You are on page 1of 193

PEMERIKSAAN

DETAIL
JEMBATAN
Pelatihan
Pemeriksaan Jembatan

PUSAT PENGEMBANGAN KOMPETENSI JALAN, PERUMAHAN, DAN PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR WILAYAH


BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT
Kompetensi Dasar
Peserta mampu memahami Prosedur Pemeriksaan Detail Jembatan.

Indikator Keberhasilan
Setelah mengikuti pembelajaran, peserta mampu:

1. Memahami prosedur pemeriksaan detail jembatan;


2. Menentukan jenis kerusakan pada bahan dan elemen jembatan; dan
3. Menentukan nilai kondisi kerusakan jembatan
Latar Belakang

Sistem pemeriksaan jembatan


Untuk menjaga masa layan jembatan sesuai dengan rencana, setiap jembatan perlu dilakukan
pemeriksaan secara berkala. Pemeriksaan jembatan terbagi menjadi pemeriksaan inventarisasi,
pemeriksaan detail, pemeriksaan rutin, dan pemeriksaan khusus.

Penilaian dilakukan secara hierarki yang terbagi menjadi 5 level penilaian.

Bridge Management System (BMS) sebagai panduan dalam pemeriksaan kondisi jembatan
Pemeriksaan Detail dapat memberikan pemahaman terkait metode penilaian kondisi jembatan.
LAYOUT - MODUL 5 PEMERIKSAAN DETAIL JEMBATAN

1. PEMERIKSAAN DETAIL JEMBATAN


2. JENIS KERUSAKAN PADA BAHAN DAN ELEMEN JEMBATAN
3. PROSEDUR PENILAIAN KONDISI KERUSAKAN JEMBATAN
PEMERIKSAAN
DETAIL
JEMBATAN
Mengenali
dan
Tujuan Pemeriksaan Detail mendata
semua
kerusakan
penting
Tujuan dari Pemeriksaan Detail yaitu untuk
Mengontrol
mengetahui kondisi jembatan dan elemennya pemeliharaan Menilai
rutin telah kondisi
dalam rangka mempersiapkan strategi dilaksanakan komponen
sesuai dan elemen
penanganan untuk masing-masing jembatan ketentuan Pemeriksaan
Detail
dan menentukan urutan prioritas penanganan
jembatan. Pemeriksaan Detail juga dilakukan
setelah dilaksanakan pekerjaan rehabilitasi.
Kebutuhan Keperluan
Pemeriksaan Tindakan
Khusus darurat

Pemeriksaan Detail dilakukan setelah dilaksanakan


pekerjaan rehabilitasi.
Penyiapan Sumber Daya

Inspektur Jembatan harus mengikuti pelatihan dan mendapatkan


surat keterangan yang menyatakan kompetensi untuk dapat
melakukan Pemeriksaan Detail Jembatan oleh instansi yang
berwenang.

Dalam pelaksanaan Pemeriksaan Detail, Inspektur dapat


didampingi oleh satu atau beberapa asisten yang akan membantu
pencatatan data atau informasi selama pemeriksaan ke dalam
Sistem Manajemen Data Jembatan.
Peralatan dan Bahan
a) Alat pembersih cacat elemen dan komponen

Sapu wisk Sekop


Scraper

Sikat kawat Obeng pipih


Pompa penyemprot
Peralatan dan Bahan
b) Alat untuk Inspeksi

Pisau saku Bor tangan Palu chipping Sabuk peralatan

Ice pick Bor kayu Unting-unting


Range pole
Peralatan dan Bahan
c) Alat bantu pengelihatan

Kaca Pembesar
Teropong Dye penetrant

Cermin
Inspeksi
Senter
Peralatan dan Bahan
Peralatan dan bahan
d) Alat untuk mengukur

Alat leveling
Meteran tangan Kaliper DFT / Coating GPS
Thickness Gauge (ketebalan cat)

Meteran pita Pengukur retak optik Tiltmeter Electronic


Distance Meter
Peralatan dan Bahan
e) Alat untuk pendokumentasian kerusakan jembatan
SISTEM
MANAJEMEN
JEMBATAN

LAPORAN PEMERIKSAAN DETAIL JEMBATAN


No.Jembatan Ruas Jalan
Nasional dan Provinsi

No.Jembatan Ruas Jalan


Kabupaten dan Kota Center punch
No.Jembatan Ruas Jalan Tol

Propinsi/Kabupaten/Kota
Nama Jembatan
………………………………………………………………………….. ………………………………………….....
Koordinat awal : ………..LU/LS ………..BT Dari (Ko ta A sal/Km.No l) :
Lokasi Jembatan
Koordinat akhir : ………..LU/LS ………..BT Km. (Jarak dari ko ta asal):
Tanggal Pemeriksaan Nama Pemeriksa / NIP Tahun Pembangunan
……………………….. ………………………………/………………… ………………………………………….....
Nilai Trafic:……………………………….. LHR:……………………….. Tahun :……………………...
USULAN PEMERIKSAAN KHUSUS
Apakah tindakan darurat disarankan? Ya Tidak
Elemen-elemen yang memerlukan Pemeriksaan Khusus

Kode
Elemen
Uraian
Lokasi
A/P/B X Y Z
Alasan untuk melakukan
pemeriksaan khusus Strait Edge Kapur
Clipboard

TINDAKAN DARURAT
Paku "PK"
Apakah tindakan darurat disarankan? Ya Tidak

Elemen-elemen yang memerlukan Tindakan Darurat


Elemen Lokasi Alasan untuk melakukan tindakan
Kode Uraian A/P/B X Y Z darurat

Hanya untuk keperluan kantor


Tanggal Memasukkan Data Pemeriksaan Detail Oleh:
Drone
Buku catatan Kamera digital Papan tulis putih kecil
Formulir Pemeriksaan
Detail
Laptop
Peralatan dan Bahan

Tangga Mobil pemeriksaan jembatan Platform pemeriksaan


permanen

Sepatu bot Seperangkat peralatan


Perahu Perancah
panjat tebing
(scaffolding)
Alat Pelindung Diri (APD)

Helm
Rompi pengaman Sarung tangan Tanda/rambu Tali pengaman
Kerucut lalu
(safety harness)
lintas

Kacamata pengaman Golok


Rompi pelampung Masker
Bahan Acuan
a. Buku Pegangan Pemeriksaan Jembatan di Lapangan;

b. Peta yang memperlihatkan ruas jalan;

c. Laporan Data Lalu Lintas dan Ruas Jalan;

d. Paket Laporan Pemeriksaan secara Rinci yang


mencantumkan semua jembatan yang akan diperiksa;

e. Laporan Data Inventarisasi Jembatan terakhir untuk setiap


jembatan yang akan diperiksa;
Peta Fungsi dan Status Jalan
f. Laporan Data Pemeriksaan secara Detail sebelumnya untuk
setiap jembatan yang akan diperiksa
Kriteria Pemilihan Jembatan untuk Pemeriksaan secara Detail
Bagaimana kriteria pemilihan
jembatan yang harus diperiksa?

1. Jembatan dengan Nilai Kondisi 3 atau lebih tinggi

2. Jembatan yang belum pernah dilakukan Pemeriksaan Detail

3. Pemeriksaan detail bersamaan dengan Pemeriksaan Inventarisasi

4. Jembatan yang membutuhkan perbaikan


Prosedur Umum Pemeriksaan Detail
a. Memastikan semua peralatan siap;
b. Mempersiapkan ketersedian referensi;
c. Merencanakan, merancang, dan melaksanakan Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi;
d. Mencatat semua hasil Pemeriksaan Inventaris Jembatan dalam Sistem Manajemen Data
Jembatan dengan menggunakan nomor, nama dan lokasi Jembatan;
e. Menafsirkan keakuratan hasil Pemeriksaan Inventarisasi;
f. Menafsirkan kebutuhan Pemeriksaan Khusus;
g. Menafsirkan penanganan darurat yang harus dilakukan;
h. Menafsirkan kebenaran pelaksanaan pemeliharaan rutin;
i. Melakukan penilaian kondisi secara bertahap;
j. Memastikan kembali kelengkapan data yang dibutuhkan
Urutan Pelaksanaan Pemeriksaan Detail
a) Mengitari jembatan untuk mengetahui tata letak umum struktur jembatan;
b) Memeriksa dan mencatat data administrasi;
c) Menafsirkan dan mencatat kondisi jembatan
d) Mengidentifikasi keakuratan nilai-nilai kondisi hasil Pemeriksaan Detail Jembatan;
e) Mencatat kejadian bencana yang terjadi;
f) Menafsirkan jenis penanganan dan elemen yang membutuhkan penanganan
darurat;
g) Membuat catatan dan sketsa tambahan yang dibutuhkan dalam Laporan
Pemeriksaan Detail Jembatan;
Urutan Pemeriksaan
Urutan Pemeriksaan
Secara umum bentuk diagram alir untuk
Pemeriksaan Detail adalah sebagaimana yang
ada pada gambar disamping dan khusus untuk
daerah aliran sungai terdapat pada Gambar
pada slide selanjutnya
Diagram alir
pemeriksaan
detail
Urutan Pemeriksaan
Bentuk sungai meander dan sungai berjalin

Diagram alir
pemeriksaan
daerah aliran
sungai

Tipe Lintasan Sungai Tipe Lintasan Sungai Berjalin


Meander Sungai Kelompok - B
Sungai Kelompok - A
Urutan Pemeriksaan
1. Sungai Kelompok - A , yaitu sungai dengan 2. Sungai Kelompok - B (Tipe sungai Kelompok B) yaitu
tipe berjalin (breaded) dan berkelok posisi lokasi jembatan dan keberadaan bangunan bawah
(meandering) Potensi dan kerusakan yang di daerah aliran sungai yang berpotensi terjadinya
terjadi yaitu: kerusakan pada bangunan bawah, oprit dan daerah aliran
a. Pola aliran dan alur sungai berubah sungai, adalah sebagai berikut:
ubah, terkikisnya tebing sungai, a. Posisi As jembatan tidak tegak lurus terhadap arah
abutmen, oprit atau pilar jembatan; aliran sungai;
b. Lebar sungai lebih Panjang dari panjang jembatan;
b. Endapan / tumpukan sedimen yang
c. Batas luar aliran sungai melebihi abutment jembatan;
mengakibatkan agradasi sungai yang
d. Terjadi olakan/pusaran/kecepatan yang besar di
mengakibatkan banjir; bangunan bawah dengan ditandai dengan perubahan
c. Gerusan yang mengakibatkan degradasi warna yang terang (putih) pada daerah tersebut;
dasar sungai; e. Kelandaian vertikal dasar sungai di hulu dan hilir
d. Kuantitas volume kerusakan sangat jembatan tajam (> 2%) yang mengakibatkan
besar dari hulu sampai ke hilir jembatan; degradasi dasar sungai;
f. Adanya bangunan air dan aktifitas sosial (galian c)
akan menyebabkan ketidakseimbangan angkutan
sedimen dan mengakibatkan perubahan morfologi
sungai;
Pengambilan Foto Dokumentasi
a) Tampak masuk dan tampak keluar jembatan dari kota asal;

b) Tampak samping jembatan (ketinggian sisi jembatan) minimal 45o dari


titik pusat jalan

c) Tampak bawah jembatan yang memperlihatkan jenis tipe bangunan atas

d) Papan nama atau prasasti; Tampak samping jembatan

e) Bagian Bangunan atas (perletakan dan siar-muai), Bangunan Bawah,


dan perlengkapan jembatan (termasuk sistem monitoring kesehatan
struktur jembatan, penerangan, dan lain sebagainya), komponen,
elemen utama, dan elemen jembatan lainnya;

f) Jenis kendaraan ringan dan berat yang lewat di atas jembatan dan
kepadatan lalu-lintas yang terjadi di atas jembatan;
Papan nama atau prasasti
Pengambilan Foto Dokumentasi
Foto Udara
g) Tampak situasi sekitar jembatan atau foto udara yang
memperlihat salah-satu terkait:

i) kondisi sungai,

ii) kondisi perlintasan dan aktivitas perlintasan,

iii) aktivitas konstruksi dan operasionalisasi bangunan di


sekitar jembatan,

iv) aktivitas pertambangan di sekitar jembatan, dan


sebagainya;

g) Tampak atas lantai jembatan dari as jalan;

h) Foto drone jembatan terutama jembatan yang masuk dalam


kategori yang diatur dalam Peraturan Menteri Pekerjaan
Umum dan Perumahan Rakyat No 41/PRT/M/2015;
Sistem Pemeriksaan Secara Detail
Struktur suatu jembatan dibagi atas hierarki elemen yang terdiri atas 5 Level, tertinggi adalah Level 1, yaitu
jembatan itu sendiri, dan level terendah adalah Level 5, yaitu elemen kecil secara individual dan bagian-
bagian jembatan.

Pemeriksaan secara Detail bertujuan mendata kondisi elemen pada Level yang paling tinggi dan pada Level
ini semua elemen memiliki kondisi yang sama. Level tertinggi elemen dinilai adalah Level 3. Dalam
sebagian besar situasi, elemen-elemen harus dinilai pada Level 4 atau Level 5.

Dalam upaya menyederhanakan prosedur pemeriksaan, kerusakan yang penting (elemen struktural)
perlu dicatat selama Pemeriksaan secara Detail. Bila ditemukan kerusakan kecil yang dapat diperbaiki
dalam Pemeliharaan Rutin, kerusakan ini hanya perlu dilaporkan dalam Bagian Pemeliharaan Rutin pada
Halaman 2 dari Laporan.
Sistem Pemeriksaan Secara Detail
Untuk setiap elemen yang memiliki kerusakan yang berarti, 5 nilai ditentukan, yaitu:
1. Nilai Struktur (S) yang mendefinisikan apakah struktur kerusakan dimasukan sebagai kerusakan
yang membahayakan atau tidak;
2. Nilai Kerusakannya (R) yang mendefinisikan apakah tingkat kerusakan dimasukan sebagai
kerusakan parah atau tidak;
3. Nilai Perkembangannya (volume) (K) volume kerusakan dalam satuan ukur tertentu yang
mendefinisikan apakah rasio antara kuantitas kerusakan di suatu elemen dengan kuantitas elemen
tersebut lebih atau sama dengan elemen struktural 30%, dan elemen non-struktural 50%;
4. Nilai Fungsi (F) yang mendefinisikan apakah elemen masih berfungsi atau tidak dengan adanya
kerusakan tersebut secara individual atau berkelompok sesuai dengan tingkatan suatu level hirarki
tertentu;
5. Nilai Pengaruh (P) yang mendefinisikan apakah kerusakan pada suatu level hirarki tertentu
mempunyai pengaruh terhadap elemen lain atau pengguna jembatan.
Setiap nilai diberi angka 0 atau 1, sehingga subjektivitas selama pemeriksaan dapat diminimalkan dan
penilaian menjadi lebih konsisten.
Sistem Pemeriksaan Secara Detail

Sesudah penilaian elemen pada Level 5, 4, atau 3, Nilai Kondisi untuk elemen pada Level yang lebih tinggi
dalam hirarki ditentukan dengan cara mengevaluasi sejauh mana kerusakan dalam elemen pada Level yang
lebih rendah dalam kaitannya dengan elemen-elemen pada level yang lebih tinggi berikutnya, apakah elemen-
elemen ini dapat berfungsi, dan apakah elemen-elemen lain pada level yang (lebih tinggi) ini dipengaruhi oleh
kerusakan-kerusakan tersebut.

