Professional Documents
Culture Documents
Etikapro - DPH - Undang-Undang No. 6 Tahun 2017 Tentang Arsitek
Etikapro - DPH - Undang-Undang No. 6 Tahun 2017 Tentang Arsitek
6
Tahun 2017 tentang Arsitek
Latar Belakang
1. Mendorong profesi arsitek dan praktik arsitek yang andal dan profesional,
mampu meningkatkan nilai tambah, daya guna dan hasil guna karya arsitektur di
Indonesia.
2. Memberikan perlindungan bagi masyarakat atas malpraktik Arsitek
3. Memberikan kepastian hukum bagi Arsitek dan Praktik Arsitek
4. Mensinergikan peraturan yang telah ada seperti UU Jasa Konstruksi, UU
Bangunan Gedung, UU Keinsinyuran
5. Pengakuan kesetaraan Arsitek Indonesia dengan arsitek asing
6. Meningkatkan daya saing dan menjawab tantangan globalisasi dan pasar bebas
2020, serta dimulainya Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) 2015
7. Mengendalikan mutu layanan Arsitek, kompetensi arsitek, dan pendidikan
profesi arsitek
8. Menjaga keunikan profesi arsitek yang terkait erat dengan manusia dan
keindahan (“venustas”) di tingkat bangunan gedung, lingkungan, kawasan, kota dan
bangunan cagar budaya yang tidak dimiliki keahlian lain
2
Payung Hukum Profesi Arsitek di Indonesia
Arsitektur dan
Produk
Konstruksi lain
• Pengaturan
terhadap objek Pengaturan
bangunan gedung UU yang Mengatur UU yang Mengatur
Objek Bangunan Pelaku Pembangunan terhadap peran
• Objek penataan dan praktik
ruang a. UU Bangunan Gedung a. UU Keinsinyuran;
profesi Insinyur
• Jembatan b. UU Jalan b. UU Arsitek dan Arsitek
dan
bangunan air
Bab I: Ketentuan umum
Lingkup Pengaturan Bab II: Asas dan tujuan
Bab III: Layanan praktik arsitek
5
Asas dan Tujuan (1)
Asas:
a. profesionalitas;
b. integritas;
c. etika;
d. keadilan;
e. keselarasan;
f. kemanfaatan;
g. keamanan dan keselamatan;
h. kelestarian; dan
i. keberlanjutan.
Asas dan Tujuan (2)
Tujuan
a. memberikan landasan dan kepastian hukum bagi
Arsitek;
b. memberikan pelindungan kepada Pengguna Jasa
Arsitek dan masyarakat dalam Praktik Arsitek;
c. memberikan arah pertumbuhan dan perkembangan
profesi Arsitek yang berdaya saing tinggi serta
memiliki keahlian dan hasil pekerjaan yang
berkualitas;
d. mendorong peningkatan kontribusi Arsitek dalam
pembangunan nasional melalui penguasaan dan
pemajuan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni;
dan
e. meningkatkan peran Arsitek dalam mewujudkan
pelaksanaan pembangunan yang berwawasan
lingkungan serta menjaga dan mengembangkan
budaya dan peradaban Indonesia.
Layanan Praktik Arsitek
1. Penyusunan Studi Awal Arsitektur;
2. Perancangan BG dan Lingkungan;
3. Pelestarian BG dan Lingkungan;
4. Perancangan Tata Bangunan dan Lingkungan;
Layanan Utama 5. Penyusunan Dokumen Perencanaan Teknis;
(Pasal 4 Ayat (1) & (2)) 6. Pengawasan Aspek Arsitekur pada pelaksanaan Konstruksi.
Lingkup Layanan
Arsitek
(Pasal 4)
Tolok ukur yang menjamin Mencakup kemampuan Arsitek dalam menyediakan hasil:
efisiensi, efektivitas, dan
Standar Kinerja syarat mutu yang 1. dokumen gambar perancangan;
Arsitek dipergunakan sebagai 2. dokumen rencana kerja dan syarat-syarat; dan
(Pasal 5) pedoman dalam pelaksanaan
Praktik Arsitek 3. dokumen rencana perhitungan volume pekerjaan; dan/atau
(Pasal 5 Ayat (2) & (3)) 4. dokumen pengawasan berkala.
7
Registrasi
(Pasal 7 - 13)
RPL 1. Uji kompetensi dilakukan 1. Mencantumkan Surat Tanda Registrasi Arsitek tidak
sesuai dengan ketentuan kompetensi berlaku karena:
Rekognisi arsitek
peraturan perundang- a. berakhir masa berlakunya dan
pembelajaran lampau undangan 2. STRA berlaku
tidak diregistrasi ulang;
(RPL) selama 10 2. Uji kompetensi mencakup selama 5 (lima)
tahun sikap kerja, pengetahuan, tahun b. atas permintaan pemegang Surat
dan keterampilan kerja Tanda Registrasi Arsitek;
yang sesuai dengan c. pemegang Surat Tanda
pelaksanaan Praktik Registrasi Arsitek meninggal
Arsitek dunia; atau
3. Standar kompetensi
(1)
Penyelenggaraan
Lisensi
BG
a. Arsitek berlisensi
bertanggungjawab atas Praktik
Arsitek
b. Setiap Arsitek dalam
penyelenggaraan bangunan
gedung wajib memiliki Lisensi.
c. Arsitek yang tidak memiliki Lisensi,
(2)
Tujuan :
a. meningkatkan kompetensi dan
profesionalitas Arsitek; dan
b. mengembangkan tanggung jawab
sosial Arsitek pada lingkungan
profesinya dan masyarakat.
