You are on page 1of 7

BAB 2

KAS
PEMAHAMAN KAS
Setiap perusahaan pasti memiliki alat ukur yang berlaku resmi dinegara dimana
perusahaan tersebut berlokasi, maupun yang berlaku secara internasional. Tanpa memiliki alat
tukar transaksi, perusahaan tidak akan mampu beroperasi demi menjalankan usahanya sehingga
tujuan perusahaan dapat tercapai.
Kas merupakan alat pertukaran yang dimiliki perusahaan dan siap digunakan dalam
transaksi perusahaan, setiap saat digunakan.
Dalam laporan posisi keuangan, kas merupakan asset yang paling lancar, dalam arti paling sering
berubah. Hampir pada setiap transaksi dengan pihak luar perusahaan kas akan selalu
terpengaruh.
Pos yang termasuk dalam kas menurut pengertian akuntansi adalah alat pertukaran yang
dapat diterima untuk pelunasan utang, yang dapat diterima sebagai setoran ke bank sejumlah
nilai nominalnya. Karena itu, yang mencakup kas adalah: uang kertas, uang logam, cek kontan
yang belum disetorkan, simpanan dalam bentuk giro atau bilyet, traveller’s checks, dan bank
draft. Giro mundur yang diterima dari pihak lain dan menjadi milik perusahaan tidak dapat
dimasukkan ke dalam kelompok kas, karena tidak dapat digunakan pada saat ini dan harus
menunggu hingga tanggal jatuh tempo untuk mencairkannya. Kas kecil yang ada dicabang-
cabang termasuk bagian dari kas perusahaan.

KAS KECIL
Demi alasan keamanan, biasanya perusahaan menyimpan kasnya dibank karena
disamping lebih aman juga untuk mempermudah pengendalian atas arus keluar masuknya harga
perusahaan. Akan tetapi, disamping menyimpan dananya dibank, perusahaan juga selalu
memiliki kas yang disimpan oleh kasir perusahaan atau bagian keuangan dan biasanya disebut
Kas Kecil.
Kas kecil adalah uang tunai yang disediakan perusahaan untuk membayar pengeluaran-
pengeluaran yang jumlahnya relative kecil dan tidak ekonomis bila dibayar dengan cek atau giro.
Dana kas kecil tersebut dikelola oleh kasir yang bertanggung jawab terhadap pembayaran-
pembayaran bernilai kecil dan rutin.
Terdapat dua metode pencatatan kas kecil, yaitu :
1. Metode imprest
Suatu metode pengisian dan pengendalian kas kecil dimana jumlah kas kecil selalu tetap
dari waktu ke waktu, karena pengisian kembali kas kecil akan selalu sama dengan jumlah
yang telah dikeluarkan. Penggunaan kas kecil yang dicatat dengan metode imprest tidak
memerlukan pencatatan (jurnal) atas setiap transaksi yang terjadi. Bukti-bukti transaksi
dikumpulkan, dan pada saat pengisian kembali, kas kecil diisi kembali berdasarkan
jumlah dari keseluruhan bukti transaksi tersebut.
2. Metode Fluktuasi
Suatu metode pencatatan dan pengendalian kas kecil, dimana jumlah kas kecil akan
selalu berubah karena pengisian kembali kas kecil selalu sama dari waktu ke waktu.
Setiap pengeluaran yang menggunakan kas kecil harus selalu dicatat (dijurnal)
berdasarkan bukti transaksi yang ada satu per satu.

 Contoh berikut ini mungkin dapat memperjelas keterangan mengenai pencatatan kas kecil
tersebut :
Pada awal bulan Februari 2012, Manajer Keuangan PT. Mitra Lestari membentuk dana
kas kecil yang akan digunakan untuk membayar pengeluaran-pengeluaran tunai yang
tidak besar jumlahnya dan sering terjadi. Disepakati bahwa dana kas kecil yang dibentuk
sebesar Rp 1.500.000, yang akan diisi kembali setiap tanggal 1 dan 16 setiap bulannya.
Selama bulan Februari 2012, transaksi PT. Mitra Lestari yang menggunakan kas
kecil adalah sebagai berikut :
4/2/2012 Membeli materai dan perangko sebesar Rp225.000
10/2/2012 Membayar beban perbaikan kendaraan sebesar Rp600.000
12/2/2012 Membeli bensin, solar, dan minyak sebesar Rp275.000
17/2/2012 Membayar beban perbaikan gedung kantor sebesar Rp850.000
25/2/2012 Membeli perlengkapan kantor sebesar Rp450.000