Pemeriksaan ini menggunakan Nilai Kondisi pada Level 3 untuk mendapatkan suatu Nilai Kondisi jembatan
pada Level 1 dan untuk menentukan strategi pemeliharaan secara keseluruhan untuk jembatan yang
bersangkutan.

Pemeliharaan yang dianjurkan dapat berbentuk penggantian jembatan bila jembatan berada dalam kondisi kritis
dan biaya perbaikan terlalu tinggi, rehabilitasi jembatan dengan melakukan perbaikan besar atau penggantian
komponen utama jembatan, perbaikan elemen individual, atau sekedar pemeliharaan rutin.
JENIS KERUSAKAN
PADA BAHAN DAN
ELEMEN
JEMBATAN
Jenis Kerusakan pada Bahan dan Elemen Jembatan

Kerusakan yang
Berhubungan dengan
Bahan
Kerusakan pada jembatan
Kerusakan yang
Berhubungan dengan
Elemen
Kerusakan yang Berhubungan dengan Bahan

Kerusakan pada pasangan batu/bata

Kerusakan pada beton

Kerusakan pada baja

Kerusakan pada kayu


Kerusakan yang Berhubungan dengan Bahan
Kode Uraian Kerusakan Bahan
Elemen Pasangan Batu/Bata
101 Penurunan mutu bata atau batu, atau keretakan
102 Dinding pasangan yang menggembung
103 Bagian yang pecah atau hilang (mortar, batu)

Elemen Beton (termasuk baja tulangan)


Cacat pada beton termasuk beton rontok/ spalling, keropos, berongga, dan kualitas beton
201 yang rendah
202 Retak (elemen beton)
203 Karat baja tulangan
204 Kotor, berlumut, penuaan atau pelapukan beton, rembesan
205 Pecah atau hilangnya bahan (delaminasi, abrasi, aus)
206 Lendutan
Kerusakan yang Berhubungan dengan Bahan
Kode Uraian Kerusakan Bahan
Elemen Baja
301 Penurunan mutu dan atau kinerja proteksi korosi (lapisan pelindung/cat)
302 Karat
303 Perubahan bentuk pada komponen
304 Retak (elemen baja dan las)
305 Komponen yang rusak/hilang (sobek, abrasi)
306 Elemen yang salah pemasangan
307 Kabel jembatan rusak
308 Sambungan yang longgar

Elemen Kayu
Cacat pada kayu akibat lapuk, serangan serangga, pecah/belahnya kayu, melengkung, serat yang
401 miring, dan mata kayu
402 Komponen yang rusak atau hilang (termasuk retak dan delaminasi)
403 Penyusutan
404 Penurunan mutu pelindung permukaan
405 Sambungan yang longgar
Kerusakan pada Elemen Bahan
Kerusakan pada Pasangan Batu/Bata
Kerusakan pada Pasangan Batu/Bata
Pasangan batu/bata banyak
dipakai untuk konstruksi jembatan
lengkung yang dibangun sebelum
tahun 1940. Pasangan ini juga
sering digunakan untuk membuat
Bata dengan adukan Batu kali dengan adukan
kepala jembatan, dinding penahan
tanah atau pelindung talud.

Konstruksi pasangan batu/bata dapat dibuat dari blok-blok dengan bentuk teratur atau dari batu yang
tidak teratur. Blok-blok tersebut atau batu kali biasanya direkatkan satu dengan lainnya dengan
menggunakan adukan pasir dan semen. Batu dapat direkatkan dalam betonan atau dengan
menggunakan adukan.
KERUSAKAN 101 - Penurunan Mutu Bata atau Batu dan Retak
Bata atau batu dapat mengalami penurunan mutu secara tersendiri. Hal ini dapat
terjadi karena:
(1) Beberapa bahan berbeda mutunya
(2) Kecelakaan yang merusakkan satu atau lebih bagian bata/batu
Pondasi yang
(3) Pengikisan/gerusan sungai atau hujan dapat jadi lebih membahayakan pada
terkikis/runtuh
bagian-bagian tertentu.

Penurunan mutu ini dapat diperiksa dengan penglihatan atau memukul-mukul untuk
mendengarkan bunyinya. Penurunan mutu pasangan batu/bata pada sekitar daerah
perletakan atau pada daerah pembebanan adalah berbahaya.
Pasangan bata yang retak
akibat beban berlebih

Retak pada Retak pada pasangan bata Penurunan mutu pasangan Pasangan batu yang terkikis
pasangan batu bata karena umur dan lepas dari adukannya
KERUSAKAN 102 - Permukaan Pasangan yang Menggembung

Pemeriksa harus memeriksa secara visual apakah permukaan dinding tersebut rata atau dalam bentuk yang
baik. Apabila ditemukan suatu penggembungan, maka harus dilakukan pemeriksaan pada pondasinya untuk
melihat kemungkinan terjadinya pengikisan (undermining) atau penurunan yang menyebabkan pergerakan.

Penggembungan dan perubahan bentuk pada pelengkung dapat membahayakan stabilitasnya. Terdapat tiga
pengaruh utama yaitu:

(1) Bentuk pelengkung yang berubah

(2) Dinding pelengkung yang lepas dari pelengkung aslinya

(3) Pergerakan Pondasi.


KERUSAKAN 102 - Permukaan Pasangan yang Menggembung

Pergerakan pondasi pada pelengkung

Pasangan bata yang mulai Pelengkung pasangan batu


lepas dari strukturnya yang lepas

Penggembungan pada permukaan Perubahan bentuk dan retak Lengkungan yang terpisah Retak pada pelengkung utama
pasangan pada pelengkung dari pelengkungnya
KERUSAKAN 103 - Bagian yang Pecah atau Hilang
Pada pasangan batu atau bata seringkali terdapat hilangnya batu atau bata yang sudah terpasang
dan hal ini dapat mengakibatkan berkurangnya kekuatan pada pasangan batu/bata tersebut.

Pasangan batu lepas dari lengkungannya


Kerusakan pada Pasangan Batu/Bata

PEDOMAN BIDANG JALAN DAN JEMBATAN, PEMERIKSAAN JEMBATAN, DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA, KEMENTERIAN PUPR
Kerusakan pada Beton
Beton
❑ Untuk beton struktur yang perlu diperhatikan adalah kadar air agregat dan harus diperhitungkan sedemikian
rupa sehingga jumlah air bebas yang ditentukan tidak melampaui batas karena air yang berlebihan dapat
menurunkan mutu beton.

❑ Beton adalah bahan yang keras, awet dan kuat menahan tekanan tetapi lemah dalam hal tarikan.

❑ Balok beton bagian atas beton (serat atas) menahan


tekanan dan bagian bawah (serat bawah) menahan
tarikan.
❑ Besi tulangan ditaruh pada bagian bawah balok agar balok
Beton dalam gaya tekan dan tarik
dapat juga menahan tarikan.
❑ Beton yang ada pada bagian bawah balok pada dasarnya
merupakan beton yang menahan tulangan agar tetap
pada tempatnya dan melindunginya terhadap karat.
❑ Selimut beton yang cukup merupakan hal yang penting
untuk menghindarkan tulangan dari karat.

Lentur pada balok


Beton

Lendutan pada balok

Gaya prategang pada balok


Jenis-jenis Beton
Ada 4 (empat) jenis beton struktur yaitu:
1. Beton siklop
Jenis ini adalah campuran beton mutu minimal 15 MPa dengan menambahkan batuan yang cukup
besar dengan ukuran maksimum 25 cm untuk membuat fondasi yang berat. Jenis beton siklop ini
sering digunakan dalam fondasi pada pekerjaan isian dalam fondasi sumuran.

2. Beton Tak Bertulang


Jenis beton tak bertulang ini umumnya digunakan sebagai lantai kerja dengan mutu fc’ 15 MPa.

3. Beton Bertulang
Beton bertulang adalah beton struktur dengan mutu antara fc’ 20 MPa sampai lebih dari 45 MPa.
Beton bertulang adalah beton dengan adanya baja tulangan yang berfungsi untuk menahan tarik
dalam struktur beton. Mutu beton untuk struktur jembatan masuk dalam kategori mutu sedang.

4. Beton Pratekan
Beton pratekan pada umumnya hanya digunakan pada gelagar bangunan atas atau lantai, kadang-
kadang beton pratekan juga digunakan untuk tiang pancang. Beton pratekan adalah beton yang
menggunakan tendon sebagai bagian yang menahan tarik dalam struktur gelagar. Beton yang
digunakan untuk beton pratekan dalam spesifikasi disyaratkan mempunyai mutu minimal dari 45
MPa.
Jenis-jenis Beton

Jembatan beton bertulang

Jembatan beton pratekan


KERUSAKAN 201 - Kerusakan-Kerusakan Pada Beton
1. Mutu beton rendah

a) Beton mutu rendah yang tidak selalu mempunyai mutu


rendah, melainkan apabila mutu beton tidak sesuai dengan
persyaratan, maka dapat dikategorikan sebagai beton
dengan mutu yang rendah dan disebut sebagai kerusakan
201.

b) Kerusakan ini merupakan kerusakan dimana beton


mempunyai kekuatan yang rendah atau tidak sesuai dengan
persyaratan dalam spesifikasi. Jenis kerusakan ini sulit bagi
pemeriksa untuk menentukan dan diperlukan alat yang
khusus.
Beton yang Keropos
2. Beton Keropos (Honeycombing)

a) Beton yang keropos akan terjadi apabila mortar semen yaitu


bahan campuran antara semen, air dan agregat halus tidak
mengisi rongga-rongga antara agregat kasar.

b) Pemeriksa harus mencatat daerah di mana terdapat beton


keropos tersebut, ambil foto dan buatlah gambar sketsanya. Gelagar beton bertulang yang keropos
KERUSAKAN 201 - Kerusakan-Kerusakan Pada Beton
3. Kerontokan
a. Kerontokan adalah terlepasnya sebagian betonan dari beton secara keseluruhan. Hal ini dapat terjadi
karena terjadinya karat dan pengembangan pada baja tulangan serta kesalahan penanganan.
b. Bagian bawah lantai beton, gelagar yang dicor ditempat dan ujung siku-siku kolom dan balok kepala
tiang merupakan bagian yang sering mengalami kerusakan jenis ini.
4. Beton yang Berongga/Berbunyi (Drumminess)
Drumminess adalah suatu istilah yang diberikan untuk mutu beton yang jelek jika waktu anda memukulnya
dengan palu beton menjadi berlubang atau berbunyi seperti drum. Drumminess dapat diakibatkan oleh:
a. Karat yang ada pada besi tulangan mendorong sebagian permukaan beton
b. Perbaikan yang tidak baik bila penambalan yang dilakukan tidak menempel dengan baik pada bahan
dasar dan terjadi lapisan yang terpisah
c. Rembesan atau Bocoran Kedalam Beton
Rembesan air atau bocoran dalam beton dapat terjadi jika pada beton tersebut sudah terjadi
kerusakan.
d. Mutu Beton yang Jelek
Kerusakan 201 akibat mutu beton yang rendah dapat mengakibatkan terjadinya karbonasi yang secara
struktur berbahaya.
KERUSAKAN 201 - Kerusakan-Kerusakan Pada Beton

Beton yang mengalami spalling karena selimut beton Beton yang mengalami spalling Kerontokan pada beton
yang tidak sesuai dan mutu beton yang rendah (rontoknya selimut beton)

Lantai beton yang bocor dan


Beton yang sudah terlihat baja tulangannya mengakibatkan kerusakan pada landasan Pemeriksaan untuk beton yang berongga
KERUSAKAN 201 - Kerusakan-Kerusakan Pada Beton

PEDOMAN BIDANG JALAN DAN JEMBATAN, PEMERIKSAAN JEMBATAN, DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA, KEMENTERIAN PUPR
KERUSAKAN 202 - Retak
Retak
Retak Struktural
Retak pada Struktural
Retak struktural adalah retak yang paling berbahaya beton Retak Non
Struktural
diakibatkan adanya beban yang melebihi beban rencana
atau kekuatan potongan. Suatu retak struktural adalah: Retak pada balok dan elemen utama dapat
• Terbuka dan melebar ketika beban lalu-lintas lewat di disebabkan oleh:
atasnya, lebih sering terjadi di daerah pelat lantai dan
• Momen (sekitar daerah tengah bentangan)
gelagar jembatan
• Retak ini merupakan retak yang tegak/vertikal
• Terus berkembang seiring dengan berlangsungnya
• Gaya lintang dekat landasan
pergerakan dan penurunan, lebih sering terjadi pada
bangunan bawah. • Retak ini biasanya membuat sudut 40 sampai
50 derajat terhadap sumbu elemen yang
bersangkutan.

• Kombinasi momen dan gaya lintang.


KERUSAKAN 202 - Retak
Beban

Tipe Keruntuhan Pada Gelagar Lantai/Gelagar

Perletakan Perletakan
Daerah yang mungkin terjadi
retak struktural

Tipikal retak pada gelagar dalam


kondisi lentur, geser, dan torsi

Tipe keruntuhan atau retak structural pada gelagar beton

Retak tarik akibat momen lentur Pemeriksaan retak struktural


KERUSAKAN 202 - Retak
Daerah yang perlu diperiksa untuk retak struktural adalah:
• Daerah Tarik
Daerah yang kritis yang perlu ditinjau adalah bagian yang menahan tarik. Sebagai contoh pada bagian
balok kepala pilar atau pada bagian tengah dari gelagar
• Retak Akibat Gaya Lintang
Retak ini biasanya terjadi dekat daerah perletakan. Untuk ini daerah dekat perletakan gelagar dan daerah
dekat kepala kolom harus diperhatikan.
Retak struktural biasanya dapat diraba dan bukan dilihat. Untuk ini ada cara yang terbaik yaitu dengan
meletakkan telapak tangan pada permukaan retakan pada saat lalu-lintas berat lewat diatasnya. Perbedaan
pergerakan akan terasa oleh tangan kita.

