You are on page 1of 44
MODUL ® GEOMATIKA UNTUK MITIGASI BENCANA Nama Mahasiswa Nam Kelas POLITEKNIK NEGERI BANJARMASIN JURUSAN TEKNIK SIPIL DAN KEBUMIAN PROGRAM STUDI DIPLOMA IV TRGS IDENTITAS DAN PENGESAHAN | Judul Buku/Modul/Karya Timiah: Geomatika untuk Mitigasi Bencana 2, Identitas Diri Penulis Nama + Henyningtyas Subse S.Pd, MP NP + 199901142019032016 NIDN 0014019007 ‘Tempat,tanggal lahir + Surabaya, 14 Januari 1990 Pangkat/golonganiruang, TMT: Penata Muda TKI b Jabatan Fungsional, TMT. Asisten Ahi Bidang imu Teknik Geodesi Jurusan/Program Studi Teknik Sipil dan Kebumian/Diploma IV Teknologi Rekayasa Geomatika dan Survey Unit Kerja Politeknik Negeri Banjarmasin Mengetahui, Banjarmasin, April 2022 Ketua Jypigan Teli Sipil dan Kebumian Penulis, Henyningtyas Suhel, S.Pd,MT NIP. 19900114 201903 2 016 PENGANTAR imu Geomatika dan Mitigasi kebencanan merupakan dua hal_yang saling terkait, dimana ilmu geomatika berkaitan dengan analisis keruangan. Dengan memanfaatkan ilmu geomatika dalam memetakan resiko Kerentanan bencana dan rekomendasi pengelolaan mitigasinya. Dengan menggunakan peta hasil anal s keruangan untuk mematakan kerentanan bencana dan m,itigasinya, memudahkan orang untuk memperluas sudut pandang normalnya, dan memungkinkan orang untuk melihat keterkaitan keruangan (spatial relationship) antara satu dacrah dengan daerah yang lain, dalam ‘memutuskan tindakan atau rekomendasi terkait suatu hal atau tema yang dikajinya Banjarmasin, April 2022 Tid, Henyningtyas Suhel DAFTAR ISI IWentitas dan Pengesahan Pengantar Daftar Isi Modul 01; Peraturan Kebencanaan dan Mitigasi Modul 02: Identifikasi Studi Kasus dan Parameter untuk Pembuatan Peta Kerentanan Bencana Modul 03: Pembuatan Peta Kebeneanaan ‘Modul 04: Layouting Peta Kerentanan Banjir Modul 05: Analisis Buffer sebagai Mitigasi Bencana LEMBAR KERJA 01 A, STANDAR KOMPETENSI Nama Pekerjaan_: Peraturan Kebencanaan dan Mitigasi Nomor + 80320408 / 01 Jenis Pekerjaan _: Praktikum Laberatorium / Studio /-Lapangan Alokasi Waktu: 1 (8 x 45 menit) B. KOMPETENSI DASAR Mahasiswa ciharapkan mampu secara balk dan benar; 1, _Memahami Peraturan Kebencanaan dan Mitigasi 2, Mengidentiikasi Peraturan Kebencanaan dan Mitigasi 3, Menganalisis dan meriviu Peraturan Kebencanaan dan Mitigasi C. DASAR TEORI Bencana_merupakan peristiva atau rangkalan peristwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang dlsebabkan oleh faktor alam dan/atau faktor manusia ssehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa, kerusakan lingkungan, Kerugian harta benda dan dampak psikologs. Manajemen Kebencanaan Manajemen kebencanaan (bencana) merupakan serengkaian Keglaten yang terciti dari aspek Perencanaan, penanagulangan, hingga tindakan pascabencana, Keglatan ini meliputi usaha Pencegahan, tanggap darurat, mitigasi Kesiapsiagaan, dan pemulihan. Tujuan diadakannya manajemen kebencanaan ini adalah untuk mengurangi Kerugian dan risko yang akan terjadi serta mempercepat proses pemulinan pascabencana, Peleksanaan manajemen terdiri dari dua tahap, yakni sebelum tert bencana meliputi pencegahan, mitigasi, dan kesiapsiagaan. Menurut Undang-Undang Nomor 24 bencana dan sesudah terjadi bencana. Kegiatan yang dilakukan sebelum terjadi Tahun 2007, manajemen bencana adalah suatu proses dinamis, berlanjut, dan terpadu untuk meningkctkan kualtas langkah-langkah yang berhubungan dengan observasi dan analisis bencana ‘Adepun urutan siklus manajemen bencana yang benar adalah pencegahan, mitigasi, kesiapsiagaan, Peringatan dint, penanganan darurat, rehabilta, dan rekonstruksi bencana. ‘Siklus Manajemen Bencana Menurut M. Chazienul Ulum (2014), urutan siklus manajemen bencana yang benar adalah sebagai berikut, 1) Pencegahan adalah upaya yang dllakukan untuk mencegah terjadinya bencana jka mungkin dengan meniadekan bahaya. Contoh kegiatan pencegahan antara lain adalah melarang pembakaran huten dala pertadangan dan melarang membuang sempah ssembarangan. 