Professional Documents
Culture Documents
14 BAB II LANDASAN TEORI A. Autis 1. Pengertian Autis Autisme Berasal Dari Bahasa Yunani Yaitu (PDFDrive)
14 BAB II LANDASAN TEORI A. Autis 1. Pengertian Autis Autisme Berasal Dari Bahasa Yunani Yaitu (PDFDrive)
LANDASAN TEORI
A. Autis
1. Pengertian Autis
Autisme berasal dari bahasa Yunani yaitu “Autos” yang berarti sendiri.
Istilah autisme pertama kali digunakan untuk merujuk pada gaya berpikir yang
aneh pada penderita skizofrenia oleh psikiater Swiss, Eugen Bleuler, pada
gambaran gangguan meluas dari fungsi individu dalam segala situasi. Berbeda
menunjukkan gangguan kualitatif berat yang tidak normal bagi setiap tahap
perkembangan.
pada diri sendiri. Psikiater Leo Kanner, pada tahun 1943, dalam tulisannya
infantile awal” yang digunakan untuk sekelompok anak dengan ciri utama
14
15
tidak dapat berhubungan dengan orang lain, seolah-olah mereka hidup dalam
komunikasi serta perilaku yang terbatas dan berulang. Gangguan ini muncul
sebelum usia 3 tahun dan dijumpai 3 sampai 4 kali lebih banyak pada laki-laki
dan komunikasi dan oleh pola-pola perilaku, interes, dan aktivitas yang
salah satu jenis kelainan pada anak-anak dengan kebutuhan khusus yang
respon stimulasi diri sehingga mengganggu integrasi sosial dan respon unik
imbalan berupa hasil pengindraan terhadap dari perilaku stimulasi diri. Hal
inilah yang menyebabkan muncul perilaku berulang yang khas pada anak
autis.
dapat muncul variasi kombinasi yang sangat luas, dari ringan sampai dengan
berarti bahwa gejalanya biasa muncul selama tiga tahun pertama masa kanak-
juga dikemukakan oleh Smith (2006). Smith menjelaskan bahwa autis adalah
kelainan yang dimulai sejak masa bayi, beberapa sifat tersebut adalah tidak
berputar, dan memilin tangan), menghindari kontak mata dengan orang lain,
Anak autis adalah salah satu jenis Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) yang
sehingga tidak memungkinkan individu untuk keluar dari gangguan autis dan
bahagia.
emosi, intelektual serta pola-pola perilaku, interes, dan aktivitas yang terbatas.
19
2. Kriteria Diagnosis
lihat teks):
interaksi sosial.
temannya.
dinyatakan paling sedikit dua dari berikut ini, masa kini atau masa
setiap hari).
atau gerakan).
mencapai batasnya, atau mungkin dapat ditutupi oleh cara belajar pada
perkembangan berikutnya).
berfungsi.
pada umumnya.
biologi, kognisi, perilaku dan sosial. Adapun penjelasan lebih lanjut tentang
a. Biologi
22
beragam sebagai faktor latar belakang. 37% dari keseluruhan kasus autis
virus.
b. Kognisi
dari beberapa penelitian, tidak hanya penelitian dari Frith (1991) saja, teori
pengolahan informasi global (Kunde & Goel, 2008). Anak autis sekalipun
salah satu contoh anak autis yang berhasil dalam teknik pemeliharaan
atribusi sosial dan juga pemahaman tentang keyakinan serta niat yang
dimiliki orang lain. ToM adalah istilah digunakan pertama kali oleh
kemampuan tersebut.
spesifik yang tidak muncul begitu saja saat manusia lahir, melainkan
sesuatu yang dapat dipelajari. Pada usia 1 tahun, bayi mulai berperilaku
bahwa anak-anak normal pada usia 18 bulan dapat tertawa ketika orang
Palsu". Tes ini berisi cerita singkat tentang Sally, kelerengnya, dan
benar. Akan tetapi, sekelompok anak autis yang berisi 20 anak dengan
mental Sally akan berbeda dari keadaan mental mereka sendiri (Frith,
1991).
dan gagal untuk mengenali wilayah mata serta wajah sebagai indikasi
3) Fungsi Eksekutif
memantau tindakan.
menurut teori ini adalah sifat kaku yang dijelaskan oleh kurangnya
inisiasi perilaku baru diluar rutinitas dan tendensi untuk terjebak dalam
peralihan tugas.
a) Membuat rencana
normal.
b) Fleksibilitas mental
c) Menahan respon
dalam tes “Window Task”. Tes ini berisi 2 kotak yang tembus
pandang, kotak yang satu kosong dan kotak yang satu berisi objek
objek yang ada pada kotak satunya. Performansi buruk yang terus
respon.
