serbuk caun tambahken $ tetes besi(Ill) klorid terjadi wamna birv G, Mikrodestilasikan 40mg serbuk pada sulw 240° selama 90 menggunakan tanur TAS, tempatkan has) mikrodestilasi ped2 pertama dari lempeng KLT ellis get GF, 94P. timbeng 500 mg serbuk aun, campur dengan Sm! metanol P dan panaskan di atas tangas air selama 2m 1B secukupnya lem peng KLT tutulkan 30 ul zat warna F LP. Eh 5 er, eringken lempeng , elvasi lagi dengan benzen P dengan arah cluasi dan jarak rembet yang sama. Amati dengan sinar biasa dan dengan sinar anisaldehida-asem sulfat LP, panaskan pads suhw menit, Amati dengan sinar biasa dan dengan sinar ultra Pada kromatogram tampak bercak-bercak dengan waina dan hRy sebagai berikut: dengan spar Blake dengan Bras UV 365 mm Ko} Rx ‘anpa ‘oenean ‘amp earn pereakat persaket | peas, peseakst 1 = Kelbu = ebis 2 - nga = ga tua 3 - hiya = suming haw 4 - ngs - sera mute 5 a ‘nga - smevah made & = ben bien 2 = bru mda i ning ® =~ coklat muda = kelabs 8 - eu uneu = ise ‘Gauatan Haga hit, Siitung torhadp bercak warna birw dari kromatogram nat warna'l LP lebih dari 18%, tidak larut dalam asam. Tidak lebih aan 45%, Kadar sari yang larut dalam etaool, Tidak kurang ‘Bahan organik asing. Tidak lebih dari 2%. Penyimpanan, Delam wadah tertutup batik. Isi simplisia Garam kalium, garam natrium, minyak atsiri, dan titer- peinoida, Penggunaan simplisia Diuretik. LITSEA CUBEBA (Lour.) Pers, Lauraceae Nama daerah Jawa: Ki lemo, lemo (Sunda), krangeyan (Jawa). Indon Krangean. Pertelaan Pohon, tinggi 3m sampai 10m, bagiarbagion yang x terutama pada bagian ujung cabang-cabang berambut tebal pendek, berwarna coklat dan bagian-bagian yang tua gu: berwama hitam, Daun bderbintik-bintik Kelenjar yang ¢ terabus cahaya, bila diremas berbau eras seperti lemon, ba lonjong atau lanset, sedangkan bagian ujungnya lancip, mokaan meng 15cm, lebar daun 15 |, terdapat 8 sampai 18 pas Permukaannya agak menonjol, paniang tangkai daun 7 sampai 18mm. Perbungaan berupa tandan, terdepat daun 1 balut yang tersusun di dalamnya, panjang 2mm sampai 10: Bunga jantan dan betina terpisah, mempunyai $ sampai 6 « tenda yang berwarna kekuningan, licin, panjang 1,5 mm sa 2,5 mm, dasar berbentuk cawan. Benang sari 9 helai, terd rambut yang menyebar, berkelenjar tidak bertangkai. Buah t bulat, berwama hitam, garis tengah S mm sampai 6 mm, pan gageng buah 3. mm sampai § mm. Keanekaragaman Keanekaragaman kecil. Ekologi dan penyebaran Di Jawa tumbuh di butan pada ketinggian 700m sau 2.300m di 2tas permukaan laut. Di India tumbuh di_seb timur Himalaya. Asam dan Manipur sampai ketinggian 2.70 di atas permukean laut. Budidaya Tumbuhan ini belum dibudidayakan. Perbanyakan dilaku dengan biji. Di dacrah Indocina tumbuhan ini-pernah dita sebagai pohon pelindung tanaman di perkebunan. 63 kan am, od Gambar 34, Litsea cubeba (Lour.) Pers. Persyaratan simplisiaa LITSEAE CORTEX Kulit Krangean Krangean Kulit Krangean adalah kulit batang Litsea cubeba (Lour.) Pers Kehitaman. Sangat mudal Mikroskopik. Pada penampang 4 berwamna. Epidermi j gab 6s Gambar 35. Penampang melintang hulit batang krangean, 1= Kutikula, 2= Periderm, 3= Jaringan parenkim, 4= Jaringan pirisikel, $= Serabut sklerenkim, 6= Sel batu dengan penebalan bentuk U, 7= Sel batu dengan penebalan merata, &= Floem, 9= Sel lendir atau sel minyak, 10 Parenkim floem:, 11= Serabut oem, 12° Jartjari teres, Gambar 36, Serbuk kulit batang krangean. 