2) Mitigas! bencana adalah serangkaian upaya yang dilakukan untuk mengurangi risiko bencana, balk melalui pembangunan fisk maupun penyadaran dan peningkatan kemampuan menghadapi ancaman bencana. Kegiatan mitigasi bisa dilakukan dengan pelaksanaan penataan ruangan, pengaturan pembangunan, pembangunan infrastruktur, dan sebagainya 3) Kesiapsiagaan adalah serangkaian Kegiatan yang dliakukan untuk mengentisipasi bencana melalui pengorganisasian dan langkah yang tepat dan berdaya guna. 4) Tanggap darurat adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan dengan segera pada saat kejadian bencana untuk menangani dampak buruk yang ditimbulkan. Kegiatan ini meliputi penyelamatan dan evakuasi korban, harta benda, pemenuhan kebutuhan dasar, Perlindungan, pengurusan pengungsian, dan pemulihan sarana prasarana, 5) Pemulthan adalah rangkaian kegiatan untuk mengembalkan kondisi masyarakat dan lingkungan hidup yang terkena bencana dengan memfungsikan kembali kelembagaan serta sarana dan prasarana dengan melakukan upaya rehabiltasi. 6) Rehabilitasi adalah perbaikan dan pemulihan semua aspek pelayanan publk hingga tingkat yang memadat pada wilayah pasca bencana dengan sasaran untuk normalisasi kehidupan masyarekat pasca bencana, UU tentang Pengaggulangan Bencana Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana mulai berlaku setelah diundangkan dalam Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 66 dan Penjelasan Atas Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4723 pada tanggal 26 April 2007 di Jakarta oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia, Hamid Awaludin. Penanggulangan Bencana merupakan salah satu bagian dari pembangunan nasional yaltu serangkaian kegiatan Penanggulangan Bencana sebelum, pada saat maupun sesudah terjadinya bencana. Selama ini masih dirasakan adanya kelemahan baik dalam pelaksanaan Penaggulangan ‘Bencana maupun yang terkait dengan landasan hukumnya. Karena belum ada Undang-undang yang ssecara khusus menangani bencana. Mencermati hal-hal tersebut diatas dan dalam rangka memberikan landasan hukum yang kuat bagi penyelenggaraan Penanggulangan Bencana, dlsusunlah Undang-Undang tentang Penanggulangan Bencana yang pada prinsionya mengatur tahapan bencana meliputi pra bencana, seat tanggap darurat dan pasca bencana. Materi muatan Undang-undang ini beriskan ketentuan-Ketentuan pokok sebagai berikut: 1. Penyelenggaraan penanggulangan bencana merupakan tanggung jawab dan wewenang Pemerintah dan pemerintah daerah, yang diaksanakan secara terencana, terpadu, terkoordinasi, dan menyelurun. 2. Penyelenggaraan penanggulangan bencana dalam tahap tanggap darurat_llaksanakan sepenuhnya oleh badan nasional penanggulangan bencana dan badan_penanggulangan bencana daerah. Badan penanggulangan bencana tersebut terdiri dari unsur pengarah dan lunsur pelaksana. Badan nasional penanggulangan bencana dan badan penanggulangan bbencana daerah mempunyai tugas dan fungsi antara lain pengkoordinasian penyelenggaraan penanggulangan bencana secara terencana dan terpadu sesual dengan kKewenangannya.. 