You are on page 1of 5

PENTINGNYA REAL LABORATORY DAN VIRTUAL LABORATORY SEBAGAI MEDIA

PEMBELAJARAN DALAM KETERAMPILAN ABAD 21

ABSTRAK

Kegiatan laboratorium merupakan kegiatan yang sangat berperan dalam pembelajaran fisika dimana siswa
diharapkan dapat meningkatkan keterampilannya. Tujuan penulisan penelitian ini adalah untuk membahas
mengenai hakikat kegiatan laboratorium; nilai dan kompetensi kegiatan laboratorium; perkembangan kegiatan
virtual laboratory dan real laboratory; peran, peluang dan tantangan kegiatan laboratorium dalam pembelajaran
abad 21; hasil, dampak dan implikasi penelitian terkait kegiatan laboratorium terhadap peningkatan
keterampilan abad 21 dan pembelajaran sains. Kegiatan laboratorium dibagi menjadi dua bagian, yaitu: real 
laboratory dan virtual laboratory Masing-masing lab ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Metode yang
digunakan adalah Library research, systematic literature review kajian pustaka dengan pendekatan deskriptif.
Hasil dari kajian ini berupa bagaimana pentingnya kegiatan real  laboratory dan virtual laboratory bagi siswa
dalam pembelajaran, serta bagaimana dampak dari kegiatan virtual laboratory dan real laboratory bagi siswa
pada abad 21. Implikasi dari kegiatan laboratorium adalah sebagian besar peneliti menunjukkan bahwa kegiatan
laboratorium berdampak pada peningkatan keterampilan mahasiswa, apalagi mengingat prioritas teknologi saat
ini. 

Kata kunci: keterampilan abad 21, virtual laboratory, real laboratory

ABSTRACT

Laboratory activities are activities that play a very important role in learning physics where students are
expected to improve their skills. The purpose of writing this research is to discuss the nature of laboratory
activities; value and competence of laboratory activities; development of virtual laboratory and real laboratory
activities; the role, opportunities and challenges of laboratory activities in 21st century learning; results, impacts
and implications of research related to laboratory activities on improving 21st century skills and science
learning. Laboratory activities are divided into two parts, namely: real laboratory and virtual laboratory. Each of
these labs has advantages and disadvantages. The method used is library research, systematic literature review,
literature review with a descriptive approach. The results of this study are how important real laboratory and
virtual laboratory activities are for students in learning, and how the impact of virtual laboratory and real
laboratory activities is for students in the 21st century. The implication of laboratory activities is that most
researchers show that laboratory activities have an impact on improving skills students, especially given the
current priority of technology.
Keywords: 21st century skills, virtual laboratory, real laboratory
1. PENDAHULUAN

Kegiatan pembelajaran sains semestinya tidak terlepas dengan kegiatan praktikum. Kegiatan
praktikum pembelajaran dapat dilaksanakan pada banyak tempat. Salah satu tempat yang khusus
didalamnya dilaksanakan praktikum adalah laboratorium. 

Keterampilan abad ke-21 itu adalah keterampilan yang wajib dan penting untuk dimiliki semua peserta didik
di abad ini, karena dengan keterampilan abad 21 ini dapat membawa peserta didk sukses dalam akademik
maupun dalam kehidupannya (Chalkiadaki, A. 2018). Keterampilan ini dibutuhkan dalam pendidikan, di tempat
kerja, maupun pada perekonomian. Seperti keterampilan belajar yang membutuhkan peserta didik agar bisa
berpikir secara kritis dan memecahkan permasalahan, dapat berkreativitas dan berinovasi, juga dapat
berkomunikasi dan berkolaborasi. Kita juga membutuhkan keterampilan literasi seperti literasi dalam hal media,
informasi ataupun teknologi. Lalu kita juga membutuhkan keterampilan hidup seperti mempunyai jiwa
kepemimpinan, menjadi orang yang bertanggung jawab, fleksibel, produktivitas, mempunyai kemampuan
beradaptasi yang baik dan juga mempunyai keterampilan dalam bersosialisasi (Laar, dkk. 2020).
Dalam artikel ini akan dilakukan penelitian mengenai hakikat kegiatan laboratorium, nilai dan kompetensi
yang dapat dilatih melalui kegiatan laboratorium, perkembangan kegiatan  virtual dan real laboratory, lalu
peluang, tantangan dan dampak kegiatan real laboratory dalam peningkatan keterampilan abad 21 siswa, dan
kegiatan virtual dan real laboratory terhadap pembelajaran dalam upaya untuk  meningkatkan keterampilan
abad 21 siswa berdasarkan hasil penelitian sebelumnya serta menganalisis dampak dan implikasi terhadap
pembelajaran.