1= Serabut floem dan serabut pirisikel, 2= Sel batu, 3= Jaringan gabus lapisan paling luar terlihat tangensial, 4= Parenkim korteks dengan butir pati, S= Jaringan gabus dengan dinding tebal terlihat tengensial. Seibuk: Wama coklat. Fragmen pengenal adalah serabut fle serabut periskel, sel baru: fragmen jaringan gubus berdindin fragmen gabus berdinding tipis yang mengandung zat berw sanpai coklat ke kim korteks berdinding rips asi "ada 2 mg serbuk kulit tambalikan § tetes asam sulfat P 7 B. Pada 2mg serbuk kubt tambalikan 5 tetes asam klorida terjadi warna kuning C. Pada 2:mg sesbuk bjy teradi warna coklat. D. Pada. 2 mg serbuk kulit tambalikan § teres amonia(257) P ‘wame coklat . E. Mikrodestilasixan 25 mg serbuk erik menggunakan tanur TAS, tempack pertama dari lempeng KLT silika geley¢P. Timbang 500 ampur dengan § mf metancl P dan penasken di etas tangas ambahkan $ tetes larutan hiro! kedua dari lempes wutulkan 221 warn jambat 15 om, ke gan benzen P i bbiass dan dengan siner togram tampak bercak-bercak dengan dam hRy sebagei beri ‘Cengan sinar UV 366 ‘amps — pereake eves Byexoveun (Catatan Haga WRy dining terhadap bereak wana merah der Kromatogra cat varna LP. 67 em dan | coklat teriadi ekat Ps a P Se 68 sam, Tid lebih dari rut dalam air. Tidak kusang jarut dalam etanol. Tidak hurang Bahan onganik asing. Tidak lebih dari 2%. Penyimpanen. clams wadah teriutup baik. {si simplisia Minyzk atsiri mengandune si heptanon, sabinen, meti- Penggunaan simplisia Karminatif, MYRISTICA FRAGRANS Houtt. Myristicaceae gosora (Ha (Temate dan Tidore). Indonesie: Pale wahera), Pertelaan Pohon, bertajuk rimbun, tinggi sampai 18 m. kulit kayu warna coklat kehitaman, cabang-cabang diremas berbau keras seperti bijinya, bent lonjong, ujung lencip sampai runcing, pe hijau gelap, mengkilat, terd muda besbulu pendek di jang cm sarap: ungaan berupa malai, keluar di ketiak daun, biasany bentuk payung, wama kuning terang, bila mi u gagang bunea 2,5 mm sampai ig bunga 7.5mm sampai 1.5 cm. Bual gan, agak bulat, panjang 3 cm sampai it, coklat kehitaman i berwarna put menjadi merah tua, mer Keanekaragaman . canekaragarnan besar, variasi ferletak pada bentuk dan buahnya. lan penyebaran lauan Banda merupakan pusat pertanaman pala be tinggi, yang kemudian meluas sampai ke kepulauan Sang Talaud. Di Sumatera dan Bengkulu juga diketemukan 09 kubau). 70 Gambar 37. Myristica fragrans Hout, merupakan_ pert lim tropik yang tid jan dan kemaraunya. Suhu yan antara 25°C sampai 30°C. Karena akasnya mengamba at dengan permukaan tanah’tanaman pala memerlukan hujan, Daerah yang memenuhi syarat tersebut adalah ke Banda yang curah hujannya reta-rata 2.659 mm_ setal gan, Tanaman pals dapat meny‘ fanah. yang terbaik untuk 1 adalah tanah yang kaya zkan humus dan gembul tengah tajuk pohon tergantung pada kesuburan tana pulauan Banda tajuk pohon tidak ada yaig melebih sampai 12m, tetapi dipegununzan muda yang subur se pulau Temate, ditemukan pohon pala yang bergaris sempai 20 m dan