You are on page 1of 29

Modul

ASUHAN KEBIDANAN TRANSPORTASI DAN


PADA BAYI, BALITA MOBILISASI BAYI
DAN ANAK PRA
SEKOLAH

Disusun oleh: kelompok 13


Kelas DIV-3C

Anisa Febty Anggraini(P07524419093)


Dewi Mutiara (P07524419097)
Erina Putri (P07524419101)

POLTEKKES KEMENKES RI MEDAN

PRODI SARJANA TERAPAN

JURUSAN KEBIDANAN MEDAN

T.A 2021/2022

Dosen Pengampu :
Evi Desfauza, SST,
M.Kes
HALAMAN PENGESAHAN

1. Mata Kuliah : Asuhan Kebidanan Pada Bayi, Balita, dan Pra Sekolah

2. Judul Modul : Transportasi dan Mobilisasi Bayi


3. Penyusun Modul :1. Anisa Febty Anggraini
2. Dewi Mutiara

3. Erina Putri

4. Institusi : Poltekkes Kemenkes Medan

5. Nomor Pustaka :

Medan, 08 Februari 2022

Mengetahui,

Direktur Poltekkes Kemenkes Medan Ketua Jurusan Kebidanan Medan

Dra.Ida Nurhayati,M,Kes Betty Mangkuji,SST,M.Keb

NIP:1966091019940320001 NIP:1967711101993032002

|i
VISI DAN MISI
PROGRAM STUDI D-IV KEBIDANAN MEDAN

VISI:
Menghasilkan lulusan D-IV Kebidanan yang mampu berwirausaha dengan pendekatan asuhan
kebidanan holistic berbasis kearifan lokal di Tingkat Nasional dan siap bersaing di Tingkat Internasional
pada tahun 2024

MISI:
1. Menyelenggarakan pendidikan D-III, D-IV dan Profesi Kebidanan yang memiliki daya saing di
tingkat internasional sesuai dengan perkembangan iptek
2. Melakukan penelitian (evidence based) dalam kewirausahaan dengan pendekatan asuhan kebidanan
holistic berbasis kearifan lokal
3. Melaksanakan pengabdian masyarakat bermitra dengan stake holder khususnya dalam
kewirausahaan pendekatan asuhan kebidanan holistik berbasis kearifan lokal
4. Menjalin kerjasama dengan pihak terkait untuk meningkatkan kualitas lulusan serta mampu
berwirausaha dengan pendekatan asuhan kebidanan holistik berbasis kearifan lokal

ASUHAN PADA BAYI, BALITA DAN ANAK PRA SEKOLAH | ii


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayahNya, karena hanya dengan karuniaNya itulah penyusunan modul ini dapat
disesuaikan dengan rencana.

Penyusunan makalah ini tidak lepas dari bantuan beberapa pihak. Oleh karena itulah,
Penyusun menyampaikan rasa terimakasih kepada yang terhormat Ibu Evi Desvauza, SST, M. Kes
selaku Dosen Mata Kuliah Asuhan Kebidanan pada Bayi, Balita dan Anak Pra Sekolah dapat
terselesaikannya makalah ini yang berjudul “Transportasi dan Mobilisasi Bayi ”.

Saya menyadari bahwa di dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari kata sempurna,
untuk itulah kritik dan saran yang bersifat membangun sangat kami harapkan. Atas perhatian dan
tanggapan dari pembaca kami ucapkan terimakasih.

Medan, 08 Februari 2022

Penulis

ASUHAN PADA BAYI, BALITA DAN ANAK PRA SEKOLAH | iii


DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN........................................................................................................i
VISI DAN MISI.............................................................................................................................ii
KATA PENGANTAR..................................................................................................................iii
DAFTAR ISI.................................................................................................................................iv
TRANSPORTASI DAN MOBILISASI.......................................................................................1
PENDAHULUAN..........................................................................................................................1
URAIAN MATERI........................................................................................................................3
TES FORMATIF.........................................................................................................................19
RANGKUMAN............................................................................................................................23
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................25

ASUHAN PADA BAYI, BALITA DAN ANAK PRA SEKOLAH | iv


TRANSPORTASI DAN MOBILISASI BAYI
 120 Menit

PENDAHULUAN

Deskripsi Singkat
.
Modul ini berjudul TRANSPORTASI DAN MOBILISASI BAYI

Definisi Singkat
Melalui modul ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI, BALITA DAN ANAK PRA
SEKOLAH mampu memahaminya.

Relevasi
Materi dalam modul ini berkaitan dengan Mata Kuliah Asuhan Kebidanan BBL, Asuhan
Kebidanan pada masa nifas dan Kegawatan neonatal dan maternal

|5
Tujuan pembelajaran
Tujuan Umum
Mahasiswa mampu Mengenali dam mengetahui mobilisasi dan menggendong bayi
dengan aman.

Tujuan Khusus
Setelah kegiatan ini mahasiswa mampu :
Menjelaskan transportasi dan mobilisasi bayi

ASUHAN PADA BAYI, BALITA DAN ANAK PRA SEKOLAH |6


URAIAN MATERI
Mobilisasi dan Menggendong Bayi dengan Aman.

