You are on page 1of 20

Analisis Perubahan Sudut terhadap Resultan Gaya dalam Model Praktikum

CookBook

Title of articles  in English should describe the main content of manuscripts, be informative,
concise, and not too wordy  (12-15 words only), and does not contain formulas.

Author’s Name1, Author’s Name2

Full name without academic degrees and titles, written in capital letters. Manuscript written by
groups  needs to supplemented  by  complete contact details. The author  name should be
accompanied by complete affiliation address, postal code number, and email address.

Abstract

Written  briefly in Indonesi and English in one paragraph of 150-200 words, containing
background, research  objectives, methodology, results & important findings of the study

Key words: Written in English  3-5 words or groups of words, written alphabetically.

Introduction

Fisika merupakan ilmu yang identic dengan observasi dan eksperimen (Novitra, 2021)
dalam memahami pembelajaran fisika peserta didik harus melakukan pembelajaran yang dapat
melatih kemampuan eksperimennya, yaitu dengam pembelajaran di dalam ruang laboratorium
(Jamaluddin et al., 2015). Laboratorium pada dasarnya merupakan tempat dimana peserta didik
dapat melakukan pembelajaran secara aktif (Putri et al., 2013). Kegiatan di
laboratorium  memfokuskan pada pengetahuan prosedural/psikomotor dimana siswa
diuapayakan menemukan/memperoleh pengetahuan secara proses saintifik (Sukadi, 2016).
Kegiatan untuk menemukan pengetahuan dimulai dari mengamati, menanya, mencoba,
menyimpulkan hingga mengkomunikasikan (Muzaky & Handhika, 2015).
Kegiatan praktikum juga mendorong peserta didik agar lebih aktif dalam proses
pembelajaran (Aida, 2022). Praktikum adalah salah satu metode yang efektif dalam
meningkatkan keterampilan 4C, yaitu kolaboratif, yaitu saling bekerjasama dalam tim, berbagi
tugas dan menghargai kontribusi setiap anggota tim. komunikasi, saling berinteraksi dengan
guru/dosen dan teman. berpikir kritis, yaitu dalam praktikum seringkali melibatkan pemecahan
masalah dalam eksperimen ilmiah (Royuk BR, 2022)., siswa harus menerapkan pemikiran kritis
untuk merencanakan, menganalisism dan mengevaluasi data yang mereka peroleh, mereka
diajarkan untuk meninjau bukti dan mengambil keputusan berdasarkan analisis objektif,
meningkatkan keterampilan berpikir kritis mereka (Febri & Harjunowibowo, 2020) dan kreatif,
yaitu dengan diberinya kebebasan untuk mengeksporasi, mengamati, dan merancang eksperimen
atau solusi kreatif untuk masalah yang diberikan (Sipayung & Bunawan, 2018). Dalam
pendidikan sains perlu ditekankan lagi akan pentingnya memikirkan kembali peran dan praktik
kerja laboratorium dalam pembelajaran sains (Hofstein & Lunetta, 2003). Banyak sekali model
pembelajaran laboratorium salah satunya model praktikum cookbook.
Praktikum Cookbook merujuk pada panduan yang dirancang untuk memberikan instruksi
langkah demi langkah tentang bagaimana melakukan praktikum atau eksperimen tertentu
(Wenning, 2011). Panduan ini biasanya digunakan dalam pengaturan laboratorium atau
pendidikan untuk membantu peserta praktikum memahami dan melaksanakan tugas dengan
tepat. (Darmawi, 2019)
Sebuah Praktikum Cookbook biasanya mencakup informasi dengan tujuan praktikum:
adalah menjelaskan tujuan eksperimen atau praktikum tersebut. Ini memberi peserta praktikum
gambaran tentang apa yang akan dicapai dan alasan di balik praktikum tersebut (Wilcox &
Lewandowski, 2017). Peralatan dan Bahan yang digunakan adalah Daftar alat, peralatan, dan
bahan yang diperlukan untuk melakukan praktikum. Ini termasuk instrumen, zat kimia, bahan
khusus, dan peralatan pendukung lainnya yang mungkin dibutuhkan. Prosedur: Menyajikan
langkah-langkah yang harus diikuti oleh peserta praktikum (Resbiantoro,2017). Langkah-
langkah ini harus jelas, terperinci, dan disusun dalam urutan yang benar. Instruksi ini mencakup
tata letak peralatan, pengukuran yang harus dilakukan, pengolahan data, dan metode eksperimen
yang spesifik (Desy Hanisa Putri, Eko Risdianto, 2020).
Analisis dan Pertanyaan: Menyediakan pertanyaan, tugas, atau analisis yang harus
dijawab atau dilakukan oleh peserta praktikum setelah menyelesaikan eksperimen (Rosdianto,
2017). Ini dapat melibatkan analisis data, perhitungan matematika, interpretasi grafik, atau
pemecahan masalah lainnya yang berkaitan dengan praktikum tersebut (Firdaus A, 2022).
Kesimpulan: Menyajikan ringkasan temuan atau hasil praktikum. Kesimpulan ini dapat
mencakup apakah tujuan praktikum tercapai, apa yang dipelajari, dan apakah ada aspek yang
