Professional Documents
Culture Documents
Daftar Isi: Rencana Keselamatan Konstruksi (RKK)
Daftar Isi: Rencana Keselamatan Konstruksi (RKK)
DAFTAR ISI
dalam rangka pengadaan Pemeliharaan Berkala Embung Kecil di Kab.TTS dan Kab.TTU
berkomitmen melaksanakan konstruksi berkeselamatan demi terciptanya Zero Accident, dengan memastikan bahwa
seluruh pelaksanaan konstruksi:
Perencanaan di sini dimaksudkan bahwa program RKK yang ada di paket pekerjaan Pemeliharaan Berkala Embung Kecil di Kab.TTS dan Kab.TTU direncanakan sesuai dengan kondisi pekerjaan dan lingkungan yang ada di sekitar lingkup pekerjaan dengan tujuan untuk
memastikan bahwa / pencemaran lingkungan teridentifikasi, dinilai risikonya dan dilakukan pengendaliannya agar tidak membahayakan bagi para pekerja / mencemari lingkungan sehingga proses produksi dapat berjalan dengan lancar.meliputi :
Dibuat Oleh,
Ahli K3 Konstruksi
B.3. Standar dan peraturan perundangan
No Nomor Peraturan dan Perundangan Uraian Peraturan Dan Perundangan
1 UU No. 1/1970 Tentang Keselamatan Kerja
3 Permen PP No.50 Thn 2012 Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja
5 Peraturan Menteri Perburuhan No.70 Thn 1964 Syarat Kesehatan, Kebersihan serta Penerangan Dalam Tempat
Kerja
6 Permen PU No.Per.05/PRT/M/2014 Pedoman Sistem Manjemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja
(SMK3) Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum
7 PerMenaker No.Per.05/MEN/2018 Keselamatan dan kesehatan kerja di lingkungan kerja
17 PerMenakerrans No.Per.13/MEN/X/2011 Nilai Ambang Batas Faktor Fisika dan Faktor Kimia di tempat kerja
18 Kep. Menaker N0.Kep 187/MEN/1999 Pengendalian Bahan Kimia Berbahaya ditempat Kerja
C.2. Kompetensi
a. Menjamin setiap karyawan yang terlibat dalam pekerjaan yang mengandung risiko K3 memiliki kompetensi atas dasar
pendidikan, pelatihan atau pengalaman yang sesuai.
b. Mengidentifikasi dan melaksanakan pelatihan K3 dan SMK3 sesuai dengan kebutuhannya
c. Mengevaluasi keefektifan pelatihan.
d. Membuat, menerapkan dan memelihara prosedur kerja karyawan.
e. Prosedur pelatihan harus mempertimbangkan perbedaan tingkatan untuk:
o Tanggung jawab, kemampuan, keterampilan bahasa dan pendidikan; dan
o Risiko
C.3. Kepedulian
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) - Demi kepedulian dengan K3, semua tindakan disipliner harus sesuai dengan
prosedur. Banyak perusahaan menerapkan "Zero Tolerance" sehingga para karyawan yang diputuskan melanggar akan
dikenakan tindakan disiplin dan hingga pemberhentian.
Berikut beberapa pelanggaran-pelanggaran Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) :
- Menyebabkan cedera pada orang lain karena kelalaian, kesembronoan atau becanda kasar
- Dengan sengaja atau karena kelalaian menyebabkan terjadinya kerusakan barang perusahaan atau pelanggaran
- Sedang dalam pengaruh, memiliki, atau berusaha membawa minuman beralkohol dan obat-obatan terlarang ke dalam
tempat kerja di lingkungan perusahaan atau diluar perusahaan atau institusi yang disewa perusahaan.
3 Pimpinan atau orang yang ditunjuk menugaskan kelompok penyidik yang independen ( tidak memihak ) untuk
menetapkan jikalau pelanggaran dilakukan dengan sadar dan kemauan sepenuhnya
4 Rekomendasi dari kelompok penyidik untuk penentuan tingkan disipliner
5 Pimpinan memiliki wewenang terakhir untuk menerima atau menolak rekomendasi tersebut dan memberikan tindakan
disipliner yang tepat
6 Berikut adalah kebijakan - kebijakan disipliner yang sangat membantu dalam Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
untuk memberikan himbauan kepada semua posisi agar selalu mentaati peraturan Keselamatan dan Kesehatan Kerja
(K3) setempat.