Kerusakan 202 (retak) yang diakibatkan oleh:


• Beban Berlebih,
• Karbonasi Benturan Yang Menyebabkan Spalling (Gompal), Akibat Adanya Penurunan
Fondasi Sehingga Adanya Deformasi Pada Bagunan Atas Atau Sebagian Bangunan Bawah,
• Gaya Prategang Yang Berlebihan (Tidak Sesuai Dengan Persyaratan),
• Retak Akibat Adanya Tumbuhan Liar,
Maka jenis kerusakan 202 (retak) ini dinilai berbahaya.
Pengukuran dan Pencatatan Retak
Retak dapat diukur dengan Jika retak terlihat bertambah, detail keretakan harus diberi tanda pada
menggunakan alat ukur retak permukaan beton dengan menggunakan spidol yang tahan air untuk
seperti pada Gambar di bawah ini menggambarkan:
atau selama pemeriksaan khusus • Lokasi retak;
menggunakan kaca pembesar.
• Lebar retak; dan
• Tanggal pengukuran.
Gambar keretakan harus dibuat untuk memperlihatkan pola retak.
Selain itu juga perlu dibuat foto pada daerah terjadinya retak.

Lokasi yang umumnya terjadi retak pada gelagar beton

Alat Pengukur lebar retak


Retak Akibat Penurunan Fondasi

Apabila fondasi mengalami penurunan atau bergerak, terjadi


banyak gaya-gaya tambahan dalam struktur beton. Retak
akibat gaya-gaya tersebut tidak mempunyai pola yang pasti.
Apabila terjadi penurunan maka ada baiknya untuk memeriksa
Settlement pondasi
pada sekitar bagian atas dan bawah kolom penyokongnya dan
pada bagian tengah kepala pilar untuk kemungkinan terjadinya
retakan.

Kerusakan akibat penurunan pondasi


Retak Akibat Karat
Retak dapat juga terjadi akibat terjadinya karat pada tulangan baja di bawah permukaan. Karena
karat tersebut mengembang, itu akan mengangkat permukaan dan mengakibatkan retak.

Seorang pemeriksa harus menyelidiki setiap bukaan yang buruk pada beton yang diperkirakan
sebagai akibat karat. Hal ini dapat dilakukan dengan memukul dengan palu sebagian kecil
permukaan beton sehingga terlihat tulangannya. Setiap tulangan yang terbuka/terlihat harus dicatat
supaya dapat ditutup secepatnya.
KERUSAKAN 202 - Retak
a) Retak Akibat Susut
Retak akibat susut pada beton biasanya
terjadi pada permukaan yang terbuka dari
bagian lantai dan pelat (atau bagian-bagian
lain dengan permukaan yang lebar) dimana
Retak akibat susut akan terjadi kehilangan banyak kadar air
yang disebabkan oleh kelembaban yang
Retak Non Struktural rendah, angin, dan/atau temperatur yang
Retak non struktural atau retak tak bergerak biasanya tinggi. Susut plastis biasanya terjadi
terjadi pada bagian permukaan dan umumnya tidak sebelum akhir penyelesaian pekerjaan
bertambah besar. Beberapa jenis retak ini ada yang sebelum dilakukannya perawatan (curing).
berbahaya tetapi dapat tidak berbahaya.
• Jika susut yang terjadi dibatasi oleh tulangan
Terdapat beberapa jenis retak non struktural dan akan yang dekat dengan permukaan, retakan yang
dijelaskan mengapa keretakan tersebut terjadi, terjadi akan pengikuti pola garis tulangan.
a) Retak akibat susut; • Retak susut merupakan retak tetap dan tidak
b) Retak permukaan; dicatat sebagai jenis kerusakan apabila lebar
c) Retak-retak struktur; keretakan tersebut kurang dari satu milimeter
dan panjang kurang dari 300 mm.
d) Retak akibat acuan yang bergerak.
KERUSAKAN 202 - Retak
b) Retak Permukaan
• Retak permukaan ialah retak rambut pada setiap
permukaan beton yang membentuk gambar tidak beraturan
yang merata seperti terlihat pada Gambar.
• Retak permukaan adalah suatu jenis susut yang khusus,
Retak-retak tersebut tidak berpengaruh pada beton secara Retak pada permukaan jalan beton

keseluruhan dan hal ini tidak akan mengarahkan pada


keadaan beton yang bertambah buruk.
Retak ini biasanya terjadi pada:
• Permukaan yang mengambang atau yang dihaluskan
dengan sendok aduk pada pelat beton,
• Permukaan beton yang dibentuk oleh cetakan.
Jenis keretakan ini tidak dianggap sebagai suatu kerusakan. Jenis retak permukaan beton yang
tidak beraturan
KERUSAKAN 202 - Retak
c) Retak Akibat Bergeraknya Acuan d) Retak Akibat Kestabilan Struktur

Retak yang diakibatkan oleh Beberapa retak struktur disebabkan karena pergerakan.
bergeraknya acuan tidak mengikuti pola Tetapi apabila Pondasi distabilkan atau dihilangkan
tertentu dan ini disebabkan karena pada penyebabnya maka keretakan itu tidak akan berkembang.
waktu beton mulai mengeras acuan Dalam hal ini retak tersebut adalah retak tetap. Tetapi
bergerak. Retak akibat bergeraknya keretakan itu perlu dipantau selama dua belas bulan
acuan dapat menjadi suatu masalah jika sebelum retak tersebut dinyatakan benar-benar aktif.
retak tersebut cukup dalam dan
mengakibatkan terlihatnya tulangan.
KERUSAKAN 202 - Retak

PEDOMAN BIDANG JALAN DAN JEMBATAN, PEMERIKSAAN JEMBATAN, DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA, KEMENTERIAN PUPR
KERUSAKAN 203 - Karat pada Besi Tulangan
Apabila baja tulangan mulai berkarat ia akan Karat dapat dikenali dengan:
menggembung maka beton akan terdorong dan (1) Besi tulangan yang terbuka dan berkarat
mulai terjadi retak. Hal ini memungkinkan udara
(2) Terlihat warna karat pada permukaan beton.
dan air masuk ke dalam beton sehingga proses
Penentuan ini harus hati-hati jangan sampai salah
tersebut akan berjalan bertambah cepat. Karat
dengan adanya batuan (gravel) yang berwarna karat
akan terjadi dengan lebih cepat jika:
(1) Dalam lingkungan berair asin; • Bilamana dijumpai karat, penting sekali bagi pemeriksa
(2) Adanya kerusakan pada beton; dan untuk menentukan berapa banyak karat yang sudah
(3) Tidak cukupnya selimut beton. terjadi pada besi.
• Selimut beton minimum yang umum ialah 30 mm. Jika
Karat dapat terjadi dimana saja pada struktur selimut beton tidak cukup tebal dan menimbulkan
beton bertulang atau beton pratekan. Daerah masalah karat, hal ini harus dicatat oleh pemeriksa.
yang perlu pemeriksaan khusus ialah: • Alat penentu tebal selimut beton dapat dipakai untuk
(1) Dekat daerah batas air mengukur ketebalan selimut beton tersebut.
(2) Di bawah lantai dan balok
(3) Di bawah kepala pilar
Karat pada baja
(4) Di bawah permukaan yang menggembung
tulangan
atau berongga (drumminess)
KERUSAKAN 204 - Kerusakan Komponen Karena Aus dan
Pelapukan
Beton dapat aus dan lapuk. Hal tersebut terjadi karena: 1. Lalu-lintas
Pada lantai jembatan yang tidak diberi lapisan
• Lalu lintas permukaan aspal, lalu-lintas pada umumnya
dapat menyebabkan keausan pada
• Pengikisan oleh air atau bahan yang larut dalam air permukaan lantai.

• Proses kimiawi
Kerusakan 204 dinilai berbahaya, karena dengan
meningkatnya daya layan yang sudah dilaksanakan oleh
struktur tersebut, maka kondisi beton secara umum
menurun, walau pada beberapa jenis beton kondisi ini
tidak berlaku, yaitu dimana beton yang mempunyai
durabilitas atau kekedapan yang baik.
Kerusakan lantai jembatan

Untuk kerusakan 204 yang diakibatkan oleh abrasi, serangan kimia (karbonasi, chloride, sulfat), benturan,
mutu rendah, baja tulangan berkarat, maka hal ini dinilai berbahaya.
KERUSAKAN 204 - Kerusakan Komponen Karena Aus dan
Pelapukan
2. Pengikisan (Abrasi)
Abrasi dapat terjadi pada kolom pilar atau tiang pancang
yang berada di bawah muka air normal. Hal ini biasanya
terjadi jika aliran sungai membawa pasir atau batuan
kecil. Apabila keausan cukup nyata tetapi kadarnya tidak
dapat diukur, maka harus disarankkan pemeriksaan
secara khusus.

3. Terjadi Proses Kimiawi


Jika terdapat bahan kimia terlarut dalam air sungai, maka
hal ini dapat merusak beton. sehingga beton akan
menjadi lunak dan rapuh, atau hilangnya bahan yang
halus dan meninggalkan agregat yang kasar.
Apabila kerusakan akibat proses kimiawi benar-benar
terjadi, maka harus disarankan adanya pemeriksaan Abrasi pada bangunan bawah
jembatan secara khusus.
KERUSAKAN 204 - Kerusakan Komponen Karena Aus dan
Pelapukan
3. Terjadi Proses Kimiawi

Kerusakan akibat proses kimiawi pada beton

Kondisi struktur akibat chloride

Kondisi beton dengan serangan kimia sulfat


Karbonasi pada beton
KERUSAKAN 205 - Pecah atau Hilangnya Sebagian
dari Beton
• Elemen beton yang pecah atau gompal (spalling) Kerusakan 205 yang ditimbulkan oleh
karena tumbukan kendaraan atau benda lainnya dinilai penyebab apa saja dinilai berbahaya, karena
berbahaya karena dimensi struktur menjadi berkurang menurunkan kapasitas struktur beton.
dan sudah tidak sesuai lagi dengan dimensi yang Daerah yang paling dekat dengan lalu lintas
dirancang untuk dapat menahan beban. merupakan tempat dimana sering mengalami
kerusakan ini.

• Untuk kerusakan elemen beton, apakah beton


struktural maupun non struktural dapat dinilai sebagai
kerusakan yang berbahaya. Kerusakan ini adalah
kerontokan akibat adanya gaya luar. Jika sebagian
beton hancur atau hilang dan dapat atau tidak
memperlihatkan adanya kerusakan pada baja tulangan
Pecah, gompal, dan spalling pada beton
hal ini merupakan kerusakan 205.
Tabel Kerusakan Beton 203 – 204 – 205

PEDOMAN BIDANG JALAN DAN JEMBATAN, PEMERIKSAAN JEMBATAN, DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA, KEMENTERIAN PUPR
KERUSAKAN 206 – Lendutan

Lendutan dapat terjadi karena perubahan bentuk dari


acuan atau bekisting pada saat pelaksanaan. Tetapi
lendutan ini dapat terjadi juga pada saat operasional,
yang disebabkan karena dimensi atau kapasitas gelagar
atau struktur yang tidak memadai akibat beban yang ada,
atau disebabkan karena adanya tumbukan sehingga
menimbulkan lendutan pada struktur, atau karena fondasi
mengalami settlement setempat. Kerusakan lendutan ini
Lendutan pada gelagar
dinilai berbahaya. Untuk keparahan harus diperiksa
q= beban terbagi rata (kN/m)
besaran lendutan yang terjadi.
L = panjang bentang (meter)
E = modulus elastisitas (Mpa)
I = Momen Inersia Penampang (m4)
KERUSAKAN 206 – Lendutan

PEDOMAN BIDANG JALAN DAN JEMBATAN, PEMERIKSAAN JEMBATAN, DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA, KEMENTERIAN PUPR
Kerusakan pada Baja
Kerusakan pada Baja

Kebanyakan jembatan yang dibangun sejak


pertengahan tahun 1970 terbuat dari konstruksi
baja yang berupa rangka baja maupun gelagar
baja dengan lantai beton. Sebelum masa itu,
banyak jembatan baja yang dibangun biasanya
tanpa sistem lapisan penutup yang cukup

Jenis-jenis kerusakan pada struktur baja memadai.

Terdapat 5 (lima) permasalahan utama pada jembatan-jembatan baja yang memerlukan pemeriksaan yaitu:
• Penurunan mutu dari cat dan galvanisasi
• Karat
• Kerusakan pada bagian-bagian baja
• Ikatan/sambungan yang longgar
• Keretakan
KERUSAKAN 301 - Penurunan Mutu dari Cat dan/atau
Galvanis
Struktur Jembatan Baja secara umum dilindungi dengan cat atau galvanis. Galvanis adalah suatu lapisan tipis
seng yang dilekatkan pada permukaan baja melalui suatu proses yang khusus yaitu dengan proses hot dip
galvanized.

Lapisan pelindung permukaan dapat rusak akibat waktu/umur atau lecet akibat suatu gesekan. Kerusakan
lapisan pelindung permukaan yang disebabkan oleh tumbukan kendaraan dapat juga terjadi dan perlu dilaporkan.
Penurunan mutu sistem pelindung permukaan pada umumnya terjadi pada sisi yang tajam dari struktur baja
dimana pelindung permukaannya pada umumnya tipis dan khususnya untuk komponen yang dicat.
Lapisan pelindung galvanis merupakan lapisan untuk melindungi baja
terhadap proses korosi yang mungkin terjadi akibat lingkungan.

