Professional Documents
Culture Documents
SEJARAH DINASTI UMAYYAH I DAN II Doc 0
SEJARAH DINASTI UMAYYAH I DAN II Doc 0
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang Masalah
Perkembangan peradaban Islam dari masa kemasa telah banyak mewarnai berbagai aspek
kehidupan sosial masyarakat di berbagai belahan dunia. Negeri-negeri yang berada disemenanjung
Arab, benua Afrika, Eropa sampai ke Indonesia telah dipengaruhi oleh penyebaran budaya dan
peradaban Islam. Perkembangan bidang pemikiran dan filsafat, bidang ilmu pengetahuan dan
teknologi, bidang pemerintahan dan politik telah memberikan sumbangan yang sangat besar bagi
perkembangan masyarakat di zaman modern. Pada masa silam kemajuan peradaban manusia terjadi
pada masa kekuasaan Islam di hampir semua belahan dunia. Ketika Islam berada pada masa
kejayaannya disaat yang sama Eropa sedang berada dalam masa kegelapan yang kita kenal dengan
istilah the darkness age.
Peradaban Islam telah mengalami perubahan yang signifikan, hal ini dapat dilihat dari
perkembangan kebudayaan, pemikiran dan peradaban, baik pada masa Rosulullah,
Khulafaurrasyidin maupun pada masa Umayyah dan Abasiyah. Islam yang hadir di tengah kerasnya
peradaban jahiliyah, melaui Muhammad saw. Akan tetapi untuk selanjutnya Islam mampu
bermetamorfosa menyebar hampir ke seluruh penjuru jagad. Setelah masa Rasulullah saw, yang
kemudian dilanjutkan oleh masa khulafaurrasyidin dan dinasti-dinasti Islam yang muncul
sesudahnya. Dan telah berhasil membangun peradaban dan kekuatan politik yang menandingi
dinasti besar lainnya pada masa itu, yakni Bizantium dan Persia[1].[1]
Baghdad dan Cordova merupakan salah satu bukti betapa tinggi dan majunya peradaban
Islam. Pada masa kekuasaan Khalifah Bani Umayyah al Muntashir di Andaluisa, selain istana-istana
yang megah, jalan-jalan sudah diperkeras dan diberi penerangan pada malam hari, kesulitan air
diatasi dengan sistim irigasi[2], padahal pada saat itu di London hampir tidak ada satupun lentera
yang menerangi jalan, dan di Paris di musim hujan lumpur bisa mencapai mata kaki. Dinasti
Umayyah sukses menghidupkan tanah-tanah mati menjadi produktif yang menjadi andalan hidup
msyarakat, membangun infrastruktur yang megah di berbagai daerah kekuasaan[3].
Dari sisi ilmu pengetahuan, tidak hanya dari kalangan muslim sendiri, orang-orang barat pun
telah mengakui, bahwa sebagian besar dasar-dasar ilmu pengetahuan di lahirkan oleh para ilmuwan
muslim. Begitu pula dengan masa kebangkitan Eropa yang tidak lepas dari pengaruh perkembangan
ilmu pengetahuan di dunia Islam, dimana para pelajar-pelajar dari Eropa telah dikirim ke Baghdad
dan Cordova untuk menggali ilmu pengetahuan di sana. Di bidang-bidang ilmu keIslaman,
perkembangan sastra dan bahasa Arab secara meluas terjadi pada masa Umayyah. Selain itu lahir
pula ulama-ulama besar baik pada masa Umayyah I maupun Umayyah II (Sejarawan membagi
Dinasti Umayah menjadi dua, yaitu ; pertama Dinasti Umayyah yang dirintis dan didirikan oleh
Muawiyah Ibn Abi Sufyan yang berpusat di Damaskus / Siria. Fase ini berlangsung sekitar satu
abad dan mengubah system pemerintahan dari system khalifah pada system mamlakat
(kerajaan/monarki). Dan kedua, Dinasti Umayyah di Andalusia / Siberia yang pada awalnya
merupakan wilayah taklukan Umayyah di bawah pimpinan seorang gubernur pada zaman Walid Ibn
Abd Al-Malik; kemudian diubah menjadi kerajaan yang terpisah dari kekuasaan Dinasti Bani
Abbasiyah setelah berhasil menaklukkan Dinasti Umayyah di Damaskus)[4].