C.4. Komunikasi
Dalam kaitannya dengan bahaya K3 dan SMK3, Penyedia Jasa harus membuat,
menerapkan dan memelihara prosedur untuk:
a Komunikasi internal antara berbagai tingkat dan fungsi Penyedia Jasa;
b Komunikasi dengan pemasok, sub kontraktor dan pengunjung lainnya yang datang ke tempat kerja;
c Menerima, mendokumentasikan dan menanggapi kritik dan saran dari pihak luar yang terkait.
C.5. Informasi Terdokumentasi
Dokumentasi SMK3 harus meliputi:
a Kebijakan K3
b Sasaran K3;
c Uraian lingkup SMK3;
d Uraian unsur-unsur utama dari SMK3 dan kaitannya,
e Acuan yang terkait;
f Rekaman yang diperlukan; dan
g Hal-hal penting untuk menjamin efektivitas perencanaan, operasi dan pengendalian proses, dikaitkan dengan risiko K3
2 Pertemuan pagi hari (safety morning) Manager Proyek Saat apel pagi
4 Rapat Keselamatan Konstruksi (construction safety meeting) Tidak perlu Tidak perlu
D. Operasi Keselamatan Konstruksi
D.1. Perencanaan dan Pengendalian Operasi
D.1. 1. Struktur Organisasi Pemeliharaan Berkala Embung Kecil di Kab.TTS dan Kab.TTU
4 dst
7 Seluruh staf, karyawan dan pekerja 1 Mengikuti prosedur yang berlaku serta berperan aktif dalam menjaga
diri sendiri maupun kelompok kerjanya
2 Menghadiri orientasi keselamatan konstruksi, safety talk, tool box
meeting dan training-training yang diselenggarakan
3 Mengikuti instruksi dan pengarahan keselamatan kerja yang
diberikan oleh atasan atau petugas keselamatan konstruksi
4 Memakai APD dan peralatan keselamatan kerja yang sesuai
5 Segera melaporkan apabila ditemukan kerusakan pada peralatan
konstruksi yang digunakan
6 Segera melaporkan apabila terdapat perilaku yang tidak aman di
area kerjanya.
7 dst
3 dst
2 Tim P3K 1 Memberikan pertolongan pertama bagi korban kecelakaan kerja atau
sakit yang diakibatkan oleh hubungan kerja
2 Memberikan bantuan medis dan non medis (bila dibutuhkan)
terhadap korban kecelakaan kerja dengan membawa/dirujuk ke
rumah sakit yang telah ditunjuk
3 Menyediakan obat-obatan ringan untuk P3K, di clinic on site, dan
tempat-tempat yang telah ditentukan
4 Melakukan pendataan atas korban, kondisi korban, kronologis
kejadian dan sebab-sebab kecelakaan.
3 Tim Keamanan 1 Menjaga dan memelihara keamanana dan ketertiban proyek secara
keseluruhan
2 Menjaga terjadinya tindakan-tindakan criminal di lokasi proyek
X Helm/Safety Helmet X Rompi Keselamatan/Safety Vest Pelindung Wajah/Face Shield lain-lain / Others …………….
X Sepatu/Safety Shoes X Pelindung di ketinggian/Full Body Harness Penutup Telinga/Ear Mufs lain-lain / Others …………….
X Sarung Tangan/Safety Gloves Kacamata Pengaman/Safety Glasses Penyumbat Telinga/Ear Plug
X Masker Pernafasan/Respiratory Baju kerja Las/Appron lain-lain / Others …………….
Lembar periksa yang telah ditandatangani oleh petugas yang berwenang sesuai hasil inspeksi yang telah
•
dilakukan.
2 Memuat formulir izin kerja yang sekurang-kurangnya terdiri dari 3 lembar rangkap untuk
didokumentasikan oleh masing-masing unit terkait. Lembar asli (pertama) disimpan sebagai bagian
dari informasi terdokumentasi oleh Pengguna Jasa, lembar kedua disimpan oleh Penyedia Jasa,
lembar ketiga disimpan oleh Pengawas Pekerjaan. Formulir izin kerja dibagi sesuai dengan lingkup
pekerjaan dalam tahapan Pekerjaan Konstruksi yang ditandatangani oleh Unit Keselamatan
Konstruksi diantaranya adalah sebagai berikut:
• pekerjaan panas (hot work) yaitu seluruh pekerjaan yang berpotensi menghasilkan sumber api;
• pekerjaan galian (excavation) yaitu untuk pekerjaan galian yang akan dilakukan;
• pekerjaan pengangkatan (lifting) yaitu untuk pekerjaan yang menggunakan alat angkat;
pekerjaan di ruang terbatas (confined space) yaitu untuk pekerjaan di dalam ruangan yang mungkin
• ventilasinya secara alami kurang, mengandung gas mudah terbakar dan/atau mengandung gas beracun;
• Petugas keamanan dengan jumlah sesuai dengan kebutuhan pada pengendalian risiko keamanan.
