Professional Documents
Culture Documents
C37ea 5. Pemeriksaan Detail Jembatan
C37ea 5. Pemeriksaan Detail Jembatan
DETAIL
JEMBATAN
Pelatihan
Pemeriksaan Jembatan
Indikator Keberhasilan
Setelah mengikuti pembelajaran, peserta mampu:
Bridge Management System (BMS) sebagai panduan dalam pemeriksaan kondisi jembatan
Pemeriksaan Detail dapat memberikan pemahaman terkait metode penilaian kondisi jembatan.
LAYOUT - MODUL 5 PEMERIKSAAN DETAIL JEMBATAN
Kaca Pembesar
Teropong Dye penetrant
Cermin
Inspeksi
Senter
Peralatan dan Bahan
Peralatan dan bahan
d) Alat untuk mengukur
Alat leveling
Meteran tangan Kaliper DFT / Coating GPS
Thickness Gauge (ketebalan cat)
Propinsi/Kabupaten/Kota
Nama Jembatan
………………………………………………………………………….. ………………………………………….....
Koordinat awal : ………..LU/LS ………..BT Dari (Ko ta A sal/Km.No l) :
Lokasi Jembatan
Koordinat akhir : ………..LU/LS ………..BT Km. (Jarak dari ko ta asal):
Tanggal Pemeriksaan Nama Pemeriksa / NIP Tahun Pembangunan
……………………….. ………………………………/………………… ………………………………………….....
Nilai Trafic:……………………………….. LHR:……………………….. Tahun :……………………...
USULAN PEMERIKSAAN KHUSUS
Apakah tindakan darurat disarankan? Ya Tidak
Elemen-elemen yang memerlukan Pemeriksaan Khusus
Kode
Elemen
Uraian
Lokasi
A/P/B X Y Z
Alasan untuk melakukan
pemeriksaan khusus Strait Edge Kapur
Clipboard
TINDAKAN DARURAT
Paku "PK"
Apakah tindakan darurat disarankan? Ya Tidak
Helm
Rompi pengaman Sarung tangan Tanda/rambu Tali pengaman
Kerucut lalu
(safety harness)
lintas
Diagram alir
pemeriksaan
daerah aliran
sungai
f) Jenis kendaraan ringan dan berat yang lewat di atas jembatan dan
kepadatan lalu-lintas yang terjadi di atas jembatan;
Papan nama atau prasasti
Pengambilan Foto Dokumentasi
Foto Udara
g) Tampak situasi sekitar jembatan atau foto udara yang
memperlihat salah-satu terkait:
i) kondisi sungai,
Pemeriksaan secara Detail bertujuan mendata kondisi elemen pada Level yang paling tinggi dan pada Level
ini semua elemen memiliki kondisi yang sama. Level tertinggi elemen dinilai adalah Level 3. Dalam
sebagian besar situasi, elemen-elemen harus dinilai pada Level 4 atau Level 5.
Dalam upaya menyederhanakan prosedur pemeriksaan, kerusakan yang penting (elemen struktural)
perlu dicatat selama Pemeriksaan secara Detail. Bila ditemukan kerusakan kecil yang dapat diperbaiki
dalam Pemeliharaan Rutin, kerusakan ini hanya perlu dilaporkan dalam Bagian Pemeliharaan Rutin pada
Halaman 2 dari Laporan.
Sistem Pemeriksaan Secara Detail
Untuk setiap elemen yang memiliki kerusakan yang berarti, 5 nilai ditentukan, yaitu:
1. Nilai Struktur (S) yang mendefinisikan apakah struktur kerusakan dimasukan sebagai kerusakan
yang membahayakan atau tidak;
2. Nilai Kerusakannya (R) yang mendefinisikan apakah tingkat kerusakan dimasukan sebagai
kerusakan parah atau tidak;
3. Nilai Perkembangannya (volume) (K) volume kerusakan dalam satuan ukur tertentu yang
mendefinisikan apakah rasio antara kuantitas kerusakan di suatu elemen dengan kuantitas elemen
tersebut lebih atau sama dengan elemen struktural 30%, dan elemen non-struktural 50%;
4. Nilai Fungsi (F) yang mendefinisikan apakah elemen masih berfungsi atau tidak dengan adanya
kerusakan tersebut secara individual atau berkelompok sesuai dengan tingkatan suatu level hirarki
tertentu;
5. Nilai Pengaruh (P) yang mendefinisikan apakah kerusakan pada suatu level hirarki tertentu
mempunyai pengaruh terhadap elemen lain atau pengguna jembatan.
Setiap nilai diberi angka 0 atau 1, sehingga subjektivitas selama pemeriksaan dapat diminimalkan dan
penilaian menjadi lebih konsisten.
Sistem Pemeriksaan Secara Detail
Sesudah penilaian elemen pada Level 5, 4, atau 3, Nilai Kondisi untuk elemen pada Level yang lebih tinggi
dalam hirarki ditentukan dengan cara mengevaluasi sejauh mana kerusakan dalam elemen pada Level yang
lebih rendah dalam kaitannya dengan elemen-elemen pada level yang lebih tinggi berikutnya, apakah elemen-
elemen ini dapat berfungsi, dan apakah elemen-elemen lain pada level yang (lebih tinggi) ini dipengaruhi oleh
kerusakan-kerusakan tersebut.
Pemeriksaan ini menggunakan Nilai Kondisi pada Level 3 untuk mendapatkan suatu Nilai Kondisi jembatan
pada Level 1 dan untuk menentukan strategi pemeliharaan secara keseluruhan untuk jembatan yang
bersangkutan.
Pemeliharaan yang dianjurkan dapat berbentuk penggantian jembatan bila jembatan berada dalam kondisi kritis
dan biaya perbaikan terlalu tinggi, rehabilitasi jembatan dengan melakukan perbaikan besar atau penggantian
komponen utama jembatan, perbaikan elemen individual, atau sekedar pemeliharaan rutin.
JENIS KERUSAKAN
PADA BAHAN DAN
ELEMEN
JEMBATAN
Jenis Kerusakan pada Bahan dan Elemen Jembatan
Kerusakan yang
Berhubungan dengan
Bahan
Kerusakan pada jembatan
Kerusakan yang
Berhubungan dengan
Elemen
Kerusakan yang Berhubungan dengan Bahan
Elemen Kayu
Cacat pada kayu akibat lapuk, serangan serangga, pecah/belahnya kayu, melengkung, serat yang
401 miring, dan mata kayu
402 Komponen yang rusak atau hilang (termasuk retak dan delaminasi)
403 Penyusutan
404 Penurunan mutu pelindung permukaan
405 Sambungan yang longgar
Kerusakan pada Elemen Bahan
Kerusakan pada Pasangan Batu/Bata
Kerusakan pada Pasangan Batu/Bata
Pasangan batu/bata banyak
dipakai untuk konstruksi jembatan
lengkung yang dibangun sebelum
tahun 1940. Pasangan ini juga
sering digunakan untuk membuat
Bata dengan adukan Batu kali dengan adukan
kepala jembatan, dinding penahan
tanah atau pelindung talud.
Konstruksi pasangan batu/bata dapat dibuat dari blok-blok dengan bentuk teratur atau dari batu yang
tidak teratur. Blok-blok tersebut atau batu kali biasanya direkatkan satu dengan lainnya dengan
menggunakan adukan pasir dan semen. Batu dapat direkatkan dalam betonan atau dengan
menggunakan adukan.
KERUSAKAN 101 - Penurunan Mutu Bata atau Batu dan Retak
Bata atau batu dapat mengalami penurunan mutu secara tersendiri. Hal ini dapat
terjadi karena:
(1) Beberapa bahan berbeda mutunya
(2) Kecelakaan yang merusakkan satu atau lebih bagian bata/batu
Pondasi yang
(3) Pengikisan/gerusan sungai atau hujan dapat jadi lebih membahayakan pada
terkikis/runtuh
bagian-bagian tertentu.