10
Praktik Arsitek Asing di Indonesia
(Pasal 18 & 20)
Arsitek
Arsitek
asing
Sertifikat Kompetensi Sesuai peraturan perundang-
Dari negara asal → di undangan dalam bidang
registrasi di Indonesia ketenagakerjaan
Bermitra
dengan
Arsitek
11
Arsitek Asing (2)
Alih keahlian & Alih pengetahuan bagi Arsitek Asing
(Pasal 19)
Memberikan pendidikan
Mengembangkan dan dan/atau pelatihan kepada Mengalihkan pengetahuan
lembaga pendidikan,
meningkatkan jasa Praktik lembaga penelitian, dan/atau dan kemampuan
Arsitek pada kantor lembaga pengembangan profesionalnya kepada
tempatnya bekerja dalam bidang Arsitektur Arsitek
tanpa dipungut biaya
12
Arsitek
Hak (Pasal 21):
a. memperoleh jaminan pelindungan hukum selama
melaksanakan Praktik Arsitek sesuai dengan kode etik
profesi Arsitek dan standar kinerja Arsitek di Indonesia;
b. memperoleh informasi, data, dan dokumen lain yang
lengkap dan benar dari Pengguna Jasa Arsitek sesuai dengan
keperluan dan ketentuan peraturan perundang-undangan;
c. mendaftarkan hak kekayaan intelektual atas hasil karyanya;
d. menerima imbalan hasil kerja sesuai dengan perjanjian kerja;
dan
e. mendapatkan pembinaan dan kesempatan dalam
meningkatkan kompetensi profesi Arsitek.
Merupakan satu-
Bersifat mandiri dan
satunya wadah
independen
profesi Arsitek
Berkedudukan di ibu
kota Negara
Kesatuan Republik
Indonesia
16
Organisasi Profesi (2)
Kewenangan (Pasal 29): Tugas (Pasal 28):
a. menyelenggarakan pendidikan a. melakukan pembinaan anggota;
dan pelatihan bagi anggotanya b. menetapkan dan menegakkan kode etik
dalam Praktik Arsitek; profesi Arsitek;
b. memberikan advokasi kepada c. menyelenggarakan dan memantau
anggotanya dalam Praktik pelaksanaan Pengembangan Keprofesian
Arsitek; Berkelanjutan;
c. memberikan penghargaan d. melakukan komunikasi, pengaturan, dan
kepada anggotanya; promosi tentang kegiatan Praktik Arsitek;
d. mengenakan sanksi kepada e. memberikan masukan kepada
anggotanya atas pelanggaran pendidikan tinggi Arsitektur tentang
kode etik profesi Arsitek; dan perkembangan Praktik Arsitek;
e. menyiapkan basis data untuk f. memberikan masukan kepada Menteri
proses registrasi Arsitek. mengenai lingkup layanan Praktik
Arsitek;
g. mengembangkan Arsitektur dan
melestarikan nilai budaya Indonesia; dan
h. melindungi Pengguna Jasa Arsitek.
17
Organisasi Profesi (3)
18
Pembinaan Arsitek
(Pasal 35 - 37)
Bekerjasama
Pemerintah dengan
Pusat Organisasi
Profesi
Profesi
Arsitek
19
Sanksi Administratif
• Peringatan Tertulis;
• Penghentian Sementara
Pelanggaran Arsitek
• Penghentian Praktik
Asing (kompetensi dan
perizinan) Arsitek
Pasal 40
20
Ketentuan Peralihan (Pasal 43)
1. Setiap orang yang telah tersertifikasi sebagai Arsitek dan melakukan Praktik Arsitek sebelum
Undang-Undang ini diundangkan tetap diakui sampai masa berlaku sertifikat berakhir; dan
2. Permohonan sertifikat keahlian Arsitek yang masih dalam proses, diselesaikan berdasarkan
prosedur sebelum Undang-Undang ini diundangkan, dan sertifikat keahlian Arsitek dinyatakan
tetap berlaku.
21
Amanat UU No. 6 Tahun 2017 tentang Arsitek
Peraturan Menteri
a. Standar Kinerja Arsitek
Peraturan Pemerintah b. Penerbitan Surat Tanda Registrasi Arsitek
a. Tata Cara Penerbitan Lisensi c. Tata Cara Alih Keahlian dan Alih
Pengetahuan Arsitek Asing
b. Pengenaan Sanksi Administratif
d. Pengawasan Arsitek Asing
e. Pembinaan Arsitek
22
Manfaat UU Arsitek
1. Memberi jaminan kepada masyarakat dan pengguna jasa terhadap layanan jasa
arsitek yang profesional dan beretika.
2. Meningkatkan daya guna dan daya saing arsitek Indonesia pada praktik dunia
3. Dalam perdagangan bebas dan perjanjian internasional, dengan UU Arsitek
kedudukan Arsitek Indonesia diakui sebagai asset negara.
4. Pengakuan terhadap arsitek secara tidak langsung juga melindungi dan
mengembangkan kebudayaan Indonesia secara luas.
24
Tantangan Pasca Terbitnya UU No. 6
Tahun 2017 tentang Arsitek
1. Kesiapan dunia pendidikan dengan berlakunya UU Arsitek pada tahun 2018
2. Kesiapan IAI dalam penyelenggaraan registrasi Arsitek, pembentukan dewan
dan majelis kehormatan etik
3. Kesiapan Pemerintah Provinsi dan IAI dalam penerbitan Lisensi
4. Belum semua Arsitek yang berpraktik memiliki sertifikat keahlian
5. Kesiapan Pemerintah Pusat dalam melakukan pembinaan profesi Arsitek dan
Praktik Arsitek
Terima Kasih
27