Pagar pengaman yang digunakan pada lokasi yang berbatasan langsung dengan masyarakat sekitar dan
• berpotensi terjadinya kecelakaan.
Tanda pengenal (ID Card) yang digunakan untuk seluruh pekerja, tamu, pemasok, dan pihak-pihak terkait
• pada pelaksanaan pekerjaan yang masuk ke dalam area pekerjaan konstruksi.
2 Manajemen keselamatan lalu lintas (Traffic Management)
Memuat prosedur dan/atau petunjuk kerja dalam melakukan manajemen keselamatan lalu lintas
(traffic management) pada lokasi pekerjaan yang berdampak pada kelancaran lalu lintas pengguna
jalan yang ditandatangani oleh Penanggung Jawab Keselamatan Konstruksi dan Kepala Pelaksana
Pekerjaan Konstruksi.
3 Izin Keluar/Masuk Barang
- Memuat prosedur dan/atau petunjuk kerja sistem permohonan izin keluar/masuk barang yang
ditandatangani oleh Ahli Teknik terkait dan Kepala Pelaksana Pekerjaan Konstruksi/Wakil
- Manajemen.
Memuat formulir izin keluar/masuk barang yang ditandatangani oleh Penanggung Jawab
Keselamatan Konstruksi dan Kepala Pelaksana Pekerjaan Konstruksi.
D.1. 5.Pengelolaan Keselamatan Kerja
Melakukan kegiatan untuk menghilangkan/mengurangi bahaya atas risiko pekerjaan melalui cara :
a. Mutu Peralatan
- Prosedur/petunjuk kerja penggunaan peralatan
Memuat prosedur/petunjuk kerja penggunaan pesawat angkat & angkut (alat berat) dan peralatan konstruksi
lainnya yang ditandatangani oleh Penanggung Jawab Peralatan dan Kepala Pelaksana Pekerjaan Konstruksi.
Seluruh alat berat dan perkakas yang akan digunakan di area Pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi harus lolos
tahapan inspeksi yang dilakukan oleh Penanggung Jawab Keselamatan Konstruksi dan memiliki sticker “Laik
Operasi”.
b. Prosedur dan/atau petunjuk kerja sistem keamanan bekerja
- Memuat prosedur dan/atau petunjuk kerja sistem keamanan
bekerja berdasarkan program kerja yang ditandatangani oleh Penanggung Jawab Keselamatan Konstruksi
- Memuat prosedur dan/atau petunjuk kerja penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) yang
ditandatangani oleh Penanggung Jawab Keselamatan Konstruksi
c. Pengendalian Subkontraktor dan Pemasok
Memuat uraian pengendalian subpenyedia jasa dan pemasok dalam mendukung pelaksanaan kontrak sesuai
dengan kontrak yang telah disetujui dan menjelaskan hubungan koordinasi antara subpenyedia
jasa/pemasok dengan penyedia jasa dalam rangka pengelolaan keselamatan kerja. Penyedia Jasa harus
memastikan bahwa di dalam kontrak antara Penyedia Jasa dan Subkontraktor serta Pemasok telah
menganggarkan Biaya Penerapan SMKK
a. Pemeriksaan Kesehatan
- Memuat prosedur dan/atau petunjuk kerja pengelolaan Kesehatan kerja mencakup: pemeriksaan
kesehatan berkala, pemeriksaan kesehatan khusus, pencegahan penyakit menular dan penyakit akibat
kerja yang ditandatangani oleh Ahli terkait dan Kepala Pelaksana Pekerjaan Konstruksi /Wakil
Manajemen. Prosedur dan/atau petunjuk kerja pengelolaan kesehatan kerja sekurang- kurangnya
mencakup:
Pemeriksaan kesehatan bagi seluruh pekerja dilakukan sebelum atau beberapa saat setelah memasuki masa
•
kerja pertama kali dan secara berkala sekurang-kurangnya sekali dalam setahun.
Terdapat klinik yang dilengkapi dengan sarana dan prasarana kesehatan yang dibutuhkan untuk pekerjaan
• konstruksi yang memiliki risiko besar dan akses terbatas menuju fasilitas kesehatan.
