You are on page 1of 20

PANDUAN PENULISAN MODUL AJAR PAUD

PUSAT ASESMEN DAN PEMBELAJARAN


BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN DAN PERBUKUAN
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
JAKARTA, 2021
KATA PENGANTAR

Guru merupakan komponen utama dalam pembelajaran. Guru memimpin dan


mengelola kelas. Pengelolaan kelas memerlukan strategi, metode, dan bahan ajar,
serta asesmen yang mencerminkan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai
sehingga potensi baik peserta didik berkembang secara maksimal.
Pada Capaian Pembelajaran dalam kurikulum, guru memiliki kewenangan
mengembangkan Modul Ajar sendiri sesuai dengan kondisi dan kebutuhan peserta
didik. Hal ini dapat dilakukan pada satuan, atau wilayah yang lebih luas yang
memiliki karakteristik peserta didik yang berbeda baik dari minat, bakat,
kemampuan awal, social ekonomi, dan budaya.
Panduan ini ditulis seringkas mungkin sehingga memudahkan guru untuk
mengembangkan Modul Ajar dan contohnya sebagai sumber inspirasi dan bukan
mutlak untuk digunakan. Guru melalui contoh diharapkan mampu mengembangkan
Modul Ajar lebih baik lagi sehingga sesuai dengan kondisi lingkungan peserta didik.

Tim penulis berharap panduan ini dapat membantu guru secara efektif dan efisien
dalam mengembangkan Modul Ajar. Semoga!

Jakarta, Mei 2021


Pusat Asesmen dan Pembelajaran

1 | Panduan Penulisan Modul Ajar PAUD, Mei 2021


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR 1
DAFTAR ISI 2
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang 3
B. Landasan 3
C. Tujuan dan Manfaat 4
D. Ruang lingkup 5

BAB II PEMBELAJARAN PARADIGMA BARU


A. Merdeka Belajar 6
B. Literasi Bahasa dan Numerasi 7

BAB III PENGEMBANGAN MODUL AJAR


A. Konsep Pengembangan Modul Ajar 14
B. Prinsip Pengembangan Modul Ajar 15
C. Prosedur Pengembangan Modul Ajar 17
BAB IV CONTOH

BAB IV PENUTUP 19

GLOSARIUM 20
REFERENSI 21
LAMPIRAN

2 | Panduan Penulisan Modul Ajar PAUD, Mei 2021


BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Kurikulum berubah sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan teknologi dan
perkembangan zaman. Kurikulum disusun untuk masa depan dan bukan masa kini,
saat ini telah terjadi perubahan dan perkembangan terutama pada teknologi yang
sangat besar atau disebut disruption. Jenis pekerjaan banyak yang hilang digantikan
dengan teknologi. Transaksi jual beli tidak lagi dilakukan tatap muka tetapi dibantu
dengan teknologi digital dalam bentuk pasar online. Setiap orang pada saat
sekarang ini dapat mengakses dunia digital sesuai dengan kebutuhan. Dunia digital
memberi fasilitas setiap kebutuhan orang, mulai dari kesehatan, pendidikan, hobi,
dan juga hiburan. Pendidikan pada saat pandemi mengandalkan digital sebagai
sarana pembelajaran dalam bentuk daring.

Kondisi ini merupakan salah satu alasan mengapa kurikulum berubah disesuaikan
dengan perkembangan teknologi, kebutuhan masyarakat, dan dunia kerja yang
kelak akan ditekuni oleh peserta didik. Kurikulum dengan menekankan pada
Capaian Pembelajaran (CP) digagas dan dikembangkan untuk menyiapkan generasi
Indonesia yang lebih kompetitif menghadapi persaingan global. Kurikulum CP ini
merupakan kurikulum prototype, sehingga sekolah dapat mengembangkan sendiri
sesuai dengan karakteristik lingkungan peserta didik. Kurikulum CP di daerah
pesisir tentu berbeda dengan daerah pegunungan. Kondisi geografis, demografis,
sosial budaya, sosial ekonomi, merupakan pertimbangan sekolah dalam
mengembangkan kurikulum CP ini.

