You are on page 1of 15

MAKALAH PROGRAM PENCEGAHAN PENULARAN HIV DARI IBU KE BAYI

(PMTCT)
HIV DAN AIDS

DOSEN PENGAMPU: dr. HOPPY DEWANTO, M.Kes

DISUSUN OLEH:

Afni Hernalia (21011076)


Jiniy Patmawati (21011077)
Diego Andika (21011123)
M. Rizky Setyawan P (21011069)
Suiyobi Suria (21011081)
Zuherlianto (21011070)

PROGRAM ILMU KESEHATAN MASYARAKAT PEKANBARU


UNIVERSITAS HANG TUAH PEKANBARU

TAHUN AJARAN 2022/2023

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada kehadirat Allah Swt., yang telah melimpahkan
rahmat, taufik, dan hidayahnya kepada kita sehingga dapat menyelesaikan tugas makalah ini
dengan tepat waktunya. Tugas ini kami buat untuk melatih kami agar dapat membuat
makalah yang baik dan benar. Karena hasil yang memuaskan membutuhkan kerja keras dan
bersungguh- sungguh. Kami sadar apabila di dalam makalah ini masih banyak kesalahan
penulisan dan tanda baca yang jauh dari harapan dosen pembimbing. Namun sebagai awal
pembelajaran dan penambah semangat belajar tidak ada salahnya jika saya mengucapkan rasa
syukur dan hamdalah.

Terima kasih kepada bapak dr. Hoppy Dewanto, M.Kes telah mempercayai kami
untuk mengerjakan makalah terhadap Program Pencegahan Penularan Dari Ibu ke Bayi
(PMTCT) ini. Kesalahan yang ada di dalam makalah ini bukanlah disengaja namun karena
kekhilafan, kelupaan dan kurang ketelitian kami dalam mengerjakannya. Kami telah berusaha
dan semaksimal mungkin untuk memberikan makalah ini selengkap-lengkapnya dan sebaik-
baiknya. Saya harap dosen dan teman-teman dapat menerima makalah dari kami ini.

Terima kasih kepada teman-teman yang telah memberikan banyak saran dan
komentarnya. Demikian, saya harap makalah ini berguna untuk dapat menambah ilmu dan
Referensi teman-teman sekalian

Pekanbaru, 07 Juni 2023

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................................2
DAFTAR ISI..........................................................................................................................3
BAB I......................................................................................................................................4
PENDAHULUAN..................................................................................................................4
A. Latar Belakang.............................................................................................................4
B. Rumusan Masalah.......................................................................................................4
C. Tujuan dan Manfaat.....................................................................................................4
BAB II....................................................................................................................................5
PEMBAHASAN.....................................................................................................................5
A. Pengertian HIV dan AIDS...........................................................................................5
B. Gejala HIV dan AIDS.................................................................................................5
C. Penularan HIV dan AIDS............................................................................................6
D. Pencegahan HIV dan AIDS.........................................................................................7
E. Pengertian PMTCT......................................................................................................8
F. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi PMTCT..............................................................9
G. Pencegahan Penularan HIV dan AIDS Pada Bayi....................................................10
BAB III.................................................................................................................................13
PENUTUP............................................................................................................................13
A. Kesimpulan................................................................................................................13
B. Saran..........................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................14

