You are on page 1of 9

Lex Privatum Vol. VI/No.

7/Sept/2018

AKIBAT HUKUM TERHADAP AKTA OTENTIK wewenang lainnya yang diberikan oleh undang-
YANG CACAT FORMIL BERDASARKAN PASAL undang terhadap jabatan notaris.
1869 KUHPERDATA1 Akta yang dibuat notaris bersifat otentik
Oleh : Vivien Pomantow2 yang dibuat untuk digunakan sebagai
pembuktian dikemudian hari bila terjadi
ABSTRAK sengketa mengenai apa yang termuat didalam
Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk akta tersebut. Sifat keotentikan sebuah akta
mengetahui bagaimana kekuatan pembuktian otentik dapat hilang dan mengalami perubahan
akta otentik yang dibuat notaris dalam kekuatan pembuktian. Beban pembuktian
pengadilan dan bagaimana akibat hukum untuk membuktikan bahwa akta tersebut tidak
terhadap akta otentik yang cacat formil otentik diberikan kepada pihak yang
berdasarkan pasal 1869 KUHPerdata. Dengan menyangkal akta tersebut, pihak yang
menggunakan metode penelitian yuridis menyangkal yang harus membuktikan bahwa
normatif, disimpulkan: 1. Kekuatan pembuktian akta tersebut tidak otentik dan setelahnya
yang dimiliki oleh akta otentik merupakan diserahkan kepada pertimbangan hakim untuk
kekuatan pembuktian yang sempurna dan memutuskan akat itu otentik atau tidak. Hakim
mengikat namun tidak mencapai tingkatan dapat menyatakan bahwa akta otentik itu
yang menentukan dan memaksa karena didegradasi menjadi akta dibawah tangan
terhadap akta otentik masih bisa diajukan bukti ataupun dibatalkan oleh putusan pengadilan
lawan yang dapat melumpuhkan kekuatan bila akta tersebut terbukti tidak otentik.
bukti otentik yang dimiliki akta otentik dan Terjadinya hal yang demikian maka dalam
dapat membuat kekuatan pembuktian akta membuat akta, seorang notaris harus berhati-
otentik dari alat bukti yang utama menjadi hati dan mengikuti semua prosedur-prosedur
bukti permulaan. Selain dari mengikat dan dan syarat-syarat yang ditentukan dalam
sempurna, akta otentik juga memiliki kekuatan pembuatan akta untuk mengurangi
pembuktian yang melekat padanya yaitu kemungkinan terjadinya sengketa dikemudian
kekuatan pembuktian secara lahiriah, secara hari mengenai akta yang dibuat, karena bila
formil, secara materil. 2. Akibat hukum tidak berhati-hati ataupun tidak mengikuti
terhadap akta otentik yang cacat formil syarat dan prosedur yang ada, akta tersebut
berdasarkan pasal 1869 yaitu hilangnya sifat akan dapat mempunyai segala cacat yang dapat
otentik dari akta tersebut dan terdegradasinya membuat akta tersebut terdegradasi
kekuatan pembuktian yang melekat pada akta kekuatannya ataupun dapat dibatalkan oleh
otentik dari kekuatan pembuktian akta otentik putusan pengadilan. Apabila kejadian seperti
yang paling utama menjadi kekuatan diatas itu terjadi, itu merupakan kejadian yang
pembuktian akta dibawah tangan yang di sebabkan kurangnya kemahiran profesi dari
dipandang sebagai alat bukti permulaan apabila notaris sendiri, seperti adanya pencantuman
akta tersebut ditandatangani oleh para pihak. identitas para pihak yang salah ataupun hal
Kata kunci: Akibat Hukum, Akta Otentik, Cacat lainnya yang berakibat pada cacatnya akta
Formil, Pasal 1869 KUHPerdata. otentik yang dibuat notaris.
Sehubungan dengan uraian diatas telah
PENDAHULUAN mendorong penulis untuk mengkajinya
A. Latar Belakang Masalah kedalam penulisan skripsi dengan judul :
Notaris memiliki wewenang untuk membuat “AKIBAT HUKUM TERHADAP AKTA OTENTIK
akta otentik, tapi wewenangnya bukan hanya YANG CACAT FORMIL BERDASARKAN PASAL
membuat akta otentik saja, tetapi masih ada 1869 KUHPERDATA”

B. Perumusan Masalah
1. Bagaimana kekuatan pembuktian akta
1
Artikel Skripsi. Dosen Pembimbing: Berlian Manoppo, otentik yang dibuat notaris dalam
SH, MH; Leonard S. Tindangen, SH, MH pengadilan?
2
Mahasiswa pada Fakultas Hukum Unsrat, NIM.
14071101170