B. LANDASAN
Landasan yuridis yang digunakan dalam pengembangan panduan penyusunan
tujuan pembelajaran serta modul ajar yaitu:
1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional;
2. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 13 tahun 2015 tentang
perubahan kedua atas Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19
tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan;
3. Keputusan Bersama Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Menteri Agama,
Menteri Kesehatan dan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor
01/KB/2020, Nomor 516 Tahun 2020, Nomor HK.03.01/Menkes/363/2020
dan Nomor 440-882 Tahun 2020 Tentang Panduan Penyelenggaraan
Pembelajaran Tahun Pelajaran 2020/2021 dan Tahun Akademik 2020/2021 di
Masa Pandemi Covid-19.
4. Keputusan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Nomor 719/P/2020 Tentang
Pedoman Pelaksanaan Kurikulum Pada Satuan Pendidikan Dalam Kondisi
Khusus Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia.
5. Surat Edaran Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 3 Tahun 2020
Tentang Pencegahan Corona virus (Covid-19) Pada Satuan Pendidikan.

3 | Panduan Penulisan Modul Ajar PAUD, Mei 2021


6. Surat Edaran Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 4 Tahun 2020
tentang Pelaksanaan Kebijakan Pendidikan Dalam Masa Darurat Penyebaran
Covid-19;
7. Surat Edaran Sekretaris Jenderal Kemendikbud Nomor 15 Tahun 2020 tentang
Pedoman Penyelenggaraan Belajar dari Rumah Dalam Masa Darurat
Penyebaran Covid-19;

C. TUJUAN & MANFAAT


Panduan ini ditulis dengan tujuan sebagai berikut:
1. Memberi petunjuk teknis kepada guru dalam mengembangkan Modul Ajar
sesuai dengan konteks lingkungan peserta didik.
2. Memberi kemerdekaan kepada guru dan sekolah untuk mengembangkan
kurikulum yang sesuai dengan konteks lingkungan peserta didik.

Contoh penulisan modul dibuat dengan harapan memberi manfaat kepada


pihak-pihak terkait, antara lain:
1. Guru dalam menulis dan mengembangkan Modul Ajar sendiri.
2. Sekolah, rambu-rambu menulis dan memilih modul ajar sesuai dengan
karakteristik lingkungan peserta didik.
3. Dinas Pendidikan, kabupaten maupun kota, sebagai panduan dalam
membimbing sekolah
4. Stakeholder dan pihak terkait yang ingin mengembangkan modul ajar sesuai
dengan karakteristik lingkungannya.

D. RUANG LINGKUP
Ruang lingkup penulisan panduan ini antara lain.
1. Pembelajaran Paradigma Baru
2. Pengembangan Modul Ajar
3. Contoh-contoh Modul Ajar