Defenisi Transportasi dan Mobilisasi

Transportasi neonatus memiliki tujuan utama yaitu untuk memberikan terapi atau
penanganan lanjutan di tempat yang dituju serta melakukan pengawasan selama dilakukan
transportasi sehingga neonatus tersebut dalam keadaan aman dan mempunyai hasil akhir
yang lebih baik dalam perawatannya. Transportasi antara rumah sakit sangat diperlukan pada
neonatus yang memiliki resiko tinggi di tempat pelayanan rumah sakit yang tidak mempunyai
sarana prasarana yang memadai. Idealnya seorang wanita yang ingin melahirkan dengan
resiko pada bayinya haruslah melahirkan di tempat rumah sakit yang memiliki sarana
prasarana serta tim medis yang mampu, sehingga neonatus yang mempunyai resiko tinggi
dapat dilakukan tindakan stabilisasi yang baik bilamana diperlukan.

Transportasi ke antar rumah sakit memerlukan tindakan stabilisai awal sebelum dilakukan
transportasi, dan rumah sakit awal harus menghubungi rumah sakit yang akan dikirim apakah
sudah siap dengan neonatal intensive care unit (NICU) untuk menangani penerimaan. Kriteria
neonatus untuk di lakukan transportasi pertama tama haruslah dilihat kemampuan rumah
sakit yang akan menerima dapat menangani keadaan atau resiko yang ada pada neonatus
tersebut. American Academy of Pediatric menetapkan kriteria neonatus yang harus dirawat di
NICU antara lain adalah:

1. Prematur atau berat badan < 1.500 gr


2. Usia gestasi < 32 minggu
3. Respiratory distress yang memerlukan pemakaian ventilator
4. Kejang
5. Adanya anomali kongenital yang menghambat metabolism
6. Gangguan jangtung kongenital atau terjadinya aritmia yang memerlukan penanganan
jantung
7. Hipoksia dan inskemik injury
8. Semua keadaaan lain yang memerlukan penanganan khusus contohnya :
a. Hiperbilirubin yang memerlukan transfusi exchange
ASUHAN PADA BAYI, BALITA DAN ANAK PRA SEKOLAH |7
b. Neonatus dengan ibu yang diabetes
c. Hambatan pertumbuhan intra uterin yang gawat
d. Berat badan 1500 – 2000 gram dengan gestasi < 36 minggu
9. Seluruh keadaan lain yang memerlukan penanganan yang tidak dapat dilakukan
ditempat awal.

Organisasi Pelayanan Transportasi

Tim Transportasi
Tim untuk transportasi dibutuhkan setidaknya dua atau tiga tim medis yang mampu,
sebaiknya di sertai dengan serior residen anak yang kemampuannya lebih baik lagi
disupervisi oleh seorang neonatologist. Selain itu dapat disertai dengan perawat neonatus
yang handal dan dokter ahli dalam bidang kegawatdaruratan. Setiap anggota tim disertai
dengan perincian yang baik tentang tugas mereka selama dilakukannya transportasi
neonatus. Commission on Accreditation of Medical Transport Systems (CAMTS)
menetapkan keharusan kemampuan yang harus dimiliki oleh tim transport neonatus,
antara lain adalah keahlian melakukan basic life support skill untuk A,B,C,D, kemudian
dilanjutkan dengan keahlian advanced life support procedures.

Model Transportasi

Ditentukan apakah transportasi yang akan dilakukan lewat jalan darat, udara atau air,
kemudian disiapkan sarana prasarana didalam kendaraan yang akan digunakan, misalnya
pada jalan darat dengan ambulance atau jalan udara dengan ambulance halikopter yang
akan digunakan, selama transportasi ini haruslah diketahui berbagai hal misalnya apakah
bunyi bising selama perjalanan dan getaran dapat berpengaruh pada neonatus yang
dibawa, adanya perubahan suhu, ataupun perubahan atmosphere bila menggunakan jalan
udara, karena suara dapat menyebabkan ketidakstabilan sistem kardiovaskular, getaran
dapat meningkatkan resiko perdarahan intra kranial, perubahan tekanan atmosphere
dapat menyebabkan resiko pneumothorak.

ASUHAN PADA BAYI, BALITA DAN ANAK PRA SEKOLAH |8


Kelengkapan

Kelengkapan dibagi menjadi kelengkapan tim, kelengkapan pada kendaraan


transportasi dan kelengkapan obat obatan yang akan digunakan. Kelengkapan tim
transportasi
1. Inkubator
2. Alat suction
3. Infusion pumps
4. Adaptors untuk alat medis
5. Peralatan untuk airway
6. Laryngoscope no 0 dan 1
7. Magill forceps
8. Instrumentasi untuk selang dada dan catheter vascular
9. Stetoscope
10. Peralatan untuk oksigen, penghangat dan sumber listrik

Kelengkapan didalam kendaraan transportasi Ambulance :

Pada kendaraan ambulance harus diperhatiakan seluruh kelengkapan dr kendaraan untuk


keamanan tim dan pasien, serta saat mengendarai harus diperhatikan kecepatannya,
diperhatikan juga pengaturan tempat duduk, tempat troli, cahaya penerangan, ketersediaan
oksigen.