Berdasarkan fungsinya lapisan cat umumnya terdiri dari:


• Cat dasar, menjamin pelekatan yang baik untuk lapisan berikutnya;
• Cat antara, merupakan lapisan pengikat yang merata antara lapisan cat
dasar dengan lapisan cat akhir;
• Cat akhir, merupakan permukaan yang halus, licin serta mudah
dibersihkan dan tahan terhadap serangan zat-zat kimia serta mempunyai
fungsi estetika. Bagian-bagian yang menunjukkan
kerusakan awal pada struktur baja
KERUSAKAN 302 – Karat
• Secara teoritis karat adalah istilah yang diberikan Jika karat terjadi diantara dua pelat baja,
terhadap satu jenis logam saja yaitu baja, sedangkan gerakan mengembang akibat karat dapat
secara umum istilah karat lebih tepat disebut hasil merenggangkan kelekatan antara kedua buah
proses dari korosi. pelat tersebut. Ini mengakibatkan beban
tambahan pada paku keling, baut atau las dan
• Korosi didefinisikan sebagai degradasi material dapat mengakibatkan kegagalan/kerusakan
(khususnya logam dan paduannya) atau sifatnya pada sambungan atau titik buhul. Tempat-
akibat berinteraksi dengan lingkungannya. tempat yang harus diperiksa untuk karat yaitu:
• Korosi merupakan proses atau reaksi elektrokimia • Sudut-sudut
yang bersifat alamiah dan berlangsung dengan • Tumpukan sampah, kotoran, tanah dan lain-
sendirinya, oleh karena itu korosi tidak dapat dicegah lain dapat mengumpulkan dan menjebak
atau dihentikan sama sekali. kelembaban

• Proses korosi hanya bisa dikendalikan atau • Pada daerah yang diberi pelumas (gemuk)
diperlambat lajunya untuk memperlambat proses seperti pada perletakan geser, rocker atau
penurunan mutunya. perletakan rol
• Pada kabel dan kabel-kabel angker pada
Apabila tidak segera ditangani maka karat dapat menjalar jembatan gantung
dan memakan ke bagian dalam baja dan terjadilah
• Sambungan
lekukan. Lekukan ini merupakan penggerusan akibat
karat pada permukaan baja.
KERUSAKAN 302 – Karat
Contoh daerah-daerah yang umumnya harus diperiksa pada gelagar dan jembatan rangka

Tempat-tempat dimana umumnya terjadi karat Titik-titik dimana umumnya terjadi karat pada Sambungan berlapis yang
pada jembatan rangka jembatan gelagar baja mengembang karena karat

Kerusakan karat pada baja struktur Baut yang berkarat Karat pada flens bawah
KERUSAKAN 303 - Perubahan Bentuk pada Komponen
Struktur dapat menjadi lemah karena bengkok atau retak yang diakibatkan oleh benturan dan jenis kerusakan ini
memerlukan pemeriksaan seksama oleh seorang ahli.
Ada beberapa kerusakan yang tidak mempengaruhi kekuatan struktur tetapi
mungkin dapat mengakibatkan mudah berkarat yaitu apabila lapis pelindung
rusak atau mengakibatkan tergenangnya air, jenis kerusakan tersebut perlu
dicatat dalam laporan. Perubahan bentuk setempat dapat juga merupakan
Kebakaran yang menyebabkan
sesuatu yang berbahaya jika pengaruhnya luas. keruntuhan pada konstruksi baja

Perubahan bentuk secara Elemen ikatan angin atas dan bawah yang rusak
Perubahan bentuk setempat keseluruhan akibat tumbukan
Kerusakan Pada Baja 301 – 302 - 303

PEDOMAN BIDANG JALAN DAN JEMBATAN, PEMERIKSAAN JEMBATAN, DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA, KEMENTERIAN PUPR
KERUSAKAN 304 – Retak
❑ Retak pada komponen baja dapat terjadi karena suatu benturan akibat
kecelakaan (tumbukan kendaraan dan lain-lain) atau adanya beban berulang.
❑ Retak dapat terjadi pada pada komponen itu sendiri atau pada sambungan
seperti pada las. Tempat dimana biasanya terjadi retak
pada gelagar baja dengan cover plate
❑ Retak pada struktur baja secara umum terjadi pada lokasi dimana terjadinya
konsentrasi gaya yang cukup besar seperti titik buhul ujung di atas
perletakan.
❑ Untuk mengetahui kondisi retak pada profil, digunakan cairan penetrant
Retak pada gelagar melintang
dimana kondisi retak dapat dilihat secara kasat mata.
❑ Segala jenis retak pada struktur baja atau pada las biasanya merupakan hal
yang berbahaya, karena itu jika ditemukan retakan, maka perlu dimintakan
suatu pemeriksaan secara khusus.
❑ Foto serta ukuran-ukuran jika mungkin dilampirkan bersama permintaan
tersebut sehingga ahli tersebut dapat melakukan penelitian pendahuluan. Jembatan bailey dengan bagian-bagian
yang biasanya mengalami retak
KERUSAKAN 305 - Komponen yang Rusak atau Hilang

• Kesalahan dalam pelaksanaan atau konstruksi, kecelakaan atau kerusakan ini dapat dimasukan dalam
komponen yang rusak atau hilang.

• Komponen yang hilang biasanya dapat diketahui dengan adanya tempat sambungan tanpa ada
komponen yang disambung.

• Apabila elemen mengalami kerusakan atau hilang, maka struktur jembatan tidak berfungsi sesuai dengan
seharusnya, dan kapasitas struktur jembatan menurun, maka kondisi ini kerusakan ini dinilai berbahaya.

• Tetapi keparahan kerusakan ditinjau dari elemennya, sebagai elemen utama utama atau sekunder.
Sehingga apabila kerusakan ini berada pada elemen sekunder seperti ikatan angin maka dinilai tidak
parah.
KERUSAKAN 306 - Elemen yang Salah
• Kesalahan pemasangan atau hilangnya elemen jembatan merupakan suatu hal yang berbahaya dan harus
dicatat untuk diambil tindakan secepatnya. Referensi terhadap gambar rencana/panduan pemasangan
harus dibuat jika ada keragu- raguan.

• Pemeriksa harus mengetahui atau memahami jenis-jenis elemen utama dan sekunder serta fungsi masing-
masing elemen.

• Dalam kondisi elemen salah lokasi pemasangannya, maka dinilai sebagai kondisi struktur yang berbahaya,
karena elemen yang salah, sudah pasti tidak sesuai dengan kondisi dan distribusi gaya yang harus
disalurkan untuk elemen tersebut.
KERUSAKAN 307 - Kabel Jembatan yang Rusak
Kabel dapat ditemui pada struktur jembatan gantung dan jembatan kabel. Kabel-kabel tersebut
merupakan elemen pendukung utama dan harus diperiksa dengan teliti.

Penurunan mutu kabel pada umumnya disebabkan oleh karat, aus atau kelebihan beban.
Semuanya ini dapat mengakibatkan kabel menjadi lemah.

Bagian yang kritis yang perlu diperhatikan adalah pada titik- titik sambungan dan pada bagian
angker

Tempat kritis terjadinya perlemahan Kabel yang menjadi lemah


pada kabel jembatan gantung
KERUSAKAN 308 - Sambungan yang Longgar
Sambungan pada konstruksi baja biasanya ada tiga macam:
1. Baut,
2. Paku keling dan
3. Las.
Longgar atau rusaknya paku keling atau baut mutu tinggi dapat
Paku keling, baut, dan las
mudah diketahui dengan menempatkan sebuah jari pada satu sisi
dari kepala baut/paku keling hingga menyentuh baik pelat baja
maupun kepala baut/paku keling tersebut, dan memukul sisi lain dari
kepala baut/paku keling dengan palu secara perlahan-tahan.

Jika paku keling atau baut tersebut longgar maka dapat dirasakan.
Jika longgar, bagian yang tidak baik tersebut harus diberi tanda
dengan spidol yang tahan air.
Pada umumnya sambungan yang longgar atau rusak akan ditemukan
pada komponen dekat tempat pembebanan.
Pemeriksaan kekencangan paku keling
Kerusakan Pada Baja 304 – 305 – 306 – 307 - 308

PEDOMAN BIDANG JALAN DAN JEMBATAN, PEMERIKSAAN JEMBATAN, DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA, KEMENTERIAN PUPR
Kerusakan pada Kayu
Kerusakan Pada Kayu

Untuk memeriksa kayu diperlukan pengertian


Masalah-masalah utama pada kayu ditimbulkan oleh:
tentang kayu. Sebuah balok kayu terdiri dari
• Pembusukan kayu empat bagian utama yaitu:

• Serangan serangga

• Perlemahan sambungan kayu

• Ketidaksempurnaan kayu

• Prosedur perencanaan/konstruksi yang buruk

• Kerusakan-kerusakan khusus Potongan melintang balok kayu glondongan


KERUSAKAN 401 - Cacat-Cacat Pada Kayu
1) Pembusukan dan Pelapukan
Pembusukan kayu disebabkan oleh serangan jamur yang berhubungan dengan
kelembaban dalam kayu. Sejalan dengan berkembangnya pembusukan, maka
kekuatan kayu akan menurun. Pemeriksa harus mengenali daerah-daerah yang
dapat menjadi lembab dan memeriksanya secara teliti untuk menemukan
pembusukan. Daerah-daerah tersebut seperti:
• Tempat berkumpulnya kotoran, sebagai contoh: pada bagian atas balok
melintang, pada celah diantara papan-papan
• Tempat dimana kayu berhubungan dengan tanah, sebagai contoh: balok Daerah pembusukan pada
dasar, abutment atau penutup dinding sayap, tiang pancang kayu pada don struktur kayu
dibawah permukaan tanah
• Daerah-daerah yang selalu menjadi basah lalu kering sebagai contoh pilar
atau tiang pancang pada daerah muka air normal atau daerah pasang
surut
• Pada tempat-tempat sambungan kayu (terutama jika alat penyambungnya
longgar) sebagai contoh: lobang baut, lobang paku, bidang-bidang
pertemuan kayu
• Ujung kayu yang terbuka yang dipengaruhi oleh cuaca sebagai contoh:
ujung tiang pancang, balok melintang, dll.
• Disekitar retakan atau lubang mata kayu atau cacat kayu lainnya
• Pada inti kayu
KERUSAKAN 401 - Cacat-Cacat Pada Kayu
2) Serangan Serangga • Kayu pada permukaan ataupun
Pada beberapa daerah, rayap merupakan ancaman yang dibawah permukaan air (laut),
serius. Beberapa jenis kumbang juga menyerang kayu. harus diperiksa terhadap
serangan organisme laut.
Serangan serangga biasanya dapat diketahui pada saat
pemeriksaan dengan terlihatnya lubang-lubang pada • Apabila lubang-lubang yang
permukaan kayu. Biasanya ada bubuk kayu disekeliling lubang dibuat oleh cacing itu sudah
tersebut. banyak, maka tiang pancang
kayu dapat runtuh.
Pemeriksaan untuk serangan serangga termasuk dengan cara
memukul (memalu), mencungkil, melubangi (bor) ataupun • Periksalah tiang kayu dengan
dengan pengamatan dari luar. mengetuk-ngetuk kayu dan
dengarkan suaranya, hal ini
Tiang pancang kayu yang diperkirakan adanya serangan merupakan salah satu cara yang
rayap, pemeriksa jembatan harus menggali sekeliling tiang cukup efektif untuk mengetahui
pancang sampai sedalam 800 mm dibawah permukaan tanah terserangnya kayu oleh cacing
dan menguji kayunya sampai pada kedalaman tersebut. toredo.
Pemeriksaan ini hendaklah dilaksanakan paling sedikit setiap
lima tahun sekali.
KERUSAKAN 401 - Cacat-Cacat Pada Kayu
3) Pecah/retaknya Kayu
Pecahnya kayu dapat disebabkan oleh cacat alamiah pada kayu.

Retak sentris (checks) dan retak antar lapisan (shakes) :

• Retak sentris terjadi akibat tegangan-tegangan waktu kayu mengering.

• Retak antar lapisan biasanya sudah terjadi sewaktu di pohon dan berkembang atau segera nampak
setelah kayu mulai diproses. Pecahnya kayu dekat tempat sambungan dapat berbahaya terutama
jika pecahan terjadi dekat ujung kayu sehingga baut pengikat dapat tergeser keluar.

Pecahnya kayu dekat sambungan


KERUSAKAN 401 - Cacat-Cacat Pada Kayu
4) Menyerpihnya Papan Lantai
Menyerpih biasanya hanya merupakan masalah pada papan lantai. Ini terjadi khususnya jika
penyokong papan lantai tersebut letaknya terlalu jauh atau jika alat pengikatnya longgar.

Pembebanan yang tetap dan pemakaian dapat mengakibatkan penyerpihan pada bidang
atas papan lantai dan hancurnya kayu sepanjang gelang pertumbuhan.

Keausan papan lantai yang tipikal


KERUSAKAN 401 - Cacat-Cacat Pada Kayu
5) Pembengkokan

Karena pembebanan yang menjadi eksentris, kekuatan dari sebatang kayu


bulat yang digunakan sebagai kolom akan berkurang cukup banyak dan harus
dicatat dalam laporan jika cukup berbahaya. Pembengkokan kayu

6) Mata Kayu

Jika ukuran dan letak dari sebuah mata kayu dapat dilihat, maka mungkin dapat
diperkirakan berkurangnya kekuatan yang diakibatkannya. Mata kayu, meskipun
besar dan banyak, tidak akan mempengaruhi kekakuan dari kayu, oleh karena Mata kayu

itu kayu yang mempunyai mata kayu masih dapat dipertahankan jika kekakuan
dan bukan kekuatan yang menjadi kriteria.

7) Serat yang Miring

Serat yang miring adalah cacat yang berbahaya pada kayu gergajian, tetapi
biasanya sulit untuk diketahui.
Serat yang miring
KERUSAKAN 401 - Cacat-Cacat Pada Kayu

PEDOMAN BIDANG JALAN DAN JEMBATAN, PEMERIKSAAN JEMBATAN, DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA, KEMENTERIAN PUPR
KERUSAKAN 402 - Hancur atau
Hilangnya Bahan KERUSAKAN 403 - Penyusutan
Rusak atau hilangnya bahan disebabkan Ukuran dari potongan melintang kayu dapat
oleh : berubah jika memakai kayu yang baru ditebang.
(1) Kecelakaan
(2) Pelaksanaan yang jelek
(3) Penurunan mutu dan hancurnya
elemen
(4) Kerusakan akibat api
(5) Pemotongan
(6) Kekerasan atau pencurian Pengaruh batang yang susut pada jembatan rangka

Jika elemen atau sambungannya


merupakan bagian yang struktural maka
hal tersebut dapat membahayakan.
KERUSAKAN 404 -
Penurunan Mutu KERUSAKAN 405 – Sambungan yang Longgar
Pelindung Permukaan
Pada daerah yang tertentu Sambungan yang longgar pada struktur kayu dapat
diharapkan adanya proteksi/ dikategorikan sebagai elemen yang hilang, karena dengan
pengaman permukaan kayu hilangnya elemen (sambungan atau elemen kayu), maka
dengan cat, aspal, anti jamur, struktur kayu tidak berfungsi dan berbahaya.
atau lapisan anti rayap.
Jika sambungan tidak dibuat kencang, maka jembatan akan
Lapisan-lapisan ini akan
bergetar atau bergoyang. Ini dengan pasti akan mengakibatkan
mengalami penurunan mutu.
kerusakan pada konstruksi jembatan tersebut.