4 | Panduan Penulisan Modul Ajar PAUD, Mei 2021


BAB II
PEMBELAJARAN PARADIGMA BARU

A. MERDEKA BELAJAR
Setiap peserta didik memiliki karakteristik yang berbeda. Perbedaan ini tidak hanya
pada minat, bakat, cara belajar, tetapi juga cita-cita masa depan. Peserta didik juga
memiliki kecenderungan cara belajar yang berbeda-beda. Ada kecenderungan tipe
belajar dengan mengandalkan audio (mendengar), ada juga dengan tipe visual
(melihat), tipe kinestetik (bergerak), dan ada juga dengan tipe audio visual (melihat
dan mendengarkan). Pembelajaran di kelas seyogyanya menyediakan moda
pembelajaran yang mampu mengembangkan setiap kecenderungan belajar siswa.
Merdeka belajar merupakan salah satu upaya guru dalam mengembangkan potensi
peserta didik yang berbeda-beda. Setiap peserta didik belajar cara mereka sendiri,
sesuai Modul Ajar yang telah dikembangkan oleh guru. Pada konteks merdeka
belajar, guru dapat menyediakan bermacam-macam bahan ajar untuk mencapai
Tujuan Pembelajaran.
Daryanto (2011) seperti mengutip pernyataan Dale yang menyatakan bahwa siswa
atau siapa pun yang melalui pembelajaran dimulai dari pengalaman nyata,
kemudian menjadi pengamat nyata, kemudian menuju pada pengamat dengan
menggunakan penyajian melalui media, dan terakhir siswa sebagai pengamat
kejadian yang disajikan dengan simbol. Jenjang konkret abstrak ini ditunjukkan
dengan bagan dalam bentuk kerucut pengalaman (cone of experiment) berikut ini.

Merdeka belajar tidak hanya mencakup aspek penguasaan kompetensi tertentu


pada peserta didik, tetapi lebih menekankan pada bagaimana cara belajar dan cara

5 | Panduan Penulisan Modul Ajar PAUD, Mei 2021


berpikir. Pada konteks ini pembelajaran yang dilakukan tidak hanya penguasaan
pada suatu konsep tetapi juga melatih peserta didik menekankan pada
perkembangan kemampuan berpikir tingkat tinggi, atau yang dikenal dengan High
Order Thingking Skill (HOTS). Peserta didik melatih diri melalui pembelajaran untuk
menyelesaikan persoalan dalam kehidupan.

B. LITERASI BAHASA DAN NUMERASI


Bahasa merupakan kemampuan awal yang diperoleh seorang anak. Bahasa
berkembang dari bahasa symbol menuju kepada bahasa verbal. Pada masa
pertumbuhan awal, anak melakukan dengan menggunakan bahasa symbol,
kemudian ke bahasa verbal ketika sudah dapat berbicara. Anak melalui kedua
bahasa tersebut melakukan eksplorasi pengetahuan di sekitarnya untuk
menyelesaikan persoalan hidup.
Numerasi atau angka merupakan bahasa symbol. Satu angka yang ditulis memiliki
makna yang berbeda ketika dua angka digabungkan menjadi satu. Pada
perkembangan, anak setelah mengenal bahasa kemudian mengenal angka. Anak
melalui bahasa yang digunakan dapat menyebutkan angka. Ketika sudah dapat
menulis kemudian dapat menuliskan symbol angka. Jadi kemampuan berbahasa
memiliki korelasi dengan kemampuan angka. Pada filsafat ilmu angka merupakan
bahasa symbol sama seperti bahasa yang dihasilkan dari symbol-simbol huruf.
Schunk (2012) mengutip pernyataan Vygotsky mengajukan hipotesis bahwa
tuturan pribadi mengikuti sebuah pola perkembangan garis lengkung. Verbalisasi
terbuka (melisankan pikiran) meningkat sampai usia 6 atau 7 tahun, dan setelah itu
kecenderungan ini menurun dan menjadi lebih tersembunyi (internal) ketika
mencapai usia 8 atau 9 tahun. Tetapi verbalisasi terbuka dapat terjadi pada usia
berapa pun ketika orang menemui masalah-masalah atau kesulitan-kesulitan. Jadi,
perkembangan verbalisasi mencapai puncaknya pada saat anak duduk di
pendidikan anak usia dini. Verbalisasi kemudian akan menurun pada awal-awal
masuk sekolah dasar. Namun demikian, verbalisasi terbuka juga dapat senantiasa
berkelanjutan jika seorang anak menemukan kesulitan dalam kehidupan
keseharian. Verbalisasi terbuka penting untuk terus dikembangkan karena anak
dapat mengungkapkan pikiran dan kehendak yang ada di dalam otaknya. Anak
melalui verbalisasi terbuka dapat diketahui apa yang dipikirkan, diminati, dan
dikehendaki.
Kemampuan pada literasi bahasa dan numerasi penting dilakukan sejak dini. Pada
kedua literasi ini pada hakikatnya mengembangkan kemampuan berpikir deduktif
dan induktif. Kedua kemampuan berpikir ini pada akhirnya melatih peserta didik di
sekolah untuk berpikir secara logis, sistematis dan sistemik.