perlu diperbaiki atau ditinjau kembali (Royuk, DW Brooks , 2003). Catatan Keamanan seperti
Memberikan panduan keamanan yang relevan terkait penggunaan peralatan, bahan kimia, atau
tindakan apa pun yang perlu diperhatikan untuk menjaga keamanan peserta praktikum (Cairns &
Areepattamannil, 2017)
Praktikum Cookbook membantu memastikan bahwa eksperimen atau praktikum
dilakukan dengan benar, mengikuti prosedur yang tepat, dan mencapai tujuan yang ditetapkan. (J
Lochhead, 1981). Panduan yang jelas dan terperinci ini juga membantu peserta praktikum
memahami konsep yang terlibat dalam praktikum dan memperoleh pemahaman yang lebih baik
tentang topik yang sedang dipelajari. Dalam praktikum cookbook banyak sekali materi yang
dapat dipelajari, salah satunya pada materi vector (Matahari et al., n.d.)
Vektor merupakan salah satu topik fundamental dalam pembelajaran fisika. Vektor
memiliki peran penting dalam banyak materi fisika (Kurniawan et al., 2019). Vektor adalah suatu
konsep yang digunakan untuk menggambarkan besaran yang memiliki magnitude (besaran atau
nilai) dan arah. Vektor digunakan untuk mewakili berbagai jenis besaran fisika, seperti
kecepatan, percepatan, gaya, momentum, dan banyak lagi (Sari & Werdhiana, 2016). Vektor
biasanya digambarkan sebagai panah dengan dua komponen utama: magnitude dan arah.
Magnitude (juga dikenal sebagai nilai absolut) adalah besaran numerik yang menggambarkan
seberapa besar vektor tersebut, sedangkan arah mengindikasikan orientasi atau sudut vektor
terhadap suatu sumbu atau titik referensi (Boylan et al., 2017)
Penjumlahan vektor tidak sama dengan penjumlahan skalar. Hal ini karena vektor selain
memiliki nilai, juga memiliki arah. Dua vektor atau lebih dapat dijumlahkan dan hasil
penjumlahannya disebut vektor resultan (R). penjumlahan vektor dapat dilakukan dengan metode
geometrik dan metode analitik (Ndruru, M. (2020).
Mahasiswa sering menghadapi tantangan dalam memahami dan menerapkan konsep
sudut dan vektor dalam matematika dan fisika. Mereka sering kali membuat kesalahan dalam
memahami konsep, mengaplikasikan rumus yang salah, dan melakukan kesalahan dalam
perhitungan. Kesalahan tersebut dapat bersifat sistematis atau acak (Sukirman, 2019).
Mahasiswa tersebut menghadapi kesulitan dalam menggambar vektor bebas dengan benar.
Meskipun vektor bebas dapat digambarkan dengan titik pangkal dan titik ujung yang dapat
dipilih secara bebas, mahasiswa tersebut gagal menggambar ruas garis vektor pertama dengan
panjang yang sesuai dan arah vektor dengan sudut yang tepat (Aida, N. (2022).
Resultan gaya adalah hasil penjumlahan vektor-vektor gaya tersebut. Jika kita
menggambarkan resultan gaya sebagai vektor, maka resultan gaya akan memiliki panjang
(magnitude) dan arah tertentu (Nikmah et al., 2019). Arah vektor resultan gaya bergantung pada
arah dan besar masing-masing gaya yang bekerja pada benda (Radu et al., 2022). Jika salah satu
gaya yang bekerja pada benda mengalami perubahan, baik dalam arah maupun besarannya, maka
resultan gaya juga akan mengalami perubahan. Hal ini dapat mengakibatkan perubahan sudut
vektor resultan gaya (Taqwa et al., 2022).
Misalnya, jika gaya A berubah arah atau sudutnya terhadap sumbu tertentu, maka vektor
resultan gaya akan mengalami perubahan sudut. Perubahan sudut ini bergantung pada besar dan
arah perubahan gaya A, serta gaya-gaya lain yang bekerja pada benda. (GAB Nock, 2009).
Dalam analisis perubahan sudut vektor terhadap resultan gaya, kita dapat menggunakan hukum-
hukum trigonometri dan hukum-hukum vektor untuk menghitung perubahan sudut yang terjadi.
(Shi WZ, L Ma, J Wang, 2020). Terdapat berbagai metode dan teknik yang dapat digunakan,
tergantung pada situasi dan informasi yang diberikan. perubahan sudut vektor resultan gaya
dapat mempengaruhi gerakan atau keseimbangan suatu benda. Dalam mekanika, perubahan
sudut vektor resultan gaya merupakan konsep yang penting dalam mempelajari kinematika dan
dinamika benda (Arkundato, 2014).
Untuk menentukan besar resultan vektor dari dua buah vektor berikut arahnya akan lebih
mudah dipahami dengan menseketsa (panjang vektor tidak perlu diukur) terlebih dahulu
membentuk jajaran genjang (E Halstead, 2016).
Namun, untuk memberikan analisis yang lebih spesifik, informasi tambahan mengenai
situasi dan persamaan gaya yang berlaku pada benda akan diperlukan. Dengan demikian, analisis
lebih lanjut dapat dilakukan untuk menentukan perubahan sudut vektor terhadap resultan gaya
secara lebih rinci (Kirana et al., 2022). Pada penelitian akan menganalisis Perubahan Sudut
terhadap Resultan Gaya dalam Model Praktikum CookBook.

