You are on page 1of 17

LAPORAN PRAKTIKUM BIOTEKNOLOGI TANAMAN

“KULTUR JARINGAN”

Oleh:

Nama : Danu Dwi Putra


Nim : 185040201111082
Kelompok : 02
Praktikum : Bioteknologi Tanaman
Asisten 1 : M Rif’at Najib

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI


FAKULTAN PERTANIAN
UNIVERSITAS BRAHWIJAYA
MALANG
2019
LEMBAR PENGESAHAN

Mengetahui Asisten Bioteknologi

M Rif’at Najib

NIM. 176040200011006

Tanggal acc:............................
1. PENDAHULUAN

Salah satu perbanyakan tanaman secara vegetatif adalah


dengan cara kultur jaringan. Kultur jaringan merupakan perbanyakan
tanaman yang sudah modern. Kultur jaringan berbeda dengan
perbanyakan vegetatif secara tradisional. Kultur jaringan
memerlukan teknik, media tanam, serta ruangan yang mendukung
tumbuh dan perkembangannya. Tujuan dari kultur jaringan adalah
dengan memperbanyak tanaman dengan isolasi organ yang
produktif. Sehingga hasil akhir dari kultur jaringan adalah tanaman
baru yang sama dengan induknya.

Kultur jaringan perlu dilakukan dizaman sekarang ini


karena permasalah dalam bidang pertanian. Dengan kultur jaringan
bibit dapat dihasilkan tidak tergantung musim, bibit yang dihasilkan
seragam seperti induknya serta waktu yang dibutuhkan relatif
singkat. Itulah mengapa kultur jaringan penting dilakukan pada
bidang pertanian.

a. Tujuan
Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui cara melakukan
perbanyakan tanaman dengan kultur jaringan pada tanaman krisan.

b. Manfaat
Praktikum ini bertujuan agar mahasiswa dapat melakukan
perbanyakan tanaman dengan kultur jaringan pada tanaman krisan
serta mengetahui perkembangannya lebih lanjut.
2. TINJAUAN PUSTAKA

a. Bagian-bagian Tanaman yang Bisa Digunakan Sebagai


Eksplan
Menurut Yusnita (2003), penggunaan eksplan yang bersifat
meristematik umumnya memberikan keberhasilan pembentukan
embrio somatik yang lebih tinggi. Eksplan yang dapat digunakan
berupa aksis embrio zigotik muda dan dewasa, kotiledon, mata tunas,
epikotil maupun hipokotil. Umur fisiologi, umur ontogenik, ukuran
eksplan, serta bagian tanaman yang diambil merupakan hal yang
harus dipertimbangkan dalam memilih eksplan yang akan digunakan
sebagai bahan awal kultur. Umumnya bagian tanaman yang
digunakan sebagai eksplan merupakan jaringan muda yang aktif
tumbuh. Jaringan tanaman yang masih 16 muda mempunyai daya
regenerasi lebih tinggi, sel aktif membelah diri, dan relatif bersih.
Bagian tanaman yang dapat digunakan sebagai eksplan adalah biji
atau bagian-bagian biji seperti aksis embrio atau kotiledon, tunas
pucuk, potongan batang satu buku (nodal eksplan), potongan akar,
potongan daun, potongan umbi batang , umbi akar, empulur batang,
umbi lapis dengan dan bagian batang, dan bagian bunga. Menurut
Utomo (2005), dalam rekayasa genetika tanaman berupa
pembentukan tunas adventif, eksplan yang dapat digunakan adalah
eksplan buku kotiledon.