6 | Panduan Penulisan Modul Ajar PAUD, Mei 2021


BAB III
PENGEMBANGAN MODUL AJAR

A. KONSEP MODUL AJAR


Modul ajar adalah sejumlah alat atau sarana media, metode, petunjuk, dan
pedoman yang dirancang secara sistematis dan menarik. Modul ajar mengacu
pada CP dan Projek Pelajar Pancasila sebagai sasaran. Guru perlu memahami
konsep mengenai modul ajar agar proses pembelajaran lebih menarik dan
bermakna. Projek Pelajar pancasila berisi beriman, bertakwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa dan berakhlak mulia, mandiri, bergotong royong,
berkebinekaan global, bernalar kritis, dan kreatif.

Modul ajar merupakan perencanaan yang disusun sesuai dengan fase atau tahap
perkembangan peserta didik, mempertimbangkan apa yang akan dipelajari dengan
tujuan pembelajaran, dan berbasis perkembangan jangka panjang.
Komponen Modul Ajar
Modul ajar dilengkapi dengan komponen yang menjadi dasar dalam proses
penyusunan. Komponen modul ajar dalam panduan dibutuhkan untuk kelengkapan
persiapan pembelajaran. Guru dalam satuan pendidikan diberi kebebasan untuk

7 | Panduan Penulisan Modul Ajar PAUD, Mei 2021


mengembangkan modul ajar sesuai dengan konteks lingkungan dan kebutuhan
belajar peserta didik.
Komponen modul ajar sebagai berikut.
1. Informasi umum
● Identitas
● Kompetensi awal
● Profil Pelajar Pancasila
● Peta konsep
● Sarana dan prasarana

2. Komponen inti
● Tujuan pembelajaran
● Pemahaman bermakna
● Pertanyaan pemantik
● Kegiatan pembelajaran
● Asesmen
● Refleksi siswa dan guru
3. Lampiran
● Lembar kerja siswa
● Bahan bacaan guru dan siswa
● Glossarium
● Daftar pustaka

B. PRINSIP PENGEMBANGAN MODUL AJAR


Pengembangan modul ajar harus mempertimbangkan kebutuhan peserta didik,
minat peserta didik, dan kompetensi pada usianya. Pendekatan melalui tahap
perkembangan ini memperhitungkan:
● Karakteristik, kompetensi dan minat peserta didik di setiap fase.
● Perbedaan tingkat pemahaman, dan variasi jarak (gap) antar tingkat kompetensi
yang bisa terjadi di setiap fase.
● Melihat dari sudut pandang pelajar, bahwa setiap peserta didik itu unik.
● Bahwa belajar harus berimbang antara intelektual, sosial, dan personal dan
semua hal tersebut adalah penting dan saling berhubungan.
● Tingkat kematangan setiap peserta didik tergantung dari tahap perkembangan
yang dilalui oleh seorang peserta didik, dan merupakan dampak dari
pengalaman sebelumnya.