Semua baut harus diperiksa kekencangannya. Jika digunakan


paku periksalah apakah paku tersebut masih kuat. Jika ada
paku yang rusak gantilah.
Kerusakan Pada Kayu 402 – 403 – 404 - 405

PEDOMAN BIDANG JALAN DAN JEMBATAN, PEMERIKSAAN JEMBATAN, DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA, KEMENTERIAN PUPR
Ilustrasi Kerusakan pada Kayu

Ilustrasi kode kerusakan 401 Cacat pada kayu akibat lapuk, Ilustrasi kode kerusakan 401 Cacat pada kayu akibat lapuk, serangan
serangan serangga, sobek, kerusakan mata kayu, pecah, dari serangga, sobek, kerusakan mata kayu, pecah, dari kiri ke kanan lapuk
kiri ke kanan lapuk bertambah parah dan/atau volume bertambah parah dan/atau volume semakin meluas (Wisconsin DOT, 2020)
semakin meluas (Wisconsin DOT, 2020)

Ilustrasi kode kerusakan 402 Komponen yang rusak atau hilang Ilustrasi kode kerusakan 402 Komponen yang rusak atau hilang
(termasuk retak, delaminasi), dari kiri ke kanan retak bertambah (termasuk retak, delaminasi), dari kiri ke kanan delaminasi bertambah
parah dan/atau volume semakin meluas (Wisconsin DOT, 2020) parah dan/atau volume semakin meluas (Wisconsin DOT, 2020)
Ilustrasi Kerusakan pada Kayu

Ilustrasi kode kerusakan 402 Komponen yang rusak atau hilang Ilustrasi kode kerusakan 402 Komponen yang rusak atau hilang (termasuk
(termasuk retak, delaminasi), dari kiri ke kanan abrasi bertambah parah retak, delaminasi), dari kiri ke kanan kerusakan aus bertambah parah
dan/atau volume semakin meluas (Wisconsin DOT, 2020) dan/atau volume semakin meluas (Wisconsin DOT, 2020)

Ilustrasi kode kerusakan 405 Sambungan yang longgar,


dari kiri ke kanan kerusakan bertambah parah dan/atau volume semakin
meluas (Wisconsin DOT, 2020)
Metoda Pemeriksaan Konstruksi Kayu
1. Dengan Penglihatan

a. Adanya tanaman yang tumbuh biasanya merupakan ciri yang utama yang menunjukkan adanya
masalah akibat jamur.

b. Permukaan kayu yang menyusut dengan tidak normal dan retak-retak kecil dapat menunjukkan
adanya serangan jamur dibawah permukaan.

c. Perubahan warna setempat pada kayu dapat menunjukkan terjadinya pembusukan.

d. Tanda air atau bercak karat pada kayu dapat juga menunjukkan bahwa kayu diserang jamur,
terutama jika warna bercaknya adalah putih.

2. Mengorek

a. Mengorek ujung atau permukaan kayu sangat menolong dalam menunjukkan pembusukan
kayu, adanya jamur atau serangan rayap.

b. Mengorek hendaknya dilakukan dengan menggunakan obeng atau paku persegi.


Metoda Pemeriksaan Konstruksi Kayu
3. Memukul (Memalu)

a. Pemukulan dilakukan dengan menggunakan palu, punggung kapak atau alat sejenis. Suaranya
akan menunjukkan bagaimana padatnya kayu tersebut atau jika ada lubang didalamnya akibat
pembusukan inti kayu.

b. Suara yang terpendam menunjukkan bahwa permukaan kayunya jelek (mungkin karena basah,
serangan jamur atau rayap).

c. Jika kayu yang rusak ditemukan dengan cara memukul, maka pemeriksaan tambahan diperlukan
untuk memeriksa tingkatan dari kerusakannya.

4. Mendengar

Mendengarkan ketika jembatan dilalui kendaraan dapat memberikan petunjuk jika ada kerusakan pada
jembatan tersebut. Ini dapat berupa suara berderit dari retakan atau suara menepuk-nepuk dari
sambungan yang longgar.
5. Membuat Lubang (bor)

Bagian-bagian kayu dapat diperiksa dengan membuat sebuah lubang kecil untuk menentukan
tingkatan dari pembusukan. Haruslah berhati-hati dalam menentukan jumlah dan letak dari
lubang pemboran. Setiap lubang bor akan memperlemah konstruksi kayu tersebut.

Lubang bor biasanya berdiameter 10 mm. Sulitnya mem-bor menunjukkan jika adanya
pembusukan atau kekerasan dari kayu tersebut. Alat pengorek dapat dimasukkan kedalam
lubang bar untuk mengorek dan memeriksa lebih lanjut keadaan dari kayu tersebut

Lubang bor harus bebas dari air yang tergenang. Jika ini tidak mungkin, maka lubang-lubang
tersebut harus ditutup dengan pasak kayu.
Kerusakan Pada Elemen Jembatan
Kerusakan pada Elemen Jembatan
Kerusakan pada elemen jembatan 10.Kerusakan pada pipa drainase, pipa
1.Kerusakan pada aliran sungai cucuran dan drainase lantai
2.Kerusakan pada bangunan pengaman 11.Kerusakan pada lapisan permukaan
3.Kerusakan pada timbunan 12.Kerusakan pada trotoar/kerb
4.Kerusakan tanah bertulang 13.Kerusakan pada siar muai
5.Kerusakan pada angker - jembatan 14.Kerusakan pada pembatas/portal
gantung dan jembatan kabel 15.Kerusakan pada rambu dan marka
6.Kerusakan pada kepala jembatan dan jalan
pilar 16.Kerusakan lampu penerangan dan
7.Kerusakan pada landasan penahan saluran listrik
gempa 17.Kerusakan utilitas
8.Kerusakan pada landasan/perletakan
9.Kerusakan pada pelat dan lantai
Kerusakan pada Aliran Sungai
KERUSAKAN 501 – Pendangkalan Sungai Akibat Endapan
(Agradasi)
Pengendapan terjadi apabila sungai atau aliran air menurun kecepatan pengalirannya, dan
kemudian tanah dan lumpur mengendap pada dasar sungai.

Dalam beberapa kejadian penumpukan tanah tersebut dapat menutup aliran air sungai. dan
penumpukan tanah tersebut dapat juga menutupi jembatan atau jalan pendekatnya, jika
keadaannya cukup parah.

Pada kondisi endapan atau lumpur yang mengganggu jalannya aliran air sungai dinilai
berbahaya karena kondisi ini dapat menimbulkan gerusan pada bangunan bawah atau tebing
sungai.
KERUSAKAN 502 - Penumpukan Debris dan
Hambatan Aliran Sungai
Pengendapan terjadi apabila sungai atau aliran air
menurun kecepatan pengalirannya, dan kemudian
tanah dan lumpur mengendap pada dasar sungai.
Dalam beberapa kejadian penumpukan tanah
tersebut dapat menutup aliran air sungai.

Penumpukan tanah tersebut dapat juga menutupi


jembatan atau jalan pendekatnya, jika keadaannya
cukup gawat. Tumpukan Sampah
KERUSAKAN 503 – Pengikisan di Sepanjang Aliran Sungai
(Contraction Scour)
Pengikisan kadangkala terjadi pada daerah di sekitar bangunan bawah, oleh karena itu maka
pada setiap jembatan pengikisan ini harus diperiksa.
Apabila diperkirakan bahwa ada masalah pengikisan pada bagian sungai yang dalam, maka
harus diusulkan untuk melaksanakan pemeriksaan bawah air secara khusus.

KERUSAKAN 504 – Air sungai yang macet yang mengakibatkan terjadinya


banjir
Bila pembangunan jembatan dengan luas penampang yang
tidak sebanding dengan luas penampang basah dari sungai
(penyempitan), akibatnya air akan tertahan oleh struktur
jembatan dan mengakibatkan muka air banjir bertambah
tinggi.
Banjir
Penyempitan aliran maka kecepatan aliran menjadi tinggi dan bisa merusakkan jembatan pada
saat banjir besar. Akibat penyempitan aliran dapat menyebabkan kecepatan aliran yang tinggi
dimana bisa merusakan jembatan pada saat banjir besar.
Kerusakan pada Aliran Sungai 501 – 502 – 503 - 504

PEDOMAN BIDANG JALAN DAN JEMBATAN, PEMERIKSAAN JEMBATAN, DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA, KEMENTERIAN PUPR
Kerusakan Pada Bangunan Pengaman
KERUSAKAN 511 - Bagian yang Hilang atau Tidak Ada
Kerusakan ini berhubungan dengan:
• Elemen bangunan penahan gerusan yang hilang karena tumbukan, banjir atau penurunan
mutu;
• Elemen bangunan penahan gerusan yang sudah ada dan diperlukan untuk mencegah gerusan
yang terjadi selanjutnya.
Tipe-tipe elemen yang tercakup dalam kerusakan ini meliputi:
• Tiang fender
• Pengarah aliran sungai
• Bronjong dan bagian talud
• Turap baja
• Pasangan batu
Kerusakan Pada Timbunan
Yang dimaksud timbunan disini adalah timbunan jalan pada sungai. Kerusakan yang terjadi
pada timbunan adalah pada jembatan bukan pada tebing.
KERUSAKAN 521 – Pengikisan di Sekitar Jembatan
Hal ini bisa mempersempit jalan dan sering terjadi karena drainase yang tidak baik. Gerusan apabila terjadi pada
daerah alliran sungai yang diakibatkan oleh arus sungai, maka hal ini dinilai sebagai kerusakan yang berbahaya.

KERUSAKAN 522 – Retak, Penurunan, dan Penggembungan


Retak, penurunan, penggembungan yang besar dapat menyebabkan tidak stabilnya timbunan. Akibat retak akan
melewatkan air yang akan menyebabkan gerusan dan membuat rusak lapisan permukaan pada jalan pendekat.
Kondisi kerusakan ini merupakan ciri jalan pendekat yang tidak stabil dan memerlukan penanganan, sehingga
dinilai berbahaya.

Amblasnya atau penurunan pada jalan pendekat jembatan disekitar


kepala jembatan (lebih kurang 3 m) dapat menyebabkan lekukan atau
lubang pada permukaan, yang berpengaruh tidak baik.

Apabila permukaan jalan di atas kepala jembatan turun, kemungkinan


terjadi penurunan tanah di bawah balok kepala dari kepala jembatan,
juga apabila terdapat curahan air yang lewat kepala jembatan.
Pengaruh penurunan pada jalan pendekat
Kerusakan Pada Bangunan Pengaman 511 – 521 - 522

PEDOMAN BIDANG JALAN DAN JEMBATAN, PEMERIKSAAN JEMBATAN, DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA, KEMENTERIAN PUPR
Kerusakan Tanah Bertulang
KERUSAKAN 531 - Penggembungan Dinding Panel
Kerusakan dari angker tanah bertulang dapat terjadi karena :
• Angker baja yang putus
• Kehilangan geseran antara angker pengikat dengan tanah
Kerusakan tersebut akan menyebabkan penggembungan pada
panel tanah bertulang.
KERUSAKAN 532 - Retak, Rontok atau Pecah dari Panel Potongan melintang
Tanah Bertulang tanah bertulang
Sudut panel tanah
bertulang yang
Panel tanah bertulang dapat rusak karena: rusak akibat
pergerakan dinding
• Kecelakaan atau pengrusakkan
• Penurunan tanah isian
Kerusakan karena kecelakaan atau pengrusakkan hal ini yang dapat dilihat
dengan mata. Kerusakan karena penurunan biasanya akan menimbulkan
retak. Seperti panel-panel yang saling terkait/mengunci, apabila ada
pergerakan dari dinding, maka akan rontok atau pecah ujung-ujungnya.
Panel tanah bertulang
Kerusakan pada Angker - Jembatan Gantung dan
Jembatan Kabel
KERUSAKAN 541 – Tidak Stabil

Bagian jembatan gantung ankur betonnya Blok angker yang bergerak Angkur block jembatan
gantung

Semua jembatan gantung atau jembatan kabel (cable stayed), kestabilan dari angker diperlukan untuk
keamanan jembatan tersebut. Apabila angker tersebut bergerak, maka jembatan akan melentur. Apabila
pergerakan itu melebihi batas atau angker tertarik, maka jembatan akan runtuh.

Apabila angkur tidak stabil, pada tanah disekitar angker akan terlihat melipat atau retak.
Kerusakan Tanah Bertulang 531 – 532

Kerusakan pada Angker - Jembatan Gantung dan Jembatan Kabel

PEDOMAN BIDANG JALAN DAN JEMBATAN, PEMERIKSAAN JEMBATAN,


DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA, KEMENTERIAN PUPR
Kerusakan Pada Kepala Jembatan dan Pilar
KERUSAKAN 551 - Kepala Jembatan Atau Pilar Bergerak
Kerusakan yang biasa
terjadi akibat pengaruh
dari luar disebabkan oleh:
• Bergeser;
• Berputar; atau
• mengguling Pergerakan akibat Rotasi akibat gaya-gaya
penurunan pada bidang longsor
Kerusakan ini dapat
disebabkan oleh:
• Gaya yang berlebihan;
• Gerusan (gerusan);
atau
• Penurunan.

Guling akibat gaya yang Pergerakan akibat gaya yang


berlebihan berlebihan
KERUSAKAN 551 - Kepala Jembatan Atau Pilar Bergerak
Dinding penahan tanah dapat bergerak sama seperti kepala
jembatan dan pilar. Penggerakan dapat menimbulkan :
• Guling;
• Putaran/rotasi; atau
• Penurunan.

Puntir akibat gerusan Pergerakan pada tembok penahan tanah


Kerusakan Pada Landasan Penahan Gempa
Landasan penahan gempa tidak terdapat pada semua jembatan, tetapi hanya pada
jembatan-jembatan jenis tertentu.

KERUSAKAN 561 – Longgar


Kerusakan Pada Landasan/Perletakan
KERUSAKAN 601 - Tidak Cukupnya Tempat
Untuk Bergerak
Landasan tidak bisa bergerak Apabila akibat dari pengencangan baut pada perletakan terlalu keras
apabila terlipat geraknya terbatas. sehingga perletakan tidak bisa bergerak, maka baut akan menjadi
Bila landasan tersebut terbuat dari bengkok dan menyebabkan beton dibawah landasan menjadi rusak
bahan yang kaku, maka akan atau ujung dari gelagar beton akan rusak.
menyebabkan kerusakan pada Apabila baut pengikat yang dipakai terlalu panjang pada perletakan
bagian yang lain. rocker, maka gerakan dari perletakan akan tertahan oleh baut tersebut.
Apabila landasan tersebut tertahan
oleh batu, di antara dinding kepala
jembatan dan gelagar, maka pada
saat terjadi gerakan, maka akan
menyebabkan kerontokan pada
dinding atau ujung dari gelagar. Landasan yang tertahan Landasan rocker yang macet
KERUSAKAN 602 - Kedudukan Landasan yang Tidak
Sempurna
Apabila kedudukan dari perletakan tidak sempurna,
maka penyebaran beban dari bangunan atas ke
bangunan bawah tidak merata. Hal ini akan
menimbulkan kerusakan pada perletakan/landasan
atau bagian lain.
Landasan dengan tempat
kedudukan yang tidak rata
Hal sama bisa terjadi apabila terjadi kesalahan
pengukuran. Bisa juga karena pilar bergeser
sehingga tidak cukup untuk tempat perletakkan. Bila
terjadi kesalahan, maka gelagar akan jatuh.