Penurunan mutu ini dapat diperiksa dengan penglihatan atau memukul-mukul untuk
mendengarkan bunyinya. Penurunan mutu pasangan batu/bata pada sekitar daerah
perletakan atau pada daerah pembebanan adalah berbahaya.
Pasangan bata yang retak
akibat beban berlebih
Retak pada Retak pada pasangan bata Penurunan mutu pasangan Pasangan batu yang terkikis
pasangan batu bata karena umur dan lepas dari adukannya
KERUSAKAN 102 - Permukaan Pasangan yang Menggembung
Pemeriksa harus memeriksa secara visual apakah permukaan dinding tersebut rata atau dalam bentuk yang
baik. Apabila ditemukan suatu penggembungan, maka harus dilakukan pemeriksaan pada pondasinya untuk
melihat kemungkinan terjadinya pengikisan (undermining) atau penurunan yang menyebabkan pergerakan.
Penggembungan dan perubahan bentuk pada pelengkung dapat membahayakan stabilitasnya. Terdapat tiga
pengaruh utama yaitu:
Penggembungan pada permukaan Perubahan bentuk dan retak Lengkungan yang terpisah Retak pada pelengkung utama
pasangan pada pelengkung dari pelengkungnya
KERUSAKAN 103 - Bagian yang Pecah atau Hilang
Pada pasangan batu atau bata seringkali terdapat hilangnya batu atau bata yang sudah terpasang
dan hal ini dapat mengakibatkan berkurangnya kekuatan pada pasangan batu/bata tersebut.
PEDOMAN BIDANG JALAN DAN JEMBATAN, PEMERIKSAAN JEMBATAN, DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA, KEMENTERIAN PUPR
Kerusakan pada Beton
Beton
❑ Untuk beton struktur yang perlu diperhatikan adalah kadar air agregat dan harus diperhitungkan sedemikian
rupa sehingga jumlah air bebas yang ditentukan tidak melampaui batas karena air yang berlebihan dapat
menurunkan mutu beton.
❑ Beton adalah bahan yang keras, awet dan kuat menahan tekanan tetapi lemah dalam hal tarikan.
3. Beton Bertulang
Beton bertulang adalah beton struktur dengan mutu antara fc’ 20 MPa sampai lebih dari 45 MPa.
Beton bertulang adalah beton dengan adanya baja tulangan yang berfungsi untuk menahan tarik
dalam struktur beton. Mutu beton untuk struktur jembatan masuk dalam kategori mutu sedang.
4. Beton Pratekan
Beton pratekan pada umumnya hanya digunakan pada gelagar bangunan atas atau lantai, kadang-
kadang beton pratekan juga digunakan untuk tiang pancang. Beton pratekan adalah beton yang
menggunakan tendon sebagai bagian yang menahan tarik dalam struktur gelagar. Beton yang
digunakan untuk beton pratekan dalam spesifikasi disyaratkan mempunyai mutu minimal dari 45
MPa.
Jenis-jenis Beton
Beton yang mengalami spalling karena selimut beton Beton yang mengalami spalling Kerontokan pada beton
yang tidak sesuai dan mutu beton yang rendah (rontoknya selimut beton)
PEDOMAN BIDANG JALAN DAN JEMBATAN, PEMERIKSAAN JEMBATAN, DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA, KEMENTERIAN PUPR
KERUSAKAN 202 - Retak
Retak
Retak Struktural
Retak pada Struktural
Retak struktural adalah retak yang paling berbahaya beton Retak Non
Struktural
diakibatkan adanya beban yang melebihi beban rencana
atau kekuatan potongan. Suatu retak struktural adalah: Retak pada balok dan elemen utama dapat
• Terbuka dan melebar ketika beban lalu-lintas lewat di disebabkan oleh:
atasnya, lebih sering terjadi di daerah pelat lantai dan
• Momen (sekitar daerah tengah bentangan)
gelagar jembatan
• Retak ini merupakan retak yang tegak/vertikal
• Terus berkembang seiring dengan berlangsungnya
• Gaya lintang dekat landasan
pergerakan dan penurunan, lebih sering terjadi pada
bangunan bawah. • Retak ini biasanya membuat sudut 40 sampai
50 derajat terhadap sumbu elemen yang
bersangkutan.
Perletakan Perletakan
Daerah yang mungkin terjadi
retak struktural
Seorang pemeriksa harus menyelidiki setiap bukaan yang buruk pada beton yang diperkirakan
sebagai akibat karat. Hal ini dapat dilakukan dengan memukul dengan palu sebagian kecil
permukaan beton sehingga terlihat tulangannya. Setiap tulangan yang terbuka/terlihat harus dicatat
supaya dapat ditutup secepatnya.
KERUSAKAN 202 - Retak
a) Retak Akibat Susut
Retak akibat susut pada beton biasanya
terjadi pada permukaan yang terbuka dari
bagian lantai dan pelat (atau bagian-bagian
lain dengan permukaan yang lebar) dimana
Retak akibat susut akan terjadi kehilangan banyak kadar air
yang disebabkan oleh kelembaban yang
Retak Non Struktural rendah, angin, dan/atau temperatur yang
Retak non struktural atau retak tak bergerak biasanya tinggi. Susut plastis biasanya terjadi
terjadi pada bagian permukaan dan umumnya tidak sebelum akhir penyelesaian pekerjaan
bertambah besar. Beberapa jenis retak ini ada yang sebelum dilakukannya perawatan (curing).
berbahaya tetapi dapat tidak berbahaya.
• Jika susut yang terjadi dibatasi oleh tulangan
Terdapat beberapa jenis retak non struktural dan akan yang dekat dengan permukaan, retakan yang
dijelaskan mengapa keretakan tersebut terjadi, terjadi akan pengikuti pola garis tulangan.
a) Retak akibat susut; • Retak susut merupakan retak tetap dan tidak
b) Retak permukaan; dicatat sebagai jenis kerusakan apabila lebar
c) Retak-retak struktur; keretakan tersebut kurang dari satu milimeter
dan panjang kurang dari 300 mm.
d) Retak akibat acuan yang bergerak.
KERUSAKAN 202 - Retak
b) Retak Permukaan
• Retak permukaan ialah retak rambut pada setiap
permukaan beton yang membentuk gambar tidak beraturan
yang merata seperti terlihat pada Gambar.
• Retak permukaan adalah suatu jenis susut yang khusus,
Retak-retak tersebut tidak berpengaruh pada beton secara Retak pada permukaan jalan beton
Retak yang diakibatkan oleh Beberapa retak struktur disebabkan karena pergerakan.
bergeraknya acuan tidak mengikuti pola Tetapi apabila Pondasi distabilkan atau dihilangkan
tertentu dan ini disebabkan karena pada penyebabnya maka keretakan itu tidak akan berkembang.
waktu beton mulai mengeras acuan Dalam hal ini retak tersebut adalah retak tetap. Tetapi
bergerak. Retak akibat bergeraknya keretakan itu perlu dipantau selama dua belas bulan
acuan dapat menjadi suatu masalah jika sebelum retak tersebut dinyatakan benar-benar aktif.
retak tersebut cukup dalam dan
mengakibatkan terlihatnya tulangan.
KERUSAKAN 202 - Retak
PEDOMAN BIDANG JALAN DAN JEMBATAN, PEMERIKSAAN JEMBATAN, DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA, KEMENTERIAN PUPR
KERUSAKAN 203 - Karat pada Besi Tulangan
Apabila baja tulangan mulai berkarat ia akan Karat dapat dikenali dengan:
menggembung maka beton akan terdorong dan (1) Besi tulangan yang terbuka dan berkarat
mulai terjadi retak. Hal ini memungkinkan udara
(2) Terlihat warna karat pada permukaan beton.
dan air masuk ke dalam beton sehingga proses
Penentuan ini harus hati-hati jangan sampai salah
tersebut akan berjalan bertambah cepat. Karat
dengan adanya batuan (gravel) yang berwarna karat
akan terjadi dengan lebih cepat jika:
(1) Dalam lingkungan berair asin; • Bilamana dijumpai karat, penting sekali bagi pemeriksa
(2) Adanya kerusakan pada beton; dan untuk menentukan berapa banyak karat yang sudah
(3) Tidak cukupnya selimut beton. terjadi pada besi.