Kelengkapan alat alat untuk keperluan neonatus didalam ambulance haruslah tersedia
yaitu:

1. Swabs alcohol 10. Ett no 2,5 3,5 dan 4 mm


2. Swabs betadine 11. Selang oksigen
3. Chest tube no 10 dan 12 12. Ngt
4. Face mask 13. Pisau scaple
5. Kassa 14. Alat suction
6. Sarung tangan steril 15. Benang untuk menjahit luka
7. Abocath no 22 dan 24 16. Peralatan steril untuk menjahit luka
8. Spuit 17. Termometer
9. Gel lubrikasi 18. Umbilical catheter
ASUHAN PADA BAYI, BALITA DAN ANAK PRA SEKOLAH |9
19. Urine catheter 21. Tape seperti hansaplast atau hipafix
20. Urine colector

Kelengkapan obat-obatan:

1. Atropine 12. Lidocain


2. Calsium 13. Midazolan
3. Calcium glukonas 14. Morphine
4. Dexamethasone 15. Naloxone
5. Dekstrose 50% 16. Prostaglandin E1
6. Dekstrose 10% 17. Normal saline
7. Dobutamine 18. Phenobarbital
8. Dopamine 19. Potassium cloride
9. Epinephrine 20. Air Steril untuk injeksi
10. Fentanyl 21. Vitamin K
11. Flurosemide 22. Erythromicin salep mata

Pemeriksaan laboratorium yang dilakukan

1. Sebelum transportasi
Pemeriksaan berikut (4-B) harus dilakukan sebelum dilakukan transportasi:
 Blood count (pemeriksaan darah rutin)
 Blood culture (kultur darah)
 Blood glucose (kadar glukosa darah)
 Blood gas (analisis gas darah)

2. Setelah transportasi
Pemeriksaan laboratorium setelah transportasi tergantung dari riwayat, faktor risiko,
dan gejala klinis dari bayi. Pemeriksaan yang dapat dilakukan diantaranya
pemeriksaan C- reactive protein (CRP), elektrolit (natrium, kalium, kalsium), fungsi
ginjal (ureum, kreatinin), fungsi hati (SGOT, SGPT, bilirubin, pT, aPTT, fibrinogen,
D-dimer).

ASUHAN PADA BAYI, BALITA DAN ANAK PRA SEKOLAH | 10


Mobilisasi Bayi

Mobilisasi atau kemampuan seseorang untuk bergerak bebas merupakan salah satu
kebutuhan dasar manusia yang harus terpenuhi. Tujuan mobilisasi adalah memenuhi
kebutuhan dasar (termasuk melakukan aktifitas hidup sehari-hari dan aktifitas rekreasi),
mempertahankan diri (melindungi diri dari trauma), mempertahankan konsep diri,
mengekspresikan emosi dengan gerakan tangan non verbal.

Mobilisasi sangat dipengaruhi oleh sistem neuromuskular, meliputi sistem otot, skeletal,
sendi, ligament, tendon, kartilago, dan saraf. Otot Skeletal mengatur gerakan tulang karena
adanya kemampuan otot berkontraksi dan relaksasi yang bekerja sebagai sistem pengungkit.
Ada dua tipe kontraksi otot: isotonik dan isometrik. Pada kontraksi isotonik, peningkatan
tekanan otot menyebabkan otot memendek. Kontraksi isometrik menyebabkan peningkatan
tekanan otot atau kerja otot tetapi tidak ada pemendekan atau gerakan aktif dari otot,
misalnya, menganjurkan klien untuk latihan kuadrisep. Gerakan volunter adalah kombinasi
dari kontraksi isotonik dan isometrik. Meskipun kontraksi isometrik tidak menyebabkan otot
memendek, namun pemakaian energi meningkat. Perawat harus mengenal adanya
peningkatan energi (peningkatan kecepatan pernafasan, fluktuasi irama jantung, tekanan
darah) karena latihan isometrik. Hal ini menjadi kontra indikasi pada klien yang sakit (infark
miokard atau penyakit obstruksi paru kronik).

Faktor yang mempengaruhi mobilisasi:

1. Sistem neuromuscular
2. Gaya hidup
3. Ketidakmampuan
4. Tingkat energy
5. Tingkat perkembangan
a) Bayi
sistem muskuloskeletal bayi bersifat fleksibel. Ekstremitas lentur dan
persendian memiliki ROM lengkap. Posturnya kaku karena kepala dan tubuh
bagian atas dibawa ke depan dan tidak seimbang sehingga mudah terjatuh.
b) Batita