Tempat kedudukan landasan


yang tidak cukup lebar
KERUSAKAN 603 - Mortar Dasar Retak atau Rontok
Bila mana landasan tidak rata atau terdapat ikatan dengan permukaan yang dapat
bergerak, maka adukan dasar rusak atau pecah.

KERUSAKAN 604 - Perpindahan atau Perubahan


Bentuk yang Berlebihan
Kerusakan mortar dasar
landasan

• Landasan akan terlepas dari dudukannya apabila terjadi gerakan yang melebihi
batas yang diijinkan. Sesekali pada landasan karet atau neoprene terjadi
perubahan bentuk yang berlebihan. Perubahan bentuk ini dapat terjadi pada
waktu pelaksanaan jika penempatan landasan atau gelagar tidak baik.
• Perubahan bentuk dapat juga terjadi jika jembatan tersebut bergerak setelah
jembatan itu selesai. Pemeriksa harus memeriksa bangunan bawahnya jika Gerakan yang berlebihan
dari landasan
terjadi suatu perubahan bentuk yang berlebihan.
• Perubahan bentuk dalam arah memanjang (longitudinal) adalah suatu hal yang
umum tetapi deformasi dalam arah melintangpun dapat juga terjadi. Gangguan
yang mengakibatkan gerakan rotasi merupakan suatu hal yang tidak begitu
umum terjadi tetapi tetap harus diperiksa.
Perubahan bentuk landasan
Kerusakan Pada Landasan/Perletakan
601 – 602 – 603 - 604

PEDOMAN BIDANG JALAN DAN JEMBATAN, PEMERIKSAAN JEMBATAN, DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA, KEMENTERIAN PUPR
KERUSAKAN 605 - Landasan yang Cacat (aus,
pecah, sobek, rusak, atau Retak)
Jenis kerusakan ini biasanya berhubungan dengan :
• Dasar yang tidak rata;
• Material yang jelek;
• Penanganan yang buruk.
Sisi-sisi landasan harus kita harus dlperlksa untuk
mencarl adanya sobekan, pecah atau retakan. Landasan karet/neoprene yang retak dan pecah

KERUSAKAN 606 - Bagian yang Rusak atau Hilang atau Tidak


Berfungsi
Baut, baji dan landasan harus diperiksa untuk menjamin tidak ada yang longgar.

KERUSAKAN 607 - Kurangnya Pelumasan pada Landasan Logam


Semua landasan logam memerlukan pelumasan. Ini harus terus menerus dilakukan, jika tidak dilumasi maka
landasan akan macet. Kekurangan pelumas juga akan menyebabkan berkarat.
Kerusakan Pada Landasan/Perletakan 605 – 606 – 607

PEDOMAN BIDANG JALAN DAN JEMBATAN, PEMERIKSAAN JEMBATAN, DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA, KEMENTERIAN PUPR
Kerusakan Pada Pelat Dan Lantai
KERUSAKAN 701 – Pergerakan yang Berlebih Arah
Memanjang Sambungan
Kesalahan sambungan lantai arah memanjang ini sebagian besar ditemukan pada jembatan yang
mengalami pelebaran. Sambungan antara dua bagian lantai umumnya menjadi rusak karena
gerakan yang tidak sama.

KERUSAKAN 702 - Lendutan yang Berlebihan


• Lendutan yang berlebihan dapat terjadi pada arah lateral dan vertikal.

• Beberapa jembatan mengalami gerakan kesamping yang berlebihan,


apabila kendaraan lewat diatasnya. Ini biasanya terjadi pada jalan pendekat
yang menikung dan jembatannya tinggi.

Lendutan ke samping
Lendutan vertikal
Kerusakan Pada Pelat Dan Lantai 701 – 702

PEDOMAN BIDANG JALAN DAN JEMBATAN, PEMERIKSAAN JEMBATAN, DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA, KEMENTERIAN PUPR
Kerusakan Pada Pipa Drainase, Pipa Cucuran Dan
Drainase Lantai
KERUSAKAN 711 - Pipa Cucuran dan Drainase Lantai yang
Tersumbat
Pipa cucuran atau drainase lantai yang tersumbat dapat menimbulkan :
• Genangan ini menyebabkan gangguan pada pemakai/kendaraan yang
lewat
• Tidak teraturnya aliran air ini akan menyebabkan erosi di sekitar
kepala jembatan
Tekanan yang besar dapat timbul, apabila air terkumpul di belakang
dinding penahan tanah. Pipa drainase ditempatkan menembus dinding
penahan tanah untuk mengurangi tekanan tersebut. Apabila lubang Lubang pembuangan air
drainase tertutup/tersumbat maka tekanan air akan menyebabkan dinding
penahan tanah runtuh.

KERUSAKAN 712 – Tidak Sesuai (Hilang, Kurang Panjang)


Hilangnya elemen/bagian dari lubang drainase atau pipa cucuran akan mempunyai akibat yang jelek pada
jembatan.
Hilangnya pipa cucuran pada bagian bawah akan mengakibatkan kerusakan pada gelagar, karena air akan
selalu membasahi gelagar, terutama apabila gelagar terbuat dari baja.
Kerusakan Pada Pipa Drainase, Pipa Cucuran Dan
Drainase Lantai

PEDOMAN BIDANG JALAN DAN JEMBATAN, PEMERIKSAAN JEMBATAN, DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA, KEMENTERIAN PUPR
Kerusakan Pada Lapisan Permukaan
Bila lapisan permukaan tidak berada dalam kondisi baik, maka pembebanan pada jembatan
akan bertambah dengan beban kejut/tumbukan.
KERUSAKAN 721 - Permukaan yang Licin
Bila lapisan permukaan lantai telah menjadi aus atau permukaan menjadi licin, maka akan terjadi kemungkinan
selip pada waktu musim hujan. Hal ini berbahaya terutama bila jalan masuk berupa tikungan atau jembatan
terletak pada daerah harus menginjak rem. Keadaan permukaan lantai yang licin harus dilaporkan, dengan
demikian dapat diadakan pencegahannya.

KERUSAKAN 722 - Permukaan yang Kasar/Berlubang


Permukaan yang berlubang akan menimbulkan beban kejut tambahan yang berarti pada jembatan. Hal ini dapat
terjadi pada bagian jembatan atau bagian sebelum masuk ke jembatan. Sehingga kendaraan yang sedang
melewati jembatan akan terguncang.

Permukaan yang kasar pada umumnya bukan merupakan permukaan yang rusak. Walaupun demikian, jika
tingkat kekasaran tersebut cukup besar, hal tersebut dapat merupakan suatu lubang pada permukaan dan dapat
mengakibatkan tambahan beban kejut.
KERUSAKAN 722 - Retak pada Lapisan Permukaan
Retak biasanya disebabkan oleh:
• Adanya perbedaan pergerakan pada bagian-bagian elemen jembatan, hal tersebut biasanya sering terjadi di
sekitar sambungan lantai.
• Bahan/material lapisan perkerasan yang tidak memenuhi syarat atau akibat terjadinya kesalahan
pelaksanaan.
Retak pada lapisan perkerasan adalah tanda awal akan terjadi suatu lubang pada permukaan jalan. Semua
jenis retak yang jelas harus dilaporkan.

Lantai kayu yang terlepas atau jalur roda kendaraan yang susut
• Lantai kayu yang terlepas merupakan suatu hal yang berbahaya karena dapat menyebabkan kecelakaan
atau kerusakan pada kendaraan apabila kendaraan tersebut terperosok kedalamnya. Bila alur roda
memanjang retak atau terlepas, maka penyebaran beban roda menjadi tidak sempuma.
KERUSAKAN 723 - Lapisan Permukaan yang
Bergelombang
Permukaan yang bergelombang terjadi jika pada bagian tertentu tertekan dan bagian yang lain terangkat.

Pada struktur jembatan pelengkung, biasanya terdapat timbunan tanah di atas struktur pelengkungnya. Tanah
timbunan disini biasanya juga tidak kedap air sehingga diperlukan drainase yang cukup. Untuk drainase yang baik
dapat dibuatkan saluran pembuangan permukaan, lubang-lubang pada dinding atau pipa drainase di bawah
pemukaan tanah.

Apabila drainase tidak berfungsi dengan baik maka akan timbul gelombang pada permukaan jalan yang
membahayakan pemakai jalan dan juga mengakibatkan beban tambahan yang tidak diharapkan pada struktur

Dengan adanya gelombang pada permukaan jalan maka akan terjadi tekanan lateral, dan tekanan lateral ini dapat
menyebabkan terjadinya keretakan pada kerb atau tembok penahan tanah.

Permukaan yang bergelombang


KERUSAKAN 724 - Lapisan Perkerasan yang Berlebihan
• Lapisan permukaan yang berlebihan ini terjadi karena adanya pelapisan ulang dengan tanpa
mengupas lapisan perkerasan yang lama terlebih dulu.

• Adanya lapisan permukaan yang berlebihan menjadi pertambahan beban mati yang tidak
diinginkan yang dapat mengurangi beban hidup yang diijinkan untuk jembatan.

• Tebal lapisan perkerasan diatas lantai jembatan pada umumnya dlrencanakan dengan
ketebalan 50 mm, dan masih diijinkan sampai dengan ketebalan 100 mm.

• Apabila terdapat ketebalan lapisan perkerasan dengan tebal lebih dari 60 mm maka hal
tersebut harus dicatat.
Kerusakan Pada Lapisan Permukaan
721 – 722 – 723 – 724

PEDOMAN BIDANG JALAN DAN JEMBATAN, PEMERIKSAAN JEMBATAN, DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA, KEMENTERIAN PUPR
Kerusakan Pada Trotoar/Kerb
Kerusakan Pada Trotoar/Kerb
Trotoar atau kerb mempunyai kerusakan yang serupa dengan lapisan permukaan
jembatan. Tetapi perbedaan yang utama adalah keamanan bagi pejalan kaki lebih
diperhatikan dari pada beban kejut.

PEDOMAN BIDANG JALAN DAN JEMBATAN, PEMERIKSAAN JEMBATAN, DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA, KEMENTERIAN PUPR
Kerusakan pada Siar Muai
KERUSAKAN 801 - Kerusakan sambungan lantai yang tidak
sama tinggi
Siar muai yang tidak rata membuat pengendara tidak nyaman. Hal ini juga
mengakibatkan terjadinya beban tambahan akibat kejut pada lantai jembatan dan
bangunan atas jika terdapat perbedaan elevasi yang cukup besar.

Siar muai yang


tidak sama tinggi

KERUSAKAN 802 - Kerusakan Akibat Terisinya Celah Joint


Hal ini merupakan suatu yang umum terjadi yaitu siar muai terisi. Untung di sini tidak
terdapat perbedaan temperatur yang besar yang dapat berbahaya. Banyak siar muai
yang tertutup aspal. Dan juga sebagian siar muai kemasukan batu sehingga jembatan
Siar muai yang terisi
tidak dapat bergerak. Dalam keadaan seperti ini, kerusakan material dapat
bertambah.
KERUSAKAN 803 - Bagian yang Longgar
Jika terdapat bagian dari sambungan lantai longgar, maka lama kelamaan
akan semakin rusak. Apabila pelat penutup terlepas/tergeser, akan sangat
berbahaya bagi kendaraan yang lewat. Jika hal tersebut mengakibatkan
kerusakan pada kendaraan, maka harus segera dilaporkan untuk
Siar muai lantai yang longgar atau rusak
diperbailki. Karet atau Neoprene penutup air juga dapat lepas dari
tempatnya.

KERUSAKAN 804 – Lepasnya Lekatan


KERUSAKAN 805 - Bagian yang Hilang

KERUSAKAN 806 - Retak Aspal pada Sambungan yang Bergerak


Kadang pada siar muai yang menggunakan pelat baja, akan terjadi
retak pada lapisan permukaan aspal. Hal ini bukan kerusakan yang
serius, bila pecahnya aspal dan lebar retak > 10 mm atau berlubang.
Retak aspal pada sambungan lantai
Kerusakan pada Siar Muai

PEDOMAN BIDANG JALAN DAN JEMBATAN, PEMERIKSAAN JEMBATAN, DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA, KEMENTERIAN PUPR
Kerusakan Pada Pembatas/Portal
KERUSAKAN 901 – Bagan yang Rusak atau Hilang
• Dalam hal pembatas ukuran lebar dipergunakan sebagai pembatas untuk jenis kendaraan
tertentu yang diperbolehkan lewat pada jalur tersebut. Jika ditemukan pembatas jenis tersebut
maka harus diperiksa tentang kecocokannya untuk jembatan tersebut.
• Batasan ukuran tinggi digunakan untuk menghindarkan terjadinya kerusakan pada jembatan
tipe lintasan atas, kereta listrik dan jembatan rangka.
• Pembatas ukuran tinggi dapat berupa batang kaku yang dipasang melintang di atas jalan
dengan ketinggian tertentu atau berupa bel yang digantungkan disebelah muka dari lokasi
bangunan perlintasan.
• Ruang bebas vertikal ini harus diperiksa terhadap bagian-bagiannya yang harus diamankan
dengan batas bebas minimum paling sedikit 60 mm. Haruslah berhati-hati bila bekerja dekat
kabel listrik udara/di atas.
• Bila sudah terjadi kerusakan yang disebabkan tumbukan kendaraan pada bagian struktur
jembatan terutama, pada gelagar memanjang, gelagar utama atau komponen-komponen
rangka, hal ini harus digarisbawahi sebab mungkin berpengaruh pada kemampuan struktur
jembatan.
KERUSAKAN 901 – Bagan yang Rusak atau Hilang

Kerusakan pada tanda batasan Kerusakan pada pembatas lebar jembatan


PEDOMAN BIDANG JALAN DAN JEMBATAN, PEMERIKSAAN JEMBATAN, DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA, KEMENTERIAN PUPR
Kerusakan pada Rambu dan Marka Jalan
Bila mana rambu/tanda permanen yang berhubungan dengan jembatan telah rusak, maka harus dicatat
pada data inventaris. Rambu/tanda tersebut dapat berupa:

• Pembatas beban

• Pembatas kecepatan

• Pembatas ketinggian

• Pembatas lebar atau jalan setapak

• Nama jembatan/pelat nomor

Rambu/tanda jalan digunakan untuk membantu mengatur lalu-lintas dan penting pada beberapa situasi.
KERUSAKAN 911 – Tulisan Tidak Jelas
Banyak rambu/tanda yang tidak lagi efektif akibat tulisannya yang tidak terbaca lagi setelah
beberapa tahun terkena cahaya matahari, angin dan hujan. Apabila suatu rambu/tanda sudah tidak
mudah dibaca oleh pengendara pada jarak yang cukup, maka harus dicatat sebagai kerusakan.

Rambu juga dapat rusak akibat kecelakaan, coretan dan rambu jalan permanen dari logam dapat
dipakai dalam kaitannya dengan lalu-lintas.

