Professional Documents
Culture Documents
KLMPK 9 Project
KLMPK 9 Project
Disusun Oleh:
Kelompok 9
Pada umumnya permasalahan yang banyak ditemui pada rumah tangga adalah terkait
dengan masalah keuangan. Terkadang bisa jadi dikarenakan kekurangan uang, adanya kelebihan
uang, maupun dikarenakan bingung mengatur keuangan, bagi keluarga yang memiliki
penghasilannya lebih kecil dari kebutuhannya. Hal ini sangat terkait erat dengan bagaimana
mengatur keuangan keluarga dengan baik, cerdas, cermat dan teliti. Mengelola keuangan rumah
tangga tidak hanya harus dilakukan pada keluarga yang penghasilannya terbatas apabila dibandi
ngkan dengan kebutuhannya, kalangan menengah maupun yang kaya.
Keluarga merupakan rumah tangga yang memiliki hubungan darah atau perkawinan atau
menyediakan terselenggaranya fungsi-fungsi instrumental mendasar dan fungsi-fungsi ekspresif
keluarga bagi para anggotanya yang berada dalam satu jaringan. Keluarga memegang peranan
penting pada kegiatan ekonomi suatu negara, karena rumah tangga berperan sebagai konsumen
dan dapat juga berperan sebagai produsen. Rumah tangga sebagai konsumen tidak terlepas dari
banyaknya pengeluaran rutin yang digunakan untuk mencukupi kebutuhannya. Hal ini agar suatu
keluarga dapat hidup dengan layak. Penghasilan keluarga menjadi faktor kunci untuk menunjang
kegiatan konsumsi tersebut. Penghasilan keluarga bersumber dari gaji, upah, keuntungan dari
transaksi, investasi atau pendapatan lain di luar penghasilan utama.
Mengurus keuangan rumah tangga memang tidak semudah membalikkan telapak tangan.
Apalagi, kalau pemasukan keluarga tidak menentu, dan jika tidak cermat dalam mengelola
keuangan bisa saja peribahasa besar pasak daripada tiang menghinggapi keuangan rumah tangga.
Kestabilan ekonomi di keluarga merupakan salah satu faktor yang menentukan kebahagian
keluarga, karena penghasilan yang tidak mencukupi kebutuhan hidup dapat menjadi penyebab
utama terjadinya pertengkaran dalam keluarga.
Seperti yang dijelaskan pada studi terdahulu bahwa dalam memanajemen keuangan
rumah tangga dengan ajaran Islam, ada suatu sistem yang harus dijalankan sesuai dengan
syariat, mengingat bahwa Agama Islam adalah agama universal yang mencakup berbagai aspek
baik sosial, politik, budaya, dan ekonomi. Semua telah diatur di dalam ajaran Islam. Oleh karena
Islam adalah Agama Rahmatan lilalamin ( membawa kebaikan, kesejahteraan, dan kebahagiaan
dunia dan akherat ). Dalam Manajemen keuangan pada setiap rumah tangga muslim tidak akan
berhasil secara optimal dan maksimal jika setiap muslim hanya mengetahui ajaran Islam hanya
diseputar ibadah mahdhoh saja ( seperti sholat, zakat, puasa, haji dan mendikotomi islam dan
pengetahuan. (ARNESIH, 2016)
Pengelolaan keuangan rumah tangga adalah proses mencapai tujuan melalui pengelolaan
keuangan yang terstruktur dan tepat. Banyak rumah tangga yang belum mempunyai perencanaan
keuangan untuk mencapai tujuan keuangannya, mereka selalu berharap masa depan selalu baik
atau mereka pasrah. Memang tidak mungkin untuk merencanakan semua tetapi dengan
perencanaan yang baik, setidaknya setiap keluarga mempunyai kesempatan membuat keputusan
yang lebih tepat agar hasilnya lebih baik, sehingga baik sekali jika setiap rumah tangga memiliki
pengelolaan keuangan rumah tangga yang baik. Dalam hal keuangan keluarga sangat dibutuhkan
sebuah pola pengelolaan dimana masing-masing individu dalam rumah tangga (suami dan istri)
memiliki hak dan kewajibannya masing-masing. (Aspian, 2016)
Secara umum perekonomian juga salah satu hal yang dikembangkan dari ajaran-ajaran
agama islam yang terdapat dalam Al-quran dan as-Sunnah. Salah satu tujuan dalam berumah
tangga mencari ridho Allah untuk mencapai kebahagiaan serta melanjutkan keturunan. Untuk
memenuhi kebutuhan sehari-hari, manusia memerlukan penghasilan. Setiap keluarga tentunya
memiliki sumber penghasilan yang berasal dari berbagai bidang pekerjaan yang ditekuninya.
