Professional Documents
Culture Documents
Pengukuran Daya Menurut sejarah, orang sudah mengenal apa yang dinamakan alat pengukur daya dari suatu mesin dengan datangnya dynamo. Karena perkembangan pembuatan mesin atau motor yang kontinu dari tahun ketahunnya, maka secara otomatis perkembangan alat ukurnya berkembang pula, baik dalam segi konstruksi maupun bentuk perencanaannya yang mana ini akan menghasilkan ketelitian pengukuran yang baik. Sebetulnya pengukuran daya mesin merupakan pengukuran torsi yang berhubungan dengan tenaga mekanik, baik untuk tenaga yang diperlukan maupun tenaga yang dikembangkan oleh mesin. Dalam hal ini perlengkapanperlengkapan pengukur torsi itu biasanya dianggap sebagai dynamometer. Dewasa ini dynamometer itu dipergunakan untuk pengukuran pada seluruh perkembangan dari kerja mesin, mulai dari percobaan dan pengetesan motor bersilinder tunggal sampai motor pesawat terbang. Tetapi dalam hal ini bila mesin dalam keadaan tetap atau diam maka pengukuran dayanya sederhana dan mudah untuk dibuat, tetapi untuk keadaan dinamis mungkin sukar untuk menentukan pengukuran dayanya. Ukuran atau besaran untuk kerja suatu motor biasanya dalam bentuk torsi dan tenaga kuda. Torsi adalah gaya putar yang dihasilkan oleh poros engkol atau kemampuan motor untuk melakukan kerja, tetapi disini torsi merupakan jumlah gaya putar yang diberikan ke suatu mesin atau motor pembakaran terhadap panjang lengannya. Torsi biasanya diberi simbol . Satuan untuk satuan torsi adalah Pounds-feet atau pounds-inch,dalam satuan British adalah ft.lb. Tenaga kuda adalah harga dari kerja yang dilakukan untuk menaikan beban 33.000 pounds setinggi satu feet dalam waktu satu menit. Jadi untuk satuan tenaga kuda adalah feet-punds per menit,dalam satuan British adalah
Hp. Hubungan torsi dan tenaga kuda dapat ditulis atau ditunjukan dengan rumus sebagai berikut: P= Dimana: P = Daya (Hp) T = Torsi (ft.lb) n = Putaran (rpm) 5252 = Konstanta (jumlah harga yang tidak bisa diubah) Catatan: 1ft = 30 m 100
1 kg 2,2
Txn 5252
1lb =
75 kg .m / dt 0,01428108 kg .m.dt
Px 5252 n
5252 = Konstanta (jumlah harga yang tidak bisa diubah) Jika kita ketahui putaran dan tenaga kuda dari mesin yang akan di test maka torsinya dapat dicari atau sebaliknya. Meskipun banyak type-type dynamometer yang digunakan, tetapi pada prinsipnya semua itu bekerja seperti dilukiskan dalam gambar II.1
Keterangan gambar: r f : Jari-jari rotor (ft) : Gaya kopel (ft.lb) Gambar II.1. Prinsip Kerja Dynamometer Wc : Beban pengimbang (N)
Prinsip kerja sebagai berikut: Rotor (A) diputarkan oleh sumber daya motor yang ditest, dipasangkan secara mekanis, elektris, magnetic, hydraulic, dengan stator, dalam keadaan setimbang. Bila dalam keadaan diam maka ditambahkan sebuah beban pengimbang (Wc) yang dipasangkan pada (B) dan diengselkan pada stator. Karena gesekan yang timbul, maka gaya yang terjadi didalam stator diukur dengan timbangan (C) dan penunjukannya merupakan beban atau muatan dynamometer. Dalam satu putaran poros, keliling rotor bergerak sepanjang 2 .r melawan gaya kopel (f).