• Data yang diperoleh dari pemeriksaan kesehatan harus dicatat dan disimpan untuk referensi.
• Pertolongan Pertama pada Kecelakaan (P3K)
- Terdapat peralatan P3K dengan jumlah 1 kotak P3K untuk setiap 25 pekerja dan ditempatkan di area
yang mudah dilihat dan dijangkau.
- Isi kotak P3K sekurang-kurangnya sesuai dengan peraturan yang berlaku.
- Isi kotak P3K harus diperiksa secara teratur dan harus dijaga supaya tetap berisi (tidak boleh kosong).
- Covid-19 dengan melakukan kegiatan Fogging yang berkoordinasi dengan puskesmas terdekat dan selalu
mengikuti protokol kesehatan.
- Demam berdarah dengan melakukan kegiatan Fogging yang berkoordinasi dengan puskesmas terdekat.
- HIV/AIDS dengan melakukan tindakan pencegahan melalui sosialisasi sesuai peraturan yang ada.
- Penyakit epidemik lainnya.
- Peningkatan kesegaran jasmani untuk menjamin kebugaran pekerja
- Perlindungan sosial tenaga kerja
Seluruh pekerja memiliki BPJS Ketenagakerjaan dan Kesehatan
D.1. 7.Pengelolaan Lingkungan Kerja
a. Pengukuran Kondisi Lingkungan
- Prosedur dan/atau petunjuk kerja pengelolaan lingkungan kerja
Memuat prosedur dan/atau petunjuk kerja pengelolaan lingkungan kerja terkait pencegahan
pencemaran (terhadap air, tanah, dan udara) yang ditandatangani oleh Penanggung Jawab
Keselamatan Konstruksi dan Kepala Pelaksana Pekerjaan Konstruksi /Wakil Manajemen.
Pengukuran kondisi lingkungan sekurang-kurangnya terdiri atas sebagai berikut:
Sumber Daya
Prosedur dan/atau petunjuk penggunaan pesawat
Penanggung Jawab Peralatan dan Kepala Pelaksana
angkat & angkut (alat berat) dan peralatan konstruksi
Pekerjaan Konstruksi
lainnya
Kepedulian
Komunikasi
Prosedur dan/atau petunjuk kerja induksi Keselamatan Penanggung Jawab Keselamatan Konstruksi dan
Konstruksi (safety induction) Kepala Pelaksana Pekerjaan Konstruksi
Prosedur dan/atau petunjuk kerja pertemuan pagi hari Penanggung Jawab Keselamatan Konstruksi dan
(safety morning) Kepala Pelaksana Pekerjaan Konstruksi
Prosedur dan/atau petunjuk kerja pertemuan Penanggung Jawab Keselamatan Konstruksi dan
kelompok kerja (toolbox meeting) Kepala Pelaksana Pekerjaan Konstruksi
Prosedur dan/atau petunjuk kerja Rapat Keselamatan Penanggung Jawab Keselamatan Konstruksi dan
Konstruksi (construction safety meeting) Kepala Pelaksana Pekerjaan Konstruksi
Prosedur dan/atau petunjuk kerja penerapan informasi Penanggung Jawab Keselamatan Konstruksi dan
bahaya-bahaya Kepala Pelaksana Pekerjaan Konstruksi
Informasi Terdokumentasi
Prosedur pengendalian dokumen atas semua dokumen
Kepala Pelaksana Pekerjaan Konstruksi
yang dimiliki
Pengelolaan Keselamatan Kerja
Prosedur dan/atau petunjuk kerja pelaksanaan
Penanggung Jawab Teknik Konstruksi
pekerjaan
Prosedur dan/atau petunjuk kerja sistem keamanan
Penanggung Jawab Keselamatan Konstruksi
bekerja
Prosedur dan/atau petunjuk kerja sistem izin kerja Penanggung Jawab Keselamatan
Prosedur dan/atau petunjuk kerja pengelolaan Ahli terkait dan Kepala Pelaksana Pekerjaan
kesehatan kerja Konstruksi /Wakil Manajemen
No Nomor Daftar Dokumen Disahkan oleh
Dokumen (Prosedur, Instruksi Kerja)
Pengamanan Lingkungan Kerja
Prosedur dan/atau petunjuk kerja pengamanan Ahli terkait dan Kepala Pelaksana Pekerjaan
lingkungan kerja Konstruksi /Wakil Manajemen
Prosedur dan/atau petunjuk kerja pengelolaan sampah Penanggung Jawab Keselamatan Konstruksi.