Jurnal umum yang diperlukan menyangkut penggunaan dana kas kecil tersebut, dengan metode
imprest dan fluktuasi, adalah sebagai berikut :
Tanggal Imprest Fluktuasi
2012
Feb 1 Kas kecil 1.500.000 Kas kecil 1.500.000
Kas 1.500.000 Kas 1.500.000
(mencatat pembentukan kas kecil) (mencatat pembentukan kas kecil)

4 Beban materai & perangko 225.000


Kas kecil
225.000
(mencatat pembelian perangko dan materai)

10 Beban perbaikan kendaraan 600.000


Kas kecil
600.000
(mencatat beban reparasi kendaraan)

12 Beban bahan bakar 275.000


Kas kecil
275.000
(mencatat pembelian bensin dan solar)

16 Macam-macam beban 1.100.000 Kas kecil 1.500.000


Kas 1.100.000 Kas 1.500.000
(mencatat pengisian kembali kas kecil) (mencatat pengisian kembali kas kecil)
17 Beban perbaikan gedung 850.000
Kas kecil
850.000
(mencatat beban perbaikan bangunan)

25 Perlengkapan kantor 450.000


Kas kecil
450.000
(mencatat pembelian perlengkapan kantor)

Mar 1 Macam-macam beban 1.300.000 Kas kecil 1.500.000


Kas 1.300.000 Kas 1.500.000
(mencatat pengisian kembali kas kecil) (mencatat pengisian kembali kas kecil)

Seperti terlihat dalam jurnal tersebut, pada saat pembentukan kas kecil untuk yang
pertama kalinya, baik metode imprest maupun fluktuasi memiliki jurnal yang sama, yaitu
akun Kas kecil didebet sebesar Rp1.500.000 dan akun kas kredit dengan jumlah yang
sama.
Akan tetapi, pada tanggal berikutnya ketika kas kecil tersebut mulai digunakan
untuk membayar berbagai keperluan perusahaan, metode imprest tidak menjurnal sama
sekali, hanya bukti-bukti transaksinya yang dikumpulkan. Sedangkan metode fluktuasi
mencatat setiap transaksi pemakaian kas kecil satu per satu.

SELISIH KAS

Kas merupakan aset perusahaan yang ukurannya kecil tetapi memiliki nilai yang relative
besar dibandingkan dengan aset lain yang dimiliki perusahaan. Karena itu, kas
merupakan aset perusahaan yang sangat mudah diselewengkan. Untuk meminimalkan
terjadinya kecurangan atas pengelolahan kas, setiap perusahaan harus secara berkala
melakukan cash-opname, yaitu menghitung fisik kas (kecil) dan membandingkan dengan
saldo kas (kecil) yang ada dalam buku besar.
Dalam proses cash-opname itulah sering kali ditemukan selisih kas, yaitu jumlah
kas secara fisik tidak sama dengan jumlah kas dalam buku besar. Perbedaan jumlah kas
tersebut dapat berupa selisih kurang maupun selisih lebih. Selisih kurang terjadi jika
jumlah kas secara fisik lebih kecil dibandingkan jumlah kas menurut buku besar. Selisih
lebih terjadi jika jumlah kas secara fisik lebih besar dibandingkan jumlah kas menurut
buku besar.
Terjadinya selisih kas tersebut dapat disebabkan oleh berbagai hal. Bias karena
ketidaktelitian kasir atau juga karena kecurangan. Tetapi apapun penyebabnya, selisih
tersebut harus dicatat dan diakui serta dilaporkan. Selisih kas tersebut harus ditampung
dalam akun selisih kas. Jika cash-opname dilakukan secara rutin, maka kemungkinan
ditemukannya selisih kas-baik selisih kurang maupun selisih lebih-juga akan semakin
asing. Jika setiap perbedaan tersebut selalu dicatat, maka akun selisih kas bersaldo debet,
maka hal itu menjadi bagian dari beban yang akan mengurangi laba usaha perusahaan
pada tahun bersangkutan. Sebaliknya, jika pada akhir tahun akun selisih kas bersaldo
kredit, maka hal itu menjadi bagian dari pendapatan yang akan menambah laba usaha
perusahaan pada periode bersangkutan.

REKONSILIASI BANK

Rekonsiliasi Bank adalah daftar yang berisi penyebab perbedaan selisih saldo kas
menurut catatan perusahaan dan menurut catatan bank.
Jika perusahaan menyimpan dananya dibank, setiap bulan pihak bank pasti akan
mengirimkan laporan mengenai arus keluar masuknya dana perusahaan selama satu bulan
beserta saldo akhirnya dalam bentuk akun/rekening Koran. Walaupun perusahaan
menerima akun/rekening koran, perusahaan harus selalu mencatat dan mengetahui arus
keluar masuknya dana yang disimpan dibank.