3, Penyelenagaraan penanggulangan bencana dilaksanakan dengan memperhatikan hak ‘masyarakat_ yang antara lain mendapatken bantuan pemenuhan kebutuhan dasar, ‘mendapatkan pelindungan sosial, mendapatken pendidikan dan keterampilan dalam penyelenggaraan penanggulangan bencana, berpartisipasi dalam pengambilan keputusan. 4. Kegiatan penanggulangan bencana cilaksanakan dengan memberikan kesempatan secare las kepada lembaga usaha dan lembaga internasional 5, Penyelenggeraan penanggulangan bencana dilakukan pada tahap pra bencana, saat tanggap drurat, dan pasca bencana, karena masing- masing tahapan mempunyai_karakteristik penanganan yang berbeda. 6. Pada seat tanggap darurat, Kegiatan penanggulangan bencana selain didukung dana APBN ddan APBD juga disedlakan dana siap pakal dengan pertanggungjawaban melalui mekanisme khusus. 7, Pengawasan terhadap seluruh kegiatan penanagulangan bencana dilakukan oleh Pemerintah, ppemerintah daerah, dan masyarakat pada setlap tahapan bencana, agar tidak terjadi penyimpangan dalam penggunaan dana penanggulangan bencana. 8 Untuk menjamin ditaatinya undang-undang ini dan sekaligus memberikan efek jera terhadap para pihak, baik karena Kelalaian maupun Karena kesengajaan sehingga menyebabkan terjadinya bencana yang menimbulkan kerugian, balk terhadap harta benda maupun matinya forang, menghambat kemudahen akses dalam kegiatan penenggulangan bencene, dan penyalahgunaan pengelolaan sumber daya bantuan bencana dikenaken sanksi pidana, balk pidana penjara maupun pidana denda, dengan menerapkan pidana minimum dan maksimum, Dengan materi muatan sebagaimana disebutkan diatas, Undang-Undang ini diharapkan dapat dlijadikan landasan hukum yang kuat dalam penyelenggaraan penanggulangan bencana sehingga penyelenggarean penanggulangan bencana dapat dilaksanakan secara terencana, terkoordinasi, dan terpadu. D, KEGIATAN 01 1. Tugas Mandiri 1, Carilah Peraturan perundang-undangan beserta turunannya terkait kebencanaan dan mitigasinya! 2. Identifikasi dan anelisis peraturan tersebut, kemudian kaitkan dengan kellmuan keruangan! 3. Buat hasil ivi tersebut dalam bentuk makalah dan bahan tayang dengan ketentuan sebagai berikut —Peraturan terdir dart: UU dan Perda — _ Khusus untuk Perda sesuaikan dengan pemilhan studi kasusnya = Latar belakang dibuatnya peraturan tersebut ~ Hasilrvi ii dart peraturan Kesimpulan dan keteriaitan peraturan dengan kellmuan keruangan File tugas berbentuk PDF dan di kumpulkan pada link yang disediakan LEMBAR KERJA 02 A. STANDAR KOMPETENST Nama Pekerjaan : Identifikasi Studi Kasus dan Parameter untuk Pembuatan Peta Kerentanan Bencana Nomor + A0320408/ 02 Jenis Pekerjaan : Praktikum Laboratorium / Studio /-Lapangan Alokasi Waktu: 1 (8 x 45 menit) B, KOMPETENSI DASAR Mahasiswa diharapkan mampu secara balk dan benar; 1, Memahami peraturan kebencanaan dan mitigast 2. Menentukan tem dan studi kasus dalam pembuatan peta kerentanan bencana 3, Mengidentif kasi parameter sebagai pembentuk peta kerentanan bencana 4, Menganalisis tabel skoring setiap parameter pembentuk peta kerentanan bencana C. DASAR TEORL Bencana_merupakan peristiwa atau rangiaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan oleh faktor alam dan/atau faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda dan dampek psikolocis. Manajemen Kebencanaan Manajemen Kebencanaan (bencana) merupakan serangkaian kegiatan yang terdiri dari aspek perencanaan, penanggulangan, hingga tindakan pascabencana, Kegiatan ini meliputi usaha ppencegahan, tanggap darurat, mitigas! Kesiapsiagaan, dan pemulihan. Tujuan diadakannya ‘manajemen kebencenaan ini adalah untuk mengurangi Kerugian dan risiko yang akan terjadi serta ‘mempercepat proses pemulihan