• Selimut beton minimum yang umum ialah 30 mm. Jika
Karat dapat terjadi dimana saja pada struktur selimut beton tidak cukup tebal dan menimbulkan
beton bertulang atau beton pratekan. Daerah masalah karat, hal ini harus dicatat oleh pemeriksa.
yang perlu pemeriksaan khusus ialah: • Alat penentu tebal selimut beton dapat dipakai untuk
(1) Dekat daerah batas air mengukur ketebalan selimut beton tersebut.
(2) Di bawah lantai dan balok
(3) Di bawah kepala pilar
Karat pada baja
(4) Di bawah permukaan yang menggembung
tulangan
atau berongga (drumminess)
KERUSAKAN 204 - Kerusakan Komponen Karena Aus dan
Pelapukan
Beton dapat aus dan lapuk. Hal tersebut terjadi karena: 1. Lalu-lintas
Pada lantai jembatan yang tidak diberi lapisan
• Lalu lintas permukaan aspal, lalu-lintas pada umumnya
dapat menyebabkan keausan pada
• Pengikisan oleh air atau bahan yang larut dalam air permukaan lantai.
• Proses kimiawi
Kerusakan 204 dinilai berbahaya, karena dengan
meningkatnya daya layan yang sudah dilaksanakan oleh
struktur tersebut, maka kondisi beton secara umum
menurun, walau pada beberapa jenis beton kondisi ini
tidak berlaku, yaitu dimana beton yang mempunyai
durabilitas atau kekedapan yang baik.
Kerusakan lantai jembatan
Untuk kerusakan 204 yang diakibatkan oleh abrasi, serangan kimia (karbonasi, chloride, sulfat), benturan,
mutu rendah, baja tulangan berkarat, maka hal ini dinilai berbahaya.
KERUSAKAN 204 - Kerusakan Komponen Karena Aus dan
Pelapukan
2. Pengikisan (Abrasi)
Abrasi dapat terjadi pada kolom pilar atau tiang pancang
yang berada di bawah muka air normal. Hal ini biasanya
terjadi jika aliran sungai membawa pasir atau batuan
kecil. Apabila keausan cukup nyata tetapi kadarnya tidak
dapat diukur, maka harus disarankkan pemeriksaan
secara khusus.
PEDOMAN BIDANG JALAN DAN JEMBATAN, PEMERIKSAAN JEMBATAN, DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA, KEMENTERIAN PUPR
KERUSAKAN 206 – Lendutan
PEDOMAN BIDANG JALAN DAN JEMBATAN, PEMERIKSAAN JEMBATAN, DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA, KEMENTERIAN PUPR
Kerusakan pada Baja
Kerusakan pada Baja
Terdapat 5 (lima) permasalahan utama pada jembatan-jembatan baja yang memerlukan pemeriksaan yaitu:
• Penurunan mutu dari cat dan galvanisasi
• Karat
• Kerusakan pada bagian-bagian baja
• Ikatan/sambungan yang longgar
• Keretakan
KERUSAKAN 301 - Penurunan Mutu dari Cat dan/atau
Galvanis
Struktur Jembatan Baja secara umum dilindungi dengan cat atau galvanis. Galvanis adalah suatu lapisan tipis
seng yang dilekatkan pada permukaan baja melalui suatu proses yang khusus yaitu dengan proses hot dip
galvanized.
Lapisan pelindung permukaan dapat rusak akibat waktu/umur atau lecet akibat suatu gesekan. Kerusakan
lapisan pelindung permukaan yang disebabkan oleh tumbukan kendaraan dapat juga terjadi dan perlu dilaporkan.
Penurunan mutu sistem pelindung permukaan pada umumnya terjadi pada sisi yang tajam dari struktur baja
dimana pelindung permukaannya pada umumnya tipis dan khususnya untuk komponen yang dicat.
Lapisan pelindung galvanis merupakan lapisan untuk melindungi baja
terhadap proses korosi yang mungkin terjadi akibat lingkungan.
• Proses korosi hanya bisa dikendalikan atau • Pada daerah yang diberi pelumas (gemuk)
diperlambat lajunya untuk memperlambat proses seperti pada perletakan geser, rocker atau
penurunan mutunya. perletakan rol
• Pada kabel dan kabel-kabel angker pada
Apabila tidak segera ditangani maka karat dapat menjalar jembatan gantung
dan memakan ke bagian dalam baja dan terjadilah
• Sambungan
lekukan. Lekukan ini merupakan penggerusan akibat
karat pada permukaan baja.
KERUSAKAN 302 – Karat
Contoh daerah-daerah yang umumnya harus diperiksa pada gelagar dan jembatan rangka
Tempat-tempat dimana umumnya terjadi karat Titik-titik dimana umumnya terjadi karat pada Sambungan berlapis yang
pada jembatan rangka jembatan gelagar baja mengembang karena karat
Kerusakan karat pada baja struktur Baut yang berkarat Karat pada flens bawah
KERUSAKAN 303 - Perubahan Bentuk pada Komponen
Struktur dapat menjadi lemah karena bengkok atau retak yang diakibatkan oleh benturan dan jenis kerusakan ini
memerlukan pemeriksaan seksama oleh seorang ahli.
Ada beberapa kerusakan yang tidak mempengaruhi kekuatan struktur tetapi
mungkin dapat mengakibatkan mudah berkarat yaitu apabila lapis pelindung
rusak atau mengakibatkan tergenangnya air, jenis kerusakan tersebut perlu
dicatat dalam laporan. Perubahan bentuk setempat dapat juga merupakan
Kebakaran yang menyebabkan
sesuatu yang berbahaya jika pengaruhnya luas. keruntuhan pada konstruksi baja
Perubahan bentuk secara Elemen ikatan angin atas dan bawah yang rusak
Perubahan bentuk setempat keseluruhan akibat tumbukan
Kerusakan Pada Baja 301 – 302 - 303
PEDOMAN BIDANG JALAN DAN JEMBATAN, PEMERIKSAAN JEMBATAN, DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA, KEMENTERIAN PUPR
KERUSAKAN 304 – Retak
❑ Retak pada komponen baja dapat terjadi karena suatu benturan akibat
kecelakaan (tumbukan kendaraan dan lain-lain) atau adanya beban berulang.
❑ Retak dapat terjadi pada pada komponen itu sendiri atau pada sambungan
seperti pada las. Tempat dimana biasanya terjadi retak
pada gelagar baja dengan cover plate
❑ Retak pada struktur baja secara umum terjadi pada lokasi dimana terjadinya
konsentrasi gaya yang cukup besar seperti titik buhul ujung di atas
perletakan.
❑ Untuk mengetahui kondisi retak pada profil, digunakan cairan penetrant
Retak pada gelagar melintang
dimana kondisi retak dapat dilihat secara kasat mata.
❑ Segala jenis retak pada struktur baja atau pada las biasanya merupakan hal
yang berbahaya, karena itu jika ditemukan retakan, maka perlu dimintakan
suatu pemeriksaan secara khusus.
❑ Foto serta ukuran-ukuran jika mungkin dilampirkan bersama permintaan
tersebut sehingga ahli tersebut dapat melakukan penelitian pendahuluan. Jembatan bailey dengan bagian-bagian
yang biasanya mengalami retak
KERUSAKAN 305 - Komponen yang Rusak atau Hilang
• Kesalahan dalam pelaksanaan atau konstruksi, kecelakaan atau kerusakan ini dapat dimasukan dalam
komponen yang rusak atau hilang.
• Komponen yang hilang biasanya dapat diketahui dengan adanya tempat sambungan tanpa ada
komponen yang disambung.