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
HIV/AIDS merupakan salah satu penyakit yang mendapatkan perhatian khusus dunia
kesehatan. Sampai saaat ini belum ditemukan obat yang dapat menyembuhkan
HIV/AIDS. Berbagai usaha telah dilakukan untuk mencegah penyebaran penyakit ini,
namun pandemi HIV/AIDS dari tahun ke tahun terus mengalami peningkatan secara
global (Bappenas, 2004). Menurut data Komisi Penanggulangan AIDS Nasional
(KPAN), sekitar 1,6 juta wanita menikah dengan pria berisiko tinggi terkena HIV/AIDS.
Hasil penelitian KPAN selama 10 tahun terakhir (1999-2009) terhadap 2.800 pengidap
HIV/AIDS di Indonesia, menyebutkan bahwa lebih dari 80 persen yang tertular HIV
adalah ibu rumah tangga. Beberapa alasan terjangkitnya ibu rumah tangga sebagian besar
karena ditulari oleh suami yang melakukan hubungan seks secara sembarangan. Bahkan,
53,1% laki-laki dinilai memiliki kecenderungan selingkuh. Artinya, perempuan yang
tidak tahu apa-apa terkena HIV/AIDS akibat perilaku menyimpang sang suami. Ini
membuktikan masih lemahnya posisi tawar istri (perempuan). Kurangnya kesadaran
suami terhadap kesetaraan gender itulah sebagai pangkal tingginya ibu rumah tangga
yang terjangkit HIV/AIDS. Pada ibu Hamil, HIV bukan hanya merupakan ancaman bagi
keselamatan jiwa ibu, tetapi juga merupakan ancaman bagi anak yang dikandungnya
karena penularan yang terjadi dari ibu dan bayinya.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan diatas, maka yang menjadi rumusan
masalah dalam penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:

1. Apa pengertian dari HIV/AIDS?


2. Apa saja gejala dari HIV/AIDS?
3. Bagaimana penularan dari HIV/AIDS?
4. Bagaimana pencegahan dari HIV/AIDS?
5. Apa yang dimaksud dengan PMTCT?
6. Bagaimana strategi dari PMTCT?
7. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi PMTCT?
8. Bagaimana pencegahan penularan HIV/AIDS ke bayinya?

C. Tujuan dan Manfaat


Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui tentang Program
Pencegahan Penularan HIV/AIDS Pada Ibu hamil Ke Bayi. Sedangkan manfaat yang
diharapkan dari penyusun makalah ini adalah memberikan pemahaman bagi berbagai
pihak dalam pembelajaran Pencegahan Penularan HIV/AIDS Pada Ibu hamil Ke Bayi
dengan baik dan benar.

4
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian HIV dan AIDS

HIV (Human Immunodeficiency Virus) adalah virus yang menyerang sistem


kekebalan tubuh manusia. Virus ini menginfeksi dan menghancurkan sel-sel sistem
kekebalan tubuh yang disebut CD4 atau sel T-helper, yang merupakan komponen penting
dalam melawan infeksi dan penyakit. Infeksi HIV dapat menyebabkan kerusakan sistem
kekebalan tubuh secara bertahap, membuat tubuh menjadi rentan terhadap infeksi dan
penyakit lain yang biasanya tidak berbahaya bagi orang yang memiliki sistem kekebalan
yang normal. AIDS (Acquired Immunodeficiency Syndrome) adalah kondisi yang
berkembang saat infeksi HIV telah merusak sistem kekebalan tubuh secara signifikan.
Ketika seseorang terinfeksi HIV, biasanya membutuhkan waktu yang lama (biasanya
beberapa tahun) sebelum AIDS berkembang. Diagnosa AIDS biasanya didasarkan pada
adanya infeksi yang berhubungan dengan kelemahan sistem kekebalan tubuh yang parah,
seperti infeksi oportunistik (infeksi yang terjadi pada orang dengan sistem kekebalan yang
lemah) atau beberapa jenis kanker yang jarang terjadi.

HIV adalah virus yang menyebabkan AIDS, tetapi tidak semua orang yang terinfeksi
HIV akan mengembangkan AIDS. Dengan pengobatan yang tepat dan diakses secara dini,
seseorang yang hidup dengan HIV dapat mengontrol infeksi tersebut dan mencegah
perkembangan AIDS. Di negara Indonesia, penyebaran dan penularan HIV paling banyak
disebabkan melalui hubungan intim yang tidak aman dan bergantian menggunakan jarum
suntik yang tidak steril saat memakai narkoba. Seseorang yang terinfeksi HIV dapat
menularkannya kepada orang lain, bahkan sejak beberapa minggu sejak tertular. Semua
orang berisiko terinfeksi HIV.