90
Lex Privatum Vol. VI/No. 7/Sept/2018

2. Bagaimana akibat hukum terhadap akta yaitu kekuatan pembuktian yang menyangkut
otentik yang cacat formil berdasarkan permasalahan benar atau tidaknya keterangan
pasal 1869 KUHPerdata? yang tercantum dalam akta.4
Berdasarkan rumusan diatas, maka hakim
C. Metode Penelitian tidak perlu menguji lagi kebenaran akta otentik
Penelitian tentang akibat hukum terhadap yang diajukan salah satu pihak di dalam proses
akta otentik yang cacat formil berdasarkan pemeriksaan di pengadilan, karena akta otentik
pasal 1869 KUHPerdata merupakan penelitian tersebut telah memiliki kekuatan pembuktian
hukum normatif, penelitian normatif juga biasa yang mengikat dan sempurna secara lahiriah,
disebut penelitian kepustakaan yang dilakukan materil maupun formil. Kualitas pembuktian
dengan cara meneliti bahan pustaka yang akta otentik tidak mencapai tingkatan yang
merupakan data sekunder. Data sekunder menentukan atau memaksa, karena terhadap
adalah data yang diperoleh melalui akta otentik masih bisa diajukan bukti lawan
kepustakaan, dengan menelaah buku-buku yang dapat melumpuhkan keotentikan akta
literatur, undang-undang, brosur / tulisan yang otentik dan dapat membuat kekuatan
ada kaitannya dengan masalah yang diteliti.3 pembuktian akta otentik menjadi permulaan
pembuktian.
PEMBAHASAN Penilaian terhadap akta notaris atau akta
A. Kekuatan Pembuktian Akta Otentik yang otentik harus dilakukan dengan Asas Praduga
Dibuat Notaris Dalam Pengadilan Sah (Vermoeden van Rechtmatigheid)5 atau
Akta otentik yang dibuat oleh notaris itu Presumptio Iustae Causa6. Asas ini dapat
mempunyai kepastian isi, kepastian tanggal, dipergunakan untuk menilai akta notaris yaitu
kepastian orangnya. Akta tersebut merupakan akta notaris atau akta otentik harus dianggap
bukti yang sempurna dan mengikat dan tidak sah sampai ada pihak yang menyatakan bahwa
perlu diragukan lagi oleh hakim atau dengan akta tersebut tidak sah.
kata lain harus dipercayai oleh hakim yang Kekuatan pembuktian akta otentik yang juga
memeriksa perkara tersebut dan tidak adalah akta notaris merupakan akibat langsung
memerlukan tambahan alat bukti. Perpaduan yang merupakan keharusan dari ketentuan
kekuatan pembuktian pada akta otentik harus perundang-undangan, bahwa harus ada akta-
terpenuhi sepenuhnya agar bisa memiliki nilai akta otentik yang digunakan sebagai alat
pembuktian yang sempurna dan mengikat. pembuktian dan dari tugas yang dibebankan
Perpaduan nilai pembuktian yang dimiliki oleh Undang-undang kepada orang-orang atau
oleh akta otentik yaitu kekuatan pembuktian pejabat-pejabat yang telah ditentukan. Dalam
secara lahiriah yang sesuai dengan asas acta
4
publica probant seseipsa yaitu suatu akta yang Adjie, Op.Cit., hlm. 18-21.
5
lahirnya tampak sebagai akta otentik serta Menurut Philipus M. Hadjon, dengan asas ini (
Vermoeden van Rechtmatigheid) setiap tindakan
telah memenuhi syarat-syarat pembuatan akta pemerintah selalu dianggap rechtmatig sampai ada
otentik maka akta tersebut berlaku atau dapat ppembatalannya. Philipus M. Hadjon, Pemerintah
dianggap sebagai akta otentik sampai terbukti Menurut Hukum (Wet-en Rechtmatig Bestuur), (Surabaya,
sebaliknya, kekuatan pembuktian formal yaitu Yuridika, 1993), Cet. I, hlm. 5.
kekuatan pembuktian yang memberikan Istilah Rechtmatigheid mengandung makna keabsahan.
Philipun M. Hadjon, Fungsi Normatif Hukum Administrasi
kepastian bahwa suatu kejadian atau fakta- dalam Mewujudkan Pemerintah Yang Bersih. Pidato pada
fakta yang tersebut dalam akta adalah benar- peresmian penerimaan jabatan Guru Besar dalam Ilmu
benar dibuat oleh notaris atau benar-benar Hukum – Fakultas Hukum Universitas Airlangga, Surabaya,
diterangkan oleh pihak-pihak yang 10 Oktober 1994, hlm. 6.
6
Berdasarkan asas ini, bahwa suatu Keputusan Tata Usaha
berkepentingan pada saat yang tercantum Negara harus dianggap sah selama belum dibuktikan
dalam akta sesuai dengan prosedur yang sudah sebaliknya, sehingga pada prinsipnya harus selalu dapat
ditentukan dan kekuatan pembuktian materil segera dilaksanakan, Paulus Effendi Lotulung, Beberapa
Sistem Tentang Kontrol Segi Hukum Terhadap Pemerintah
– Seri ke-1 : Perbandingan Hukum Administrasi dan Sistem
3
Ronny Hanitijo Soemitro, Metode Penelitian Hukum dan Peradilan Administrasi ( Edisi II dengan Revisi), (Bandung,
Jurimetri (Jakarta, Ghalia Indonesia, 1990) hlm. 36. Citra Aditya Bakti, 1993), hlm. 118.