ASUHAN PADA BAYI, BALITA DAN ANAK PRA SEKOLAH | 11


kekakuan postur tampak berkurang, garis pada tulang belakang servikal dan
lumbal lebih nyata
c) Balita dan anak sekolah
tulang-tulang panjang pada lengan dan tungkai tumbuh. Otot, ligamen, dan
tendon menjadi lebih kuat, berakibat pada perkembangan postur dan
peningkatan kekuatan otot. Koordinasi yang lebih baik memungkinkan anak
melakukan tugas-tugas yang membutuhkan keterampilan motorik yang baik.
d) Remaja
remaja putri biasanya tumbuh dan berkembang lebih dulu dibanding yang laki-
laki. Pinggul membesar, lemak disimpan di lengan atas, paha, dan bokong.
Perubahan laki-laki pada bentuk biasanya menghasilkan pertumbuhan tulang
panjang dan meningkatnya massa otot. Tungkai menjadi lebih panjang dan
pinggul menjadi lebih sempit. Perkembangan otot meningkat di dada, lengan,
bahu, dan tungkai atas.
e) Dewasa
postur dan kesegarisan tubuh lebih baik. Perubahan normal pada tubuh dan
kesegarisan tubuh pada orang dewasa terjadi terutama pada wanita hamil.
Perubahan ini akibat dari respon adaptif tubuh terhadap penambahan berat dan
pertumbuhan fetus. Pusat gravitasi berpindah ke bagian depan. Wanita hamil
bersandar ke belakang dan agak berpunggung lengkung. Dia biasanya
mengeluh sakit punggung.
f) Lansia
kehilangan progresif pada massa tulang total terjadi pada orangtua.

6. Kondisi patologik:
a. Postur abnormal:
1) Tortikolis: kepala miring pada satu sisi, di mana adanya kontraktur pada otot
sternoklei domanstoid
2) Lordosis: kurva spinal lumbal yang terlalu cembung ke depan/ anterior
3) Kifosis: peningkatan kurva spinal torakal
4) Kipolordosis: kombinasi dari kifosis dan lordosis
5) Skolioasis: kurva spinal yang miring ke samping, tidak samanya tinggi hip/
pinggul dan bahu
ASUHAN PADA BAYI, BALITA DAN ANAK PRA SEKOLAH | 12
6) Kiposkoliosis: tidak normalnya kurva spinal anteroposterior dan lateral
7) Footdrop: plantar fleksi, ketidakmampuan menekuk kaki karena kerusakan saraf
peroneal
8) Gangguan perkembangan otot, seperti distropsi muskular, terjadi karena
gangguan yang disebabkan oleh degenerasi serat otot skeletal
9) Kerusakan sistem saraf pusat
10) Trauma langsung pada sistem muskuloskeletal: kontusio, salah urat, dan fraktur.

Gerakan – gerakan Mobilisasi:

1. Pergerakan bahu
2. Pergerakan siku
3. Pergerakan tangan
4. Pergerakan jari tangan
5. Pergerakan kaki

Macam-macam Mobiliasasi

a) Mobilisasi penuh adalah kemampuan seseorang untuk bergerak secara penuh dan
bebas sehingga dapat menjalankan peran sehari-hari serta melakukan interaksi sosial.
Saraf motorik volunter dan sensorik merupakan fungsi mobilitas penuh yang
mengontrol seluruh tubuh seseorang.
b) Mobilisasi sebagian adalah kemampuan seseorang untuk bergerak tetapi ada batasan
gerak sehingga tidak dapat bergerak bebas karena dipengaruhi oleh gangguan saraf
sensorik dan motorik di area tubuhnya. Mobilisasi sebagian dibagi menjadi dua yaitu :
a. Mobilitas sebagian temporer adalah kemampuan individu untuk bergerak
secara terbatas yang bersifat sementara. Hal ini dapat disebebkan oleh trauma
reversible pada sistem muskuloskeletal.
b. Mobilitas sebagian permanen adalah kemampuan individu untuk bergerak
secara terbatas yang bersifat menetap. Hal ini disebebkan oleh rusaknya sistem
syaraf yang reversible

ASUHAN PADA BAYI, BALITA DAN ANAK PRA SEKOLAH | 13


Menggendong Bayi dengan Aman

Dipaparkan sebelumnya bahwa kegiatan menggendong bayi Sudah menjadi kebiasaan


turun temurun dari nenek moyang kita dalam keseharian di berbagai bangsa. Namun
ternyata, masih banyak yang belum memahami Bagaimana cara menggendong yang aman
dan nyaman dan lebih percaya pada mitos dibandingkan hasil penelitian ilmiah para ahli.
ada 2 mitos yang paling sering ditemui saat menggendong bayi kedua mitos inilah yang
sering membuat orang tua menjadi ragu saat akan menggendong bayinya berikut mitos
dan penjelasan ilmiah untuk menjawab mitos tersebut.

1. Mitos:

kaki bayi harus diluruskan dan tidak boleh dibiarkan mengangkang karena nanti
anak jalannya jadi mengangkang atau kakinya nanti akan tumbuh berbentuk “O” 

fakta:

terlebih dahulu Mari kita telaah Bagaimana pertumbuhan tulang belakang dan kaki
bayi sejak lahir. sejak tumbuh didalam rahim ibu, Bentuk tulang belakang bayi
sudah melengkung dan masih tetap melengkung saat ia dilahirkan. saat dilahirkan
bentuk tulang belakang bayi masih melengkung atau total kyphosis yang apabila
dilihat dari samping membentuk seperti huruf c atau sering disebut C shape, lalu
seiring dengan pertumbuhannya tulang belakang bayi akan berubah semakin tegak
menuju ke bentuk tulang belakang yang sama dengan tulang belakang manusia
dewasa atau lumbar lordosis.