Jadi kerja tiap putaran: 2 .r.f........................................(2.1) Momen luar yang dihasilkan dari pembacaan W pada timbangan (C) dan lengan (L) harus setimbang dengan momen putar yaitu: r x f Maka: r x f = W x L . Jika motor berputar dengan n putaran tiap menit, maka kerja per menit harus sama dengan: 2 kerja yang terjadi. Dynamometer pada gambar II.1 tidak memakai beban kontra (Wc = 0); Gaya pada skala timbangan (W) terjadi karena berat lengan, dan berat yang tidak seimbang itu disebut TARE dynamometer. Tare ini ditentukan dengan kalibrasi dynamometer dan dikompensasi dengan pemilihan beban (W) yang cocok ataupun dengan penyetelan skala timbangan. Energi yang diberikan motor penggerak pada dynamometer harus dapat di ubah menjadi gerak dan panas. Dalam bab berikut ini beberapa type dynamometer akan dibahas. B. Dynamometer Beberapa type dynamometer dipakai dalam pengetesan kerja mesin, tetapi menurut cara kerjanya dynamometer dibagi menjadi 3 macam yaitu: 1. Dynamometer Absorbsi 2. Dynamometer Transmisi 3. Dynamometer Penggerak 1. Dynamometer Absorbsi Sesuai dengan namanya dynamometer ini menyerap daya yang diukur kemudian disebarkan kesekelilingnya dalam bentuk panas karenanya dynamometer ini secara khusus bermanfaat untuk pengukuran tenaga atau daya, torsi yang dikembangkan oleh sumber-sumber tenaga seperti motor bakar, motor listrik dan sebagainya. Dynamometer absorbsi ini dibagi menjadi 4 macam yaitu: a. Dynamometer Mekanis b. Dynamometer Air
daya, karena menurut definisi daya dibatasi oleh waktu, kecepatan putar dan
c. Dynamometer Udara d. Dynamometer Listrik a. Dynamometer Mekanis Pada dynamometer ini penyerapan daya dilaksanakan dengan memberikan gesekan mekanis sehingga timbul panas. Panas ini dipindahkan kesekeliling (atmosfer) dan kadang-kadang juga didinginkan oleh fluida pendingin yang lain, misalkan air. Yang termasuk dalam bentuk ini ialah:
1) Rem jepit atau prony brake dengan bahan kayu 2) Rem tali atau rope brake
a.1). Rem Jepit atau Prony Brake Rem jepit atau prony brake dibuat dalam berbagai model, salah satu diantaranya terlihat dalam gambar dibawah ini.
(e)
Keterangan gambar. a : Rotor b : Sabuk baja c : Baut pengatur d : Lengan kopel e : Balok kayu Gambar II.2. Rem Jepit atau Prony Brake dengan Bahan Kayu f : Timbangan L : Panjang lengan torsi W : Muatan dynamometer Wc : Beban pengimbang
Penyerapan daya dilakukan dengan jalan mengatur gesekan yang terjadi antara balok-balok kayu dengan rotor, dimana pengaturannya dilaksanakan dengan memutar baut pengatur (c). Rem ini terdiri dari balok-balok kayu (e) yang dipasang antara rotor dan sabuk baja (b), sedang rotor (a) bekerja pada poros pada dari suatu motor yang tenaga akan ditest. Type rem jepit biasanya digunakan untuk pengukuran daya yang tidak terlalu besar dengan putaran poros maksimum 1000 rpm. Bila putaran tersebut tinggi, type ini harus di konstruksi dengan sangat hati-hati. Keuntungan-keuntungan: Konstruksi sederhana, murah dan mudah dibuat Baik untuk putaran rendah Torsi yang konstan pada tiap tekanan, sehingga bisa mengikuti syaratsyarat beban. Bila mesin kehilangan kecepatannya, rem akan menahan sampai mati Sukar menunjukan beban yang konstan Untuk pengukuran daya dari mesin-mesin tanpa governor akan menemui kesulitan Pada kecepatan tinggi pembacaan tidak stabil dan suaranya bising Cara kerja dari rem ini hampir sama dengan rem jepit, hanya rem ini terdiri dari tali disekeliling roda. Bahan tali biasanya kulit, ujung tali yang satu dikaitkan pada suatu spring balance dan ujung yang satunya lagi diberi beban seperti terlihat pada gambar dibawah ini penyerapan daya dilakukan oleh tali karena gesekan dengan roda. a.2). Rem Tali atau Rope Brake
Kerugian-kerugian:
Gambar II.3. Rem Tali Dari gambar II.3 besar momen yang timbul: M = (W1-W2) r Sehingga daya menjadi: P= Dimana, P = Daya tarik (Hp) W= Beban pengimbang (N) n = Putaran tiap menit (Rpm) M = Momen yang timbul (N) Rem tali sangat sederhana dan mudah dibuat, tetapi hanya bisa bekerja pada putaran rendah dengan kapasitas penyerapan daya kecil. b. Dynamometer Hidraulik atau Dynamometer Air Dynamometer hidraulik menggunakan fluida cair untuk mengubah daya mekanis menjadi energi panas. Fluida yang digunakan biasanya air sehingga dynamometer ini sering disebut dynamometer air. Ada 2 macam dynamometer air yaitu: 1) Dynamometer air type gesekan fluida 2.M .n (Hp).........................................................(2.2) 33000
2) Dynamometer air type agitasi atau semburan b.1) Dynamometer Air Type Gesekan Fluida Pada dasarnya dynamometer ini terdiri dari sebuah rotor atau elemen putar dengan kedua belah permukaannya rata, berputar dalam sebuah casing serta casing tersebut diisi dengan air selanjutnya air fluidanya disirkulasi secara kontinu. Akibat sirkulasi air tersebut terjadi pergesekan pada bagian fluidanya. Dynamometer ini bisa bekerja pada kecepatan beberapa ribu rpm dengan penyerapan daya yang lebih besar bila dibandingkan dengan type dynamometer sebelumnya. Sebuah type sederhana terlihat pada gambar dibawah ini.