91
Lex Privatum Vol. VI/No. 7/Sept/2018

pemberian tugas inilah terletak pemberian aktanya yang dapat menyebabkan cacat
kepercayaan kepada para pejabat yang ditunjuk terhadap akta yang dibuat. Dalam tugasnya
itu untuk membuat akta otentik dan pemberian dalam membuat akta notaris, tidak terlepas
kekuatan pembuktian terhadap akta-akta yang dari segala kekurangan manusia yang kadang-
dibuat oleh mereka.7 kadang lalai dalam menjalankan tugasnya,
Praktek di pengadilan perkara yang walaupun notaris sudah dibekali dengan
mengandung persengketaan maupun perkara pengetahuan hukum terkadang notaris juga
yang tidak mengandung persengketaan tetap bisa melakukan kesalahan baik itu kesalahan
memerlukan alat bukti. Walaupun menurut notaris ataupun kesalahan para pihak yang
subekti pembuktian hanya diperlukan dalam berakibat terhadap akta yang dibuatnya itu.
perkara perdata yang mengandung Tugas notaris tidak hanya mengesahkan
persengketaan saja, namun di pengadilan tidak tanda tangan saja, namun juga mereka
demikian, apapun perkara perdata yang menyusun aktanya dan memberikan saran
diselesaikan semuanya tetap memerlukan kepada para pihak. Pada dasarnya notaris
pembuktian. Apabila alat bukti yang diajukan merupakan seorang yang dibekali dengan
adalah alat bukti surat yang berbentuk akta pengetahuan akan hukum, jadi apabila ada
otentik, maka di dalam pengadilan dihadapan pihak yang datang meminta untuk dibuatkan
hakim akta tersebut mempunyai kekuatan akta notaris, notaris tidak bisa hanya mengikuti
pembuktian yang sempurna dalam arti akta apa yang menjadi kemauan para pihak, namun
otentik yang dipergunakan sebagai alat bukti notaris tetap harus memberikan saran-saran
dianggap benar selama tidak ada alat bukti lain apabila ada yang menyimpang dari yang
yang melemahkannya.8 diinginkan oleh para pihak.
Dengan kata lain, kekuatan pembuktian akta Akta yang dibuat notaris merupakan akta
otentik tidak selamanya mempunyai kekuatan otentik merupakan alat bukti tertulis yang
pembuktian yang sempurna di muka sidang diakui dalam Pasal 1867 KUHPerdata yang
pengadilan, karena apabila ada bukti lawan berbunyi : “Pembuktian dengan tulisan
yang melemahkan akta otentik tersebut, maka dilakukan dengan tulisan otentik atau dengan
alat bukti otentik menjadi tidak sempurna lagi tulisan dibawah tangan”
bagi pihak yang mengajukan alat bukti yang Berdasarkan pasal diatas alat bukti tertulis
melemahkan.9 terbagi atas dua yaitu akta otentik yang dibuat
Walaupun demikian, akta otentik tetap oleh seorang pejabat umum dan akta dibawah
memiliki kekuatan pembuktian yang sempurna tangan yang dibuat oleh para pihak tanpa ada
sepanjang tidak ada yang membantah ataupun perantaraan seorang pejabat umum. Suatu akta
menyangkal akta tersebut dan juga perlu otentik memiliki kekuatan pembuktian yang
diketahui bahwa sebelum ada keputusan yang sempurna baik dihadapan para pihak, ahli waris
tetap dari pengadilan umum yang memeriksa maupun didalam pengadilan. Suatu akta
perkara, maka sepanjang itulah akta otentik dikatakan otentik bila memenuhi syarat-syarat
tetap dianggap otentik dan tetap dianggap yang tercantum dalam pasal 1868 KUHPerdata.
sempurna kekuatan pembuktiannya. Akta otentik harus memenuhi syarat materil
dan formil dalam pembuatannya agar dapat
B. Akibat Hukum Terhadap Akta Otentik yang dikatakan otentik.
Cacat Formil Berdasarkan Pasal 1869 Selain dari akta otentik sebagai alat bukti
KUHPerdata tertulis, ada pula alat bukti tertulis lain yaitu
Profesi seorang notaris mendapatkan akta dibawah tangan. Akta dibawah tangan
perlindungan oleh hukum, namun bukan adalah suatu akta yang dibuat oleh para pihak
berarti notaris menjadi kebal hukum. Seorang yang bersangkutan yang ditandatangan oleh
notaris dapat pula melakukan kesalahan dalam mereka namun dibuat tidak oleh atau
dihadapan notaris atapun tanpa perantaraan
7
seorang pejabat umum.
Tobing, Op.Cit., hlm. 54. Sebuah akta otentik dapat kehilangan
8
Nawangwulan, Op.Cit., hlm. 46-48.
9
Ibid., hlm. 48. otentisitasannya apabila tidak memenuhi