b. Tahapan Sterilisasi Eksplan


Sterilisasi adalah proses untuk mematikan atau
menonaktifkan spora dan mikroorganisme sampai ke tingkat yang
tidak memungkinkan lagi berkembang biak atau menjadi sumber
kontaminan selama proses perkembangan berlangsung. Proses
sterilisasi yang tidak sempurna akan menimbulkan adanya
kontaminasi. Kontaminasi yang umum terjadi adalah kontaminasi
oleh cendawan dan bakteri. Komposisi medium kultur jaringan yang
mengandung gula, vitamin, asam asam amino, garam-garam
anorganik, air, zat pengatur tumbuh, dan bahan pemadat sangat
menguntungkan untuk pertumbuhan cendawan dan bakteri. Bila
diberi kesempatan maka organisme tersebut akan tumbuh dengan
cepat, dan dalam waktu singkat akan menutupi permukaan medium
dan eksplan yang ditanam. Selanjutnya organisme ini menyerang
eksplan melalui bekas luka pemotongan pada saat perlakuan
sterilisasi. Beberapa jenis mikroorganisme melepaskan senyawa
beracun ke dalam medium kultur yang dapat menyebabkan kematian
eksplan (Zulkarnain, 2009). Prinsip dasar sterilisasi eksplan adalah
mensterilkan eksplan dari berbagai mikroorganisme, tetapi
eksplannya tidak ikut mati. Setiap tanaman memerlukan perlakuan
khusus sehingga sebelum mengulturkan tanaman baru perlu
melakukan percobaan sterilisasi.
Tahapan sterilisasi untuk bahan kultur pertama-tama dengan
cara eksplan dibersihkan dengan menggunakan air bersih, kemudian
dibersihkan juga dengan menggunakan larutan detergen, kloro dan
fungisida (Yuwono, 2012). Sterilisasi ada bermacam-macam.
Sterilisasi ada secara fisik, kimia dan mekanik. Sterilisasi secara fisik
dapat menggunakan udara panas oven, pemijaran langsung, uap
bertekanan, uap panas, pemanasan dengan menggunakan bakterisida,
air mendidih, sinal ultraviolet serta radiasi. Selanjutnya sterilisasi
secara kimia dapat dilakukan dengan pemaparan gas atau uap untuk
membunuh mikroorganisme serta sprora yang terdapat pada bahan
eksplan. Serta sterilisasi secara mekanik dapat dilakukan dengan
penyaringan (Sari, 2011).

c. Perkembangan Kultur Jaringan


Tahapan kultur jaringan meliputi inisiasi, multiplikasi,
perpanjangan dan induksi akar (pengakaran), dan aklimatisasi.
Kegiatan inisiasi meliputi persiapan eksplan, sterilisasi eksplan
hingga mendapatkan eksplan yang bebas dari mikroorganisme
kontaminan. Multiplikasi merupakan tahap perbanyakan eksplan
dengan subkultur (pemindahan eksplan dalam media baru yang berisi
Zat Pengatur Tumbuh (ZPT)) secara berulang-ulang untuk
mempertahankan stok bahan tanaman (eksplan). Pengakaran
merupakan kegiatan terakhir sebelum planlet dipindahkan ke kondisi
luar. Aklimatisasi ialah proses pemindahan/pengadaptasian planlet
dari kondisi in vitro ke kondisi luar/lapangan (Kumar dkk, 2011).
3. METODOLOGI

a. Alat dan Fungsi

Alat Fungsi

Pinset Untuk mengambil eksplan

Pisau scalpel Untuk memotong eksplan

Cawan petri Wadah pemotongan eksplan

Wadah media kultur yang telah


Botol kultur berisi MS

Mensterilkan selama kegiatan


LAFC pengkulturan

Stopwatch Untuk mengukur waktu

Plastik Untuk menutup botol kultur

Untuk mengikat plastik pada


Karet botol kultur

Busen Untuk mensterilkan alat kultur

b. Bahan dan Fungsi

Bahan Fungsi

Tunas pucuk tanaman Krisan Sebagai organ eksplan

Media MS Sebagai media kultur

Alkohol 90% Untuk sterilisasi alat

Alkohol 70% Untuk sterilisasi tangan atau


pengultur

Cloroks (Bayclin) Untuk mensterilisasi eksplan


dari bakteri

Benlate atau Fungisida Untuk mensterilisasi eksplan


dari jamur

Detegen Untuk mensterilisasi eksplan


dari kotoran

Aquades steril Untuk membilas dan


membersihkan alat

Tissue steril Untuk mengeringkan eksplan

c. Langkah Kerja
1. Proses Sterilisasi Eksplan

Potong nodus batang atau pucuk tanaman krisan sesuai


kebutuhan (lebihkan ukuran pemotongannya)

Masukan ke dalam botol yang telah berisi detergen dan


kocok selama 5 menit, bilas dengan air bersih

Masukan ke dalam botol yang telah berisi cloroks dan


kocok selama 5 menit, bilas dengan aquades

Masukan ke dalam botol yang telah berisi fungisida dan


kocok selama 5 menit, bilas dengan aquades
Masukan ke LAFC

2. Penanaman Eksplan
Siapkan alat dann bahan serta plantet yang telah
Sebelum digunakan,disterilisasi
bersihkan LAFC kemudian
sterilkan dengan sinar UV selama 15 menit

Sebelum melakukanpenanaman, semprotkan alkohol


70% pada tangan dan semua botol yang akan digunakan

Masukan plantet kedalam LAFC

Ambil plantet keringkan dengan tissue steril

Plantet dipotong dengan pisau scalpel diatas petridish.