Gambar II.4. Dynamometer Air Type Gesekan Fluida Kapasitas dynamometer jenis ini tergantung pada 2 faktor yaitu kecepatan putaran poros dan tinggi permukaan air. Penyerapan dayanya mendekati fungsi pangkat tiga dari kecepatan putaran poros atau rotor. Penyerapan pada kecepatan tertentu bisa dilakukan dengan pengaturan tinggi permukaan air pada atau dalam casing. Jumlah air yang bersikulasi harus cukup banyak agar tidak sampai terjadi uap dibagian manapun dari alat, karena dengan timbulnya uap tersebut akan mengakibatkan hilangnya beban sesaat ataupun tidak.
Menurut Gibson, usaha yang dilakukan atau dikerjakan pada tiap-tiap permukaan dari piringan adalah sebagai berikut:
3 4 U = 2 . f . . R .dR .................................................(2.3) R2 R1
Diintegrasikan, U= Dimana,
2. f .3 5 5 ( R1 R2 ) 5
(Joule)................................(2.4)
2.n 60
n : Putaran tiap detik R1 : Jari-jari piringan (m) R2 : Jari-jari lingkaran (m) f : Konstanta = 0,004 ini tergantung dari tahanan antara fluida dengan logam Dari rumus diatas terbukti bahwa rem type ini dapat menyerap daya yang besar pada kecepatan yang tinggi, dari kapasitas yang berlainan langsung sebagai jumlah piringanpiringan, sehingga merupakan pangkat tiga dari jumlah putaran dan sebagai pembedaan pangkat lima dari jari-jari piringan dan jari-jari air. Suatu rem air hanya cocok untuk menyerap kerja yang umum dan cukup baik untuk menguasai beban konstan yang terpecah-pecah pada kecepatan yang diinginkan, karena efek tenaganya disebabkan oleh perubahan air. Keuntungan-keuntungan: Penyerapan daya besar pada kecepatan tinggi Bila mesin kehilangan kecepatannya, maka pengereman akan turun dengan cepat sehingga mesin tidak mati Perubahan beban mudah dilaksanakan dan tahan terhadap goncangan Air harus selalu diganti Bagian dalam dipengaruhi oleh erosi dan korosi Harga mahal Kerugian-kerugian:
b.2). Dynamometer Air Type Agitasi (Semburan) Bentuk dari dynamometer ini hampir sama dengan bentuk dynamometer type gesekan fluida, tetapi ada perbedaan diantara kedua bentuk tersebut yaitu terletak pada cara penyerapan daya. Selain dengan gesekan juga karena agitasi, sehingga dynamometer ini relatif lebih besar. Penampang melintang ini terlihat pada gambar dibawah ini.