92
Lex Privatum Vol. VI/No. 7/Sept/2018

syarat-syarat dalam pasal 1868 KUHPerdata wilayah jabatan yang ditentukan untuk menjadi
dan syarat materil dan formil dalam wilayah jabatannya maka dalam hal itu ia
pembuatannya. Seperti yang tercantum dalam dikatakan “tidak berwenang”, sedangkan
pasal 1869 KUHPerdata yaitu: “Suatu akta apabila seorang notaris membuat akta, yang
yang tidak dapat diperlakukan sebagai akta walaupun sudah berada dalam daerah yang
otentik, baik karena tidak berwenangnya atau merupakan wilayah jabatannya tapi ia
tidak cakapnya pejabat umum yang membuat suatu akta yang tidak termasuk
bersangkutan maupun karena cacat dalam dalam bidang tugas notaris, maka dengan ini ia
bentuknya, mempunyai kekuatan sebagai dikatakan “tidak cakap”.10
tulisan di bawah tangan bila ditandatangani Kenyataannya yang dimaksud oleh undang-
oleh para pihak ” undang dengan “tidak berwenang” hanya
Menurut pasal 1869 KUHPerdata ada tiga merupakan suatu kewenangan atau kekuasaan
faktor yang membuat suatu akta otentik yang terbatas atau relatif sedangkan yang
berubah kekuatan pembuktiannya dari akta dimaksud dengan “tidak cakap” bersifat absolut
otentik menjadi akta dibawah tangan dan tidak atau mutlak, sehingga dapat dikatakan bahwa
diperlakukan sebagai akta otentik apabila yaitu kedua istilah ini tidak mempunyai pengertian
: yang pasti. Namun satu hal yang pasti ialah
(1) Pejabat yang membuat akta otentik bahwa dalam hal seorang notaris membuat
tersebut tidak berwenang akta otentik, ia harus berwenang dan cakap
(2) Pejabat yang membuat akta otentik dalam arti yang relatif dan absolut.
tidak cakap Pengertian dari absolut dan relatif ini
(3) Karena akta otentik yang dibuat itu hampir sama dengan pengertian dalam
cacat bentuknya. kompetensi pengadilan yang terbagi atas dua
Terdegradasinya kekuatan pembuktian dari yaitu kompetensi absolut dan kompetensi
akta otentik menjadi akta dibawah tangan yang relatif. Dalam kompetensi absolut terkait
tercantum dalam pasal 1869 KUHPerdata dengan pengadilan apa yang pengadilan mana
adalah karena apabila salah satu faktor atau yang berwenang untuk mengadili baik itu
beberapa faktor diatas terjadi dan untuk pengadilan umum, militer, agama, maupun
memiliki kekuatan pembuktian sebagai akta TUN, sama dengan pengertian diatas yang
dibawah tangan, akta tersebut harus di mengatakan kata “tidak cakap” yang bersifat
tandatangani oleh para pihak. Tanda tangan mutlak atau absolut, karena walaupun sudah
merupakan syarat mutlak untuk suatu akta didalam wilayah jabatan notaris namun apabila
dijadikan alat bukti. bukan tugas dari notaris maka akta yang dibuat
Pasal 1869 KUHPerdata menegaskan akan tidak sah. Begitu juga dengan kompetensi
sekiranya akta otentik itu dibuat oleh pejabat relatif yang terkait dengan pengadilan wilayah
yang tidak berwenang dalam hal pembuatan mana yang akan mengadili, begitu pula dengan
akta, atau tidak cakap dalam hal membuat akta keterkaitan kata “tidak berwenang” walaupun
otentik, ataupun akta yang dibuat itu memiliki sudah tugas notaris namun apabila tidak
suatu cacat terhadap bentuknya (vide BAB VII berada dalam wilayah jabatan notaris maka
UUJN Bagian Pertama tentang Bentuk dan Sifat dapat dikatakan perbuatan yang dilakukan
Akta) namun akta tersebut ditandatangani oleh notaris tidak berwenang dalam arti relatif.
para pihak, maka akta tersebut memiliki Mengenai cacat dalam bentuknya suatu akta
kekuatan pembuktian sebagai akta dibawah notaris tidak memiliki pengertian yang pasti
tangan saja. terhadap bagaimana bentuk dari akta notaris
Berdasarkan pasal 1869 KUHPerdata sehingga dikatakan cacat dalam bentuknya.
menggunakan kata “tidak berwenang” Dalam UUJN terdapat pasal-pasal yang
(onbevoegd) ,“tidak cakap” (onbekwaam) dan mengatur tentang Bentuk dan Sifat Akta, maka
cacat bentuknya tapi tidak memberikan dari peraturan ini dapat dianalisa bahwa
penjelasan yang tegas mengenai pengertian pengertian cacat dalam bentuknya yaitu apabila
dari istilah hukum itu. Sebagai contoh apabila
seorang notaris membuat akta otentik diluar 10
Tobing, Op.Cit., hlm. 138.