Kriteria yang harus dimiliki oleh modul ajar adalah:


1. Esensial

8 | Panduan Penulisan Modul Ajar PAUD, Mei 2021


Pemahaman konsep dari setiap mata pelajaran melalui pengalaman belajar dan
lintas disiplin.
2. Menarik, bermakna, dan menantang
Menumbuhkan minat untuk belajar dan melibatkan peserta didik secara aktif
dalam proses belajar. Berhubungan dengan pengetahuan dan pengalaman yang
dimiliki sebelumnya, sehingga tidak terlalu kompleks, namun juga tidak terlalu
mudah untuk tahap usianya.
3. Relevan dan kontekstual
Berhubungan dengan pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki sebelumnya,
dan sesuai dengan konteks di waktu dan tempat peserta didik berada.
4. Berkesinambungan
Keterkaitan alur kegiatan pembelajaran sesuai dengan fase belajar peserta
didik.
C. PROSEDUR PENGEMBANGAN MODUL AJAR
Guru pada saat mengembangkan modul ajar dapat mengikuti langkah-langkah
berikut ini:
1. Menganalisis kondisi dan kebutuhan peserta didik, guru, serta satuan
pendidikan.
Guru perlu mengetahui kondisi dan kebutuhan peserta didik berdasarkan latar
belakang serta sarana dan prasarana sekolah. Pengembangan modul ajar
disesuaikan dengan kemampuan dan kreativitas guru.
2. Mengidentifikasi dan menentukan dimensi Profil Pelajar Pancasila yang akan
dicapai.
Guru memilih dimensi Profil Pelajar Pancasila yang tepat untuk dikembangkan
dalam proses pembelajaran.
3. Menyusun modul ajar berdasarkan komponen-komponen yang ditentukan.
Guru dapat menentukan komponen-komponen yang esensial sesuai dengan
kebutuhan pembelajaran. Artinya, tidak harus semua komponen dicantumkan
dalam Modul Ajar. Pada prinsipnya modul yang disusun benar-benar membantu
guru dalam melaksanakan pembelajaran.
4. Pelaksanaan
Melakukan kegiatan pembelajaran sesuai dengan modul ajar yang telah
disusun.
Catatan: pelaksanaan kegiatan dapat dimulai dari mana saja. Guru dapat
memulai kegiatan dari pertanyaan pemantik, analisa studi kasus, diskusi,
asesmen dan variasi lain.
5. Evaluasi dan tindak lanjut

9 | Panduan Penulisan Modul Ajar PAUD, Mei 2021


Setelah melakukan pembelajaran, guru mengevaluasi efektivitas modul ajar
yang digunakan.

BAB IV
MODEL PENGEMBANGAN BAHAN AJAR

Pengembangan Modul bahan ajar dapat dilakukan dengan berbasis buku bahan
bacaan dan berbasis kontesk daerah. Modul Bahan ajaran berbasis buku bacaan
tersebut dapat dipilih yang sesuai dengan perkembangan dan kebutuhan
pendidikan anak usia dini. Bekaitan dengan hal tersebut sudah banyak buku
bahan bacaan anak yang cocok dengan perkembangan dan kebutuhan tersebut,
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan telah banyak menilai buku bahan
bacaan anak tersebut baik buku bahan bacaan berbentuk cetak maupun ebook.
Modul ajar yang lain dapat disusun sesuai dengan konteks daerah
masing-masing. Modul ajar ini disesuaikan dengan visi misis sekolah atau ciri
dan kekhasan dari satuan pendidikan tersebut
A. Contoh modul bahan ajar berasis bahan bacaan anak

B. Contoh modul bahan ajar berbasis konteks daerah

10 | Panduan Penulisan Modul Ajar PAUD, Mei 2021


BAB V
PENUTUP

Panduan ini bersifat pedoman atau petunjuk praktis bagi guru, sekolah, atau
stakeholder dalam mengembangkan Modul Ajar (MA). Guru, sekolah, atau
stakeholder dapat menggunakan referensi lain yang sesuai dengan kondisi dan
lingkungan peserta didik. Pada panduan ini lebih menekankan pada konsep, prinsip,
dan prosedur dalam mengembangkan Modul Ajar. Materi atau bahan ajar, guru
dapat mengembangkan sendiri sesuai dengan kondisi sosial, budaya, kemampuan
peserta didik, serta tingkat ekonomi masyarakat sekitar.