2. METODE PENELITIAN
Metode penelitian yang dipakai dalam penyusunan jurnal meliputi Library research, systematic
literature review, dan studi pustaka dengan pendekatan kualitatif deskriptif. Hal ini bertujuan sebagai
alat untuk mengetahui hakikat, peran, dan implikasi penggunaan laboratorium dalam pembelajaran.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN


3.1 Hakikat laboratorium
Berkembangnya pengetahuan dan pendidikan membuat kegiatan membuat pembelajaran sains
khususnya fisika lebih menekankan pada pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetansi
siswa agar mampu menjelajahi dan memahami fenomena alam sekitar secara alamiah (Laila Qonita, dkk,
2018).
Laboratorium merupakan salah satu sarana untuk melaksanakan kegiatan observasi dan eksperimen.
Amien (dalam Tarmizi, 2005) mengemukakan bahwa fungsi laboratorium adalah sebagai tempat untuk
menguatkan/memberi kepastian keterangan (informasi), menentukan hubungan sebabakibat
(causalitas), membuktikan benar tidaknya faktor-faktor atau fenomenafenomena tertentu, membuat
hukum atau dalil dari suatu fenomena apabila sudah dibuktikan kebenarannya, mempraktekkan sesuatu
yang diketahui, mengembangkan keterampilan, memberikan latihan, menggunakan metode ilmiah dalam
memecahkan problem dan untuk melaksanakan penelitian perorangan (individual research).
Kegiatan laboratorium itu bisa dibedakan menjadi dua kategori yaitu kegiatan laboratorium nyata (Real
Laboratory) dan virtual laboratorium (Virtual Laboratory) (Kapici, dkk. 2020). Dalam penelitian ini akan
menggunkana real laboratory untuk mengukur keterampilan abad 21 pada peserta didik. Real Laboratory adalah
kegiatan praktikum yang dilakukan dengan  menggunakan peralatan yang tersedia  di  laboratorium.  Namun
kegiatan praktikum dengan menggunakan riil lab memiliki hambatan yaitu  minimnya  ketersediaan peralatan
(Makiyah et al., 2019).
Kegiatan laboratorium ini dapat dilakukan pada saat pembelajaran dilakukan atau diluar dari
pembelajaran, tergantung pada pendekatan kegiatan laboratorium yang diambil oleh guru. Kegiatan
labratorium yang dilakukan secara langsung memiliki keterbatasan karena harus mewajibkan siswa
untuk hadir dalam ruangan laboratorium dan melaksanakan kegiatan praktikum. (Adam Malik, dkk,
2020).

3.1 Nilai dan kompetensi yang dapat dilatih dan dikembangkan melalui kegiatan laboratorium
Laboratorium tempat yang digunakan untuk melakukan kegiatan observasi dan eksperimen
(praktikum), praktikum sendiri memberikan kesempatan bagi siswa untuk membuktikan teori,
menemukan teori atau mengelusidasi teori.Dalam kegiatan laboratorium siswa mememiliki beberapa
aspek kemampuan yang perlu dinilai oleh guru selama siwa melakukan kagiatan laboratorium, diantanya:
(1). Aspek kognitif yang dilakukan melalaui tes lisan maupun tertulis, (2). Aspek psikomotor bertujuan
untuk mengukur sejauh mana siswa memahami konsep-konsep dan menerapkannya dalam teknik
eksperiman (Kurniawati, 2020).
Praktikum ini menjadi salah satu metode pembelajaran yang mampu menumbuhkan dan mengembangkan
rasa ingin tahu, aktif, kreatif, inovatif dan memiliki kejujuran dalam menghadapi suatu masalah dalam realita
kehidupan peserta didik. Melalui praktikum peserta didik dapat memperoleh pengetahuan konkrit untuk
melengkapi teori yang diperoleh di kelas yang bersifat verbalistik, melatih keterampilan ilmiah, mananamkan
dan menumbuhkan sikap ilmiah serta meningkatkan motivasi belajar siswa (Lase, N. K. 2020).