Dynamometer ini terdiri dari sebuah poros yang memegang sebuah rotor dan berputar didalam casing yang tidak bisa dimasuki air. Disetiap permukaaan rotor terdapat sejumlah baling-baling radial yang dipasang pada poros rotor. Ruangan antara baling-baling ini membentuk poket-poket 1/2 elip, juga pada permukaan casing dilengkapi dengan baling-baling seperti pada rotor. Bila rotor digerakan, air disemburkan keluar oleh tenaga sentripugal; air yang disemburkan itu ditahan oleh poket-poket casing dan poket-poket casing ini berfungsi untuk mengembalikan air ke rotor, sehingga air terus bolak-balik antara poket rotor dan
10
poket casing. Ini merupakan proses turbulensi yang tinggi yang terus terjadi berulang-ulang. Akibat proses turbulensi maka akan terjadi panas, tetapi panas ini dapat dihilangkan dengan jalan mengatur luapan air yang terus menerus mengisi bagian belakang poket-poket casing dengan sebuah pipa karet yang flexible, selanjutnya air tidak boleh melebihi 600C. Muatan pada mesin bisa diubah dengan atau memundurkan pintu geser yang terletak antara rotor dan poket casing, jadi memungkinkan casing bekerja secara aktif dalam formasi pusaran air yang menyerap tenaga. Pergerakan pintu geser diatur dengan sebuah hand wheel yang terletak pada bagian luar casing. Poros rotor pada casing bergerak atau berputar didalam bearing juga dilengkapi dengan penekan anti air (water seal), sedang casing di tumpu pada trunion bearing yang berbentuk bola besar (self lining) dan juga pada casing dilekatkan sebuah lengan torsi yang dihubungkan dengan sebuah spring balance. Kedudukan spring balance jarumnya harus menunjuk nol (berarti dynamometer dalam keadaan setimbang) pada waktu berhenti dan pada waktu air mengalir masuk casing tetapi mesin belum bekerja. Kesetimbangan ini dapat dilakukan dengan memberi pada casing suatu beban penyeimbang yang sudah dikalibrasi terlebih dahulu. Range pengukuran adalah 50-100.000 Hp dan bekerja pada kecepatan 20.000 rpm. Keuntungan-keuntungan: Kapasitas daya penyerapan besar dan daerah putaran tinggi Tahan terhadap goncangan Bentuknya kecil Diperlukan aliran air dengan tekanan tertentu Temperatur air yang keluar tidak boleh lebih dari 600C. Dipengaruhi oleh erosi dan korosi Harganya mahal 50-
Kerugian-kerugian:
c. Dynamometer Udara
11
Untuk menyerap daya yang diukur, dynamometer ini menggunakan udara atmosfer. Penyerapan daya yang terjadi karena gesekan yang timbul antara udara dengan sebuah rotor berupa kipas yang berputar. Dynamometer ini dibuat dalam banyak model, diantaranya terlihat seperti pada gambar dibawah ini.
Keterangan: a) b) c) Lengan beban Bantalan poros Lengan pengimbang Gambar II.6 Rem Kipas Pengaturan bebannya dilakukan dengan merubah radius kipas, ukuran atau sudut kipas. Dengan memasang mesin pada bantalan ayun, maka reaksi mesin yang timbul karena gesekan yang terjadi antara rotor dengan udara akan terbaca pada skala. Keuntungan-keuntungan: Tidak memerlukan pendinginan Untuk beban konstan dan waktu pengujian yang lama sangat baik Mudah dibuat, murah dan sederhana Kesukaran merubah beban pada waktu mesin sedang berjalan Kapasitas penyerapan daya kecil Pengukuran tenaga tidak teliti, jadi hanya merupakan pendekatan Harus dilakukan koreksi terhadap kondisi atmosfer
Kerugian-kerugian:
12
Suaranya gaduh
d. Dynamometer Listrik Pada dasarnya pengereman yang terjadi pada dynamometer listrik akibat pemotongan medan magnet oleh pergerakan bahan konduktor. Ada 2 type dynamometer absorbsi yang bekerja secara listrik yaitu:
Kerugian-kerugian:
13
d.2). Dynamometer Ayunan Listrik atau Generator Pada prinsipnya, bidang gerak dynamometer ini diputarkan secara terpisah baik dengan mengutamakan pipa-pipa saluran utama atau battery yang mempertahankan suatu tegangan yang konstan. Seluruh mesin ditumpu dengan ball bearing, casing menahan sebuah lengan torsi untuk menjadikan seimbang torsi mesin. Torsi mesin disebarkan pada casing oleh daya tarik medan magnet, yang dihasilkan ketika jangkar sedang berputar dan mengeluarkan tenaga listriknya pada aliran sebelah luar dynamometer. Tenaga mesin yang diserap akan membangkitkan tenaga listrik didalam rangkaian jangkar dan pada saatnya tenaga listrik ini bisa terserap sepanjang tahanan yang terbuat dari kawat baja atau semacamnya (misal air).
14
Dynamometer dipasang pada bantalan ayun dan mengukur momen yang di timbulkan karena kecenderungan casing berputar. Perhitungan selanjutnya dapat dihitung memakai rumus seperti dynamometer sebelumnya. Keuntungan-keuntungan: Kapasitas penyerapan sampai 5000 hp dan ketelitian kerja tinggi Sistem yang tertutup yang tidak terpengaruh oleh gangguan luar Tidak memerlukan pendinginan Harga mahal Untuk penyerapan daya yang besar dengan kecepatan yang rendah sulit dilaksanakan 2. Dynamometer Transmisi Dynamometer transmisi digunakan untuk mengukur daya yang sulit dilaksanakan dengan cara biasa, pemasangannya bisa dilakukan dengan cara meletakan pada bagian mesin atau diantara dua buah mesin dan daya yang diukur adalah daya setempat juga biasanya daya ini dimanfaatkan sebagai energi mekanis atau energi listrik. Salah satu contoh dari dynamometer transmisi ialah type strain gage seperti pada gambar II.8. Pengukuran ini berdasarkan tegangan kawat. Perubahan pada tegangan kawat akan merubah tahanan listrik.