2009).
yang spesifik.
4) Pembelajar visual
visual juga terlalu reaktif terhadap suara, sulit mengikuti anjuran lisan
grafis sepeti tayangan, gambar ilustrasi, coretan dan hal lain yang
bersifat visual.
performa yang sangat baik dalam kemampuan visual spasial dan sangat
diperlukan.
35
mereka kerjakan.
c. Perilaku
Terdapat ciri utama dalam gangguan autis yaitu kelemahan sosial, yang
d. Sosial
sosial anak autis dapat bervariasi dari sama sekali menarik diri sampai
mengganggu orang lain secara berulang. Sangat jelas, anak autis tidak
menyadari dampak dari perilaku mereka pada orang lain dan sekalipun
a. Etiologi gangguan
prognosis yang terbatas. Sekitar dua per tiga dari individu yang mengalami
autis tetap berada dalam kondisi kecacatan yang parah dan hidup dengan
b. Karakteristik perilaku
3) Perilaku stereotipik
a. Gangguan komunikasi
membeo, menirukan ucapan orang lain dan bahkan hambatan bicara total.
b. Gangguan perilaku
obsesi pada bagian benda atau benda yang tidak wajar dan berbagai bentuk
c. Gangguan interaksi
secara aktif dengan orang lain, sering terganggu dengan keberadaan orang
lain di sekitarnya, tidak dapat bermain bersama anak lain serta lebih
senang menyendiri.
a. Pemikiran visual
gambar yang membuat individu autis lebih mudah memahami hal konkrit
(dapat dilihat dan dipegang) daripada hal abstrak. Proses berpikir seperti
ini jelas lebih lambat daripada proses berpikir verbal sehingga penyadang
autis perlu jeda beberapa saat sebelum bisa memberikan jawaban atas
pertanyaan tertentu. Individu dengan gaya berpikir seperti ini, juga lebih
b. Masalah pemrosesan
c. Sensitivitas sensori
pada individu autis, antara lain: ketakutan pada suara, mendengung atau
frustrasi.
beradaptasi dalam berbagai situasi sosial seperti tata cara pergaulan dan
lingkungan. Mereka bingung dan cemas bila tidak dapat memahami pesan-
proses persepsi, sistem integrasi otak yang tunggal, dan masalah left-right
sulit memproses beberapa hal sekaligus dan tidak sepenuhnya sadar pada
Sastry (2014) menuliskan tentang lima ciri-ciri anak autis, ciri-ciri tersebut
adalah:
a. Persoalan indrawi
42
membuatnya sulit untuk memberi perhatian pada lebih dari satu input
akibat kepekaan ekstrim dimana anak autis bertahan dan tidak mau
b. Stiming
menenangkan diri.
c. Perilaku bermasalah
rangsangan indrawi terlalu besar bagi anak autis, mereka akan cenderung
perilaku merusak dan perilaku yang tidak bisa diterima secara sosial.
Beberapa anak autis ada yang sampai menunjukkan perilaku melukai diri
matanya sendri.
43
Anak autis memiliki minat tidak lazim yang terfokus dan terbatas.
ujaran, idiom, gesture, kontak mata dan bahasa tubuh adalah hal-hal yang
4. Klasifikasi autis
1) Autisme infantile adalah anak autis yang sudah dari sejak lahir nampak
kelainannya.
IQ dibawah 50. Sebanyak 60% dari anak autis berada pada klasifikasi
ini.