3.3 Perkembangan kegiatan Real Laboratory dan virtual laboratory


Seiring dengan perkembangan era, tentu akan banyak perkembangan yang didapatkan oleh real
laboratory. Perkembangan dapat berupa fasilitas hingga fasilitator. Perkembangan tersebut akan
berpengaruh besar terhadap kegiatan kegiatan yang dilaksanakan. Beberapa saat ini, selain dari real
laboratory berkembang juga virtual laboratory. Baik virtual maupun real akan banyak memiliki
kekurangan dan kelebihan. Keduanya akan memberikan dampak yang sama, tergantung bagaimana
penggunaan dan kebutuhannya.  Virtual laboratory adalah laboratorium yang dikemas dalam media
virtual, baik berupa aplikasi atau sejenisnya. Menggunakan real laboratory untuk prakatikum akan
mendapatkan pengalaman yang lebih daripada menggunakan media virtual. Pemahaman dan
keterampilan akan lebih meningkat. Terlebih jika fasilitas yang digunakan sudah lengkap, dan dibantu
oleh fasilitator yang ahli. Dalam beberapa hasil penelitian telah membuktikan bahwa dengan
menggunakan real laboratory, aspek keterampilan siswa didapatkan lebih besar dibanding virtual
laboratory.

3.4 Peran kegiatan Real Laboratory dan virtual laboratory dalam pembelajaran abad 21
Pada pembelajan abad 21 ini peserta didik harus mempunyai keterampilan abad 21, yaitu: kemampuan
digital, berpikir penemuan, kemampuan komunikasi dan bersikap produktif. Untuk memenuhi tuntutan abad 21,
suatu pengetahuan harus didukung oleh kemampuan berpikir kritis dan kreatif, berkarakter dan kemampuan
mengaplikasikan teknologi informasi. Semua ini akan sangat berperan dalam melakukan kegiatan real
laboratory karena dibutuhkan keterampilan yang baik agar hasil dari praktikum secara real laboratory ini juga
akan berjalan dengan baik dan peserta didik mendapatkan feedback yang baik juga.

Pada pembelajaran abad 21 ini kegiatan laboratorium secara nyata ini dapat digunakan oleh para guru untuk
meningkatkan pembelajaran yang dimaksudkan dengan praktik dan keilmuan kontemporer. Seorang guru juga
menggunakan kegiatan real laboratory ini agar para peserta didiknya membangun pengetahuan dan informasi
tentang kegiatan laboratorium sains. Di abad 21 ini sumber daya teknologi meningkat dan menjadi standar baru
dalam pendidikan sains di mana pembelajaran dilakukan dengan berfikir tingkat tinggi (Hofstein, A., & Lunetta,
V. N. 2004).
Standar pendidikan pada abad 21 ini menekankan keterampilan akhir yang lebih tinggi termasuk dalam hal
penalaran, kreativitas, dan pemecahan masalah terbuka. Selain ini pendidikan pada saat ini harus dirancang
sebagai pembelajaran yang berpusat pada peserta didik, dengan tujuan pendidikan dan metode belajar-mengajar
yang disesuaikan dengan kebutuhan dan karakteristik peserta didik itu sendiri. Lalu pembelajaran abad 21 ini
mendorong berbagai aspek kognitif umum yang tinggi dan kemampuan non-kognitif yang dapat ditransfer ke
semua disiplin ilmu. Maka dari itu praktikum dengan menggunakan real laboratory ini harus membuat para
peserta didik berperan banyak dalam pembelajaran dan guru hanya sebagai pengawas saja (Bao, L., & Koenig,
K. 2019).