B. Gejala HIV dan AIDS

Infeksi HIV dapat menunjukkan gejala awal yang mirip dengan flu atau penyakit
lainnya. Beberapa orang mungkin tidak mengalami gejala sama sekali pada tahap awal
infeksi. Namun, gejala yang umum terkait dengan infeksi HIV meliputi:

1. Tahap Pertama:
 Tidak menimbulkan gejala apapun selama beberapa tahun.
 Pengidap akan mengalami nyeri mirip, seperti flu, beberapa minggu setelah terinfeksi,
selama satu hingga dua bulan.
 Timbul demam, nyeri tenggorokan, ruam, pembengkakan kelenjar getah bening,
diare, kelelahan, nyeri otot, dan sendi.

5
2. Tahap Kedua:
 Umumnya, tidak menimbulkan gejala lebih lanjut selama bertahun-tahun.
 Virus terus menyebar dan merusak sistem kekebalan tubuh.
 Penularan infeksi sudah bisa dilakukan pengidap kepada orang lain.
 Berlangsung hingga 10 tahun atau lebih.

3. Tahap Ketiga:
 Daya tahan pengidap rentan, sehingga mudah sakit, dan akan berlanjut menjadi AIDS.
 Demam terus-menerus lebih dari sepuluh hari.
 Merasa lelah setiap saat.
 Sulit bernapas.
 Diare yang berat dan dalam jangka waktu yang lama.
 Terjadi infeksi jamur pada tenggorokan, mulut, dan vagina.
 Timbul bintik ungu pada kulit yang tidak akan hilang.
 Hilang nafsu makan, sehingga berat badan turun drastis.

HIV dan AIDS dapat bervariasi antara individu dan dapat tergantung pada tahap infeksi
dan kesehatan umum individu tersebut. Jika seseorang memiliki kekhawatiran tentang
infeksi HIV atau AIDS, sangat penting untuk mencari diagnosis dan perawatan medis
yang tepat dari tenaga medis terlatih.

C. Penularan HIV dan AIDS

HIV (Human Immunodeficiency Virus) dapat ditularkan melalui beberapa cara,


terutama melalui kontak langsung dengan darah, cairan tubuh tertentu, atau perilaku
tertentu. Berikut adalah beberapa cara penularan HIV yang umum:

1. Hubungan Seksual: Penularan HIV paling umum terjadi melalui hubungan seksual
tanpa penggunaan kondom dengan seseorang yang terinfeksi HIV. Baik hubungan
seksual vaginal, anal, maupun oral dapat menyebabkan penularan jika ada kontak
dengan cairan tubuh yang terinfeksi, seperti sperma, cairan vagina, atau air mani

2. Penggunaan Jarum Suntik dan Peralatan Berbagi: Penggunaan jarum suntik yang
terkontaminasi oleh orang yang terinfeksi HIV dapat menyebabkan penularan virus.
Hal ini sering terjadi pada pengguna narkoba intravena yang membagikan jarum
suntik, atau pada situasi medis yang melibatkan penggunaan jarum yang tidak steril.

3. Transfusi Darah dan Produk Darah: Sebelumnya, transfusi darah atau produk darah
yang terkontaminasi HIV merupakan cara umum penularan. Namun, sekarang ini

6
prosedur pemantauan dan pengujian telah ditingkatkan secara signifikan untuk
memastikan keamanan darah yang digunakan dalam transfusi.

4. Ibu ke Anak: Ibu yang terinfeksi HIV dapat menularkan virus kepada bayinya selama
kehamilan, persalinan, atau menyusui. Namun, dengan pengobatan yang tepat selama
kehamilan dan persalinan, serta dengan penggunaan formula susu buatan sebagai
pengganti menyusui, risiko penularan dari ibu ke anak dapat dikurangi secara
signifikan.