Contoh pada Modul Ajar bukan sesuatu yang mutlak untuk diikuti atau digunakan,
tetapi hanya contoh untuk memberi inspirasi bagi guru untuk membuat yang lebih
baik sesuai dengan kebutuhan di lapangan. Contoh yang diberikan belum tentu
sesuai dengan kebutuhan di sekolah dan peserta didik. Guru hanya perlu
memahami konsep, prinsip, dan prosedur dalam mengembangkan Modul Ajar
untuk kemudian dikembangkan sesuai dengan kebutuhan.

11 | Panduan Penulisan Modul Ajar PAUD, Mei 2021


GLOSARIUM
Anekdotal : bersifat anekdot atau menarik

Asesmen : penilaian, observasi, evaluasi

Blended learning : pembelajaran yang memadukan luring dan daring

Diferensiasi : proses, cara, perbuatan membedakan; pembedaan;

Dimensi : ukuran

Efektivitas : membawa hasil berguna

Eksplorasi : keinginan untuk memperoleh pengalaman baru dari situasi

baru

Esensial : perlu sekali; mendasar

Evaluasi : pengumpulan dan pengamatan dari bermacam bukti

Fase : tingkatan masa (perubahan, perkembangan, dan sebagainya)

Inspirasi : sesuatu yang menggerakkan hati

Intelektual : cerdas, berakal, dan berpikiran jernih berdasarkan ilmu

pengetahuan

Jurnal : rekap catatan harian

Komponen : bagian dari:’unsur

Konteks : bagian suatu uraian atau kalimat yang dapat mendukung atau

menambah kejelasan makna

Prasarana : segala sesuatu yang merupakan penunjang utama

terselenggaranya suatu proses

Profil : grafik atau ikhtisar yang memberikan fakta tentang hal-hal

12 | Panduan Penulisan Modul Ajar PAUD, Mei 2021


khusus

Reguler : teratur; mengikuti peraturan

13 | Panduan Penulisan Modul Ajar PAUD, Mei 2021


REFERENSI

KBBI Online. Badan Bahasa Kemdikbud.


Lynn Erickson, H. 2002. Concept-Based Curriculum and Instruction: Teaching Beyond
the Facts. Corwin Press. 0-7619-4640-3.
McTighe, J., & Wiggins, G. (2013). Essential questions: Opening doors to student
understanding. Ascd.
Pusat Asesmen dan Pembelajaran Kemdikbud. 2021. Panduan Penyusunan Modul
Ajar. Kemdikbud.
Suhadi. 2007. Petunjuk Perangkat Pembelajaran. Surakarta: Universitas
Muhammadiyah.
Vembriarto, St. 1975. Pengantar Pengajaran Modul. Yogyakarta.
Wiggins, G. and McTighe, J. 2005. Understanding by Design. Expanded 2nd edition.
Association for Supervision and Curriculum Development. 1-4166-0035-3.

14 | Panduan Penulisan Modul Ajar PAUD, Mei 2021


LAMPIRAN I
Penjelasan Komponen Modul Ajar
1. Informasi Umum
a. Identitas Modul:
Informasi tentang modul ajar yang dikembangkan terdiri dari:
■Nama penyusun, institusi, dan tahun disusunnya Modul Ajar.
■Jenjang sekolah (SD/SMP/SMA)
■Kelas
■Alokasi waktu (penentuan alokasi waktu yang digunakan adalah
alokasi waktu sesuai dengan jam pelajaran yang berlaku di unit kerja
masing-masing)
b. Kompetensi Awal
Kompetensi awal adalah pengetahuan dan/atau keterampilan yang perlu
dimiliki siswa sebelum mempelajari topik tertentu. Kompetensi awal
merupakan ukuran seberapa dalam modul ajar dirancang.