Intelegensi diatas 70. Sebanyak 20% dari anak autis berada pada
klasifikasi ini.
autis pada level ini adalah: perilaku yang tidak fleksibel, kesulitan
fungsi, inisiatif interaksi sosial sangat terbatas dan respon yang sangat
level ini adalah: perilaku yang tidak fleksibel, kesulitan yang ekstrim
5. Penyebab Autis
a. Kelainan otak
Ada tiga lokasi pada otak anak autis yang dijumpai kelainan neuro-
agresi emosi, fungsi belajar dan rangsangan sensoris kelima panca indera.
tidak berada pada kromosom yang selalu sama. Faktor pemicu seperti
mengalami proses yang kacau pada otak anak autis sehingga menimbulkan
ketakutan. Perasaan bingung dan takut membuat anak menarik diri dari
lingkungan sekitar.
beberapa penyebab autis diketahui, antara lain keracunan logam berat dan
otak. Abnormalitas otak yang terpindai pada anak laki-laki dan pria
yaitu:
a. Hereditas
gangguan autis.
lahir.
c. Vaksinasi
49
d. Masalah lingkungan
dapat terkena gangguan autis. Ibu hamil yang memakan olahan hasil
a. Dimensi biologis
b. Pengaruh genetik
c. Pengaruh neurobiologis
bahwa ada tiga faktor utama yang dapat menimbulkan gangguan autis.
gen spesifik namun kerusakan gen jelas ditemukan pada anak autis. Terakhir,
autis disebabkan karena adanya pengaruh lingkungan baik saat anak masih
6. Model Pengajaran
a. Terstruktur
yang mudah dan dapat dipahami, terstruktur secara waktu, dalam ruangan
kegiatan yang disukai oleh individu autis. Pembelajaran untuk anak autis
mungkin dapat memakan waktu yang lama oleh karenanya pendidik harus
b. Terpola
Kegiatan anak autis terbentuk dari rutinitas terpola dan terjadwal mulai
dari bangun tidur sampai tidur kembali. Anak autis adalah tipe anak yang
c. Terprogram
d. Konsisten
Anak autis yang berperilaku positif harus mendapatkan respon positif dari
dilakukan dalam ruang dan waktu lain yang berbeda (maintenance) secara
tepat.
e. Kontinyu
a. Terapi perilaku
Terapi perilaku yang biasanya diberikan pada individu autis adalah ABA
b. Terapi okupasi
keterampilan otot pada anak autis dengan kata lain untuk melatih motorik
c. Terapi fisik
53
anak autis. Hydroterapi, merupakan salah satu contoh terapi fisik yang
d. Terapi bermain
Bermain dengan teman sebaya berguna untuk belajar bicara, komunikasi
e. Terapi pengobatan
apabila dilakukan gabungan terapi dari luar dan dari dalam, yaitu
farmakoterapi.
f. Terapi sosial
g. Media visual
54
picture serta pictorial activity schedule. Beberapa video games bisa juga
Pemilihan terapi tersebut diatas yang diberikan pada anak, tergantung dari
kondisi kemampuan dan kebutuhan anak. Jadi tidak semua terapi sesuai
1. Definisi
mitra sosial ada pada anak autis. Pengembangan perilaku interaksi sosial
kemampuan anak autis untuk melakukan kontak dengan orang lain secara
efektif. Kelemahan anak autis untuk melakukan interaksi sosial telah ada
55
untuk melakukan kontak dengan orang lain secara efektif yang ditentukan
secara biologis.
anggota keluarga. Anak autis terlihat tidak “terhubung” dengan orang lain
termasuk dengan orang tua. Anak autis tidak tersenyum dan berespon pada
inisiasi interaksi sosial orang dewasa. Anak normal kebanyakan suka untuk
melihat mata orang dewasa dan berlindung saat ketakutan, namun anak autis
tidak terlihat melakukan itu saat bayi. Anak autis juga tidak tertarik untuk
Anak autis juga memiliki kekurangan orientasi pada stimulus sosial dan
yang kurang tepat dan kurang empati pada kesukaran orang lain. (Rao, Beidel
keterbatasan interaksi sosial atau cara yang kaku dalam berinteraksi. Hal ini
secara tepat.