Melihat pada pengaruh dari daulah dinasti Bani Umayyah terhadap perkembangan
peradaban Islam dan dunia inilah yang mendasari penulis dalam menulis makalah ini. Sebab
peradaban masa kini merupakan efek domino dari sejarah yang tidak putus. Dengan meneliti dan
memahami sejarah peradaban Islam pada masa Bani Umayyah I di Bagdad dan Umayyah II di
Andalusia kita akan dapat memetakan sejarah peradaban Islam secara lebih spesifik. Pemetaan yang
merupakan rantai tak terpisahkan dari perkembangan peradaban modern.
B.Rumusan masalah.
Berdasarkan latarbelakang di atas, maka masalah yang akan dibahas dalam makalah ini
adalah:
1.Bagaimana Perkembangan Agama dan Filsafat pada masa Umayyah?
2.Bagaimana Perkembangan Sain dan Teknologi pada masa Umayyah?
3.Bagaimana Sistem Pemerintahan yang Dibangun Oleh Umayyah?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Sejarah Singkat Dinasti Umayyah
a. Umayyah I
Kekhalifahan bani Umayyah, adalah kekhalifahan pertama setelah masa khulafaur rasyidin
yang memerintah dari 661 sampai 750 di Jazirah Arab dan sekitarnya, serta dari 756 sampai 1031 di
Kordoba, Spanyol. Nama dinasti ini dirujuk kepada Umayyah bin ‘Abd Asy-Syams, kakek buyut
dari khalifah pertama Bani Umayyah, yaitu Muawiyah bin Abu Sufyan[5]. Beliau pada mulanya
hanyalah gubernur Syam. Akan tetapi setelah terjadi pembunuhan Khalifah Ustman bin Affan, maka
situasi itu dimanfaatkannya untuk melawan kekuasaan Ali bin Abi Thalib. Sehingga timbul perang
Siffin[6].
Dinasti ini dinisbatkan kepada Umayyah ibn Abd al-Syams ibn Abd al-Manaf, nenek
moyang Muawiyah ibn Abu Sufyan. Pendirian dinasti ini mempunyai akar sejarah yang cukup
panjang. Salah satunya dendam yang berurat akar dalam diri Umayyah dan keturunannya kepada
kelompok Bani Hasyim, nenek moyang Nabi Muhammad. Di tangannya, seni berpolitik mengalami
kemajuan luar biasa melebihi tokoh-tokoh muslim lainnya[7].
Umayyah ibn Abd Syams adalah musuh politik Hasyim ibn Abdul Manaf. Keduanya masih
keturunan Quraisy. Kedua kubu sering bertarung memperebutkan kedudukan dan kehormatan[8].
Pertarungan mereka berujung pada pertarungan ideologi agama, khususunya ketika Allah memilih
salah satu keturunan Hasyim, yaitu Muhammad menjadi Nabi. Mayoritas keturunan Umayyah
berada di sebrang kekufuran dan menjadi penentang utama Muhammad, sementara mayoritas
keturunan Hasyim berada di sebrang keimanan dan menjadi pendukung utama Muhammad.
Muawiyah berhasil membangun pemerintahan melebihi apa yang telah di bangun oleh
saudaranya, Muhammad. Dengan mencontoh model pemerintahan Persia dan Bizantium, dinastinya
mampu memperluas kekuasaan islam yang tidak bisa dilakukan oleh pemimpin islam sebelum dan
sesudahnya. Khalifah-khalifah besar ini seperti Muawiyah I, Abd al-Malik, al-Walid I, dan Umar
ibn Abdul Aziz melakukan revolusi pemerintahan yang melahirkan peradaban islam yang luar biasa.
Perkembangan yang dapat dilihat pada daerah Hijaz, Makkah dan Madinah serta Irak dan Basrah
menjadi pusat aktifitah Intelektual dunia Islam[9]
Namun, sehebat-hebatnya sebuah kekuasaan politik, pada akhirnya akan mengalami
kemunduran atau kehancuran. Kehebatan Dinasti Umayyah hanya bisa dirasakan sampai khalifah
Umar ibn Abul Aziz. Setelah pemerintahannya, kekuasaan Dinasti Umayyah semakin surut dan
kemudian hancur pada masa raja terakhir, Marwan II, setelah direbut oleh para pemegang bendera
hitam, yaitu koalisi antara bani Abbasiyah, Syiah, dan kelompok Khurasan. Maka berkakhirlah
masa pemerintahan Dinasti Umayyah jilid I selama lebih murang 90 tahun. Kelak salah satu
keluarga Dinasti Umayyah yang lolos dari pengejaran kelompok Bani Abbasiyah akan mendirikan
Dinasti Umayyah jilid II.