c. Profil Pelajar Pancasila


○ Merupakan tujuan akhir dari suatu kegiatan pembelajaran yang
berkaitan erat dengan pembentukan karakter peserta didik. PPP
dapat tercermin dalam konten dan/atau metode pembelajaran (rujuk
dokumen Profil Pelajar Pancasila). Di dalam modul pembelajaran,
Profil Pelajar Pancasila tidak perlu mencantumkan seluruhnya,
namun dapat memilih Profil Pelajar Pancasila yang sesuai dengan
kegiatan pembelajaran dalam modul ajar.
○ Enam dimensi Profil Pelajar Pancasila saling berkaitan dan
terintegrasi dalam seluruh mata pelajaran melalui (terlihat dengan
jelas di dalam:
■ materi/isi pelajaran,
■ pedagogi, dan/atau
■ kegiatan projek atau
■ asesmen
○ Setiap modul ajar memuat satu atau beberapa unsur dimensi Profil
Pelajar Pancasila yang telah ditetapkan yaitu:
■ Beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak
mulia.
■ Berkebinekaan global
■ Bergotong royong
■ Kreatif
■ Bernalar kritis
■ Mandiri.

d. Sarana dan Prasarana


Merupakan fasilitas dan bahan yang dibutuhkan untuk menunjang
kegiatan pembelajaran. Sarana merujuk pada alat dan bahan yang
digunakan, sementara prasarana di dalamnya termasuk materi dan
sumber bahan ajar lain yang relevan yang digunakan dalam kegiatan
pembelajaran. Ketersediaan materi disarankan mempertimbangkan
kebutuhan peserta didik baik dengan keterbatasan atau kelebihan.
Teknologi, termasuk sarana dan prasarana yang penting untuk
diperhatikan, dan juga dimanfaatkan. Teknologi sesederhana apapun
bisa menunjang kegiatan belajar menjadi lebih dalam dan bermakna.

e. Peta Konsep Target Peserta Didik


Peta konsep yang disajikan adalah lingkup materi dan kegiatan yang
dicapai oleh Peserta didik yang menjadi target yaitu;
1. Peserta didik reguler/tipikal: umum, tidak ada kesulitan dalam
mencerna dan memahami materi ajar.
2. Peserta didik dengan kesulitan belajar: memiliki gaya belajar yang
terbatas hanya satu gaya misalnya dengan audio. Memiliki
kesulitan dengan bahasa dan pemahaman materi ajar, kurang
percaya diri, kesulitan berkonsentrasi jangka panjang, dan
sebagainya.
3. Peserta didik dengan pencapaian tinggi: mencerna dan memahami
dengan cepat, mampu mencapai keterampilan berfikir aras tinggi/
Higher order of Thinking (HOTS), dan memiliki keterampilan
memimpin.

f. Model Pembelajaran
Merupakan model atau kerangka pembelajaran yang memberikan
gambaran sistematis pelaksanaan pembelajaran. Model pembelajaran
dapat berupa model pembelajaran tatap muka, pembelajaran jarak jauh
dalam jaringan (PJJ Daring), pembelajaran jarak jauh luar jaringan (PJJ
Luring), dan blended learning.

2. Komponen Inti
a. Tujuan Pembelajaran
Tujuan pembelajaran adalah pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang
harus dimiliki peserta didik dalam satu (atau lebih) kegiatan
pembelajaran, yang menjadi prasyarat untuk dapat mencapai Capaian
Pembelajaran. Sebagai guru merdeka belajar, guru Tujuan pembelajaran
bukan tentang aktivitas apa yang akan dilakukan murid, tetapi apa yang
akan mereka pelajari. Tujuan pembelajaran harus mencerminkan hal-hal
penting dari pembelajaran dan harus bisa diuji dengan berbagai bentuk
asesmen sebagai bentuk dari unjuk pemahaman. Tujuan pembelajaran
menentukan kegiatan belajar, sumber daya yang digunakan, kesesuaian
dengan keberagaman murid, dan metode asesmen yang digunakan.
Tujuan pembelajaran bisa dari berbagai bentuk: pengetahuan yang
berupa fakta dan informasi, dan juga prosedural, pemahaman
konseptual, pemikiran dan penalaran keterampilan, dan kolaboratif dan
strategi komunikasi.