pascabencana. Pelaksanaan manajemen terdiri dari dua tahap, yakni sebelum terjadi bencana dan sesudah terjadi bencana. Kegiatan yang dilakukan sebelum terjedi bbencana meliputi pencegahan, mitigas), dan kesiapsiagaan. Menurut Undang-Undang Nomor 24 ‘Tahun 2007, manajemen bencana adalah suatu proses dinamis, berlanjut, dan terpady. untuk ‘meningkatkan kualitas langkah-langkah yang berhubungan dengan observasi dan analisis bencana ‘Adapun urutan siklus manajemen bencana yang benar adalah pencegahan, mitigas, Kesiapsiagaan, pperingatan dini, penanganan darurat, rehabiltas, dan rekonstruksi bencana, Siklus Manajemen Bencana Menurut M. Chazienul Ulum (2014), urutan siklus manajemen bencana yang benar adalah sebagal berkut. 1) Pencegahan adalah upaya yang dilskukan untuk mencegah terjadinya bencana jika mungkin dengan meniadakan bahaya. Contoh kegiatan pencegahan antara lain adalah melarang pembakaran huten dala perladangan dan melarang membuang sampah sembarangan. 2) Mitigasi bencana adalah serengkaian upaya yang dilakukan untuk mengurangi riko bencana, balk melalui pembangunan fisk maupun penyadaran dan peningkatan kemampuan menghadapi ancaman bencana. Kegiatan mitigasi bisa dilakukan dengan pelaksanaan penataan ruangan, pengaturan pembangunan, pembangunan infrastruktur, ddan sebagainys. 3) Kesiapsiagaan adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk mengantisipasi bencana melalui pengorganisasian dan langkah yang tepat dan berdaya guna. 4) Tenggap darurat adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan dengan segera pada saat kejedian bencana untuk menangani dampak buruk yang dltimbulkan. Kegiatan ini meliputi penyelamatan dan evakuasi korban, harta bende, pemenuhan kebutuhan daser, Perlindungan, pengurusan pengungsian, dan pemulihan sarana prasarana 5) Pemulihan adalah rangkalan Kegiatan untuk mengembalikan kondisi masyarakat dan lingkungan hidup yang terkena bencana dengan memfungsikan kembali kelembagaan serta sarana dan presarane dengan melakukan upaya rehabiltasi. 6) Rehabiitasi adalah perbaikan dan pemulihan semua aspek pelayanan publi hingga tingkat yang memadal pada wilayah pasca bencana dengan sasaran untuk normalisas| kehidupan masyarakat pasca bencana. UU tentang Pengaggulangan Bencana Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana mulai berlaku setelah add data > pilih data DEM area yang digunakan (pada contoh DEM Banjarmasin) 2. Klik Search > ketik “Slope” (spatial analyst) -> masukkan data DEM > isikan sesuai data pada gambar > klik OK + £2) IB Sy ton aang al mma-_| pra 3. Kembali ke menu search > ketik “Reclassify” (Spatial analyst) > masukkan data raster slope ~ isikan skoring, dan isikan tempat penyimpanan > klik Ok ns [02 [s+ Lautan) a) SSS aa eterna Se pees mele Saupe ret Dawes ons o= ect aaflonnes ose Serene ees Fisooss ‘Mala hasil parameter Kelerangan sudah terbentuk ) Pembuatan Parameter Curah Huian |, Download data curah hujan tahunan pada web yang sudah disediakan (BMKG atau. BPS) 2. Buat shapefile baru berupa ttik-titk sebaran curah hujan yang tersebar pada wilayah studi 3. Klik add data > buka data sebaran tik curah hujan Sovoftis (Go nv ions 4. Klik search > ketik “IDW" (spatial analyst) > masukkan data titik curah ujan, lalu pilih folder penyimpanan > klik Ok OW GD ana) teooxeyster tsbowes\3é ania ww {Spatial nabs coo) Interolter atr sac om pots teolonessstem ocboxes spa ahs DW (Goostaiseal Analyst) eed ewe he reared vals srreuri D tealonaseyatr oben goes 5. Klik menu Search > ketikkan “Extract by Mask” > masukkan hasil raster eurah hhujan dan