Kerugian-kerugian:
15
Dengan pemasangan elemen ukur seperti pada gambar II.8, maka untuk tiap pasang elemen ukur yang satu akan mengalami kompresi murni sedangkan elemen yang lainnya mengalami tarikan murni. Pada tiap pasang elemen ini akan terjadi perubahan tahanan listrik karena lengkungan yang mungkin terjadi pada poros, sehingga yang diukur betul-betul adalah puntiran poros. Dengan mengkalibrasi tegangan atau tahanan pada seluruh sistem, maka akan terbaca momen pada poros. Bila kecepatan putar diketahui maka dapat dihitung daya poros: Shp = Dimana, Shp : Shaft horse power (Hp) n T : Putaran poros tiap menit (Rpm) : Torsi (lb.ft)
2.n.T 300 30
Keuntungan-keuntungan: Dapat mengukur daya input dari suatu alat Pengukuran bisa dilaksanakan dimana saja tanpa mengganggu sistem Pada pengukuran, pembebanan dilakukan oleh sistem tersendiri Tidak memerlukan pendingin
Kerugian-kerugian:
Poros harus cukup flexible sehingga puntiran karena beban dapat teramati Diperlukan beban tersendiri yang kadang-kadang tidak mudah pelaksanaannya
3. Dynamometer Penggerak
16
Dynamometer ini berfungsi sebagai pengukur daya input suatu alat dan sekaligus mengeluarkan daya untuk alat tersebut. Dynamometer ini dibuat dalam bentuk motor-generator. Prinsip kerjanya adalah sebagai berikut: Bila dynamometer memutarkan suatu alat, maka momen yang diukur akan mempengaruhi dynamometer untuk berputar ke arah yang berlawanan dengan arah putarannya sendiri. Untuk bekerja sebagai motor atau generator dapat dilakukan sebagai berikut: Bila bekerja sebagai motor (lihat gambar II.9). Sakelar jala-jala ditutup dan arus di (B) diatur pada kedudukan maksimum dengan mem-by pass tahanan geser jala-jala di (C). Ini akan menyebabkan momen permulaan yang maksimum. Tahanan geser (A) dipindah pada kedudukan tertinggi untuk membatasi arus jangkar. Sakelar (D) ditutup dan dynamometer akan memutarkan mesin; kecepatan putar bisa dipertinggi dengan mengurangi tahanan start (A) sampai tegangan penuh diberikan pada jangkar. Kecepatan yang lebih tinggi bisa dicapai dengan memperbesar tahanan jala-jala (C) untuk mengurangi kekuatan jala-jala.
C tahanan jala-jala
17
Dengan cara demikian daya yang diperlukan untuk memutar mesin pada setiap kecepatan dapat diperoleh dengan cepat. Bila bekerja sebagai generator : Sakelar jala-jala (D) dibuka, tahanan beban (A) distel pada tahanan maksimum (penyetelan ini berbeda dengan cara diatas karena letak sakelar E), karena I =
E bila R besar maka I akan kecil. R
Tahanan jala-jala (B) diperlemah dengan memberikan tahanan maksimum pada (C) sehingga arus minimum. Bila sakelar beban (E) ditutup, beban minimum diberikan pada mesin. Untuk merubah beban, jala-jala diperkuat sehingga tegangan yang yang dibangkitkan akan naik seperti pada Voltmeter (disini tegangan tertinggi tidak boleh melebihi yang tertulis pada plat nama).Tentang keuntungan dan kerugian dynamometer ini sama dengan dynamometer ayunan listrik atau generator.2
18
C. Pemilihan Bahan Proses Pemilihan bahan proses pada perancangan dan pengujian prony brake pada alat uji turbin pelton diantaranya adalah:
1. Baja Lunak (Mild Steel) atau Baja Karbon Rendah Untuk Pelat Pengatur Sudut Kontak. 2. Aluminium dan Paduannya Untuk Puli (Silinder Gesek). 