KERUSAKAN 912 – Elemen yang Hilang


Rambu/tanda yang sering hilang adalah nama jembatan dan pelat nomor
Kerusakan pada Rambu dan Marka Jalan

PEDOMAN BIDANG JALAN DAN JEMBATAN, PEMERIKSAAN JEMBATAN, DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA, KEMENTERIAN PUPR
Kerusakan Lampu Penerangan dan Saluran listrik
(1) KERUSAKAN 921 – Penurunan muta bahan/deteriorasi
(2) KERUSAKAN 922 – Bagian yang hilang

PEDOMAN BIDANG JALAN DAN JEMBATAN, PEMERIKSAAN JEMBATAN, DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA, KEMENTERIAN PUPR
Kerusakan Utilitas

PEDOMAN BIDANG JALAN DAN JEMBATAN, PEMERIKSAAN JEMBATAN, DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA, KEMENTERIAN PUPR
KERUSAKAN 941 dan 942 – Kesalahan Fungsi
Utilitas seperti pipa air, saluran pembuangan, listrik, minyak dll, bukanlah tanggung jawab dari
pemilik jembatan. Bagaimanapun, jika terjadi kerusakan pada utilitas maka mempengaruhi
jembatan atau fungsi jembatan, sehingga harus dilaporkan. Beberapa contohnya adalah sebagai
berikut :

• Terbukanya kabel listrik yang dapat menyebabkan kecelakaan dan/atau kematian pejalan kaki

• Kebocoran pipa yang dapat menyebabkan gerusan pada tanah timbunan atau pondasi
jembatan

• Kelebihan atau kekurangan utilitas dapat menyebabkan kerusakan struktur utama jembatan
KERUSAKAN 941 dan 942 – Kesalahan Fungsi

PEDOMAN BIDANG JALAN DAN JEMBATAN, PEMERIKSAAN JEMBATAN, DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA, KEMENTERIAN PUPR
KRITERIA PENILAIAN KERUSAKAN
FUNGSI (F) DAN PENGARUH (P)
1. Kriteria penilaian kerusakan F, P untuk komponen 2.100 Jalan Pendekat
2. Kriteria penilaian kerusakan F, P untuk komponen 2.200 Aliran Sungai
3. Kriteria penilaian kerusakan F, P untuk komponen 2.300 Bangunan
Bawah
4. Kriteria penilaian kerusakan F, P untuk komponen 2.400 Bangunan Atas
5. Kriteria penilaian kerusakan F, P untuk komponen 2.700 Perlengkapan
6. Kriteria penilaian kerusakan F, P untuk komponen 2.800 Gorong-gorong
7. Kriteria penilaian kerusakan F, P untuk komponen 1.900 Lintasan Basah
Kriteria penilaian kerusakan F, P untuk
komponen 2.100 Jalan Pendekat

Sumber: Buku Saku Penjelasan Pedoman Pemeriksaan Jembatan 2021, DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA, KEMENTERIAN PUPR
Kriteria penilaian kerusakan F, P untuk
komponen 2.100 Jalan Pendekat

Sumber: Buku Saku Penjelasan Pedoman Pemeriksaan Jembatan 2021,


DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA, KEMENTERIAN PUPR
Kriteria penilaian kerusakan F, P untuk
komponen 2.100 Jalan Pendekat

Sumber: Buku Saku Penjelasan Pedoman Pemeriksaan Jembatan 2021,


DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA, KEMENTERIAN PUPR
Kriteria penilaian kerusakan F, P untuk
komponen 2.200 Aliran Sungai

Sumber: Buku Saku Penjelasan Pedoman Pemeriksaan Jembatan 2021,


DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA, KEMENTERIAN PUPR
Kriteria penilaian kerusakan F, P untuk
komponen 2.300 Bangunan Bawah

Sumber: Buku Saku Penjelasan Pedoman Pemeriksaan Jembatan 2021,


DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA, KEMENTERIAN PUPR
Kriteria penilaian kerusakan F, P untuk
komponen 2.400 Bangunan Atas

Sumber: Buku Saku Penjelasan Pedoman Pemeriksaan Jembatan 2021,


DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA, KEMENTERIAN PUPR
Kriteria penilaian kerusakan F, P untuk
komponen 2.400 Bangunan Atas

Sumber: Buku Saku Penjelasan Pedoman Pemeriksaan Jembatan 2021,


DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA, KEMENTERIAN PUPR
Kriteria penilaian kerusakan F, P untuk
komponen 2.400 Bangunan Atas

Sumber: Buku Saku Penjelasan Pedoman Pemeriksaan Jembatan 2021,


DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA, KEMENTERIAN PUPR
Kriteria penilaian kerusakan F, P untuk
komponen 2.400 Bangunan Atas

Sumber: Buku Saku Penjelasan Pedoman Pemeriksaan Jembatan 2021,


DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA, KEMENTERIAN PUPR
Kriteria penilaian kerusakan F, P untuk
komponen 2.400 Bangunan Atas

Sumber: Buku Saku Penjelasan Pedoman Pemeriksaan Jembatan 2021,


DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA, KEMENTERIAN PUPR
Kriteria penilaian kerusakan F, P untuk
komponen 2.400 Bangunan Atas

Sumber: Buku Saku Penjelasan Pedoman Pemeriksaan Jembatan 2021,


DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA, KEMENTERIAN PUPR
Kriteria penilaian kerusakan F, P untuk
komponen 2.400 Bangunan Atas

Sumber: Buku Saku Penjelasan Pedoman Pemeriksaan Jembatan 2021,


DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA, KEMENTERIAN PUPR
Kriteria penilaian kerusakan F, P untuk
komponen 2.400 Bangunan Atas

Sumber: Buku Saku Penjelasan Pedoman Pemeriksaan Jembatan 2021,


DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA, KEMENTERIAN PUPR
Kriteria penilaian kerusakan F, P untuk
komponen 2.700 Perlengkapan

Sumber: Buku Saku Penjelasan Pedoman Pemeriksaan Jembatan 2021,


DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA, KEMENTERIAN PUPR
Kriteria penilaian kerusakan F, P untuk
komponen 2.700 Perlengkapan

Sumber: Buku Saku Penjelasan Pedoman Pemeriksaan Jembatan 2021,


DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA, KEMENTERIAN PUPR
Kriteria penilaian kerusakan F, P untuk
komponen 2.800 Gorong-gorong

Sumber: Buku Saku Penjelasan Pedoman Pemeriksaan Jembatan 2021,


DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA, KEMENTERIAN PUPR
Kriteria penilaian kerusakan F, P untuk
komponen 2.800 Gorong-gorong

Sumber: Buku Saku Penjelasan Pedoman Pemeriksaan Jembatan 2021,


DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA, KEMENTERIAN PUPR
Kriteria penilaian kerusakan F, P untuk
komponen 1.900 Lintasan Basah

Sumber: Buku Saku Penjelasan Pedoman Pemeriksaan Jembatan 2021,


DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA, KEMENTERIAN PUPR
PROSEDUR
PENILAIAN KONDISI
KERUSAKAN
JEMBATAN
Data Administrasi dan Inventarisasi
• Identifikasi suatu jembatan harus ditentukan terlebih dahulu untuk memastikan bahwa jembatan
tersebut memang dimaksudkan untuk diperiksa.

• Hal ini dapat dilakukan dengan memeriksa semua rincian yang tercatat pada pelat nama pada
jembatan, bila ada, lokasi dan struktur dasar jembatan.

• Rincian ini dibandingkan dengan apa yang tertera dalam Laporan Data Inventarisasi dan bila ada
koreksi yang harus dilakukan karena data hilang atau tidak benar, maka segera dilaporkan kepada
pengelola jembatan untuk segera dilakukan perbaikan data administrasi dan inventarisasi yang tidak
sesuai.

• Laporan Data Inventarisasi yang telah diperbaiki diserahkan kepada Supervisor atau data yang
sudah ada dalam database diperbaiki, begitu Pemeriksaan secara Detail telah selesai dilakukan.
SISTEM
MANAJEMEN
JEMBATAN

LAPORAN PEMERIKSAAN DETAIL JEMBATAN


No.Jembatan Ruas Jalan
Nasional dan Provinsi

No.Jembatan Ruas Jalan


Kabupaten dan Kota
Penggunaan Formulir Pemeriksaan Detail
No.Jembatan Ruas Jalan Tol
Formulir Pemeriksaan Detail terdiri dari 2 Bagian yaitu:
Propinsi/Kabupaten/Kota
Nama Jembatan
…………………………………………………………………………..
Koordinat awal : ………..LU/LS ………..BT
………………………………………….....
Dari (Ko ta A sal/Km.No l) :
1. Bagian ke-1 Isian Data Administrasi Usulan Pemeriksaan Khusus
Lokasi Jembatan

Tanggal Pemeriksaan
Koordinat akhir : ………..LU/LS
Nama Pemeriksa / NIP
………..BT Km. (Jarak dari ko ta asal):
Tahun Pembangunan dan Tindakan Darurat;
……………………….. ………………………………/………………… ………………………………………….....
Nilai Trafic:……………………………….. LHR:……………………….. Tahun :……………………... 2. Bagian ke-2 Penilaian Kondisi Elemen Level 5 dan Level 4
USULAN PEMERIKSAAN KHUSUS
Apakah tindakan darurat disarankan? Ya Tidak
Elemen-elemen yang memerlukan Pemeriksaan Khusus
Elemen Lokasi Alasan untuk melakukan
Kode Uraian A/P/B X Y Z pemeriksaan khusus
LAPORAN PEMERIKSAAN DETAIL JEMBATAN SISTEM
MANAJEMEN
Nomor Jembatan Nama Jembatan JEMBATAN

Elemen Kerusakan Lokasi Level 5 Level 4 Gambar Kuantitas Kuantitas total Satuan
Nilai Kondisi Nilai Kondisi Y/T Kerusakan elemen
Kode Uraian Kode Uraian A/P/B X Y Z S R K F P S R K F P
TINDAKAN DARURAT
Apakah tindakan darurat disarankan? Ya Tidak

Elemen-elemen yang memerlukan Tindakan Darurat


Elemen Lokasi Alasan untuk melakukan tindakan
Kode Uraian A/P/B X Y Z darurat

Bagian ke-2 Penilaian Kondisi Elemen Level 5 dan Level 4


Hanya untuk keperluan kantor
Tanggal Memasukkan Data Pemeriksaan Detail Oleh:

Bagian ke-1 Isian Data Administrasi Usulan Pemeriksaan


Khusus dan Tindakan Darurat;
Bagian ke-1 Isian Data Administrasi Usulan Pemeriksaan
Khusus dan Tindakan Darurat
Bagian ke-1 memperlihatkan data administrasi, data kapasitas muatan dan lalu lintas, dan indikasi kebutuhan
tindakan darurat dan pemeriksaan khusus dibagi dalam beberapa klaster isian yaitu:

a) Klaster isian data administrasi yang berisi berupa:


i) Nomor jembatan;
ii) Nama jembatan;
iii) Lokasi jembatan dalam wilayah pemerintahan daerah provinsi/kabupaten/kota;

iv) Koordinat geografis lokasi jembatan dalam bentuk desimal;

v) Tanggal dilakukannya pemeriksaan inventarisasi jembatan;


vi) Nama pemeriksaan inventarisasi jembatan;

vii) Tanggal memasukan data Pemeriksaan Detail.

b) Klaster isian data lalu lintas yang berisi berupa:


i) Lalu lintas harian rata-rata tahunan (LHR) AADT
Bagian ke-1 Isian Data Administrasi Usulan Pemeriksaan
Khusus dan Tindakan Darurat
c) Klaster isian catatan mengenai kebutuhan Pemeriksaan Khusus yang berisi berupa:
i) Bila dibutuhkan suatu pemeriksaan khusus, perincian komponen atau elemen yang membutuhkan
tindakan tersebut harus dicatat dengan mencantumkan nama dan lokasi komponen atau elemen, dan
alasannya.
ii) Pemeriksaan Khusus dilakukan ketika inspektur kekurangan sumber daya, pelatihan atau pengalaman
untuk menilai kondisi jembatan secara tepat. Pemeriksaan Khusus dilakukan untuk:
a. Menganalisa material atau memantau kinerja komponen-komponen tertentu yang terdeteksi memiliki
kerusakan atau pergerakan, dengan menggunakan peralatan khusus;
b. Akses lokasi yang biasanya tidak dapat diperiksa oleh inspektur dengan metode visual atau metode
normal yang tersedia;
c. melengkapi suatu Pemeriksaan Detail;
d. Pemeriksaan Khusus mungkin membutuhkan teknik dan peralatan yang kompleks, dengan tetap
memperhatikan penggunaan teknik visual dan pengetahuan serta penilaian teknis.
iii) Penjelasan detail mengenai penjelasan umum, fungsi, peralatan yang digunakan, serta metode kerja
yang digunakan dapat dilihat pada Modul Mata Pelatihan Pemeriksaan Khusus.
Bagian ke-1 Isian Data Administrasi Usulan Pemeriksaan Khusus dan Tindakan Darurat
d) Klaster isian catatan mengenai kebutuhan penanganan darurat yang berisi berupa:
i) Isian tindakan darurat yang harus dilakukan di atas jembatan seperti:

a. Pembatasan beban;
b. Penyokongan/Sangga;
c. Penutupan parsial/Sebagian;
d. Penutupan penuh;
e. Jalan Memutar/alternatif;
f. Jembatan Sementara.
ii) Bila dibutuhkan suatu tindakan darurat, perincian komponen atau elemen yang membutuhkan tindakan tersebut
harus dicatat dengan mencantumkan nama dan lokasi komponen atau elemen, dan alasannya;
iii) Tindakan darurat dibutuhkan dalam keadaan berikut ini misalnya berupa:

a. Gerusan sekitar tanah timbunan, kepala jembatan atau pilar;


b. Reruntuhan (misalnya pohon besar) yang memberikan beban horisontal yang berlebihan pada pilar atau
pengendapan dan tumbuhan yang mengancam saluran air;
c. Kolom atau balok jembatan yang rusak, hilang, berubah bentuk, berkarat atau membusuk sedemikian rupa
sehingga ada kemungkinan runtuh;
d. Lubang pada permukaan lantai jembatan yang mungkin membuat jembatan tidak aman bagi pejalan kaki,
pengendara sepeda, pengendara sepeda motor dan pengemudi kendaraan lain;
e. Penurunan atau gerakan pada kepala jembatan atau pilar yang mungkin merupakan indikasi bahwa jembatan
mempunyai potensi untuk runtuh;
f. Longsor pada daerah jalan pendekat dekat kepala jembatan.
Bagian ke-2 Penilaian Kondisi Elemen Level 5
dan Level 4
Bagian ke-2 merupakan bagian dari Laporan Pemeriksaan Detail, yang memperlihatkan memberikan
catatan penilaian kondisi secara bertahap mulai dari level elemen dan elemen utama berdasarkan
hasil-hasil pengamatan visual dibagi dalam beberapa klaster isian yaitu:

a) Klaster isian data administrasi yang berisi berupa:


i) Nomor jembatan;
ii) Nama jembatan;

b) Klaster isian penilaian kerusakan elemen;


c) Klaster kelengkapan foto atau skesta kondisi yang terkait;
d) Klaster isian kuantitas kerusakan;

e) Klaster isian kuantitas komponen dan elemen yang mengalami kerusakan di poin d).
Gambaran Kondisi Jembatan Secara Umum
• Dalam upaya memperoleh kesan secara keseluruhan dari jembatan, pemeriksa harus berjalan di
sekeliling dan di bawah jembatan serta mengamati bentuk umum, kondisi secara keseluruhan,
dan kinerja dalam keadaan lalu lintas penuh.