Secara umum, terdapat beberapa hal yang menjadi penyebab perbedaan antara saldo kas menurut
perusahaan dan saldo kas menurut bank, yaitu :
1. Setoran dalam perjalanan (cash in transit), yaitu uang yang telah diterima perusahaan
tetapi karena berbagai hal belum dapat dikirimkan dan belum diakui sebagai setoran oleh
bank. Jadi, oleh perusahaan sudah terlanjur dicatat sebagai penerimaan kas, tetapi oleh
bank belum dicatat/diakui.
2. Cek yang beredar (outstanding checks), yaitu cek yang telah dikeluarkan perusahaan
untuk membayar sesuatu tetapi sampai pada tanggal laporan posisi keuangan belum
dicairkan oleh pemegangnya. Itu berarti oleh perusahaan telah terlanjur diakui sebagai
pengeluaran kas, tetapi oleh bank belum dicatat dan diakui sebagai pengeluaran kas.
3. Cek kosong (Blank check), yaitu cek yang telah diterima perusahaan dan terlanjur diakui
sebagai penerimaan perusahaan tetapi pada saat dicairkan ternyata dananya tidak ada atau
kurang. Pada saat cek itu diterima, oleh perusahaan terlanjur diakui sebagai penerimaan
kas, tetapi setelah memperoleh kepastian bahwa cek tersebut tidak ada dananya harus
dikurangkan dari kas perusahaan.
4. Penagihan oleh bank yang belum diketahui oleh perusahaan, Bank biasanya
menyediakan jasa penagihan untuk nasabahnya. Jika suatu bank melakukan penagihan
untuk nasabanya dan berhasil, biasanya nasabah baru mengetahuinya setelah menerima
akun/rekening koran.
5. Jasa Giro, yaitu bunga yang yang diberikan kepada nasabah bank atas simpanan
uangnya disuatu bank. Perusahaan baru mengetahuinya setelah menerima akun/rekening
koran.
6. Beban bunga dan administrasi, yaitu beban bunga dan administrasi yang dikenakan
karena menggunakan fasilitas perbankan tertentu. Perusahaan baru mengetahuinya
setelah menerima akun/rekening koran.
7. Kesalahan-kesalahan, adalah berbagai kesalahan yang dibuat oleh kedua belah pihak
yang mungkin terjadi. Baik kesalahan yang dibuat oleh karyawan perusahaan maupun
kesalahan yang dibuat oleh karyawan bank.

ARUS KAS

Laporan arus kas adalah suatu laporan tentang aktivitas penerimaan dan pengeluaran kas
perusahaan selama suatu periode tertentu, beserta penjelasan tentang sumber-sumber penerimaan
dan pengeluaran kas tersebut.
Kas adalah alat pembayaran yang dimiliki perusahaan dan siap digunakan untuk investasi
maupun menjalankan operasi perusahaan setiap saat dibutuhkan. Karena itu, kas mencakup
semua alat pembayaran yang dimiliki perusahaan yang disimpan diperusahaan maupun dibank
dan siap digunakan.
Kas berfungsi untuk membayar semua aktivitas yang dilakukan perusahaan, baik dalam
operasi sehari-hari maupun untuk investasi. Karena itu, memiliki alat pembayaran dalam jumlah
dan waktu yang tepat akan sangat bermanfaat (positif) bagi perusahaan. Kekurangan uang akan
menyebabkan perusahaan tidak dapat membiayai berbagai aktivitas operasi dan investasi.
Karena itu, sangat penting bagi perusahaan untuk memiliki kas dalam jumlah dan waktu
yang tepat kas tersebut,dapat digunakan secara optimal tanpa menggangu operasi perusahaan.
Untuk kepentingan itulah perlu dibuat suatu laporan sebagai alat pengendali keluar masuknya
uang tunai yang dimiliki perusahaan.
Setiap sumber penerimaan kas harus dapat dibuat rinciannya tentang seberapa banyak
uang yang diperoleh dari setiap sumber tersebut. Setiap sumber pengeluaran juga harus dapat
dibuat rinciannya tentang seberapa banyak uang yang dibutuhkan untuk aktivitas tersebut. Dari
perbedaan jumlah dan waktu aliran dana yang diterima serta aliran dana keluar, akan terlihat
tingkat keseimbangan antara keduanya. Jadi, pada bagian akhir dari laporan arus kas dapat
diketahui jumlah kas yang dimiliki suatu perusahaan, beserta sumber perolehan dan sumber
penggunaannya. Secara umum, tujuan dibuatnya laporan arus kas adalah :