batas admin Banjarmasin sebagai feature untuk memotong raster curah hhyjan > klik OK iano @ Seca Sa 6. Klik menu Search > ketikkan “Reclassify”(spatial analyst) > masukkan data raster ccurah hujan yang telah dipotong sesuai batas admin, kemudian Klik classify > pilin classes “5”, setelah itu klik ok -> atur sesuai nilai bobot klaster eurah hujan > atur tempat penyimpanan > klik ok Redes 20 sate Ce) “Reeth rd ele na. Bresso) (a ©) Pembuatan Parameter Jenis Tanah 1, Buka Arcmap > klik add data -> pilin data jenis tanah yang sudah dipotong sesuai dengan batas admin > Klik kanan open atribut table > klk table options > add field > ketikkan rama *Value” dengan type double > Klik ok eS Senta nee 2. Klik editor > start editing > klk fle nama jenis tanah yang akan dilakukan editing > lakukan ppemberian skor pad a menu kolom value sesualtabel skor tanah > Klk editor, stop editing Klik menu Search > ketikkan “Polygon to Raster” > masukkan data vector jenis ‘anah, value field pilih “Value”, kemudian pilih penyimpanan file Kdlik ok te Palyon over) pe (caenepntbemenreean mi aluaon a naste {Cons res) smart plygen serfo= raster. ‘eSbous nam tacbareseaerson 4) Pembuatan Parameter Tutupan Lahan 1. Buka Arcmap > klk add data > pilh data tutupan lahan yang sud dipotong sesuai dengan bbatas admin -> kik kanan open atribut table -> klk table options “> add field > ketkkan ‘nama "Value" dengan type double > Klk ok 2. Kil table options select by atributtes > untuk memilh sesual kategor! sesual skor ketikkan ‘expression "Name" = Permukiman’ OR "Name" = Tanah Terbuka’ > klk ok 3. Pada kolom “Value” klk kanan pillh "Field calculator” -sikan skor sesual tabel skoring (untuk ‘pemukiman dan tana skor 5) > Klik ok ae =e = iz Boweel 4. Ulang!langkah nomor tiga untuk semua skor tutupan lahan, 5. Fika sudah selesai memusukkan angka skor, lalu klik search > ketikkan “Polygon to Raster” > masukkan data vector tutupan lahan, value field pilih “Value”, kemudian pilih penyimpanan file > Klik ok Overlay hitungan kerentanan banjir: 1. Klik menu Search > ketikkan “Raster calculator” > kemmudian hitung dari masing-masing parameter tersebut dengan koefisien perkaliannya > pilih tempat penyimpanan > klik ok 2. Klik menu Search > ketikkan “Recalssify” > masukkan data raster “skor_tot” yang telah, kemudian Klik classify > pilih classes “S” dan metodenya “Equal Intervals” setelah itu klik ok > sfur sesuai nilai bobot Klaster curah hujan > atur tempat penyimpanan > klik ok 3 © Ron Bani Value I Sangat Tidak Rawan Tidak Rawen [Kurang Rawan Ravan ISangat Rawan No “Tutupan Laban Nila T Tiutan T 2 Belukar/Semak a 3 | Tanah Ladang/Tegalan, 3 Rumput, Kebun a ‘Sawah Irigasi, Sawah ‘Tadah Hujan, Empang 3 3 No Deskripsi Nila T ‘Aluvial, Planosol, Tidak Peka 3 Hidromort kelabu, Laterik Air Tanah 2 Tatosol ‘Agak Peka a 3 Tanah Hutan CoKlat, Kepekaan 3 Tanah Mediteran Sedang a ‘Andosol, Laterik, Poka 2 Grumosol, Podsol, Podsolic 3 Regosol, Litosol, ‘Sangat Peka 7 Organozol, Renzina No_[ Rata-rata (mmv/tahun) Deskripsi Nila 1 4000 = 4500) Tebat 5 z 73500-3000) Agak Lebat 4 3 72500 = 3000) Sedang 3 4 72000 - 2500) ‘Agak Ringan 2 3 1000-2000) Ringan i No_| Kemiringan (%) Deskripsi L Datar 5 2 Tandai 4 3 3152: ‘Agak Curam 3 4 SAS Coram’ 2 3 345, Sangat Curam T ‘Tabel Overlay Parameter No rameter Bobot T Ketinggian on z Kelerengan 025 3 Cura Hajan or 7 Tenis Tanah 025 5 Penggunaan Lahan ous 6 Kerapatan Sungai ons E, KEGIATAN 03, 1. Tugas Mandir ‘Buatiah analisis skoring tingkat kerentanan banir pada setlap parameter! Buatiah analisis overlay tingkat kerentanan