 Methods
Berdasarkan dengan tujuan penelitian yang telah dikemkakan, maka metode penelitian
yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kuasi eksperimental dengan
pendekatan kuantitatif dan sumber perpustakaan, termasuk buku dan artikel yang relevan dengan
subjek ini, digunakan untuk penelitian. Analisis artikel ini adalah analisis isi (Tobin, 2018).
Untuk tujuan membuat artikel, mulailah dengan mempelajari banyak sumber yang terhubung.
Selanjutnya, gunakan teknik analisis isi untuk mengidentifikasi tema yang muncul di berbagai
sumber tersebut. Ketiga, membuat penilaian. Jenis penelitian ini merupakan penelitian
eksperimen dengan cara praktikum secara nyata dalam model praktikum cookbook dengan
materi pembahasan vektor. (Tobin, 2018)
Alat dan bahan yang digunakan pada penelitian adalah satu set anak timbang, papan
statif, dua buah katrol, busur derajat, neraca pegas, dan tali.

Results and Discussion

Vektor pada bidang datar mempunyai dua komponen yaitu pada sumbux dan sumbu y
(Sari, E Suyanto). Khusus untuk vektor yang segaris dengan sumbu x atau y berarti hanya
mempunyai 1 komponen. Komponen vektor adalah vektor yang bekerja menuyusun suatu vektor
hasil (resultan vektor) (R Yudhastuti). Oleh karenanya vektor bisa dipindahkan titik pangkalnya
asalkan tidak berubah besar dan arahnya (Jana, 2018).
Dalam percobaan ini menggunakan penjumlahan vektor dengan metode segitiga sudut
istimewa, pada metode ini dilakukan pemindahan titik tangka vektor 1 ke ujung vektor yang lain
kemudian menghubungkan titi tangkap atau titik pangkal vektor pertama dengn titik ujung vektor
ke dua (AS Fadaei, 2021). dengan melakukan percobaan seperti pada ilustrasi berikut ini
Gambar 1 Metode segitiga
Maka dilakukan percobaan dengan perubahan sudut yaitu 90˚, 60˚ ,dan 30˚.

Hasil F1 dan F2 dapat berbeda jika sudutnya berbeda karena mereka mewakili dua gaya
yang bekerja pada suatu objek yang bergerak melingkar. F1 adalah gaya sentripetal, yang
menarik objek ke arah pusat gerakan melingkar, sedangkan F2 adalah gaya sentrifugal, yang
mengarah keluar dari pusat gerakan melingkar. (B Subali, S Gumilar, 2019). Ketika objek
bergerak melingkar, gaya sentripetal (F1) dan gaya sentrifugal (F2) bekerja secara bersamaan. F1
bertanggung jawab untuk menjaga objek tetap dalam jalur melingkar dengan menariknya ke arah
pusat gerakan, sementara F2 adalah kekuatan reaktif yang terjadi karena objek cenderung
menjauh dari jalur melingkarnya.