93
Lex Privatum Vol. VI/No. 7/Sept/2018

suatu akta otentik yang dalam pembuatannya Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2004 Jo.
tidak memenuhi syarat atau prosedur yang Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2014 tentang
tercantum dalam pasal-pasal dalam UUJN ini. Jabatan Notaris, juga memberikan kualifikasi
Berdasarkan ukuran dan batasan yang ada suatu akta otentik yang dapat menurun nilai
dalam pasal 1869 KUHPerdata maka terdapat pembuktiannya menjadi akta dibawah tangan.
pasal-pasal dalam UUJN yang menegaskan Akta tersebut tetap mengikat sepanjang belum
pelanggaran-pelanggaran terhadap ketentuan ada putusan pengadilan yang berkekuatan
dalam UUJN yang berhubungan dengan sebab- hukum tetap yang menyatakan akta tersebut
akibat dalam pasal 1869 KUHPerdata yang telah melanggar salah satu unsur seperti yang
mengakibatkan akta notaris mempunyai diatas yang terdapat dalam UUJN.12
kekuatan pembuktian sebagai akta dibawah Selain dalam pasal 1869 KUHPerdata
tangan yaitu sebagai berikut11 : terdapat juga syarat lain yang apabila tidak
1. Pasal 16 ayat (1) huruf m dan Pasal 16 dipenuhi dapat membuat kekuatan pembuktian
ayat (7) dan ayat (9) UUJN termasuk akta otentik menjadi akta dibawah tangan.
dalam pengertian cacat bentuk akta Adapun syarat-syarat dalam pembuatan akta
notaris,karena pembacaan akta oleh otentik yang harus dipenuhi lainnya yaitu
notaris dihadapan para pihak dan saksi syarat-syarat formil dan materil.
merupakan suatu kewajiban untuk Adapun syarat formil pembuatan akta
menjelaskan bahwa akta tersebut sudah otentik adalah sebagai berikut13 :
dibuat sesuai dengan kehendak para (1) dibuat oleh atau dihadapan pejabat
pihak dan setelah membacakannya wajib yang berwenang
mencantumkan pada bagian akhir akta (2) dihadiri oleh para pihak
notaris bahwa telah dilakukan (3) kedua belah pihak dikenal atau
pembacaan demikian pula bila notaris dikenalkan kepada pejabat
tidak membacakan dan para pihak (4) dihadiri oleh 2 orang saksi
berkehendak untuk membaca sendiri (5) menyebut identitas notaris, penghadap
akta yang telah dibuat, hal yang demikian dan para saksi
juga harus dicantumkan pada bagian (6) menyebut tempat, dan waktu
akhir akta notaris. Jika tidak dilakukan pembuatan akta
maka ada aspek formal yang tidak (7) notaris membacakan akta di hadapan
dipenuhi dan mengakibatkan akta penghadap dan saksi-saksi
tersebut cacat dari segi bentuknya. (8) ditandatangani semua pihak
2. Pasal 41 UUJN yang menunjuk pada Pasal (9) penegasan pembacaan, penerjemahan,
39 dan Pasal 40 menunjuk pada dan penandatanganan pada bagan
kecakapan bertindak untuk melakukan penutup akta
suatu perbuatan hukum. Pelanggaran (10) kedudukan Notaris didaerah kabupaten
terhadap pasal ini termasuk ke dalam atau kota;
tidak mampunya pejabat umum dalam
hal ini notaris yang bersangkutan untuk dan adapun syarat materil pembuatan akta
memahami batasan umum dewasa untuk otentik adalah sebagai berikut:
melakukan perbuatan hukum. (1) berisi keterangan kesepakatan para
3. Pasal 41 UUJN yang menunjuk kepada pihak
Pasal 40 huruf e dan Pasal 52, jika terjadi (2) isi keterangan mengenai perbuatan
pelanggaran terhadap pasal ini maka hukum
termasuk ke dalam tidak berwenangnya (3) pembuatan akta sengaja dibuat untuk
pejabat umum yang bersangkutan, pembuktian.
artinya ada penghalang bagi Notaris
12
untuk menjalankan kewenangannya. Darus, Op.Cit., hlm. 109-110.
13
Endang Purwaningsih, ”Bentuk Pelanggaran Hukum
Notaris Di Wilayah Provinsi Banten dan Penegakan
Hukumnya”, Mimbar Hukum, Februari 2015, Vol. 27, No.1,
11
Adjie, Op.Cit., hlm. 83. hlm. 16-17.