baniir dari keselurunan parameter! Susun lenkap dengan deskrips langkah kerja pada tiap tahapan! Ketentuan Tuga = Daerah lokasi tidak boleh sama dengan yang ada pada modul Mahasiswa diharapkan untuk mencari data secara mandiri = _Kerangka laporan untuk tiap modul terdiri dari : Judul Modul, Kade Modul, waktu Pelaksanaan, Uraian Langkah kerja = File tugas berbentuk POF dan di kumpulkan pada link yang diseciakan LEMBAR KERJA 04 A. STANDAR KOMPETENSI Nama Pekerjaan _: Layouting Peta Kerentanan Banjir Noror A0320408/ 04 Jenis Pekerjaan _: Praktikum kaboratoriu / Studio /-tapangan ‘Alokasi Waktu (8x 45 menit) B. KOMPETENSI DASAR Mahasiswa diharapkan mampu secara baik dan benar; 1. Memahami tata cara pembuatan layouting peta bedasarkan SNI Kartografi C. DASAR TEORI Peta berdasarkan jenisnye dibagl dua (2) yaitu, Peta dasar, merupakan peta yang yang lterbitken oleh kelembagaan negara yaitu pemerintah yang didalamnya terdapetinformasi umum yang bisa digunakan sebagai acuan untuk melakukan pemetaan ‘ataupun pengembangan pada peta tematik. Peta dasar memiliki kaidah yang baku sesual Standar Nasional Indonesia (SNI) yang dliterbitkan oleh Badan Koordinasi Survey dan Pemetaan Nasional (Bakosurtanal) sehingga dalam penyusun kartografinya telah diatur dan harus mengikuti ketentuan yang telah dibuat, Peta Tematik, peta tematik merupakan yang mempunyei fungsi khusus ataupun topik yang disampaikan dan dapat dibuat oleh individu ataupun kelompok yang berasal dari pengembangan dan informasi dari peta dasar. Pengembangan peta tematk biasanya bertujuan untuk menyampaikan informasi secare spesifik pada suatu wilayah meliputi informasi tentang perubahan suatu daerah, ssumber daya alam dan cadangan, persebaren flore ataupun faune dil. Dalam pembvatan peta tematik kaidah dari imu kartografi belum ada ketentuan yang baku sehingga perlu adanya estetika yang baik dalam penyajiannya agar bisa dimengerti dengan baik Dalam penyusunan suatu peta periu beberapa informasi yang peru ditampikan sehingga yang membacanya mempunyal imafinasi yang balk dalam memahami kondisi dari relief yang sebenamya, ‘adapun informasi yang ditampikan meliputi: ‘+ Judul, merupakan informasi untuk mengetahui fungst dari peta dan wilayah + System Grid, grid merupakan jarak atau interval yang berkaltan dengan system koordinat sehingga wilayah dalam peta diketahul keberadaannya secara past, biasanya system ord dibagi menjadi Universal Transerve Mercator (UTM) dan Geographic Coordinate System (GCS) Keterangan, merupakan informasi pendukung dari objek-objek yang ditampilkan pada peta. Legenda, lalah suatu destrips! singkat dari penyajian warna, tekstur etaupun symbol untuk memberikan informasi dari peta ‘Skala, dalam penyajian pada peta skala merupakan Komponen penting untuk mengetahul ‘ukuran sebenarnya terhadap ukuran yang ditampikan pada peta. Skala dibagi menjadl skala verbal, skala angka dan skala grafis (batang) ‘rah mata angin, biasanya arah mata angin membantu dalam menentukan orientasi pada seat pengamatan/pengukuran. Indeks Peta, berfungsi untuk mengetahul lokasi dari isi peta terhadap wilayah secara regional Biasanya indeks peta digunakan pada peta yang memilki kala detail/keci, Instansi, dalam membuat peta informast dari instansi terkait dimuat untuk mengetahui indentitas dari pembuat peta. ‘Sumber, hak cipta ateupun data yang disajikan harus memitki dasar dan akurasi yang balk sehingga dalam mengambil informasi dari peta perlu memilih dari sumber terpercaya dan ‘memiliki legaltas sehingga terhindar dari pelanggaran hak cipta dan plagiasi dengan