5. Kontak dengan Darah atau Cairan Tubuh Lainnya: Penularan HIV dapat terjadi
melalui kontak langsung dengan darah yang terinfeksi, seperti berbagi jarum tato atau
piercing yang tidak steril, atau melalui luka terbuka yang terpapar darah terinfeksi.
Selain itu, penularan HIV juga dapat terjadi melalui kontak dengan cairan tubuh
tertentu seperti cairan vagina, air mani, cairan pre-ejakulasi, dan ASI (air susu ibu)
yang terinfeksi.

HIV tidak dapat ditularkan melalui sentuhan biasa, bersin atau batuk, berbagi piring dan
gelas, atau melalui kontak sehari-hari seperti pelukan, jabat tangan, atau berbagi toilet
dengan seseorang yang terinfeksi HIV. Pencegahan penularan HIV melibatkan
penggunaan kondom saat berhubungan seksual, penggunaan jarum suntik yang bersih dan
steril, pengujian HIV secara teratur, serta pengobatan yang tepat bagi mereka yang
terinfeksi HIV untuk mengurangi risiko penularan.

D. Pencegahan HIV dan AIDS

Pencegahan HIV dan AIDS melibatkan berbagai tindakan yang dapat mengurangi
risiko penularan virus HIV dan membantu menjaga kesehatan individu. Berikut ini adalah
beberapa langkah penting dalam pencegahan HIV dan AIDS:

1. Penggunaan Kondom: Penggunaan kondom saat berhubungan seksual dapat


membantu mengurangi risiko penularan HIV dan infeksi lainnya. Kondom yang benar
dan konsisten digunakan selama hubungan seksual dapat membantu melindungi diri
sendiri dan pasangan dari penularan virus.

2. Penggunaan Jarum Suntik yang Bersih: Jika Anda menggunakan obat suntik, pastikan
untuk menggunakan jarum suntik yang baru dan steril setiap kali. Jangan pernah
membagikan jarum suntik dengan orang lain, karena ini dapat menyebabkan
penularan HIV dan infeksi lainnya.

3. Pemeriksaan HIV: Menjalani tes HIV secara rutin dapat membantu mendeteksi
infeksi HIV dengan segera. Dengan mengetahui status HIV Anda, Anda dapat
mengambil langkah-langkah yang tepat untuk melindungi diri sendiri dan pasangan
Anda.
7
4. Terapi Antiretroviral (ARV): Jika Anda telah didiagnosis dengan HIV, penting untuk
memulai dan menjalani terapi antiretroviral (ARV) sesuai dengan petunjuk dokter.
ARV dapat membantu mengontrol replikasi virus, menjaga kekebalan tubuh, dan
mengurangi risiko penularan HIV kepada orang lain.

5. Pemakaian Alat Medis yang Steril: Pastikan bahwa alat medis yang digunakan pada
prosedur medis, tato, atau piercing, seperti jarum, pisau, atau instrumen lainnya,
adalah steril dan tidak terkontaminasi dengan darah yang terinfeksi HIV.

6. Edukasi dan Kesadaran: Meningkatkan pengetahuan dan kesadaran tentang HIV dan
AIDS penting untuk mencegah penularan virus. Pendidikan seksual yang
komprehensif, penyebarluasan informasi yang akurat, dan penghilangan stigma dapat
membantu mengurangi risiko penularan dan mempromosikan tindakan pencegahan.

7. Penggunaan Terapi Pencegahan: Terapi PrEP (Prophylaxis Pre-Eksposur) dapat


digunakan oleh individu dengan risiko tinggi terpapar HIV untuk mencegah infeksi
HIV. Terapi PrEP melibatkan penggunaan obat antiretroviral pada individu yang
belum terinfeksi HIV secara teratur sesuai petunjuk medis

E. Pengertian PMTCT

PMTCT adalah singkatan dari Prevention of Mother-to-Child Transmission, yang


dalam bahasa Indonesia dikenal sebagai Pencegahan Penularan Ibu ke Anak. PMTCT
adalah serangkaian strategi dan intervensi yang bertujuan untuk mencegah penularan virus
HIV dari ibu yang terinfeksi HIV kepada bayi yang belum terinfeksi selama kehamilan,
persalinan, dan menyusui. PMTCT melibatkan langkah-langkah berikut:

1. Pemeriksaan HIV pada Ibu: Setiap ibu hamil harus dianjurkan untuk menjalani tes
HIV agar dapat mengetahui status HIV mereka. Tes HIV biasanya dilakukan pada
awal kehamilan dan dapat diulangi pada trimester ketiga kehamilan.

