You are on page 1of 6

PROSES DAN MODEL PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM

KEPERAWATAN DENGAN KONSEP BERFIKIR KRITIS

NUR FAUZIAH SIMAMORA / 181101063


FAUZIAHNUR754@GMAIL.COM

Abstrak
Penulisan kajian ini bertujuan untuk memaparkan bagaimana proses serta model-model yang
digunakan untuk meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan perawat dalam mengambil
keputusan dengan menunggunakan konsep berfikir kritis sehingga bisa diterima semua pihak
yang bersangkutan tidak merugikan pihak manapun.

Perkembangan praktik keperawatan serta tuntutan layanan kesehatan yang semakin berkembang
dan sering mengalami perubahan menyebabkan tugas dalam pengambilan keputusan semakin
berat untuk profesi keperawatan. Dalam praktik langsung dilayanan kesehatan, agar dapat
bekerja sama dengan baik seluruh perawat harus dapat memahami dan menunjukkan
ketrampilannya dalam memecahkan masalah ditengah kondisi yang membutuhkan secara cepat
berfikir krtitis. Oleh karena itu kemampuan yang paling penting untuk diasah dan ditingkatkan
oleh perawat adalah berfikir kritis.

Kata Kunci : Konsep berfikir kritis, Profesi keperawatan, dan Pengambilan Keputusan

Latar Belakang
Perawat merupakan profesi kesehatan yang terpenting dirumah sakit selain karna
jumlahnya yang lebih dominan juga karena merupakan profesi yang memberikan
pelayanan kesehatan secara konstan dan terus menerus selama 24 jam setiap hari kepada
klien.Sehingga setiap upaya untuk meningkatkan kualitas pelayanan rumah sakit harus
juga disertai upaya untuk meningkatkan kualitas pelayanan keperawatan (Yani, 2007).

Asuhan keperawatan bermutu dapat meningkatkan kemampuan berfikir kritis perawat


dalam melakukan pelayanannya. Pelayanan keperawatan didasarkan dengan pendekatan
pengambilan keputusan yang ditingkatkan dengan berfikir kritis (Ignatavicus &
Workman, 2006). Berfikir kritis menurut Sullivan E.J Decker P.J (2001) adalah suatu
proses untuk memeriksa berdasarkan pada asumsi, iterpretasi, evaluasi argumentasi,
imanjinasi dan eksplorasi alternatif serta mengembangkan refleksi yang kritis untuk
mendapatkan kesimpulan sebagai suatu alasan dan justifikasi. Berfikir krtis keperawatan
merupakan perpaduan antara pengetahuan, perilaku dan ketrampilan yang dimiliki
perawat dalam menganalisa keadaan.

Tujuan
Untuk mengetahui proses dan model-model pengambilan keputusan dengan konsep
berfikir kritis agar dapat meningkatkan kemampuan dan ketrampilan perawat dalam
pengambilan keputusan. Pengambilan keputusan tidak dilakukan secara sembrono tapi
harus berdasarkan pada sistematika tertentu. Keputusan yang baik adalah keputusan
yang telah dipilih dari berbagai alternatif yang telah dianalisa secara matang.
Pengambilan keputusan ini bertujuan untuk memilih pilihan yang tepat agar mencapai
hasil yang terbaik sesuai kondisi dan prioritas masalah klien.

Metode
Metode yang digunakan pada kajian ini adalah metode kualitatif yang memberikan
penjelasan dengan menggunakan analisis pada referensi-refensi yang digunakan.

Hasil
Hasil dari kajian ini adalah berfikir kritis akan membantu perawat dalam memecahkan
masalah dan mengambil keputusan dengan baik. Dalam praktek sehari-hari perawat
harus membuat keputusan diagnostik yang terkait dengan tugasnya dalam melakukan
asuhan keperawatan. Perawat selain memberi asuhan keperawatan juga sering kali
dituntut untuk dapat membantu dalam pemecahan masalah yang dihadapi oleh klien.
Oleh karena itu perawat memerlukan pemikiran kritis, ketrampilan interpersonal dan
berlandaskan etika keperawatan sehingga pasien dapat terbantu dalam mengambil
keputusan.