Hasil dari percobaan dengan metode cookbook pada laboratorium tercatat dalam hasil
sebagai berikut

Tabel 1, Percobaan perubahan sudut pada resultan gaya

Percobaan Besar Sudut Besar beban F3 F2


1 90˚ 180 gram 1,7 N 1N
2 60 ˚ 180 gram 1N 1,2 N
3 30 ˚ 180 gram 0,9 1,2 N

Tabel 2, Percobaan 1 dengan besar sudut 90˚

Percobaan Sudut F3 (N) F2(N)


1 1,7 N 1N
2 1,7 N 1N
90°
3 1,7 N 1N
4 1,7 N 1N
5 1,7 N 1N
Tabel 3, Percobaan 2 dengan besar sudut 60˚

Percobaan Sudut F3 (N) F2(N)


1 1N 1,2 N
2 1N 1,2 N
60°
3 1N 1,2 N
4 1N 1,2 N
5 1N 1,2 N

Tabel 4, Percobaan 1 dengan besar sudut 30˚

Percobaan Sudut F3 (N) F2(N)


1 0,9 N 1,2 N
2 0,9 N 1,2 N
30°
3 0,9 N 1,2 N
4 0,9 N 1,2 N
5 0,9 N 1,2 N

Setelah mencatat hasil percobaan dalam bentuk tabel, kemudian di analisis menggunakan
perhitungan yang sudah di rumuskan pada arah resultan dua buah vektor dengan persamaan sinus
|v|
. Tujuan perhitungan ini adalah untuk membuktikan apakah hasil dalam percobaan di
sin β
laboratorium dengan model cookbbok sama dengan hasil perhitungan menggunakan rumus.
Dengan mencari F1, maka

F 1=| | | |
F2
sin β
∆ F 3+
−F 3
sin β
∆ sin β

Percobaan 1

F 1= |11|0,05+|1,71|0,5
F 1=0,05+0,85=0,9 N

Percobaan 2

| | | |
1,2 1
F 1= 0,05+ 0,5
1 1
√3 √3
2 2
F 1=0,069+0,577=0,646 N

Percobaan 3

|| ||
1,2 0,9
F 1= 0,05+ 0,5
1 1
2 2

F 1=0,12+0,9=1,02 N

Setelah dilakukan eksperimen di laboratorium dengan metode cookbook, dihasilkan data


yang akan diolah, untuk melihat pengaruh perubahan besar sudut terhadap resultan gaya. Data
tersebut diolah dalam bentuk grafik hubungan untuk mempermudah mengambil kesimpulan dari
hasil penelitian.

F3
35

30 30
f(x) = − 29.1 x + 59.1
R² = 1
25

20

15

10

0 0.9
0.8 1 1.2 1.4 1.6 1.8 2 2.2

Gambar 2, grafik hasil percobaan sudut terhadap F3


F2
12

10

0
0.8 1 1.2 1.4 1.6 1.8 2 2.2

Gambar 3, grafik hasil percobaan sudut terhadap F2


Pada grafik diatas maka dihasilkan bahwa perubahan besar sudut terhadap resultan gaya
sangat bergantung pada besar sudut, semakin besar sudut semakin kecil resultan gaya yang
dihasilkan F3 dan semakin besar sudut semakin hanya akan merubah sedikit resultan gaya yang
dihasilkan oleh F2 atau bisa saja disebut dengan tetap.

Conclusion

Maka dapat disimpulkan bahwa ketika sudut melingkar objek berubah pada F1 dan F2 akan
berbeda, seperti saat sudut melingkar meningkat, gaya sentripetal (F1) juga meningkat,
sedangkan gaya sentrifugal (F2) cenderung tetap konstan. Hal ini menyebabkan perubahan
perbandingan antara F1 dan F2, sehingga hasil F1 dan F2 menjadi berbeda. Perubahan besar
sudut terhadap resultan gaya sangat bergantung pada besar sudut, semakin besar sudut semakin
kecil resultan gaya yang dihasilkan F3 dan semakin besar sudut semakin hanya akan merubah
sedikit resultan gaya yang dihasilkan oleh F2 atau bisa saja disebut dengan tetap.

References

Aida, N. (2022). PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PACE DALAM MAHASISWA PADA


KONSEP VEKTOR. 5(2), 429–438. https://doi.org/10.22460/jpmi.v5i2.429-438

Ardiansyah, F. (2022). Pengembangan E-Modul Berbantuan Sigil Pada Materi Vektor (Doctoral
dissertation, UIN Ar-Raniry Banda Aceh).