• Apabila elemen mengalami kerusakan atau hilang, maka struktur jembatan tidak berfungsi sesuai dengan
seharusnya, dan kapasitas struktur jembatan menurun, maka kondisi ini kerusakan ini dinilai berbahaya.
• Tetapi keparahan kerusakan ditinjau dari elemennya, sebagai elemen utama utama atau sekunder.
Sehingga apabila kerusakan ini berada pada elemen sekunder seperti ikatan angin maka dinilai tidak
parah.
KERUSAKAN 306 - Elemen yang Salah
• Kesalahan pemasangan atau hilangnya elemen jembatan merupakan suatu hal yang berbahaya dan harus
dicatat untuk diambil tindakan secepatnya. Referensi terhadap gambar rencana/panduan pemasangan
harus dibuat jika ada keragu- raguan.
• Pemeriksa harus mengetahui atau memahami jenis-jenis elemen utama dan sekunder serta fungsi masing-
masing elemen.
• Dalam kondisi elemen salah lokasi pemasangannya, maka dinilai sebagai kondisi struktur yang berbahaya,
karena elemen yang salah, sudah pasti tidak sesuai dengan kondisi dan distribusi gaya yang harus
disalurkan untuk elemen tersebut.
KERUSAKAN 307 - Kabel Jembatan yang Rusak
Kabel dapat ditemui pada struktur jembatan gantung dan jembatan kabel. Kabel-kabel tersebut
merupakan elemen pendukung utama dan harus diperiksa dengan teliti.
Penurunan mutu kabel pada umumnya disebabkan oleh karat, aus atau kelebihan beban.
Semuanya ini dapat mengakibatkan kabel menjadi lemah.
Bagian yang kritis yang perlu diperhatikan adalah pada titik- titik sambungan dan pada bagian
angker
Jika paku keling atau baut tersebut longgar maka dapat dirasakan.
Jika longgar, bagian yang tidak baik tersebut harus diberi tanda
dengan spidol yang tahan air.
Pada umumnya sambungan yang longgar atau rusak akan ditemukan
pada komponen dekat tempat pembebanan.
Pemeriksaan kekencangan paku keling
Kerusakan Pada Baja 304 – 305 – 306 – 307 - 308
PEDOMAN BIDANG JALAN DAN JEMBATAN, PEMERIKSAAN JEMBATAN, DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA, KEMENTERIAN PUPR
Kerusakan pada Kayu
Kerusakan Pada Kayu
• Serangan serangga
• Ketidaksempurnaan kayu
• Retak antar lapisan biasanya sudah terjadi sewaktu di pohon dan berkembang atau segera nampak
setelah kayu mulai diproses. Pecahnya kayu dekat tempat sambungan dapat berbahaya terutama
jika pecahan terjadi dekat ujung kayu sehingga baut pengikat dapat tergeser keluar.
Pembebanan yang tetap dan pemakaian dapat mengakibatkan penyerpihan pada bidang
atas papan lantai dan hancurnya kayu sepanjang gelang pertumbuhan.
6) Mata Kayu
Jika ukuran dan letak dari sebuah mata kayu dapat dilihat, maka mungkin dapat
diperkirakan berkurangnya kekuatan yang diakibatkannya. Mata kayu, meskipun
besar dan banyak, tidak akan mempengaruhi kekakuan dari kayu, oleh karena Mata kayu
itu kayu yang mempunyai mata kayu masih dapat dipertahankan jika kekakuan
dan bukan kekuatan yang menjadi kriteria.
Serat yang miring adalah cacat yang berbahaya pada kayu gergajian, tetapi
biasanya sulit untuk diketahui.
Serat yang miring
KERUSAKAN 401 - Cacat-Cacat Pada Kayu
PEDOMAN BIDANG JALAN DAN JEMBATAN, PEMERIKSAAN JEMBATAN, DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA, KEMENTERIAN PUPR
KERUSAKAN 402 - Hancur atau
Hilangnya Bahan KERUSAKAN 403 - Penyusutan
Rusak atau hilangnya bahan disebabkan Ukuran dari potongan melintang kayu dapat
oleh : berubah jika memakai kayu yang baru ditebang.
(1) Kecelakaan
(2) Pelaksanaan yang jelek
(3) Penurunan mutu dan hancurnya
elemen
(4) Kerusakan akibat api
(5) Pemotongan
(6) Kekerasan atau pencurian Pengaruh batang yang susut pada jembatan rangka
PEDOMAN BIDANG JALAN DAN JEMBATAN, PEMERIKSAAN JEMBATAN, DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA, KEMENTERIAN PUPR
Ilustrasi Kerusakan pada Kayu
Ilustrasi kode kerusakan 401 Cacat pada kayu akibat lapuk, Ilustrasi kode kerusakan 401 Cacat pada kayu akibat lapuk, serangan
serangan serangga, sobek, kerusakan mata kayu, pecah, dari serangga, sobek, kerusakan mata kayu, pecah, dari kiri ke kanan lapuk
kiri ke kanan lapuk bertambah parah dan/atau volume bertambah parah dan/atau volume semakin meluas (Wisconsin DOT, 2020)
semakin meluas (Wisconsin DOT, 2020)
Ilustrasi kode kerusakan 402 Komponen yang rusak atau hilang Ilustrasi kode kerusakan 402 Komponen yang rusak atau hilang
(termasuk retak, delaminasi), dari kiri ke kanan retak bertambah (termasuk retak, delaminasi), dari kiri ke kanan delaminasi bertambah
parah dan/atau volume semakin meluas (Wisconsin DOT, 2020) parah dan/atau volume semakin meluas (Wisconsin DOT, 2020)
Ilustrasi Kerusakan pada Kayu
Ilustrasi kode kerusakan 402 Komponen yang rusak atau hilang Ilustrasi kode kerusakan 402 Komponen yang rusak atau hilang (termasuk
(termasuk retak, delaminasi), dari kiri ke kanan abrasi bertambah parah retak, delaminasi), dari kiri ke kanan kerusakan aus bertambah parah
dan/atau volume semakin meluas (Wisconsin DOT, 2020) dan/atau volume semakin meluas (Wisconsin DOT, 2020)
a. Adanya tanaman yang tumbuh biasanya merupakan ciri yang utama yang menunjukkan adanya
masalah akibat jamur.
b. Permukaan kayu yang menyusut dengan tidak normal dan retak-retak kecil dapat menunjukkan
adanya serangan jamur dibawah permukaan.
d. Tanda air atau bercak karat pada kayu dapat juga menunjukkan bahwa kayu diserang jamur,
terutama jika warna bercaknya adalah putih.
2. Mengorek
a. Mengorek ujung atau permukaan kayu sangat menolong dalam menunjukkan pembusukan
kayu, adanya jamur atau serangan rayap.
a. Pemukulan dilakukan dengan menggunakan palu, punggung kapak atau alat sejenis. Suaranya
akan menunjukkan bagaimana padatnya kayu tersebut atau jika ada lubang didalamnya akibat
pembusukan inti kayu.
b. Suara yang terpendam menunjukkan bahwa permukaan kayunya jelek (mungkin karena basah,
serangan jamur atau rayap).
c. Jika kayu yang rusak ditemukan dengan cara memukul, maka pemeriksaan tambahan diperlukan
untuk memeriksa tingkatan dari kerusakannya.
4. Mendengar
Mendengarkan ketika jembatan dilalui kendaraan dapat memberikan petunjuk jika ada kerusakan pada
jembatan tersebut. Ini dapat berupa suara berderit dari retakan atau suara menepuk-nepuk dari
sambungan yang longgar.
5. Membuat Lubang (bor)
Bagian-bagian kayu dapat diperiksa dengan membuat sebuah lubang kecil untuk menentukan
tingkatan dari pembusukan. Haruslah berhati-hati dalam menentukan jumlah dan letak dari
lubang pemboran. Setiap lubang bor akan memperlemah konstruksi kayu tersebut.