b. Pemahaman Bermakna
Pemahaman bermakna adalah informasi tentang manfaat yang akan
peserta didik peroleh setelah mengikuti proses pembelajaran. Manfaat
tersebut nantinya dapat peserta didik terapkan dalam kehidupan
sehari-hari. Contoh kalimat pemahaman bermakna:
- Manusia berorganisasi untuk memecahkan masalah dan mencapai
suatu tujuan.
- Makhluk hidup beradaptasi dengan perubahan habitat.

c. Pertanyaan Pemantik
Pertanyaan pemantik dibuat oleh guru untuk menumbuhkan rasa ingin
tahu dan kemampuan berpikir kritis dalam diri peserta didik.
Pertanyaan pemantik memandu siswa untuk memperoleh pemahaman
bermakna sesuai dengan tujuan pembelajaran.
Contohnya pada pembelajaran menulis cerpen, guru dapat mendorong
pertanyaan pemantik sebagai berikut.
- Apa yang membuat sebuah cerpen menarik untuk dibaca?
- Jika kamu diminta untuk membuat akhir cerita yang berbeda, apa
yang akan kamu usulkan?

d. Kegiatan Pembelajaran
Urutan kegiatan pembelajaran inti dalam bentuk langkah-langkah
kegiatan pembelajaran yang dituangkan secara konkret, disertakan
opsi/pembelajaran alternatif dan langkah untuk menyesuaikan dengan
kebutuhan belajar siswa. Langkah kegiatan pembelajaran ditulis secara
berurutan sesuai dengan durasi waktu yang direncanakan, meliputi tiga
tahap, yakni pendahuluan, inti, dan penutup berbasis metode
pembelajaran aktif.
e. Asesmen
Asesmen digunakan untuk mengukur capaian pembelajaran di akhir
kegiatan. Kriteria pencapaian harus ditentukan dengan jelas sesuai
dengan tujuan pembelajaran yang ditetapkan.
Prinsip asesmen:
- Asesmen sebelum pembelajaran (diagnostik)
- Asesmen selama proses pembelajaran (formatif)
- Asesmen pada akhir proses pembelajaran (sumatif).

Bentuk asesmen yang bisa dilakukan:


● Sikap (Profil Pelajar Pancasila) dapat berupa: observasi, penilaian
diri, penilaian teman sebaya, dan anekdotal.
● Performa (presentasi, drama, pameran hasil karya, jurnal, dsb.)
● Tertulis (tes objektif: essay, pilihan ganda, isian, jawaban singkat,
benar-salah).

3. Lampiran

a. Lembar Kerja Peserta Didik


Lembar kerja siswa ini ditujukan untuk peserta didik (bukan guru) dan
dapat diperbanyak sesuai kebutuhan untuk diberikan kepada peserta
didik termasuk peserta didik nonreguler.
b. Bahan bacaan guru dan peserta didik
Bahan bacaan guru dan peserta didik digunakan sebagai pemantik
sebelum kegiatan dimulai atau untuk memperdalam pemahaman materi
pada saat atau akhir kegiatan pembelajaran.
c. Glosarium
Glosarium merupakan kumpulan istilah-istilah dalam suatu bidang
secara alfabetikal yang dilengkapi dengan definisi dan artinya. Glosarium
diperlukan untuk kata atau istilah yang memerlukan penjelasan lebih
mendalam.
d. Daftar Pustaka
Daftar pustaka adalah sumber-sumber referensi yang digunakan dalam
pengembangan modul ajar. Referensi yang dimaksud adalah semua
sumber belajar (buku siswa, buku referensi, majalah, koran, situs
internet, lingkungan sekitar, narasumber, dsb.)

You might also like