Seberapa besar penghasilan dalam suatu keluarga, sebaiknya dapat dikelola secermat dan sebaik
mungkin agar pengeluaran sesuai dengan pendapatan yang diterima, sehingga seluruh kebutuhan
penting dalam keluarga dapat terpenuhi sesuai kemampuan masing-masing.
Kebutuhan hidup manusia dibagi dua, yaitu : (1) kebutuhan jasmani, seperti pangan,
sandang, papan, dan sebagainya, dan (2) kebutuhan rohani, seperti pendidikan, agama, kasih
sayang, hiburan, dan sebagainya. Setiap manusia menginginkan kebutuhan jasmani dan rohani
dapat terpenuhi secara seimbang, karena keseimbangan pemenuhan kedua kebutuhan tersebut
berkaitan dengan kebahagiaan dan kesejahteraan keluarga. Pemenuhan kebutuhan – kebutuhan
tersebut memerlukan keterampilan untuk mengatur dan mengelola dengan cermat dan baik.
Besar kecilnya penghasilan keluarga bukan satusatunya penentu cukup tidaknya pemenuhan
kebutuhan. Penghasilan yang kecil apabila dikelola dengan cermat dan baik akan dapat
memenuhi kebutuhan-kebutuhan yang dianggap penting oleh sebuah keluarga. Sebaliknya
penghasilan yang besar belum tentu dapat memenuhi semua kebutuhan jika salah atau kurang
cermat dalam mengelolanya. Diperlukan komitmen mengatur diri sendiri dan keluarga dalam
menggunakan uang. Sebuah keluarga tidak bisa mengatur harga bahan makanan akan tetapi bisa
mengatur menu makanan yang dikonsumsi. Sebuah keluarga tidak bisa mengatur tarif harga
listrik dan BBM tetapi bisa mengatur pemakaiannya. Berikut juga tidak bisa mengatur biaya
pendidikan anak tetapi bisa menyiapkan dana nya sedini mungkin. (Hazmi, 2018)
Tujuan penelitian ini adalah untuk memudahkan para rumah tangga dalam mengatur
pengeluaran keuangan rumah tangga dengan menggunakan syariat islam. Selain memiliki
hubungan yang baik antar anggota keluarga, diperlukan pengelolaan keuangan yang efektif dan
efisien, misalnya dalam mensiasati kenaikan harga BBM yang mengakibatkan beratnya beban
psikologis mengelola keuangan rumah tangga karena naiknya pengeluaran yang tidak diimbangi
dengan naiknya pendapatan. Pengelolaan keuangan rumah tangga adalah proses mencapai tujuan
melalui pengelolaan keuangan yang terstruktur dan tepat. Dan memiliki tujuan untuk
memberikan wawasan mengenai kosep pengelolaan ekonomi dalam rumah tangga sesuai yang
diajarkan oleh rasulullah, meningkatkan pengetahuan mengenai manajemen keuangan
secara islami, meningkatkan kemampuan dalam membuat keputusan investasi, memberikan
pengetahuan dan wawasan tentang bahayanya berhutangdan memberikan wawasan mengenai
literasi keuangan.Penyelenggaraan program ini memiliki target khusus yaitu meningkatkan
wawasan tentang pengelolaan ekonomi dalam rumah tangga dan mampu mengelola
keuangan keluarga demikesejahteraan di dunia dan keberuntungan dengan mendapatkan ridha
Allah SWT.