2. mitos:

Bayi yang sering digendong akan menjadi bau tangan dan manja 

fakta: 

bayi sangat suka digendong, karena sesungguhnya bayi memang selalu digendong
sedari masih dalam kandungan ibunya. sejak dalam kandungan, bayi senantiasa
mendengar detak jantung Ibu, suara ibu yang khas, hangat tubuh ibunya, serta
ritme pergerakan tubuh ibu. namun ketika bayi lahir ke dunia luar yang sangat
ASUHAN PADA BAYI, BALITA DAN ANAK PRA SEKOLAH | 14
asing baginya bayi menjadi mudah menangis dan gelisah karena belum terbiasa.
gendongan membantu bayi beradaptasi di dunia yang baru dan asing sejak ia
dilahirkan. saat di gendong, bayi bisa merasa sangat dekat dengan suasana ketika
masih dalam kandungan itulah alasan mengapa setelah bayi dilahirkan tubuh ibu
menjadi tempat yang paling nyaman dan gendongan adalah alat yang paling tepat
digunakan sehingga bayi mudah terlelap saat digendong dan mudah terbangun saat
dilepaskan dalam gendongannya.

Menggendong bayi tidak sama dengan memanjakan atau melindungi secara


berlebihan. pada usia 1 sampai 2 tahun bonding merupakan kebutuhan utama bayi.
menggendong adalah salah satu cara untuk meningkatkan bonding ini. menggendong
anak, memeluknya dengan erat sebenarnya adalah cara kita untuk mengatakan kepadanya
bahwa tidak ada yang perlu ditakutkan karena apapun yang akan terjadi perlindungan dan
dukungan dari kita orang tuanya selalu ada untuknya. jadi mitos mengenai anak tidak
boleh sering digendong agar anak tidak bau tangan adalah tidak benar

Manfaat Menggendong

Ada banyak manfaat dari menggendong bayi , Bayi yang tenang dalam gendongan
dapat belajar banyak hal dan lebih mudah diajak berinteraksi, meningkatkan kemampuan
mereka dalam membuat pilihan hidupnya, menciptakan keintiman serta Interaksi yang
kuat dan baik secara konstan belajar menjadi manusia baik yang merasa aman dan nyaman
dalam gendongan membuat ibu yang menyusui menjadi tenang dan percaya diri sehingga
hidupnya menjadi lebih bahagia lalu kadar hormon oksitosin yang berperan besar dalam
produksi ASI juga membantu mengatasi depresi pasca melahirkan. 

Manfaat menggendong bagi bayi adalah

1. mengurangi tangisan 5. membantu refleks dan Kolik 


2. pengganti Tummy time  6. Membantu perkembangan indra
3. Membantu perkembangan ritme penciuman 
sirkadian atau pola tidur dan 7. Membantu perkembangan
bangun  vestibular atau sistem
4. Membantu perkembangan keseimbangan
berbicara 
ASUHAN PADA BAYI, BALITA DAN ANAK PRA SEKOLAH | 15
8. mempromosikan tidur nyenyak 14. memungkinkan penambahan
dan lama  waktu diam waspada
9. mempromosikan pemberian 15. meningkatkan kekuatan inti otot
ASI  16. memberi keamanan
10. mempromosikan pertumbuhan 17. menyediakan lingkungan yang
11. mempromosikan kontak kulit ke aman untuk tidur
kulit 18. mengatur suhu pernapasan dan
12. reka ulang kondisi dalam rahim denyut jantung
atau trimester keempat 19. mengurangi terhadap paparan
13. menambah durasi menyusui  toksin berbahaya 

Manfaat menggendong bayi bagi penggendong

1. bisa lepas tangan atau handsfree 6. memperbolehkan bayi untuk


2. meringankan kegelisahan merasa menjadi bagian dan
3. menambah oksitosin atau Happy terlibat 
hormon 7. membantu hubungan keluarga 
4. membantu mempererat ikatan 8. mempromosikan ikatan 
antara bayi dan penggendong  9. menjauhkan orang lain atau
5. membantu pemberian cinta orang asing Untuk menjangkau
secara penuh  anak 
10. interaksi dengan berbagai
macam orang

dengan memahami manfaat menggendong kegiatan menggendong pun akan


menjadi jauh lebih bermakna sehingga memotivasi orang tua untuk selalu meluangkan
waktu menggendong anak anaknya.

ASUHAN PADA BAYI, BALITA DAN ANAK PRA SEKOLAH | 16


Memilih Gendongan yang tepat
Memilih gendongan untuk bayi tidak bisa sembarangan, sebab jika salah bisa
beresiko terhadap keamanan baik siapa pun kita pasti ingin gendongan yang terbaik untuk
anak-anak kita dengan mengetahui perkembangan tulang belakang bayi seharusnya
membuat kita semakin mengerti jenis gendongan seperti apa yang dibutuhkan