Lubang bor biasanya berdiameter 10 mm. Sulitnya mem-bor menunjukkan jika adanya
pembusukan atau kekerasan dari kayu tersebut. Alat pengorek dapat dimasukkan kedalam
lubang bar untuk mengorek dan memeriksa lebih lanjut keadaan dari kayu tersebut
Lubang bor harus bebas dari air yang tergenang. Jika ini tidak mungkin, maka lubang-lubang
tersebut harus ditutup dengan pasak kayu.
Kerusakan Pada Elemen Jembatan
Kerusakan pada Elemen Jembatan
Kerusakan pada elemen jembatan 10.Kerusakan pada pipa drainase, pipa
1.Kerusakan pada aliran sungai cucuran dan drainase lantai
2.Kerusakan pada bangunan pengaman 11.Kerusakan pada lapisan permukaan
3.Kerusakan pada timbunan 12.Kerusakan pada trotoar/kerb
4.Kerusakan tanah bertulang 13.Kerusakan pada siar muai
5.Kerusakan pada angker - jembatan 14.Kerusakan pada pembatas/portal
gantung dan jembatan kabel 15.Kerusakan pada rambu dan marka
6.Kerusakan pada kepala jembatan dan jalan
pilar 16.Kerusakan lampu penerangan dan
7.Kerusakan pada landasan penahan saluran listrik
gempa 17.Kerusakan utilitas
8.Kerusakan pada landasan/perletakan
9.Kerusakan pada pelat dan lantai
Kerusakan pada Aliran Sungai
KERUSAKAN 501 – Pendangkalan Sungai Akibat Endapan
(Agradasi)
Pengendapan terjadi apabila sungai atau aliran air menurun kecepatan pengalirannya, dan
kemudian tanah dan lumpur mengendap pada dasar sungai.
Dalam beberapa kejadian penumpukan tanah tersebut dapat menutup aliran air sungai. dan
penumpukan tanah tersebut dapat juga menutupi jembatan atau jalan pendekatnya, jika
keadaannya cukup parah.
Pada kondisi endapan atau lumpur yang mengganggu jalannya aliran air sungai dinilai
berbahaya karena kondisi ini dapat menimbulkan gerusan pada bangunan bawah atau tebing
sungai.
KERUSAKAN 502 - Penumpukan Debris dan
Hambatan Aliran Sungai
Pengendapan terjadi apabila sungai atau aliran air
menurun kecepatan pengalirannya, dan kemudian
tanah dan lumpur mengendap pada dasar sungai.
Dalam beberapa kejadian penumpukan tanah
tersebut dapat menutup aliran air sungai.
PEDOMAN BIDANG JALAN DAN JEMBATAN, PEMERIKSAAN JEMBATAN, DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA, KEMENTERIAN PUPR
Kerusakan Pada Bangunan Pengaman
KERUSAKAN 511 - Bagian yang Hilang atau Tidak Ada
Kerusakan ini berhubungan dengan:
• Elemen bangunan penahan gerusan yang hilang karena tumbukan, banjir atau penurunan
mutu;
• Elemen bangunan penahan gerusan yang sudah ada dan diperlukan untuk mencegah gerusan
yang terjadi selanjutnya.
Tipe-tipe elemen yang tercakup dalam kerusakan ini meliputi:
• Tiang fender
• Pengarah aliran sungai
• Bronjong dan bagian talud
• Turap baja
• Pasangan batu
Kerusakan Pada Timbunan
Yang dimaksud timbunan disini adalah timbunan jalan pada sungai. Kerusakan yang terjadi
pada timbunan adalah pada jembatan bukan pada tebing.
KERUSAKAN 521 – Pengikisan di Sekitar Jembatan
Hal ini bisa mempersempit jalan dan sering terjadi karena drainase yang tidak baik. Gerusan apabila terjadi pada
daerah alliran sungai yang diakibatkan oleh arus sungai, maka hal ini dinilai sebagai kerusakan yang berbahaya.
PEDOMAN BIDANG JALAN DAN JEMBATAN, PEMERIKSAAN JEMBATAN, DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA, KEMENTERIAN PUPR
Kerusakan Tanah Bertulang
KERUSAKAN 531 - Penggembungan Dinding Panel
Kerusakan dari angker tanah bertulang dapat terjadi karena :
• Angker baja yang putus
• Kehilangan geseran antara angker pengikat dengan tanah
Kerusakan tersebut akan menyebabkan penggembungan pada
panel tanah bertulang.
KERUSAKAN 532 - Retak, Rontok atau Pecah dari Panel Potongan melintang
Tanah Bertulang tanah bertulang
Sudut panel tanah
bertulang yang
Panel tanah bertulang dapat rusak karena: rusak akibat
pergerakan dinding
• Kecelakaan atau pengrusakkan
• Penurunan tanah isian
Kerusakan karena kecelakaan atau pengrusakkan hal ini yang dapat dilihat
dengan mata. Kerusakan karena penurunan biasanya akan menimbulkan
retak. Seperti panel-panel yang saling terkait/mengunci, apabila ada
pergerakan dari dinding, maka akan rontok atau pecah ujung-ujungnya.
Panel tanah bertulang
Kerusakan pada Angker - Jembatan Gantung dan
Jembatan Kabel
KERUSAKAN 541 – Tidak Stabil
Bagian jembatan gantung ankur betonnya Blok angker yang bergerak Angkur block jembatan
gantung
Semua jembatan gantung atau jembatan kabel (cable stayed), kestabilan dari angker diperlukan untuk
keamanan jembatan tersebut. Apabila angker tersebut bergerak, maka jembatan akan melentur. Apabila
pergerakan itu melebihi batas atau angker tertarik, maka jembatan akan runtuh.
Apabila angkur tidak stabil, pada tanah disekitar angker akan terlihat melipat atau retak.
Kerusakan Tanah Bertulang 531 – 532
• Landasan akan terlepas dari dudukannya apabila terjadi gerakan yang melebihi
batas yang diijinkan. Sesekali pada landasan karet atau neoprene terjadi
perubahan bentuk yang berlebihan. Perubahan bentuk ini dapat terjadi pada
waktu pelaksanaan jika penempatan landasan atau gelagar tidak baik.
• Perubahan bentuk dapat juga terjadi jika jembatan tersebut bergerak setelah
jembatan itu selesai. Pemeriksa harus memeriksa bangunan bawahnya jika Gerakan yang berlebihan
dari landasan
terjadi suatu perubahan bentuk yang berlebihan.
• Perubahan bentuk dalam arah memanjang (longitudinal) adalah suatu hal yang
umum tetapi deformasi dalam arah melintangpun dapat juga terjadi. Gangguan
yang mengakibatkan gerakan rotasi merupakan suatu hal yang tidak begitu
umum terjadi tetapi tetap harus diperiksa.
Perubahan bentuk landasan
Kerusakan Pada Landasan/Perletakan
601 – 602 – 603 - 604
PEDOMAN BIDANG JALAN DAN JEMBATAN, PEMERIKSAAN JEMBATAN, DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA, KEMENTERIAN PUPR
KERUSAKAN 605 - Landasan yang Cacat (aus,
pecah, sobek, rusak, atau Retak)
Jenis kerusakan ini biasanya berhubungan dengan :
• Dasar yang tidak rata;
• Material yang jelek;
• Penanganan yang buruk.
Sisi-sisi landasan harus kita harus dlperlksa untuk
mencarl adanya sobekan, pecah atau retakan. Landasan karet/neoprene yang retak dan pecah
PEDOMAN BIDANG JALAN DAN JEMBATAN, PEMERIKSAAN JEMBATAN, DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA, KEMENTERIAN PUPR
Kerusakan Pada Pelat Dan Lantai
KERUSAKAN 701 – Pergerakan yang Berlebih Arah
Memanjang Sambungan
Kesalahan sambungan lantai arah memanjang ini sebagian besar ditemukan pada jembatan yang
mengalami pelebaran. Sambungan antara dua bagian lantai umumnya menjadi rusak karena
gerakan yang tidak sama.