Sebelum dan sesudah menggunahakn pinset maupun
scalpel celupkkan ke dalah ethanol 90%, lalu bakar pada
nyala api bunsen

Tanam eksplan pada media tanam yang bibir botolnya


sudah disterilkan dengan cara dibakar pada nyala api
bunsen
Botol kultur ditutup plastik lalu diikat denganj karet
gelang

Beri label pada botol kultur dan simpan botol kultur


tersebut pada ruang kultur

d. Analisa perlakuan
1. Proses Sterilisasi
Amati perkembangannya
Pertama-tama menyiapkan alatselama
dan14 bahan
hari yang akan
digunakan. Kemudian memotong batang atau pucuk tanaman krisan
sesuai kebutuhan. Lalu memasukkan kedalam botol yang telah berisi
detergen yang berfungsi untuk membersihkan eksplan dari kotoran
dan kocok selama 5 menit dan bilas dengan air bersih. Selanjutnya
memasukkan kedalam botol yang telah berisi clorok 30% untuk
membunuh bakteri serta kocok selama 5 menit dan bilas dengan
aquades. Kemudian memasukkan kedalam botol yang telah berisi
fungisida yang berfungsi untuk membunuh jamur dan kocok selama
5 menit lalu bilas dengan aquades. Terakhir memasukkan kedalam
botol yang telah berisi aquades steril dan masukkan kedalam LAFC.

2. Penanaman Eksplan
Pertama-tama menyiapkan alat dan bahan serta plantet yang
telah disterilkan. Sebelum digunakan membersihkan LAFC dan
mensterilkan dengan sinar UV selama 15 menit. Setelah itu sebelum
memulai penanaman, menyemprotkan alkohol 70% pada tangan.
Lalu memasukkan plantet kedalam LAFC dan mengambil plantet
serta keringkan dengan menggunakan tissue steril. Sebelum pisau
scalpel dan pinset digunakan celupkan kedalam alkohol 90% dan
bakar pada api bunsen. Selanjutnya memotong plantet dengan pisau
scalpel diatan petridish. Kemudian menanam eksplan pada media
tanam yang bibir botolnya sudah disterilkan dengan cara
membakarnya pada api bunsen. Lalu menutup botol kultur dengan
pastik dan ikat dengan menggunakan karet gelang. Selanjutnya
simpan botol kultur yang telah ditanam dengan eksplan kedalam
ruang kultur. Terakhir mengamati perkembangannya selama 14 hari.

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

a. Keadaan Eksplan

Keadaan eksplan yang telah ditanam

Hasil dari praktikum yang telah dilakukan, setelah 7 HST


eksplan mulai terganggu dan mulai mengalami kontaminasi. Dimana
pada eksplan tersebut terdapat jamur yang ditandai warna putih di
sekitar tanaman eksplan tersebut.

b. Pembahasan
Berdasarkan hasil praktikum, setelah 7 HST terdapat tanda-
tanda kontaminasi dari jamur sehingga disekitar tanaman eksplan
terdapat warna putih-putih yang berkembang. Menurut Arif dkk
(2014) kontaminasi umumnya terjadi seminggu setelah tanam atau
pada 7 HST. Bakteri merupakan kontaminan yang sering muncul
dengan menunjukkan warna putih atau kekuningan pada eksplan
yang terserang. Kontaminan bakteri sering muncul pada eksplan
yang biasanya terdapat kesalahan dalam proses sterilisasi (Mastuti,
2017). Kontaminasi terjadi akibat kesalahan sterilisasi yang tidak
sesuai dengan prosedur namun teknik sterilisasi standar juga tidak
dapat menghilangkan kontaminan internal. Menurut Maryerni (2015)
faktor utama kontaminasi adalah karena kurang sterilnya alat kultur
jaringan, sehingga kontaminan pada eksplan yang dikulturkan
dimungkinkan terjadi akibat alat-alat yang kurang steril. Selain itu
Oratmangun (2017) juga mengatakan kontaminasi dapat terjadi dari
eksplan baik eksrenal maupun internal, mikroorganisme yang masuk
kedalam media, botol kultur ataupun alat-alat tanam yang kurang
steril, ruang kerja dan kultur yang kotor (mengandung spora di udara
ruangan laboratorium) serta kebocoran dalam pelaksanaannya.
Untuk membuat kondisi aseptik dapat dipakai pemanasan autoklaf,
desinfektan atau lampu ultraviolet (UV). Sehingga mikroba-mikroba
penggangu dapat dimatikan.
5. PENUTUP