demikian keterangan sumber pada peta wajlb dimasukan dati setiap pembuatan peta Informast tambahan lainnya seperti; revisi peta, grafka, rivayat peta dll D, UNJUK KERJA 04 Layouting Peta Kerentanan Baniir : 1. Buka aplikasi Aremap > buka file raster hasil skor overlay kerentanan banjir > klik layout view > klik change layout > pilih ISO A4 landscape atau portrait bisa discsuaikan dengan tampilan peta > klik finish TRE 94k ami ee es i 2. Klik “Rectangle” untuk membuat frame peta klik kunan properties untuk mengatur ‘wama dan ketebalan dari frame peta-> klik Ok 3. Klik kanan pada frame peta > properties > pilih menu grid > new grid, pilih ‘measured grid > klik next > pilih grid and labels, klik next > klik next > Klik finish > klik Ok 4. Klik Insert > pilin “Text” ketikkan judul peta sesuai dengan daerah studi > atur ‘ukuran huruf > klik ok erie acne b derma 7. Klik Insert > pilin “dynamic text” coordinat system -> klik kanan pada text > convert to graphic, lalu klik 2x untuk mengatur size hurufnya 9, Jika sudah selesai membuat atribut legenda peta dan simbolisasi, kemudian klik file > export map > ketikkan nama_penyimpanan kemudian atur pixel nya > Klik save ‘ea tee ne Gambar. Hasil Layouting Peta Kerentanan Banjir Kota Banjarmasin KEGIATAN 04 ‘Tugas Manditi Buatlah layout peta sesuai SNI kartografi dengan data hasil overlay kerentanan bangirt Susun lengkap dengan deskrpst langkah kerja pada tiap tahapan! 3. Ketentuan Tugas : Kerangka laporan untuk tiap modul terdiri dari : Judul Modul, Kode Modul, waktu pelaksenaan, Uraian Langkah kerja Fle tugas berbentuk PDF dan ai kumpulkan pada link yang disediakan LEMBAR KERJA 05 A, STANDAR KOMPETEN Nama Pekerjaan : Analisis Buffer sebagai Mitigasi Bencana Nomor + A0320406/ 05 Jenis Pekerjaan : Praktikum Laberaterium / Studio /-Lapangen Alokasi Waktu: 1 (8x 45 menit) B. KOMPETENSI DASAR Mahasiswa diharapkan mampu secara baik dan benar; 1. Mengidentifkasi kebutuhan data spacial untuk membuat peta mitigasi bencana 2. Mampu memprakikkan pembuatan peta mitigasi kebencanaan dengan analisis spasial (Butter) C. DASAR TEORL Bencana_merupakan perisva atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabian oleh faktor alam dan/atau faktor manusia sehingga mengakibatkan timoulnya Korban jiwa, Kerusakan lingkungan, keruglan harta benda dan dampak pskoiogis. ‘Manajemen Kebencanaan Manajemen kebencanaan (bencana) merupakan serangkaian kegiatan yang terditi dari aspek Perencengan, penanggulangan, hingga tindakan pascabencana. Kegiatan ini meliputi usaha encegahan, tanggap darurat, mitigas! kesiapsiagaan, dan pemulihan. Tujuan diadakannya ‘manajemen kebencanaan ini adalah untuk mengurangi kerugian dan risiko yang akan terjadi serta ‘mempercepat proses pemulihan pascabencana. Pelaksanaan manajemen teri dari dua tahap, yakni sebelum terjadi bencana dan sesudah terjadi bencana. Kegiatan yang dilakukan sebelum terjadi bencana meliputi pencegahan, mitigasi, dan kesiapsiagaan, Menurut Undang-Undang Nomor 24 ‘Tahun 2007, manajemen bencana adalah suatu proses dinamis, berlanjut, dan terpadu untuk ‘meningkatkan kualitas langkah-langkah yang berhubungan dengan observasi dan analisis bencana.. ‘Adapun urutan siklus manajemen bencana yang benar adalah pencegahan, mitigasi, Kesiapsiagaan, peringatan dini, penanganan darurat, rehabiltas, dan rekonstruksi bencana. Siklus Manajemen Bencana Menurut M. Chazienul Ulum (2014), urutan siklus manajemen bencana yang benar adalah sebagal berikut, 1) Pencegahan adalah upaya yang cilakukan untuk mencegah terjadinya bencana jka ‘mungkin dengan meniadakan bahaya. Contoh kegiatan pencegahan antara lain adalah melarang pembakaran hutan dala perladangan dan melarang membuang sampah ssembarangan. 