2. Terapi Antiretroviral (ARV) pada Ibu: Jika seorang ibu hamil terinfeksi HIV, dia akan
direkomendasikan untuk memulai terapi antiretroviral (ARV) sesuai petunjuk dokter.
Terapi ARV yang tepat dapat mengurangi jumlah virus HIV dalam tubuh ibu dan
membantu mencegah penularan HIV kepada bayi.

3. Pemantauan Kesehatan Ibu dan Bayi: Selama kehamilan, ibu hamil dengan HIV akan
mendapatkan perawatan medis yang teratur dan pemantauan kesehatan untuk
memastikan kesehatan ibu dan bayi. Ini melibatkan pemeriksaan kehamilan rutin,
pemeriksaan kadar virus HIV, dan pemantauan kesehatan bayi setelah lahir.

4. Persalinan Aman: Jika seorang ibu dengan HIV memenuhi syarat untuk persalinan
pervaginam (melalui vagina), dokter mungkin akan merekomendasikan persalinan

8
dengan metode tertentu untuk mengurangi risiko penularan HIV kepada bayi.
Misalnya, persalinan yang diinduksi atau penggunaan obat-obatan tertentu selama
persalinan.

5. Pemberian Formula Susu Buatan: Dalam kasus di mana risiko penularan HIV sangat
tinggi melalui menyusui, disarankan untuk menggunakan formula susu buatan sebagai
pengganti menyusui. Ini bertujuan untuk menghindari paparan bayi terhadap virus
HIV melalui ASI (air susu ibu).

PMTCT merupakan pendekatan yang efektif dalam mengurangi risiko penularan HIV dari
ibu ke bayi. Dengan langkah-langkah yang tepat, seperti penggunaan terapi antiretroviral
(ARV), pemeriksaan rutin, dan penggunaan formula susu buatan, penularan HIV dari ibu
ke bayi dapat dikurangi secara signifikan atau bahkan dihilangkan sepenuhnya. Konsep
dasar intervensi PMCTC adalah:

1. Kurangi jumlah ibu hamil dengan HIV positif


2. Turunkan kadar virus HIV dalam darah
3. Meminimalkan paparan janin/bayi dengan cairan tubuh ibu HIV positif
4. Optimalkan kesehatan ibu dengan HIV positif

PMTCT sangat penting untuk diketahui karena:

1. Penularan HIV pada anak 90% disebabkan oleh ibu yang menderita HIV
2. Dengan program PMTCT, risiko penularan HIV ke bayi dapat ditekan dari 25-45%
menjadi 2%
3. Memungkinkan dilakukannya pencegahan kepada orang tua dan bayinya
4. Memungkinkan pengobatan dan perawatan dini yang dapat dilakukan oleh keluarga

F. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi PMTCT

Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi keberhasilan dan implementasi


PMTCT (Prevention of Mother-to-Child Transmission). Berikut adalah beberapa faktor
yang mempengaruhi PMTCT:

 Akses ke Pelayanan Kesehatan: Akses yang terbatas ke fasilitas kesehatan,


ketersediaan tes HIV, dan obat antiretroviral (ARV) dapat menjadi hambatan dalam
pelaksanaan PMTCT. Ketika ibu hamil tidak dapat dengan mudah mengakses
pelayanan kesehatan, diagnosis dini dan penanganan yang tepat mungkin tertunda
atau tidak tercapai.