Kultur jaringan merupakan perbanyakan tanaman secara


vegetatif. Sterilisasi eksplan terdapat 3 cara yaitu secara fisik, kimia
dan mekanik. Sterilisasi alat dapat menggunakan alkohol dan
sterilisasi bahan dapat menggunakan detergen, clorox dan fungisida.
Hasil pada praktikum ini tanaman eksplan mengalami kontaminasi
yang ditandai adanya jamur pada sekitar tanaman eksplan dengan
menggunakan tanaman krisan. Dari hasil praktikum yang telah
dilakukan dapat disimpulkan bahwa kultur jatingan membutuhkan
ketelitian agar dapat memperoleh hasil yang diinginkan. Pembuatan
kultur jaringan sangat rentan terhadap pertumbuhan jamur sehingga
dibutuhkan alat dan bahan yang steril.
DOKUMENTASI

Tanaman Krisan sebagai bahan


yang dikulturkan

Memotong tanaman krisan untuk


mengambil bahan kultur

Bagian dari tanaman krisan yang


digunakan sebagai bahan
eksplan

Sterilisasi eksplan dengan


menggunakan detergen
Sterilisasi eksplan dengan
menggunakan clorox

Sterilisasi eksplan dengan


menggunakan fungisida

Mencuci eksplan dengan air


bersih

Mensterilkan pinset dengan api


bunsen

Mensterilkan botol kultur


dengan api bunsen
Memasukkan potongan eksplan
pada botol kultur yang sudah
steril sengan posisi vertikal

Memanaskan bibir botol kultur


yang sudah berisi potongan
eksplan

Menutup botol kultur dengan


plastik dan diikat dengan
menggunakan karet gelang

Menyimpan botol kultur yang


telah ditanam eksplan pada
ruang kulrtur
DAFTAR PUSTAKA

Arif, N, A. Azhar dan W. Teguh. 2014. Induksi Gadung (Diocorea


haspido) Secara Invitro. Jurnal 4 (3): 202-207
Kumar, A.A., K. Karthick, Arumugam, K. P., 2011. Properties of
Biodegradable Polymers and Degradatin for Sustainable
Development. International Journal of Chemical Engineering
and Applications, 2(3), 164-167
Maryerni, R. 2015. Inisiasi dan Penggandaan Tunas Resmi pada
Berbagai Konsentrasi Sitokinin melalui Teknik Kultur Jaringan
stigma. Jakarta: Agromedia Pustaka
Mastuti, R. 2017. Dasar-dasar Kultur Jaringan Tumbuhan. Malang:
UB Press
Oratmangun, K.M. 2017. Deskripsi Jenis-jenis Kontaminan dari
Kultur Kalkus Catharanthus roseus (L.) G. Don. Jurnal MIPA
UNSRAT 6(1): 47-52
Sari, R. 2011. Sterilisasi: Konsep dan Metode. Surabaya: Airlangga
University Press
Utomo, M. 2005. Bahan Baku Pengelolaan Lahan Kering
Berkelanjutan. Universitas Lampung. Bandar Lampung. 25 hlm
Yusnita. 2003. Kultur jaringan: Cara Memperbanyak Tanaman
Secara Efisien. Agro Media Pustaka, Jakarta. 105 hlm
Yuwono. 2012. Bioteknologi Pertanian. Yogyakarta: UGM Press
Zulkarnain. (2009). Dasar-dasar Hortikultura. Jakarta: Bumi Aksara

You might also like