94
Lex Privatum Vol. VI/No. 7/Sept/2018

Jika salah satu saja syarat tersebut tidak Adapun sanksi yang dapat diberikan kepada
terpenuhi, akan mengakibatkan akta Notaris penghadap yang memberikan keterangan palsu
yang bersangkutan cacat formil, dan akibatnya dalam akta otentik adalah berupa ancaman
akta tersebut kehilangan kekuatan pembuktian hukuman perdata yakni memberi ganti rugi
sempurnanya, dan hanya menjadi akta dibawah atas kerugian yang ditimbulkannya terhadap si
tangan bila ditandatangani oleh para pihak.14 penderita, dan secara pidana kepada
Terhadap tindakan pelanggaran oleh penghadap layak diberi hukuman pidana
seorang notaris dalam hal pembuatan akta penjara sebab telah memenuhi unsur-unsur
otentik yang menyebabkan akta tersebut dari pasal-pasal yang dituduhkan dan telah
hanya mempunyai kekuatan akta dibawah terbukti secara sah melakukan kejahatan
tangan atau akta menjadi batal demi hukum, pemalsuan surat sebagaimana yang tercantum
maka pihak yang merasa dirugikan dapat dalam Pasal 266 ayat (1) KUHP jo. Pasal 55 ayat
menuntut penggantian ganti rugi terhadap (1) ke-1e KUHP, yakni ”secara bersama-sama
notaris. Dalam hal suatu akta notaris dibatalkan menyuruh menempatkan keterangan palsu
oleh putusan hakim di pengadilan, maka hal dalam akta otentik”.17
ganti rugi terhadap notaris hanya itu bisa Akibat hukum terhadap akta otentik yang
dilakukan apabila ada pihak yang merasa mengandung keterangan palsu adalah bahwa
dirugikan dan sepanjang kesalahan dalam akta akta tersebut telah menimbulkan sengketa dan
notaris itu merupakan kesalahan notaris yang diperkarakan di sidang Pengadilan, maka oleh
membuat. Namun dalam hal pembatalan akta pihak yang dirugikan mengajukan gugatan
notaris melalui putusan di pengadilan tidak secara perdata untuk menuntut pembatalan
merugikan para pihak maka notaris tidak dapat agar hakim memutus dan mengabulkan
dituntut untuk memberikan ganti rugi pembatalan akta tersebut. Dengan adanya
walaupun kehilangan nama baik.15 putusan hakim yang berkekuatan hukum tetap
Terhadap akta otentik yang mengandung maka dinyatakan akta tersebut batal demi
keterangan palsu yaitu notaris tidak dapat hukum artinya tidak mempunyai kekuatan
diberikan pertanggungjawaban secara hukum hukum karena akta tersebut telah cacat
sebab notaris hanya mencatat atau hukum.18
menuangkan suatu perbuatan hukum yang Bentuk pertanggungjawaban terhadap suatu
dilakukan oleh para pihak/penghadap ke dalam akta yang cacat hukum oleh seorang Pejabat
akta. Notaris hanya mengkonstatir apa yang Pembuat Akta Tanah (PPAT) terbagi atas 2 yaitu
terjadi, apa yang dilihat, dan dialaminya dari tanggung jawab etik dan tanggung jawab
para pihak/penghadap tersebut berikut hukum. Dalam tanggung jawab hukum yang
menyesuaikan syarat-syarat formil dengan yang dibebankan kepada seorang PPAT yaitu
sebenarnya lalu menuangkannya ke dalam tanggung jawab administrasi, perdata dan
akta. Notaris tidak diwajibkan untuk pidana.19
menyelidiki kebenaran isi materiil dari akta Kebatalan dan pembatalan akta yang dibuat
otentik tersebut. Dan akta otentik tersebut notaris ada beberapa jenis yaitu akta dapat
akan menjadi bukti bahwa telah terjadi suatu dibatalkan jika tidak memenuhi syarat subjektif,
perbuatan hukum yang dilakukan oleh para batal demi hukum bila tidak memenuhi syarat
pihak/penghadap.16 objektif, akta mempunyai kekuatan pembuktian
akta dibawah tangan, akta dibatalkan oleh para
14
Ibid., hlm. 16-17. pihak dan pembatalan dapat dilakukan atas
15
Didi Santoso, Tesis Master : “Tanggung Jawab Notaris
dalam Pembuatan Akta yang Memuat Dua Perbuatan
Hukum (Analisa Putusan Mahkamah Agung Nomor _Keterangan_Palsu_Studi_Kasus_Di_Kota_Medan (diakses
1440.K/PDT/1996”), (Semarang, Universitas Diponegoro, pada 15 November 2018, pukul 10.30).
17
2009), hlm.53. Ibid.
16 18
Yusnani, “Analisis Hukum Terhadap Akta Otentik Yang Ibid.
19
Mengandung Keterangan Palsu (Studi Kasus Di Kota Dona Christin, “Analisis Atas Diketahuinya Cacat Yuridis
Medan)”, Pada Akta Jual Beli Tanah Dan Rumah Yang Dibuat Oleh
https://www.researchgate.net/publication/42323450_An PPAT (Putusan Mahkamah Agung No. 2333 K/PDT/2015)”
alisis_Hukum_terhadap_Akta_Otentik_Yang_Mengandung Jurnal Dona Christin, hlm 9