3.5 Peluang, tantangan, dan dampak kegiatan real laboratory dan virtual laboratory dalam
peningkatan keterampilan abad 21 siswa
Kegiatan laboratorium yang berperan sebagai media pembelajaran dan metode metode
pembelajaran yang berorientasi mengkontruksi pengetahuan maupun yang bersifat pengayaan di luar
tatap muka di kelas memiliki peranan dalam melatih dan mengembangankan potensi siwa terkait
keterampilan abad 21. Dengan adanya laboratoriumyang dignakan sebagai alat untuk mengaplikasikan
keterampilan abad 21 membuat siswa lebih luas pengetahuan mengenai gambaran teori yang bersifat
abstrak.
Maka dari itu lembaga pendidikan dituntut untuk memiliki keterampilan berpikir kreatif (creative
thinking), berpikir kritis dan pemecahan masalah (critical thinking and problem solving). berkomunikasi
(communication), dan berkolaborasi (collaboration) atau yang biasa disebut dengan 4C. Pertama,
Communication (komunikasi) adalah proses pertukaran bahasa yang berlangsung dalam dunia manusia.
Kedua, Collaborative is an adjective that implies working in a group of two or more to achieve a common
goal, while respecting each individual's contribution to the whole. Ketiga, Berpikir kritis merupakan suatu
proses yang terarah dan jelas yang digunakan dalam kegiatan mental seperti memecahkan masalah.
mengambil keputusan, membujuk. menganalisis asumsi dan melakukan penelitian ilmiah. Keempat,
Lawrence, Chaplin dalam Yeni Rachmawati dan Euis Kumiati, 2010: 16) mengutarakan bahwa kreativitas
adalah. kemampuan menghasilkan bentuk baru dalam bidang seni atau dalam persenian, atau dalam
memecahkan masalah-masalah dengan metode-metode baru.

3.6 Hasil penelitian terkait kegiatan laboratorium untuk peningkatan keterampilan abad 21
Menurut penelitian yang dilakukan oleh A. Malik, dkk (2018) Kegiatan Real Laboratory dengan
menggunakan model HOT-Lab secara berkelompok ini menerapkan verifikasi lab dan mengalami peningkatan
yang besar dalam hal kegiatan eksplorasi dan presentasi model HOT-Lab untuk peserta didik. Peserta didik pada
kegiatan eksplorasi menentukan seperangkat alat yang akan digunakan dalam kegiatan pengukuran, variabel
percobaan, jenis data yang akan dikumpulkan, bentuk tabel untuk tabulasi data, dan langkah-langkah kegiatan
praktikum. Dalam kegiatan pesentasi, siswa mempresentasikan hasil kegiatan praktikum secara berkelompok.
Secara umum, penelitian ini telah berhasil mempelajari penggunaan model HOT-Lab untuk meningkatkan
keterampilan berpikir kritis pada peserta didik, yang dimana keterampilan berpikir kritis itu termasuk kedalam
keterampilan abad-21 ini. 
Menurut penelitian yang lainnya mereka menggunakan STEM sebagai rencana pembelajaran dengan itu
mereka menemukan bahwa pembelajaran STEM dengan menggunakan keterampilan abad 21 ini membuat
peserta didik melatih keterampilan berfikir tingkat tingginya dan juga keterampilan abad 21 ini dapat
mengembangkan pengajaran pada keprofesionalan guru (Stehle, S. M. 2019). 
Menurut penelitian dilakukan oleh Rayna, T. (2021) keterampilan abad ke-21 yang 'baru' dianggap semakin
penting oleh semua orang, karena penting untuk memahami dan mendorong keterampilan untuk kaum milenium
baru. Dengan ini keterampilan abad 21 dapat mendorong kegiatan belajar peserta didik dan menyesuaikannya
dengan lingkungan belajarnya. Program pendidikan yang ditargetkan secara eksplisit tidak diragukan lagi
diperlukan untuk memanfaatkan pembelajaran ini secara maksimal. Mereka menyarankan untuk penelitian
selanjutnya untuk melihat lebih dekat kegiatan yang dilakukan di laboratorium untuk menilai dalam hal
mendesain pendidikan.
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Uche, O. M., & Eze, S. (2018). tentang “ Impact of Laboratory
activities and acquisition of process skills on attitude and academic performance in science among Senior
Secondary School Students in Zaria, Kaduna State”. Hal ini menunjukkan bahwa peserta didik yang telah
dihadapkan pada strategi laboratorium memperoleh lebih banyak keterampilan sains daripada yang diajarkan
menggunakan metode ceramah. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa pemanfaatan sumber belajar dengan
menggunakan laboratorium nyata dalam pembelajaran sains dapat membawa peningkatan dalam perolehan
keterampilan proses ilmiah serta meningkatan prestasi akademik sains pada peserta didik.