3. Kulit 1. Baja Lunak (Mild Steel) atau Baja Karbon Rendah Untuk Pelat Pengatur Sudut Kontak. Baja ini disebut baja ringan (mild steel) atau baja perkakas, baja karbon rendah bukan baja keras, karena kandungan karbonnya rendah kurang dari 0,3%. Baja ini dijadikan mur, baut, ulir sekrup, peralatan senjata, alat pengangkat presisi, batang tarik, perkakas silinder, dan penggunaan yang hampir sama. Penggilingan dan penyesuaian ukuran baja dapat dilakukan dalam keadaan panas. Hal ini dapat ditandai dengan melihat lapisan oksida besinya dibagian permukaan yang berwarna hitam. Baja juga dapat diselesaikan dengan pengerjaan dingin dengan cara merendam atau mencelupkan baja ke dalam larutan asam yang berguna untuk mengeluarkan lapisan oksidanya. Setelah itu, baja diangkat dan digiling sampai ukuran yang dikehendaki, selanjutnya didinginkan. Proses ini menghasilkan baja yang lebih licin, sehinggga lebih baik sifatnya dan bagus untuk dibuat mesin perkakas.3 a. Penguatan Baja untuk Proses Pengelasan Baja lembaran tebal dibuat dalam berbagai macam bentuk dan dilas menjadikan konstruksi baja. Komposisi kimia baja tersebut adalah C<0,23 %, S<0,04 % dan P<0,04 %. Baja yang tidak mengandung unsur lain selain Si dan
19
Mn disebut baja lunak (mild steel), yang banyak dipakai untuk bahan konstruksi baja karena mempunyai sifat mampu las dan mampu bentuk yang baik. Tabel II.1. Menunjukan contoh komposisi kimia dan sifat-sifat mekanik. Kebanyakan baja rol dinormalkan, dengan komposisi kimia hanya mencapai kekuatan tarik 45 kg/mm2. Baja kekuatan tinggi adalah baja paduan rendah dengan kekuatan lebih tinggi adalah baja paduan rendah dengan kekuatan lebih tinggi dari baja lunak, biasanya kekuatan tariknya kira-kira 50-100 kg/mm2.4
2. Aluminium dan Paduan Untuk Puli (Silinder Gesek) Aluminium merupakan logam ringan mempunyai ketahanan korosi yang baik dan hantaran listrik yang baik dan sifat-sifat yang baik lainnya sebagai sifat logam. Sebagai tambahan terhadap, kekuatan mekaniknya yang sangat meningkat dengan penambahan Cu, Mg, Si, Mn, Zn, Ni, dan sebagainya, secara satu persatu atau bersama-sama, memberikan juga sifat-sifat baik lainnya seperti ketahanan korosi, ketahan aus, koefisien pemuaian rendah dan sebagainya. Material ini
4
20
dipergunakan di dalam bidang yang luas bukan saja untuk peralatan rumah tangga tapi juga dipakai untuk keperluan material pesawat terbang, mobil, kapal laut, konstruksi dan sebagainya. a. Aluminium Murni Al didapat dalam keadaan cair dengan elektrolisa kembali dapat dicapai kemurnian 99,85 % berat. Dengan mengelektrolisa kembali dapat dicapai kemurnian 99,99 yaitu dicapai bahan dengan angka sembilan empat. Dalam tabel II.2 dibawah ini adalah sifat-sifat fisik aluminium. Tabel II.2. Sifat-Sifat Fisik Aluminium Sifat-sifat Masa jenis (200C) Titik cair Panas jenis (cal/g. C)(100 C) Hantaran listrik (%) Tahanan listrik koefisien temperature (0C) Koefisien pemuaian (20-1000C) Jenis kristal, konstanta kisi 23,86x10-6 fcc,a= 4,013kX 23,5x10-6 fcc,a= 4,04kX
0 0
0,00429
Tabel II.3 Sifat-Sifat Mekanik Aluminium Sifat-sifat Kekuatan tarik (kg/mm2) Kekuatan mulur (0,2%)(kg/mm2) Perpanjangan (%) Kekerasan brinell Dianil 4,9 1,3 48,8 17 Kemurnian Al (%) 99,996 75% dirol dingin 11,6 11,0 5,5 27 >99,0 H18 16,9 14,8 5 44
21
Tabel II.2. menunjukan sifat-sifat fisik Al dan Tabel II.3 menunjukan sifat-sifat mekaniknya. Ketahanan korosi berubah menurut kemurnian, pada umumnya untuk kemurnian 99.0% atau diatasnya bila dipergunakan di udara tahan dalam waktu bertahun-tahun. Hantaran listrik Al, kira-kira 65% dari hantaran listrik tembaga, tetapi masa jenisnya kira-kira sepertiganya sehingga memungkinkan untuk memperluas penampangnya. b. Paduan Al-Si Paduan Al-Si sangat baik kecairannya yang mempunyai permukaan bagus sekali tanpa kegetasan panas dan sangat baik untuk paduan coran, sebagai tambahan ia mempunyai ketahanan korosi yang baik, sangat ringan, koefisien pemuaian yang kecil dan sebagai penghantar yang baik untuk listrik dan panas. Karena mempunyai kelebihan yang menyolok, paduan ini sangat banyak dipakai untuk paduan coran cetak. Tetapi dalam hal ini modifikasi tidak perlu dilakukan. Sifat-sifat bahan diperbaiki oleh perlakuan panas dan sedikit diperbaiki oleh unsur