Nama-nama Khalifah Bani Umayyah I:
1.Muawiyyah bin Abi Sufyan (tahun 40-64 H/661-680 M)
2.Yazid bin Muawiyah (tahun 61-64 H/680-683 M)
3.Muawiyah bin Yazid (tahun 64-65 H/683-684 M)
4.Marwan bin Hakam (tahun 65-66 H/684-685 M)
5.Abdul Malik bin Marwan (tahun 66-86 H/685-705 M)
6.Walid bin ‘Abdul Malik (tahun 86-97 H/705-715 M)
7.Sulaiman bin ‘Abdul Malik (tahun 97-99 H/715-717 M)
8.‘Umar bin ‘Abdul ‘Aziz (tahun 99-102 H/717-720 M)
9.Yazid bin ‘Abdul Malik (tahun 102-106 H/720-724M)
10.Hisyam bin Abdul Malik (tahun 106-126 H/724-743 M)
11.Walid bin Yazid (tahun 126 H/744 M)
12.Yazid bin Walid (tahun 127 H/744 M)
13.Ibrahim bin Walid (tahun 127 H/744 M)
14.Marwan bin Muhammad (tahun 127-133 H/744-750 M)[10]
BAB III
KESIMPULAN
Dari pemaparan diatas dapat kita ambil beberapa kesimpulan sebagai berikut.
1.Terjadi dikotomi antara agama dan pemerintahan. Agama menjadi urusan Ulama dan
pemerintahan menjadi urusan Amir.
2.Perkembangan dibidang pemikiran keagamaan yaitu lahirnya ulama-ulama hadits, Ulama
Ra’yi, para mutakallimin, para Fuqaha (imam mazhab).
3.Kontaknya Islam dengan Eropa mengakibatkan lahirnya kajian-kajian filsafat dalam
Islam.
4.Pada masa Umayyah terdapat perkembangan ilmu dan teknologi seperti arsitektur,
kesehatan, ilmu falaq dan lain sebagainya.
5.System pemerintahan berubah dari demokrasi kepada monarkhi
6.Dibentuknya kementerian dan sekretaris dalam membantu khalifah menjalankan roda
pemerintahan.
DAFTAR PUSTAKA
1.M. Abdul Karim, Sejarah Pemikiran dan Peradaban Islam, cet. 2 Yogyakarta : Pustaka Book
Publisher, 2009.
2.Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1993.
3.Al-Usairy, Sejarah Islam, Jakarta: Akbar, 2004.
4.Dedi Supriyadi, Sejarah Peradaban Islam, Bandung : CV. Pustaka Setia, cet-10, 2008.
5.Siti Zubaidah, Sejarah Peradaban Islam, Medan : Wal Ashri Publishing, 2011.
6.Haidar Putra Daulay & nurgaya Pasa, Sejarah Pendidikan Islam, Medan : IAIN Press, 2007.
7.Philip K. Hitti, The History of Arabs. Terjemahan dari The History of Arabs; From The
Earliest Times to The Present Oleh R. Cecep Lukman Yasin dan deDi Slamet Riyadi
(Jakarta: PT Serambi Ilmu Semesta. 2008), Cet. Ke-1.
8.Jalaludin Rahmat, Al-Mustafa; Pengantar Studi Kritis Tarikh Nabi Saw. Bandung: Muthahhari
Press. 2002, Cet. Ke-1.
9.Hasan Ibrahim Hasan, Sejarah dan Kebudayaan Islam, Jakarta, 2003: Kalam Mulia.
10.Badri yabtim, Sejarah Peradaban Islam, PT: Gravindo Persada, 2003 .
11.Siti Maryam, dkk, Sejarah Peradaban Islam Dari Masa Klasik Hingga Modern, Yogyakarta:
Lesfi, 2004.
12.Jaih Mubarok, Sejarah Peradaban Islam, Bandung : Pustaka Bani Quraisy, 2004.
13.Musyrifah Sunanto, Sejarah Islam Klasik, Jakarta: Penada Media, 2003.
14.Mustafa as Siba’i, Kebnagkitan Kebudayaan Islam, terj. Nabhan Husein Jakarta : Media
Dakwah, 1987.
15.Ali Mufrodi, Islam di Kawasan Kebudayaan Arab, Jakarta: Logos, 1999..
16.Qutb Ibrahim Muhammad, As-Siyasah Al-Maliyah li ‘Umar bin Abdul Aziz, Kairo: al-haiah
al-Mishriyyah al-‘amah li al-kuttab, 1988.