Pembahasan
Dalam penerapan pembelajaran pemikiran kritis di keperawatan, dapat digunakan tiga
model, yaitu: feeling, vision model, dan examine model yaitu sebagai berikut:

1. Feling model, Model ini menerapkan pada rasa, kesan, dan data atau fakta yang
ditemukan. Pemikir kritis mencoba mengedepankan perasaan dalam melakukan
pengamatan, kepekaan dalam melakukan aktifitas keperawatan dan perhatian.
Misalnya terhadap aktifitas dalam pemeriksaan tanda vital,  perawat merasakan
gejala, petunjuk dan perhatian kepada pernyataan serta pikiran klien.

2. Vision model, Model ini dingunakan untuk membangkitkan pola pikir,


mengorganisasi dan menerjemahkan  perasaan untuk merumuskan hipotesis,
analisis, dugaan dan ide tentang permasalahan perawatan kesehatan klien, beberapa
kritis ini digunakan untuk mencari prinsip-prinsip pengertian dan  peran sebagai
pedoman yang tepat untuk merespon ekspresi.

3. Exsamine model, Model ini dungunakan untuk merefleksi ide, pengertian dan visi.
Perawat menguji ide dengan  bantuan kriteria yang relevan. Model ini digunakan
untuk mencari peran yang tepat untuk analisis, mencari, meguji, melihat
konfirmasi, kolaborasi, menjelaskan dan menentukan sesuatu yang berkaitan
dengan ide.

Model-model pengambilan keputusan akan membuat keputusan yang berbeda


sesuai dengan kondisi yang ada. Salah satu pengklasifikasian model-model pengambilan
keputusan ini adalah keputusan terprogram dan keputusan tidak terprogram.

1. Keputusan Terprogram (Programmed Decision)

Suatu masalah yang pemecahannya dilakukan secara berulang-ulang atau direncanakan


dengan sistematis maka disebut keputusan decision. Keputusan yang akan dibuat
menurut kebiasaan, aturan, dan standar operasional prosedur yang berlaku. Keputusan
ini dapat dibuat secara tertulis ataupun tidak tertulis. Dalam keperawatan pengambil
keputusan ini harus mempertimbangkan kualitas pelayanan pada klien, adanya
kenyamanan baik bagi klien maupun perawat, dan bisa diterima oleh pihak manapun.

Keputusan ini juga harus menyediakan alternatif lain yang cocok dengan permasalahan.
Konsekuensi yang mungkin terjadi harus sudah dipertimbangkan sebelum alternatif
dibuat. Pembuat keputusan harus mengevaluasi keputusan yang telah diambil agar tidak
ada penyimpangan atau kesalahan yang terjadi. Contoh pengambilan keputusan ini di
rumah sakit adalah persiapan klien untuk melakukan operasi.

2. Keputusan Tidak Terpogram (Non Programmed Decision)


Keputusan tidak terprogram merupakan keputusan yang masalahnya tidak biasa atau
khusus. Pada rumah sakit biasanya keputusan ini diambil tidak hanya dengan satu
tenaga kesehatan tetapi diikuti tenaga kesehatan lain. Pengambil keputusan ini harus
memiliki kreativitas tinggi dalam pemecahan masalah, dikarenakan sifat permasalahan
yang penting dan harus segera diselesaikan

Proses pengambilan keputusan dengan konsep berfikir kritis terbagi menjadi dua
juga. Pengambilan keputusan dalam keperawatan merupakan adalah hal yang sangat
penting karena akan memengaruhi asuhan keperawatan yang karena diberikan.
Pengambilan keputusan ini sendiri mencakup semua penilian dari segala aspek dan
kegiatan yang diperlukan guna untuk mencari pilihan keputusan yang terbaik. Sesuai
model pengambilan keputusan terdapat dua proses pengambilan keputusan yaitu proses
rutin dalam pengambilan keputusan terprogram dan proses kreatif dalam pengambilan
keputusan tak terprogram.

