You are on page 1of 3

Nama : Elyn Rachmawati

NIM : 22105390664

Soal 1: Balanced scorecard and Strategy Map

Balanced scorecard (BSC) adalah alat untuk melihat keputusan strategis yang dibuat oleh
perusahaan berdasarkan beberapa indikator yang telah ditetapkan. Ada empat aspek atau
perspektif dalam balanced scorecard: keuangan, proses internal, pembelajaran, dan
pelanggan.

Pertanyaan:

1. Bagaimana keterkaitan BCS dengan strategi?

2. Bagaimana BSC digunakan untuk mengukur kinerja?

Jawab :

1. Keterkaitan BSC dengan strategi adalah BSC merupakan konsep yang digunakan untuk
mengukur efektivitas dan efisiensi strategi suatu perusahaan. Dengan BSC manajemen
suatu perusahaan dapat menentukan strategi yang dapat digunakan atau tidak. Perusahaan
dapat menilai apakah empat aspek atau prespektif dalam BSC dapat meningkat dengan
strategi yang telah diterapkan terhadap empat aspek atau prespektif dalam BSC yakni
Pembelajaran, Proses Internal, Pelanggan dan Keuangan.
2. BSC mengukur kinerja dengan memperhatikan empat aspek atau prespektif dalam BSC,
yakni :
a) Prespektif Pembelajaran
Tolak ukur kinerja ketiga prespektif lainnya yakni Proses Internal, Pelanggan dan
Keuangan bisa terjadi akibat adanya kesenjangan yang besar antara kemampuan dari
manusia, system dan prosedur perusahaan. Untuk memperkecil kesenjangan tersebut
maka perusahaan dapat melakukan proses pembelajaran baik untuk meningkatkan
kemampuan manusia (karyawan), system maupun proses organisasi suatu perusahaan.
b) Prespektif Proses Internal
Kinerja unit-unit kerja yang ada didalam proses Internal Perusahaan menjadi tolak
ukur utama dalam menilai kinerja perusahaan. Suatu proses Internal yang baik dapat
meningkatkan output dan pelanggan bagi perusahaan.
c) Prespektif Pelanggan
Pelanggan merupakan salah satu aspek yang menjadi tolak ukur untuk mengukur
kinerja perusahaan. Peningkatan jumlah pelanggan menunjukkan peningkatan
keuntungan yang merupakan hasil dari adanya peningkatan kinerja suatu perusahaan.
d) Prespektif Keuangan
Dalam prespektik keuangan memperhatikan perhitungan pendapatan, laba dan biaya
produksi mempengarui pengukuran kinerja suatu perusahaan. Perusahaan harus
memastikan sistem keuangan tetap stabil, supaya strategi yang diterapkan berhasil.

Soal 2: Measuring and Managing Process Performance


Just In Time (JIT) adalah sebuah pendekatan dalam bidang manajemen persediaan yang
bertujuan untuk memenuhi kebutuhan pasar dengan ketepatan tinggi pada waktu serta jumlah
yang diharapkan. Konsep JIT didasarkan pada gagasan bahwa barang atau produk harus
diterima oleh konsumen secara tepat waktu dan tepat jumlah, dengan tujuan untuk
menghindari terjadinya kelebihan kuantitas/jumlah dalam produksi (overproduction),
persediaan yang berlebihan (excess Inventory) dan juga pemborosan dalam waktu
penungguan (waiting).
Pertanyaan:
1. Pendekatan/metode akuntansi manajemen kontemporer apa saja yang mendukung
keberhasilan penerapan JIT?
2. Jelaskan mekanisme pendekatan tersebut di atas dalam mendukung keberhasilan JIT?
3. Apakah JIT bisa diterapkan pada perusahaan jasa? Jelaskan!
4. Apakah JIT bisa diterapkan di Indonesia? Jelaskan!
Jawab :
1. Terdapat beberapa pendekatan atau metode manajemen kontemporer yang dapat
mendukung keberhasilan JIT yakni :
a. Balace Scorecard
b. Activity Based Costing
2.
a. Balance Scorecard dapat mendukung JIT dikarenakan BSC dapat memberikan
gambaran penilaian terhadap kinerja perusahaan melaui aspek-aspek BSC. Penilaian
aspek-aspek BSC dapat menunjukkan apakah suatu perusahaan dapat menjalankan
JIT dengan baik. Seperti dalam aspek proses internal bisnis perusahaan apakah
memiliki kesiapan jika harus melakukan proses internal bisnis pada saat adanya
pemesanan tanpa adanya kecacatan dalam proses produksinya. Hal tersebut juga
berkaitan dengan kesiapan SDM, system dan proses yang ada di perusahaan tersebut,
maka aspek BSC yakni pembelajaran harus diterapkan sebelum perusahaan memilih
pendekatan JIT dalam manajemen persediaan perusahaan.
b. Activity Based Costing dapat membantu suatu perusahaan dalam melakukan
penelusuran biaya perusahaan. ABC dapat memberikan keakuratan kalkulasi analisa
biaya sehingga dapat mengurangi biaya yang masuk kategori tidak bernilai tambah.
Disini ABC dapat mendukung JIT dengan menunjukkan biaya-biaya yang dapat
dihindari.
3. Bisa. Jika dalam perusahaan manufacture JIT melakukan manajemen dalam persediaan
yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan pasar dengan ketepatan tinggi pada waktu
serta jumlah yang telah ditentukan, dalam perusahaan jasa JIT dapat melakukan penataan
atau penjadwalan layanan pada bidang jasa tersebut. Sebagai contoh di perusahaan jasa
Rumah Sakit JIT dapat diterapkan dengan melakukan penjadwalan dokter sesuai dengan
kebutuhan pasien.
4. JIT sulit diterapkan di perusahaan di Indonesia dikarenakan keterbatasan dalam bidang
infrastruktur dan sarana yang ada di Indonesia. Belum lagi beberapa komoditi unggul di
Indonesia merupakan barang yang tersedia pada musim tertentu sebagai contoh
tembakau, jagung, tebu. Penerapan JIT akan dapat menjadi boomerang bagi perusahaan
sendiri jika tidak dapat memenuhi pesanan sesuai jumlah dan waktu yang diharapkan.
Pelanggan akan merasa perusahaan tidak tepat janji sehingga menurunkan loyalitan
pelanggan.

You might also like