95
Lex Privatum Vol. VI/No. 7/Sept/2018

dasar dibuktikan dengan asas praduga sah yang kekuatan pembuktian akta dibawah
mana akibat hukum yang timbul atas akta tangan yang dipandang sebagai alat bukti
adalah sesuai dengan keputusan pengadilan.20 permulaan apabila akta tersebut
Akibat hukum dari akta otentik Notaris yang ditandatangani oleh para pihak.
cacat hukum dalam pembuatannya ialah akta
tersebut kehilangan keotentikannya, dan hal ini B. Saran
dimungkinkan dengan adanya putusan yang 1. Untuk mencegah terjadinya kecacatan
berkekuatan hukum tetap dari pengadilan yang dalam akta yang dibuat oleh pejabat
memeriksa, dan para pihak harus tunduk pada umum, maka seorang notaris yang sudah
putusan tersebut. Penyelesaian terhadap hal ditunjuk untuk membuat akta yang
yang demikian dengan cara melihat dan sudah dibekali dengan pengetahuan akan
menghukum pihak yang menyebabkan akta hukum harus lebih berhati-hati dalam
tersebut cacat hukum dan kehilangan menjalankan tugas jabatan notaris dan
keotentisitasannya, apabila dikarenakan mengikuti semua prosedur-prosedur dan
tindakan notaris, maka terhadap kerugian yang syarat-syarat yang ditentukan dalam
dialami para pihak dapat menuntut ganti rugi pembuatan akta, karena dengan lebih
terhadap notaris yang bersangkutan, namun berhari-hati maka akan lebih mencegah
apabila disebabkan oleh pihak-pihak yang terjadinya masalah dalam akta yang
berkepentingan, maka kepada pihak-pihak dibuat.
itulah dibebankan tanggung jawab atas 2. Bagi para pihak yang berencana akan
kerugian yang dialami.21 mengadakan suatu perbuatan hukum
dan yang akan dituangkan dalam suatu
PENUTUP akta yang dibuat oleh pejabat umum
A. Kesimpulan haruslah memiliki itikad yang baik dari
1. Kekuatan pembuktian yang dimiliki oleh awal pembuatan akta dan haruslah lebih
akta otentik merupakan kekuatan berhati-hati dengan pihak lain yang akan
pembuktian yang sempurna dan mengadakan perjanjian, lebih baik
mengikat namun tidak mencapai apabila terhadap pihak satu terhadap
tingkatan yang menentukan dan pihak lain sudah saling mengenal namun
memaksa karena terhadap akta otentik tidak menghalangi kepada para pihak
masih bisa diajukan bukti lawan yang yang belum mengenal satu sama lain
dapat melumpuhkan kekuatan bukti untuk tidak membuat akta, hal tersebut
otentik yang dimiliki akta otentik dan untuk mencegah terjadinya sengketa
dapat membuat kekuatan pembuktian dikemudian hari.
akta otentik dari alat bukti yang utama
menjadi bukti permulaan. Selain dari DAFTAR PUSTAKA
mengikat dan sempurna, akta otentik Adjie, Habib, Kebatalan dan Pembatalan Akta
juga memiliki kekuatan pembuktian yang Notaris. (Bandung: PT Refika
melekat padanya yaitu kekuatan Aditama, 2015
pembuktian secara lahiriah, secara __________, Hukum Notaris Indonesia, Tafsir
formil, secara materil. Tematik Terhadap Undang-Undang
2. Akibat hukum terhadap akta otentik yang Nomor 30 Tahun 2004 tentang
cacat formil berdasarkan pasal 1869 Jabatan Notaris. (I), (Surabaya: PT
yaitu hilangnya sifat otentik dari akta Refika Aditama, 2007)
tersebut dan terdegradasinya kekuatan Anand, Ghansham, Karakteristik Jabatan
pembuktian yang melekat pada akta Notaris di Indonesia. (Zifatama
otentik dari kekuatan pembuktian akta Publisher, 2014)
otentik yang paling utama menjadi Arief, M. Isa, Pembuktian dan Daluarsa
Menurut Kitab Undang-Undang
20 Hukum Perdata Belanda. (Jakarta:
Nurkasana,Op.Cit., hlm.124.
21
Nawangwulan, Op.Cit., hlm abstraksi. PT. Internasa, 1986)