1. Menilai kemampuan perusahaan menghasilkan arus kas bersih masa depan


2. Menilai kemampuan perusahaan memenuhi kewajibannya, membayar dividen, dan
kebutuhannya untuk pendanaan internal
3. Menilai alasan perbedaan antara laba bersih dan penerimaan serta pembayaran kas yang
berkaitan
4. Menilai pengaruh posisi keuangan suatu perusahaan dari transaksi investasi dan
pendanaan kas dan nonkasnya selama suatu periode tertentu.
Semua informasi yang berkaitan dengan aliran kas masuk dan keluar perusahaan pada suatu
periode itulah yang dijadikan alas an dibuatnya laporan arus kas. Jadi, pada dasarnya tujuan
laporan arus kas adalah untuk memberikan informasi yang relevan tentang penerimaan dan
pengeluaran kas perusahaan selama suatu periode tertentu.

FORMAT LAPORAN ARUS KAS

Walaupun terdapat begitu banyak aktivitas yang dilakukan suatu perusahaan dengan
berbagai keunikan produknya, secara umum semua aktivitas perusahaan dapat dikelompokkan ke
dalam tiga kelompok aktivitas utama berkaitan dengan penyusunan laporan arus kas. Ketiga
kelompok aktivitas utama tersebut adalah :

1. Aktivitas Operasi, yaitu berbagai aktivitas yang berkaitan dengan upaya perusahaan
untuk menghasilkan produk sekaligus semua upaya yang terkait dengan menjual produk
tersebut. Artinya semua aktivitas yang berkaitan dengan upaya untuk memperoleh laba
usaha dimasukkan dalam kelompok ini. Karena itu, dalam aktivitas ini tercakup beberapa
aktivitas utama, yaitu :
a. Penjualan produk perusahaan
b. Penerimaan piutang
c. Pendapatan dari sumber diluar usaha utama
d. Pembelian bahan baku/barang dagang
e. Pembayaran beban tenaga kerja
f. Pembayaran beban-beban overhead
g. Pembayaran beban-beban pemasaran
h. Pembayaran beben-beban administrasi & umum
2. Aktivitas Investasi, yaitu berbagai aktivitas yang berkaitan dengan pembelian dan
penjualan harta perusahaan yang dapat menjadi sumber pendapatan perusahaan, seperti
pembelian dan penjualan gedung, tanah, mesin, kendaraan, pembelian obligasi/saham
perusahaan lain dan sebagainya.
3. Aktivitas keuangan, yaitu semua aktivitas yang berkaitan dengan upaya untuk
mendukung operasi perusahaan dengan menyediakan kebutuhan dana dari berbagai
sumbernya beserta konsekuensinya. Sebagai contoh penerbitan surat utang, penerbitan
obligasi, penerbitan saham baru, pembayaran dividen, pelunasan utang, dan sebagainya.
Tetapi secara umum, aktivitas keuangan dibagi menjadi dua kelompok yaitu :
a. Perolehan modal dari pemilik dan kompensasinya berupa pengembalian atas dan dari
investasi mereka
b. Pinjaman uang dari kreditor dan pembayaran kembali utang yang dipinjam.
METODE PENYUSUNAN LAPORAN ARUS KAS

Secara umum, terdapat dua metode dalam menyusun laporan arus kas, yaitu metode
langsung dan metode tidak langsung :
1. Metode langsung, adalah metode penyusunan laporan arus kas dimana dirinci aliran
masuk kas dari aktivitas-aktivitas operasi dan aliran keluar kas dari aktivitas-aktivitas
operasi. Metode langsung menghitung saldo kas operasi melalui selisih antara kas masuk
dari pendapatan usaha dank as keluar untuk beban usaha perusahaan. Sedangkan arus kas
dari aktivitas investasi dan aktivitas keuangan dihitung dengan mencari selisih antara arus
kas masuk dan arus kas keluar pada masing-masing kelompok sumber kas tersebut.
2. Metode tidak langsung, adalah metode penyusunan laporan arus kas dimana dibuat
rekonsiliasi antara laba yang dilaporkan dengan aliran kas. Metode tidak langsung
dimulai dengan laba bersih usaha dan mengubahnya menjadi arus kas bersih dari aktivitas
operasi. Sedangkan arus kas dari aktivitas investasi dan aktivitas keuangan dihitung
dengan mencari selisih antara arus kas masuk dan arus kas keluar pada masing-masing
kelompok sumber kas tersebut.

You might also like