Arkundato, A. (2014). Vektor dan Penggunaan Vektor. Materi Kurikuler Fisika SMA, 1–95.
http://www.pustaka.ut.ac.id/lib/wp-content/uploads/pdfmk/PEFI4425-M1.pdf
Boylan, M., Coldwell, M., Maxwell, B., Jordan, J., Boylan, M., Coldwell, M., Maxwell, B.,
Jordan, J., Boylan, M., Coldwell, M., Maxwell, B., & Jordan, J. (2017). Rethinking models
of professional learning as tools : a conceptual analysis to inform research and practice
analysis to inform research and practice. Professional Development in Education,
5257(May), 1–20. https://doi.org/10.1080/19415257.2017.1306789

Cairns, D., & Areepattamannil, S. (2017). Exploring the Relations of Inquiry-Based Teaching to
Science Achievement and Dispositions in 54 Countries. https://doi.org/10.1007/s11165-017-
9639-x

Darmawi, D. (1996). Validasi Alat Percobaan Resultan Gaya Tiga Dimensi.

Desy Hanisa Putri, Eko Risdianto, dan sutarno. (2020). identifikasi keterlaksanaan praktikum
fisika SMA dan pembekalan keterampilan abad 21. SNSE IV, 112–122.

Dunnett, K., Kristiansson, M. K., Eklund, G., Öström, H., Rydh, A., & Hellberg, F. (2020).
Transforming physics laboratory work from'cookbook'type to genuine inquiry. arXiv
preprint arXiv:2004.12831.

Fadaei, A. S. (2021). Comparing the Effects of Cookbook and Non-Cookbook Based Lab
Activities in a Calculus-Based Introductory Physics Course. International Journal of
Physics and Chemistry Education, 13(4), 65-72.

Febri, A., & Harjunowibowo, D. (2020). Guided Inquiry Lab : Its Effect to Improve S tudent ’ s
Critical Thinking on Mechanics. 9(1), 87–97.
https://doi.org/10.24042/jipfalbiruni.v9i1.4630

Halstead, E. (2016). Effects of reducing scaffolding in an undergraduate electronics


lab. American Journal of Physics, 84(7), 552-556.

Hofstein, A. V. I., & Lunetta, V. N. (2003). The Laboratory in Science Education : Foundations
for the Twenty-First Century. https://doi.org/10.1002/sce.10106

Jana, P. (2018). Analisis kesalahan mahasiswa dalam menyelesaikan soal matematika pada pokok
bahasan vektor. Jurnal Mercumatika: Jurnal Penelitian Matematika Dan Pendidikan
Matematika, 2(2), 8-14.

Jamaluddin, J., Kade, A., & Nurjannah, N. (2015). Analisis Pelaksanaan Praktikum
Menggunakan Kit Ipa Fisika Di Smp Se-Kecamatan Sojol Kabupaten Donggala. JPFT
(Jurnal Pendidikan Fisika Tadulako Online), 3(1), 6.
https://doi.org/10.22487/j25805924.2015.v3.i1.2368
Kirana, S. A., Permana, A. H., & Nasbey, H. (2022). Pengembangan Modul Elektronik Dengan
Pendekatan STEM Pada Materi Vektor dan Kinematika Gerak Lurus Fisika SMA.
Prosiding Seminar Nasional Fisika, X, 57–62.

Kurniawan, B. R., Saputri, D. E., Shoiqin, M. I., & Malang, U. N. (2019). Analisis Pemahaman
Konsep Mahasiswa pada Topik Vektor. 6(2), 107–114.

Lochhead, J., & Collura, J. (1981). A cure for cookbook laboratories. The Physics Teacher, 19(1),
46-50.

Matahari, S., Data, D., & Siklus, S. (n.d.). APLIKASI VEKTOR UNTUK ANALISIS
PERGERAKAN GRUP SUNSPOT MATAHARI DARI DATA SUNSPOT SIKLUS KE-23
Nanang. 2008, 978–979.

Muzaky, A. F., & Handhika, J. (2015). Penggunaan Alat Peraga Sederhana Berbasis Teknologi
Daur Ulang untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Materi Vektor dalam Kelas Remedial
SMKN 1 Wonoasri Tahun Pelajaran 2014 / 2015. 2014.

Ndruru, M. (2020). Pengaruh Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Vektor Di Kelas X SMA Negeri 2 Lahusa.
Ndruru, M. (2020). Pengaruh Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Vektor Di Kelas X SMA Negeri 2 Lahusa.