 Kepatuhan Terhadap Terapi Antiretroviral (ARV): Penting bagi ibu hamil dengan
HIV untuk patuh terhadap penggunaan terapi antiretroviral (ARV) yang diresepkan
oleh dokter. Ketidakpatuhan terhadap terapi ARV dapat mengurangi efektivitas dalam
mengendalikan jumlah virus HIV dan meningkatkan risiko penularan kepada bayi.
9
 Keberlanjutan Pelayanan: Kontinuitas dalam pelayanan kesehatan selama kehamilan,
persalinan, dan pasca persalinan sangat penting dalam PMTCT. Kehadiran yang
teratur pada janji temu prenatal dan pasca natal, serta pemantauan kesehatan yang
konsisten, membantu memastikan keberhasilan pencegahan penularan HIV dari ibu
ke anak.

 Konseling dan Dukungan Psikososial: Konseling dan dukungan psikososial yang baik
kepada ibu hamil dengan HIV dapat mempengaruhi keberhasilan PMTCT. Dukungan
emosional, informasi yang akurat tentang HIV dan AIDS, serta pembinaan terkait
penggunaan terapi ARV dan praktik pencegahan lainnya, dapat membantu
meningkatkan kepatuhan dan keterlibatan ibu dalam upaya pencegahan penularan
HIV.

 Ketersediaan Formula Susu Buatan: Dalam kasus di mana menyusui dapat


menyebabkan risiko tinggi penularan HIV, penting untuk memiliki akses terhadap
formula susu buatan yang aman dan terjangkau. Ketersediaan dan aksesibilitas
formula susu buatan yang memadai memungkinkan ibu dengan HIV untuk
memberikan makanan yang aman bagi bayi mereka tanpa risiko penularan virus HIV.

 Faktor Sosial dan Stigma: Stigma terhadap HIV dan AIDS dapat mempengaruhi
partisipasi ibu dalam PMTCT. Ketakutan terhadap diskriminasi atau stigma sosial
dapat membuat ibu enggan untuk mencari pelayanan kesehatan dan mengungkapkan
status HIV mereka. Langkah-langkah untuk mengurangi stigma dan diskriminasi
terkait HIV/AIDS diperlukan untuk menciptakan lingkungan yang mendukung bagi
ibu hamil dengan HIV.

Faktor-faktor ini dapat mempengaruhi keberhasilan program PMTCT. Oleh karena itu,
penting untuk mengatasi tantangan ini melalui upaya yang komprehensif, termasuk
meningkatkan akses ke pelayanan kesehatan, memberikan pendidikan dan dukungan
kepada ibu hamil, serta mengurangi stigma dan diskriminasi terkait HIV/AIDS.

G. Pencegahan Penularan HIV dan AIDS Pada Bayi

Penularan HIVdari Ibu ke Bayi:

 Masa kehamilan: Yang memungkinkan terjadinya penularan pada saat kehamilan


yaitu kadar HIV pada darah ibu tinggi dan terjadinya infeksi pada plasenta (ari-ari).

 Proses Persalinan: Penularan saat proses persalinan dapat terjadi bila kadar HIV
dalam darah ibu tinggi dan pecah ketuban dini, atau lecet-lecet pada bayi waktu
proses melahirkan.

 Melalui Air Susu Ibu (ASI): Penularan pada saat menyusui terjadi antara lain
10
karena kadar HIV dalam darah ibu yang tinggi, pemberian ASI diselingi dengan

11
pengganti ASI (mixed feeding), abses pada payudara, status gizi ibu yang buruk
dan penyakit mulut pada bayi.

Pencegahan penularan HIV dan AIDS pada bayi melibatkan serangkaian langkah
yang penting untuk mengurangi risiko penularan virus dari ibu yang terinfeksi HIV kepada
bayi yang belum terinfeksi. Berikut adalah beberapa langkah pencegahan yang penting:

 Tes HIV pada Ibu Hamil: Setiap ibu hamil disarankan untuk menjalani tes HIV
selama kunjungan prenatal. Ini membantu mengidentifikasi ibu yang terinfeksi
HIV dan memulai intervensi yang tepat untuk mencegah penularan kepada bayi.