96
Lex Privatum Vol. VI/No. 7/Sept/2018

Black, Henry Campbell. 2009. Black’s Law Tesis. (Semarang: Universitas


Dictionary. Ninth Edition. U.S: Diponegoro, 2004)
West Group. Nurachmad, Much, Tanya Jawab Seputar Hak-
Darmodiharjo, Darji., and Sidarta, Pokok-Pokok Hak Tenaga Kerja Kontrak
Filsafat Hukum. (Jakarta: Gramedia (Outsourcing). (Jakarta: Visimedia,
Pustaka Utama, 1995) 2009)
Darus, M. Luthfan Hadi, Hukum Notariat dan Nurkasana, Ida, Pertanggungjawaban Notaris
Tanggung Jawab Jabatan Notaris. Terhadap Akta Otentik yang
(Yokyakarta: UII, 2014) Dibuat di Hadapannya (Studi
Dinaryanti, Ayu Riskiana, Tinjauan Yuridis Terhadap Notaris di Kota
Legalisasi Akta Di Bawah Tangan Semarang. Skripsi. (Semarang:
Oleh Notaris. (Jurnal Ilmu Hukum Universitas Negeri Semarang,
Legal Opinion, 2013, Vol. I) 2015)
Effendie, Bahtiar., Tasmin, Masdari., dan Pramono, Dedy, Kekuatan Pembuktian Akta
Chodari, A. Surat Gugat dan yang Dibuat oleh Notaris Selaku
Hukum Pembuktian Dalam Perkara Pejabat Umum Menurut Hukum
Perdata. (Bandung: Citra Aditya Acara Perdata di Indonesia. (Vol.
Bakti, 1999) XII).
Gerungan, Lusy K.F.R., Kekuatan Pembuktian Purwaningsih, Endang, Bentuk Pelanggaran
Akta Di Bawah Tangan Yang Telah Hukum Notaris Di Wilayah Provinsi
Memperoleh Legalitas Dari Banten dan Penegakan Hukumnya.
Notaris. (2012, Vol. XX) (Mimbar Hukum, 2015, Vol.27)
Hadjon, M. Philipus, Pemerintah Menurut Saleh, Abdul Rahman., Nasution, Iur Adnan
Hukum (Wet-en Rechtmatig Buyung., dan Fenwick, Stewart,
Bestuur). (Surabaya: Yuridika, Panduan Bantuan Hukum di
1993) Indoensia: Panduan Anda
__________, Fungsi Normatif Hukum Memahami dan Menyelesaikan
Administrasi dalam Mewujudkan Masalah Hukum. (Jakarta: YLBHI,
Pemerintah Yang Bersih. . Pidato 2007)
pada peresmian penerimaan Santoso, Didi, Tanggung Jawab Notaris dalam
jabatan Guru Besar dalam Ilmu Pembuatan Akta yang Memuat
Hukum – Fakultas Hukum Dua Perbuatan Hukum (Analisa
Universitas Airlangga, (Surabaya: Putusan Mahkamah Agung Nomor
1994) 1440.K/PDT/1996”). Tesis.
Harahap, M. Yahya, Hukum Acara Perdata (Semarang: Universitas
tentang Gugatan, Persidangan, Diponegoro, 2009)
Penyitaan, Pembuktian, dan Soekanto, Soerjono, Pengantar Penelitian
Putusan Pengadilan. (Jakarta: Sinar Hukum. (Jakarta: UI Press, 1986)
Grafika, 2016) Soemitro, Ronny Hanitijo, Metode Penelitian
Hendra, Rahmad, Tanggungjawab Notaris Hukum dan Jurimetri. (Jakarta:
Terhadap Akta Otentik Yang Ghalia Indonesia, 1990)
Penghadapnya Mempergunakan Suharjono, Sekilas Tinjauan Akta Menurut
Identitas Palsu di Pekanbaru. Hukum. (Varia Peradilan 123,
(Jurnal Ilmu Hukum, Vol. III) 1995)
Mertokusumo, Sudikno, Hukum Acara Perdata Tedjosaputro, Liliana, Etika Profesi Notaris
di Indonesia. (I), (Yogyakarta: dalam Penegakan Hukum Pidana.
Liberty, 1979) (Yogyakarta: PT. Bayu Indra
Nawangwulan, Dyah, Akibat Hukum Akta Grafika, 1995)
Autentik Notaris Yang Cacat Tobing, G.H.S Lumban, Peraturan Jabatan
Hukum Dalam Sengketa Perdata di Notaris. (Jakarta: Erlangga, 1983)
Pengadilan Negeri Semarang.

97
Lex Privatum Vol. VI/No. 7/Sept/2018

Tulenan, Ghita Aprillia, Kedudukan dan Fungsi


Akta di Bawah Tangan yang
Dilegalisasi Notaris. (2014, Vol.II)
Sumber-sumber lain :
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar
Bahasa Indonesia. (Jakarta: Balai
Pustaka, 2005)
KUHPerdata
Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi
Manusia Nomor 62 Tahun 2016
Tentang Perubahan Atas Peraturan
Menteri Hukum dan Hak Asasi
Manusia Nomor 25 Tahun 2014
Tentang Syarat dan Tata Cara
Pengangkatan, Perpindahan,
Pemberhentian, dan Perpanjangan
Masa Jabatan Notaris
Republik Indonesia, Penjelasan Atas Undang-
Undang Undang-undang Nomor 30
Tahun 2004 tentang Jabatan
Notaris, TLNRI Nomor 4432
Undang-Undang Republik Indonesia No. 2
Tahun 2014 tentang Perubahan
atas Undang-Undang No. 30 Tahun
2004 Tentang Jabatan Notaris
(pasal 18 UUJN)
Internet :
Yusnani, “Analisis Hukum Terhadap Akta
Otentik Yang Mengandung Keterangan
Palsu (Studi Kasus Di Kota Medan)”,
https://www.researchgate.net/publicat
ion/42323450_Analisis_Hukum_terhad
ap_Akta_Otentik_Yang_Mengandung_K
eterangan_Palsu_Studi_Kasus_Di_Kota
_Medan (diakses pada 15 November
2018, pukul 10.30).
https://legal-
dictionary.thefreedictionary.com/defec
t, Diakses pada 21 november 2018
https://www.hukumonline.com/index.php/klini
k/detail/lt556fa8a2b1100/arti-cacat-
hukum, Diakses Pada 21 November
2018

98

You might also like