Nikmah, F., Subali, B., & Sumpono, I. (2019). Desain Alat Peraga Vektor Resultan Gaya untuk
Siswa Sekolah Menengah Atas (SMA). Unnes Physics Education Journal, 8(2).

Novitra, F. (2021). Development of Online-based Inquiry Learning Model to Improve 21st-


Century Skills of Physics Students in Senior High School. 17(22).

Putri, A., Syakbaniah, & Yulkifli. (2013). Pengembangan Virtual Laboratory Pada Materi
Kinematika Dengan Analisis Vektor Dalam Pembelajaran Fisika di Kelas XI Sma. Pillar of
Physics Education, 1(April), 23–29.

Radu, M., Marandici, M., & Hottel, T. L. (2004). The effect of clenching on condylar position: A
vector analysis model. Journal of Prosthetic Dentistry, 91(2), 171–179.
https://doi.org/10.1016/j.prosdent.2003.10.011

Resbiantoro, G., & Nugraha, A. W. (2017). Miskonsepsi mahasiswa pada konsep dasar gaya dan
gerak untuk sekolah dasar. JURNAL PENDIDIKAN SAINS UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH SEMARANG, 5(2), 80-87.

Rosdianto, H. (2017). Pengaruh Model Generative Learning Terhadap Hasil Belajar Ranah
Kognitif Siswa Pada Materi Hukum Newton. Jurnal Pendidikan Fisika dan Keilmuan
(JPFK), 3(2), 66-69.

Royuk, B. R. (2002). Interactive-engagement vs. cookbook laboratory procedures in MBL


mechanics exercises. The University of Nebraska-Lincoln.

Royuk, B., & Brooks, D. W. (2003). Cookbook procedures in MBL physics exercises. Journal of
Science Education and Technology, 12, 317-324.

Sari, M., & Werdhiana, I. K. (2016). Berbeda Pada Mahasiswa Calon Guru Fisika. Jurnal
Pendidikan Fisika Tadulako (JPFT), 3(4), 17–25.

Sari, W. P., Suyanto, E., & Suana, W. (2017). Analisis pemahaman konsep vektor pada siswa
sekolah menengah atas. Jurnal Ilmiah Pendidikan Fisika Al-Biruni, 6(2), 159-168.

Shi, W. Z., Ma, L., & Wang, J. (2020). Effects of Inquiry-Based Teaching on Chinese University
Students' Epistemologies about Experimental Physics and Learning Performance. Journal
of Baltic Science Education, 19(2), 289-297.

Sipayung, D. H., & Bunawan, H. (2018). Collaborative Inquiry For 4C Skills. 200(Aisteel), 440–
445.

Subali, B., Gumilar, S., & Sartika, D. (2019, November). Whats wrong with cookbook
experiment? a case study of its impacts toward learning outcomes of pre-service physics
teachers. In Journal of Physics: Conference Series (Vol. 1280, No. 5, p. 052047). IOP
Publishing.

Sukadi, E. (2016). Deskripsi penguasaan konsep vektor dan jenis kesalahannya ditinjau dari
tingkat pencapaian kognitif pada mahasiswa pendidikan fisika. Jurnal Pendidikan
Informatika Dan Sains, 5(1), 27–39.

Sukirman. (2019). Analisis Vektor. Jakarta: Universitas Terbuka.

Taqwa, M. R. A. (2017, January). Profil pemahaman konsep mahasiswa dalam menentukan arah
resultan gaya. In Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Sains (pp. 79-87).

Tobin, R. G. (2018). Recitation Sections Improve Student Introductory Mechanics Course.


https://doi.org/10.1119/1.5018689

Wenning, C. J. (2011). Experimental inquiry in introductory physics courses. 6(2), 2–8.

Wilcox, B. R., & Lewandowski, H. J. (2017). Developing skills versus reinforcing concepts in
physics labs : Insight from a survey of students ’ beliefs about experimental physics. 010108,
1–9. https://doi.org/10.1103/PhysRevPhysEducRes.13.010108

Yudhastuti, R. (2021). Pengendalian Vektor dan Rodent. Pustaka Melati.