Kekurangan dalam project pengelolaan keuangan dalam rumah tangga syariah ini yaitu;
pertama, Pengelolaan keungan dalam rumah tangga dipisahkan dengan ajaran Islam, seolah –
olah islam tidak mengajarkan bagaimana cara mengelola keuangan dalam rumah tangga . Kedua
Tidak memiliki strategi pengelolaan keuangan dalam Rumah tangga Islami , sehingga sering
tidak ditemukan hal-hal yang prinsipil yang seharusnya dipelajari lebih awal, malah terlewatkan,
bahkan ini terlebih jelas lagi terlihat implementasi manajemen keuangan dalam rumah tanga
yang dianggapnya sebagai puncak atau inti agama, maka islam seakan diidentikan dengan paham
keagamaan yang bersifat dikotomi. Ketiga kurangnya penjelasan yang luas dan mendalam serta
kurangnya penguasaan simantik dan generik atas istilah – istilah kunci dan pokok dalam ajaran
agama sehingga sering ditemukan penjelasan yang sangat jauh dan berbeda dari makna yang
sebenarnya, Hal semacam inilah yang membuat umat Islam terkadang kaku dalam menjalankan
syariat islam, bahkan syariat Islam dianggap suatu hal yang memberatkan ini semua akibat dari
cara penyampaian ajaran Islam yang kurang tepat, padahal kalaulah semua umat islam
mengetahui bahwa ajaran islam adalah ajaran yang universal yang menyangkut kebahagian dunia
dan akherat keselamatan dunia dan akhirat, maka hal inilah sebenarnya yang diinginkan oleh
semua orang.
Penelitian ini ditujukan untuk para rumah tangga untuk lebih efektif dan efisien dalam
mengelola pengeluaran keuangan dalam rumah tangga sesuai dengan ajaran islam dan
bagaimana cara menyusun pengeluaran keuangan dengan lebih baik. Untuk menjaga kesetabilan
keuangan dalam rumah tangga muslim, Adapun manfaat yang diharapkan dari penulisan ini
dapat bersifat praktek dan teoritik yaitu, Secara teoritik, hasil penulisan ini dapat menjadikan
bahan kajian dalam materima najemen keuangan yang berbasis syariah, Membantu
mensosialisasikan manajemen keuangan berbasis syarah, khususnya bagi yang beragama Islam
umumnya bagi yang ingin mengetahui strategi keuangan dalam rumah tangga, dan secara
praktik, dapat membantu para ibu rumah tangga yang masih bingung dalam mengelola keuangan
dikarnakan tidak menggunakan manajemen strategi keuangan, sehingga pendapatan berapapun
yang diterima tak pernah cukup apalagi ditabung.
BAB 2
ISI
Membicarakan keuangan dalam rumah tangga merupakan hal yang sangat penting
guna mengetahui apakah pereokomian rumah tangga kita termasuk ekonomi sehat atau tidak?
Apakah pengelolaan keuangan rumah tangga kita sudah sesuai syariah?? setidaknya terdapat
sebuah pertanyaan yang perlu direnungkan. Yang ideal mestinya kedua aspek itu
diintegrasikan menjadi satu pendekatan yang utuh sekalipun pada prakteknya banyak kendala
yang harus diselesaikan , karena setiap pilihan yang diambil akan berimplikasi pada
metodologi serta target akhir yang hendak dicapainya, yaitu kesejahteraan yang diridhoi
Allah SWT.
Pada hakekatnya rizki pemberian Allah merupakan amanah yang harus dijalankan
sesuai dengan pungsinnya, baik dalam penglolaan maupun dalam menjaganya seperti yang
tercantum dalam qura’an surat Al-baqarah ayat 265 yang artinya : “ dan perumpamaan
orang-orang yang membelanjakan hartanya karena mencari keridhoan Allah dan untuk
keteguhan jiwa mereka, seperti sebuah kebun yang terletak didataran tinggi yang disiram
oleh hujan lebat maka kebun itu menghasilkan buahnya dua kali lipat, jika hujan lebat tidak
menyiraminya, maka hujan gerimis (pun memadainya) Dan Allah maha melihat apa yang
kamu perbuat.
Maksud ayat tersebut menjelaskan bahwa rizki adalah pemberian Allah, maka jika
kita menggunakannya sesuai fungsinya dijalan Allah, maka Allah akan menambah nya
berlipat ganda, maka biasakanlah untuk menyisihkan keuangan kita minimal dua setengah
persen untuk diinfakan dijalan Allah, lalu pergunakan keuangan itu sesuai kebutuhan dan
rencanakan sesuai target. Tetapi masih banyak orang yang belum menjalankan strategi
keuangan dengan baik dan benar. Hal itu karena masih ada orang yang mendikotomikan
ajaran Islam.(ARNESIH, 2016)
Hal ini menunjukkan bahwa Islam menghendaki setiap muslim untuk dapat
mengelola usaha dan berusaha secara baik, mengelola dan memenej harta secara ekonomis,
efisien dan proporsional serta memiliki semangat dan kebiasaan menabung untuk masa depan
dan persediaan kebutuhan mendatang. Prinsip ini sebenarnya menjadi dasar ibadah kepada
Allah agar dapat diterima (mabrur) karena saran, niat dan caranya baik.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Sesungguhnya Allah itu baik dan hanya
menerima yang baik-baik saja.” (HR. Muslim).