Prosedur dan/atau petunjuk kerja Patroli Keselamatan Ahli Teknik terkait atau Penanggung Jawab
Konstruksi Keselamatan Konstruksi & Wakil Manajemen
Prosedur dan/atau instruksi kerja terkait pelaksanaan Ahli Teknik terkait atau Penanggung Jawab
tinjauan manajemen Keselamatan Konstruksi dan Wakil Manajemen
7 Penyediaan dan penyiapan pertolongan pertama pada kecelakaan (P3K), sekurang-kurangnya terdiri atas:
a) Penyediaan petugas P3K yang kompeten;
b) Penyediaan peralatan P3K yang memenuhi ketentuan peraturan perundang-undangan; dan
c) Pencatatan penggunaan peralatan P3K.
b Memberikan pelatihan tanggap darurat yang telah direncanakan;
c Menguji dan melatih kemampuan tanggap darurat yang direncanakan secara berkala;
d Mengomunikasikan informasi yang terkait kepada semua pekerja tentang tugas dan tanggung jawabnya;
e Mengomunikasikan informasi yang terkait kepada sub penyedia jasa dan pemasok, pengunjung, pihak terkait layanan
tanggap darurat, pihak berwenang, dan masyarakat sekitar;
d Perlu melakukan tindakan korektif untuk menghilangkan penyebab kondisi darurat dengan:
1) Menyelidiki kejadian atau meninjau ketidaksesuaian;
2) Menentukan penyebab kejadian atau ketidaksesuaian; dan
3) Memperhitungkan kejadian dan ketidaksesuaian yang pernah terjadi, jika ada.
e Menentukan dan mengimplementasikan tindakan yang diperlukan, termasuk tindakan korektif, sesuai dengan
tingkat pengendalian dan manajemen perubahan;
f Menilai risiko keselamatan konstruksi yang terkait dengan bahaya baru atau yang berubah, sebelum mengambil tindakan;
Pemimpin mendorong Pekerja memperhatikan publikasi yang relevan dengan keselamatan. Pemimpin bersama
dengan Regulasi mendorong pekerja peka terhadap usulan yang diambil. Para pemimpin menampung usulan dari
pekerja tentang bagaimana meningkatkan keselamatan. Keterbukaan individu pada hal ini akan memberikan dampak
yang sangat besar. Kadang kala melaporkan kesalahan yang dilakukan sendiri sangat sukar dilakukan. Sementara
pemantauan atas pelaksanaan prosedur, memerlukan perhatian yang intensif. Keselamatan tetap harus menjadi
tanggungjawab manajemen. Berikut akan diberikan beberapa hal pengalaman praktis pada ketiga tingkatan:
1 Tingkatan Pertama:
a. Pemimpin harus bertekat untuk meningkatkan kinerja keselamatan dan setuju dengan visi keselamatan yang telah
ditetapkan.
b. Para pemimpin memeriksa dan merumuskan keselamatan dan mengkomunikasikannya kepada pekerja.
c. Para pemiimpin harus memeriksa pelatihan keselamatan dan kemudian mengembangkan partisipasi pekerja
dengan meminta pekerja mengidentifikasi pelatihan yang diperlukan. Para manajer menetapkan ukuran kinerja
keselamatan dan menganalisis secam statistik untuk mengetahui kecenderungannya. Mereka dapat saling tukar
informasi dengan pekerja.
2 Tingkatan Kedua :
a. Para pemimpin mendorong manajer untuk sadar bahwa nilai, sikap, dan perilaku pekerja merupakan faktor yang
penting dalam mencapai kinerja keselamatan yang baik dan membantu pekerja untuk ambil bagian dalam
meningkatan kinerja keselamatan.
b. Para pemimpin didorong untuk menggunakan indikator positif saat memberikan informasi pada pekerja tentang
kecenderungan kinerja keselamatan.
c. Para pemimpin mendorong pekerja peka terhadap organisasi lain yang telah sukses dalam meningkatkan kinerja
keselamatan untuk menunjukkan bahwa hal tersebut dapat dicapai. Oleh sebab itu, para pekerja diperkenalkan
pada ide luar yang mungkin baik untuk diambil.
d. Para pemimpin mendorong keterlibatan aktif pekerja dalam meningkatkan keselamatan.
e. Para pemimpin mendorong para pekerja peka terhadap faktor manusia dan memperkenalkan analisis akar sebab.