Lampiran
Pengolahan Data
1. Beban
x=180 gram
nst=1 gram
1
∆ x= nst
2
1
∆ x= . 1 = 0,5 gram
2

∆x 0,5
Ksr = . 100 %= . 100 %= 0,0027% (4AP)
x 180
Ktp = (180,0 ± 0,5000) gram

2. Dinamometer
 F3 = 0,1 N
1
nst= . 0,1 gram
2
∆ F 3=0,05 N

∆ F3 0,05
Ksr = .100 % = . 100 %= 0,5% (4AP)
F3 0,1
Ktp = (0,1000 ± 0,5000) N

 F 2 = 0,1 N
1
nst= . 0,1 gram
2
∆ F 2=0,05 N

∆ F2 0,05
Ksr = .100 % = . 100 %= 0,5% (4AP)
F2 0,1
Ktp = (0,1000 ± 0,5000) N
Percobaan 1

Percobaa Sudu
F3 (N) F2(N)
n t
1 1,7 N 1N
2 1,7 N 1N
90°
3 1,7 N 1N
4 1,7 N 1N
5 1,7 N 1N

nst beban=0,5 gram


nst dinamometer=0,05 N
nst sudut=0,5 °

 Sudut ( x )
x=90 °
∆ x=0,5°
∆x 0,5
Ksr = . 100 %= . 100 %= 0,0055% (4AP)
x 90
Ktp = (90,00 ± 0,5000) °

 F3
F3 = 1,7 N
∆ F 3=0,05 N

∆ F3 0,05
Ksr = .100 % = . 100 %= 0,0029% (4AP)
F3 1,7
Ktp = (1,700 ± 0,05000) N

 F2
F2 = 1 N
∆ F 2=0,05 N

∆ F2 0,05
Ksr = .100 % = . 100 %= 0,05% (4AP)
F2 1
Ktp = (1,000 ± 0,05000) N

Percobaan 2

Percobaa Sudu
F3 (N) F2(N)
n t
1 1 N 1,2 N
2 1 N 1,2 N
60°
3 1 N 1,2 N
4 1 N 1,2 N
5 1 N 1,2 N

nst beban=0,5 gram


nst dinamometer=0,05 N
nst sudut=0,5 °

 Sudut ( x )
x=60 °
∆ x=0,5°
∆x 0,5
Ksr = . 100 %= . 100 %= 0,0083% (4AP)
x 60
Ktp = (60,00 ± 0,5000) °

 F3
F3 = 1 N
∆ F 3=0,05 N

∆ F3 0,05
Ksr = .100 % = . 100 %= 0,05% (4AP)
F3 1
Ktp = (1,000 ± 0,05000) N

 F2
F 2 = 1,2 N
∆ F 2=0,05 N
∆ F2 0,05
Ksr = .100 % = . 100 %= 0,0416% (4AP)
F2 1,2
Ktp = (1,200 ± 0,05000) N

Percobaan 3

Percobaa Sudu
F3 (N) F2(N)
n t
1 0,9 N 1,2 N
2 0,9 N 1,2 N
30°
3 0,9 N 1,2 N
4 0,9 N 1,2 N
5 0,9 N 1,2 N

nst beban=0,5 gram


nst dinamometer=0,05 N
nst sudut=0,5 °

 Sudut ( x )
x=30 °
∆ x=0,5°
∆x 0,5
Ksr = . 100 %= . 100 %= 0,0166% (4AP)
x 30
Ktp = (30,00 ± 0,5000) °

 F3
F3 = 0,9 N
∆ F 3=0,05 N

∆ F3 0,05
Ksr = .100 % = . 100 %= 0,055% (4AP)
F3 0,9
Ktp = (0,9000 ± 0,05000) N

 F2
F 2 = 1,2 N
∆ F 2=0,05 N
∆ F2 0,05
Ksr = .100 % = . 100 %= 0,0416% (4AP)
F2 1,2
Ktp = (1,200 ± 0,05000) N

Perhitungan
F3 −1
F 2= =F 3 . sin β
sin β

F 2=| | | |
∂ F2
∂ F3
∆ F3 +
∂ F2
∂ sin β
∆ sin β

F 1=| | | |
F2
sin β
∆ F 3+
−F 3
sin β
∆ sin β

Percobaan 1
Diketahui : F2 = 1 N
F3 = 1,7 N
α = 90°
∆ F 2=0,05 N

∆ F 3=0,05 N

∆ α=0,5°

Ditanyakan : F1?

F 1=| | | |
F2
sin β
∆ F 3+
−F 3
sin β
∆ sin β

F 1=|11|0,05+|1,71|0,5
F 1=0,05+0,85=0,9 N

∆ F1 0,05
Ksr = .100 % = . 100 %= 0,055% (4AP)
F1 0,9

Ktp = (0,9000 ± 0,05000) N


Percobaan 2
Diketahui : F2 = 1,2 N
F3 = 1 N
α = 60°
∆ F 2=0,05 N

∆ F 3=0,05 N

∆ α=0,5°

Ditanyakan : F1?