Sharing suami-istri dalam aspek keuangan keluarga adalah dalam bentuk tanggung
jawab suami untuk mencari nafkah halal dan tanggung jawab istri untuk mengurus,
mengelola, merawat dan memenej keuangan rumah tangga. Meskipun demikian, bukan
berarti suami tidak boleh memberikan bantuan dalam pengelolaan aset dan keuangan rumah
tangganya bila istri kurang mampu atau memerlukan bantuan. Dan juga sebaliknya tidak ada
larangan Syariah bagi istri untuk membantu suami terlebih ketika kurang mampu dalam
memenuhi kebutuhan keluarga dengan cara yang halal dan baik serta tidak membahayakan
keharmonisan dan kebahagiaan rumah tangga selama suami mengizinkan, bahkan hal itu
akan bernilai kebajikan bagi sang istri. Bukankah Khadijah radhiyallahu ‘anha. ikut andil
dalam membantu mencukupi kebutuhan keluarga Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. sebagai
bentuk ukhuwah dan tolong menolong dalam kebajikan. (QS.Al-Maidah:2)
Allah telah menegaskan bahwa bekerja itu hendaknya sesuai dengan batas-batas
kemampuan manusia.(QS.Al-Baqarah:286). Namun bila kebutuhan sangat banyak atau
pasak lebih besar daripada tiang maka dibutuhkan kerjasama yang baik dan saling membantu
antara suami istri dalam memperbesar pendapatan keluarga dan melakukan efisiensi dan
penghematan sehingga tiang penyangga lebih besar dari pada pasak. Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda: “Janganlah kamu bebani mereka dengan apa-apa yang mereka
tidak sanggup memikulnya. Dan apabila kamu harus membebani mereka di luar
kemampuan, maka bantulah mereka.”(HR. Ibnu Majah)
Dalam manajemen keuangan keluarga juga tidak dapat dilepaskan dari optimalisasi
potensi keluarga termasuk anak-anak untuk menghasilkan rezki Allah. Islam senantiasa
memperhatikan masalah pertumbuhan anak dengan anjuran agar anak-anak dilatih mandiri
dan berpenghasilan sejak usia remaja di samping berhemat agar pertumbuhan ekonomi
keluarga muslim dapat berjalan lancar yang merupakan makna realisasi keberkahan secara
kuantitas maka Islam melarang orang tua untuk memanjakan anak-anak sehingga tumbuh
menjadi benalu, tidak mandiri dan bergantung kepada orang lain. Firman Allah Swt. di awal
(QS. An-Nisa [4]:6)
Secara umum, aktivitas yang dilakukan adalah proses pengelolaan penghasilan untuk
mencapai tujuan finansial seperti keinginan memiliki dana pernikahan, dana kelahiran anak
dan lain- lain. Perencanaan keuangan adalah milik semua lapisan masyarakat. Dengan
memiliki perencanaan keuangan, maka kondisi kehidupan yang lebih sehat dan sejahtera
akan lebih mudah untuk diraih. Kekuranganya adalah pendidikan tentang keuangan keluarga
hanya berhenti di tingkatan dasar berupa mendidik dan menganjurkan untuk menabung,
tetapi tidak dilanjutkan dengan keahlian –keahlian lain yang menunjang keputusan seseorang
dalam perilaku kehidupan berkeuangan. (Hazmi, 2018)
“Hendaklah orang yang mampu memberi nafkah menurut kemampuannya. dan orang
yang disempitkan rezkinya hendaklah memberi nafkah dari harta yang diberikan Allah
kepadanya. Allah tidak memikulkan beban kepada seseorang melainkan sekedar apa
yang Allah berikan kepadanya. Allah kelak akan memberikan kelapangan sesudah
kesempitan”. (Qs. At-talaq ayat 7)
Ayat di atas menjelaskan bahwa sumi hendaklah yang lapang dalam mencari nafkah,
maksudnya adalah bahwa suami harus memiliki banyak rezeki untuk nafkahnya kepada anak dan
isterinya. Dengan banyak atau lapangnya rezki dari suami, akan membuat isteri juga memiliki
kelapangan dan keluasan berbelanja. Dalam mencari nafkah untuk keluarga, suami harus
menyesuaikan dengan kemampuannya, artinya meskipun ia dituntun untuk memberikan rizki
yang banyak untuk keluarganya, namun tidaklah boleh mendapatkannya dengan cara yang
dilarang oleh agama. Ayat ini juga mengginggatkan para isteri untuk tidak menuntut terlalu
banyak kepada suaminya, dan perlu untuk mempertimbangkan keadaan suaminya.