gendongan ergonomis ini umumnya dibagi dalam lima tipe

1. wraps, gendongan ini berupa kain panjang dengan berbagai macam ukuran dan
bahan umumnya Dikenal dua jenis yaitu stretchy wrap (SW)  yang terbuat dari
bahan katun dan campuran spandek, kainnya bersifat elastis  dan dan woven wrap
(ww) kain tenun khusus dalam berbagai macam ukuran dan variasi jenis bahan
seperti katun, linen, wol serta Sutra. jarik termasuk dalam jenis wrab berukuran
Pendek 
2. ring sling. ini adalah adaptasi modern dari jarik atau selendang gendong di mana
sepasang ring dijahit pada salah satu ujung kain sepanjang 2 m dan ujung lainnya
diselipkan melalui kedua Ring agar dapat disesuaikan dengan tubuh penggendong.
gendongan ini cocok untuk menggendong bayi dan anak-anak saat mereka perlu
naik turun gendongan
3. pouch sling, gendongan berupa kain yang dijahit melingkar dan digunakan pada
salah satu pun ndak menggendongnya mirip ring sling hanya saja tidak dapat
disesuaikan besar kecilnya ukuran
4. meh dai, ini adalah adaptasi modern dari gendongan tradisional rakyat Tiongkok 
5. soft structured pada carrier (ssc). pada umumnya gendongan ini dilengkapi Ban
pinggang yang berbusa tebal begitu juga pada tali pundak yang nyaman secara
ergonomis dan dapat digunakan menggendong depan belakang dan terkadang
samping 

Cara Menggendong yang Aman dan Nyaman


 

School of baby wearing memberikan beberapa poin yang harus diingat ketika
menggendong yaitu:

1. T(ight)

ASUHAN PADA BAYI, BALITA DAN ANAK PRA SEKOLAH | 17


ketat, eratkan gendongan sehingga badan anak menempel di badan Anda. anak
serasa dipeluk, kain yang longgar membuat anak jadi mudah bergeser atau susah
bernafas

2. (I)n view  At All Time

Posisi wajah anak harus selalu bisa terlihat agar penggendong dapat dengan mudah
melihat tanda-tanda dari wajah anak (misal: mengantuk, resah, takut dan
sebagainya) wajah anak tidak boleh sampai tertutup oleh kain gendongan, bisa
mengganggu pernafasan

3. (c)lose enough to kiss

kepala anak terjangkau untuk dicium bagian atas kepala anak dekat dengan dagu
penggendong
4. (k)eep chin of the chest,
Posisi badan anak jangan terlalu melengkung atau menunduk apalagi sampai dagu
anak menempel ke dada anak karena bisa mengganggu pernafasan,pastikan ada
jeda Satu Atau Dua Jari antara dagu dan dada anak
5. (s)upport at back,
dalam posisi gendong tegak, dada dan perut menempel di tubuh anda dan
punggung anak tersanggah dengan aman.

Teknik Menggendong Bayi Sesuai Usia

a) Bayi 0-3 Bulan

Tubuh bayi baru lahir hingga 3 bulan masih sangat lemah, terutama bagian
leher dan kepalanya. Ia baru bisa menolehkan kepala tanpa dapat mengangkatnya.
Karenanya, perhatikan betul cara menggendong si kecil.

Cara mengangkat bayi:

1) Sebelum mengangkat si kecil, ia harus mengetahui lebih dulu kehadiran kita. Bisa
lewat suara atau kontak mata. Kalau tahu-tahu diangkat, bayi bisa terkejut dan
gelisah, kecuali ia tengah tidur pulas.
ASUHAN PADA BAYI, BALITA DAN ANAK PRA SEKOLAH | 18
2) Dekatkan tubuh kita ke arah bayi dengan cara menekuk lutut dan membungkukkan
badan. Dengan lembut, selipkan kedua telapak tangan kita ke bawah tubuhnya.

3) Satu tangan di leher dan kepalanya, satu tangan di bokong. Pastikan posisi kedua
tangan sudah mantap sebelum mengangkatnya.

4) Setelah bayi sejajar dengan tubuh kita, mulailah mengatur posisi kedua lengan untuk
menopang punggung dan juga tungkainya.

5) Geser tangan yang tadinya memegang bokong ke arah punggung. Otomatis, tungkai
pun akan tertopang oleh lengan.

6) Cara menggendong yang luwes dan nyaman bisa dikuasai jika orangtua sering
melakukannya. Terpenting, lakukan dengan rasa percaya diri. Kadang, bayi mungil
cukup ditopang dengan satu lengan, sementara lengan yang lain dapat mengerjakan
kegiatan berbeda.

7) Untuk mengangkat bayi yang sedang tidur tengkurap, selipkan satu tangan di bawah
dagu dan lehernya, sedangkan tangan yang lain di bawah perutnya.

Cara meletakkan bayi setelah menggendong:

Bungkukkan badan ke arah permukaan yang akan menjadi tempat mendaratnya.


Setelah lengan kita menyentuh permukaan, biarkan kedua tangan untuk beberapa saat ditindih
bayi, sampai bayi merasa aman dan nyaman. Selanjutnya, perlahan lepaskan tangan dari
bokong dan pindahkan tangan itu untuk menahan kepalanya. Lalu, lepaskan tangan yang
menopang leher. Terakhir, lepaskan tangan yang menahan kepala. Beri tepukan atau sentuhan
lembut dan sedikit kata-kata untuk memberinya tanda bahwa Anda akan pergi.

Posisi bayi dalam gendongan

1) Posisi tegak: Lakukan seperti hendak menyendawakan bayi. Bayi menghadap belakang
dengan kepala di atas bahu kita. Satu tangan kita menopang leher dan kepalanya,
sementara tangan lain memegang bokong dan sebagian punggung.