F 1=| | | |
F2
sin β
∆ F 3+
−F 3
sin β
∆ sin β

| | | |
1,2 1
F 1= 0,05+ 0,5
1 1
√3 √3
2 2

F 1=0,069+0,577=0,646 N

∆ F1 0,05
Ksr = .100 % = . 100 %= 0,077% (4AP)
F1 0,646

Ktp = (0,6460 ± 0,05000) N

Percobaan 3
Diketahui : F2 = 1,2 N
F3 = 0,9 N
α = 30°
∆ F 2=0,05 N

∆ F 3=0,05 N

∆ α=0,5°

Ditanyakan : F1?
F 1= | | | |
F2
sin β
∆ F 3+
−F 3
sin β
∆ sin β

|| ||
1,2 0,9
F 1= 0,05+ 0,5
1 1
2 2

F 1=0,12+0,9=1,02 N

∆ F1 0,05
Ksr = .100 % = . 100 %= 0,0490% (4AP)
F1 1,02

Ktp = (1,020 ± 0,05000) N


Perhitungan Cosinus

|u+ v|= √¿ u∨¿2 +¿ v ∨¿2 +2|u||v|cos θ ¿ ¿

¿
| | | | | | | | | |
∂ uv
∂u
2
∆ u+
∂ uv
∂u
2
∆ v +2
∂uv
∂u
∆ u+
∂ uv
∂u
∆u+
∂ uv
∂cos θ
∆ cosθ

¿
|√ 2
v
|v| +2|u|∨v ∨cos θ | |√
∆ u+ 2
u
|u| +2|u|∨v ∨cos θ |
∆v

+2 ¿
+¿
ket :u=f 2=, v =f 3

Percobaan 1
diketahui
u=1
v=1,7 N
∆ u=0,05 N
∆ v=0,05 N
cos 90° =0
F 1=
|√ 2
1,7
|1,7| + 2|1||1,7|0 | |√
0,05+ 2
1
|1| +2|1||1,7| 0 |
0,05

+2
|√ 2
1,7
|1| +|1,7| 2|1,7|0
2
| |√
0,05+ 2
1
2
|1| +|1,7| 2|1,7|0 | 0,05

|√ 2
1 .1,7
2
|1| +|1,7| +2∨1∨|1,7|
0
|
¿ 0,05+0,05+ 6,7+0,02+0 = 6.82
∆f1 0,05
KSR= 100 %= 100 %=0,0073 %( 4 ATP)
f1 6,82
KTP=( 6,82 ±0,05000 ) N

Percobaan 2
diketahui
u=1,2 N
v=1 N
∆ u=0,05 N
∆ v=0,05 N
1
cos 6 0° = √3
2

|√ | |√ |
1 1,2
F 1= 0,05+ 0,05
|1 , 2| +2|1, 2||1| 1 √3 |1 , 2| + 2|1 , 2||1| 1 √3
2 2

2 2

|√ | |√ |
1 1,2
+2 0,05+ 0,0 5
|1, 2| +|1| 2|1 ,2|∨1∨ 1 √ 3 |1 , 2| +|1| +2|1 ,2| 1 √ 3
2 2 2 2

2 2

| 1,2 1
√|1 ,2| +|1| +2∨1 ,2∨|1| 2
2 2
√3
|
¿ 0,0 15+0,0 18+0,022+0 , 014 +0,22 = 0,289
∆f1 0,05
KSR= 100 %= 100 %=0 ,17 %( 4 ATP)
f1 0,289
KTP=( 0,2890 ± 0,05000 ) N

Percobaan 3
diketahui
u=1,2 N
v=0,9 N
∆ u=0,05 N
∆ v=0,05 N
1
cos 3 0 °=
2

|√ | |√ |
0,9 1,2
F 1= 0,05+ 0,05
|0,9| + 2|1,2||0,9| 1 |1,2| +2|1,2||0,9| 1
2 2

2 2

|√ | |√ |
0,9 1,2
+2 0,05+ 0,05
|1,2| +|0,9| +2|0,9| 1 |1,2| +|0,9| +2|1,2|∨0,9∨ 1
2 2 2 2

2 2

|√ |
1,2.0,9 1
2
|1,2| +|0,9| +2|1,2|∨0,9∨ 1
2 2

¿ 0,0 22+0,0 3 8+0,0 88+0,0 26+ 0 ,18+ 0/126 = 0,318


∆f1 0,05
KSR= 100 %= 100 %=0,1 57 % (4 ATP)
f1 0 , 318
KTP=( 0 , 3180 ±0,05000 ) N

You might also like