tinggi satu setergah kalinya. iri dengan berbagai Budidaya Sampai sekarang cara memperbanyak tanaman pal dengan menggunakan bijinya. segera disemaikan, Agar keadaan biji tetap baik dan lemt pengiriman bifi membungkusnya denga Kelapa yang dibasahi, gunakan bij yang sudah kecambah akan tumbuh dalam waktu 1 sampai 2 mings nya tidak dikupas, kecambah akan tumbuh dalam wak\ lebih lama, yaitu 4 sa mulaan, tumbuhnya sangat pada umur satu tahun nya baru mencapai 15cm. Di Ambon yang kegembur kelambatan tanahnye dijana’ dengan baik serta dipupuk T pertumbuhannya lebilt baik, se tinge telah meneapai 60 umur lebih kurang 2 tahun, tinggi bi 150 cm, pada ke in. tersebut kebun, Pada saat memindahkan bibit, rantingnya diporons mengurangi penguapan, dan harus diperha rusak. Untuk mengetasi kesulitan pemindahan, bi mencapai tinggi 30cm dipindahkan ke dalam keranjan; tengah 20 cm, tinggi 2S¢m sampai 30cm yan; dengan tanah dan’ bahan-bahan organik, Bibit dalam adalah unakan wsilkan tinggi- in dan secara sampai nam di untuk r tidak 2 telah yang telah keran- akan d dahkan ke Kebun, Dengan cara dan tenaga, tetapi keumtungannya ke kebun akar tungganenya a lau _akar_ tungeang: bulan sebelum px lubang tanam yang berukuran panjang 60 em, I dalamaya 60cm, Mulzmula bi jarak 4m pal 7 tahun, i dicapai_jarak ‘ap. Pada tenah yang kurang subur bibit ditanem dengan jarak 8m sampai 10m bentuk bujur sangkar, sedang yur jarak tanam lebil Tebar, ialah yang agar pohon jantan aman untuk keperluan h cabane agak vertikal, mn pala mulai berproduksi pada umur produksinya meningkat dan pada wmur 25 mal selanjutaya berproduksi pada 70 ke fuli tia hektar dengan rata-rata 600 gra atau 300 biji tip polion yang beratnya kering, Saat pembentukan buah yang terbaik adalah pada wari ering yaitu.dari pertengahan musim kemarau sampai akhit musim kemarat, di Kemudian buah mulai masak, Masaknya buah tidak bersamaan, sehingea harus diamati kapan bush tersebut dapat dipetik. Selanjutnya daging buah diambil Juarkan dengan hatishati. Mengeringkan dan bertahap, Karena panas yang Temak yang ada pada lembega n mutunye turun, Fuli dikering- terbuat dari bambu 2 sompai 3 hari ‘akan mengal leh, biji menjadi keriput kan dengan menjemurnya di tampir y sampai lemas dan mudah ditekuk, Setelal pengeringen fuli siap untuk dijual Hama penyakit, Penyakit pada tanaman pala yang sering timbul adalah pecanya buah muda yang ditimbulkan oleh jamur ini dinamekan penya- “belah putih” Kerugian yang ditimbulkan baik bi maupun fuli menjadi tidak bemnilai. Usahe penanggulangan dil Kualitas perdagangan F; longkan dalam § jenis mutu, ialah: le | Ulan dan pecatian bes teukuning hemeral) ‘Utuh dan pecaban Besar sanpal kid Pecal-pecah dengan uktran sampai minimum, 1/12 stub be dan atau Kuning kemeranomershon Pecalepecah dengan ukuran be re eras Whole uh dan Gris eel bers ir nitara. east Pengemasan Setelah fuli difumigasi dikemas dalam peti ka m yu ukura x 50cm x 50 cm dengan berat netto 70 sampai 100 ki luar peti dilapisi dengan behan goni yang baik dan bersil dalam peti dikiem dengan pipa baja. Kemudian difu sebclum dikapalkan, 73 serangan, iilangkan mbulkan enggerek a gelap or 70 cm Bagian , agian sasi lagi 74 Persyaratan