ASUHAN PADA BAYI, BALITA DAN ANAK PRA SEKOLAH | 19


2) Posisi cradling hold: Satu tangan diletakkan pada punggung dan bokong bayi untuk
menopang tubuhnya. Letakkan kepala bayi pada lipatan siku (posisi kepala harus lebih
tinggi dari bokong bayi); tangan yang lain menahan bokong dan tungkai bayi.

3) Posisi duduk: Setelah berusia sebulan, bayi dapat digendong dengan posisi setengah
duduk baik di atas lengan/tangan atau di pangkuan. Badan dan kepalanya bersandar ke
dada kita dan pandangannya menghadap ke muka. Untuk menjaga keseimbangannya,
pegangi dada dan kepalanya dengan satu tangan yang lain.

4) Posisi shoulder hold: Syaratnya, bayi harus sudah bisa mengangkat lehernya saat
posisinya tengkurap. Dengan posisi ini, bayi digendong dalam posisi tegak 45 derajat
dan perut bayi bersentuhan dengan dada ibu. Posisi ini diyakini mempunyai manfaat
kontak batin yang dalam, karena bayi dapat mendengar detak jantung ibu.

b) Bayi 3-6 Bulan

1) Bayi sudah semakin kuat. Saat digendong, leher dan punggungnya tak lagi mesti
ditopang. Biasanya, bayi usia 3 bulan bisa duduk di pangkuan dengan dipegangi.

2) Karena itu mulai usia ini bayi lebih senang digendong dengan posisi bersandar
menghadap ke muka.

3) Masuk usia 4 bulan, cara menggendongnya sudah bisa lebih santai, baik dengan
posisi menghadap ke depan, belakang, atau berhadapan.

4) Menghadap depan adalah gaya gendong favorit bayi sebab dengan begitu ia jadi
bisa memiliki luas pandang yang lebar.

5) Mulai usia 5 bulan, bayi semakin berat dan aktif bergerak. Disarankan untuk
menggendongnya dengan menggunakan kain atau baby carrier.

6) Selain membuat bayi nyaman, kita pun masih bisa melakukan aktivitas lain. Bisa
juga, bayi didudukkan di pinggang dengan topangan salah satu lengan.

7) Kedua kaki bayi melingkari pinggul kita. Tangan yang lain bisa melakukan
aktivitas berbeda. Mulai usia ini, bayi juga bisa digendong dengan gaya rocking
games.
ASUHAN PADA BAYI, BALITA DAN ANAK PRA SEKOLAH | 20
8) Caranya, tengkurapkan si kecil di satu lengan yang menahan pinggangnya,
sementara tangan yang lain menyangga perutnya.

9) Ayun si kecil dari kiri ke kanan atau depan ke belakang secara perlahan seperti
pesawat terbang. Ia pasti suka. Boleh dilakukan pada bayi di usia 3 bulan ke atas.

c) Bayi Usia di Atas 6 Bulan

Karena otot-ototnya sudah kuat dan lehernya pun mampu menopang kepala
dengan baik, maka si kecil dapat kita gendong di punggung dengan menggunakan
alat gendong. Gendongan cara ini membuat kedua tangan kita bebas melakukan
aktivitas lain. Bisa juga bayi digendong dengan cara didudukkan di lengan bawah
kita dengan punggung bayi bersandar di dada dan tangan kita yang satunya
melingkari perut bayi. Cara ini banyak dilakukan karena praktis, tidak
menakutkan, aman, dan kita bisa menyangga berat badannya. Untuk mengajaknya
bermain, si kecil bisa digendong dengan gaya flying in the air (melayang di
udara).

Peran Bidan Dalam Mobilisasi

Peran bidan dalam mobilisasi dini menurut Potter & Perry, yaitu :

a. Peran bidan sebagai caregiver

Membuat diagnosa dari hasil pengkajian. Kemudian dilanjut memberikan


asuhan kebidanan pada pasien terkait dengan masalah mobilisasi pasien.
Diawali dengan melakukan pengkajian pada pasien

b. Peran bidan sebagai educator

Memberikan edukasi pada pasien dan keluarga mengenai cara memilih


gendong bayi dengan benar, cara menggendong yang aman dan nyaman, serta
Teknik menggendong bayi sesuai usia.

c. Peran bidan sebagai colaboration \

ASUHAN PADA BAYI, BALITA DAN ANAK PRA SEKOLAH | 21


Melakukan kolaborasi dengan tim medis interdispilin dengan partisipasi
pasien dan keluarga mengenai tindakan mobilisasi pada pasien. Kolaborasi
juga dengan ahli gizi untuk memberikan nutrisi yang adekuat, asupan cairan
dan makanan yang mengandung serat serta suplementasi vitamin dan mineral.