17.DR. Muh.Zuhri,Hukum Islam dalamLintasan Sejarah, Jakarta: 1997.
18.Muhammad Hasan Al Hajwi,Al Fikru Assaamy fi Tarikh Fiqh Al Islamy, Beirut: 1995.
19.DR. Jaih Mubarok, Sejarah Perkembangan Hukum Islam, Badung:Rosda Karya, 2000.
20.Mulyadhi Kartanegara, Reaktualisasi Tradisi Ilmiah Islam Jakarta: Baitul Ihsan, 2006.
21.Harun Nasution, , Pembaharuan Dalam Islam Sejarah Pemikiran dan Gerakan,Rajawali, Jakarta
1989.
22.Dahlan Thaib dan Moh. Mahfud MD, Sejarah Pertumbuhan dan Perkembangan Islam di
Indonesia, Yogyakarta.
23.Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam, RajaGrafindo Persada, Jakarta 1999.
24.Fazlur Rahman, Islam, terj., Ahsin Mohammad, Pustaka, Bandung 1997.
25.Mustafa As-Siba’i, Peradaban Islam Dulu, Kini dan Esok. Jakarta: Gema Insani Press, 1993.
26.Ahmad Salabi, Mausu’ah al Tarikh wa al Hadlarah al Islamiyah, Kairo: Al-Maktabah al
Misriyah, 1982..
27.Mustafa as Siba’i, Kebangkitan Kebudayaan Islam, terj. Nabhan Husein (Jakarta : Media
Dakwah, 1987.
28.S.I. Poeradisastra, Sumbangan Islam kepada Ilmu dan Peradaban Modern, Jakarta: P3M,
1986.
29.Zainal Abidin Ahmad, Riwayat Hidup Ibn Rusyd, Jakarta: Bulan Bintan: 1975.
30.K. Bertens, Ringkasan Sejarah Filsafat, Yogyakarta: Kanisius, 1986.
[1]M. Abdul Karim,Sejarah Pemikiran dan Peradaban Islam, cet. 2 Yogyakarta : Pustaka Book Publisher, 2009, hlm. 8
[2]Badri Yatim,Sejarah Peradaban Islam, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1993, hal. 105
[3]Al-Usairy,Sejarah Islam, Jakarta: Akbar, 2004, hlm. 183
[4]Dedi Supriyadi,Sejarah Peradaban Islam, Bandung : CV. Pustaka Setia, cet-10, 2008, hal. 103
[5]Siti Zubaidah, Sejarah Peradaban Islam, Medan : Wal Ashri Publishing, 2011, hal : 123
[6]Haidar Putra Daulay & nurgaya Pasa, Sejarah Pendidikan Islam, Medan : IAIN Press, 2007, hal : 39
[7]Philip K. Hitti,The History of Arabs. Terjemahan dari The History of Arabs; From The Earliest Times to The Present
Oleh R. Cecep Lukman Yasin dan deDi Slamet Riyadi (Jakarta: PT Serambi Ilmu Semesta. 2008), Cet. Ke-1, hlm..257
[8]Jalaludin Rahmat,Al-Mustafa; Pengantar Studi Kritis Tarikh Nabi Saw. Bandung: Muthahhari Press. 2002, Cet. Ke-1,
hlm. 16.
[9]Philip K. Hitti, Op. Cit., hal. 159
[10]Hasan Ibrahim Hasan,Sejarah dan Kebudayaan Islam, Jakarta, 2003: Kalam Mulia, hal. 1
[11]Badri yabtim,Sejarah Peradaban Islam, PT: Gravindo Persada, 2003 hal.87
[12]Siti Maryam, dkk,Sejarah Peradaban Islam Dari Masa Klasik Hingga Modern, Yogyakarta: Lesfi, 2004, hal 80.
[13]Jaih Mubarok,Sejarah Peradaban Islam, Bandung : Pustaka Bani Quraisy, 2004, hal 70
[14]Philip K. Hitti, Op. Cit., hal. 647
[15]Musyrifah Sunanto,Sejarah Islam Klasik, (Jakarta: Penada Media, 2003) Hal, 119
[16]Badri Yatim, Op. Cit., hal. 96
[17]Ibid, hal. 97
[18]Mustafa as Siba’i,Kebangkitan Kebudayaan Islam, terj. Nabhan Husein Jakarta : Media Dakwah, 1987, hal. 45
[19]Ali Mufrodi,Islam di Kawasan Kebudayaan Arab, Jakarta: Logos, 1999, hal. 83.