56
mungkin tidak menyadari petunjuk sosial yang penting seperti nada suara,
non-verbal dan gestur dalam berinterksi seperti kontak mata, postur badan
orang lain.
Anak autis sering kali tidak mampu untuk memahami sudut pandang orang
lain atau bahkan mengerti bahwa orang lain memiliki sudut pandang yang
keinginan, niatan, pengetahuan dan persepsi diri sendiri dan orang lain.
Sebagai contoh, anak autis mungkin tidak dapat memahami bahwa anak yang
lain sedang merasa sedih atau bahkan saat menangis karena mereka tidak
anak autis untuk melakukan kontak dengan orang lain secara efektif yang
tatap muka dimana fokus dari mitra sosial ada pada anak autis.
2. Karakteristik
57
pola perilaku sosial khusus yang sering kali membuat mereka kehilangan
kesempatan memiliki interaksi sosial yang positif. Wing dan Gould (1987)
a. Aloof
autis yang senantiasa berusaha untuk menarik diri dan lebih banyak
b. Pasif
Anak autis dalam kategori ini tidak tampak peduli dengan orang
kategori aloof. Mereka patuh dan masih mengikuti ajakan orang lain
sedikit kesenangan yang berasal dari kontak sosial tapi tidak menolak
kognitif.
Anak autis dalam kategori ini sudah mulai memiliki usaha untuk
orang tidak nyaman. Anak autis kategori ini, sama seperti anak autis
terhadap reaksi orang lain, kurang bisa diterima secara sosial juga
Kesempatan untuk interaksi sosial dengan orang lain sangat penting bagi
konsep tentang “diri” dan belajar apa yang orang lain harapkan dari mereka.
sangat tertarik untuk bermain dan berinteraksi dengan anak-anak lain. Ketika
bermain dengan orang lain, anak-anak belajar perilaku sosial yang sesuai,
seperti berbagi, bekerja sama, dan menghormati milik orang lain. Anak-anak
Anak-anak yang belajar keterampilan sosial yang tepat memiliki harga diri
lebih tinggi dan menunjukkan kesediaan yang lebih besar untuk berinteraksi
kehidupan, tetapi juga penting bagi masa depan individu dengan gangguan
60
dan pekerjaan. Membantu individu autis untuk belajar melalui interaksi sosial
2007).
dibangun melalui interaksi dengan orang lain dan benda budaya. Pemahaman
kooperatif. Interaksi sosial anak dengan orang dewasa serta teman sebaya
interaksi, anak yang tidak mengerti dibantu untuk beradaptasi dan berhasil di
terampil melakukan sesuatu pada fase perkembangan tertentu atau yang biasa
yang pada setiap fasenya memiliki harapan-harapan sosial yang biasa dikenal
a. Perkembangan biologis
b. Perkembangan psikologis
c. Perkembangan sosial
Harapan sosial ini menjadi pedoman yang membantu mengetahui apa yang
orang lain.
Carpenter (2013) menulis tentang break down kriteria diagnosis dari DSM
aktivitas yang terbatas dan berulang. Aspek interaksi sosial pada penelitian ini
didapat dari break down kekurangan menetap dalam interaksi sosial DSM V
objek yang menarik bagi orang lain, kegagalan dalam join attention
Anak autis tidak memiliki minat terhadap orang lain, hal ini
meliputi tidak memiliki minat terhadap teman sebaya, menarik diri dan
autis juga memiliki interaksi yang terbatas dengan orang lain serta
asesmen, yaitu asesmen langsung dan asesmen tidak langsung. Asesmen tidak
merupakan pengukuran perilaku pada waktu dan tempat aktual saat perilaku
diamati dalam sebuah situasi. Semua perilaku yang dapat langsung diamati,
perilaku yang dapat diamati dan atau kejadian yang terjadi. Jelas
definisi.
temporari dari perilaku memiliki dua aspek, yaitu durasi dan latensi.
mungkin terbatas hanya pada satu atau dua perilaku saja. Anak autis
kelas.