ASUHAN PADA BAYI, BALITA DAN ANAK PRA SEKOLAH | 22


TES FORMATIF

1. memenuhi kebutuhan dasar (termasuk melakukan aktifitas hidup sehari-hari dan


aktifitas rekreasi), mempertahankan diri (melindungi diri dari trauma),
mempertahankan konsep diri, mengekspresikan emosi dengan gerakan tangan non
verbal. Tujuan dari…
a. Tujuan mobilisasi
b. Tujuan transportasi
c. Tujuan menggendong bayi
d. Tujuan keadaan bayi

2. Mobilisasi sangat dipengaruhi oleh…


a. Sistem otot
b. Sistem saraf
c. Sistem neuromuscular
d. Sistem intramuskuler

3. Berapa factor yang mempengaruhi mobilisasi…


a. 1
b. 2
c. 3
d. 5

4. sistem muskuloskeletal bayi bersifat…


a. kuat
b. lemah
c. fleksibel
d. sedang

5. berapakah gerakan mobilisasi…


a. 5
b. 4
c. 3
d. 2
6. untuk memberikan terapi atau penanganan lanjutan di tempat yang dituju serta
melakukan pengawasan. Tujuan dari….
a. Tujuan transportasi neonates
b. Tujuan mobilisasi
c. Tujuan menggendong bayi
d. Tujuan warps

7. Pada kontraksi isotonik, peningkatan tekanan otot menyebabkan otot…


a. Memendek
b. Memanjang
c. Melurus
d. Melembek

8. Melakukan kolaborasi dengan tim medis interdispilin dengan partisipasi pasien dan keluarga
mengenai tindakan mobilisasi pada pasien. Adalah peran bidan sebagai…
a. Peran bidan sebagai collaboration
b. Peran bidan sebagai educator
c. Peran bidan sebagai penyuluh
d. Peran bidan sebagai caregiver

9. Memberikan edukasi pada pasien dan keluarga mengenai cara memilih gendong bayi
dengan benar, cara menggendong yang aman dan nyaman, serta Teknik menggendong bayi
sesuai usia.peran bidan sebagai….
a. Peran bidan sebagai collaboration
b. Peran bidan sebagai educator
c. Peran bidan sebagai penyuluh
d. Peran bidan sebagai caregiver

10. Membuat diagnosa dari hasil pengkajian. Kemudian dilanjut memberikan asuhan
kebidanan pada pasien terkait dengan masalah mobilisasi pasien. Diawali dengan
melakukan pengkajian pada pasien. Peran bidan sebagai…

a. Peran bidan sebagai collaboration

b. Peran bidan sebagai educator

c. Peran bidan sebagai caregiver


d. Peran bidan sebagai penyuluh
RANGKUMAN

Transportasi neonatus memiliki tujuan utama yaitu untuk memberikan terapi atau
penanganan lanjutan di tempat yang dituju serta melakukan pengawasan selama dilakukan
transportasi sehingga neonatus tersebut dalam keadaan aman dan mempunyai hasil akhir yang lebih
baik dalam perawatannya. Transportasi antara rumah sakit sangat diperlukan pada neonatus yang
memiliki resiko tinggi di tempat pelayanan rumah sakit yang tidak mempunyai sarana prasarana
yang memadai.
Mobilisasi atau kemampuan seseorang untuk bergerak bebas merupakan salah satu
kebutuhan dasar manusia yang harus terpenuhi. Tujuan mobilisasi adalah memenuhi kebutuhan
dasar (termasuk melakukan aktifitas hidup sehari-hari dan aktifitas rekreasi), mempertahankan diri
(melindungi diri dari trauma), mempertahankan konsep diri, mengekspresikan emosi dengan
gerakan tangan non verbal.

Mobilisasi sangat dipengaruhi oleh sistem neuromuskular, meliputi sistem otot, skeletal,
sendi, ligament, tendon, kartilago, dan saraf. Otot Skeletal mengatur gerakan tulang karena adanya
kemampuan otot berkontraksi dan relaksasi yang bekerja sebagai sistem pengungkit. Ada dua tipe
kontraksi otot: isotonik dan isometrik. Pada kontraksi isotonik, peningkatan tekanan otot
menyebabkan otot memendek.

Memilih gendongan yang tepat

1. warps
2. ring sling
3. Pouch sling
4. Soft

ASUHAN KEBIDANAN PADA PEREMPUAN DAN ANAK DENGAN KONDISI RENTAN | 26


Cara menggendong yang aman dan nyaman

1. T (ight)
2. (i)n view At All Time
3. (c )lose enough to kiss
4. (k)eep chin of the best
5. (S)upport at back

ASUHAN KEBIDANAN PADA PEREMPUAN DAN ANAK DENGAN KONDISI RENTAN | 27


DAFTAR PUSTAKA

astuti, sukesi, & esyuananik. (n.d.). asuhan kebidanan pada neonatus, bayi, balita dan anak
pra sekolah. Jakarta: KEMENKES RI.
Bapedda Tanjung Balai kota. (2018). Buletin vol 3, 13-19.
eti, melia, & ulia. (2020). Retrieved from kebutuhan mobilisasi dan transportasi.
Handiyani, H. (2017). mobilisasi dan imobilisasi. 1-3.
Kameliawati, F. (2016). TRANSPORTASI DENGAN PERAWATAN METODE
KANGURU UNTUK MENYESUAIKAN FUNGSI FISIOLOGIS BBLR. JURNAL
ILMU KESEHATAN AISYAH STIKES AISYAH PRINGSEWU LAMPUNG .
maya citra rosa. (2021). cara dan teknik menggendong bayi sesuai periode usianya. Jakarta:
kompas.com.
sjarif, & ruankha. (2017). TRANSPORTASI PADA NEONATUS.

ASUHAN KEBIDANAN PADA PEREMPUAN DAN ANAK DENGAN KONDISI RENTAN | 28

You might also like