paduan. Umumnya dipakai paduan dengan 0,15-0,4%Mn dan 0,5Mg. Paduan yang diberi perlakuan pelarutan dan dituakan dinamakan silumin , dan yang hanya di temper saja dinamakan silumin . Paduan yang memerlukan perlakuan panas ditambah dengan Mg juga Cu serta Ni untuk memberikan kekerasan pada saat panas, bahan ini biasa dipakai untuk torak motor.5 3. Kulit Jenis sabuk yang dipergunakan pada rem gesek untuk alat uji turbin pelton yaitu jenis sabuk datar bahan kulit. Rem sabuk mempunyai beberapa keuntungan seperti luas permukaan lapisan dapat dibuat besar, pembuatan mudah, pemasangan tidak sukar, gaya rem besar dalam keadaan berhenti, dan lain-lain. Tetapi karena sukar dikendalikan, rem ini tidak cocok untuk putaran tinggi, karena pita dapat putus.6 Syarat yang harus dipenuhi oleh bahan sabuk adalah
5 6
22
kekuatan untuk bertahan terhadap kelengkungan yang berulang pada sekeliling puli. Sebagai bahan untuk sabuk penggerak rata dipergunakan kulit. Ujung sabuk penggerak dapat disambung dengan engsel jepit, kait, engsel atau lebih baik dengan menggunakan lem. Sabuk dapat terbuat dari karet, balata, katun, sutera, dan dari bahan buatan lainnya. Sabuk dari bahan buatan mempunyai keuntungan pada permukaan regangan yang tetap, dan sabuk sepenuhnya elastis. Bahan gesek untuk rem harus mempunyai sifat sebagai berikut: a. Koefisien gesek yang tinggi dan merata b. Sifat bahan yang tidak dipengaruhi oleh lingkungan, kondisi seperti kelembaban c. Daya tahan terhadap suhu yang tinggi, dan (conductifity) penghantar panas yang baik d. Kekenyalan (resiliency) yang baik e. Ketahanan yang tinggi terhadap keausan, goresan, penggumpalan Lapisan rem terdiri dari campuran serat asbes untuk mendapat kekuatan dan kemampuan bertahan terhadap suhu yang tinggi, berbagai partikel-partikel gesekan untuk mendapatkan suatu tingkat ketahanan terhadap keausan dan juga koefisien gesek yang lebih tinggi, dan bahan pengikat. Variasi bahan benda gesek yang lebih luas, bersama dengan beberapa sifatsifatnya. Beberapa dari bahan ini bisa bekerja dalam keadaan basah dengan memasukannya ke dalam oli atau menyemprotnya dengan oli. Ini mengurangi koefisien gesek sedikit tetapi bisa membuang panas yang lebih banyak dan memungkinkan tekanan pemakaian yang lebih tinggi. Perhatikan tabel II.4 dan tabel II.5 dibawah ini. Tabel II.4 Bahan-Bahan Gesek Untuk Rem Bahan Koefisien gesek Basah kering Suhu maks 0 F
0
23
Besi tuang pada 0,05 besi tuang Logam besi 0,05-0,1 Pada besi tuang Logam tepung 0,05-0,1 pada baja keras Kayu pada baja 0,16 atau besi tuang Kulit pada baja 0,12 atau besi tuang Gabus pada 0,15-0,25 baja atau besi tuang Bulu kempa 0,17
0,22
280
140
6-10
35-75
pada baja atau besi tuang Asbes anyam 0,1-0,2 pada baja atau besi tuang Asbes cetak 0,08-0,12 pada baja atau besi tuang Asbes yang 0,12 dimatangkan pada baja Carbon grafit 0,05-0,1 pada baja Koefisien gesek ini bisa dipertahankan dalam daerah 5% untuk bahan-bahan tertentu dalam kelompok ini. 0,25 700-1000 370-540 300 2100 0,32 600-750 260-400 150 1000 0, 2-0,65 600 260 50-150 350-1000 0,3-0,6 350-600 175-260 60-100 350-700
24
Sifat lapisan
Lapisan yang Di tenun 10 15 70 100 2.5 3 17 21 400 500 200 160 7500 38 50 100 340 690 0.45
Lapisan yang Di cetak 10 18 70 125 4-5 27 35 500 260 5000 25 100 690 0.47
Balok yang kaku 10 15 70 100 34 21 27 750 400 7500 38 150 1000 0.40 45
Kekuatan tekan, kpsi Kekuatan tekan, MPa Kekuatan tarik, kPa Kekuatan tarik, MPa Suhu maksimum, F Suhu maksimum, C Kecepatan maks, rpm Kecepatan maks, m/s Tekanan maks, psi Tekanan maks, kpa Koefisien gesekan ratarata
Sumber : dari Z . J . Zania, friction Clutches and Brakes, dalam Harold A. Rothbart, (ed), Mechanical Design and Systems Hand Book, Mcgraw-Hill,1964, sec. 28, pp, 28 39.