e. Metode pencatatan
1. Definisi
Sudah sejak lama, para ahli perilaku mengunakan bantuan visual seperti
di tahun 80-an yang menggunakan petunjuk visual. Pertama, Wacker dan Berg
retardasi mental untuk melakukan susunan tugas yang komplek terdiri dari 18-
untuk memasak, merebus dan memanggang. Ketiga, studi oleh Sowers, Rusch,
untuk secara mandiri beralih dari perilaku bekerja ke perilaku makan siang.
petunjuk visual seperti foto, gambar, serta tulisan untuk mengajari individu
schedule dapat menjadi cara yang efektif untuk mengajar siswa mengatur
mandiri.
yang harus dilakukan oleh siswa selama satu hari penuh atau selama sesi
sebagai jadwal bergambar atau representasi visual tentang hal yang akan
terjadi dalam sebuah tugas atau yang akan terjadi dalam satu hari. Elemen
sebuah aktivitas.
menjadi berkurang. 3 hal penting yang perlu diperhatikan dari studi ini
adalah:
gambar.
meningkat.
untuk melakukan hal yang ada pada jadwal aktivitas. Dorongan dan
penelitian adalah individu autis dengan usia 22-40 tahun. Guru atau
dengan gangguan autis sering merespon dengan baik informasi atau intruksi
yang diberikan secara visual. Informasi visual juga efektif karena bertahan
bermain bersama.
unutk berkomunikasi.
c. Alat bantu visual membantu individu autis untuk mengerti hal yang
harus dilakukan dan hal yang akan terjadi karenanya akan menurunkan
terbatas.
74
4. Manfaat
dilakukan pada partisipan dengan beragam usia dari usia pra sekolah sampai
on-task
serta ekolalia.
75
partisipan sendiri.
activity daily living (ADL), aktivitas saat rekreasi dan aktivitas saat
waktu senggang.
76
5. Prosedur
sebagai berikut:
oleh pengajar.
a. Pilih prioritas kegiatan yang akan dilakukan oleh anak, jangan memilih
mandiri
telah digunakan
hand.
Asih Surakarta
sosial individu autis beraneka ragam, meliputi kurang respon pada emosi orang
& Kasari (2000) individu autis sangat ingin terlibat secara sosial tetapi mereka
limbik), kemunculan yang dipicu oleh pengaruh genetik, paparan bahan kimia
gangguan autis adalah kelemahan dalam komunikasi dan interaksi sosial serta
pola kebiasaan, minat, aktivitas yang terbatas dan berulang. Dilihat dari dimensi
individu dengan autism tidak memiliki "teori pikiran" (Theory of Mind) yaitu
terhadap hal lokal dan bukannya pengolahan informasi global (Kunde & Goel,
2008).
Rao & Gagie (2006), menambahkan bahwa individu autis memiliki satu
karakteristik pemikiran yang khas yaitu pembelajar visual. Individu autis adalah
pembelajar visual daripada pembelajar auditori dan lebih memilih moda alternatif
banyak arahan secara lisan tetapi itu tidak berarti bahwa siswa mengerti.
Pembelajar visual membuat individu dengan autis memiliki performa yang sangat
baik dalam kemampuan visual spasial dan sangat buruk dalam kemampuan verbal.
Santrok (2007) antara lain ketangkasan fisik, bergaul bersama teman sebaya,
pada individu autis, namun ada satu model pembelajaran yang banyak diterapkan
secara luas untuk membantu mereka, yaitu pembelajaran dengan bantuan visual
(Rao & Gagie, 2006). Intervensi dengan menggunakan bantuan visual didasarkan
pada karakteristik kognisi individu autis yang merupakan pembelajar visual. Salah
satu bentuk bantuan visual yang dapat dijadikan media pengajaran ketrampilan
bagi individu autis adalah pictorial activity schedule. Pictorial activity schedule
pictorial activity schedule dapat beraneka macam tema, misalnya tema memasak,
pendidik untuk melakukan kegiatan belajar agar terwujud efisiensi dan efektivitas
82
konten tertentu suatu mata pelajaran sedemikian rupa sehingga dapat dimengerti
SLB Yayasan Bina Asih Surakarta untuk membantu anak autis mempelajari jenis
E. Kerangka Pemikiran