Lendutan ke samping
Lendutan vertikal
Kerusakan Pada Pelat Dan Lantai 701 – 702
PEDOMAN BIDANG JALAN DAN JEMBATAN, PEMERIKSAAN JEMBATAN, DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA, KEMENTERIAN PUPR
Kerusakan Pada Pipa Drainase, Pipa Cucuran Dan
Drainase Lantai
KERUSAKAN 711 - Pipa Cucuran dan Drainase Lantai yang
Tersumbat
Pipa cucuran atau drainase lantai yang tersumbat dapat menimbulkan :
• Genangan ini menyebabkan gangguan pada pemakai/kendaraan yang
lewat
• Tidak teraturnya aliran air ini akan menyebabkan erosi di sekitar
kepala jembatan
Tekanan yang besar dapat timbul, apabila air terkumpul di belakang
dinding penahan tanah. Pipa drainase ditempatkan menembus dinding
penahan tanah untuk mengurangi tekanan tersebut. Apabila lubang Lubang pembuangan air
drainase tertutup/tersumbat maka tekanan air akan menyebabkan dinding
penahan tanah runtuh.
PEDOMAN BIDANG JALAN DAN JEMBATAN, PEMERIKSAAN JEMBATAN, DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA, KEMENTERIAN PUPR
Kerusakan Pada Lapisan Permukaan
Bila lapisan permukaan tidak berada dalam kondisi baik, maka pembebanan pada jembatan
akan bertambah dengan beban kejut/tumbukan.
KERUSAKAN 721 - Permukaan yang Licin
Bila lapisan permukaan lantai telah menjadi aus atau permukaan menjadi licin, maka akan terjadi kemungkinan
selip pada waktu musim hujan. Hal ini berbahaya terutama bila jalan masuk berupa tikungan atau jembatan
terletak pada daerah harus menginjak rem. Keadaan permukaan lantai yang licin harus dilaporkan, dengan
demikian dapat diadakan pencegahannya.
Permukaan yang kasar pada umumnya bukan merupakan permukaan yang rusak. Walaupun demikian, jika
tingkat kekasaran tersebut cukup besar, hal tersebut dapat merupakan suatu lubang pada permukaan dan dapat
mengakibatkan tambahan beban kejut.
KERUSAKAN 722 - Retak pada Lapisan Permukaan
Retak biasanya disebabkan oleh:
• Adanya perbedaan pergerakan pada bagian-bagian elemen jembatan, hal tersebut biasanya sering terjadi di
sekitar sambungan lantai.
• Bahan/material lapisan perkerasan yang tidak memenuhi syarat atau akibat terjadinya kesalahan
pelaksanaan.
Retak pada lapisan perkerasan adalah tanda awal akan terjadi suatu lubang pada permukaan jalan. Semua
jenis retak yang jelas harus dilaporkan.
Lantai kayu yang terlepas atau jalur roda kendaraan yang susut
• Lantai kayu yang terlepas merupakan suatu hal yang berbahaya karena dapat menyebabkan kecelakaan
atau kerusakan pada kendaraan apabila kendaraan tersebut terperosok kedalamnya. Bila alur roda
memanjang retak atau terlepas, maka penyebaran beban roda menjadi tidak sempuma.
KERUSAKAN 723 - Lapisan Permukaan yang
Bergelombang
Permukaan yang bergelombang terjadi jika pada bagian tertentu tertekan dan bagian yang lain terangkat.
Pada struktur jembatan pelengkung, biasanya terdapat timbunan tanah di atas struktur pelengkungnya. Tanah
timbunan disini biasanya juga tidak kedap air sehingga diperlukan drainase yang cukup. Untuk drainase yang baik
dapat dibuatkan saluran pembuangan permukaan, lubang-lubang pada dinding atau pipa drainase di bawah
pemukaan tanah.
Apabila drainase tidak berfungsi dengan baik maka akan timbul gelombang pada permukaan jalan yang
membahayakan pemakai jalan dan juga mengakibatkan beban tambahan yang tidak diharapkan pada struktur
Dengan adanya gelombang pada permukaan jalan maka akan terjadi tekanan lateral, dan tekanan lateral ini dapat
menyebabkan terjadinya keretakan pada kerb atau tembok penahan tanah.
• Adanya lapisan permukaan yang berlebihan menjadi pertambahan beban mati yang tidak
diinginkan yang dapat mengurangi beban hidup yang diijinkan untuk jembatan.
• Tebal lapisan perkerasan diatas lantai jembatan pada umumnya dlrencanakan dengan
ketebalan 50 mm, dan masih diijinkan sampai dengan ketebalan 100 mm.
• Apabila terdapat ketebalan lapisan perkerasan dengan tebal lebih dari 60 mm maka hal
tersebut harus dicatat.
Kerusakan Pada Lapisan Permukaan
721 – 722 – 723 – 724
PEDOMAN BIDANG JALAN DAN JEMBATAN, PEMERIKSAAN JEMBATAN, DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA, KEMENTERIAN PUPR
Kerusakan Pada Trotoar/Kerb
Kerusakan Pada Trotoar/Kerb
Trotoar atau kerb mempunyai kerusakan yang serupa dengan lapisan permukaan
jembatan. Tetapi perbedaan yang utama adalah keamanan bagi pejalan kaki lebih
diperhatikan dari pada beban kejut.
PEDOMAN BIDANG JALAN DAN JEMBATAN, PEMERIKSAAN JEMBATAN, DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA, KEMENTERIAN PUPR
Kerusakan pada Siar Muai
KERUSAKAN 801 - Kerusakan sambungan lantai yang tidak
sama tinggi
Siar muai yang tidak rata membuat pengendara tidak nyaman. Hal ini juga
mengakibatkan terjadinya beban tambahan akibat kejut pada lantai jembatan dan
bangunan atas jika terdapat perbedaan elevasi yang cukup besar.
PEDOMAN BIDANG JALAN DAN JEMBATAN, PEMERIKSAAN JEMBATAN, DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA, KEMENTERIAN PUPR
Kerusakan Pada Pembatas/Portal
KERUSAKAN 901 – Bagan yang Rusak atau Hilang
• Dalam hal pembatas ukuran lebar dipergunakan sebagai pembatas untuk jenis kendaraan
tertentu yang diperbolehkan lewat pada jalur tersebut. Jika ditemukan pembatas jenis tersebut
maka harus diperiksa tentang kecocokannya untuk jembatan tersebut.
• Batasan ukuran tinggi digunakan untuk menghindarkan terjadinya kerusakan pada jembatan
tipe lintasan atas, kereta listrik dan jembatan rangka.
• Pembatas ukuran tinggi dapat berupa batang kaku yang dipasang melintang di atas jalan
dengan ketinggian tertentu atau berupa bel yang digantungkan disebelah muka dari lokasi
bangunan perlintasan.
• Ruang bebas vertikal ini harus diperiksa terhadap bagian-bagiannya yang harus diamankan
dengan batas bebas minimum paling sedikit 60 mm. Haruslah berhati-hati bila bekerja dekat
kabel listrik udara/di atas.
• Bila sudah terjadi kerusakan yang disebabkan tumbukan kendaraan pada bagian struktur
jembatan terutama, pada gelagar memanjang, gelagar utama atau komponen-komponen
rangka, hal ini harus digarisbawahi sebab mungkin berpengaruh pada kemampuan struktur
jembatan.
KERUSAKAN 901 – Bagan yang Rusak atau Hilang
• Pembatas beban
• Pembatas kecepatan
• Pembatas ketinggian
Rambu/tanda jalan digunakan untuk membantu mengatur lalu-lintas dan penting pada beberapa situasi.
KERUSAKAN 911 – Tulisan Tidak Jelas
Banyak rambu/tanda yang tidak lagi efektif akibat tulisannya yang tidak terbaca lagi setelah
beberapa tahun terkena cahaya matahari, angin dan hujan. Apabila suatu rambu/tanda sudah tidak
mudah dibaca oleh pengendara pada jarak yang cukup, maka harus dicatat sebagai kerusakan.