simplisia MYRISTICAE ARILLUS Kembarg Pala Bunga Pala Pemerian. Bau khes, aromatik: case agak pedas, agak pabit dan menim- Dbulkan rase tebal Dalam perdaga berupa potongen Jala, panjang sampai Jebid) kurang 25 mm, tebal lebih kureng 1 mm, leber 2mm sampai 4 mr. lembaran menjadi lebih Jebar dan bersatu is luar berbentuk segi empat atau segi empat panjang, dinding tangensial luar tobal tidak berlignin: pada pandangan Tanensal sel epidermis luar berbentuk jorong atau b jung kadang-sedang meruncing. Di bawahnya terdapa vpodermis, berituk Jeringen selebihnya tercii dari sel parenkim, bentuk berdinding tipis, berisi granola amilodekstrin dengan bermacam- macam bentuk: di antara sel parcnkim terdapat dan mengandung minyak berwama kuning samps Berkas_pemb k dalam terdisi ida 2:mg serbuk Kembang pala tamibahikan S tetes asam sutfat P; terjadi wama hitam. B, Pace 2mg serbuk kembang pala tambehken § tetes asim Klorida terjadi wana coklat €. Pada 2mg.serbuk Kembang pala tambabkan S tetes larutan natrium hidrokside P S& b/y; teradi wama coklat kemerahan, D. Pada 2 maserbuk, kembang pala tambahkan $ tetes amonia (25%) P; terjadi waa coklat muda. Gambar 38. Penampang melintang bunga pela, 1= Kutik 3= Hipodermis, 4= Parenkim, 5= Berkas pe luh, 6= Sel minyak, 7= Granula amilodekstrin, 8° Epi¢ dalam. Gambar 39, Serbuk burga pala. 1= Epidermis dan parenkis Parenkim dengan sel minyak dan granula amilodekstria, 3 - nula amilodekstrin, 4 = Epidermis terlihat tangensial ) n, 2= Grae ng sorbuk Ker ida LP teyadi warna kuning oe Fr Mikrodesileskon 20mg serbak. Kembang pala pal sul, 240 selama 90 detik menggutahan canur TAS, tempathan hi pada tuk periama desi em 300mg serbuk. kembang panashan di atas tangas oh P secuku RUT niga 40 i dongan sinsr sm tampak dengan Sur UV 366 nm tangs dengan ‘np ‘aengan pereiisi pores | pereaksh peaks. = wong nga : Rebbe a ynadsp betcak warns Kadar abu, Tidak lebilt ds ada abu yang tidak larut dalam asom. Tidak lel Kadar sari yang larut dalam air. Tidak kurarg He hg 2 sinen, diterpen, wed miristen, 15 Karminatif, aromatik. Persyaratan simplisia MYRISTICAE PERICARPIUM Kulit Buab Pals. adalah minyak atsiri tidak kurang dari 2% v/b. tice fragrans Ho} Pemerian. Bau ‘has aromatik: rasa agak pedas dan menimb ‘buah pada keadaan segar sangat tebal Kurang Lem, permukaan luar licin tidak mengkilat. war ‘muda “Kehijauansampai kuning kecoklatan, bagian dale banvak mengendung minyal, geteh dan air, wara kun Sampai kuning muds kecoktotan aman, permukgin luar berkerut-kerut dan mempunyai kpat tak beraturan; ual: rapuh bila direniam di Dual yang masth utuh dan separ, pada kulit bueh longitudinal yang sangat dalam, schingge membert x ri dart dengan sel parenkim beset, bentul nih, dinding agak tebal ridak berlignin, di dalam tetestetes minyzk berwarna Kekuningan sampai kuning ke diantara sel pareakim terdepat selsel minyak yang kecil dan Gung minyak berwarna kekuningan, sel minyak dikelting! o Deugendl, . Kadar an rasa manjeng, 2 kuning al Gambar 40. Penampang melintang kulit buak pala, 1= Kutikula, 2= Epikarp, 3= jaringan sklerenkimatik mesokarp, 4= jeringan mesokarp bagian tengah, 5= Berkas pembuluh, 6 Sel minyek, 7= Jarinean mesokarp bagien