You are on page 1of 10

CARA MENULIS CATATAN KAKI/FOOTNOTE

DALAM KARYA TULIS ILMIAH

A. Pengertian Catatan Kaki /Footnote

Catatan kaki/footnote adalah catatan di akhir halaman. Footnote biasanya terkait


dengan penjelasan dari paragraf terkait yang berisi informasi sumber referensi yang
digunakan atau catatan penjelas yang menerangkan suatu istilah atau bisa juga gabungan
dari keduanya.
Menurut Keraf (1971:190), catatan kaki adalah berbagai keterangan tambahan dari
bagian-bagian naskah tulisan ilmiah yang diletakkan di kaki halaman (di bawah), dan jika
keterangan tersebut ditulis di akhir tulisan atau bab.
Pengertian catatan kaki Menurut Prof. Dr. Gorys Keraf dalam
bukunya KOMPOSISI Terbitan Nusa Indah, catatan kaki adalah keterangan-keterangan
atas teks karangan yang ditempatkan pada kaki halaman karangan yang bersangkutan.
Dalam menulis buku, adanya catatan kaki bukanlah semata-mata dimaksudkan untuk
menunjuk sumber tempat terdapatnya sebuah kutipan, tetapi bisa digunakan untuk
memberi keterangan-keterangan lain terhadap teks. Hubungan catatan kaki dengan teks
dijelaskan dengan nomor-nomor penunjukan yang sama baik terdapat pada teks maupun
yang terdapat pada catatan kaki itu sendiri.
Keterangan yang termuat dapat berupa sumber pustaka yang dikutip atau penjelasan
atas istilah yang dikemukakan tepat di halaman itu. Jika dalam satu naskah terdapat
beberapa catatan kaki maka kutipan atau keterangan yang diberi penjelasan diberi nomor-
nomor secara berurutan.

B. Fungsi Catatan Kaki/Footnote

Dianjurkan penggunaannya tidak berlebihan agar tidak terkesan pamer.


Penggunaan ungkapan tersebut perlu secara konsisten dan benar. Dimana catatan kaki
sebaiknya tidak melebihi sepertiga halaman. Sekiranya halaman tidak memungkinkan,
sebagian dari catatan kaki dapat diletakkan di halaman berikutnya.
Beberapa fungsi catatan kaki (footnote) adalah sebagai berikut:

1. Untuk menunjukkan atau menguatkan evidensi (pembuktian) semua pernyataan dan


keterangan tentang sesuatu yang harus dikuatkan penjelasannya. Keterangan pada
footnote adalah menunjukkan tempat di mana evidensi tersebut didapatkan.
2. Untuk menunjukkan adanya peminjaman atau pengambilan dari bahan yang
digunakan. (Untuk fakta-fakta yang bersifat umum tidak perlu diberi footnote).
3. Untuk memperluas diskusi suatu masalah tertentu di luar konteks dan teks.
4. Untuk memberi keterangan atau petunjuk. Misalnya untuk menunjukkan bahan dalam
lampiran, atau persoalan-persoalan yang sudah di bahas dalam halaman, sub-bab, atau
bab dalam karya ilmiah yang bersangkutan.
5. Menjelaskan referensi yang dipergunakan bagi pernyataan dalam teks (reference
footnote);
6. Penjelasan komentar penulis terhadap penyataan dalam teks yang dipandang penting,
tetapi tak dapat dinyatakan bersama teks karena dapat mengganggu alur tulisan;
7. Menunjukkan sumber lain yang membicarakan hal yang sama (content footnote).
Jenis catatan kaki ini biasanya menggunakan kata-kata: Lihat…, Bandingkan…, dan
Uraian lebih lanjut dapat dilihat dalam…, dan sebagianya.