[20]Ijma’adalah sumber hukum setelah tidak ditemukannya nash dari Al-qur’an dan Sunnah. Menurut Ibnu Taimiyyah
ijma’ bisa dijadikan hujjah dan kewajibannya termasuk dalam fardu kifayah, sebagaimana firman-Nya dalam Al-qur’an
surat Ali Imran:104. Maka Umar bin Abdul Aziz selalu bermusyawarah dengan para ulama’,sehingga ijma’ mereka
dapat dipertanggungjawabkan secara syar’i dan bermanfaat bagi rakyat agar dapat kembali berjalan di atas syariah
Islam yang benar
[21]Qutb Ibrahim Muhammad,As-Siyasah Al-Maliyah li ‘Umar bin Abdul Aziz, Kairo: al-haiah al-Mishriyyah al-‘amah li al-
kuttab, 1988, hal. 53-54
[22]DR. Muh.Zuhri,Hukum Islam dalamLintasan Sejarah, Jakarta: 1997, hal. 61
[23]Muhammad Hasan Al Hajwi,Al Fikru Assaamy fi Tarikh Fiqh Al Islamy, Beirut: 1995, hal. 330
[24]Jaih Mubarok,Sejarah Perkembangan Hukum Islam, Badung:Rosda Karya, 2000,Hal 56.
[25]Badri Yatim, Op. Cit., hal 103
[26]Mulyadhi Kartanegara,Reaktualisasi Tradisi Ilmiah Islam Jakarta: Baitul Ihsan, 2006, hal. 12.
[27]Harun Nasution,Pembaharuan Dalam Islam Sejarah Pemikiran dan Gerakan,Rajawali, Jakarta 1989, hal. 51
[28]Dahlan Thaib dan Moh. Mahfud MD,Sejarah Pertumbuhan dan Perkembangan Islam di Indonesia, Yogyakarta, hal.
25
[29]Badri Yatim,Sejarah Peradaban Islam, Raja Grafindo Persada, Jakarta 1999, hal. 74
[30]Fazlur Rahman,Islam, terj., Ahsin Mohammad, Pustaka, Bandung 1997, hal. 28
[31]Badri yatim, Op. Cit., hal 101
[32]Mustafa As-Siba’i,Peradaban Islam Dulu, Kini dan Esok, Jakarta, Gema Insani Press, 1993, hal. 49.
[33]Ahmad Salabi,Mausu’ah al Tarikh wa al Hadlarah al Islamiyah, Kairo: Al-Maktabah al Misriyah, 1982, Juz 4, hal 70.
[34]Mustafa as Siba’i,Kebnagkitan Kebudayaan Islam, terj. Nabhan Husein,Jakarta : Media Dakwah, 1987, h. 112
[35]Siti Maryam, Op, Cit., hal. 96
[36]Badri Yatim, Op. Cit., hal 104
[37]Philip K. Hitti, Op. Cit., hlm. 526-530
[38]S.I. Poeradisastra,Sumbangan Islam kepada Ilmu dan Peradaban Modern, Jakarta: P3M, 1986, hlm. 67
[39]Zainal Abidin Ahmad,Riwayat Hidup Ibn Rusyd, Jakarta: Bulan Bintan, 1975, hal. 148-149
[40]K. Bertens,Ringkasan Sejarah Filsafat, Yogyakarta: Kanisius, 1986, hal. 32
[41]Dedi Supriyadi,Sejarah Peradaban Islam, Bandung, CV. Pustaka Setia, cet-10, 2008, hal. 103-104
[42]Ahmad al-Husairy,Sejarah Islam Sejak Jaman Nabi Adam Hingga Abad XX, Diterjemahkan dari at-Tarikh al-Islam
oleh Samson Rahman, Jakarta: Akbar Media Eka Sarana. 2008, Cet. Ke-6, hal. 174.
[43]Ibid., hal. 235.
[44]Ibid., hal. 236.
[45]Ibid., hal.177
[46]Hitti, Op. Cit., hal. 245.
[47]Ibid.
[48]Badri Yatim, Op. Cit., hal. 42.
[49]E. Abdul Aziz Tibrizi,Sejarah Kebudayaan Islam, Diktat II Tangerang: Ponpes Daarul el-Qalam, hal. 7.
[50]Azizah,Mozaik Sejarah Islam (Islam Masa Dinasti Umayyah), Yogyakarta, Nusantara Press, 2011, hal. 99.