 Terapi Antiretroviral (ARV): Ibu hamil dengan HIV harus diberikan terapi
antiretroviral (ARV) sesuai dengan pedoman yang ditetapkan. Terapi ARV
membantu mengendalikan replikasi virus HIV dalam tubuh dan mengurangi risiko
penularan kepada bayi.

 Terapi Antiretroviral pada Bayi: Bayi yang lahir dari ibu dengan HIV perlu
menerima terapi antiretroviral (ARV) sesuai dengan pedoman yang ditetapkan.
Terapi ARV pada bayi dimulai sesegera mungkin setelah lahir untuk mengurangi
risiko penularan HIV dan membantu menjaga kesehatan bayi.

 Persalinan Aman: Metode persalinan yang aman dapat membantu mengurangi


risiko penularan HIV dari ibu ke bayi. Jika viral load ibu rendah dan terapi ARV
telah efektif, persalinan pervaginam (melalui vagina) mungkin aman. Namun,
dalam beberapa situasi, seperti viral load tinggi atau ketidakstabilan terapi ARV,
persalinan dengan operasi sesar mungkin direkomendasikan untuk mengurangi
risiko penularan HIV.

 Penghindaran Menyusui: Jika ada risiko tinggi penularan HIV melalui menyusui,
disarankan untuk menghindari memberikan ASI (air susu ibu) dan menggunakan
formula susu buatan sebagai pengganti. Dalam kasus ini, ibu harus diberikan
dukungan dan informasi tentang pemberian makanan yang aman dan bergizi bagi
bayi mereka.

 Pemeriksaan Kesehatan dan Pemantauan: Bayi yang lahir dari ibu dengan HIV
perlu dipantau secara ketat untuk mendeteksi infeksi HIV dengan segera.
Pemeriksaan rutin dan pemantauan kesehatan bayi membantu memastikan
pengenalan dini infeksi HIV dan memulai terapi yang tepat jika diperlukan.

 Konseling dan Dukungan: Konseling dan dukungan emosional serta edukasi


kepada ibu hamil dengan HIV dan keluarganya sangat penting. Ini membantu
meningkatkan pemahaman tentang HIV, PMTCT, dan langkah-langkah
pencegahan yang diperlukan untuk menjaga kesehatan bayi.

12
Pencegahan penularan HIV dan AIDS pada bayi memerlukan pendekatan yang
komprehensif dan melibatkan kerjasama antara tenaga kesehatan, ibu hamil, keluarga, dan
masyarakat. Adanya akses yang mudah ke layanan kesehatan, pemantauan yang teratur,
dan pendidikan yang tepat adalah kunci dalam mencapai tujuan pencegahan ini.

13
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Ibu hamil yang mengidap HIV dan AIDS sangat besar kemungkinan penularannya
pada bayi yang dikandungnya, tetapi terdapat berbagai upaya yang dapat mencegah
penularan virus HIV pada ibu kepada bayi yang dikandungnya dengan PMTCT
(Prevention of Mother to Child HIV Transmission).

B. Saran
Kami berharap makalah ini bermanfaat bagi semuanya untuk menambah pemahaman
tentang Pencegahan Penularan Dari Ibu ke Bayi (PMTCT) dengan baik dan benar.

14
DAFTAR PUSTAKA

https://www.kebijakanaidsindonesia.net/id/beranda/20-artikel-article/opini-opinion/771-
layanan-komprehensif-hiv-ims-berkesinambungan-pada-tingkat-puskesmas-di-kota-medan

https://www.halodoc.com/kesehatan/hiv-dan-aids

https://disdukkbpppa.badungkab.go.id/artikel/18052- pmtct#:~:text=PMTCT%20singkatan
%20dari%20Prevention%20of,HIV%20dari%20Ibu%20 ke%20Bayi.&text=Yang
%20memungkinkan%20terjadinya%20penularan%20pada,plasenta
%20(ari%2Dari).

https://rs.ui.ac.id/umum/berita-artikel/artikel-populer/upaya-preventif-dan-promotif-dalam-
pencegahan-penularan-hiv-aids-pada-anak

15

You might also like