Hadis ini menjelaskan bahwa setiap nafkah yang diberikan dengan menghadap wajah
Allah (ikhlas) maka akan diberikan pahala oleh Allah, maka nafkah yang diberikan kepada isteri
dengan penuh keikhlasan, akan dianggap sebagai sebuah sedekah yang ikhlas dari sedekah yang
sunnat.” (Salmah,2014)
Nyatanya peran wanita dalam keluarga tidak hanya sebatas Ibu yang bertugas mendidik
sang buah hati tetapi juga mengelola keuangan sehari-hari bahkan beberapa keputusan strategis
lainnya yang menyangkut urusan keuangan. Lalu upaya apa saja yang perlu dilakukan oleh
wanita agar mampu mengelola keuangan keluarganya dengan baik diantaranya:
Misalnya dalam sebuah keluarga yang sedang mempersiapkan biaya bagi sang
buah hati untuk masuk Sekolah Dasar. Seorang Ibu pasti akan mulai mencari sekolah
mana yang memiliki kualitas Pendidikan terbaik untuk anaknya, lalu mencari tahu berapa
biaya sekolahnya, dan pada akhirnya mencari cara dalam mengalokasikan uang untuk
biaya yang timbul seperti membeli seragam sekolah, membeli buku paket, dan membayar
uang sekolah.
2. Lakukan periksa dompet dan pencatatan keuangan
Untuk mengelola keuangan agar kondisi dompet tetap sehat, seorang Ibu perlu
melakukan pencatatan keuangan. Dalam hal ini, seorang Ibu yang banyak berperan ketika
mengelola uang, perlu mencatat pengeluaran bulanan bahkan pengeluaran untuk belanja
harian juga perlu dicatat. Dengan melakukan pencatatan keuangan, seorang Ibu dapat
mengevaluasi kondisi keuangan dan memastikan jumlah pengeluaran atau belanja yang
dilakukan benar-benar sesuai dengan kebutuhan sehingga dapat menghindari
pemborosan. Selain itu, daftar utang dan harta juga perlu dicatat untuk dapat mengetahui
posisi kekayaan dan kesehatan keuangan keluarga. Dalam melakukan pencatatan
keuangan Ibu dan Ayah dapat berbagi peran, misalnya Ibu mencatat arus uang untuk
kebutuhan sehari-hari, sementara Ayah mencatat arus uang untuk cicilan dan investasi.
Jika sebelumnya telah menetapkan tujuan keuangan keluarga, seorang Ibu atau
Istri juga perlu berperan dalam memilih produk keuangan yang sesuai dengan kebutuhan.
Misalnya seorang Ibu dapat mempertimbangkan memiliki produk asuransi kesehatan
untuk mengalihkan risiko kerugian finansial jika dikemudian hari salah satu anggota
keluarga jatuh sakit dan memerlukan biaya perawaratan di fasilitas kesehatan yang tidak
sedikit nominalnya.
Suami tetap berperan sebagai ayah yang bertugas mendidik sang anak.
Entah oleh suami ataupun istri, keuangan dalam rumah tangga harus diatur.
Jangan sampai bahtera yang dibangun berjalan autopilot alias tanpa kontrol
tangan kita sendiri.(Nabila Mecadinisa,2017)
C. MENYERTAKAN SIMULASI LAPORAN NERACA ASET/HUTANG DAN ARUS
KAS RUMAH TANGGA
Dalam hal ini, rumah tangga ini melakukan usaha kebun kelapa sawit. Dengan modal
Rp. 150.000.000 + tanah 10 hektar, dengan harga tanah 1 hektar Rp. 25.000.000 . dalam hal
ini rumah tangga menyerahkan kebunnya kepada seseorang yang ahli mengurus kebun. Hal
ini memakai unsur akad mudharabah yaitu bekerja sama antara dua atau lebih pihak di mana
pemilik modal (sahibul mall) kepada pengelola (mudharib) dengan suatu perjanjian
pembagian keuntungan. Dengan perbandingan 30:70, yaitu 30% untuk pemilik modal dan
70% untuk pengelola.