C. Unsur-unsur Catatan Kaki /Footnote

1. Nama penulis/pengarang, penerjemah, dan editor ditulis lengkap tanpa gelar


kesarjanaan. Untuk penulis yang bukan penulis asli tetap dicantumkan seperti penulis
asli, dengan tambahan keterangan di belakang nama tersebut, seperti penyusun,
penyadur, penterjemah, dan editor.
2. Judul buku/tulisan ditulis selengkap-lengkapnya, huruf pertama judul dengan besar
kecuali kata sambung dan kata depan.
3. Tahun penerbitan, tahun berapa sumber kutipan atau referensi diterbitkan atau
dipublikasikan.
4. Nomor halaman, dalam footnote – nomor halaman disingkat “hal” kemudian diikuti
dengan nomor halaman yang dikutip dengan sela satu ketukan.
D. Ketentuan Penulisan Catatan Kaki/footnote

1. Catatan kaki berada di bagian bawah halaman. Letaknya dipisahkan dengan garis
yang panjangnya empat belas karakter dari margin kiri dan empat spasi dari teks.
2. Penulisan catatan kaki menggunakan spasi 1
3. Catatan kaki diberi nomor.
4. Jika ditulis lebih dari satu baris, baris kedua dan seterusnya dimulai seperti margin
teks biasa atau tepat pada margin kiri
5. Jarak antarnomor pada catatan kaki sama dengan jarak spasi teks
6. Jarak baris terakhir setiap catatan kaki adalah 3 cm dari tepi bawah halaman
7. Catatan kaki yang terlalu panjang hingga menjangkau halaman selanjutnya tidak
diperkenankan. Untuk menghindarinya, penulis bisa memotong isi tulisan daripada
catatan kaki.
8. Jika catatan kaki mengacu pada sumber yang sama dalam dua nomor berturut-turut
tidak perlu ditulis lengkap dengan identitas yang sama. Pada nomor yang terakhir
cukup cantumkan “Ibid”.
9. Kemudian jika sumber yang sama dipakai dalam nomor yang tidak berurutan atau
melompati catatan kaki dengan nomor lain, cukup tuliskan “ cit.”
10. Nama pengarang dari sumber tidak dibalik, baik nama asing atau nama Indonesia
11. Jika sumber berupa buku, majalah, atau koran, dan ditulis oleh dua atau tiga orang,
maka nama penulis ditulis semua.
12. Pengarang yang jumlahnya lebih dari 3 orang bisa ditulis nama pengarang pertama
dalam catatan kaki, diikuti “dkk.” atau “  al.”
13. Pangkat dan gelar tidak ditulis, kecuali gelar kebangsawanan yang memang menjadi
bagian dari nama.

Teknik Menulis menulis sumber acuan dalam catatan kaki juga tergantung pada gaya
penulisan APA, MLA, atau Chicago, dan lain-lain. Jadi, sebelum Anda menulis catatan kaki,
perlu Anda ketahui terlebih dahulu pedoman penulisan teknis yang akan digunakan dalam
tulisan Anda. Biasanya, catatan kaki akan banyak digunakan dalam gaya penulisan Chicago
untuk menggantikan kutipan dalam badan teks.

Sementara itu, menuliskan catatan kaki juga bisa berguna untuk memberikan informasi
tambahan dari suatu bagian teks. Untuk menambahkan informasi dalam catatan kaki, cara
yang dilakukan sama persis dengan menuliskan catatan kaki pada kutipan. Angka catatan
kaki bisa juga dicantumkan di tengah kalimat dan di akhir suatu kata untuk menandai adanya
keterangan tambahan.

Contoh Penulisan Catatan Kaki (footnote)

Berikut ini berbagai contoh penulisan catatan kaki (footnote) yang berasal dari berbagai
bentuk sumber kutipan:

#. Contoh Catatan Kaki dari Buku

Budi Martono, Penyusutan dan Pengamanan Arsip Vital dalam manajemen Kearsipan
(Jakarta: Pustaka sinar Harapan, 1994), hlm. 16.
#. Sumber artikel dalam terbitan berkala (majalah ilmiah, jurnal)

Gemala Rabi’ah Hatta, “Rekam Medis dan Kesehatan (Medical Records) dalam
Kedudukannya sebagai Penunjang Kesehatan Nasional”, dalam Berita Arsip Nasional, No.
26, Juni 1988 (Jakarta: ANRI, 1988), hlm. 8.
#. Sumber artikel dalam sebuah buku (kumpulan karangan)

David Roberts, “Managing Records in Special Formats”, dalam Judith Ellis (ed.), Keeping
Archives (Victoria: D.W. Thorpe, 1993), hlm. 387.
#. Catatan Kaki Sumber Makalah Seminar

Machmoed Effendhie, “Arsip Sebagai Sumber Informasi dalam Pengambilan Keputusan”,


Makalah seminar Apresiasi Kearsipan Pejabat Eselon III dan IV Kabupaten Sleman, 11
September 2001, hlm. 14.
#. Sumber Terbitan Pemerintah

Peraturan Pemerintah Nomor 34 tahun 1979 tentang Penyusutan Arsip, pasal 6.