2) Mitigasi bencana adalah serangkaian upaya yang dilakukan untuk mengurangi risiko bencana, balk melalui pembangunan fisik maupun penyadaran dan peningkatan kemampuan menghadapi ancaman bencana. Kegiatan mitigasi bisa dilakukan dengan pelaksanaan penataan ruangan, pengaturan pembangunan, pembangunan infrastruktur, dan sebagainya. 3) Kesiapsiagaan adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk mengantisipasi bencana melalui pengorganisasian dan langkah yang tepat dan berdaya guna. 4) Tanggap darurat adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan dengan segera pada saat kejedian bencana untuk menangani dampak buruk yang ditimbulkan. Kegiatan ini meliputi penyelamatan dan evakuasi korban, harta bende, pemenuhan kebutuhan daser, perlindungan, pengurusan pengungsian, dan pemulihan sarena prasarana 5) Pemulihan adalah rangkalan Keglatan untuk mengembalikan kondisi masyarakat dan lingkungan hidup yang terkena bencana dengan memfungsikan kembali kelembagaan serta sarana dan presarana dengan melakukan upaya rehabiltasi. 6) Rehabiitasi adalah perbaikan dan pemulihan semua aspek pelayanan publik hingga tingkat yang memadai pada wilayah pasca bencana dengan sasaran untuk normalisasi kehidupan masyarekat pasca bencana. UU tentang Pengaggulangan Bencana Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana mulal berlaku setelah klik add path > lakukan digitasi menyusuri ssungai (ambil as sungai) -> jika sudah selesai, Klik kanan layer sungai -> save place as > mal Shapshot View Show Elevation Profile 0 de crost 2 Konvert hasil digitasi sungai tersebut dalam bentuk file vektor > Arctoolbox > convention tool > from KML > KML to Layer > masukkan file sungai (.KML/.KMZ), setting penyimpanan > klik Ok Epc RUTH epeBagte (ean crt te kanan layer > data > export data, beri nama file > klik Ok Kalo nt ese © ne /we Aero cae ae a 1 cyenaneaee caer Desymiied I cemteaneop 4, Berdasarkan BNPB jarak sempadan sungai dibagi menjadi 3 ring dengan radius sebagai berikut : Radius 1: 100 m Radius 2 : 300m Radius 3 = 600m Radius 4: 900 m Sehingga analisis spasial buffer nya sebagai berikut Klik search, ketikkan “Buffer’, kemudian klik -> masukkan layer sungai, kemudian setting radius buffer nya 100 m (untuk membuat radius 1) > klik ok > ulangi untuk ose he 2 apna Matty 2 remeber A pepgotasics eau Oe Sas Loa x Dn Ie 7) SED eg ee ‘ AS OOE G9 BO /O SMES TR g ommeen [— a . 5. Tambahkan basemap untuk melihat eakupan tiap radius yang telah dibuat Radius menunjukkan daerah aman dari luapan banjir sungai adalah di rentang radius 900 meter, akan tetapi karakteristik topografi kota Banjarmasin yang rendah dan adanya pasang surut, menyebabkan genangan banjir meluap ke segala penjuru wilayah kota Banjarmasin, hal ini tentunya perl kajian tentang rekayasa saluran sungai ~ sungai kecil E. KEGIATAN 05 ‘Tugas Mandiri Buatiah tingkatan mitigast bencana dengan analisis buffer sesuai dengan tema masing- rmasing! ‘Gari acuan mitigast buffer berdasarkan aturan BNPB sesuat dengan tema masing-masing! Susun lengkap dengan deskripsilangkah kerja pada tiap tahapan! Ketentuan Tugas : Daerah lokas! tidak boleh sama dengan yang ada pada modul — Mahasiswa diharapkan untuk mencari data secara mandir —_Kerangka laporan untuk tiap modul terdiri dari : Judul Modul, Kode Modul, waktu pelaksanaan, Uraian Langkah kerja ~ File tugas berbentuk PDF dan di Kumpulkan pada tink yang disediakan

You might also like