dalam, 8= Endokarp. ae g : Gambar 41, Serbuk kulit buah pata. 1= Sel batu dari jaringan sklerenkimatik mesokarp, 2= Parenkim mesokerp bagian tengeh, 3= Berkas pembuluh, memanjng, dalam sel terdapat Kuning kecoblatan, Pada ke . berkel bbuaht pale pads selame 90 detth menggunakan tanur TAS, tempathan ksi! m pace itis pertama dan lempeng KLT siliia gel GFogy bush pala, campur dengan Sm. a endapan dengan Pada tivik kedu: ketiga tutulan 10 il i rambat 15 menit, elaasi lagi de iol P secukupnya se peng KLT tutulkan 40 pl ) warna ILP. Eluasi dei keringkan Jerp 79 1 terdapat nenaniang, enal adalalt ak ber. nululy de- asam sulfat cam Kloridls tar tes amon saring, uci jengan sinar cak dengen 80 dengan snes base UV 366 on no} ARs | wap dengan ‘ange erga eveakst pereaksi | pereaksi pereaksi | 1 = ange ES gu 2 z sing 5 ugu 3 : anew ‘kuning ge 4 = snes 3 unge & - ngu 4 age ‘ g nu : ones = in S nye © ‘ ngs z nga Gotten: ig (ethodap bercak wanna btu dani kromatograre Kadar abu. Tidak lebit dari 4%. Kad abu yang tidak laut dalam asam. Tidak lebih dari 0,5 Kadar sari yang lorut dalam cir. Tidak kurang dari 16%: Kadar sari yang larut dalam etanol. Tidak Kurang dari 4,5. Bahan organik asing. Tidak lebih dari 2%. Penetapan kadar. Lakukan penetapan kadar menurut cara yang tertera pada Penetapon kadar min minyak lemak, Penggunaan simplisia . Karminatif, aromatik. Persyaratan simplisia MYRISTICAE SEMEN Diji Pala Biji Pala adela ‘Dual masak Myristia fragrans Hovtt. Kedar sinyak atsri tidak Kurang. dart 36 w/b Pemerian, Bow Khas sfomstik: rasa, agak palit, agek pedas dan agak ‘menimbulkan casa tebal di Hidah. pik, Bentuk inti ijt bul panjang 2 cm .5-em. sampai ? cm; wama permukaan luat cok! coklat Kelabu dengan dan garisgaris Kecil berwar sampai coklat ta Kemerahian: permukaan Juar juga be yang berupa anyamen jala. Ujang bakal akar berupa per ‘kurang mim, teiletak agak ‘Sialaza terletak pada sisi yang lain, berbentuk cekunga i dari endosperm berwarna coklat muda ucat perisperm tipis berwarna coklat Inenerhus endosperm dengan banyak lipata berkelok-kelok becwanna coklat sampai cok! tang. Embrio Kec, terbenam di dalam endosperm, mikzopils, Jika ditekan inti bi bagian dalam yah dari beberapa | dinding pis. massa berwarna col wablur berbentuk prism asam klorida pekat P. Perispe dari perisperm primer dan lan sel-sel mi smal, sangai kekuningan, sel umumnya be dan kadang-kadang juga rdapat_berkas pemb: i terdapat sel parenkim Kecil bei zonal, lumen jeri, dinding tipis; perisperm sekunder lapisan sel yang berbentuk serupa dengan sel_peris Endosperm dari sel_parenkim yang besar, bet dinding tipis be oklat; tiap sel endosperm beri pati dan satu butir aleuron yang berist satu krista berukuran lebih kurang 12 ym x 20 ym. Butir ps berbentuk bulat, Kecil, garis tengal 2 um sampai S em sampai 20 um, tunggs! atau majemuk 2 sampat majer pati sering terbenam dalam massa serupa lernak sdrat LP pans dibi bentuk bulu yang | menjari. Tersebar di dalam endosperm terdapat sel yang | 1a coklat, Warna coklet muda; bau kltas aromatik. Fran fragmen perisperm sekunder dengan sel. miny endosperm berisi butir pati, butir aleuron atau zat berw fragmen perisperm. primer.

You might also like