#. Sumber Terbitan Organisasi

Developing and Oprating a Records retention Programme, ARMA, 1986, hlm. 52.
#. Sumber Lisan

Wawancara dengan Mudjono NA, tanggal 13 Oktober 2003 di Kantor Kepatihan


Yogyakarta.
#. Sumber Karya Ilmiah Tidak diterbitkan (LTA, Skripsi, Tesis, Disertasi, dll.)

Erna Handayani dkk., “Perubahan Pengelolaan Arsip Aktif dari Sentralisasi ke


desentralisasi di P.T. Sari Husada”, LTA D-III Kearsipan Fakultas Ilmu Budaya, UGM,
2000, hlm. 28.
#. Catatan Kaki yang Ditulis dari 2, 3, atau lebih banyak pengarang

Biasanya terdapat buku atau tulisan yang ditulis tidak hanya satu orang. Maka untuk
mencatat catatan kaki pun harus dengan format yang berbeda. 
Jika secara kebetulan nama pengarang yang satu sama dengan nama pengarang lain yang
buku atau artikelnya digunakan sebagai sumber kutipan, nama diri (given name) perlu
disebutkan dalam catatan kaki.

Format penulisan: 

Nama Pengarang, Judul Buku (Kota Penerbit: Nama Penerbit, Tahun Terbit), hlm. Nomor
Halaman.

Contoh penulisan: 

 Muhamad Mulkan Fauzi dkk., Jomblo Berdasi (Tasikmalaya: Lingkar Pena, 2014),
hlm. 15
 Mahmud Efendi, dkk. BahasAndi Ahmad, Ahmad Suhandi, Media Pembelajaran
Interaktif, (Jakarta: Kompas Media, 2012), hlm. 7.
 Lega Siarnagama, Rizki Ramadan, dan Khairul Amri, Pembelajaran Bahasa Arab
Terpadu, (Indramayu: IAI Press, 2019), hlm. 192.
 Wiwin Indarti, dkk, Buku Ajar Geografi, (Jakarta: Airlangga, 2015), hlm. 57 – 59.
 Joko Budiman dan Armand Setiadi, Struktur Atom (Jakarta: Bina Sanjaya, 1996), hal.
50-68.
 ²Patrick Wesell dan Arnold Jonathan, Anatomy of Atom (New Zealand: Light Pen,
1989), hal. 36-40.
 ³Abdul Khalik, Rapi Armad, Bagus Kuncoro, Belajar Bahasa Indonesia, (Surabaya:
Dwikarya, 2009), hlm 25.
 ¹Sri Utami dkk, Bahasa Inggris Level 5 (Yogyakarta: PT. Gramedia, 2003), hal. 5.
 ²Mahmud Efendi, dkk. Bahasa dan Sastra Indonesia, (Solo: Citra Aji Pratama, 2008),
hlm, 47.
 10Muhammad Sulaiman dan Aizuddinur Zakaria, Jejak Bisnis Rasul (Bandung:
Hikmah, 2008), 17.
 14al-Ghazali, Ihya Ulum al-Din (Damaskus: Dar al-Fikr,1980), 98.

#. Catatan Kaki dari Buku Terjemahan

Berarti sumber catatan kaki dari buku terjemahan. 

Format penulisan: 

¹Nama Pengarang, Judul Buku, Penerbit, Kota Penerbit, Tahun Terbit, hlm. Nomor halaman.

Contoh penulisan: 

¹Muhammad Rab’i, Sejarah Penaklukan Konstantinopel, Terj. Muhammad Afifuddin dan


Mukhtar Rifa’i (Jakarta: Asy-Syariah, 1998), hal. 23.

¹Richard R Bootzin, dkk, Psychology Today: An Introduction, Seventh Edition, (New York:
McGraw Hill Inc, 1991), hlm. 497.
¹Multatuli, Max Havelar, atau Lelang Kopi Persekutuan Dagang Belanda, terj. H. B. Jassin,
(Jakarta: Jambatan, 1972), hlm 99.

¹A.Eko Kadarisman, “Ethnopoetics: The Significance of Linguistic Elements in the Context


of Performance”, dalam The Development of TEFL in Indonesia, ed. E.Sadtono (Malang:
IKIP, 1997), 38.