Berikut ini adalah contoh laporan neraca aset/hutang dan cash flow keluarga:
Tabungan di bank
Rumah
Kebun
Kendaraan
Perlengkapan rumah tangga
Hutang:
Kredit kendaraan
Dalam laporan hutang ini menggunakan akad ijarah wwa iqtina , yaitu yang
dilakukan dengan komsep sewa menyewa. Namun, pada akhir penyewaan, barang yang
disewa bisa dibeli oleh nasabah sehingga status kepemilikannya berpindah dari pemberi
pinjaman nasabah kepada nasabah. Kredit biasanya menjadi pilihan saat ingin melakukan
transaksi pembelian barang namun uang yang dimiliki tidak cukup. Kredit memang terkesan
memudahkan namun biasanya ada tambahan biaya dari harga aslinya. Tentu dalam islam
tidak diperbolehkan adanya riba atau penambahan uang. Tetapi allah SWT bersabda dalam
al-qur’an surah al-baqarah ayat 278 membolehkan adanya kredit dalam islam. “hukumnya
halal. Kredit dibolehkan dalam hukum jual beli secara Islami. Kredit adalah membeli
barang dengan harga yang berbeda antara pembayaran dalam bentuk tunai tunai dengan
bila dengan tenggang waktu”. (QS. Al-Baqarah: 278).
Keluarga menilai jumlah aset yang dimiliki seperti tabungan, investasi jangka
panjang, rumah, kendaraan, dan perlengkapan rumah tangga. Kemudian, keluarga juga
menilai jumlah hutang yang dimilikinya seperti kredit kendaraan.
Dengan mengetahui jumlah aset dan hutang yang dimiliki, keluarga dapat mengevaluasi
keuangan mereka dan memutuskan untuk melakukan perubahan atau tindakan yang
diperlukan. Jika jumlah hutang terlalu besar, keluarga dapat memutuskan untuk mengurangi
pengeluaran atau mempertimbangkan untuk membayar hutang lebih cepat.
Sewa kendaraan
Gaji Art
Listrik
Transportasi
Internet
Keperluan kebun
Keperluan dapur
Biaya tak terduga
Menabung
Zakat
Nisab zakat penghasilan senilai 85 persen gram emas. Adapun, kadar zakat
pendapatan dan jasa senilai 2,5 persen. zakat penghasilan dapat dilakukan dengan
mengalikan 2,5 persen dengan jumlah penghasilan dalam 1 bulan. Contohnya apabila
penghasilannya Rp 60 juta per bulan maka cara menghitungnya sebagai berikut,
Apabila profesi yang dijalankan tidak menghasilkan pendapatan yang tetap dan
pendapatan dalam 1 bulannya tidak mencapai nisab, maka hasil pendapatannya selama 1
tahun dikumpulkan baru dihitung. Kemudian, zakat baru ditunaikan jika penghasilan
bersihnya sudah mencukupi nisab.
Dalam laporan ini, keluarga menilai semua pengeluaran yang dibutuhkan dalam
kehidupan sehari-hari seperti makanan dan minuman, transportasi, sewa rumah, listrik
dan air, telepon dan internet, pendidikan, kesehatan, dan belanja keperluan rumah tangga.
Dengan mengetahui pengeluaran yang dilakukan oleh keluarga, keluarga dapat
memperkirakan dan mengatur anggaran pengeluaran yang dibutuhkan untuk kehidupan
sehari-hari, serta dapat mengurangi pengeluaran yang tidak diperlukan. Melalui laporan
neraca aset/hutang dan pengeluaran keluarga, keluarga dapat memantau keuangan mereka
secara berkala dan memutuskan strategi keuangan yang tepat untuk memastikan
keuangan keluarga tetap sehat dan stabil.
D. RASIO KEUANGAN KELUARGA
Tidak hanya Kesehatan badan yang perlu di cek. Keuangan juga perlu di cek,
apakah sehat atau tidak. Rasio keuangan adalah kegiatan membandingkan angka-angka
yang ada di dalam laporan keuangan. Perbandingan dapat dilakukan antara satu
komponen dengan komponen dalam satu laporan keuangan atau antar komponen yang
ada di antara laporan keuangan. Kemudian, angka yang diperbandingkan dapat berupa
angka-angka dalam satu periode maupun beberapa periode.
2. Menghitung berapa bersih uang kas atau asset setara kas dari seluruh kekayaan
bersih
Dari keempat rasio diatass dapat dibuktikan bahwa keuangan rumah tangga syariah
ini adalah sehat.