D. Turbin Impuls Untuk hulu yang tinggi dan daya yang relatif lebih rendah turbin reaksi bukan saja akan memerlukan kelajuan yang terlampau tinggi tetapi tekanannya yang besar pada alurnya akan memerlukan wadah yang tebal pula turbin ajakan cocok sekali untuk keadaan ini. Karena putaran yang rendah dan tekanannya yang tinggi akan terkungkung didalam cerat yang sempit saja, cerat ini mengubah hulu yang tinggi itu menjadi semburan bertekanan atmosfer dengan kecepatan uji yang besar. Semburan itu menimpa ember-ember dan menimbulkan perubahan pusa. Ember-ember itu mempunyai bentuk cawan belah elips. Sistem ember-ember yang berputar itu dinamakan roda pelton, sebab Lester A. Pelton (1829-1908)lah yang pertama kali
25
membuat rancang bangunnya yang berdayaguna.7 Dibawah ini adalah rumus-rumus perhitungan yang digunakan sebagai berikut: Gaya air yang diberikan kepada roda turbin pelton secara teoritis adalah: F = .Q(Vj-u)(1-Cos ) Dimana: F = Gaya air yang diberikan kepada roda turbin pelton (N)
8
(N).....................................(2.5)
Debit air secara teoritis adalah: Q= Dimana: Q = Debit air (m3/s) g c h = Gaya gravitasi = 9,81(m/s2) = konstanta = 0,5765 = Tinggi air Weirmeter = 0,00158 (m)
8 1 5
2g
.c . h5/2 . tan
(m3/s) .......................(2.6)
10
(m/s) ................................................(2.7)
White Frank M,et al.,Mekanika fuida ,jilid ke2, edisi ke-2, Erlangga, Jakarta,1991. Ibid 9 Streeter Victor L,et.al.,Fluid Mechanicsedisi ke-7,McGraw-Hill Book Company,1979. 10 White Frank M,et.al.,Mekanika Fluida,jilid ke-2,edisi ke-2,Erlangga,Jakarta,1991.
26
(m) ...............................................(2.8)
xd 2
Dimana: P = Tekanan air pada pemipaan kg/cm2 H = Head (m) g = Gaya gravitasi = 9,81(m/s2)
(m/s) (2.9)
Dimana: = Kecepatan linier (m/s) = putaran poros turbin (Rpm) = Jari-jari turbin = 0,165 (m)
13
Daya yang diberikan pada roda turbin pelton secara teoritis adalah: PT = F.u Dimana: PT = Daya poros turbin (W) F = Gaya air yang diberikan kepada roda turbin pelton (N) u = Kecepatan linier roda turbin (m/s) (W) ....(2.10)
11 12
27
PP P T
(%)(2.11)
Dimana:
14
(W) ..(2.12)
Torsi puli secara teoritis adalah: TP = F.(D/2) Dimana: TP = Torsi puli (N.m) F = Gaya prony brake (N)
15
(N.m) .....................................................(2.13)
14 15
Sumanto,Mesin Arus-Searah,Andi Offset Yogyakarta,(Perpustakaan Nasional R.I.),1995. Sularso,et.al.,Dasar Perencanaan dan Pemilihan Elemen Mesin,cetakan ke-9,Pradnya Paramita,Jakarta,1997.
28
D = Diameter puli = 0,04 (m) Tarikan efektif rem secara teoritis adalah: Fe=
T D/2
16
(N) .................................................................(2.14)
Dimana: Fe=Tarikan efektif rem (N.m) T= Momen Torsi poros (N.m) D=Diameter puli = 0,04 (m) Koefisien gesek
= ln Fe ln ( Fe F ) .......................................................(2.15) rad
Dimana:
= Koefisien gesek
= Sudut kontak 900
Koefisien gesek terhadap Gaya gesek F = .P.A.ls (N)..................................................................(2.16)
Dimana: F = Gaya gesek (N) P = Daya poros turbin (W) A = Luas penampang puli = ls = Lebar sabuk = 0,031 (m)
16
D 2 (m)
Ibid
29
30