Baca Juga: 11 Jenis Font untuk Pilihan Desain & Buku

#. Catatan Kaki dari Koran

Catatan kaki dari koran berarti dimana catatan kaki tersebut diambil dari sumber koran. 

Format Penulisan:

¹Nama Surat Kabar, Tanggal Terbitan, hlm. Nomor Halaman.

Contoh:

¹Kompas, 20 Maret 2016, hlm. 27.

Kirana Lita, “Bahasa Jawa dan Aplikasinya”, Tempo, 31 Maret, 2010, hlm. 25.

¹Rizki Satria Yudha, “kebangkitan dalam Genggaman” Fatamorana, Edisi IV, April 2019,
hlm. 17

²Aji santosa, “Peranan Mahasiswa terhadap Pengembangan Kepribadian Bangsa”, dalam


Berita Arsip Nasional, No. 8, Juni 1998 (Semarang: INDO, 1998), hlm. 37.

¹Muhammad Adnan, “Peran Serta Orang Tua, Guru dan Lingkungan Dalam Mendidik Moral
Anak Studi Kasus Babakan, Yogyakarta” (Paper presented at Seminar Lokakarya Pendidikan
MIPA se-Indonesia, Mataram, 2003), Hal. 15.

²Mochtar Naim, ’’Mengapa Orang Minang Merantau?’’ Tempo, 31 Januari 1975, hlm. 36.

Pada dasarnya catatan kaki dan daftar pustaka dalam menulis buku sama saja dari sisi
referensinya, karena bab referensi, catatan kaki dan penulisan daftar pustaka dibahas
berbarengan dalam buku Bahasa Indonesia. namun ada sedikit bedanya cara penulisan dan
penekanannya, dalam referensi catatan kaki, selalu mencantumkan nomor halaman dan tidak
dalam daftar pustaka.

Dalam menulis buku, penekanan catatan kaki dengan membuat tanda nomor di tulisan dan
referensi penjelasannya di halaman yang sama, sedangkan daftar pustaka atau bibliografi
semua sumber referensi diletakkan diakhir bab atau diakhir tulisan.

Cara Menulis Catatan Kaki

Lebih lanjut, penggunaan teknik menulis catatan kaki sebagaimana telah disinggung di awal


setidaknya dapat dibedakan menjadi tiga yaitu:

1 . Catatan Kaki berisi URL  Panjang  [teknik menulis catatan kaki]


Referensi langsung yang berupa alamat website (URL) panjang dicantumkan, hyperlinknya
dihilangkan dan tanggal aksesnya dicantumkan. Jika URL-nya tidak cukup dalam satu baris,
pemisahan dilakukan di belakang tanda baca (“/”, “_”, “+”, “=” dan lain sebagainya), angka
atau kata tertentu.  Contoh

2. Catatan Kaki Berisi Penjelasan [teknik menulis catatan kaki]

Catatan kaki bisa digunakan jika penulis ingin memberi penjelasan tambahan sebuah istilah,
frase, kalimat, dan sejenisnya. Pemakaiannya dengan penjelasan bisa dilihat dalam contoh
berikut:

3. Catatan Kaki Berisi Penjelasan dan Running Notes [teknik menulis catatan kaki]

Catatan kaki bisa juga digunakan jika penulis inging memberi penjelasan tambahan, lengkap
dengan referensinya. Dimana running notes atau referensi langsung adalah penyebutan
sumber yang dirujuk (referensi) yang diletakkan di teks utama sebuah karya ilmiah.
Contoh catatan kaki yang menjelaskan suatu teks lengkap dengan referensinya adalah sebagai
berikut:

Sumber: (http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pengabdian/dr-ali-mustadi-mpd/handout-
seminar-karya-tulis-ilmiah_2.pdf)

Selain itu, penulisannya dilakukan dengan menggunakan beberapa istilah singkatan.