Rambu juga dapat rusak akibat kecelakaan, coretan dan rambu jalan permanen dari logam dapat
dipakai dalam kaitannya dengan lalu-lintas.
PEDOMAN BIDANG JALAN DAN JEMBATAN, PEMERIKSAAN JEMBATAN, DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA, KEMENTERIAN PUPR
Kerusakan Lampu Penerangan dan Saluran listrik
(1) KERUSAKAN 921 – Penurunan muta bahan/deteriorasi
(2) KERUSAKAN 922 – Bagian yang hilang
PEDOMAN BIDANG JALAN DAN JEMBATAN, PEMERIKSAAN JEMBATAN, DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA, KEMENTERIAN PUPR
Kerusakan Utilitas
PEDOMAN BIDANG JALAN DAN JEMBATAN, PEMERIKSAAN JEMBATAN, DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA, KEMENTERIAN PUPR
KERUSAKAN 941 dan 942 – Kesalahan Fungsi
Utilitas seperti pipa air, saluran pembuangan, listrik, minyak dll, bukanlah tanggung jawab dari
pemilik jembatan. Bagaimanapun, jika terjadi kerusakan pada utilitas maka mempengaruhi
jembatan atau fungsi jembatan, sehingga harus dilaporkan. Beberapa contohnya adalah sebagai
berikut :
• Terbukanya kabel listrik yang dapat menyebabkan kecelakaan dan/atau kematian pejalan kaki
• Kebocoran pipa yang dapat menyebabkan gerusan pada tanah timbunan atau pondasi
jembatan
• Kelebihan atau kekurangan utilitas dapat menyebabkan kerusakan struktur utama jembatan
KERUSAKAN 941 dan 942 – Kesalahan Fungsi
PEDOMAN BIDANG JALAN DAN JEMBATAN, PEMERIKSAAN JEMBATAN, DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA, KEMENTERIAN PUPR
KRITERIA PENILAIAN KERUSAKAN
FUNGSI (F) DAN PENGARUH (P)
1. Kriteria penilaian kerusakan F, P untuk komponen 2.100 Jalan Pendekat
2. Kriteria penilaian kerusakan F, P untuk komponen 2.200 Aliran Sungai
3. Kriteria penilaian kerusakan F, P untuk komponen 2.300 Bangunan
Bawah
4. Kriteria penilaian kerusakan F, P untuk komponen 2.400 Bangunan Atas
5. Kriteria penilaian kerusakan F, P untuk komponen 2.700 Perlengkapan
6. Kriteria penilaian kerusakan F, P untuk komponen 2.800 Gorong-gorong
7. Kriteria penilaian kerusakan F, P untuk komponen 1.900 Lintasan Basah
Kriteria penilaian kerusakan F, P untuk
komponen 2.100 Jalan Pendekat
Sumber: Buku Saku Penjelasan Pedoman Pemeriksaan Jembatan 2021, DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA, KEMENTERIAN PUPR
Kriteria penilaian kerusakan F, P untuk
komponen 2.100 Jalan Pendekat
• Hal ini dapat dilakukan dengan memeriksa semua rincian yang tercatat pada pelat nama pada
jembatan, bila ada, lokasi dan struktur dasar jembatan.
• Rincian ini dibandingkan dengan apa yang tertera dalam Laporan Data Inventarisasi dan bila ada
koreksi yang harus dilakukan karena data hilang atau tidak benar, maka segera dilaporkan kepada
pengelola jembatan untuk segera dilakukan perbaikan data administrasi dan inventarisasi yang tidak
sesuai.
• Laporan Data Inventarisasi yang telah diperbaiki diserahkan kepada Supervisor atau data yang
sudah ada dalam database diperbaiki, begitu Pemeriksaan secara Detail telah selesai dilakukan.
SISTEM
MANAJEMEN
JEMBATAN
Tanggal Pemeriksaan
Koordinat akhir : ………..LU/LS
Nama Pemeriksa / NIP
………..BT Km. (Jarak dari ko ta asal):
Tahun Pembangunan dan Tindakan Darurat;
……………………….. ………………………………/………………… ………………………………………….....
Nilai Trafic:……………………………….. LHR:……………………….. Tahun :……………………... 2. Bagian ke-2 Penilaian Kondisi Elemen Level 5 dan Level 4
USULAN PEMERIKSAAN KHUSUS
Apakah tindakan darurat disarankan? Ya Tidak
Elemen-elemen yang memerlukan Pemeriksaan Khusus
Elemen Lokasi Alasan untuk melakukan
Kode Uraian A/P/B X Y Z pemeriksaan khusus
LAPORAN PEMERIKSAAN DETAIL JEMBATAN SISTEM
MANAJEMEN
Nomor Jembatan Nama Jembatan JEMBATAN
Elemen Kerusakan Lokasi Level 5 Level 4 Gambar Kuantitas Kuantitas total Satuan
Nilai Kondisi Nilai Kondisi Y/T Kerusakan elemen
Kode Uraian Kode Uraian A/P/B X Y Z S R K F P S R K F P
TINDAKAN DARURAT
Apakah tindakan darurat disarankan? Ya Tidak
a. Pembatasan beban;
b. Penyokongan/Sangga;
c. Penutupan parsial/Sebagian;
d. Penutupan penuh;
e. Jalan Memutar/alternatif;
f. Jembatan Sementara.
ii) Bila dibutuhkan suatu tindakan darurat, perincian komponen atau elemen yang membutuhkan tindakan tersebut
harus dicatat dengan mencantumkan nama dan lokasi komponen atau elemen, dan alasannya;
iii) Tindakan darurat dibutuhkan dalam keadaan berikut ini misalnya berupa:
e) Klaster isian kuantitas komponen dan elemen yang mengalami kerusakan di poin d).
Gambaran Kondisi Jembatan Secara Umum
• Dalam upaya memperoleh kesan secara keseluruhan dari jembatan, pemeriksa harus berjalan di
sekeliling dan di bawah jembatan serta mengamati bentuk umum, kondisi secara keseluruhan,
dan kinerja dalam keadaan lalu lintas penuh.
• Hal ini biasanya memakan waktu 10 -15 menit untuk suatu jembatan dengan bentang tunggal.
Dalam melakukan pengawasan ini, setidak-tidaknya harus lewat satu kendaraan berat.
• Selama pemeriksaan awal harus dicatat elemen-elemen jembatan yang rusak dan yang
penampilan dan/atau kondisinya berbeda dan bagian-bagian lainnya elemen-elemen dari suatu
bangunan dengan level hirarki yang sama.
• Hal ini akan membantu pemeriksa untuk merencanakan pemeriksaan secara keseluruhan dan
menentukan tingkat dimulainya penilaian elemen.
Gambaran Kondisi Jembatan Secara Umum
• Dengan mengacu pada daftar elemen pada Level 3 yang terdapat dalam Pedoman
Pemeriksaan, memilih elemen yang relevan terhadap jembatan yang sedang diperiksa, dan
mengamati sub-elemen dari setiap kelompok Level 3, yaitu pada Level 4, untuk menentukan
apakah mereka berada dalam kondisi yang mirip.
• Jika pemeriksa belum mengenali hirarki dari elemen, maka harus mengacu pada daftar
Elemen Level 4 itu sendiri untuk melaksanakan kegiatannya.
• Bila semua sub-elemen dan suatu elemen Level 3 (yaitu pada Level 4) berada dalam kondisi
yang sama dengan kerusakan yang sama atau tidak ada kerusakan, maka elemen Level 3
yang bersangkutan dapat dinilai tanpa perlu mencatat kerusakan yang berada pada elemen
dari Level yang lebih rendah.
• Bila sub-elemen dari elemen Level 3 berada dalam kondisi yang berbeda atau memiliki cacat
yang berbeda, maka kerusakan tersebut harus dicatat untuk sub-elemen yang bersangkutan
dan penilaian dilaksanakan pada Level 4 atau Level 5.