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Khoiri A., dkk. (2021) kemampuan praktis dapat menemukan solusi
kreatif dengan kolaborasi dan kerjasama antar tim. Sekolag sangat mempengaruhi kebiasaan belajar peserta
didiknya, peserta didik dapat menyelesaikan masalah melalui ide-ide kritis yang dipengaruhi oleh latar belakang
sekolah tetapi lebih dominan pada pemikiran peserta didik itu sendiri. Peserta didik banyak melakukan kegiatan
dalam rangka membiasakan berpikir secara ilmiah dan kontekstual.

3.7 Dampak dan implikasi hasil penelitian kegiatan real laboratory dan virtual laboratory
terhadap pembelajaran
Implikasi dari penerapan kegiatan virtual laboratory terhadap pembelajaran telah banyak banyak
dilakukan dan hasilnya pun rata-rata dari sebagian besar penelitian menyatakan keberhasilan dalam
pembelajaran. Dengan menerapkan virtual laboratory membuat keterampilan yang dibutuhkan siswa
pada abad ini meningkat, selain itu juga dari aspek afektif dan psikomotorik siswa mengalami
peningkatan. Tidak hanya virtual laboratory, laboratorium real pun banyak memberikan dampak yang
positif yaitu dengan meningkatnya keterampilan siswa dalam berbagai aspek.
Namun sangat disayangkan, laboratorium yang seharusnya menjadi tempat untuk melakukan pembuktian
antara teori dan fakta, serta untuk menunjang pembelajaran disekolah masih banyak lembaga pendidikan
yang mengabaikan keberadaannya. Banyak faktor yang menyebabkan laboratorium belum menjadi peran
utama dalam pembelajaran sains (fisika), dianta dari beberapa faktor yaitu: kemampuan guru dalam
menyelenggarakan praktikum; kemampuan guru dalam mempersiapkan segala sesuatu untuk
kepentingan kegiatan praktikum; ketersediaan sarana dan prasarana; tidak ada
teguran/peringatan/sanksi yang diberikan kepada guru yang tidak menggunakan metode praktikum
dalam pembelajaran; guru dan siswa merasa tidak penting melakukan pembelajaran dengan metode
praktikum, karena yang diukur masih sebatas kemampuan kognitif.

4. KESIMPULAN
Berdasarkan penelitian yang sudah dilakukan bahwa implikasi dari kegiatan ral dan virtual laboratorium
sangat berdampak pada peningkatan keterampulan siswa, mulai dari aspek kognitif, afektif, dan
psikomotor. Kegiatan laboratorium dapat dilakukan dengan real laboratory dan virtual laboratory karena
keduanya dapat melatih dan mengembangkan keterampilan soft skill dan hard skill. Kegiatan
laboratorium memiliki peranan yang sangat penting dalam keterampilan abad 21 yang mana dengan
diterapkannya kegiatan laboratorium siswa dapat melatih dan mengembangkan 4 keterampilan abad 21,
diantaranya: berpikir kritis, kolaborasi, kreatif dan inovatif, dan komunikasi. Kegiatan laboratorium
menuntut guru dan siswa untuk melaksanakannya baik secara real atau virtual dengan memanfaatkan
benda-benda dan alat-alat yang ada di disekitar lingkungan dan juga dengan berbagai aplikasi dan
software yang sudah tersedia di banyak platform.

You might also like