Beberapa istilah singkatan yang sering digunakan yaitu:

Ibid. merupakan kependekan dari Ibidem yang artinya “pada tempat yang sama”, dipakai
apabila suatu kutipan diambil dari sumber yang sama dengan yang mendahuluinya, yang
tidak disela oleh sumber atau footnote lain.  Contoh:

1. Arti Op.Cit.
Opera Citato atau disingkat Op.Cit. yang memiliki arti “dalam karangan yang telah disebut”,
dipakai untuk menunjuk pada suatu buku atau sumber yang disebut sebelumnya lengkap pada
halaman lain dan telah diselingi oleh sumber lain.
Apabila nama penulis sama dan buku yang dikutip lebih dari satu, untuk menghindari
kesalahan sebaiknya disebutkan sebagian dari judul buku atau sumber tersebut. Contoh:

2. Arti Loc. Cit.
Loco Citato yang berarti “pada tempat yang telah disebut” disingkat Loc.Cit. Istilah ini
dipakai untuk menunjuk pada suatu buku atau sumber yang disebut sebelumnya pada
halaman yang sama dan telah diselingi oleh sumber lain. Contoh:

Sumber:(http://pjih.fh.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2015/02/Pedoman-Penulisan-
Padjadjaran-Jurnal-Ilmu-Hukum.pdf)

Penggunaan istilah pada catatan kaki tersebut pada dasarnya untuk mempermudah penulisan
sumber yang sama yang telah disebutkan sebelumnya.  Baik sumber yang sama secara
berurutan maupun sumber yang sama yang diselingi oleh sumber lain.

Menulis Catatan Kaki di Microsoft Word

Catatan kaki mungkin kini sudah mulai digunakan dalam menulis buku atau karya ilmiah.
Kebanyakan kutipan dicantumkan dalam teks (in-text) atau dalam bentuk sitasi.

Tidak berbeda jauh dengan sitasi, catatan kaki berguna sebagai penyedia informasi tambahan
dan kutipan yang dicantumkan di bagian bawah tulisan. Dalam catatan kaki akan dituliskan
informasi tambahan terkait suatu bagian teks untuk menjaga alur tulisan.

Terdapat dua tujuan dalam membuat catatan kaki saat menulis buku, yaitu sebagai kutipan
dan uraian menjelaskan sesuatu.

Teknik menulis catatan kaki dengan Microsoft Word sebagai kutipan dapat dilakukan
dengan menempuh beberapa langkah, di antaranya:

Menulis kutipan langsung bisa dilakukan dengan cara memberi tanda kutip (“…..”) kemudian
menuliskan dengan persis sama kalimat-kalimat yang akan dikutip. Di sisi lain, kutipan tidak
langsung ditulis dengan parafrase, yaitu meminjam gagasan lain dan menuliskannya dengan
kalimat sendiri.

2. Meletakkan kursor di ujung kalimat atau tanda titik (.)


3. Memilih tab References dan klik pada bagian Footnotes.
4. Memilih Insert Footnote hingga muncul angka 1 berukuran kecil di kanan atas
kalimat. Angka 1 juga akan muncul di bagian bawah halaman. Di bagian bawah atau
kaki halaman ini, tuliskan identitas sumber dengan urutan sesuai ketentuan.
5. Lakukan hal yang sama untuk menuliskan catatan kaki berikutnya. Pada catatan kaki
berikutnya akan muncul angka-angka selanjutnya.

Buat Anda yang sedang atau ingin menerbitkan buku? Dengan menjadi penulis penerbit
buku Deepublish, buku Anda kami terbitkan secara gratis. Anda cukup mengganti biaya
cetak. Silakan isi data diri Anda di sini.

Jika Anda ingin mengetahui lebih banyak tentang Teknik Menulis Catatan Kaki  Anda dapat
melihat Artikel-artikel berikut:

1. Teknik Menulis : Kaidah Penggunaan Catatan Kaki


2. Mari Mengenal Catatan Kaki dalam Menulis Buku!
3. Cara Membuat Buku: Footnote Pada Buku

Jika Anda mempunyai BANYAK IDE, BANYAK TULISAN, tapi BINGUNG bagaimana
caranya MEMBUAT BUKU, gunakan fasilitas KONSULTASI MENULIS dengan TIM
PROFESSIONAL kami secara GRATIS disini!
Referensi:

1. Pedoman Teknik Penulisan Laporan Studi Pustaka,


http://skpm.fema.ipb.ac.id/wp-content/uploads/2012/08/pedoman-menulis-laporan-studi-
pustaka-111111.pdf
2. Pedoman Penulisan Karya Tulis Ilmiah,
http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pengabdian/dr-ali-mustadi-mpd/handout-seminar-
karya-tulis-ilmiah_2.pdf

You might also like