 Proses rutin (Keputusan terprogram)

1) Identifikasi Masalah

2) Pemilihan Alternatif

3) Alternatif piluhan

4) Implementasi keputusan

5) Evaluasi

 Proses kreatif (Keputusan tak terprogram)

1) Merasa adanya kebutuhan

2) Persiapan

3) Pematangan pemikiran

4) Penjelasan

5) Pembuktian

6) Implementasi keputusan
7) Evaluasi

Penutup
Pengambilan keputusan merupakan proses pemecahan masalah yang berfokus pada
analisa situasi yang sulit untuk mengambil solusi yang memutuskan permasalah
tersebut. Pengambilan keputusan dengan konsep berfikir kritis dalam keperawatan
merupakan hal yang kompleks, karena menyangkut permasalahan manusia. Oleh karena
itu seorang perawat dituntut untuk dapat memutuskan sesuatu dengan baik dan tidak
merugikan orang lain yang berlandaskan etika profesi keperawatan.

Dalam pengambilan keputusan perawat harus mempertimbangkan segala aspek, baik


dari pasien itu sendiri, keluarga pasien, tenaga kesehatan lain, dan psiko, sosial, dan
cultural yang diterapkan, Perawat juga harus ikut membantu klien ataupun keluarga
klien dalam mengambil keputusan yang berhubungan dengan kesehatan klien. Oleh
sebab itu sangat penting untuk perawat dalam belajar dan memahami bagaimana
mengambil keputusan yang tepat dan tidak melanggar etika profesi keperawatan diikuti
konsep berfikir kritis yang sudah dimiliki perawat itu sendiri.

Referensi
Bandiyah, Siti. (2017). Ketrampilan Dasar Keperawatan. Yogyakarta: Nuha Medika

Deniati, dkk. (2018). Pengaruh Berfikir Kritis Terhadap Kemampuan Perawat


Pelaksana Dalam Melakukan Asuhan Keperawatan di Rumah Sakit Hermina
Bekasi Tahun 2016. Jurnal Kesehatan Holistik, 12(1), 21-24

Deswani. (2009). Proses Keperawatan dan Berfikir Kritis. Jakarta: Salemba Medika.

Fathi, A, A & Simamora, R.H. (2019, March). Investigating nurses’ coping strategies in
their workplace as an indicator of quality of nurses’ life in Indonesia: a
preliminary study. In IOP Conference Series: Earth and Environmental Science
(Vol.248, No.1, p.012031). IOP Publishing

Fisher, Alec. (2009). Berfikir Kritis Sebuah Pengantar. Jakarta: Erlangga


Haryanto, A. (2014). Hubungan Berfikir Kritis dan Waktu Tanggap Perawat dengan
Kualitas Asuhan Keperawatan di Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit Islam
Surabaya. Jurnal Sebelas Maret

Hastuti, W. (2017). Aplikasi Concept Mapping Dalam Pemberian Asuhan Keperawatan


di Stase Maternitas. Jurnal Keperawaran dan Pemikiran Ilmiah. 3(3), 19-22

Heni. (2017). Berfikir Kritis Dalam Proses Keperawatan. Jurnal Keperawatan, 3(1), 26-
29

Hutahaen, Serii. (2010). Konsep dan Dokumentasi Proses Keperawatan. Jakarta: Trans
Info Media Jakarta

Kowiyah. (2012). Kemampuan Berfikir Kritis. Jurnal Pendidikan Dasar, 3(5), 175-178

Mulyaningsih. (2013). Peningkatan Perilaku Caring Melalui Kemampuan Berfikir Kritis


Perawat. Jurnal Keperawatan. 1(2), 100-104

Patmawati, dkk. (2018). Efektifitas Metode Pembelajaran Klinik Terhadap Kemampuan


Berfikir Kritis dan Kepercayaan Diri Mahasiswa Keperawatan. Jurnal
Keperawatan Muhammadiyah, 3(2), 89-92

Potter, A.P., & Perry, G.A. (2010). Fundamental Keperawatan Buku I Edisi 7. Jakarta:
Salemba Medika

Sudono, dkk. (2017). Gambaran Kemampuan Berfikir Kritis Perawat Primer Dalam
Pelaksaan Asuhan Keperawatan di Rumah Sakit Islam Surakarta. Jurnal Ilmu
Keperawatan Indonesia, 10(1), 81-84

Sumijatun. (2009). Konsep Dasar dan Aplikasi Pengambilan Keputusan Klinis. Jakarta:
Trans Info Media Jakarta

You might also like