Tata Cara Pengisian Formulir Pemeriksaan Detail
Level tertinggi elemen dinilai adalah Level 3. Pertanyaan mengenai kerusakan diantaranya:
Dalam sebagian besar situasi, elemen-elemen 1. Struktur, ditinjau dari struktur apakah
harus dinilai pada Level 4 atau Level 5. kerusakan berbahaya atau tidak?;
Hanya kerusakan yang penting yang dicatat 2. Kerusakan, apakah tingkat kerusakan
selama Pemeriksaan secara Detail. parah atau tidak?;
Elemen yang memiliki kerusakan dinilai 3. Kuantitas (Volume), apakah jumlah
kondisinya berdasarkan: kerusakan lebih atau sama dengan 30 %
untuk elemen struktural dan 50 % untuk
a) Struktur (S);
elemen nonstruktural?;
b) kerusakannya (R); 4. Fungsi, apakah elemen masih berfungsi?;
c) Kuantitas (volume) (K); 5. Pengaruh, apakah kerusakan mempunyai
d) Fungsi (F); pengaruh terhadap elemen lain?
e) Pengaruh (P).
Kriteria Penentuan Nilai Kondisi
• Secara khusus, tabel tersebut menampilkan penggunaan lokasi untuk mencatat elemen tunggal, yaitu,
4.320 Kepala Jembatan dan 4.450 Rangka, yang memiliki kerusakan yang berdampak pada elemen
secara keseluruhan, tapi tidak pada elemen yang mirip. Elemen-elemen ini dicatat pada Level 5, dengan
menggunakan kode dan lokasi elemen.
• Sebagai perbandingan, elemen-elemen tunggal 3.210 Aliran Sungai dan 4.505 Lantai Permukaan
Kendaraan lokasinya tidak dicatat, dan ini berarti bahwa seluruh elemen terpengaruh oleh kerusakan
tersebut.
Lokasi Elemen yang Rusak
Penomoran lokasi elemen utama dan Penomoran lokasi elemen arah memanjang
elemen pada jembatan
Penomoran lokasi elemen arah melintang Penomoran komponen atau elemen arah vertikal
Lokasi elemen yang rusak
Contoh:
Elemen 4.612 Perletakan dicatat dengan lokasi A1 saja, dan ini berarti bahwa semua perletakan pada A1
kondisinya rusak.
Elemen Kerusakan Lokasi
Kode Uraian Uraian
Kode
(pilihan) (pilihan) A/P/B X Y Z
Bentang 5, Semua batang
4.462 BATANG TEPI BAWAH 302 KARAT B5 1
tepi bawah, batang kiri.
Bentang 5, Batang tepi
4.461 BATANG TEPI ATAS 302 KARAT B5 1 1
atas pertama, batang kiri
Batang diagonal ke 7,
4.463 BATANG DIAGONAL 302 KARAT B5 7 1
batang kiri
4.463 BATANG DIAGONAL 303 ELEMEN HILANG B5 7 1 Diagonal ke 7, batang kiri
4.622 SANDARAN 302 KARAT B5 1 1 Bentang 3, kiri, bawah
Abutmen 1, semua
4.612 PERLETAKAN 604 PERUBAHAN BENTUK A1
perletakan
3.210 ALIRAN SUNGAI 503 PENGIKISAN Aliran sungai seluruhnya
Lantai permukaan
4.505 LANTAI PERMUKAAN 903 BERGELOMBANG
seluruhnya
Lokasi elemen yang rusak ditentukan sesuai dengan Sistem Nomor Elemen. Lokasi elemen yang cacat hanya
dicatat untuk elemen yang berada pada penilaian Level 5.
Pemberian Nilai Kondisi
a) Penilaian pada Level 5
Contoh:
Dalam Tabel 4, Elemen 4.462 memiliki Kerusakan 302 hanya pada batang tepi bawah, batang ini terletak
pada rangka kiri di B5.
Kerusakan ini (karat) bersifat merusak dan telah menjalar lebih dari 10% potongan melintang batangnya.
Oleh karena itu, nilai Struktur dan Nilai Kerusakan S dan R masing-masing adalah 1.
Pengaratan telah meluas ke seluruh elemen secara keseluruhan (> 30% untuk elemen struktural), oleh
karena itu, Nilai Perkembangan K adalah 1. Batang masih tetap berfungsi, oleh karena itu nilai Fungsi
adalah 0. Batang yang berkarat tidak mempengaruhi kinerja elemen lainnya, sehingga signifikansi
pengaruhnya sangat kecil, oleh karena itu nilai pengaruh adalah 0. Jadi, nilai Kondisi elemen ini pada
Level 5 adalah 3, seperti yang terlihat dalam kolom yang berjudul "Level 5" dalam Tabel 8.
Pemberian Nilai Kondisi
b) Penilaian pada Level 4
Sesudah suatu elemen individual dinilai pada Level 5, Nilai Kondisi dari kelompok semua elemen yang
mirip dinilai dan dicatat pada Level 4.
Contoh: Elemen 4.462 - tidak ada penngaratan pada batang tepi bawah lainnya di rangka manapun di
jembatan, dengan demikian Nilai Perkembangan adalah 0 (kurang dari 50% → 30% dari semua batang
tepi bawah dari jembatan).
Nilai Struktur dan Nilai Kerusakan S dan R tetap 1, karena kerusakan bersifat merusak dan telah
menjalar ke lebih dari 10% dari potongan melintang dari batang tepi bawah RH di B5. Jelas bahwa Nilai
Fungsi dan Pengaruh tetap 0.
Nilai Kondisi pada Level 4 dari Elemen 4.462 (semua batang tepi bawah jembatan) adalah 2, seperti
yang terlihat dalam kolom yang berjudul "Level 4".
Pemberian Nilai Kondisi
• Dengan cara yang sama, Elemen 4.461, 4.463 dan 4.472 dinilai, pertama-tama pada Level 5
dan kemudian pada Level 4.
• Bila ada lebih dari satu kerusakan dalam elemen yang sama, yang memiliki gabungan Nilai
Struktur, Kerusakan dan Perkembangan digunakan untuk menilai Nilai Kondisi elemen.
• Bila kerusakan memiliki angka yang sama untuk ketiga Nilai tersebut, maka apabila salah satu
kerusakan mempengaruhi elemen-elemen lainnya atau arus lalu lintas (artinya, Nilai Pengaruh
= 1, maka kerusakan tersebut digunakan untuk menentukan Nilai Kondisi dari elemen yang
bersangkutan).
Pemberian Nilai Kondisi
Contoh: Kerusakan 302 dalam Elemen 4.463 digunakan untuk menentukan Nilai Kondisi, dari semua Batang
Diagonal, karena angka untuk Nilai Struktur, Kerusakan dan Perkembangan adalah 3 untuk Kerusakan
302 dan hanya 2 untuk kerusakan 303.
• Penentuan Nilai Kondisi pada Level 2 berasal dari kombinasi elemen utama yang bersifat struktural pada
Level 3 yang memiliki Nilai Kondisi tertinggi.
• Penentuan Nilai Kondisi pada Level 1 berasal dari kombinasi komponen jembatan pada Level 2 yang
memiliki Nilai Kondisi tertinggi.
• Untuk elemen non-struktural memiliki batasan Nilai Kondisi maksimum 2 pada Level 3 secara otomatis
dalam sistem aplikasi pemasukan data kondisi jembatan. Hal ini dilakukan karena elemen-elemen non-
struktural secara umum tidak secara langsung menyebabkan kegagalan pada jembatan.
Data Lain
Data lain juga harus dicatat berdasarkan setiap elemen yang rusak pada Halaman 3 dari Formulir Pemeriksaan
a) Gambar
Gambar Kuantitas Kuantitas Satuan
Masukkan Y (Ya) atau T (Tidak) untuk menjawab
Y/T Kerusakan Total
apakah suatu sketsa telah dibuat atau foto telah
diambil dari elemen yang rusak. Elemen
TERIMA KASIH