• Hal ini biasanya memakan waktu 10 -15 menit untuk suatu jembatan dengan bentang tunggal.
Dalam melakukan pengawasan ini, setidak-tidaknya harus lewat satu kendaraan berat.

• Selama pemeriksaan awal harus dicatat elemen-elemen jembatan yang rusak dan yang
penampilan dan/atau kondisinya berbeda dan bagian-bagian lainnya elemen-elemen dari suatu
bangunan dengan level hirarki yang sama.

• Hal ini akan membantu pemeriksa untuk merencanakan pemeriksaan secara keseluruhan dan
menentukan tingkat dimulainya penilaian elemen.
Gambaran Kondisi Jembatan Secara Umum
• Dengan mengacu pada daftar elemen pada Level 3 yang terdapat dalam Pedoman
Pemeriksaan, memilih elemen yang relevan terhadap jembatan yang sedang diperiksa, dan
mengamati sub-elemen dari setiap kelompok Level 3, yaitu pada Level 4, untuk menentukan
apakah mereka berada dalam kondisi yang mirip.

• Jika pemeriksa belum mengenali hirarki dari elemen, maka harus mengacu pada daftar
Elemen Level 4 itu sendiri untuk melaksanakan kegiatannya.

• Bila semua sub-elemen dan suatu elemen Level 3 (yaitu pada Level 4) berada dalam kondisi
yang sama dengan kerusakan yang sama atau tidak ada kerusakan, maka elemen Level 3
yang bersangkutan dapat dinilai tanpa perlu mencatat kerusakan yang berada pada elemen
dari Level yang lebih rendah.

• Bila sub-elemen dari elemen Level 3 berada dalam kondisi yang berbeda atau memiliki cacat
yang berbeda, maka kerusakan tersebut harus dicatat untuk sub-elemen yang bersangkutan
dan penilaian dilaksanakan pada Level 4 atau Level 5.
Tata Cara Pengisian Formulir Pemeriksaan Detail
Level tertinggi elemen dinilai adalah Level 3. Pertanyaan mengenai kerusakan diantaranya:
Dalam sebagian besar situasi, elemen-elemen 1. Struktur, ditinjau dari struktur apakah
harus dinilai pada Level 4 atau Level 5. kerusakan berbahaya atau tidak?;
Hanya kerusakan yang penting yang dicatat 2. Kerusakan, apakah tingkat kerusakan
selama Pemeriksaan secara Detail. parah atau tidak?;
Elemen yang memiliki kerusakan dinilai 3. Kuantitas (Volume), apakah jumlah
kondisinya berdasarkan: kerusakan lebih atau sama dengan 30 %
untuk elemen struktural dan 50 % untuk
a) Struktur (S);
elemen nonstruktural?;
b) kerusakannya (R); 4. Fungsi, apakah elemen masih berfungsi?;
c) Kuantitas (volume) (K); 5. Pengaruh, apakah kerusakan mempunyai
d) Fungsi (F); pengaruh terhadap elemen lain?

e) Pengaruh (P).
Kriteria Penentuan Nilai Kondisi

Sistem Penilaian Kriteria Nilai


Struktur (S) Berbahaya 1
Tidak Berbahaya 0
Kerusakan (R) Parah 1
Tidak Parah 0
Kuantitas (K) Lebih dari x % 1
Kurang dari x % 0
X = 30% untuk elemen struktural dan 50% untuk
elemen non structural
Fungsi (F) Elemen tidak berfungsi 1
Elemen berfungsi 0
Pengaruh (P) Mempengaruhi elemen lain 1
Tidak mempengaruhi elemen lain 0
Nilai Kondisi (NK) NK = S + R + K + F + P 0-5
Daftar Elemen yang Rusak
• Jembatan harus diperiksa secara sistematis dan setiap elemen yang rusak harus ditulis
dalam Halaman 2 dari Formulir Pemeriksaan, sesuai dengan Kode Elemen dan Kode
Kerusakan. Bila perlu, uraian mengenai elemen dan kerusakan dapat dicatat.
• Bila ada lebih dari satu kerusakan yang serius dalam elemen yang sama, masing-masing
kerusakan harus dicatat.
• Bila suatu Laporan Detail dilaksanakan sesudah suatu rehabilitasi atau perbaikan besar,
maka semua elemen rusak yang dicatat sebelumnya harus diperiksa ulang untuk
memastikan bahwa pekerjaan yang dilakukan benar efektif, dan suatu penilaian baru
mengenai kondisi harus dilakukan.
Lokasi Elemen yang Rusak
• Lokasi elemen yang rusak ditentukan sesuai dengan Sistem Nomor Elemen. Lokasi elemen yang cacat
hanya dicatat untuk elemen yang berada pada penilaian Level 5.

• Secara khusus, tabel tersebut menampilkan penggunaan lokasi untuk mencatat elemen tunggal, yaitu,
4.320 Kepala Jembatan dan 4.450 Rangka, yang memiliki kerusakan yang berdampak pada elemen
secara keseluruhan, tapi tidak pada elemen yang mirip. Elemen-elemen ini dicatat pada Level 5, dengan
menggunakan kode dan lokasi elemen.

• Sebagai perbandingan, elemen-elemen tunggal 3.210 Aliran Sungai dan 4.505 Lantai Permukaan
Kendaraan lokasinya tidak dicatat, dan ini berarti bahwa seluruh elemen terpengaruh oleh kerusakan
tersebut.
Lokasi Elemen yang Rusak

Penomoran lokasi elemen utama dan Penomoran lokasi elemen arah memanjang
elemen pada jembatan

Penomoran lokasi elemen arah melintang Penomoran komponen atau elemen arah vertikal
Lokasi elemen yang rusak
Contoh:
Elemen 4.612 Perletakan dicatat dengan lokasi A1 saja, dan ini berarti bahwa semua perletakan pada A1
kondisinya rusak.
Elemen Kerusakan Lokasi
Kode Uraian Uraian
Kode
(pilihan) (pilihan) A/P/B X Y Z
Bentang 5, Semua batang
4.462 BATANG TEPI BAWAH 302 KARAT B5 1
tepi bawah, batang kiri.
Bentang 5, Batang tepi
4.461 BATANG TEPI ATAS 302 KARAT B5 1 1
atas pertama, batang kiri
Batang diagonal ke 7,
4.463 BATANG DIAGONAL 302 KARAT B5 7 1
batang kiri
4.463 BATANG DIAGONAL 303 ELEMEN HILANG B5 7 1 Diagonal ke 7, batang kiri
4.622 SANDARAN 302 KARAT B5 1 1 Bentang 3, kiri, bawah
Abutmen 1, semua
4.612 PERLETAKAN 604 PERUBAHAN BENTUK A1
perletakan
3.210 ALIRAN SUNGAI 503 PENGIKISAN Aliran sungai seluruhnya
Lantai permukaan
4.505 LANTAI PERMUKAAN 903 BERGELOMBANG
seluruhnya
Lokasi elemen yang rusak ditentukan sesuai dengan Sistem Nomor Elemen. Lokasi elemen yang cacat hanya
dicatat untuk elemen yang berada pada penilaian Level 5.
Pemberian Nilai Kondisi
a) Penilaian pada Level 5

Contoh:

Dalam Tabel 4, Elemen 4.462 memiliki Kerusakan 302 hanya pada batang tepi bawah, batang ini terletak
pada rangka kiri di B5.

Kerusakan ini (karat) bersifat merusak dan telah menjalar lebih dari 10% potongan melintang batangnya.
Oleh karena itu, nilai Struktur dan Nilai Kerusakan S dan R masing-masing adalah 1.

Pengaratan telah meluas ke seluruh elemen secara keseluruhan (> 30% untuk elemen struktural), oleh
karena itu, Nilai Perkembangan K adalah 1. Batang masih tetap berfungsi, oleh karena itu nilai Fungsi
adalah 0. Batang yang berkarat tidak mempengaruhi kinerja elemen lainnya, sehingga signifikansi
pengaruhnya sangat kecil, oleh karena itu nilai pengaruh adalah 0. Jadi, nilai Kondisi elemen ini pada
Level 5 adalah 3, seperti yang terlihat dalam kolom yang berjudul "Level 5" dalam Tabel 8.
Pemberian Nilai Kondisi
b) Penilaian pada Level 4

Sesudah suatu elemen individual dinilai pada Level 5, Nilai Kondisi dari kelompok semua elemen yang
mirip dinilai dan dicatat pada Level 4.

Contoh: Elemen 4.462 - tidak ada penngaratan pada batang tepi bawah lainnya di rangka manapun di
jembatan, dengan demikian Nilai Perkembangan adalah 0 (kurang dari 50% → 30% dari semua batang
tepi bawah dari jembatan).

Nilai Struktur dan Nilai Kerusakan S dan R tetap 1, karena kerusakan bersifat merusak dan telah
menjalar ke lebih dari 10% dari potongan melintang dari batang tepi bawah RH di B5. Jelas bahwa Nilai
Fungsi dan Pengaruh tetap 0.

Nilai Kondisi pada Level 4 dari Elemen 4.462 (semua batang tepi bawah jembatan) adalah 2, seperti
yang terlihat dalam kolom yang berjudul "Level 4".
Pemberian Nilai Kondisi
• Dengan cara yang sama, Elemen 4.461, 4.463 dan 4.472 dinilai, pertama-tama pada Level 5
dan kemudian pada Level 4.
• Bila ada lebih dari satu kerusakan dalam elemen yang sama, yang memiliki gabungan Nilai
Struktur, Kerusakan dan Perkembangan digunakan untuk menilai Nilai Kondisi elemen.
• Bila kerusakan memiliki angka yang sama untuk ketiga Nilai tersebut, maka apabila salah satu
kerusakan mempengaruhi elemen-elemen lainnya atau arus lalu lintas (artinya, Nilai Pengaruh
= 1, maka kerusakan tersebut digunakan untuk menentukan Nilai Kondisi dari elemen yang
bersangkutan).
Pemberian Nilai Kondisi
Contoh: Kerusakan 302 dalam Elemen 4.463 digunakan untuk menentukan Nilai Kondisi, dari semua Batang
Diagonal, karena angka untuk Nilai Struktur, Kerusakan dan Perkembangan adalah 3 untuk Kerusakan
302 dan hanya 2 untuk kerusakan 303.

Contoh Pemberian Nilai Kondisi pada Level 5 dan Level 4


Elemen Kerusakan Level 5 Level 4
Lokasi
Uraian Uraian Kondisi Kondisi
Kode Kode A/P/B X Y Z S R K F P NK S R K F P NK
(pilihan) (pilihan)
4.462 BATANG TEPI BAWAH 302 KARAT B5 1 1 1 1 0 0 3 1 1 0 0 0 2
4.461 BATANG TEPI ATAS 302 KARAT B5 1 1 1 1 0 0 3 1 1 0 0 0 2
4.463 BATANG DIAGONAL 302 KARAT B5 7 1 1 1 1 0 0 3 1 1 0 0 0 2
4.463 BATANG DIAGONAL 303 PERUBAHAN BENTUK B5 7 1 1 0 1 0 0 2

4.622 SANDARAN 302 KARAT B5 1 1 1 1 0 0 0 2 1 1 0 0 0 2


4.612 PERLETAKAN 712 ELEMEN HILANG A1 1 1 1 1 0 0 3 1 1 1 0 0 3
712 ELEMEN HILANG A1 1 1 1 1 0 0 3
3.210 ALIRAN SUNGAI 503 PENGIKISAN 1 1 1 0 1 4
4.505 LANTAI PERMUKAAN 303 BERGELOMBANG 1 1 1 0 1 4
Pemberian Nilai Kondisi
• Penentuan Nilai Kondisi pada Level 3 dilakukan berdasarkan Level 4 dengan ketentuan Nilai Struktur (S)
dan Nilai Kerusakan (R) akan selalu sama sesuai dengan ketentuan pedoman, sedangkan Nilai Kuantias
(K), Nilai Fungsi (F), dan Pengaruh (P) bisa berubah sesuai dengan kondisi elemen-elemen individu
pembanding lain pada jembatan.

• Penentuan Nilai Kondisi pada Level 2 berasal dari kombinasi elemen utama yang bersifat struktural pada
Level 3 yang memiliki Nilai Kondisi tertinggi.

• Penentuan Nilai Kondisi pada Level 1 berasal dari kombinasi komponen jembatan pada Level 2 yang
memiliki Nilai Kondisi tertinggi.

• Untuk elemen non-struktural memiliki batasan Nilai Kondisi maksimum 2 pada Level 3 secara otomatis
dalam sistem aplikasi pemasukan data kondisi jembatan. Hal ini dilakukan karena elemen-elemen non-
struktural secara umum tidak secara langsung menyebabkan kegagalan pada jembatan.
Data Lain
Data lain juga harus dicatat berdasarkan setiap elemen yang rusak pada Halaman 3 dari Formulir Pemeriksaan

a) Gambar
Gambar Kuantitas Kuantitas Satuan
Masukkan Y (Ya) atau T (Tidak) untuk menjawab
Y/T Kerusakan Total
apakah suatu sketsa telah dibuat atau foto telah
diambil dari elemen yang rusak. Elemen

b) Kuantitas Kerusakan dalam (Luas/Volume) dan Satuan


(Unit)
Masukkan Jumlah kerusakan yang ada dan Unit
ukuran. Informasi ini berikutnya dapat digunakan
untuk memperkirakan biaya perbaikan/ penggantian.
c) Kuantitas Total Elemen (Jumlah Luas/Volume/Unit)
Masukan jumlah kuantitas total pada elemen yang
diamati.
d) Satuan
Satuan merupakan ukuran suatu besaran seperti
Panjang, Luas, Volume, dan Unit.
PUSAT PENGEMBANGAN KOMPETENSI
JALAN, PERUMAHAN, DAN PIW
BPSDM KEMENTERIAN PUPR

TERIMA KASIH

BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA – KEMENTERIAN PUPR

You might also like